DISUSUN OLEH:
1. Nur Aeni Khasanah ( S16047)
2. Siti Zumrotun Mufidah
3. Dhini Aminarti
4. Ika Susilowati
5. Yunda
6. Kiki Nia
A. PENGERTIAN
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang
biasanya disertai dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot,
rupture tendon, kerusakan pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh
dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadinya fraktur jika tulang
dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smeltzer,
2010).
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.
Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang
berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak
langsung (Sjamsuhidajat & Jong, 2011).
C. Manifestasi Klinik
D. Komplikasi
1. Umum
a. Shock
b. Kerusakan organ
c. Kerusakan saraf
d. Emboli lemak
2. Dini
a. Cedera arteri
3. Lanjut
b. Degenerasi sendi
c. Penyembuhan tulang terganggu
d. Mal union
e. Non union
f. Delayed union
g. Cross union
Trauma,petologis/kelelahan
PK.
Hemora Discontinuitas tl, Fraktur Krisis situasi
gi pembuluh darah terbuka/tertutup
jaringan Reposis/reduk si
Pk.
Sindrome
Risiko
komparte trauma/cedera Terbuka Tertutup
men tambahan
Risiko
infeksi
Tekanan Fiksasi
Grkan Frag Tl, Keterbatas Fiks.E
sumsum internal:
odem,jar,otot an ktr nal
tulang plat.scrue
mobilisasi
lebih
tinggi dari
Tind.Pembedah Pk Syok, Imolisasi
tek kapiler
an pk. penekan
hemoragik an jar.
Kerusakan Risk
Globulin infeksi Spasme
neuro Kerusakan
lemak otot Risk.
muskuler mobilitas
kerusa
fisik
kan
Aliran integrit
pemb.drh Risk kerusakan as kulit
neuromuskuler Defisit perawatan
diri
Pk.Emboli
Nyeri akut
Masuk ke
otak,
paru,ginjal
Risk Kerusakan
Hipoksi,takipn pertkrn gas
ea
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi
Nyeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri, namun
karena terluka jaringan disekitar tulang yang patah tersebut. Untuk
mengurangi nyeri tersebut, dapat diberikan obat penghilang rasa nyeri
dan juga dengan tehnik imobilisasi (tidak menggerakkan daerah yang
fraktur). Tehnik imobilisasi dapat dicapai dengan cara pemasangan bidai
atau gips.
Bidai dan gips tidak dapat mempertahankan posisi dalam waktu yang
lama. Untuk itu diperlukan lagi tehnik yang lebih mantap seperti
pemasangan traksi kontinyu, fiksasi eksternal, atau fiksasi internal
tergantung dari jenis frakturnya sendiri.
a. Penarikan (traksi) :
1) Traksi manual
Tujuannya adalah perbaikan dislokasi, mengurangi fraktur, dan
pada keadaan emergency
b) Traksi skeletal
Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang
merupakan balanced traction. Dilakukan untuk
menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal / penjepit
melalui tulang / jaringan metal.
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang
masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantuang pada
tahap ini. Tahap ini terbagi atas:
a. Anamnesa
1) Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa
yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi,
golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
2) Keluhan Utama
6) Riwayat Psikososial
a) Aktivitas istirahat
Tanda : Keterbatasan / kehilangan fungsi pada bagian terkena
mungkin segera setelah fraktur itu sendiri atau terjadi secara
sekunder dari pembengkakan jaringan nyeri.
b) Sirkulasi
Tanda : HT (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap
nyeri / ansietas) atau hipotensi (kehilangan darah),
Takikardia (respon stress, hivopolemia)
c) Neurosensori
Gejala : Hilang gerakan atau sensasi , spasme otot, kesemutan
d) Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera mungkin
terlokalisasi pada area jaringan / kerusakan tulang dapat
berkurang pada imobilisasi. Tak ada nyeri akibat kerusakan
saraf spasme atau kram otot (setelah imobilisasi)
e) Keamanan
Tanda : Laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan, perubahan
warna, pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap
atau tiba-tiba)
f) Penyuluhan
Gejala : Lingkungan tidak mendukung (menimbulkan cedera)
pengetahuan terbatas.
Intervensi :
Intervensi ;
Intervensi :
2) Kaji kwalitas nadi perifer, distal, aliran kapiler, warna kulit pada
fraktur.
R : Untuk memantau kondisi perkembangan vaskuler klien.
Kriteria evaluasi ; Tidak ada dipsnea/ apnea, RR dan GDA dalam batas
normal
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
3) Beri informasi yang penting dan benar kepada pasien tentang terapi
sesuai intruksi
R : Agar pasien mengerti tentang prosedur terapi yang diberikan,
Intervensi :
I. BIODATA
1. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn. S
Alamat : Bringin, Salatiga
Umur : 48 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Umur : 45 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Wiru, Semarang
Hubungan dengan klien : Adik
Keterangan:
: Laki-laki : Tinggal serumah
: Perempuan : Pasien
: Menikah
: Keturunan
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi 1x sehari 3 hari sekali
Konsistensi Lunak Lunak
Jumlah ± 250 cc ± 250 cc
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. BAK
Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi 6-7x sehari 6-7x sehari
Jumlah urine ± 250 cc / BAK ± 250 cc / BAK
Warna Putih bening Kuning
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Analisa Keseimbangan Cairan Selama Perawatan
Intake Output Analisa
a. Minuman 1000 cc d. Urine 1750 cc Intake : 2800 cc
b. Makanan 300 cc e. Feses 250 cc Output : 2031,25 cc
c. Infus 1500 cc f. IWL 15 x 50 kg
24 jam
= 31,25 cc
Total 2800 cc Total 2031,25 cc Balance : 768,75 cc
4. Leher : tidak ada jejas, tidak ada pergeseran trakhea, tidak ada
pembesaran kelenjar typoid, tidak ada nyeri saat menelan
5. Dada (Thorax)
a. Paru-Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi
dinding dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Pekusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
b. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5
Perkusi : pekak
Auskultasi : lupdup, tidak ada bunyi tambahan
Analisa : normal
6. Abdomen
Inspeksi : permukaan dada=perut
Auskultasi : bising usus 12x / menit
Perkusi : tympani
Palpasi : tida ada masa
Analisa : normal
7. Genetalia : tidak terpasang kateter
Analisa : Normal
8. Rektum : Tidak ada hemoroid, tidak ada masalah
Analisa : normal
9. Ekstremitas
a. Atas
Kekuatan otot kanan dan kiri : 5/1
ROM kanan dan kiri : aktif/ tidak aktif
Perubahan bentuk tulang : ada
Perabaan akral : hangat
Pitting edema : < 2 detik
5 1
b. Bawah
Kekuatan otot kanan dan kiri : 5/5
5 5
ROM kanan dan kiri : aktif/aktif
Perubahan bentuk tulang : tidak ada
Perabaan akral : hangat
Pitting edema : < 2 detik