LP HF
LP HF
Gagal jantung dibagi menjadi beberapa macam yaitu, gagal jantung kanan, kiri
dan kombinasi atau kongestif. Pada gagal jantung kiri terdapat bendungan paru,
hipotensi, dan vasokontriksi perifer yang mengakibatkan penurunan perfusi
jaringan. Gagal jantung kanan ditandai dengan adanya edema perifer, asites, dan
peningkatan tekanan vena jugularis. Gagal jantung kongestif adalah gabungan
dari gagal jantung kanan dan kiri.
Takikardia
Takipnea
Ronki paru
Efusi pleura
Peningkatan tekanan vena jugularis
Edema perifer
Hepatomegali
Kardiomegali
Suara jantung ke 3
Murmur jantung
Abnormalitas dalam gambaran elektrokardiografi
Kenaikan peptida natriuretik.
1.7 Penatalaksanaan
1. Terapi Umum dan Faktor Gaya Hidup
a. Aktifitas fisik harus disesuaikan dengan tingkat gejala. Aktifitas yang
sesuai menurunkan tonus simpatik, mendorong penurunan berat badan, dan
memperbaiki gejala dan toleransi aktivitas pada gagal jantung
terkompensasi dan stabil.
b.Oksigen merupakan vasorelaksan paru, merupakan afterload RV, dan
memperbaiki aliran darah paru.
c. Merokok cenderung menurunkan curah jantung, meningkatkan denyut
jantung, dan meningkatkan resistensi vascular sistemik dan pulmonal dan
harus dihentikan.
d.Konsumsi alkohol merubah keseimbangan cairan, inotropik negatif, dan
dapat memperburuk hipertensi. Penghentian konsumsi alcohol
memperlihatkan perbaikan gejala dan hemodinamik bermakna.
2. Terapi obat-obatan
a. Diuretik
Digunakan pada semua keadaan dimana dikehendaki peningkatan
pengeluaran air, khususnya pada hipertensi dan gagal jantung (Tjay,
2007). Diuterik yang sering digunakan golongan diuterik loop dan
thiazide. Diuretik Loop (bumetamid, furosemid) meningkatkan ekskresi
natrium dan cairan ginjal dengan tempat kerja pada ansa henle asenden,
namun efeknya bila diberikan secara oral dapat menghilangkan pada
gagal jantung berat karena absorbs usus. Diuretik ini menyebabkan
hiperurisemia. Diuretik Thiazide (bendroflumetiazid, klorotiazid,
hidroklorotiazid, mefrusid, metolazon). Menghambat reabsorbsi garam di
tubulus distal dan membantu reabsorbsi kalsium. Diuretik ini kurang
efektif dibandingkan dengan diuretic loop dan sangat tidak efektif bila
laju filtrasi glomerulus turun dibawah 30%. Penggunaan kombinasi
diuretic loop dengan diuretic thiazude bersifat sinergis. Tiazide memiliki
efek vasodilatasi langsung pada arterior perifer dan dapat menyebabkan
intoleransi karbohidrat (Gibbs CR, 2000).
b. Digoksin
Glikosida seperti digoksin meningkatkan kontraksi miokard yang
menghasilkan inotropisme positif yaitu memeperkuat kontraksi jantung,
hingga volume pukulan, volume menit dan dieresis diperbesar serta
jantung yang membesar menjadi mengecil (Tjay, 2007).
c. Vasodilator
Dapat menurunkan afterload jantung dan tegangan dinding ventrikel,
yang merupakan determinan utama kebutuhan oksigen moikard,
menurunkan konsumsi oksigen miokard dan meningkatkan curah
jantung. Vasodilator dapat bekerja pada system vena (nitrat) atau arteri
(hidralazin) atau memiliki efek campuran vasodilator dan dilator arteri
(penghambat ACE, antagonis reseptor angiotensin, prazosin dan
nitroprusida).
d. Antikoagolan adalah zat-zat yang dapat mencegah pembekuan darah
dengan jalan menghambat pembentukan fibrin. Antagonis vitamin K ini
digunakan pada keadaan dimana terdapat kecenderungan darah untuk
memebeku yang meningkat, misalnya pada trombosis. Pada trobosis
koroner (infark), sebagian obat jantung menjadi mati karena penyaluran
darah kebagian ini terhalang oleh tromus disalah satu cabangnya. Obat-
obatan ini sangat penting untuk meningkatkan harapan hidup penderita
(Tjay, 2007).
e. Antiaritmia dapat mencegah atau meniadakan gangguan tersebut dengan
jalan menormalisasi frekuensi dan ritme pukulan jantung. Kerjanya
berdasarkan penurunan frekuensi jantung. Pada umumnya obat-obatn ini
sedikit banyak juga mengurangi daya kontraksinya. Perlu pula
diperhatikan bahwa obatobatan ini juga dapat memeperparah atau justru
menimbulkan aritmia (Tjay, 2007). Obat antiaritmia memepertahankan
irama sinus pada gagal jantung memberikan keuntungan simtomatik, dan
amiodaron merupakan obat yang paling efektif dalam mencegah AF dan
memperbaiki kesempatan keberhasilan kardioversi bila AF tetap ada
(Gibbs, 2000).
1.8 Pathway
Pengeluaran Pengisial LV
Menurunnya Vasokontriksi
aldosteron (LVEDP )
GFR nefron ginjal
Me reabsorbsi Na+
Aliran tidak
dan H2O olh tubulus
Me ekskresi Na+ adekuat ke
dan H2O dalam urine jantung dan
Resiko Resiko tinggi otak
tinggi gagal gangguan
perfusi
Urine output ginjal akut
volume plasma jaringan Resiko tinggi
Tekanan hidrostatik tingkat
kesadaran
kematian
Nyeri dada Iskemia
miokardium
Kondisi dan
Pemenuhan nutrisi prognosis penyakit
kurang dari Infark miokardium
kebutuhan
konstipasi
II. Rencana Asuhan Keperawatan Klien dengan Heart Failure (Gagal Jantung)
2.1 Pengkajian
Biodata : yang perlu dicantumkan adalah nama, umur, pekerjaan, alamat
dan agama
Keluhan utama :
Kelemahan saat beraktivitas dan sesak napas.
Q (Quality of pain):
Seperti apa keluhan kelemahan dalam melakukan aktivitas yang
dirasakan atau digambarkan klien. Biasanya setiap beraktivitas klien
merasakan sesak napas (dengan menggunakan alat atau otot bantu
pernapasan).
T (Time):
Sifat mula timbulnya (onset), keluhan kelemahan aktifitas biasanya
timbul perlahan. Lama timbulnya (durasi) kelemahan saat
beraktivitas biasanya setiap saat, baik saat istirahat maupun saat
beraktivitas.
Integritas ego
- Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan
penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)
- Tanda : Berbagai manifestasi perilaku, mis : ansietas, marah,
ketakutan dan mudah tersinggung.
Eliminasi
- Gejala : Penurunan berkemih, urine berwana gelap, berkemih
malam hari (nokturia), diare/konstipasi.
Makanan/cairan
- Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambhan
berat badan signifikan, pembengkakan pada ekstremitas bawah,
pakaian/sepatu terasa sesak, diet tinggi garam/makanan yang telah
diproses dan penggunaan diuretic.
- Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen
(asites) serta edema (umum, dependen, tekanan dn pitting).
Higiene
- Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas
Perawatan diri.
- Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
Neurosensori
- Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.
- Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan perilaku dan
mudah tersinggung.
Nyeri/Kenyamanan
- Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan
atas dan sakit pada otot.
- Tanda : Tidak tenang, gelisah, focus menyempit danperilaku
melindungi diri.
Pernapasan
- Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan
beberapa bantal, batuk dengn/tanpa pembentukan sputum, riwayat
penyakit kronis, penggunaan bantuan pernapasan.
- Tanda :
Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot asesori
pernpasan.
Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus
menerus dengan/tanpa pemebentukan sputum.
Sputum ; Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih (edema
pulmonal)
Bunyi napas ; Mungkin tidak terdengar.
Fungsi mental; Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.
Warna kulit ; Pucat dan sianosis.
Keamanan
- Gejala : Perubahan dalam fungsi mental,
kehilangankekuatan/tonus otot, kulit lecet.
Interaksi sosial
- Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang
biasa dilakukan.
2.1.3 Pemeriksaan Penunjang
1.EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia
san kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi,
fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih
setelah imfark miokard menunjukkan adanya aneurime ventricular.
2.Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan
dalam fungsi/struktur katub atau are penurunan kontraktilitas
ventricular.
3.CT scan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan
pergerakan dinding.
4.Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan
membantu membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan
stenosi katup atau insufisiensi, Juga mengkaji potensi arteri kororner.
Zat kontras disuntikkan kedalam ventrikel menunjukkan ukuran
bnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontrktilitas.
Perubahan preload
Distensi vena jugularis
Edema
Keletihan
Murmur jantung
Peningkatan berat badan
Peningkatan CVP
Peningkatan PAWP
Penurunan pulmonary artery wedge pressure (PAWP)
Penurunan tekanan vena sentral (central venous pressure)
Perubahan afterload
Dipsnea
Kulit lembab
Oliguria
Pengisian kapiler memanjang
Peningkatan PVR
Peningkat SVR
Penurunan nadi perifer
Penurunan resistansi vaskularparu
Penurunan resistensi vascular sistemik
Perubahan tekanan darah
Perubahan warna kulit
Perubahan kontraktilitas
Batuk
Bunyi napas tambahan
Bunyi S3
Bunyi S4
Dispnea paroksimal noktural
Ortopnea
Penutunan fraksi ejeksi
Penurunan indeks jantung
Penurunan stroke volume
Perilaku/Emosi
Ansietas
Gelisah
2.3 Perencanaan
Diagnosa I : Penurunan curah jantung
2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil
Pasien mempertahankan kestabilan hemodinamik. Tekanan darah dan
nadi tetap berada pada rentang yang diharapkan.
Kulit tetap hangat dan kering
Penurunan atau ketiadaan episode dispnea.
Tidak ada tanda-tanda pusing atau sinkop
Tidak ada keluhan nyeri dada
Pasien mempraktikkan teknik pengurangan stress setiap 2 jam.
Curah jantung tetap adekuat.
Tidak ada aritmia pada pasien.
Pemahaman pasien tentang gejala, diet, pengobatan, dan tingkat
aktivitas.
2.1 Evaluasi
2.4.1 Diagnosa 1 : Penurunan curah jantung
S : klien mengatakan dada tidak terasa sakit lagi atau berkurang,
Pemahaman pasien tentang gejala, diet, pengobatan, dan tingkat aktivitas
O : Pasien mempertahankan kestabilan hemodinamik. Tekanan darah dan
nadi tetap berada pada rentang yang diharapkan, Kulit tetap hangat dan
kering, Penurunan atau ketiadaan episode dispnea, Tidak ada tanda-tanda
pusing atau sinkop, Tidak ada keluhan nyeri dada, Pasien
mempraktikkan teknik pengurangan stress setiap 2 jam, Curah jantung
tetap adekuat, Tidak ada aritmia pada pasien.
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Black & Hawks. (2009). Medical Surgical Nursing Clinical Mnagement for
Positive Outcomes. elseveir Saunders
Noer, S., 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Penerbit Gaya Baru
(.................................................................) (......................................................)