Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“ASAS KEWARGANEGARAAN, HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA,


PENDIDIKAN BELA NEGARA”

Disusun Oleh :

ANDI ARMELIA HALIFAH PUTRI

1847241014

KELAS 28C

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami ini.Shalawat serta salam
tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW
yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah
pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-
satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Selanjutnya dengan rendah hati kami
meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami
revisi kembali.Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini
masih memiliki banyak kekurangan.Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya
kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian
makalah ini hingga rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami buat
ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

WATAMPONE, 24 NOVEMBER 2018

ANDI ARMELIA HALIFAH PUTRI


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I ASAS ASAS KEWARGANEGARAAN
BAB II HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
BAB III PENDIDIKAN BELA NEGARA
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

ASAS ASAS KEWARGANEGARAAN

I. KETATANEGARAAN

Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 menyebutkan,


Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara.
Dan Undang-Undang Kewarganegaraan yang baru ini tengah memuat asas-asas
kewarganegaraan umum ataupun universal. adapun asas-asas yang dianut dalam
undang-undang ini antara lain :

1. Asas Ius Sanguinis (law of blood) merupakan asas yang menentukan


kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat
kelahiran.

2. Asas Ius Soli (law of the soil) secara terbatas merupakan asas yang
menetukankewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang
diberlakukanterbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
undang-undangini.

3. Asas Kewarganegaraan Tunggal merupakan asas yang menentukan satu


kewarganegaraan bagi setiap orang.

4. Asas Kewarganegaraan Ganda terbatas merupakan asas yang


menetukankewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalamundang-undang ini.

Undang-undang kewarganegaraan pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda


(bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang
diberikan kepada anak dalam undang-undang ini merupakan suatu pengecualian. Mengenai
hilangnya kewarganegaraan seorang anak hanya apabila anak tersebut tidak memiliki
hubungan hukum dengan ayahnya, dan hilangnya kewarganegaraan ayah atatu ibu tidak
secara otomatis menyebabkan kewarganegaraan seorang anak menjadi hilang.

Berdasarkan undang-undang ini anak yang lahir dari perkawinan seorang wanita WNI dengan
pria WNA, maupun anak yang lahir dari perkawinan seorang wanita WNA dengan pria WNI,
sama-sama diakui sebagai Warga Negara Indonesia. Anak tersebut akan berkewarganegaraan
ganda, dan setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin maka anak tersebut harus
menentukan pilihannya, dan pernyataan untuk memilih tersebut harus disampaikan paling
lambat 3 (tiga) tahun setelah anak berusia 18 tahun atau setelah kawin.

Pemberian kewarganegaraan ganda ini merupakan perkembangan baru yang positif bagi
anak-anak hasil perkawinan campuran. Namun perlu di telaah, apakah pemberian dua
kewarganegaraan ini akan menimbulkan permasalahan baru dikemudian hari atau tidak,
karena bagaimanapun memiliki kewarganegaraan ganda berarti tunduk kepada dua yurisdiksi,
dan apabila dikaji dari segi hukum perdata internasional kewarganegaraan ganda memiliki
potensi masalah, misalnya dalam hal penentuan status personal yang didasarkan pada asas
nasionalitas, maka seorang anak berarti akan tunduk pada ketentuan negara nasionalnya. Bila
ketentuan antara hukum negara yang satu dengan yang lainnya tidak bertentangan maka tidak
ada masalah, namun bagaimana bila terdapat pertentangan antara hukum negara yang satu
dengan yang lain, lalu pengaturan status personal anak itu akan mengikuti kaidah negara yang
mana, dan bagaimana bila ketentuan yang satu melanggar asas ketertiban umum pada
ketentuan negara yang lain.

Kewarganegaraan Indonesia Yang dimaksud dengan kewarganegaraan Indonesia menurut


Undang-Undang No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:

a) Setiap orang yang berdasarkan perundang-undangan dua/atau berdasarkan perjanjian


Pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku sudahmenjadi WNI.
b) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI.
c) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu WNA.
d) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI.
e) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi ayahnya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut.
f) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia
dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI.
g) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI.
h) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sh dari seorang ibu WNA sebagai anaknya
dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum
kawin.
i) Anak yang lahir di wilayah Negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas ststus
kewarganegaraan ayah dan ibunya.
j) Anak yang bearu lahir yang ditemukan di wilayah Negara RI selama ayah dan ibunya
tidak diketahui.
k) Anak yang lahir di wilayah Negara RI apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
l) Anak yang dilahirkan di luar wilayah Negara RI dari seorang ayah dan ibu WNI yang
karena ketentuan dari negara setempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepadas anak yang bersangkutan.
m) Anak dari seorang ayah dan ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah dan ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah dan menyatakan jannji setia.

II. ASAS KEWARGANEGARAAN

Asas kewarganegaraan yaitu daklam berfikir untuk menentukan masuk dan tidaknya
seseorang menjadi anggota/warga dari suatu negara. Adapaun asas-asas yang dianut dalam
Undang-Undang No.12 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:

a) Asas Ius Soli (Low of The Soli) Adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan Negara tempat kelahiran.
b) Asas Ius Sanguinis ( Law of The Blood) Adalah penentuan kewarganegaraan
berdasarkan keturunan/pertalian darah. Artinya penentuan kewarganegaraan
berdasarkan kewarganegaraan orang tuanya bukan berdasarkan negara tempat
kelahiran.
c) Asas Kewarganegaraan Tunggal Adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan
bagi setiap orang.
d) Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas Adalah asas menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai gengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.

II. ASAS KEWARGANEGARAAN LAINNYA

Selain asas tersebut di atas, beberapa asas juga menjadi dasar penyusunan UndanUndang
tentang Kewarganegaraan RI

a. Asas kepentingan nasional asalah asas yang menentukan bahwa peraturan


kewarganegaraan mengutamanakn kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad
mempertahankan kedaulatan sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita.
b. Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlindungan penuh kepada setiap warga Negara RI dalam keadaan
apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
c. Asas persamaan si dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan
bahwa setiap warga Negara RI mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum
dan pemerintahan.
d. Asas kebenaran substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya
bersifat administratif, tetapi jiga substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e. Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakanperlakuan dalam segala hal
awal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan,
jenis kelamin dan gender.
f. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas yang
sama dalam segala hal awal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin,
melindungi dan memuliakan hak asasi manusia.
g. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau
kehilangan Kewarganegaraan RI diumumkan dalam Berita Negara RI agar
masyarakat mengetahuinya.

III. UNDANG-UNDANG KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA


Beberapa peraturan perundang-undangan tentang kewarganegaraan RI setelah
Indonesia merdeka antara lain sebagai berikut:

a. UUD 1945 pasal 26


b. Undang-Undang No.3 Tahun 1946
c. Hasil persetujuan Konfrensi Meja Bundar
d. Undang-Undang No.62 Tahun 1958
e. Undang-Undang No.3 Tahun 1976
f. Undang-Undang RI No.12 Tahun 2006

IV. CARA UNTUK MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN

Berdasarkan UU No.12 Tahun 2006 telah disebutkan beberapa cara untuk memperoleh
kewarganegaraan RI secara rimgkas.

a. Memenuhi persyaratan pewarganegaraan RI.


b. Pemohon mengajukan permohonan pewarganegaraan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia dengan materai secukupnya kepada Presiden melalui menteri yang
disampaikan kepada pejabat.
c. Pemohon wajib menyerahkan dokumen atau surat-surat keimigrasian atas namanya
kepada kantor imigrasi dalam waktu 14 hari kerja setelah pengucapan sumpah atau
pernyataan jamji setia.
d. Menteri mengumunkan nama orang yang telah memperoleh kewarganegaraan dalam
Berita Negar RI.
e. Ketentuan lebih lanjut tentang tata caara mengajukan dan memperoleh
kewarganegaraan RI diatur dalam Peraturan Pemerintah.

V. HILANGNYA KEWARGANEGARAAN RI

Berdasarkan Undang-Undang No.12 Tahun 2006 seseorang warga negara Indonesia akan
kehilangan kewarganegaraannya bila memenuhi hal-hal berikut:

a. Memilih kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.


b. Tidak menolak dan tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu.
c. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin presiden.
d. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing.
e. Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara
asing.

B. Asas Kewarganegaraan dan Pewarganegaraan

1. Asas Kewarganegaraan

Sesuai undang-undang No.12 tahun 2006 bahwa untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan
melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 maka asas kewarganegaraan meliputi
asas kewarganegaraan umum atau universal yaitu asas ius sanguinis, ius soli, dan campuran.
Adapun asas yang dianut dalam UU No. 12 tahun2006 adalah berikut ini.

a. Asas Ius Soli


Adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan Negara tempat
kelahiran. Bagi negara indonesia penentuan yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang tersebut.

b. Asas Ius Sanguinis


Adalah penenuan kewarganegaraan berdasarkan keturunan atau pertalian darah. Artinya
penentuan kewarganegaraan seseorang berdasarkan kewarganegaraan orang tuanya, bukan
berdasarkan negara tempat tinggalnya.

c. Asas Kewarganegaraan Tunggal


Adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.

d. Asas Kewaganegaraan Ganda Terbatas


Adalah asas menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam undang-undang ini. Undang-undang ini pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan
(apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam undangundang
ini merupakan suatu pengecualian. Namun ada suatu negara dalam menentukan
kewarganegaraannya hanya menggunakan asas ius soli atau ius sanguinis saja, maka dapat
mengakibatkan dua kemungkinan yang terjadi yaitu bipatride dan apatride.

Bipatride (dwi kewarganegaraan) yaitu kewarganegaraan rangkap/ganda. Dengan demikian


mengakibatkan ketidakpastian status orang yang bersangkutan dan kerumitan administrasi
tentang kewarganegaraan tersebut. Apatride (tanpa kewarganegaraan) yaitu seseorang tanpa
memiliki kewarganegaraan. Dengan demikian keadaan apatride ini mengakibatkan seseorang
tidak akan mendapat perlindungan dari negara manapun juga. Contoh negara yang
menerapkan asas ius soli adalah Amerika Serikat, sedangkan yang menerapkan asas ius
sanguinis adalah Cina. Seorang warga negara Cina yang meahirkan anak di Amerika Serikat,
menurut asas yang dianut oleh masing-masing negara tersebut memiliki dua
kewarganegaraan yaitu warga negara Amerika Serikat dan warga negara Cina. Sebaliknya
warga Negara Amerika Serikat yang melahirkan seorang anak di Cina menurut asas tersebut
tidak memiliki kewarganegaraan (apatride).
Untuk mengatasi keslitan diatas diadakan perundingan dengan negara lain untuk menentukan
pewarganegaraan seseorang terdapat 2 macam stetsel yaitu stetsel pasif dan aktif. Stetsel
pasif adalah semua penduduk diakui sebagai wargnegara kecuali ia menolak menjadi warga
negara atau hak repudiasi. Stetsel aktif adalah untuk menjadi warga negara seseorang harus
menggunakan hak opsi atau hak untuk memilih menjadi warga negara.

2. Pewarganegaraan (Naturalisasi)

Negara Republik Indonesia memberi kesempatan kepada orang asing (bukan warga
negara) untuk menjadi warga negara. Dalam hal permohonan kewarganegaraan atau
naturalisasi. Naturalisasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu naturalisasi biasa dan
istimewa.

a. Naturalisasi Biasa
Persyaratan menjadi kewarganegaraan Republik Indonesia menurut undang-undang
kewarganegaran adalah sebagai berikut.
- Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin
- Pada waktu pengajuan permohonan sudah bertempat tinggal diwilayah Negara
sedikitnya 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut.
- Sehat jasmani dan rohani.
- Dapat berbahasa Indonesia dan mengakui dasar negara Pancasila dan UUD 1945.
- Tidak pernah dijatuhi pidana karena tindak pidana yang diancam sanksi penjara 1
tahun atau lebih.
- Tidak menjadi berkewarganegaraan ganda.
- Mempunyai pekerjaan atau penghasilan tetap.
- Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara sebesar ketentuan peraturan
pemerintah.

b. Naturlisasi Istimewa (Luar Biasa)

Nauralisasi istemewa di neara RI dapat diberikan kepada warga negara asing yang
status kewarganegaraannya sebagai berikut.

- Anak WNI yang lahir diluar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun atau belum
kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing.
- Anak WNI yang belum berusia 5 tahun meskipun secara sah sebagai anak oleh WNA
berdasarkan penetapan pengadilan, tetap sebagai WNI.
- Perkawinan WNI dan WNA baik sah maupun tidak sah dan diakui orang tuanya yang
WNI, atau perkawinan yang melahirkan anak di wilayah RI meskipun status
kewarganegaraan orang tuanya tidak jelas berakibat anak berkewarganegaraan ganda
hingga usia 18 tahun atau sudah kawin.
- Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis dan disampaikan
kepada pjabat dengan melampirkan dokumen sebbagaimana ditentukan dalam
perundang-undangan.
- Perbuatan untuk memilih kewarganegaraan disampaikan dalam waktu paling lambat 3
tahun setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin.
- Warga asing yang telah berjasa kepada negara RI dengan pernyataannya sendiri
(permohonan) untuk menjadi warga negara RI, atau dapat diminta oleh negara RI.
Kemudian mereka mengucapkan sumpah atau janji setia. Cara ini diberikan oleh
Presiden dengan persetujuan DPR.

c. Akibat Pewarganegaraan

Pewarganegaraan membawa akibat hukum pasangan kawin campuran dan anakanaknya


yang menjadi warga negara karena pewarganegaraan. Berikut adalah akibat dari
pewarganegaraan:

- Setiap orang yang bukan WNI diperlakukan seperti orang asing.


- Kehilangan kewarganegaraan RI bagi suami atau istri yang terikat perkawinan sah
tidak menyebabkan kehilangan status kewarganegaraan itu.
- Anak yang belum berumur 18 tahun dan belum kawin yang mempunyai hubungan
hukum kekeluargaan dengan ayahnya sebelum ayah itu memperoleh kewarganegaraan
RI turut memperoleh kewarganegaraan RI.
- Seorang anak yang lahir dari perkawinan WNA dan WNI tanpa memandang
kedudukan hukukm ayahnya baik sah maupun tidak sebelum usia 18 tahun memiliki
kewarganegaran ganda. Setelah 18 tahun diharuskan memilih kewaranegaraan.
- Anak yang lahir di wilayah negara RI yang saat lahir tidak jelas kedudukan orang
tuanya atau tidak diketahui orang tuanya merupakan kewarganegaraan RI.
- Anak dibawah usia 5 tahun telah ditetapkan secara sah sebagai anak WNA
berdasarkan pengadilan, tetap diakui sebagai WNI.
BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
1. PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN
A. HAK
Pengertian hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan sesuatu yang mestinya kita
terima atau bisa dikatakan sebagai hal yang selalu kita lakukan dan orang lain tidak boleh
merampasnya entah secara paksa atau tidak.Dalam hal kewarganegaraan, hak ini berarti
warga negara berhak mendapatkan penghidupan yang layak, jaminan keamanan,
perlindungan hukum dan lain sebagainya.
Hubungan antara warga negara dengan negaranya sendiri dibatasi oleh hak dan kewajiban
masing-masing. Secara umum, bisa menggolongkan hak negara sebagai berikut:
a. Hak memaksa, yaitu hak untuk memaksakan peraturan-peraturan negara secara
legal atau sah
b. Hak monopoli, yaitu hak untuk memonopoli dalam menetapkan tujuan bersama
dari masyarakat (menyangkut hajat orang banyak)
c. Hak mencakup semua, yaitu hak untuk mencapai tujuan negara yaitu menciptakan
ketertiban, kedaimaian dan kesejahteraan untuk semua masyarakat
B. KEWAJIBAN
Pengertian kewajiban adalah suatu hal yang wajib kita lakukan demi mendapatkan hak atau
wewenang kita.Bisa jadi kewajiban merupakan hal yang harus kita lakukan karena sudah
mendapatkan hak.Tergantung situasinya.Sebagai warga negara kita wajib melaksanakan
peran sebagai warga negara sesuai kemampuan masing-masing supaya mendapatkan hak kita
sebagai warga negara yang baik.
Selain memiliki hak, negara juga memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
perangkat-perangkatnya seperti presiden, DPR, menteri, polisi, tentara dll. Secara umum
kewajiban negara adalah sebagai berikut:
a. Membuat dan menetapkan peraturan atau undang-undang agar tercipta ketertiban,
keamanan, kenyamana, keharmonisan, kesejahteraan dan keadilan masyarakat;
b. Melaksanakan pengawasan serta melakukan pengontrolan terhadap perturan yang
telah ditetapkan;
c. Berkewajiban untuk menjamin, melindungi serta memelihara hak-hak warga
negara.

2. CONTOH HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA


A. Contoh hak warga negara
Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara yang dalam
perkembangannya dikenal sebagai Hak Asasi Manusia (HAM). Secara umum, HAM dapat
kita bagi menjadi beberapa hak yakni:

 Hak asasi pribadi, misalnya mengemukakan pendapat dan kebebasan berkeyakinan;


 Hak asasi ekonomi, misalnya kebebasan dalam membeli, menjual atau memiliki
sesuatu;
 Hak assi sosial dan kebudayaan, misalnya hak untuk mendapatkan pendidikan yang
layak serta pengembangan kebudayaan;
 Hak politik dan sipil, misalnya kebebasan dalam memilih dalam pemilihan umum,
kebebasan berpolitik;
 Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan
pemerintahan, misalnya mendapatkan perlindungan hukum yang sama antara warga
negara yang satu dengan warga negara yang lain;
 Hak asasi untuk mendapatkan perlindungan serta perlakuan sesuai tata cara peradilan,
misalnya pada saat penggeledahan atau penangkapan.
Adapun hak-hak sebagai warga Negara yang di atur dalam pasal-pasal, yaitu :
 Berhak mendapat perlindungan hukum (pasal 27 ayat (1))
 Berhak mendapakan pekerjaan dan penghidupan yang layak. (pasal 27 ayat 2).
 Berhak mendapatkan kedudukan yang sama di mata hukum dan dalam pemerintahan.
(pasal 28D ayat (1))
 Bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama yang dipercayai. (pasal 29
ayat (2))
 Berhak memperleh pendidikan dan pengajaran.
 Memiliki hak yang sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat secara lisan dantulisan sesuai undang-undang yang berlaku.
(pasal 28)
 Pasal 28 A berhak untuk hidup dan mempertahankan hidup
 Pasal 28 B (1) berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
 Pasal 28 B (2) setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
 Pasal 28 C (1) berhak mengembangkan diri dan memperoleh pendidikan
 Pasal 28 C (2) berhak memajukan dirinya, secara kolektif membangun masyarakat,
bangsa dan Negara
 Pasal 28 D (2) berhak bekerja dan mendapat imbalan
 Pasal 28 D (3) berhak memperoleh kesempatan dalam pemerintahan
 Pasal 28 D (4) berhak atas status kewarganegaraan
 Pasal 29 hak beragama, meyakini kepercayaan, berserikat serta berpendapat
 Pasal 31 (1) berhak untuk mendapatkan pendidikan

Di Negara Indonesia, hak-hak sebagai warga negara diatur dalam Undang-Undang Dasar
1945 dan Undang-Undang No.39 tahun 1999 tentang HAM. Secara umum dibedakan
menjadi beberapa hak yakni:

 Hak berkeluarga;
 Hak untuk hidup;
 Hak untuk dapat mengembangkan diri;
 Hak kebebasan pribadi;
 Hak untuk mendapatkan keamanan;
 Hak untuk memperoleh keadilan;
 Hak dalam ikut serta pemerintahan;
 Hak untuk mendapatkan pekerjaan dan kesejahteraan yang layak;
 Hak untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara
B. Contoh kewajiban warga negara :
Selain hak, seorang warga negara juga memiliki kewajiban sebagai warga negara yakni:
 Kewajiban untuk mengakui pemerintahan yang sah;
 Kewajiban untuk menjunjung tinggi pemerintahan;
 Kewajiban untuk patuh pada hukum dan peraturan perundang-undangan;
 Kewajiban untuk ikut serta dalam membela negara serta mempertahankan keamana
negara;
 Kewajiban untuk menghormati Hak Asasi Manusia orang lain;
 Kewajiban untuk tuntuk pada pembatasan yang telah ditetapkan oleh undang-undang;
 Kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai.
Adapun kewajiban sebagai warga Negara yang di atur dalam pasal-pasal yaitu :
 Wajib berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia
dari serangan musuh. (asal 30 ayat (1) UUD 1945)
 Wajib membayar pajak dan retribusi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. (UUD 1945)
 Wajib menaati dan menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan tanpa
terkecuali serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
 Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. (pasal 28J ayat 1)
 Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. (pasal 28J
ayat 2)
 Tiap negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk memajukan bangsa ke arah
yang lebih baik. (pasal 28)
 Pasal 27 (1) wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
 Pasal 27 (3) wajib membela Negara
 Pasal 31 (2) wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya
Dalam Undang-Undangan Dasar 1945 ada pasal yang mencantumkan mengenai hak dan
kewajiban, seperti :
 Pasal 26, ayat (1) – yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
undang-undang.
 Pasal 27, ayat (1) – segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada
ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
 Pasal 28 – kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
 Pasal 30, ayat (1) – hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan
undang-undang

3. WUJUD HUBUNGAN WARGA NEGARA DAN NEGARA


Supaya dapat terwujudnya hubungan antara warga negara dengan negara yang baik maka
diperlukan beberapa peran.Peranan ini adalah tugas yang dilakukan sesuai kemampuan yang
dimiliki tiap individu.
Dalam UUD 1945 pasal 27 – 34 disebutkan banyak hal mengenai hak warga negara indonesia
seperti :
 Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
 Hak membela negara
 Hak berpendapat
 Hak kemerdekaan memeluk agama
 Hak mendapatkan pengajaran
 Hak utuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia
 Hak ekonomi untuk mendapat kan kesejahteraan sosial
 Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial
Sedangkan kewajiban warga negara Indonesia terhadap negara Indonesia adalah :
 Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan
 Kewajiban membela negara
 Kewajiban dalam upaya pertahanan negara
Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan hak dan
kewajiban warga negara terhadap negara. Beberapa ketentuan tersebut, anatara lain sebagai
berikut :
 Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintah
 Hak negara untuk dibela
 Hak negara untuk menguasai bumi, air , dan kekayaan untuk kepentingan
rakyat
 Kewajiban negara untuk menajamin sistem hukum yang adil
 Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara
 Kewajiban negara mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat
 Kewajiban negara meberi jaminan sosial
 Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah
4. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ASING
Hak dan kewajiban warga negara asing tentu ada namun tidak sebanyak hak dan kewajiban
warga negara Indonesia yakni:
 Berhak mendapatkan perlindungan diri dan harta benda yang dimilikinya
 Tidak berhak memilih dan dipilih sebagai pejabat negara;
 Memiliki kewajiban tunduk dan patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di NKRI;
 Tidak memiliki kewajiban untuk ikut serta dalam upaya bela Negara.
BAB III
BELA NEGARA
A. Pendidikan Bela Negara
a. Bela Negara
Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
kepada negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan uud 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.pembelaan negara bukan semata-mata
tugas

tni, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Bela Negara diartikan sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen
dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.
Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik
atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-
fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa
dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-
orang yang menyusun bangsa tersebut.

Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk
menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Nasionalisme adalah rangkaian kecintaan dan kesadaran dalam proses berkehidupan dalam
negara dan bangsa, serta upaya untuk menumbuhkan rasa cinta pada tanah air. Selain itu,
pembelaan bisa dilakukan dengan cara menumbuhkan keaktifan dalam berperan aktif untuk
mewujudkan kemajuan bangsa dan negara.

Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer.Subyek dari konsep ini adalah
tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau
sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer).Beberapa negara (misalnya Israel,
Iran) dan Singapura memberlakukan wajib militer bagi warga yang memenuhi syarat (kecuali
dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental atau keyakinan
keagamaan).Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan
layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama
masa perang.

Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negara
dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat
melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial

Britania Raya. Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan
militer, seperti Amerika Serikat National Guard.

Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk
beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional. Sebuah pasukan cadangan
militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut sebagai cadangan
militer, yang merupakan kelompok atau unit personel militer tidak berkomitmen untuk
pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak
terduga, memperkuat pertahanan negara.

b. Pengertian Bela Negara di Indonesia


Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan
berkorban membela negara. Dengan melaksanakan kewajiban bela bangsa tersebut,
merupakan bukti dan proses bagi seluruh warga negara untuk menunjukkan kesediaan
mereka dalam berbakti pada nusa dan bangsa, serta kesadaran untuk mengorbankan diri guna
membela negara. Pemahaman bela negara itu sendiri demikian luas, mulai dari pemahaman
yang halus hingga keras.
Diantaranya dimulai dengan terbinanya hubungan baik antar sesama warga negara
hingga proses kerjasama untuk menghadapi ancaman dari pihak asing secara nyata. Hal ini
merupakan sebuah bukti adanya rasa nasionalisme yang diejawantahkan ke dalam sebuah
sikap dan perilaku warga negara dalam posisinya sebagai warga negara. Didalam konsep
pembelaan negara, terdapat falsafah mengenai cara bersikap dan bertindak yang terbaik untuk
negara dan bangsa.

c. Unsur Dasar Bela Negara


a. Cinta Tanah Air
b. Kesadaran Berbangsa & bernegara
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
d. Rela berkorban untuk bangsa & negara
e. Memiliki kemampuan awal bela Negara
d. Dasar Hukum
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan " Syarat-syarat
tentang pembelaan diatur dengan undang-undang."Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib
ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan
hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Beberapa dasar hukum dan
peraturan tentang Wajib Bela Negara:
a. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.
b. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat
c. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara Rl.
Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
d. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
e. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
f. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
g. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.
 Asas hak dan kewajiban turut serta dalam bela Negara
1. Pasal 27 ayat (3) menyatakan “Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan Negara”.
2. Berdasarkan 27 ayat (3) tersebut, bahwa usaha pembelaan Negara merupakan hak dan
kewajiban setiap warga Negara. Membela Negara tidak hanya terbatas pada turut serta
mempertahankan Negara dari suatu ancaman perang dari dalam maupun luar. Membela
Negara termasuk setiap upaya membela kepentingan Negara melalui segala aspek
kehidupan. Pembelaan Negara lazimnya lebih ditekankan pada kewajiban, tetapi dalam
UUD 1945 dimasukkan juga sebagai hak. Sebagai suatu hak, ikut serta membela Negara
dapat dituntut atau diperjuangkan

Hal ini menunjukkan adanya asas demokrasi dalam bela Negara yang mencakup dua
arti.Pertma, bahwa setiap warga Negara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang
pembelaan Negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan perundang-undang
yang berlaku. Ke dua, bahwa setiap wrga Negara harus turut serta dalam setiap usaha bela
Negara sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.

3. Menurut Pasal 9 ayat (2) UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
keikutsertaan warga Negara dalam usaha pembelaan Negara diselenggarakan melalui
pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar militer secara wajib, pengabdian sebagai
prajurit TNI secara sukarela maupun wajib, dan pengabdian sesuai profesi masing-
masing.

1) Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

2) Pelatihan Dasar Kemiliteran

Anggota resimen mahasiswa tersebut merupakan komponen bangsa yang telah memiliki
pemahaman dasar-dasar kemiliteran dan bias didayagunakan daam kegiatan pembelaan
terhadap Negara.

3) Pengabdian sebagai prajurit TNI


Berdasarkan Pasal 10 ayat (3) UU No. 3 Tahun 2002, TNI merupakan komponen utama
dalam kegiatan bela Negara, karena TNI memiliki tugas untuk mempertahankan kedaulatan
Negara dan keutuhan wilayah, melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa,
melaksanakan operasi militer selain perang dan ikut secara aktif dalam tugas pemeliharaan
perdamaian regional dan internasional.

4) Pengabdian sesuai Profesi

Pengabdiana sesuai profesi adalah pengabdian warga Negara yang mempunyai profesi
tertentu untuk kepentingan pertahanan Negara.
Perwujudan nasionalisme dalam setiap aspek kehidupan dapat dimulai dari pemahaman akan
kebhinekaan bangsa Indonesia.

 Aktualisasi Pemahaman Nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika

Apabila aktualisasi nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika ini menjadi dasar dalam kehidupan
berbangsaa dan bernegara, dapat memnimalkana segala bentuk ancaman yang dapat
menggangu keutuhan NKRI.

a. Aktualisasi di bidang politik


1) Pada saat Pemilu, setiap warga Negara yang memiliki hak suara, meskipun cacat,
harus difasilitasi.
2) Kuota keterwakilan perempuana dalam lembaga legislative sebesar 30%.
3) DPR harus mendahulukan kepentingan bangsa dalam setiap memutuskan kebijakan
dan membuat peraturan perundangan.
b. Aktualisasi Bidang Hukum dan Pemerintahan
1) Pejabat pemerintah harus mengakomodasikan kepentingan rakyat tanpa memandang
agama, suku, dan status social.
2) Penegak hukum harus bersikap objektif, tidak melakukan diskriminsi.
3) Tidak ada perbedaan hukum di antara rakyat dengan pejabat.
c. Aktualisasi Bidang Sosial Budaya
Penerapan aktualisasi nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sosial budaya
akan menciptakan sikap yang mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk
keragaman masyarakat.

d. Aktualisasi Bidang Hankam


1) Setiap WNI wajib memiliki sifat bela Negara, baik pada saat Negara ada ancaman
maupun aman.
2) Setiap unsur TNI/Polri mejadi pengayom lapisan masyarakat.

3.)Setiap invidu dalam masyarakat wajib turut serta dalam menjaga keamanan di
lingkungannya.
Dalam hal ini ada beberapa dasar pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan motivasi
setiap warga Negara untuk ikut serta membela Negara Indonesia.

a. Pengalaman sejarah
b. Kedudukan wilayah gerografis Nusantara yang strategis
c. Jumlah penduduk yang besar
d. Kekayaan sumber daya alam
e. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan
f. Kemungkinan timbulnya bencana perang
e. Hak dan Kewajiban dalam Bela Negara
Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus dikomando
dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela negara tidak harus dalam
wujud perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain seperti :
a. Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling)
b. Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri
c. Belajar dengan tekun pelajaran atau mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan atau
PKn.
f. Fungsi dan Tujuan Bela Negara
 Tujuan bela negara, diantaranya:

1. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara

2. Melestarikan budayaMenjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945

3. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.

4. Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara

 Sedangkan fungsi bela negara, diantaranya:


Mempertahankan Negara dari berbagai ancaman, menjaga keutuhan wilayah negara,
merupakan kewajiban setiap warga negara, merupakan panggilan sejarah.

 Manfaat Bela Negara


1. Membentuk sikap disiplin waktu,aktivitas,dan pengaturan kegiatan lain.

2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.

3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.

4. Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan kemampuan
diri.

5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.

6. Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.

8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.

9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.

10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.

 Nilai nilai bela negara

 Cinta tanah air

Mengenal dan mencintai tanah air agar selalu waspada dan siap membela tanah air
Indonesia terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dapat
membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Indikator cinta tanah air meliputi:

 menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia.


 bangga sebagai bangsa Indonesia
 menjaga nama baik bangsa dan negara Indonesia
 memberikan kontribusi dan kemajuan pada bangsa dan negara Indonesia
 mencintai produk dalam negeri, budaya, dan kesenian Indonesia.

 Kesadaran berbangsa dan bernegara

Sadar sebagai warna bangsa negara Indonesia dalam bentuk tingkah laku, sikap, dan
kehidupan pribadi agar dapat bermasyarakat sesuai dengan kepribadian bangsa. Indikator
nilai kesadaran berbangsa dan bernegara meliputi:

 memiliki kesadaran keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan adat istiadat.
 melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
 mengenal keragaman individu di rumah dan di lingkungannya.
 berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia.
 berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.

 Yakin akan Pancasila

Pancasila sebagai pedoman dan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna mencapai tujuan nasional. Rasa yakin akan
Pancasila sebagai ideologi negara dicapai dengan menumbuhkan kesadaran:

 yang didasari pada Pancasila,


 pada kebenaran negara kesatuan republik Indonesia,
 bahwa hanya dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, negara
bangsa Indonesia akan tetap jaya,
 setiap perbedaan pendapat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat diselesaikan
dengan cara musyawarah dan mufakat,
 bahwa Pancasila dapat membentengi mental dan karakter bangsa dalam menghadapi
ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.

Indikator nilai yakin pada Pancasila sebagai ideologi bangsa meliputi:

 memahami nilai-nilai dalamPancasila.


 mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
 menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia
 senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila
 setia pada Pancasila dan meyakini sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Rela berkorban

Rela berkorban untuk bangsa dan negara.Bersedia mengorbankan waktu, tenaga, pikiran
dan harta benda untuk kepentingan umum sehingga pada saatnya nanti siap mengorbankan
jiwa raga bagi kepentingan bangsa dan negara. Indikator rela berkorban bagi bangsa dan
negara meliputi:

 bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara.
 siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.
 memiliki kepedulian terhadap keselamatan bangsa dan negara.
 memiliki jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.
 mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan/atau
golongan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asas kewarganegaraan adalah dasar hukum bagi kewarganegaraan untuk penduduk
(warga) sebuah negara. Orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh pada
kekuasaan atau wewenang negara lain. Negara lain tidak berhak memperlakukan kaidah-
kaidah hukum kepada orang yang bukan warga negaranya.Penduduk suatu negara juga
dibedakan menjadi warga negara dan warga negara asing.Warga negara adalah mereka yang
secara hukum merupakan anggota suatu negara.Adapun warga negara asing adalah mereka
yang belum menjadi warga negara. Jika mereka ingin menjadi warga negara, mereka harus
melalui proses yang disebut naturalisasi.

Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain tanpa
terkecuali. Persamaaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai
kecemburuan sosial yang dapat memicu berbagai permasalahan di kemudian hari.Hak adalah
suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum.Suatu kepentingan yang
dilindungi oleh hukum.Baik pribadi maupun umum.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan " Syarat-syarat
tentang pembelaan diatur dengan undang-undang."Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib
ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan
hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
B. Saran
Masyarakat harus pintar menanggapi isu-isu yang terjadi di masyarakat dan
memperhatikan dampak yang timbul dari apa yang ia kerjakan.
DAFTAR PUSTAKA

1) Mu, Pada. 2016. Pengertian Kewarganegaraan dan Asas Kewarganegaraan. Online :


www.padamu.net/pengertian-kewarganegaraan-dan-asas-kewarganegaraan diakses pada
tanggal 21 November 2018.
2) http://www.markijar.com/2017/06/4-asas-kewarganegaraan-di-indonesia.html
3) http://zahro1504.blogspot.com/2011/04/asas-kewarganegaraan.html
4) https://id.wikipedia.org/wiki/Bela_negara
5) https://eranews.id/bela-negara-pengertian-unsur-fungsi-tujuan-dan-manfaat-bela-negara/

Anda mungkin juga menyukai