Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN ANESTESI

1. TUJUAN : Memenuhi kebutuhan fasilitas sarana dan peralatan anestesi yang esensial untuk
menjamin keselamatan pasien dan tenaga anestesi selama memberikan tindakan anestesi.
2. RUANG LINGKUP : Melakukan pemeriksaan terhadap ketersediaan sarana dan peralatan
anestesi yang tiap sebelum memberikan tindakan anestesi.
3. KEBIJAKAN : Tindakan anestesi hanya boleh dilakukan apabila semua sarana dan peralatan
esensial yang dibutuhkan sudah tersedia da berfungsi dengan baik
4. PROSEDUR :Sebelum memberikan tindakan anestesi, dokter anestesi harus melakukan
pemeriksaan terhadap sarana yang dibutuhkan dan memastikannya berfungsi dengan baik,
yaitu :
4.1 Mesin Anestesi
4.1.1. Untuk setiap kamar operasi , minimal harus ada satu unit mesin anestesi yang dapat
digunakan, untuk pemberian oksigen dan juga gas anestesi.
4.1.2. Vaporizer yang tersedia harus terkalibrasi dan terisi dengan gas anestesi yang
dibutuhkan sesuai dengan kondisi pasien.
4.1.3. Siapkan sirkuit pernapasan dan reservoir bag dengan ukuran yang sesuai dengan
pasien.
4.1.4. Pastikan mesin sudah terhubung dengan gas medis yang sesuai ( O2, N2O, Air), dan
pastikan gas yang tersedia cukup dan dapat mengalir dengan baik ke dalam mesin.
4.1.5. Pastkan CO2 absorber masih dalam kondisi baik.
4.1.6. Lakukan pengecekan terhadap fungsi mesin, pastikan tidak ada kebocoran pada
sirkuit pernapasan, pastikan kerja flow meter,katup inspirasi dan ekspirasi apakah
berfungsi dengan baik, katup APL ( Adjusttable Pressure Limit), reservoir bag, CO2
absorber canister harus dipastikan suadah terpasang dan berfungsi dengan baik.
4.1.7. Periksa apakah ada kebocoran gas atau uap dalam sirkuit mesin.
4.2 Peralatan anestesi yang harus tersedia di setiap kamar operasi :
4.2.1. Alat penghisap (sunction unit) khusus untuk anestesi dengan kateter yang berukuran
sesuai, pastikan alat penghisap berfungsi dengan baik.
4.2.2. Alat – alat monitoring :
 Stetoskop
 Alat ukur tekanan darah non invasif
 EKG
 Pulse oksimetri
 Thermometer
 Kapnograf (untuk operasi tertentu)
 Alat pemantau tekanan darah invasif ( untuk operasi tertentu)
4.2.3 Alat untuk manajemen jalan nafas dan kelengkapannya :
 Sungkup muka dengan beberapa ukuran
 Pipa orofaring / nasofaring, LMA/ ETT dengan berbagai ukuran , dan alat bantu jalan
nafas lainnya.
 Laringoskop dengan bilah berbagai ukuran
 Stilet/ bougies
 Spuite balon
 Forsep magill
 Plester
 Jelly pelicin untuk ETT
 Stetoskop
 Konektor pipa ETT dengan mesin
4.2.4. Alat untuk akses intra vena
 Torniquete
 Kanul intra vena dengan ukuran yang sesuai, transfusi set dan cairan yang dibutuhkan

4.2.5. Peralatan untuk melakukan regional anestesi/ blok perifer (bila pasien direncanakan
untuk dilakukan tindakan regional anestesi / blok perifer).
4.2.6. Peralatan yang harus tersedia bila dibutuhkan sewaktu-waktu :
 Peralatan untuk menanggulangi kesulitan intubasi yang telah diperkirakan
sebelumnya (misal: bougie, LMA, fiber optik )
 Defibrilator jantung
 Penghangat pasien
4.2.7. Obat-obat anestesi
4.2.7.1. Obat – obatan untuk trias anestesi yang dibutuhkan sesuai dengan keadaan pasien
4.2.7.2. Obat- obatan untuk menanggulangi keadaan emergensi :
 Anafilaksis
 Aritmia jantung
 Henti jantung
 Oedem paru
 Hipotensi
 Hipertensi
 Bronkospasme
 Depresi nafas
 Hipo/hiperglikemi
 Koagulopati

4.2.7.3. Obat – obatan emergensi yang harus tersedia : oksigen, adrenalin, sulfas, atropin,
efedrin, aminofilin, antiaritmia (lidokain, amiodaron), diuretik. Inotropik,
vasopresor (norepinefrin), obat hipotensif (nitrogliserin/ nitroprusid),
antikonvulsan (seperti diazepam, thiopental), antidotum ( nalokson,
antikolinesterase, dan bila ada flumazenil, dantrolene)
4.2.7.4. Cairan kristaloid dan koloid (sesuai yang dibutuhkan)
4.3 Persiapan pasien
4.3.1. Identifikasi pasien
4.3.2. Lakukan kembali pemeriksaan ulang terhadap kondisi terakhir pasien
4.3.3. Lakukan pengecekan terhadap ketersediaan transfusi ( pada pasien sebelumnya
diperkirakan memerlukan transfusi)
4.3.4. Lakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen ( status pasien, surat izin
tindakan operasi, surat izin tindakan anestesi)
4.3.5. Pasien hanya boleh dimasukkan ke dalam kamar operasi apabila sudah dipastikan
semua persiapan alat/ mesin, obat, dan kelengkapan dokumen sudah dilakukan dengan baik.
5. UNIT TERKAIT : Dokter Spesialis Anestesi, residen anestesi, perawat anestesi, depo farmasi.
6. DOKUMEN TERKAIT : Kartu cek list kelengkapan peralatan dan obat-obatan.

Anda mungkin juga menyukai