Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN LENGKAP

PERCOBAAN II

PEMISAHAN KOLESTEROL DARI OTAK

OLEH :

NAMA : Muh. Fikry Khaykal

STAMBUK : A 251 16 122

KELOMPOK :3

KELAS :B

ASISTEN : Catur Setiawan S.pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (MIPA)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2019
PERCOBAAN II

PEMISAHAN KOLESTEROL DARI OTAK

I. Tujuan Percobaan
Untuk menentukan kadar kolesterol total pada otak kambing.

II. Dasar Teori

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang terdapat pada seluruh produk binatang
(contoh : daging, produk susu dan telur). Kolesterol sangat dibutuhkan bagi tubuh
dan digunakan untuk membentuk membran sel, memproduksi hormon seks dan
membentuk asam empedu, yang diperlukan untuk mencerna lemak. Kolesterol
sangat dibutuhkan untuk memperoleh kesehataan yang optimal. Bila kadar
kolesterol didalam darah terlalu tinggi akan terjadi pengendapan pada dinding
pembuluh darah, dan ini dapat mengakibatkan resiko tinggi terhadap penyakit
jantung (Lestari, 2017).

Kolesterol bukan suatu penyakit, melainkan merupakan suatu hasil dari


metabolisme tubuh terhadap lemak yang kita makan. Kolesterol juga dibuat oleh
tubuh sendiri (hati) karena memang diperlukan untuk membentuk otak,
membangun sel-sel, serta memproduksi empedu, dan memproduksi hormon-
hormon. Tubuh memerlukan kolesterol dalam jumlah tertentu. Kolesterol yang
berlebihan akan menyebabkan gumpalan dalam saluran pembuluh darah.
Akibatnya, aliran darah terganggu, dan jika gangguan tersebut mengenai organ-
organ vital, seperti jantung dan otak, fungsi jantung akan terganggu (Wijayanti &
Ramadhian, 2016).

Beberapa jenis kolesterol, yaitu kolesterol High-Density-Lipoprotein (HDL)


dan kolesterol Low-Density-Lipoprotein (LDL). Kadar kolesterol HDL yang
tinggi dalam darah (sekitar 40 mg/dl atau lebih) baik untuk kesehatan.
Sebaliknya, kadar LDL yang tinggi (100 mg/dl atau lebih) merupakan pertanda
buruk. Penumpukan LDL pada dinding pembuluh darah dapat menyebabkan
pengerasan dinding pembuluh darah yang dapat menyebabkan pengerasan dinding
pembuluh darah (arterosklerosis) dan menyumbat aliran darah yang bisa berakibat
fatal karena memicu terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke(Wijayanti &
Ramadhian, 2016)

Daging sapi dan kambing merupakan salah satu alternative daging yang dapat
memenuhi kebutuhan protein hewani. Otak, terutama otak sapi dan otak kambing
juga merupakan salah satu makanan khas Padang yang sering dimasak dengan
bumbu gulai. Lemak otak didominasi oleh kolesterol, fosfolipid dan kaya akan
asam lemak jenuh, batas anjuran konsumsi kolesterol dalam makanan adalah ≤
300 mg/hari. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa pada setiap sampel
memiliki komposisi dan kadar asam lemak serta kolesterol yang berbeda-beda,
otak merupakan salah satu hasil ikutan ternak yang memiliki kadar lemak yang
cukup tinggi, komponen terbesar lemak otak adalah fosfolipida yang memiliki
gugus polar (fosfat) dan gugus non polar (lipid) (Elnovreny, 2018).

Adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi


warna. Salah satu diantaranya adalah reaksi Salkowski. Apabila kolesterol
dilarutkan dalam kloroform dan larutan ini dituangkan di atas larutan asam sulfat
pekat dengan hati-hati maka bagian asam berwarna kekuningan dengan
flouresensi hijau bila dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan
yang berubah menjadi merah dan ungu. Larutan kolesterol dalam kloroform bila
ditambahan anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut
mula-mula akan berwarna merah, kemudian biru dan hijau. Ini disebut reaksi
Lieberman Burchard. Warna hijau yang terjadi ini ternyata sebanding dengan
konsentrasi kolesterol. Karenanya reaksi Lieberman Burchard dapat digunakan
untuk menentukan kolesterol secara kuantitatif. Dalam darah manusia normal
terdapat antara 150-200 miligram tiap 100 mL darah (Pillian dkk., 2006).
III. Alat dan Bahan
a. Alat b. Bahan
1. Pipet tetes. 1. Etanol absolut.
2. Water bath. 2. Otak kambing.
3. Blender. 3. Aseton.
4. Batang pengaduk. 4. Aluminium foil.
5. Magnetik stirer.
6. Evaporator.
7. Stirrer.
8. Neraca digital.
9. Corong.
10. Gelas ukur 200 mL.
11. Gelas kimia 100 mL.
12. Erlenmeyer 250 mL.
13. Spatula.
14. Kaca arloji.
15. Kertas saring
IV. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menimbang 25 g otak kambing kemudian menblendernya hinggan halus
3. Menambakan 100 mL aseton kemudian di stirrer selama 10 menit dan
mengaduknya selama 5 menit kemudian menyaringnya.
4. Mengambil filtrat dan disimpan dalam gelas kimia, kemudian
menambahkan 50 mL aston pada residu kemudian distirrer selam 10 meit
dan mengaduknya selama 5 menit dan menyaringnya.
5. Mencampurkan filtran hasil penyaringan pertama dan kedua kemudian
memasukkannya kedalam alat evaporasi untuk didestilasi sampai pelaru
terpisah dari kolesterol
6. Menambhakan alkohal panas pada hasil destilasi dan menyaringnya
kembali.
7. Mengerigkan residu dengan cara diangin-anginkan dan setelah kerinng
kemudian menimbang residu yang diperoleh
8. Mencatat hasil pengamatan kedalam tabel hasil pengamatan
V. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Menimbang kertas saring 0.42 gram
2. Menimbang kaca arloji 43.84 gram
3. Menimbang sampel otak kambing. 25 gram
4. Otak diblender. Otak hancur
5. Ditambahkan aseton 100 mL + 10 menit Otak dan aseton
distirer + diaduk selama 5 menit.
6. Menyaring larutan. Filtrat
Residu
7. Residu ditambahkan 50 mL aseton + Campuran tercampur
distirer selama 10 menit + diaduk selama
5 menit.
8. Menyaring larutan. Filtrat
Residu
9. Memasukkan filtrat pada alat evaporasi Kolesterol cair
dan didestilasi.
10. Menambahkan alkohol panas. Menggumpal
11. Menyaring. Filtrat
Residu
12. Residu dikering anginkan Residu kering
13. Ditimbang 0,54 gram.
VI. Pembahasan

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang terdapat pada seluruh produk binatang
(contoh : daging, produk susu dan telur). Kolesterol sangat dibutuhkan bagi tubuh
dan digunakan untuk membentuk membran sel, memproduksi hormon seks dan
membentuk asam empedu, yang diperlukan untuk mencerna lemak. Kolesterol
sangat dibutuhkan untuk memperoleh kesehataan yang optimal. Bila kadar
kolesterol didalam darah terlalu tinggi akan terjadi pengendapan pada dinding
pembuluh darah, dan ini dapat mengakibatkan resiko tinggi terhadap penyakit
jantung (Lestari, 2017).

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar kolesterol total
pada otak kambing (staf pengajar, 2017).

Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah menimbang otak
kambing sebanyak 25 gram kemudian di haluskan sampai halus menggunakan
blender. Tujuan dari penghalusan ini adalah agar mempermudah proses ekstraksi
yang akan dilakukan pada otak kambing. Setelah itu menambahkan aseton
sebnyak 100 mL, adapun penambahan aseton berfungsi sebagai pelarut
pengekstrak yang digunakan untuk memisahkan kolesterol dari otak. Alasan
digunakannnya aseton adalah sebagai pelarut karena aseton lebih aman bagi
kesehatan dibanding pelarut nonpolar lainnya seperti benzene, kloroform, dan
toluene. Dimana aseton memiliki toksisitas yang lebih rendah (1000 ppm)
dibandingkan pelarut benzene (8 ppm), kloroform (10 ppm), dan toluene (200
ppm)
Langkah selanjutnya adalah mengocok campuran tersebut menggunakan alat
stirrer. Adapun hasil yang diperoleh adalah campuran tidak becampur. Perlakuan
ini bertujuan agar ekstraksi yang dilakukan oleh pelarut lebih maksimal.
Kemudian menyaring campuran tersebut dan mengambil fitratya. Kemudian
menambahkan aseton kembali pada residu. Hasil yang diperoleh adalah campuran
tidak becampur. Hal ini bertujuan agar kolesterol yang terdapat dalam otak
kambing dapat terekstrak seluruhnya dari otak kambing tersebut. Kemudia
menyaring kembali campuran tersebut untuk diambil filtratnya.
Perlakuan selanjutnya adalah mendestilasi filtrat yang didapatkan
menggunakan alat evaporasi hingga pelarut terpisah dari kolesterol. Hasil yang
diperoleh kolesterol cair. Adapun tujuan dari destilasi ini adalah untuk
memisahkan analit dari pelarutnya dan alasan digunakannya alat evapoasi dalam
proses ini karena alat evapeori melakukan pemisahan lebih cepat dan dapat
memisahkan komponen sebelum titik didihnya karena adanya tekan yang
diberikan oleh pompa vakum. Hal ini seusai dengan hukum gas mulia yang
menyatkan banhwa jika tekanan diturunkan maka titik didih juga akan menurun.
Dan juga karenadengan menggunakan evaporator pelarut yang digunakan bisa
diperoleh dan digunakan kembali.
Perlakuan selanjutnya adalah larutan hasil evaporasi ( kolesterol cair)
ditambahakan dengan alkohol panas. Dan didapatkan larutan terbentuk bercak
seperti minyak-minyak. Adapun fungsi penambhan alkohol panas adalah untuk
melarutkan kolesterol. Karena kolesterol hanya larut pada pelarut non polar dan
tidak larut dalam pelarut polar dan alkohol merupakan pelrut non polar jika rantai
canrbonnya pendek. Kemudian menyaring larutan tersebut menggunakan kertas
saring. Adapun fungsi dari penyaringan ini untuk memisahkan alkohol panas dari
kolesterolnya. Kemudian mengeringkan residu yang diperoleh dengan cara
diangin-anginkan pada suhu ruang. Setelah residu kering, langkah selanjutnya
adalah menimbang residu yang diperoleh dengan menggunkan nerca analitik, dan
diperoleh kolesteol sebsar 0,24 gram.
Kolesterol sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai komponen struktural dan
fungsional sel. Kolesterol berfungsi sebagai bahan untuk sintesis hormon steroid,
unsur garam empedu, dan prekursor sintesis kuning telur (vitelogenin).
Vitelogenin disintesis di hati yang dikemas dalam bentuk VLDL (Very Low
Density Lipoprotein), kemudian ditransferkan ke dalam ovarium dan
diakumulasikan dalam follikel sebagai kuning telur (Salvante dkk., 2007).
Telah dilakukan penelitian mengenai analisis perbedaan komposisi asam lemak
dan kadar kolesterol pada otak sapi dan otak kambing secara laboratorium. Penelitian
ini dilakukan untuk mendapatkan informasi perbandingan komposisi asam lemak dan
kandungan kolesterol pada otak sapi dan otak kambing dan juga untuk mengetahui
komposisi asam lemak jenuh dan tidak jenuh pada otak sapi dan otak kambing. Otak
sapi dan otak kambing disokletasi dengan menggunakan pelarut kloroform, kemudian
minyak yang dihasilkan diubah menjadi metil ester asam lemak melalui reaksi
metanolisis lalu komposisi asam lemak dianalisis dengan menggunakan metode GC-
MS. Otak Sapi dan otak kambing diekstraksi dengan kloroform kemudian di
sentrifugasi pada 10000 rpm selama 20 menit dan disaponifikasi dengan KOH-
alkohol lalu kadar kolesterol dianalisis dengan metode HPLC. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa komposisi asam lemak otak sapi adalah asam elaidat (17,94 %),
asam stearat (14,35 %), asam palmitat (11,60 %), asam nervonat (5,04 %) dan otak
kambing adalah asam elaidat (15,93 %), asam stearat (12,19 %), asam palmitat
(9,14%), dan kadar kolesterol dari otak sapi dan otak kambing adalah 2,00 g/100g dan
1,97 g/100g (Rahmat dkk.,2011).
Kolesterol diperlukan oleh fungsi tubuh yang penting seperti :
a) Membangun dinding sel
b) Melindungai jaringan saraf
c) Membuat hormon
d) Ada dua tipe kolesterol.
e) Yang baik. (HDL atau High Density Lipid)
f) Yang jahat dan jelek (LDL or Low Density Lipid.)
Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena dan
alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsetrasi tinggi, kolesterol mengkristal
dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau dan
mempunyai titik lebur 150-151oC (Muchtadi dkk., 1993).
Hanya kolestrol yang termasuk kategori LDL (Low Density Lipoprotein) saja
yang berakibat buruk sedangkan jenis kolestrol HDL (High Density Lipoprotein)
merupakan kolestrol yang dapat melarutkan kolestrol jahat dalam tubuh. Batas
normal kolesterol dalam tubuh adalah 160-200 mg. Kadar kolesterol yang tinggi
dapat diturunkan dengan simvastatin (Pillian dkk., 2006).
Endapan kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding pembuluh darah
menjadi makin tebal. Hal ini mengakibatkan juga berkurangnya elastisitas atau
kelenturan pembuluh darah. Dengan penyempitan pembuluh darah dan
berkurangnya kelenturan pembuluh darah, maka aliran darah terganggu dan untuk
mengatasi gangguan ini jantung harus memompa darah lebih keras. Hal ini berarti
jantung harus bekerja lebih keras daripada biasanya (Pillian dkk., 2006).
Adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi
warna. Salah satu diantaranya adalah reaksi Salkowski. Apabila kolesterol
dilarutkan dalam kloroform dan larutan ini dituangkan di atas larutan asam sulfat
pekat dengan hati-hati maka bagian asam berwarna kekuningan dengan
flouresensi hijau bila dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan
yang berubah menjadi merah dan ungu. Larutan kolesterol dalam kloroform bila
ditambahan anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut
mula-mula akan berwarna merah, kemudian biru dan hijau. Ini disebut reaksi
Lieberman Burchard. Warna hijau yang terjadi ini ternyata sebanding dengan
konsentrasi kolesterol. Karenanya reaksi Lieberman Burchard dapat digunakan
untuk menentukan kolesterol secara kuantitatif. Dalam darah manusia normal
terdapat antara 150-200 miligram tiap 100 mL darah (Pillian dkk., 2006).
VII.Kesimpulan
Kolesterol total dapat diketahui kadarnya dengan cara menghancurkan otak
yang dimasukkan kedalam blender dan ditambahkan aseton lalu diaduk dengan
menggunakan magnetik stirrer kemudian disaring lalu diambil residunya dan
ditambahkan aseton lagi. Kemudian stirrer dan saring kembali. Lalu mengambil
filtratnya. Selanjutnya memisahkan aseton dan kolesterol menggunakan alat
evaporasi. Kemudian menambahkan alkohol panas. Lalu saring dan timbang.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan dari percobaan ini yaitu kadar kolesterol untuk
25 gram otak kambing yaitu sebesar 0,54 gram.
DAFTAR PUSTAKA

Elnovreny, J. (2018). ANALISIS KADAR KOLESTEROL PADA EKSTRAK OTAK SAPI DAN OTAK
KAMBING DENGAN METODE HPLC. Jistek, 1(1), 20-28.

Lestari, D. (2017). GAMBARAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA PASIEN DIABETES MELITUS
TIPE 2 (Studi Kasus di Puskesmas Mojoagung Jombang). STIKES Insan Cendekia
Medika Jombang,

Muchtadi, D., Sri Palup N., Astawan M. (1993).metabolisme Zat Gizi. Sumber
Fungsi & Kebutuhan bagi Tubuh Manusia . Jilid II. Jakarta: pustaka sinar
harapan.

Pillian, WG., Djojosoebagio L., Al Haj. (2006).Fisiologi Nutrisi. Vol. 1. Edisi


Revisi. Bogor : IPB

Staf pengajar. (2017). Penuntun Praktikum Biokimia Lanjut. Palu: Universitas


Tadulako

Wijayanti, F., & Ramadhian, M. R. (2016). Efek rambut jagung (Zea mays) terhadap
penurunan kadar kolesterol dalam darah. Jurnal Majority, 5(3), 91-95.

Anda mungkin juga menyukai