MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Biofisika
Yang dibimbing oleh Bapak Sugiyanto, S.Pd.,M.Si dan Ibu Siti Imroatul Maslikah, S.Si,
M.Si
Oleh
Kelompok 2:
1. Ana Fatkhu Rokhmah
2. Ardiansyah F F
3. Diana Cahya Ningrum
4. Eni Setyowati
Offering A
Gambar : Spektrum Frekuensi dari Beberapa Contoh Rangsangan Auditori: Nada Murni,
Nada Musik, Bising (dikutip dari Probst, Grevers & Iro, 2006)
Efek Gelombang Sonik
1) Dalam penggunaan Ultrasonografi (USG)
Salah satu efek dari gelombang ultrasonik dapat dimanfaatkan dalam metode
ultrasonografi (USG). Ultrasonografi (USG) adalah alat diagnostik noninvasif menggunakan
gelombang suara dengan frekuensi tinggi diatas 20.000 hertz ( >20 kilohertz) untuk
menghasilkan gambaran struktur organ di dalam tubuh. Gelombang suara antara 2,5 sampai
dengan 14 kilohertz digunakan untuk diagnostik. Ultrasonik dapat diproduksi dengan piranti
magnet listrik dan kristal piezoelektrik dengan frekuensi di atas 20.000 Hz.
Alat diagnostik USG menggunakan gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi
1-10 MHz.Frekuensi dan daya ultrasonik yang dipakai dalam bidang kedokteran disesuaikan
dengan kebutuhan. Untuk diagnostik digunakan frekuensi 1– 5 MHz dengan daya 0,01
W/cm2. Untuk terapi daya ditingkatkan menjadi 1 W/cm2, bahkan untuk menghancurkan
kanker daya yang diperlukan sebesar 103 W/cm2.
Dasar penggunaan ultrasonik adalah efek Doppler, yaitu terjadi perubahan frekuensi
akibat adanya pergerakan pendengar atau sebaliknya dan getaran yang dikirim ke obyek akan
direfleksikan oleh obyek itu sendiri.
Cara kerja USG adalah memantulkan gelombang suara dan menerima kembali
gelombang suara yang telah dipantulkan setelah terkena suatu obyek.Obyek disini berupa
organ tubuh. Gelombang suara dikeluarkan oleh transduserdengan frekuensi 2,5-14 kilohertz,
frekuensi gelombang yang dikeluarkan bervariasi tergantung dari bentuk transduser. Hasil
pemantulan gelombang suara tersebut kemudian akan diterima kembali oleh transduserdan
diproses oleh mesin USG kemudian ditayangkan dalam monitor. Transduser adalah
komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding
perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat
kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh
transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang
pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi
gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam
bentuk gambar.
.
Ada 3 metode teknik scanning di dalam USG :
a. A scanning (Amplitudo scanning/mencari amplitudo)
Ultrasonik dari transduser mencapai dinding b kemudian dipantulkan ke dinding a dan
diterima transduser lagi. Scanning ini digunakan untuk diagnosis tumor otak (echo
encephalography), penyakit mata misalnya bentuk kornea, lensa, tumor retina dll.
Gelombang elektromagnetik terdiri atas radio, inframerah, ultraviolet, sinar-X dan sinar
gamma. Yang dibedakan atas panjang gelombang, besar energi dan frekuensinya seperti
tampak pada gambar spektrum berikut:
(Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/f/f7/EM_Spectrum_Properties_id.svg/675px-
EM_Spectrum_Properties_id.svg.png)
2) Sifat-sifat Sinar-X
Sinar-X memiliki sifat umum seperti berikut ini
Daya Tembus
Sinar-X dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus yang sangat
besar. Semakin kecil panjang gelombang sinar-X, makin besar daya tembusnya.
Pertebaran
Apabila berkas Sinar-X melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas. Sinar tersebut akan
mengalami pertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi hambur) pada
bahan atau zat yang dilalui.
Penyerapan
Sinar-X akan diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom atau kepadatan bahan atau
zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya makin besar penyerapannya.
Efek Ionisasi
Efek Ionisasi disebut juga efek primer dari Sinar-X yang apabila mengenai suatu bahan atau
zat dapat menimbulkan ionisasi pada partikel-partikel atau zat yang dilaluinya.
Efek Biologi
Sinar-X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek biologi ini
yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.
3) Interaksi radiasi dengan materi
Absorpsi Energi
Pada saat berkas foton melewati medium, sebagian energi radiasi ditransfer pada medium.
Dosis absorpsi yang menyatakan jumlah energi yang diserap per satuan massa jaringan
merupakan besaran yang dipakai untuk memperkirakan efek biologi terhadap radiasi. Secara
sederhana proses penyerapan energi radiasi sampai terjadinya efek biologi.
Efek Fotolistrik
Dalam proses fotolistrik energi foton diserap oleh atom yaitu elektron, sehingga elektron
tersebut dilepaskan dari ikatannya dengan atom. Elektron yang keluar dari atom disebut
fotoelektron. Peristiwa efek foto listrik ini terjadi pada energi radiasi rendah (E < 1 MeV )
dan nomor atom besar.
Bila foton mengenai elektron dalam suatu orbit dalam atom seperti yang ditunjukkan pada
gambar diatas, sebagian energi foton (Q) digunakan untuk mengeluarkan elektron dari atom
dan sisanya dibawa oleh elektron sebagai energi kinetiknya. Seluruh energi foton dipakai
dalam proses tersebut.
Dimana:
E = energi (Joule)
f = frekuensi (herzt)
h = konstanta plank (6,627 x 10-34 J.s)
Q = energi ikat elektron (Joule)
Ek = energi kinetik elektron (Joule)
Efek Compton
Foton berinteraksi dengan elektron yang dianggap bebas (tenaga ikat elektron << energi foton
datang), seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
Dalam suatu tumbukan antara sebuah foton dan elektron bebas maka tidak mungkin semua
energi foton dapat dipindahkan ke elektron jika momentum dan energi dibuat kekal. Hal ini
dapat diperlihatkan dengan berasumsi bahwa reaksi semakin dimungkinkan. Jika hal itu
memang benar, maka menurut hukum kekekalan semua energi foton diberikan kepada
elektron dan didapatkan:
Menurut hukum kekekalan momentum, semua momentum foton (p) harus dipindahkan ke
elektron, jika foton tersebut menghilang:
Dimana:
E = energi (Joule)
m = massa (Kg)
c = Kecepatan cahaya (m/dtk)
p = momentum
ν = kecepatan elektron (m/dtk).
4) Manfaat Sinar-X dalam kehidupan
Ilmu kedokteran, sinar-X dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang, gigi serta organ
tubuh yang lain tanpa melakukun pembedahan langsung pada tubuh pasien. Biasanya,
masyarakat awam menyebutnya dengan sebutan ‘’FOTO RONTGEN’’.Sinar-X digunakan
untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai Radiograf. Sinar-X boleh menembusi
badan manusia tetapi diserap oleh bahagian yang lebih tumpat seperti tulang. Gambar foto
sinar-X digunakan untuk mengesan kecacatan tulang, mengesan tulang yang patah dan
menyiasat keadaan organ-organ dalam badan.Sinar-X digunakan untuk memusnahkan sel-
sel kanker. Hal ini dikenal sebagai radioterapi.
Dalam bidang Perindustrian, memeriksa retakan dalam struktur plastik dan getah.
Dalam bidang penelitian ilmiah, sinar-X digunakan untuk menyelidik struktur hablur dan
jarak pemisahan antara atom-atom dalam suatu bahan hablur.
Dalam bidang penerbangan, sinar-X digunakan untuk mengetahui instrument pesawat
yang mengalami kerusakan. Hasil dari penggunaan sinar X ini memudahkan tehnisi
pesawat untuk melakukan perawatan terhadap instrument pesawat yang mengalami
kerusakan.
5) Efek Radiasi Ionisasi Sinar-X terhadap Jaringan Biologis
Sinar Roentgen menghasilkan pasangan elektron (ionisasi) di dalam jaringan. Karena
kebanyakan jaringan mengandung 70 % air, ionisasi molekul air menyebabkanpembentukan
radikal aktif bebas. Radikal bebas ini yang kebanyakan menyebabkan kerusakan pada
jaringan.
Radiasi sinar-X dengan Molekul Air (Radioloisis Air)
Penyerapan energi radiasi oleh molekul air dalam proses radiolisis air akan menghasilkan
radikal bebas (H* dan OH*) yang tidak stabil serta sangat reaktif dan toksik terhadap molekul
organik vital tubuh. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul dengan sebuah electron
yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Keadaan ini menyebabkan radikal bebas
menjadi tidak stabil, sangat reaktif dan toksik terhadap molekul organik vital. Radikal bebas
yang terbentuk dapat sering bereaksi menghasilkan suatu molekul biologic peroksida yang
lebih stabil sehingga berumur lebih lama. Molekul ini dapat berdifusi lebih jauh dari tempat
pembentukannya sehingga lebih besar peluangnya dibandingkan radikal bebas untuk
menimbulkan kerusakan biokimiawi pada molekul biologi. Secara alamiah kerusakan yang
timbul akan mengalami proses perbaikan secara enzimatis dalam kapasitas tertentu.
Perubahan biokimia yang terjadi yang berupa kerusakan pada molekul-molekul biologi
penting tersebut selanjutnya akan menimbulkan gangguan fungsi sel bila tidak mengalami
proses perbaikan secara tepat atau menyebabkan kematian sel. Perubahan fungsi atau
kematian dari sejumlah sel menghasilkan suatu efek biologik dari radiasi yang bergantung
pada jenis radiasi, dosis, jenis sel lainnya.
Radiasi sinar-X dengan DNA
Interaksi radiasi sinar-X dengan DNA dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur
molekul gula atau basa, putusnya ikatan hydrogen antar basa, hilangnya basa dan lainnya.
Kerusakan yang lebih parah adalah putusnya salah satu untai DNA yang disebut single strand
break, atau putusnya kedua untai DNA yang disebut double strand breaks. Secara alamiah sel
mempunyai kemampuan untukmelakukan proses perbaikan terhadap kerusakan yang timbul
dengan menggunakan beberapa jenis enzim yang spesifik. Proses perbaikan dapat
berlangsung terhadap kerusakan yang terjadi tanpa kesalahan sehingga struktur DNA kembali
seperti semual dan tidak menimbulkan perubahan struktur pada sel. Tetapi dalam kondisi
tertentu, proses perbaikan tidak berjalan sebagai mana mestinya sehingga walaupun
kerusakan dapat diperbaiki, tetapi tidak sempurna sehingga menghasilkan DNA yang
berbeda, yang dikenal dengan mutasi.
(Sumber: http://alifis.wordpress.com/2009/06/28/radiasi-efek-biologi-pada-manusia/)
c) Sindrom cerebrovaskular
Sindroma otak terjadi jika dosis total radiasi sangat tinggi dan selalu berakibat fatal. Gejala
awal berupa mual dan muntah, lalu diikuti oleh lelah, ngantuk dan kadang koma. Gejala ini
kemungkinan besar disebabkan oleh adanya peradangan otak.
Efek kronis
Pemaparan berulang atau pemaparan jangka panjang oleh radiasi dosis rendah dari implan
radioaktif atau sumber eksternal, bisa menyebabkan terhentinya menstruasi (amenore),
berkurangnya kesuburan pada pria dan wanita, berkurangnya gairah seksual (libido) pada
wanita, katarak dan berkurangnya jumlah sel darah merah (anemia), sel darah putih
(leukopenia dan trombosit (trombositopenia). Dosis sangat tinggi pada bagian tubuh tertentu
bisa menyebabkan rambut rontok, kulit menipis dan terbentuknya luka terbuka (ulkus,
borok), kapalan dan spider nevi (daerah kemerahan seperti laba‐laba akibat pelebaran
pembuluh darah kecil di
bawah permukaan kulit). Kadang cedera berat pada organ yang terpapar radiasi terjadi
beberapa
bulan/tahun setelah menjalani terapi radiasi untuk kanker yaitu :
a. Fungsi ginjal bisa menurun dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun setelah penderita
menerima dosis radiasi yang sangat tinggi; juga bisa terjadi anemia dan tekanan darah tinggi.
b. Penimbunan radiasi dosis tinggi di dalam otot bisa menyebabkan nyeri, pengecilan otot
(atrofi) dan penimbunan kalsium di dalam otot yang teriritasi. Meskipun sangat jarang terjadi,
perubahan ini bisa menyebabkan tumor otot ganas.
c. Radiasi pada tumor paru bisa menyebabkan peradangan paru (pneumonitis radiasi) dan
radiasi dosis tinggi bisa menyebabkan pembentukan jaringan parut yang hebat pada paru‐paru
(fibrosis), yang bisa berakibat fatal.
d. Jantung dan kantungnya bisa mengalami peradangan setelah diberikan radiasi yang luas
pada tulang dada dan dada.
e. Penimbunan radiasi di dalam korda spinalis bisa menyebabkan kerusakan hebat yang
berakhir dengan kelumpuhan.
f. Radiasi ekstensif pada perut (untuk kanker kelenjar getah bening, testis atau ovarium)