PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Disusun Oleh :
1847241014
KELAS 28C
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami ini.Shalawat serta salam
tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW
yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah
pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-
satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Selanjutnya dengan rendah hati kami
meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami
revisi kembali.Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini
masih memiliki banyak kekurangan.Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya
kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian
makalah ini hingga rampungnya makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami buat
ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I ASAS ASAS KEWARGANEGARAAN
BAB II HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
BAB III PENDIDIKAN BELA NEGARA
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
I. KETATANEGARAAN
2. Asas Ius Soli (law of the soil) secara terbatas merupakan asas yang
menetukankewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang
diberlakukanterbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
undang-undangini.
Berdasarkan undang-undang ini anak yang lahir dari perkawinan seorang wanita WNI dengan
pria WNA, maupun anak yang lahir dari perkawinan seorang wanita WNA dengan pria WNI,
sama-sama diakui sebagai Warga Negara Indonesia. Anak tersebut akan berkewarganegaraan
ganda, dan setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin maka anak tersebut harus
menentukan pilihannya, dan pernyataan untuk memilih tersebut harus disampaikan paling
lambat 3 (tiga) tahun setelah anak berusia 18 tahun atau setelah kawin.
Pemberian kewarganegaraan ganda ini merupakan perkembangan baru yang positif bagi
anak-anak hasil perkawinan campuran. Namun perlu di telaah, apakah pemberian dua
kewarganegaraan ini akan menimbulkan permasalahan baru dikemudian hari atau tidak,
karena bagaimanapun memiliki kewarganegaraan ganda berarti tunduk kepada dua yurisdiksi,
dan apabila dikaji dari segi hukum perdata internasional kewarganegaraan ganda memiliki
potensi masalah, misalnya dalam hal penentuan status personal yang didasarkan pada asas
nasionalitas, maka seorang anak berarti akan tunduk pada ketentuan negara nasionalnya. Bila
ketentuan antara hukum negara yang satu dengan yang lainnya tidak bertentangan maka tidak
ada masalah, namun bagaimana bila terdapat pertentangan antara hukum negara yang satu
dengan yang lain, lalu pengaturan status personal anak itu akan mengikuti kaidah negara yang
mana, dan bagaimana bila ketentuan yang satu melanggar asas ketertiban umum pada
ketentuan negara yang lain.
Asas kewarganegaraan yaitu daklam berfikir untuk menentukan masuk dan tidaknya
seseorang menjadi anggota/warga dari suatu negara. Adapaun asas-asas yang dianut dalam
Undang-Undang No.12 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:
a) Asas Ius Soli (Low of The Soli) Adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan Negara tempat kelahiran.
b) Asas Ius Sanguinis ( Law of The Blood) Adalah penentuan kewarganegaraan
berdasarkan keturunan/pertalian darah. Artinya penentuan kewarganegaraan
berdasarkan kewarganegaraan orang tuanya bukan berdasarkan negara tempat
kelahiran.
c) Asas Kewarganegaraan Tunggal Adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan
bagi setiap orang.
d) Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas Adalah asas menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai gengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.
Selain asas tersebut di atas, beberapa asas juga menjadi dasar penyusunan UndanUndang
tentang Kewarganegaraan RI
Berdasarkan UU No.12 Tahun 2006 telah disebutkan beberapa cara untuk memperoleh
kewarganegaraan RI secara rimgkas.
V. HILANGNYA KEWARGANEGARAAN RI
Berdasarkan Undang-Undang No.12 Tahun 2006 seseorang warga negara Indonesia akan
kehilangan kewarganegaraannya bila memenuhi hal-hal berikut:
1. Asas Kewarganegaraan
Sesuai undang-undang No.12 tahun 2006 bahwa untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan
melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 maka asas kewarganegaraan meliputi
asas kewarganegaraan umum atau universal yaitu asas ius sanguinis, ius soli, dan campuran.
Adapun asas yang dianut dalam UU No. 12 tahun2006 adalah berikut ini.
2. Pewarganegaraan (Naturalisasi)
Negara Republik Indonesia memberi kesempatan kepada orang asing (bukan warga
negara) untuk menjadi warga negara. Dalam hal permohonan kewarganegaraan atau
naturalisasi. Naturalisasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu naturalisasi biasa dan
istimewa.
a. Naturalisasi Biasa
Persyaratan menjadi kewarganegaraan Republik Indonesia menurut undang-undang
kewarganegaran adalah sebagai berikut.
- Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin
- Pada waktu pengajuan permohonan sudah bertempat tinggal diwilayah Negara
sedikitnya 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut.
- Sehat jasmani dan rohani.
- Dapat berbahasa Indonesia dan mengakui dasar negara Pancasila dan UUD 1945.
- Tidak pernah dijatuhi pidana karena tindak pidana yang diancam sanksi penjara 1
tahun atau lebih.
- Tidak menjadi berkewarganegaraan ganda.
- Mempunyai pekerjaan atau penghasilan tetap.
- Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara sebesar ketentuan peraturan
pemerintah.
Nauralisasi istemewa di neara RI dapat diberikan kepada warga negara asing yang
status kewarganegaraannya sebagai berikut.
- Anak WNI yang lahir diluar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun atau belum
kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing.
- Anak WNI yang belum berusia 5 tahun meskipun secara sah sebagai anak oleh WNA
berdasarkan penetapan pengadilan, tetap sebagai WNI.
- Perkawinan WNI dan WNA baik sah maupun tidak sah dan diakui orang tuanya yang
WNI, atau perkawinan yang melahirkan anak di wilayah RI meskipun status
kewarganegaraan orang tuanya tidak jelas berakibat anak berkewarganegaraan ganda
hingga usia 18 tahun atau sudah kawin.
- Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis dan disampaikan
kepada pjabat dengan melampirkan dokumen sebbagaimana ditentukan dalam
perundang-undangan.
- Perbuatan untuk memilih kewarganegaraan disampaikan dalam waktu paling lambat 3
tahun setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin.
- Warga asing yang telah berjasa kepada negara RI dengan pernyataannya sendiri
(permohonan) untuk menjadi warga negara RI, atau dapat diminta oleh negara RI.
Kemudian mereka mengucapkan sumpah atau janji setia. Cara ini diberikan oleh
Presiden dengan persetujuan DPR.
c. Akibat Pewarganegaraan
Di Negara Indonesia, hak-hak sebagai warga negara diatur dalam Undang-Undang Dasar
1945 dan Undang-Undang No.39 tahun 1999 tentang HAM. Secara umum dibedakan
menjadi beberapa hak yakni:
Hak berkeluarga;
Hak untuk hidup;
Hak untuk dapat mengembangkan diri;
Hak kebebasan pribadi;
Hak untuk mendapatkan keamanan;
Hak untuk memperoleh keadilan;
Hak dalam ikut serta pemerintahan;
Hak untuk mendapatkan pekerjaan dan kesejahteraan yang layak;
Hak untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara
B. Contoh kewajiban warga negara :
Selain hak, seorang warga negara juga memiliki kewajiban sebagai warga negara yakni:
Kewajiban untuk mengakui pemerintahan yang sah;
Kewajiban untuk menjunjung tinggi pemerintahan;
Kewajiban untuk patuh pada hukum dan peraturan perundang-undangan;
Kewajiban untuk ikut serta dalam membela negara serta mempertahankan keamana
negara;
Kewajiban untuk menghormati Hak Asasi Manusia orang lain;
Kewajiban untuk tuntuk pada pembatasan yang telah ditetapkan oleh undang-undang;
Kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai.
Adapun kewajiban sebagai warga Negara yang di atur dalam pasal-pasal yaitu :
Wajib berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia
dari serangan musuh. (asal 30 ayat (1) UUD 1945)
Wajib membayar pajak dan retribusi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. (UUD 1945)
Wajib menaati dan menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan tanpa
terkecuali serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. (pasal 28J ayat 1)
Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. (pasal 28J
ayat 2)
Tiap negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk memajukan bangsa ke arah
yang lebih baik. (pasal 28)
Pasal 27 (1) wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
Pasal 27 (3) wajib membela Negara
Pasal 31 (2) wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya
Dalam Undang-Undangan Dasar 1945 ada pasal yang mencantumkan mengenai hak dan
kewajiban, seperti :
Pasal 26, ayat (1) – yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
undang-undang.
Pasal 27, ayat (1) – segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada
ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
Pasal 28 – kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 30, ayat (1) – hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan
undang-undang
tni, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Bela Negara diartikan sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen
dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.
Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik
atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-
fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa
dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-
orang yang menyusun bangsa tersebut.
Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk
menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Nasionalisme adalah rangkaian kecintaan dan kesadaran dalam proses berkehidupan dalam
negara dan bangsa, serta upaya untuk menumbuhkan rasa cinta pada tanah air. Selain itu,
pembelaan bisa dilakukan dengan cara menumbuhkan keaktifan dalam berperan aktif untuk
mewujudkan kemajuan bangsa dan negara.
Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer.Subyek dari konsep ini adalah
tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau
sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer).Beberapa negara (misalnya Israel,
Iran) dan Singapura memberlakukan wajib militer bagi warga yang memenuhi syarat (kecuali
dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental atau keyakinan
keagamaan).Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan
layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama
masa perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negara
dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat
melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial
Britania Raya. Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan
militer, seperti Amerika Serikat National Guard.
Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk
beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional. Sebuah pasukan cadangan
militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut sebagai cadangan
militer, yang merupakan kelompok atau unit personel militer tidak berkomitmen untuk
pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak
terduga, memperkuat pertahanan negara.
Hal ini menunjukkan adanya asas demokrasi dalam bela Negara yang mencakup dua
arti.Pertma, bahwa setiap warga Negara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang
pembelaan Negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan perundang-undang
yang berlaku. Ke dua, bahwa setiap wrga Negara harus turut serta dalam setiap usaha bela
Negara sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.
3. Menurut Pasal 9 ayat (2) UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
keikutsertaan warga Negara dalam usaha pembelaan Negara diselenggarakan melalui
pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar militer secara wajib, pengabdian sebagai
prajurit TNI secara sukarela maupun wajib, dan pengabdian sesuai profesi masing-
masing.
1) Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Anggota resimen mahasiswa tersebut merupakan komponen bangsa yang telah memiliki
pemahaman dasar-dasar kemiliteran dan bias didayagunakan daam kegiatan pembelaan
terhadap Negara.
Pengabdiana sesuai profesi adalah pengabdian warga Negara yang mempunyai profesi
tertentu untuk kepentingan pertahanan Negara.
Perwujudan nasionalisme dalam setiap aspek kehidupan dapat dimulai dari pemahaman akan
kebhinekaan bangsa Indonesia.
Apabila aktualisasi nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika ini menjadi dasar dalam kehidupan
berbangsaa dan bernegara, dapat memnimalkana segala bentuk ancaman yang dapat
menggangu keutuhan NKRI.
3.)Setiap invidu dalam masyarakat wajib turut serta dalam menjaga keamanan di
lingkungannya.
Dalam hal ini ada beberapa dasar pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan motivasi
setiap warga Negara untuk ikut serta membela Negara Indonesia.
a. Pengalaman sejarah
b. Kedudukan wilayah gerografis Nusantara yang strategis
c. Jumlah penduduk yang besar
d. Kekayaan sumber daya alam
e. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan
f. Kemungkinan timbulnya bencana perang
e. Hak dan Kewajiban dalam Bela Negara
Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus dikomando
dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela negara tidak harus dalam
wujud perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain seperti :
a. Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling)
b. Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri
c. Belajar dengan tekun pelajaran atau mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan atau
PKn.
f. Fungsi dan Tujuan Bela Negara
Tujuan bela negara, diantaranya:
4. Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan kemampuan
diri.
6. Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
Mengenal dan mencintai tanah air agar selalu waspada dan siap membela tanah air
Indonesia terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dapat
membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Indikator cinta tanah air meliputi:
Sadar sebagai warna bangsa negara Indonesia dalam bentuk tingkah laku, sikap, dan
kehidupan pribadi agar dapat bermasyarakat sesuai dengan kepribadian bangsa. Indikator
nilai kesadaran berbangsa dan bernegara meliputi:
memiliki kesadaran keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan adat istiadat.
melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
mengenal keragaman individu di rumah dan di lingkungannya.
berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia.
berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.
Pancasila sebagai pedoman dan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna mencapai tujuan nasional. Rasa yakin akan
Pancasila sebagai ideologi negara dicapai dengan menumbuhkan kesadaran:
Rela berkorban
Rela berkorban untuk bangsa dan negara.Bersedia mengorbankan waktu, tenaga, pikiran
dan harta benda untuk kepentingan umum sehingga pada saatnya nanti siap mengorbankan
jiwa raga bagi kepentingan bangsa dan negara. Indikator rela berkorban bagi bangsa dan
negara meliputi:
bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara.
siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.
memiliki kepedulian terhadap keselamatan bangsa dan negara.
memiliki jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan/atau
golongan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asas kewarganegaraan adalah dasar hukum bagi kewarganegaraan untuk penduduk
(warga) sebuah negara. Orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh pada
kekuasaan atau wewenang negara lain. Negara lain tidak berhak memperlakukan kaidah-
kaidah hukum kepada orang yang bukan warga negaranya.Penduduk suatu negara juga
dibedakan menjadi warga negara dan warga negara asing.Warga negara adalah mereka yang
secara hukum merupakan anggota suatu negara.Adapun warga negara asing adalah mereka
yang belum menjadi warga negara. Jika mereka ingin menjadi warga negara, mereka harus
melalui proses yang disebut naturalisasi.
Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain tanpa
terkecuali. Persamaaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai
kecemburuan sosial yang dapat memicu berbagai permasalahan di kemudian hari.Hak adalah
suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum.Suatu kepentingan yang
dilindungi oleh hukum.Baik pribadi maupun umum.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan " Syarat-syarat
tentang pembelaan diatur dengan undang-undang."Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib
ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan
hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
B. Saran
Masyarakat harus pintar menanggapi isu-isu yang terjadi di masyarakat dan
memperhatikan dampak yang timbul dari apa yang ia kerjakan.
DAFTAR PUSTAKA