Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan medical bedah merupakan bagian dari keperawatan, dimana


keperawatan itu sendiri adalah : Bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprihensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat
baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan dengan alasan kelemahan
fisik, mental, masalah psikososial, keterbatasan pengetahuan, dan
ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri akibat
gangguan patofisiologis.
Keperawatan medikal bedah membahas tentang masalah kesehatan yang lazim
terjadi pada usia dewasa baik yang bersifat akut maupun kronik dengan atau tanpa
tindakan operatif yang meliputi gangguan fungsi tubuh pada sistem
cardiovascular, penginderaan (mata, tht), pencernaan, dan urologi oleh karena
berbagai penyebab patologis seperti infeksi atau peradangan, kongenital,
neoplasma trauma, dan degeneratif.
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya
sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia
baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan
keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat.
Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas
dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi
jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan
yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut
peningkatan pelayanan asuhan keperawatan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perspektif dalam keperawatan medikal bedah ?

2. Apa saja ruang lingkup dari keperawatan medikal bedah ?

3. Bagaimana trend dan isu dari keperawatan medikal bedah ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan memahami perspektif keperawatan medikal bedah.

2. Mengetahui dan memahami ruang lingkup keperawatan medikal bedah.

3. Mengetahui dan memahami trend dan isu keperawatan medikal bedah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perspektif Keperawatan Medikal Bedah

a.) Definisi Keperawatan Medikal Bedah

Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan pada


ilmu keperawatan medikal bedah dan teknik keperawatan medikal bedah
berbentuk pelayanan Bio-psiko-sosio-spiritual, peran utama perawat adalah
memeberikan asuhan keperawatan kepada manusia (sebagai objek utama
pengkajian filsafat ilmu keperawatan: ontologis).
Pengertian keperawatan medikal bedah Menurut (Raymond H. & Simamora,
mengandung 3 hal ialah :

1. Mengembangkan diri secara terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan


professional dalam medikal bedah dengan cara:

a. Menerapkan konsep-konsep keperawatan dalam melaksanakan kegiatan


keperawatan.
b. Melaksanakan kegiatan keperawatan dalam menggunakan pendekatan ilmiah.
c. Berperan sebagai pembaru dalam setiap kegiatan keperawatan pada berbagai
tatanan pelayanan keperawatan.
d. Mengikuti perkembangan IPTEK secara terus-menerus melalui kegiatan yang
menunjang.
e. Mengembangkan IPTEK keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan perkembangan ilmu.
f. Berperan aktif dalam setiap kegiatan ilmiah yang relevan dengan keperawatan.

3
2. Melaksanakan kegiatan penelitian rangaka pengembangan ilmu keperawatan
medikal bedah dengan cara:

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dengan menganlisis, menyintesis informasi


yang relevan dari berbagai sumber dan memerhatikan perspektif lintas budaya.
b. Merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam bidang keperawatan
keperawatan medikal bedah.
c. Menerapkan prinsip dan tekhnik penalaran yang tepat dalam berpikir secara
logis, kritis, dan mandiri.
3. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, terbuka untuk
menerima perubahan, dan berorientasi pada masa depan dengan cara:
a. Menggali dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk membantu
meneyelesaikan masalah masyarakat yang terkait dengan keperawatan medikal
bedah.
b. Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan dan
mengelola sumber yang tersedia.

b.) Peran dan Fungsi Perawat

Peran dan fungsi perawat khususnya di rumah sakit adalah memberikan pelayanan
atau asuhan keperawatan melalui berbagai proses atau tahapan yang harus
dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pasien. Tahapan
yang dilakukan tentunya berdasarkan standar yang diakui oleh pemerintah
maupun profesi perawat. Salah satu bagian yang berperan penting dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan adalah pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan komponen terbesar dari sistem
pelayanan kesehatan yang terintegrasi.
Pelayanan keperawatan merupakan proses kegiatan natural dan berurutan yang
dilakukan oleh perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Pelayanan
diberikan karena adanya keterbatasan atau kelemahan fisik dan mental.
Keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri. Kegiatan keperawatan
dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

4
penyembuhan, pemulihan, pemeliharaan kesehatan dengan penekanan upaya
pelayanan kesehatan sesuai wewenang, tanggung jawab dan etika profesi
keperawatan sehingga memungkinkan setiap individu mencapai kemampuan
hidup sehat. Tenaga kesehatan yang paling banyak jumlahnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan di rumah sakit dan sering berinteraksi dengan klien adalah
perawat.

c.) Komponen Keperawatan Medikal Bedah

Ada 5 objek utama dalam ilmu keperawatan: manusia, individu (yang


mendapatkan asuhan keperawatan) keperawatan, konsep sakit, aplikasi tindakan
keperawatan.

1. Manusia

Penerima asuhan keperawatan adalah manusia, individu, kelommpok, komunitas,


atau social. Masing-masing diperlakukan oleh perawat sebagai sistem adaptasi
yang holistic dan terbuka.

2. Keperawatan

Bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang


diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalami gangguan
fisik, psikis, dan social agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.

3. Konsep Sehat-Sakit

Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat


meningkatkan konsep sehat yang positif ;

a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.


b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Sakit adalah suatu kondisi dimana kesehatan tubuh lemah. (Webster’s New
Collegiate Dictionary). Sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh bermacam-
macam hal, bisa suatu kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan
terhadap susunan jaringan tubuh, dari fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi
keseluruhan.

4. Konsep Lingkungan

5
Lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan ekternal, yang
mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan prilaku seseorang dan
kelompok. Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis
yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman, sedangkan
lingkungan internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu (berupa
pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian) dan proses stressor biologis
(sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu.

5. Aplikasi asuhan Keperawatan

Proses keperawatan ;
a. Pengakajian
b. Perumusan diagnosis keperawatan
c. Intervensi keperawatan
d. Pelaksanaan
e. evaluasi

2.2 Ruang Lingkup Keperawatan Medikal Bedah

Lingkup praktek Keperawatan Medikal Bedah merupakan bentuk asuhan


keperawatan pada klien dewasa yang mengalami gangguan fisiologis baik yang
sudah nyata atau terprediksi mengalami gangguan, baik karena adanya penyakit,
trauma atau kecacatan. Asuhan keperawatan meliputi, Perlakuan terhadap individu
untuk memperoleh kenyamanan; Membantu individu dalam meningkatkan dan
mempertahankan kondisi sehatnya, Melakukan prevensi, deteksi dan mengatasi
kondisi berkaitan dengan penyakit; Mengupayakan pemulihan sampai klien dapat
mencapai kapasitas produktif tertingginya, serta Membantu klien dalam
menghadapi kematian secara bermartabat.
Praktek keperawatan medikal bedah menggunakan langkah-langkah ilmiah
pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi; dengan
memperhitungkan keterkaitan komponen-komponen, Biologis, Psikologis, dan
Sosial klien dalam merespon gangguan fisiologis sebagai akibat penyakit, trauma
atau kecacatan.

1. Lingkup Klien

Klien yang ditangani dalam praktek keperawatan medikal bedah adalah orang
dewasa, dengan pendekatan one to one basis. Kategori dewasa berimplikasi pada
pengembangan yang dijalani sesuai tahapannya. Tugas-tugas perkembangan ini

6
dapat berdampak pada perubahan peran dan respon psikososial selama klien
mengalami masalah kesehatan, dan hal ini perlu menjadi pertimbangan perawat
dalam melakukan kajian dan intervensi keperawatan. Pendekatan keperawatan
harus memperhitungkan level kedewasaan klien yang ditangani, dengan demikian
pemberdayaan klien dalam proses asuhan merupakan hal penting sesuai dengan
kondisinya, ini berkenaan dengan self-caring cacities.

2. Lingkup Garapan Keperawatan

Untuk membahas lingkup garapan keperawatan medikal bedah, kita perlu


mengacu pada fokus telaahan lingkup garapan dan basis intervensi keperawatan.
Fokus telaahan keperawatan adalah respon manusia dalam menghadapi masalah,
baik aktual maupun potensial. Dalam lingkup keperawatan medikal bedah,
masalah kesehatan ini meliputi gangguan fisiologis nyata atau potensial sebagai
akibat adanya penyakit, terjadinya trauma maupun kecacatan berikut respon klien
yang unik dari aspek-aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Mengingat basis telaahan respon klien bersumber dari gangguan fisiologis, maka
pemahaman akan patofisiologis atau mekanisme terjadinya gangguan dan potensi
manifestasi klinis dari gangguan tersebut sangat mendasari lingkup garapan dan
intervensi keperawatan. Penyakit, trauma atau kecacatan sebagai masalah
kesehatan yang dihadapi klien dapat bersumber atau terjadi pada seluruh sistem
tubuh meliputi sistem-sistem persyarafan; Endokrin; Pernapasan; Kardiovaskuler;
Pencernaan; Perkemihan; Muskuloskeletal; Integumen; Kekebalan Tubuh;
Pendengaran; Penglihatan serta Permasalahan – permasalahan yang dapat secara
umum menyertai seluruh gangguan sistem yaitu issue-issue yang berkaitan
dengan keganasan dan kondisi terminal.

a. Lingkup garapan

Lingkup garapan keperawatan adalah kebutuhan dasar manusia, penyimpangan


dan intervensinya. Lingkup garapan keperawatan medikal bedah adalah segala
hambatan pemenuhan kebutuhan dasar yang terjadi karena perubahan fisiologis
pada satu atau berbagai sistem tubuh; serta modalitas dan berbagai upaya untuk
mengatasinya. Guna menentukan berbagai hambatan pemenuhan kebutuhan dasar

7
manusia dan modalitas yang tepat waktu untuk mengatasinya dibutuhkan
keterampilan berpikir logis dan kritis dalam mengkaji secara tepat kebutuhan
dasar apa yang tidak terpenuhi, pada level serta kemungkinan penyebab apa
(diagnosis keperawatan). Hal ini akan menentukan pada perlakuan (treatment)
keperawatan, dan modalitas yang sesuai. Disini dibutuhkan keterampilan teknis
dan telaah legal etis.

b. Basis intervensi

Basis intervensi keperawatan medikal bedah adalah ketidakmampuan klien untuk


memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri (self-care deficit). Ketidakmampuan ini
dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara tuntutan kebutuhan (self-care
demand) dan kapasitas klien untuk memenuhinya (self-care ability) sebagai akibat
perubahan fisiologis pada satu atau berbagai sistem tubuh. Kondisi ini unik pada
setiap individu, karena kebutuhan akan self-care (self-care requirement) dapat
berbeda-beda, sehingga dibutuhkan integrasi keterampilan-keterampilan berpikir
logis-kritis, teknis dan telaah legal etis untuk menentukan bentuk intervensi
keperawatan mana yang sesuai, apakah bantuan total, parsial, atau suportif-
edukatif yang dibutuhkan klien.

3. Konsekuensi Profesional

Ada berbagai konsekuensi logis yang masih harus dipikirkan sebagai acuan bagi
praktisi keperawatan pada area keperawatan medikal bedah. Melihat kompleksitas
fokus telaahan, lingkup garapan dan basis intervensi area keperawatan medikal
bedah dan konsekuensi profesionalnya perlu dirumuskan :
Standar performance untuk acuan kualitas asuhan.
Kategori kualifikasi perawat untuk menentukan kelayakannya sebagai praktisi.
Sertifikasi dan lisensi keahlian yang senantiasa diperbaharui untuk memberi
jaminankeamanan bagi pengguna jasa keperawatan.

2.3 Trend dan Isu Keperawatan Medikal Bedah

a.)Trend Keperawatan Medikal Bedah

8
Trend utama yang akan mempunyai dampak berkepanjangan pada perawatan dan
perawatan pasien, yaitu:

1. Penurunan biaya perawatan kesehatan

2. Perhitungan biaya asuhan keperawatan

3. Pengurangan lamanya dirawat

4. Peningkatan kepercayaan terhadap teknologi tinggi

5. Kebutuhan akan pengetahuan keperawatan tahap lanjut

6. Kebutuhan akan kolaborasi dan komunikasi

7. Inovasi dalam perencanaan perawatan melalui komputerisasi

Mereka yang memantau kecenderungan ini (juga staf perawat yang memberikan
perawatan langsung) dapat membuktikan bahwa kecenderungan ini telah benar-
benar menimbulkan, dan akan terus memiliki efek yang sangat mendalam pada
profesi dan praktik keperawatan.

 Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)

Definisi :

1. Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan


tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan
kepada klien. Yang menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik,
radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video.
Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan
transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau komputer 4)

2. Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya


penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan
dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara
perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth,

9
dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti
telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.

3. Telenursing is defined as the practice of nursing over distance using


telecommunications technology (National Council of State Boards of Nursing).

4. Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan


informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini,
menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-
fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference (bagian
integral dari telemedicine atau telehealth).

Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh)


adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik
yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan
dari teknologi ini yaitu mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan
layanan kesehatan, mengurangi kunjungan dan masa hari rawat, meningkatkan
pelayanan pasien sakit kronis, mengembangkan model pendidikan keperawatan
berbasis multimedia (Britton, Keehner, Still & Walden 1999). Tetapi sistem ini
justru akan mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan klien dalam
menjalin hubungan terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik akan
sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di
Indonesia, seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang
meratanya penguasaan teknik informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana
prasarana yang masih belum memadai.

1. Prinsip Moisture Balance dalam Perawatan Luka

Trend perawatan luka yang digunakan saat ini adalah menjaga kelembaban area
luka. Luka yang lembab akan dapat mengaktivasi berbagai growt factor yang
berperan dalam proses penutupan luka, antara lain TGF beta 1-3, PDGF, TNF,
FGF dan lain sebagainya. Yang perlu diperhatikan adalah durasi waktu dalam
memberikan kelembapan pada luka sehingga resiko terjadinya infeksi dapat

10
diminimalkan. Selain itu prinsip ini juga tidak menghambat aliran oksigen,
nitrogen dan unsur-unsur penting lainnya serta merupakan wadah terbaik untuk
sel-sel tubuh tetap hidup dan melakukan replikasi secara optimal, sehingga
dianggap prinsip ini sangat efektif untuk penyembuhan luka. Hal ini akan
berdampak pada layanan keperawatan, meningkatkan kepuasan pasien serta
memperpendek lama hari perawatan. Namun demikian, prinsip ini belum
diterapkan di semua rumah sakit di seluruh Indonesia.

2. Hospice Home Care

Hospice home care adalah perawatan pasien terminal yang dilakukan di


rumah setelah dilakukan perawatan di rumah sakit, dimana pengobatan sudah
tidak perlu dilakukan lagi. Bidang garapnya meliputi aspek bio-psiko-sosio-
spiritual yang bertujuan dalam memberikan dukungan fisik dan psikis, dukungan
moral bagi pasien dan keluarganya, dan juga memberikan pelatihan perawatan
praktis. Di Indonesia, metode perawatan ini di bawah pengelolaan Yayasan
Kanker Indonesia. Sedangkan di beberapa rumah sakit yang lain program ini
sudah dikembangkan, namun belum dilakukan secara legal.

3. One Day Care

Merupakan sistem pelayanan kesehatan dimana pasien tidak memerlukan


perawatan lebih dari satu hari. Setelah menjalani operasi pembedahan dan
perawatan, pasien boleh pulang. Biasanya dilakukan pada kasus minimal.
Berdasarkan hasil analisis beberapa rumah sakit, di Indonesia didapatkan bahwa
metode one day care ini dapat mengurangi lama hari perawatan sehingga tidak
menimbulkan penumpukkan pasien pada rumah sakit tersebut dan dapat
mengurangi beban kerja perawat. Hal ini juga dapat berdampak pada pasien
dimana biaya perawatan dapat ditekan seminimal mungkin.

4. Pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan


Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan Medikal Bedah

11
Kegiatan-kegiatan penelitian diklinik akan mendukung kualitas pelayanan
keperawatan dalam mendukung sistem pelayanan kesehatan. Kegiatan tersebut
meliputi membentuk komite riset, menciptakan lingkungan kerja yang ilmiah,
kebijakan kegiatan riset dan pemanfaatan hasilnya dan pendidikan berkelanjutan.
Akan tetapi pelaksanaan di Indonesia belum maksimal. Hal ini dibuktikan dengan
minimnya kegiatan ilmiah keperawatan di rumah sakit, hasil penelitian jarang
didiseminasikan dan dimanfaatkan untuk pengembangan praktik klinis
keperawatan.

b.) Issu Keperawatan Medikal Bedah

1. Pemakaian tap water (air keran) dan betadine yang diencerkan pada luka.
Beberapa klinisi menganjurkan pemakaian tap water untuk mencuci awal tepi luka
sebelum diberikan NaCl 0,9 %. Hal ini dilakukan agar kotoran-kotoran yang
menempel pada luka dapat terbawa oleh aliran air. Kemudian dibilas dengan
larutan povidoneiodine yang telah diencerkan dan dilanjutkan irigasi dengan NaCl
0,9%. Akan tetapi pemakaian prosedur ini masih menimbulkan beberapa
kontroversi karena kualitas tap water yang berbeda di beberapa tempat dan
keefektifan dalam pengenceran betadine.
Euthanasia: suatu issue kontemporer dalam keperawatan.
Saat ini mulai terdengar istilah euthanasia, baik aktif maupun pasif. Euthanasia
aktif merupakan tindakan yang sengaja dilakukan untuk membuat seseorang
meninggal. Sedangkan euthanasia pasif adalah tindakan mengurangi ketepatan
dosis pengobatan, penghilangan pengobatan sama sekali atau tindakan pendukung
lainnya yang dapat mempercepat kematian seseorang. Batas keduanya kabur,
bahkan merupakan sesuatu yang tidak relevan. Di Nederland euthanasia sudah
dalam proses untuk dilegalisasi. Dikatakan bahwa 72% dari populasi lebih
cenderung untuk menjadi relawan euthanasia aktif. Dalam praktik nyata,
masyarakat telah melegalkan euthanasia pasif terutama dalam proses aborsi.
Diyakini bahwa 30 tahun yang akan datang, euthanasia akan bergeser dari sesuatu
yang ”samar-samar” menjadi sesuatu yang legal. Dalam hal ini, perawat berada
dalam posisi yang sangat baik untuk mengkajinya secara lebih obyektif, sehingga
akan menjadi kesempatan terbaik bagi perawat untuk mengambil bagian terlibat

12
aktif dalam mengembangkan kebijakan-kebijakan terkait, khususnya pada kasus
keperawatan medikal bedah.

2. Prosedur rawat luka adalah kewenangan dokter

Ada beberapa pendapat bahwa perawatan luka adalah kewenangan medis, akan
tetapi dalam kenyataannya yang melakukan adalah perawat sehingga dianggap
sebagai area abu-abu. Apabila ditinjau dari bebarapa literatur, perawat mempunyai
kewenangan mandiri sesuai dengan seni dan keilmuannya dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan kerusakan integritas kulit.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Keperawatan Medical Bedah merupakan bentuk pelayanan profesional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprihensif ditujukan pada
individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Keperawatan medikal bedah
membahas tentang masalah kesehatan yang lazim terjadi pada usia dewasa
baik yang bersifat akut maupun kronik dengan atau tanpa tindakan operatif
yang meliputi gangguan fungsi tubuh pada sistem cardiovascular,
penginderaan (mata, tht), pencernaan, dan urologi oleh karena berbagai
penyebab patologis seperti infeksi atau peradangan, kongenital, neoplasma
trauma, dan degeneratif.

Trend Keperawatan Medikal Bedal Bedah dan Dampaknya di Indonesia.

Beberapa trend yang terjadi dalam Keperawatan Medikal Bedah di


Indonesia, diantaranya adalah: telenursing, Prinsip Moisture Balance
dalam Perawatan Luka, Pencegahan HIV-AIDS pada Remaja dengan Peer
Group, Program sertifikasi perawat keahlian khusus, Hospice Home Care,
One Day Care, Klinik HIV, Klinik Rawat Luka, Berdirinya organisasi

13
profesi keperawatan kekhususan, Pengembangan Evidence Based Nursing
Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan
Medikal Bedah. Disadari bahwa semua trend tersebut belum seutuhnya
diterapkan dalam pelayanan keperawatan di seluruh Indonesia.

Isu dalam Keperawatan Medikal Bedah dan Dampaknya di Indonesia

Beberapa isue yang berkembang dalam Keperawatan Medikal Bedah di


Indonesia, antara lain: Pemakaian tap water (air keran) dan betadine yang
diencerkan pada luka, Belum ada dokumentasi keperawatan yang baku
sehingga setiap institusi rumah sakit mengunakan versi atau modelnya
sendiri-sendiri, Prosedur rawat luka adalah kewenangan dokter,
Euthanasia: suatu issue kontemporer dalam keperawatan, Pengaturan
sistem tenaga kesehatan, Lulusan D3 Keperawatan lebih banyak terserap
di Rumah sakit pemerintah dibandingkan S1, dan Peran dan tanggung
jawab yang belum ditetapkan sesuai dengan jenjang pendidikan sehingga
implikasi di rs antara DIII, S1 dan Spesialis belum jelas terlihat.

3.2 Saran
Semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
selaku penulis memohon adanya kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Dengan mempelajari makalah ini diharapkan
agar pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat menerapkan
peran-peran keperawatan medical bedah sesuai dengan konsep dan
perspektif keperawatan medical bedah untuk ditingkatkan dalam mengejar
pencapaian indikator MDGs.

Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai


trend dan isu keperawatan medikal bedah di Indonesia sehingga dapat
dikembangkan dalam tatanan layanan keperawatan. Diharapkan agar
perawat bisa menindaklanjuti trend dan isu tersebut melalui kegiatan riset
sebagai dasar untuk pengembangan Evidence Based Nursing Practice di
Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan Medikal Bedah

14

Anda mungkin juga menyukai