2. SUSUNAN SEL
Sel mempunyai dua bagian utama yakni nukleus ( inti ) dan sitoplasma (cairan sel).
Nukleus dipisahkan dari sitoplasma oleh membran nukleus ( membran inti ), dan sitoplasma
dipisahkan dari cairan sekelilingnya oleh membran sel. Substansi-substansi yang berbeda yang
turut membentuk sel secara keseluruhan disebut protoplasma. Protoplasma ini terutama terdiri atas
lima bahan dasar: air, elektrolit, protein, lipid, dan karbohidrat.
sekretorik akan dikeluarkan. Substansi yang terjerat dalam vesikel RE diangkut dari retikulum
endoplasmik menuju ke apparatus golgi. Substansi yang diangkut itu selanjutnya diproses dalam
aparatus golgi untuk membentuk lisosom, vesikel sekretoris, atau komponen sitoplasmik yang
lainnnya. Apparatus golgi berperan dalam sintesis karbohidrat, sekresi sel, dan penyimpanan hasil
sekresi seperti pada kelenjar air liur dan lambung.
e. Lisosom
Lisosom merupakan organel vesikuler yang dibentuk oleh aparatus golgi yang kemudian
tersebar di seluruh sitoplasma. Lisosom ini meupakan sistem pencernaan intraseluler yang
memungkinkan sel untuk mencernakan bahan-bahan dan struktur intraseluler khususnya struktur
sel yang telah rusak, partikel-partikel makanan
yang telah dicernakan sel, dan bahan-bahan yang
tidak diinginkan tubuh, misalnya bakteri.
Lisosom dikelilingi oleh membran lipid
ganda yang khusus dan terisi dengan banyak sekali
granula-granula kecil yang berdiameter 5 sampai 8
nanometer, yang merupakan kumpulan protein
dengan enzim hidrolitik (pencernaan). Enzim hidrolitik
Gambar 2.5. Lisosom
mampu memecahkan senyawa organik menjadi
dua bagian atau lebih dengan menggabungkan hidrogen yang berasal dari molekul air dengan satu
bagian senyawa tersebut, dan dengan menggabungkan bagian hidroksil dari molekul air dengan
satu bagian lain dari senyawa tadi. Contohnya, protein dihidrolisa untuk membentuk asam amino,
dan glikogen diidrolisa untuk membentuk glukosa.
3. FISIOLOGI JARINGAN
Sel-sel yang mempunyai jenis, ukuran, dan fungsi yang sama berkelompok membentuk
jaringan. Ada empat jaringan utama yaitu jaringan otot, jaringan saraf, jaringan epitel, dan jaringan
konektif atau ikat.
1. Jaringan Otot
Jaringan otot merupakan kumpulan sel-sel yang secara khusus berfungsi untuk berkontraksi
dan kekuatan menahan. Ada tiga tipe jaringan otot yaitu otot rangka, otot polos, dan otot
jantung.
2. Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri dari sel-sel yang secara khusus berfungsi menerima dan menghantarkan
impuls listrik dari bagian satu ke bagian tubuh yang lain. Fungsi lain adalah sebagai pengaturan
keseimbangan fungsi tubuh seperti kontraksi otot kelenjar dan pengaturan tekanan darah.
Jaringan saraf banyak ditemukan pada otak, medulla spinalis, dan nervus.
3. Jaringan Epitel
Jaringan epitel berada diseluruh tubuh seperti pada lapisan kulit, melapisi organ-organ
berongga, organ-organ visceral dan kelenjar. Jaringan epitel terdiri dari lapisan yang selapis
yang disebut simple dan dua atau lebih lapisan yang disebut bertingkat.
4. Jaringan Ikat
Merupakan jaringan penyangga tubuh dan organ serta menyatukan jaringan-jaringan. Yang
termasuk dalam jaringan ini adalah jaringan embrionik, jaringan ikat biasa, jaringan kartilago,
jaringan tulang, dan jaringan pembuluh darah.
5. SISTEM OTOT
Ada tiga jenis otot yaitu otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Ketiga jenis otot tersebut
mempunyai struktur dan karakteristik yang berbeda.
a. Otot
Rangka
Merupakan otot yang melekat pada rangka, tulang, menyusun 40% berat badan. Otot ini
bentuknya lurik, seperti bergaris-garis. Garis-garis pada otot lurik disebabkan karena struktur
myofibril-myofibril yang saling berdekatan.
Otot rangka pada bagian luarnya dilapisi oleh
jaringan konektif yang disebut epimysium, satu
berkas otot disebut fasia. Setiap fasia terdir dari
bundle-bundel serat otot yang disebut fasikulus dan
dilapisi oleh jaringan ikat yang disebut perimysium.
Diantara fasikulus-fasikulus terdapat pembuluh
Gambar 2.11 Otot Rangka darah dan jaringan saraf. Setiap fasikulus tersusun
atas sel otot atau disebut serabut otot, yang dilapisi
oleh jaringan ikat yang disebut endomysium. Serat atau serabut otot berdiameter 10-80 mikrometer
dan panjangnya dapat mencapai 35cm. Dibawah endomysium dan mengelilingi serat otot terdapat
membran sel yang disebut sarkolema. Dalam sarkolema terdapat granula-granula glikogen untuk
cadangan energi, mioglobin, yang merupakan tempat penyimpanan oksigen dan ion-ion seperti
kalium, magnesium, pospat, enzim-enzim, dan protein. Dibawah sarkolema terdapat sitoplasma
yang disebut sarkoplasma. Sarkoplasma berisi cairan gelatin, glikogen, lemak untuk cadangan
energi dan organel-organel seperti mitokondria.
Setiap serabut otot mengandung organel-organel myofibril sekitar ratusan sampai ribuan.
Myofibril mengandung protein kontraktil atau protein filament yang disebut miofilamen.
Miofilamen tersusun atas miofilamen tebal yang unsur utamanya adalah myosin dan miofilamen
tipis yang unsur utamanya adalah aktin. Miofilamen ini merupakan unsur penting dalam proses
kontraksi. Di sekeliling myofibril berhubungan dengan jaringan tubulus dan chanel yang disebut
retikulum sarkoplasmik dimana kalsium disimpan untuk proses kontraksi otot.
b. Otot Polos
Otot polos sesuai dengan namanya berbentuk polos dengan panjang serat sekitar 30-200
mikrometer berdiameter 5-10 mikrometer. Otot ini banyak terdapat pada organ bagian dalam
seperti pada saluran pencernaan untuk pergerakan bolus, dinding pembuluh darah, urinary, saluran
reproduksi, organ paru, dan lain-lain.
Otot polos juga mempunyai aktin dan myosin tetapi filament-filamen tidak teratur dan juga
terdapat tropomiosin tetapi tidak memiliki troponin. Akitvitas otot polos dipengaruhi oleh adanya
aktivitas rangsangan saraf yaitu pengaruh neurotransmitter asetilkolin dan norepinefrin.
A B
Gambar 2.16. A. Sliding Filamen Teori. B. Pergeseran aktin dan miosin dibantu adanya ATP
7. SISTEM KARDIOVASCULER
Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, vaskuler atau pembuluh darah (arteri, vena,
kapiler) dan limfatik. Fungsi utama sistem kardiovaskuler adalah menghantarkan darah yang kaya
oksigen keseluruh tubuh dan memompakan darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru
untuk dioksigenasi.
a. Jantung
Jantung merupakan organ utama sistem kardiovaskuler, berotot dan berongga, terletak di
rongga dada bagian tengah tubuh, diantara dua paru-paru. Bentuk jantung seperti kerucut tumpul,
pada bagian bawah disebut apeks.
Ada tiga lapisan jantung yaitu lapisan bagian luar yang disebut epikardium, lapisan bagian
tengah disebut miokardium, lapisan ini lebih tebal, tersusun atas otot lurik dan mampu berkontraksi
dengan kuat. Lapisan bagian dalam disebut endokardium.
Selaput Jantung
Jantung dilapisi oleh dua membran untuk mencegah terjadinya trauma dan infeksi yaitu
pericardium parietal dan pericardium visceral. Parikardium parietal merupakan membran lapisan
jantung bagian paling luar, membran ini sangat efektif dalam melindungi jantung dari infeksi.
Sedangkan lapisan membran pericardium visceral merupakan lapisan pada bagian dalam yang
melekat ke miokardium. Diantara kedua lapisan tersebut terdapat 5 sampai dengan 20 ml cairan
pericardium yang berfungsi sebagai pelumas untuk mencegah trauma.
Ruang Jantung
Jantung terbagi atas dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri, kedua belahan
tersebut dipisahkan oleh otot pemisah yang disebut septum. Setiap belahan terdiri atas dua ruang
yaitu ruang pengumpul yang disebut atrium dan ruang pemompa yang disebut ventrikel. Dengan
demikian jantung memiliki empat ruangan yaitu atrium kanan, ventrikel kanan, atrium kiri, dan
ventrikel kiri.
Katup Jantung
Jantung memiliki dua tipe katup yaitu katup atrioventrikuler dan katup semilunar. Fungsi
katup jantung adalah mengalirkan darah pada saat terbuka dan menahan aliran darah, mencegah
refluk aliran darah pada saat menutup. Katup atrioventrikuler terletak diantara atrium dan
ventrikel. Katup ini terdiri dari katup trikuspidalis yang menhubungkan antara atrium dan ventrikel
kanan dan bikuspidalis atau mitral yang menghubungkan antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
Katup atrioventrikular menutup pada saat jantung berkontraksi atau pada saat systole untuk
mencegah aliran balik darah ke atrium dan akan membyka pada jantung relaksasi atau diastole
untuk mengalirkan darah dari atrium dan mengisi kembali ruang ventrikel.
Katup semilunar terdiri atas katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal terletak
diantara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis. Sedangkan katup aorta terletak diantara ventrikel
kiri dengan aorta. Pada saat terjadi diastole katup semilunar menutup dan membuka saat systole.
Menutupnya katup jantung menimbulkan bunyi jantung.
Suplay darah otot jantung
Otot jantung membutuhkan aliran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrien
yang sangat dibutuhkan untuk metabolisme. Otot jantung diperdarahi oleh arteri koronaria yang
merupakan cabang dari aorta. Arteri koroner bercabang menjadi dua yaitu arteri koronaria kanan
dan arteri koronaria kiri.
Otot jantung dapat menghantarkan impuls listrik secara automatis dan berirama.
Kemampuan serabut otot jantung menghantarkan impuls listrik disebut konduksi. Adanya impuls
listrik memungkinkan otot jantung mengalami depolarisasi sehingga jantung dapat berkontraksi,
keadaan ini disebut eksitabilitas. Adanya sistem
konduksi ini memungkinkan jantung dapat berkintraksi
antara atrium dan ventrikel secara sinkron. Sistem
konduksi jantung terdiri dari Sinoatrial Node (SA
Node), Atrioventrikular Node (AV Node), Bundel His,
dan Serat Purkinje.
Atrium kanan menerima darah yang kurang oksigen dari seluruh tubuh melalui vena cava
superior dan vena cava inferior, kemudian darah mengalir masuk ke ventrikel kanan untuk
selanjutnya dipompakan ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis untuk
dioksigenasi. Darah yang kaya
oksigen dari paru-paru melalui vena
pulmonalis masuk ke atrium kiri dan
selanjutnya dari atrium kiri darah
mengalir ke ventrikel kiri untuk
dipompakan ke seluruh tubuh melalui
aorta.
Siklus jantung merupakan
Gambar 2.21. Siklus Jantung periode dimana jantung berkontraksi
dan relaksasi. Satu kali siklus jantung sama dengan satu periode sistol dan satu periode diastole.
Normalnya siklus jantung dimulai dengan depolarisasi spontan dari sel pacemaker SA Node dan
berakhir dengan keadaan relaksasi ventrikel.
1. Sistole Atrium
Depolarisasi SA node menyebar ke atrium melalui internodal menyebabkan kontraksi pada
atrium. Adanya kontraksi dan meningkatnya tekanan pada atrium mendorong sebagian darah
masuk ke ventrikel. Pada saat systole katup atrioventrikular membuka dan katup semilunar
menutup. Tekanan atrium lebih tinggi dari pada tekanan ventrikel.
2. Sistole Ventrikel
Setelah ventrikel terisi darah dari atrium dank karena adanya depolarisasi dari AV node, bundle
his dan dengan cepat ke serabut purkinje maka mulailah terjadi kontraksi ventrikel. Pada saat
systole terjadi katup atrioventrikular menutup dan katup semilunar terbuka. Pada saat ini pula
darah dipompakan keluar ventrikel. Darah dari ventrikel kanan dipompakan ke paru-paru
untuk dioksigenasi sedangkan dari ventrikel kiri darah dipompakan keseluruh tubuh melalui
aorta.
3. Diastole Ventrikel
Pada saat diastole ventrikel menjadi rileks sehingga tekanannya lebih rendah dari pada tekanan
atrium, hal ini menimbulkan darah mengalir dan mengisi ventrikel. Sekitar 70% pengisian
ventrikel berlangsung sebelum systole atrium.
Frekuensi Jantung
Jantung berdenyut dalam satu menit sekitar 60-100 kali atau rata-rata 75 kali permenit. Jika
jantung berdenyut lebih dari 100 kali disebut takikardia dan jika kurang dari 60 kali disebut
bradikardia. Frekuensi denyut jantung dipengaruhi oleh keadaan aktivitas, umur, jenis kelamin,
endokrin, suhu, tekanan darah, kecemasan, stress, dan nyeri.
Pada saat aktivitas kebutuhan oksigen meningkat dan pengeluaran CO 2 juga meningkat
sehingga meningkatnya denyut jantung. Demikian juga pada usia, lebih muda usia maka frekuensi
jantung lebih cepat. Frekuensi denyut jantung pada wanita lebih cepat daripada pria. Pengaturan
frekuensi denyut jantung dilakukan atas pengaruh sistem saraf autonom yang berpusat di medulla
oblongata, baroreseptor, dan faktor lain seperti emosional, kadar elektrolit seperti kalium, kalsium,
natrium.
Jantung Sebagai Pemompa
Jantung merupakan organ pemompa yaitu memompa darah melalui sirkulasii sistemik
maupun pulmonal. Pada keadaan normal jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan
ventrikel kiri sama sehingga tidak terjadi penimbunan. Kerja jantung diperlihatkan sebagai curah
jantung atau cardiac output. Selama diastole atau relaksasi tekanan ventrikel lebih rendah dari
atrium, sehingga darah mengalir dari atrium ke ventrikel melalui katup atrioventrikular yang
terbuka dan pada akhir diastole ventrikel, atrium berkontraksi mendorong darah masuk ke
ventrikel. Volume darah dalam setiap ventrikel diakhir diastole disebut volume diastole akhir,
yang banyaknya sekitar 120ml. pada keadaan ini tekanan venrikel menjadi lebih tinggi dan
mendorong penutupan katup atrioventrikuler. Sementara itu aktivitas listrik mengalir ke ventrikel
dan menimbulkan kontraksii ventrikel sehingga darah akan dipompakan keluar, baik ke aorta
maupun ke paru-paru. Volume darah yang dipompakan oleh ventrikel setiap denyutan disebut isi
sekuncup atau stroke volume. Tidak semua volume darah yang ada diventrikel dikeluarkan pada
saat kontraksi, tetapi hanya sekitar 70ml yang dikeluarkan dan tersisa sekitar 50ml. volume darah
yang dipompakan selama satu menit disebut cardiac output atau curah jantung.
Cardiac Output Atau Curah Jantung
Ada dua hal yang menentukan curah jantung yaitu jumlah denyut jantung permenit (heart
rate = HR) dan stroke volume (SV).
Tekanan Darah
Tekanan darah adalah daya dorong darah ke seluruh dinding pembuluh darah pada
permukaan yang tertutup. Tekanan darah timbul dari adanya tekanan arteri yaitu tekanan yang
terjadi pada dinding arteri. Tekanan arteri terdiri dari tekanan sistolik, tekanan diastolic, tekanan
pulsasi, tekanan arteri rata-rata. Tekanan sistolik yaitu tekanan maksimum dari darah yang
mengalir pada arteri yang terjadi pada saat ventrikel berkontraksi, besarnya sekitar 100-140
mmHg. Tekanan diastolic yaitu tekanan darah pada dinding arteri pada saat jantung relaksasi,
besarnya sekitar 60-90 mmHg. Tekanan pulsasi merupakan refleks dari stroke volum dan
elastisitas arteri, besarnya sekitar 40-60mmHg. Sedangkan tekanan arteri rata-rata merupakan
gabungan dari tekanan pulsasi dan tekanan diastolic yang besarnya sama dengan sepertiga tekanan
pulsasi ditambah tekanan diastolic. Tekanan darah sesungguhnya ekspresi dari tekanan sistol dan
tekanan diastole yang normalnya sekitar 120/80 mmHg. Peningkatan tekanan darah lebih dari
normal disebut hipertensi dan jika kurang dari normal disebut hipotensi.
Tekanan darah atau blood pressure (BP) sangat berkaitan dengan cardiac output, tahanan
perifer vaskuler, viskositas darah, dan elastisitas pembuluh darah. Kemudian tekanan darah diatur
oleh sistem saraf dan sistem hormone.
8. SISTEM RESPIRASI
Sistem respirasi berperan dalam menjamin ketersediaan oksigen untuk kelangsungan
metabolisme sel-sel tubuh dan pertukaran gas. Melalui peran sistem respirasi oksigen diambil dari
atmosfer, ditransport masuk ke paru-paru dan terjadi pertukaran gas oksigen dengan
karbondioksida di alveoli, selanjutnya oksigen akan didifusi masuk ke kapiler darah untuk
dimanfaatkan oleh sel dalam proses metabolisme.
Proses oksigenasi dimulai dari pengambilan oksigen di atmosfir, kemudian oksigen masuk
melalui organ pernafasan bagian atas seperti hidung atau mulut, pharing, laring, dan selanjutnya
masuk ke organ pernafasan bagian bawah seperti trakea, bronkus utama, bronkus skunder, bronkus
tersier, terminal bronkiolus, dan selanjutnya masuk ke alveoli. Organ pernafasan bagian atas
berfungsi selain untuk jalan masuknya udara ke organ pernafasan bagian bawah juga untuk
pertukaran gas dan berperan dalam proteksi terhadap benda asing yang akan masuk ke pernafasan
bagian bawah, menghangatkan, filtrasi, dan melembabkan gas. Sedangkan fungsi organ pernafasan
bagian bawah disamping tempat untuk masuknya oksigen juga berperan dalam proses difusi gas.
Gambar 2.22. Struktur Saluran Napas
Respirasi
Respirasi adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida baik yang terjadi di paru-paru,
maupun di jaringan. Proses respirasi dibagi menjadi dua yaitu respirasi internal atau seluler
respirasi atau respirasi dalam dan respirasi eksternal atau pernafasan luar.
1. Respirasi Eksternal
Merupakan proses pertukaran gas oksigen dan karbondioksida di paru-paru, kapiler pulmonal
dengan lingkungan luar. Pertukaran gas ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan dan
konsentrasi antara udara di lingkungan dengan di paru-paru. Konsentrasi gas atmosfir terdiri
atas nitrogen 78,62%, oksigen 20,84%, karbondioksida 0,04%, dan air 05%. Adanya
konsentrasi gas menimbulkan tekanan parsial dari masing-masing gas tersebut. Tekanan
parsial gas adalah tekanan yang diberikan oleh gas dalam suatu gas campuran. Dengan
demikian perbedaan konsentrasi gas mengakibatkan perbedaan tekanan parsial gas. Misalnya
konsentrasi oksigen di alveoli lebih tinggi dari konsentrasi di kapiler pulmonary, sehingga
tekanan parsial gas juga lebih tinggi pula. Keadaan ini mengakibatkan pergerakan oksigen
masuk ke kapiler pulmonary. Sementara itu tekanan parsial karbondioksida di alveoli lebih
rendah dari pada di kapiler pulmonary sehingga karbondioksida akan bergerak keluar kapiler.
Respirasi eksternal melibatkan kegiatan-kegiatan:
a. Pertukaran udara dari luar atau atmosfir dengan udara alveoli melalui aksi mekanik yang
disebut ventilasi.
b. Pertukaran oksigen dan karbondioksida antara alveoli dengan kapiler pulmonal melalui
proses difusi.
c. Pengangkutan oksigen dan karbondioksida oleh darah dari paru-paru keseluruh tubuh dan
sebaliknya.
d. Pertukaran oksigen dan karbondioksida darah dalam pembuluh kapiler jaringan dengan sel-
sel jaringan melalui proses difusi.
Respirasi eksternal tergantung dari perbedaan tekanan parsial, luas area permukaan untuk
pertukaran gas, jarak difusi melewati membran alveoli dengan kapiler dan kecepatan aliran udara
masuk dan keluar paru-paru.
2. Respirasi Internal
Merupakan proses pemanfaatan oksigen dalam sel yang terjadi di mitokondria untuk
metabolisme dan produksi karbondioksida. Proses pertukaran gas pada respirasi interna hampir
sama dengan proses respirasi eksterna. Adanya peranan tekanan parsial gas dan proses difusi untuk
pertukaran gas antara kapiler sistemik dengan ke jaringan. Tekanan parsial oksiegn di jaringan
selalu lebih rendah dari darah arteri seistemik dengan perbandingan 40mmHg dan 104mmHg,
dengan demikian oksigen akan masuk dari kapiler sistemik ke jaringan sampai terjadi
kesimbangan. Sedangkan karbondioksida akan bergerak dengan cepat masuk ke aliran vena dan
kembali ke jantung.
Gambar 2.23. Proses external respirasi dimana terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida dari paru ke pembuluh darah, proses respirasi internal dimana terjadi
pertukaran oksigen dari pembuluh darah ke jaringan yang membutuhkan
Mekanisme Pernafasan
Bernafas atau pulmonary ventilasi merupakan proses pemindahan udara dari dan ke paru-
paru. Proses bernafas terdiri dari dua fase yaitu inspirasi yaitu periode ketika aliran udara luar
masuk ke paru-paru dan ekspirasi yaitu periode ketika udara meninggalkan paru-paru keluar ke
atmosfir.
Proses bernafas merupakan proses yang kompleks dan tergantung pada perubahan volume
yang terjadi pada rongga toraks dan perubahan tekanan. Hubungan antara tekanan dan volume gas
dinyatakan dalam hukum Boyle yaitu volume suatu gas bervariasi, berlawanan atau berbanding
terbalik dengan tekanan pada suhu konstan tekanan. Tekanan yang berperan dalam proses bernafas
adalah tekanan atmosfir, tekanan intrapulmonary, atau intraalveoli dan tekanan intrapleura.
Adanya perbedaan tekanan yang terjadi mengakibatkan perubahan rongga dada menjadi lebih
besar atau mengecil.
1. Tekanan Atmosfir
Yaitu tekanan udara luar, besarnya sekitar 760 mmHg. Tekanan ini diakibatkan karena
kandungan gas yang berada di atmosfir.
2. Tekanan intrapulmonal atau intraalveoli
Yaitu tekanan yang terjadi dalam alveoli paru-paru. Ketika bernafas normal atau biasa terjadi
perbedaan tekanan dengan atmosfir. Pada saat inspirasi tekanan intrapulmonary 759 mmHg,
lebih rendah 1 mmHg dari atmosfir dan pada saat ekspirasi tekanannya menjadi lebih tinggi
+1 mmHg menjadi 761 mmHg. Tekanan intrapulmonary akan meningkat ketika bernafas
maksimum, pada isnpirasi perbedaan tekanan dapat mencapai -30mmHg dan ekspirasi +100
mmHg.
3. Tekanan Intrapleura
Adalah tekanan yang terjadi pada rongga pleura yaitu ruang antara pleura parietalis dan
viseralis. Besarnya tekanan ini kurang dari tekanan pada alveoli atau atmosfer sekitar -4mmHg
atau sekitar 756 mmHg pada pernafasan biasa dan dapat mencapai -18 mmHg pada inspirasi
dalam atau kuat.
Inspirasi
Inspirasi terjadi ketika tekanan alveoli di bawah tekanan atmosfer. Otot yang paling penting
dalam inspirasi adalah difragma, bentuknya melengkung dan melekat pada iga paling bawah dan
otot interkosta eksterna. Ketika diafragma berkontraksi bentuknya menjadi datar dan menekan
dibawahnya yaitu pada isi perut dan mengangkat iga. Keadaan ini menyebabkan pembesaran ronga
dada dan paru-paru. Meningkatnya ukuran dada menurunkan tekanan intrapleura sehingga paru-
paru menjadi mengembang. Mengembangnya paru-paru berakibat pada menurunkan tekanan
alveolus sehingga udara bergerak menurut gradient tekanan dari atmosfer ke dalam paru-paru. Hal
ini berlangsung terus sampai tekanan menjadi sama dengan tekanan atmosfer, demikian
seterusnya. Sebelum inspirasi dimulai tekanan intraalveolus sama dengan tekanan atmosfer atau
selisihnya 0.
Ekspirasi
Selama pernafasan biasa, ekspirasi merupakan proses pasif atau tanpa tenaga, tidak ada
kontraksi otot aktif. Pada akhir inspirasi otot-otot respirasi relaks, membiarkan elastisitas paru dan
rongga dada untuk mengisi volume paru. Ekspirasi terjadi ketika tekanan alveolus lebih tinggi dari
tekanan atmosfer. Relaksasi diafragma dan otot interkosta eksterna mengakibatkan recoil elastis
dinding dada dan paru sehingga terjadi peningkatan tekanan alveolus dan menurunkan volume
paru, dengan demikian udara bergerak dari paru-paru ke atmosfir.
2. Perfusi
Perfusi pulmonary adalah pergerakan aliran darah melalui sirkulasi pulmonary. Darah
dipompakan masuk ke paru-paru melalui ventrikel kanan kemudian masuk ke arteri pulmonal.
Arteri pulmonal kemudian bercabang dua kanan dan kiri selanjutnya masuk ke kapiler paru
untuk terjadi pertukaran gas.
Sirkulasi pulmonal mempunyai tekanan sistemik yang rendah, sehingga memungkinkan
banyak terjadi pertukaran gas sebelum masuk ke atrium kiri. Kekuatan utama didistribusi
perfusi dalam paru-paru adalah gravitasi, tetapi juga dipengaruhi oleh tekanan arteri pulmonal
dan tekanan alveolus.
3. Difusi
Difusi adalah proses pertukaran oksigen dan karbondioksida dari alveolus ke kapiler pulmonal
melalui membran dari area dengan konsentrasi tingi ke area dengan konsentrasi rendah. Proses
difusi dari alveolus ke kapiler paru-paru antara oksigen dan kabondioksida melalui enam
rintangan (barier) yaitu melewati surrfaktan, membran alveolus, cairan interstisial, membran
kapiler, plasma dan membran sel darah merah. Oksigen didifusi masuk dari alveolus ke darah
dan karbondioksida didifusi keluar dari darah ke alveolus. Karbondioksida didifusi 20 kali lipat
lebih cepat dari difusi oksigen, karena CO2 daya larutnya lebih tinggi.
4. Transportasi Oksigen dan Karbondioksida
a. Transport Oksigen
Setelah didifusi dari kapiler pulmonary, oksigen dibawa keseluruh tubuh melalui sistem
sirkulasi sistemik. Setiap 100ml darah yang meninggalkan kapiler alveolus membawa
20ml oksigen. Molekul oksigen dibawa dalam darah melalui dua jalur yaitu melalui ikatan
dengan
hemoglobin sekitar
97% dan larut melalui
plasma sekitar 3%.
Hemoglobin
merupakan molekul
yang
mengandung empat
subunit protein globular
dan unit heme. Setiap
molekul Hb dapat
mengikat empat molekul
oksigen dan Gambar 2.27. Proses Pertukaran antara O2 dan CO2
membentuk ikatan
Oxy hemoglobin (HbO2).
Setiap sel darah merah mempunyai kira-kira 280 juta hemoglobin, sehingga kemampuan
sel darah merah membawa oksigen sangat besar. Persentase hemoglobin yang mengandung
oksigen disebut saturasi hemoglobin. Jika semua molekul Hb dapat mengikat oksigen maka
saturasinya menjadi 100%. Jika rata-rata setiap Hb membawa 2 molekul gas oksigen maka
saturasinya menjadi 50%. Ada beberapa factor yang mempengaruhi ikatan hemoglobin
dengan oksigen, diantaranya tekanan parsial oksigen dalam darah (PO 2), pH darah, suhu,
dan aktivitas metabolisme dalam sel darah merah.
b. Transport Karbondioksida
Karbondioksida merupakan hasil metabolisme aerob pada jaringan perifer. Normalnya
sekitar 200ml karbondioksida diproduksi setiap menit. Setelah masuk ke peredaran darah,
CO2 ditransport melalui tiga jalur, yaitu pertama terlarut dengan plasma sekitar 7%-8%,
kedua berikatan dengan hemoglobin membentuk karbaminhemoglobin (HbCO 2) sekitar
25%-30% dan ketiga sekitar 60%-70% berikatan dengan air membentuk asam karbonat,
yang kemudian dengan cepat akan dipecah menjadi ion hydrogen dan bikarbonat dengan
bantuan karbonik anhidrase.
Gas CO2 yang telah beredar dalam darah selanjutnya ditransport ke paru-paru untuk
dikeluarkan melalui mekanisme ekspirasi. Adanya hambatan dalam pengeluaran CO 2 akan
mengakibatkan peningkatan kadar CO2 sehingga PaCO2 menjadi meningkat, hal ini dapat
berakibat pada perubahan pH darah. Normalny PaCO2 sekitar 35-45mmHg.
Selama bekerja atau latihan fisik, banyak CO2 yang diproduksi oleh jaringan, sehingga
secara automatis akan meningkatkan ventilasi alveolar dan peningkatan kardiak output,
bersama itu pula terjadi peningkatan laju difusi baik di jaringan maupun di paru-paru.
b. Kapasitas Paru
Pengukuran kapasitas paru merupaka kombinasi volume-volume paru, terdiri atas
kapasitas inspirasi, kapasitas residual fungsional, kapasitas vital dan kapasitas total paru.
Kapasitas Vital, adalah jumlah total udara maksimum yang dapat dikeluarkan dengan kuat
setelah inspirasi maksimum. Jumlahnya penambahan tidal volume, volume cadangan
inspirasi dan volume cadangan ekspirasi = 500 + 3000 + 1100 = 4600ml.
Kapasitas Inspirasi, merupakan total jumlah tidal volume dan volume cadangan inspirasi
jumlahnya sekitar 3500 ml yang dapat diinspirasi.
Kapasitas Residual Fungsional, merupakan jumlah udara sisa setelah ekspirasi sekitar 2300
ml.
Kapasitas Total Paru, merupakan jumlah total udara yang dapat ditampung dalam paru-
paru. Besarnya sama dengan kapasitas vital ditambah dengan volume residual sekitar 5800
ml.
Gerakan Gastrointestinal
Pergerakan gastrointestinal terjadi akibat kontraksi otot untuk memindahkan makanan
yang masuk ke saluran pencernaan. Adanya makanan yang masuk ke saluran pencernaan
menimbulkan regangan pada dinding saluran pencernaan sehingga secara automatic kontraksi otot
gastrointestinal untuk melakukan pergerakan. Ada dua tipe pergerakan gastrointestinal yaitu
gerakan segmental yang menimbulkan gerakan mencampur dan gerakan peristaltic yang
menimbulkan gerakan mendorong.
a) Gerakan Segmental
Gerakan segmental merupakan kontraksi di segmen-segmen sebelumnya sehingga
menimbulkan gerakan bolak-balik seperti gerakan mencampur. Gerakan ini memungkinkan
makanan dapat bercampur dengan cairan, mucus dan enzim serta memungkinkan adanya
perlambatan perjalanan makanan dalam saluran pencernaan dan memberikan kesempatan
proses absorpsi lebih lama. Pergerakan segmental terjadi di sepanjang usus.
b) Gerakan Peristaltik
Gerakan peristaltik merupakan gerakan mendorong makanan di sepanjang saluran pencernaan.
Gerakan ini timbul akibat refleks dari adanya regangan pada saluran pencernaan oleh isi
saluran pencernaan. Gelombang kontraksi berjalan lambat sekitar 1 sampai 2 cm / detik atau
lebih tergantung pada tempat saluran cerna.
Pencernaan Makanan
Pencernaan merupakan proses pemecahan makanan menjadi bagian lebih kecil, dari
kompleks menjadi sederhana agar dapat diabsorpsi. Proses pencernaan dilakukan secara mekanik
dan secara kimiawi.
1. Pencernaan Secara Mekanik
Pencernaan mekanik makanan banyak terjadi dalam rongga mulut yaitu melalui mekanisme
pengunyahan. Makanan yang sudah berada di rongga muut bercampur dengan air ludah,
kemudian dengan peranan gigi dan lidah makanan dikunyah menjadi bagian yang lebih kecil.
Makanan dikunyah rata-rata 20 sampai 25 kali, tetapi tergantung dari jenis makanan. Makanan
yang sudah dikunyah selanjtunya masuk ke esophagus melalui proses menelan. Menelan
merupakan proses volunteer dimana makanan didorong ke belakang menuju faring. Peristiwa
ini mencetuskan serangkaian gelombang kontraksi involunter pada otot-otot faring yang
mendorong makanan ke dalam esophagus. Melalui gerakan peristaltic esophagus, makanan
berjalan masuk ke lambung.
2. Pencernaan Secara Kimiawi
Sejak makanan berada dalam rongga mulut sudah dicerna secara kimiawi karena makanan
sudah bercampur dengan saliva yang mengandung 2 jenis enzim pencernaan yaitu lipase dan
amylase. Pencernaan makanan secara kimia di lambung dilakukan melalui pencampuran
makanan dengan asam lambung, mucus dan pepsin, kemudian dihasilkan komponen
karbohidrat, protein, dan lemak. Karbohidrat dicerna pada bagian badan lambung menjadi
bagian yang lebih sederhana yaitu monosakarida seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Protein dipecah menjadi asam amino dan lemak akan diubah menjadi trigliserida dan asam
lemak.
Dalam proses pencernaan makanan tidak terlepas peran dari organ-organ asesoris sistem
pencernaan diantaranya hati, kandung empedu dan pancreas.
1. Peran Hati Dalam Pencernaan Makanan
Hati memproduksi cairan yang disebut cairan empedu yang kemudian keluar melalui kantung
empedu dan masuk ke dalam usus halus. Selain itu hati berfungsi sebagai regulasi metabolic dan
regulasi hematologik. Regulasi metabolic dari fungsi hati terjadi karena seluruh sirkulasi darah
dari saluran pencernaan yang mengabsorpsi nutrien akan masuk ke hati melalui sistem vena porta
hepatica. Sel hati akan mengekstrak nutrien dan toksin dari darah sebelum beredar ke sirkulasi
sistemik. Hati akan memindahkan atau menyimpan kelebihan nutrien dan akan memecahkan
simpanan makanan jika terjadi kekurangan nutrien. Beberapa fungsi hati diantaranya adalah
mengatur metabolisme karbohidrat, lemak, asam amino, penyimpanan mineral dan vitamin.
3. Pankreas
Pancreas merupakan kelenjar yang mempunyaii dua fungsi
yaitu fungsi endokrin dan fungsi eksokrin. Sel-sel endokrin
adalah pulau-pulau langerhans menghasilkan hormone
insulin dan glukagon yang berperan dalam pengaturan kadar
gula darah. Sedangkan sel eksokrin pancreas adalah el
asinar dan epitel yang menghasilkan cairan pancreas seperti
enzim-enzim pencernaan, air dan ion-ion. Enzim-enzim
pencernaan dari pancreas bekerja di usus halus untuk
memecahkan makanan menjadi bagian yang lebih sederhana sehingga dapat diserap usus.
Ekskresi
Bagian akhir dari fungsi sistem pencernaan adalah ekskresi hasil pencernaan yaitu
pengeluaran sisa-sisa pencernaan. Perjalanan makanan dari mulut sampai dengan usus halus dan
kolon terisi rata-rata 500ml perhari dalam bentuk chime (hasil olahan lambung). Adanya proses
pencernaan, pergerakan usus dan absorbsi nutrien menghasilkan sisa yang harus dikeluarkan
karena bersifat racun. Pergerakan usus atau kontraksi segmentasi dan gelombang pristaltik
mendorong isi usus menuju rectum. Waktu yang dibutuhkan makanan sampai dengan rectum
sekitar 12 jam.
Dalam usus besar terdapat sekitar 500 jenis bakteri. Pergerakan atau kontraksi haustra
kolon yang relatv lambat sekitar 9-12 kali permenit memungkinkan bakteri dapat berkembang biak
dan sangat berperan dalam proses pembusukan isi kolon serta menimbulkan bau yang khas.
Refleks Defekasi
Refleks defekasi (BAB) distimulasi karena adanya distensi dari rectum oleh adanya masa
feses dan gas dari kolon. Tekanan tersebut menimbulkan spinter intraanal dan ekstraanal menjadi
relaks dam mulai terjadi refleks defekasi. Pada saat defekasi seseorang akan menahan nafas dengan
menutup glottis (valsava manuvre), keadaan ini menimbulkan kontraksi pada otot dinding
abdomen dan otot dasar pelvic. Kontraksi otot dinding abdomen menimbulkan tekanan
intraabdomen, bersamaan dengan itu terjadi kontraksi dari otot levator ani yang kemudian
mendorong isi usus ke rectum, sementara itu spinter ani menjadi relaks sahingga terjadi defekasi.
Selama defekasi terjadi peningkatan tekanan darah yang drastic, sehingga memungkinkan
kejadian yang fatal terutama pada orang yang berisiko menjadi infark atau stroke.
Feses
Feses terdiri dari ¾ cair dan ¼ nya padat, berisi sisa makanan, enzim pencernaan, sel-sel
yang mati, bakteri, pigmen empedu, garam-garam, mucus dan lemak. Setiap hari sekitar 100-500
gr feses dikeluarkan. Pada keadaan normal feses berwarna coklat, kekuningan karena adanya
sterkobilin, konsistensinya lunak, bau khas dan berbentuk. Feses yang keras dapat menimbulkan
konstipasi, terjadi karena kekurangan cairan, penyerapan air yang berlebihan, diet, kurang aktivitas
atau karena gangguan pada sistem persarafan.
Feses yang encer menimbulkan diare hal ini dapat disebabkan karena infeksi atau
peradangan usus, sindrom malabsorpsi, alergi makanan, diet makanan.
Ginjal
Pada orang dewasa panjangnya kira-kira 11cm, lebarnya 5-7,5 cm, dan tebalnya 2.5 cm,
beratnya sekitar 150 gram. Organ ginjal berbentuk kurva yang terletak di area retroperitoneal, pada
bagian belakang dinding abdomen di samping depan vertebra, setinggi torakal 12 sampai lumbal
ke 3.
Ginjal terdiri atas tiga area, yaitu korteks, medulla, dan pelvis.
1) Korteks
Merupakan bagian paling luar ginjal, diawah kapsula fibrosa sampai dengan lapisan medulla,
tersusun atas nefron-nefron yang jumlahnya lebih dari 1 juta. Semua glomerulus berada di
korteks dan 90% aliran darah menuju pada korteks.
2) Medulla
Terdiri dari saluran-saluran atau duktus kolektivus yang disebut pyramid ginjal yang tersusun
antara 8-18 buah.
3) Pelvis
Merupakan area yang terdiri dari kaliks minor yang kemudian bergabung menjadi kalik mayor.
Empat sampai lima kaliks
Ureter
Ureter merupakan saluran yang berbentuk tabung dari ginjal ke kantung kencing,
panjangnya 25-30cm dengan diameter 6mm. Berjalan mulai dari pelvis renal setinggi lumbal ke 2.
Posisi ureter miring dan menympit ditiga titik yaitu di titik asal ureter pada pelvis ginjal, titik saat
melewati pinggiran pelvis dan titik pertemuan dengan kandung kemih. Posisi miring dan adanya
pemyempitan ini dapat mencegah terjadiya refluks aliran urine. Ureter berperan aktif dalam
transport urin. Urin mengalir dari pelvis ginjal, melalui ureter dengan gerakan peristaltiknya.
Adanya ketegangan pada ureter menstimulasi terjadinya kontraksi dimana urin akan masuk ke
kantung kencing. Rangsangan saraf simpatis dan parasimpatis juga mengontrol kontraksi ureter
mengalirkan urin.
Kandung Kemih
Kandung kemih merupakan organ berongga dan berotot yang berfungsi menampung urin
sebelum dikeluarkan melalui uretra. Terletak pada rongga pelvis, pada laki-laki laki kandung
kemih berada dibelakang simfisis pubis dan di depan rectum, pada wanita kandung kemih berada
dibawah uterus dan di depan vagina.
Pada dasar kandung kemih terdapat area segitiga yang disebut trigone yang didalam
terdapat 3 muara, yaitu 2 muara ureter dan 1 muara uretra. Pada daerah puncak trigone terdapat
leher kandung kemih yang berhubungan dengan muara uretra yang disekelilingnya terdapat spinter
uretra interna. Spinter uretra interna bersifat involunter, dirangsang oleh adanya urin yang masuk
ke kandung kemih.
Fungsi utama dari kandung kemih adalah menampung urin dari ureter dan kemudian
dikeluarkan melalui uretra. Kapasitas maksimum dari kandung kemih pada orang dewasa sekitar
300-450 ml, dan anak-anak antara 50-200ml.
Uretra
Uretra memanjang dari leher kandung kemih sampai ke meatus. Pada wanita panjangnya
sekitar 4 cm, lokasinya antara klitoris dengan liang vagina. Panjang uretra laki-laki sekitar 20 cm,
terbagi atas 3 bagian yaitu bagian prostatik uretra yang panjangnya sekitar 3 cm, dibawah leher
kandung kemih sampai kelenjar prostate, bagian kedua adalah membranasea uretra yang
panjangnya 1-2 cm yang disekitarnya terdapat spinter uretra eksterna, pada bagian akhir adalah
cavernous atau penile uretra yang panjangnya sekitar 15 cm memanjang dari penis sampai
orifisium uretra.
Fungsi dari uretra adalah menyalurkan urin dari kandung kemih keluar. Adanya spinter
uretra interna yang dikontrol secara involunter memungkinkan urin dapat keluar serta spinter
uretra eksterna memungkinkan pengeluaran urin dapat dikontrol. Disamping untuk pengeluaran
urin pada laki-laki uretra juga berfungsi sebagai tempat pengeluaran sperma pada saat ejakulasi.
Proses Berkemih
Urin diproduksi oleh ginjal sekitar 1 ml / menit, tetapi dapat bervariasi antara 0.5-20
ml/menit. Aliran urin masuk ke kandung kemih dikontrol oleh gelombang peristaltic yang terjadi
setiap 10-150 detik. Aktivitas saraf parasimpatis meningkatkan frekuensi peristaltic dan stimulasi
simpatis menurunkan frekuensi.
Banyaknya aliran urin pada uretra dipengaruhi oleh adanya refleks uretrorenal. Refleks ini
diaktifkan oleh adanya obstruksi karena konstriksi ureter dan juga konstriksi arteriol afferent yang
berakibat pada penurunan produksi urin, demikian juga pada adanya obstruksi ureter karena batu
ureter.
Refleks berkemih dimulai ketika terjadi pengisian kandung kemih. Jika ada 30 sampai 50
ml urin maka terjadi peningkatan tekanan pada dinding kandung kemih. Makin banyak urin yang
terkumpul makin besar pula tekanannya. Peningkatan tekanan akan menimbulkan refleks
peregangan oleh reseptor regang sensorik pada dinding kandung kemih yang kemudian
dihantarkan ke medulla spinalis segmen sakralis melalui nervus pelvikus dan kemudian secara
refleks kembali lagi ke kandung kemih untuk menstimulasi otot detrusor berkontraksi. Siklus ini
terus berulang sampai kandung kemih mencapai kontraksi yang kuat, kemudian refleks akan
melemah dan menghilang sehingga refleks berkemih berhenti, hal ini menyebabkan kandung
kemih berelaksasi. Sementara itu jika terjadi kontraksi yang kuat akan menstimulasi nervus
pudendal ke sfingter eksternus untuk menghambatnya. Jika penghambatan kuat dalam otak dari
pada sinyal kontriktor volunteer ke sfingter eksterna maka terjadi berkemih.
Proses berkemih juga difasilitasi oleh kontraksi dinding abdomen dengan meningkatkan
tekanan dalam kandung kemih sehingga mengakibatkan urin masuk ke leher kandung kemih dan
menimbulkan refleks berkemih. Tidak semua urin dapat dikeluarkan dalam berkemih, namun
masih dapat tersisa (urine residu) sekitar 10ml.
E. RANGKUMAN
Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil peyusun mahluk hidup. Fungsi sel
diantaranya adalah: membawa nutrien dan oksigen, tempat terjadinya reaksi kimia dari nutrien dan
oksigen untuk menghasilkan energi untuk sel, pengeluaran karbondioksida dan air sebagai hasil
dari reaksi kimia, sintesis protein dan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk struktur sel,
reproduksi untuk menggantikan sel yang rusak. Sel mempunyai dua bagian utama yakni nukleus (
inti ) dan sitoplasma (cairan sel). Nukleus dipisahkan dari sitoplasma oleh membran nukleus (
membran inti ), dan sitoplasma dipisahkan dari cairan sekelilingnya oleh membran sel. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=URUJD5NEXC8
Ada empat jaringan utama yaitu jaringan otot, jaringan saraf, jaringan epitel, dan jaringan
konektif atau ikat. Ada tiga jenis otot yaitu otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Ketiga jenis
otot tersebut mempunyai struktur dan karakteristik yang berbeda. Kontraksi otot rangka dapat
dibagi menjadi dua, yiatu kontraksi isometrik dan kontraksi isotonik. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=3L9JUfzh66I&t=84s
Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, vaskuler atau pembuluh darah (arteri, vena,
kapiler) dan limfatik. Fungsi utama sistem kardiovaskuler adalah menghantarkan darah yang kaya
oksigen keseluruh tubuh dan memompakan darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru
untuk dioksigenasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada link berikut ini
https://www.youtube.com/watch?v=_qmNCJxpsr0
Sistem respirasi berperan dalam menjamin ketersediaan oksigen untuk kelangsungan
metabolisme sel-sel tubuh dan pertukaran gas. Melalui peran sistem respirasi oksigen diambil dari
atmosfer, ditransport masuk ke paru-paru dan terjadi pertukaran gas oksigen dengan
karbondioksida di alveoli, selanjutnya oksigen akan didifusi masuk ke kapiler darah untuk
dimanfaatkan oleh sel dalam proses metabolisme. Respirasi adalah pertukaran oksigen dan
karbondioksida baik yang terjadi di paru-paru, maupun di jaringan. Proses respirasi dibagi menjadi
dua yaitu respirasi internal atau seluler respirasi atau respirasi dalam dan respirasi eksternal atau
pernafasan luar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada link berikut ini
https://www.youtube.com/watch?v=zd_e9gtDExM.
Fungsi dari sistem pencernaan adalah menyediakan cairan tubuh, nutrien elektrolit dan
pembuangan hasil pencernaan. Untuk menjalankan fungsi tersebut sistem pencernaan melakukan
lima aktivitas dasar yaitu pergerakan, sekresi, pencernaan, absorpsi, dan ekresi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=Og5xAdC8EUI.
Sistem perkemihan terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dan uretra. Fungsi utama
sistem perkemihan adalah untuk keseimbangan cairan dan elektrolit. Elektrolit terdiri dari ion-ion
yang kemudian larut dalam air dan keeimbangan terjadi ketika elektrolit yang masuk dalam tubuh
sama dengan yang dilepaskan. Hydrogen merupakan salah satu ion yang mempengaruhi
konsentrasi larutan dan keseimbangan asam basa atau pH. Fungsi utama yang lain pada sistem
perkemihan adalah pengeluaran toksik hasil metabolisme, seperti komponen-komponen nitrogen
khususnya urea dan kreatinin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada link berikut ini
https://www.youtube.com/watch?v=CkGqp5tr-Qk.