Laporan Pendahuluan Hiv Aids
Laporan Pendahuluan Hiv Aids
HIV-AIDS
Disusun Oleh:
KELOMPOK
Vika Puspita Sari : PK 115 017 039
Serlin Tondu : PK 115 017 036
Delvita Kolu : PK 115 017 008
Yul Nutricia : PK 115 017 040
Nur Fadilah : PK 115 017 047
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
Pathway
Infeksi opurtinistik
Ketidakseimbang
an nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut WHO:
1. Gejala mayor:
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
Demensia/ HIV ensefalopati
2. Gejala Minor
Batuk menetap lebih dari 1 bulan
Dermatitis generalisata
Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang
Kandidias orofaringeal
Herpes simpleks kronis progresif
Limfadenopati generalisata
Retinitis virus Sitomegalo
E. STADIUM HIV-AIDS
Perjalanan penyakit HIV/AIDS dibagi dalam tahap -tahap berdasarkan
keadaan klinis dan jumlah CD4(Cluster of Differentiaton). Menurut WHO
(2006) tahapan infeksi HIV/AIDS terbagi menjadi 4 stadium klinis:
1. Stadium klinis I – Periode Jendela
Sejak virus masuk sampai terbentuk anti body (berlangsung 15 hari – 3
bulan).
Keluhan yang sering muncul seperti sakit flu biasa dan bila diberi obat
akan berkurang atau sembuh, kadang terdapat limfadenopati
generalisata.
Hasil tes negatif, namun orang yang sudah terinfeksi ini sudah dapat
menularkan pada orang lain.
CD4 nya 500-1000.
2. Stadium klinis II – HIV posotif asimtomatik (tanpa gejala)
Terlihat seperti orang sehat pada umumnya. Waktunya antara 3 bulan
s/d 5-10 tahun.
Virus HIV mulai berkembang. Hasil tes positif.
CD4 nya 500-750.
3. Stadium klinis III – Muncul gejala
Sudah tampak gejala tetapi masih umum seperti penyakit lainnya.
Keluhan yang sering muncul : sariawan, kandidiasis mulut persisten,
selera makan hilang, demam berkepanjangan > 1 bulan, diare kronis
yang tidak jelas penyebabnya > 1 bulan, kehilangan BB > 10%, timbul
bercak-bercak merah di bawah kulit, pembesaran kelenjar limfe
(kelenjar getah bening) secara tetap dan merata dan tidak hanya muncul
di satu tempat berlangsung >1 bulan.
CD4 nya 100-500
4. Stadium klinis IV – Masuk ke kondisi AIDS
Sistem kekebalan tubuh rusak parah, tubuh menjadi lemah terhadap
serangan penyakit apapun
Ditandai dengan adanya bermacam-macam penyakit, meliputi
Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan,
pernafasan, paru-paru dan berbagai kanker
F. CARA PENULARAN
G. KOMPLIKASI
1. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral,
gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia
oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan, keletihan dan cacat.
2. Neurologik
- kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human
Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan
kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan
isolasi social.
- Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek :
sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
- Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan
maranik endokarditis.
- Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV)
3. Gastrointestinal
- Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat
badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi
- Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat
illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikterik,demam atritis.
- Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan
sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.
4. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus
influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas
pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
5. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis
karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek
nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.
6. Sensorik
- Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
- Pendengaran : otitis eksternal akut
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Melakukan tes VCT (Voluntary Counseling and Testing). Konseling dan tes
HIV sukarela yang terdapat hampir di seluruh rumah sakit.
Pemeriksaan laboratorium untuk HIV/AIDS dibagi atas tiga kelompok:
1. Pembuktian adanya antibodi (Ab) atau antigen (Ag) HIV.
HIV terdiri dari selubung , kapsid dan inti.Masing- masing terdiri
dari protein yang bersifat sebagai antigen dan menimbulkan pembentukan
antibodi dalam tubuh yang terinfeksi. Jenis antibody yang penting untuk
diagnostik diantaranya adalah antibody gp41, gp140, dan p24.
Teknik pemeriksaan adalah sebagai berikut.
a. Tes untuk menguji Ab HIV. terdapat berbagai macam cara yaitu ELISA,
Western Blot, RIPA dan IFA
b. Tes untuk menguji antigen HIV dapat dengan cara pembiakan virus,
antigen P24 dan PCR
2. Pemeriksaan status imunitas
Pada pasien AIDS dapat ditemui anemia leukopenia/limfopenia,
trombositopenia dan displasia sumsum tulang normo atau hiperselular. Test
kulit DHT (Delayed Type Hypersensitiviti) untuk tuberkulin dan kandida
yang hasilnya negatif atau energi menunjukan kegagalan imunitas selular.
Dapat terjadi poliklonal hypergamma globulinemiayang menunjukan
adanya rangsangan nonspesifik terhadap sel B untuk membentuk imunitas
humoral
3. Pemeriksaan terhadap infeksi oportunistik dan keganasan
Infeksi oportunistik atau kanker sekunder yang ada pada pasien
AIDS diperiksa sesuai dengan metoda diagnostik penyakitnya masing-
masing. Misalnya pemeriksaan makroskopik untuk kandidiasis, PCP,TBC
Paru dll. Adapun pemeriksaan peunjang lain seperti aboraturium rutin,
serologis, radiologis, USG, CTScan, bronkoskopi, pembiakan,
histopatologis dll.
I. PENATALAKSANAAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / istirahat
Gejala: Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya,
progresi kelelahan / malaise, Perubahan pola tidur
Tanda: Kelemahan otot, menurunnya massa otot
Respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi
jantung, pernapasan
2. Sirkulasi
Gejala: Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia); perdarahan
lama pada cedera (jarang terjadi)
Tanda: Takikardia, perubahan TD postural, Menurunnya volume nadi
perifer, Pucat atau sianosis: perpanjangan kapiler
3. Integritas ego
Gejala:
- Faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan, mis: dukungan
keluarga, hubungan dengan orang lain
- Penghasilan, gaya hidup tertentu dan stres spiritual
- Mengkhawatirkan penampilan: alopesia, lesi cacat dan menurunnya BB
- Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna,
rasa bersalah, Kehilangan kontrol diri dan depresi
Tanda:
- Mengingkari, cemas, defresi, takut, menarik diri
- Perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata
kurang
- Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala
yang sama
4. Eliminasi
Gejala:
- Diare yang intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa disertai
kram abdominal
- Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda:
- Feces dengan atau tanpa disertai mukus dan narah, Diare pekat yang
sering
- Nyeri tekan abdominal, Lesi atau abses rectal, personal
- Perubahan dalam jumlah, warna dan karakteristik urin
5. Makanan / cairan
Gejala:
- Anoreksia, perubahan dalam kemampuan mengenali makanan / mual /
muntah, Disfagia, nyeri retrostenal saat menelan
- Penurunan berat badan: perawakan kurus, menurunnya lemak subkutan
/ massa otot, turgor kulit buruk, Lesi pada rongga mulut, adanya
selaputnya putih dan perubahan warna
- Kesehatan gigi / gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal
- Edema (umum, dependen)
6. Higiene
Gejala: Tidak dapat menyelesaikan aktivitas
Tanda: Memperlihatkan penampila yang kurang rapi, Kekurangan dalam
banyak atau perawatan diri, aktivitas perawatan diri
7. Neurosensori
Gejala:
- Pusing, pening / sakit kepala, perubahan status mental. Kehilangan
ketajaman atau kemampuan diri untuk mengatasi masalah, tidak
mampu mengingat dan konsentrasi menurun, Kerusakan sensasi atau
indera posisi dan getaran
- Kelemahan otot, tremor dan perubahan ketajaman penglihatan
- Kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak menunjukkan
perubahan paling awal)
Tanda:
- Perubahan status mental dan rentang antara kacau mental sampai
dimensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kesadaran menurun, apatis,
retardasi psikomotor / respon melambat
- Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak
realistis
- Timbul refleksi tidak normal, menurunnya kekuatan otot dan gaya
berjalan ataksia
- Tremor pada motorik kasar / halus, menurunnya motorik
- Vocalis: hemi paresis; kejang
- Hemoragi retina dan eksudat
8. Nyeri / kenyamanan
Gejala :
- Nyeri umum atau local, sakit, rasa terbakar pada kaki
- Sakit kepala (keterlibatan ssp)
- Nyeri dada pleuritis
Tanda:
- Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan
- Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan / pincang
- Gerak otot melindungi bagian yang sakit
9. Pernapasan
Gejala:
- Napas pendek yang progresif
- Batuk (sedang sampai parah), produktif / non produktif sputum (tanda
awal dari adanya PCP mungkin batuk spasmodic saat napas dalam)
- Bendungan atau sesak dada
Tanda:
- Takipnea, distres pernapasan
- Perubahan pada bunyi napas / bunyi napas adventisius
- Sputum: kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum)
10. Keamanan
Gejala :
- Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses
penyembuhannya
- Riwayat menjalani transfusi darah yang sering atau berulang (mis:
hemofilia, operasi vaskuler mayor, insiden traumatis)
- Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut
- Riwayat / berulangnya infeksi dengan PHS
- Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu intermitten /
memuncak; berkeringat malam
Tanda:
- Perubahan integritas kulit: terpotong, ruam mis: ekzema, eksantem,
psoriasis, perubahan warna / ukuran mola; mudah terjadi memar yang
tidak dapat dijelaskan sebabnya
- Rektum, luka-luka perianal atau abses
- Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada 2 area tubuh
atau lebih (mis: leher, ketiak, paha)
- Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya
berjalan
11. Seksualitas
Gejala:
- Riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual
dengan pasangan yang positif HIV, pasangan seksual multipel, aktivitas
seksual yang tidak terlindung dan seks anal
- Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks
- Penggunaan kondom yang tidak konsisten
- Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan
terhadap virus pada wanita yang diperkirakan dapat karena peningkatan
kekurangan (pribilitas vagina)
Tanda: Kehamilan atau resiko terhadap hamil
12. Genetalia: Manifestasi kulit (mis: herpes, kulit); rabas
13. Interaksi sosial
Gejala:
- Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis: kehilangan kerabat /
orang terdekat, teman, pendukung, rasa takut untuk
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakan / kehilangan
pendapatan
- Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang
meninggal akibat AIDS
- Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu
membuat rencana
Tanda:
- Perubahan pada interaksi keluarga / orang terdekat
- Aktivitas yang tidak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi/ kerusakan jaringan karena adanya
keluhan nyeri, perubahan denyut nadi, kejang otot, ataksia, lemah otot dan
gelisah.
2. ketidakseimbangan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
mual, peradangan mulut, sulit menelan
3. resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare kronis
4. resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi
dan ketidak seimbangan muskuler (melemahnya otot-otot pernafasan)
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi
metabolisme, ketidakseimbangan kemampuan untuk berkonsentrasi,
kejang
C. RENCANA KEPERAWATAN
2 ketidakseimbangan Tujuan : kebutuhan 1. Kaji kemampuan untuk 1. Lesi mulut, tenggorokan dan
nutrisi yang nutrisi terpenuhi, mengunyah, perasakan esophagus dapat
kurang dari dengan KH : dan menelan. menyebabkan disfagia,
kebutuhan tubuh penurunan kemampuan
- mempertahanka
berhubungan mual, pasien untuk mengolah
n berat badan
peradangan mulut, makanan dan mengurangi
atau
sulit menelan keinginan untuk makan.
memperlihatkan 2. Auskultasi bising usus
2. Hipermotilitas saluran
peningkatan
intestinal umum terjadi dan
berat badan
- bebas dari tanda- dihubungkan dengan muntah
tanda malnutrisi dan diare, yang dapat
- menunjukkan mempengaruhi pilihan diet
perbaikan 3. Anjurkan makan atau cara makan.
tingkat energy. sedikit tapi sering 3. Membantu mencegah dan
berupa makanan padat menghindari rasa mual
nutrisi
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/39371622/ASKEP_AIDS_H
IV.docx
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/54851904/LAPORAN_PEN
DAHULUAN_HIVAIDS_MITHA.docx
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/53524119/ASKEP_pasien_d
engan_Kasus_HIV_AIDS.docx
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/56748290/KELOMPOK_4_
HIV_AIDS.docx