Anda di halaman 1dari 6

TUGAS : METALURGI MEKANIK 2

FRACTURE MECHANICS (MEKANIKA RETAKAN)

Disusun Oleh :

Nama : Prima Natura

NIM : 2613161074

Kelas : TME-B

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK METALURGI

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI


1. Definisi Mekanika Retakan
Mekanika fraktur adalah bidang mekanika yang terkait dengan studi propagasi retakan
pada material. Mekanika fraktur ini menggunakan metode mekanika padat analitik untuk
menghitung gaya pada retakan dan metode mekanika padat eksperimental untuk
mengkarakterisasi ketahanan material terhadap retakan.

2. Penyebab Mekanika Retakan


a. Kelalaian dalam mendesain, mengkonstruksikan atau mengoperasikan sebuah struktur.
b. Aplikasi desain baru dan material baru, dimana dalam hal ini penerapan desain maupun
material baru belum sesuai dengan kondisi in-situ material yang diterapkan sehingga
akan menemukan masalah-masalah yang tak terduga lainnya. (unexpected or
undesirable)

3. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengujian Mekanika Retakan


a. Daya tahan dari fraktur suatu material, dengan menggunakan tes mekanika fraktur atau
menghubungkan dengan tes ketangguhan takik (notch) seperti pengujian impact.
b. Tegangan nominal dari suatu struktur member yang dianalisis
c. Ukuran suatu cacat dan geometri dari suatu struktur member yang dianalisis.

4. Ukuran Energi
Energi yang tersedia didasarkan pada sambungan keretakan yang terjadi ketika energi
yang tersedia untuk membuat penjalaran keretakan cukup untuk melawan kekuatan material.
Energi tersebut diperlukan untuk memecahkan ikatan atom pada ujung retakan supaya
retakan kian membesar. Kekuatan perlawanan material termasuk dalam energi permukaan,
plastisitas material atau jenis energi yang dapat menghilangkat pertumbuhan keretakan
material. Untuk panjang retakan sebesar 2a pada plat yang tak terbatas yang dikenai
tegangan tarik, maka besar laju energi yang dilepas adalah :

G = Besarnya Gaya yang Menyebabkan Retakan

GC = Tegangan Kritis Kombinasi


& E = Modulus Elastisitas

σ = Tegangan Tarik

a = Panjang Retakan
Penunjukan Energi yang Dilepas

5. Gaya Penggerak (Driving Force) [Kf]


Konsep fundamental dari mekanika fraktur linear-elastis adalah bahwa wilayah
terjadinya tegangan tepat pada sharp crack dan bisa dikarakteristikkan kedalam satu
parameter yaitu faktor intensitas (KI)tegangan yang mempunyai satuan unit ksi. Parameter
ini memiliki hubungan antara level tegangan, σ, pada desain struktur. Ketika adanya
kombinasi antara σ dan a akan menunjukkan kepada nilai kritis (KC) dari KI yang disebut
sebagai crack yang tidak stabil akan tumbuh dan menimbulkan fraktur. Persamaan untuk
mendeskripsikan medan tegangan elastis pada sekitar ujung crack dibagian subjek untuk
menerima tegangan tarik dan bisa digunakan untuk mencari hubungan antara K I , σ , dan
ukuran crack, a, untuk konfigurasi struktur yang berbeda seperti pada gambar dibawah.

Nilai KI Untuk Berbagai Geometri Crack yang Berbeda


6. Kekuatan Resisten (Driving Force) [KC]
Nilai kritis dari faktor intensitas tegangan ketika tepat mengalami kegagalan adalah
Kc, yang dipengaruhi oleh properti dari material. Sekilas dari gaya resisten, untuk
mencegah terjadinya kegagalan pada desain struktur. Pada percobaan, nilai kritis dari K I
pada saat gagal, KC, bisa ditentukan dengan melihat dari ketebalan material pada temperatur
yang spesifik serta nilai rentan beban yang diberikan dengan menggunakan properti dari
material ketika mencapai kondisi kritis, seorang desainer harus bisa menjabarkan dalam
suatu teori dari ukuran kecacatan yang bisa ditoleransi dari member struktural dengan
memasukkan variable-variabel seperti level desain tegangan, temperatur dan rentan
tegangan. Dan sebaliknya, seorang insinyur harus bisa mendeskripsikan level desain
tegangan yang bisa diijinkan untuk ukuran suatu kecacatan yang kemungkinan sudah ada
pada struktur.
Faktor kritis intensitas tegangan untuk material dari struktur sangan tergantung pada
kondisi lingkungan dari struktur seperti temperatur, rentan beban yang diterima dan lain
sebagainya. Sehingga, nilai kritis harus didapatkan dari tes secara aktual dari material
struktur hingga mengalami kegagalan dengan menggunakan variasi temperatur dan rentan
tegangan.
Misalnya untuk nilai variasi dari KC untuk struktur baja pada kondisi temperatur kamar
memiliki nilai tegangan yield sebesar 50 ksi (345 Mpa). Dari hasil ini, akan diperoleh tiga
perbedaan rentan tegangan, yang memperlihatkan efek yang cukup signifikan dimana
temperatur dan rentan tegangan bisa menjadi parameter penting dalam mendapatkan faktor
intesitas tegangan untuk material dari struktur.

Efek Dari Temperatur Dan Rentan Tegangan Pada Ketahanan Suatu


Percobaan Kepecahan Dengan Tegangan Pada 50 ksi
7. Mekanika Retakan Pada Polimer
a. Polimer Termoseting
Polimer Termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas.
Jika polimer inidipanaskan maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk
ulang kembali. Susunanpolimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali
(pada saat pembuatan). Bilapolimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau
diperbaiki lagi.
Ciri-ciri dari polimer termoseting yaitu :
1. Keras dan kaku.
2. Jika dipanaskan akan mengeras.
3. Tidak dapat dibentuk ulang.
4. Tidak dapat larut dalam larutan apapun.
5. Tidak dapat meleleh jika dipanaskan.
6. Tahan terhadap asam dan basa.
b. Polimer Termoplastik
Polimer Termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap
panas. Jikapolimer jenis ini dipanaskan maka akan melelh, dan jika didinginkan akan
mengeras. Prosestersebut dapat terjadi beberapa kali, sehingga polimer jenis ini dapat
didaur ulang dalam berbagaibentuk cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk
polimer baru.
Ciri-ciri dari polimer termoplastik adalah :
1. Tidak tahan terhadap panas.
2. Jika dipanaskan akan melunak.
3. Jika didinginkan akan mengeras.
4. Mudah untuk diregangkan.
5. Flexibel.
6. Titik leleh rendah.
7. Dapat dibentuk ulang (Didaur ulang).
Kekuatan retak bahan polimer relatif rendah jika dibandingkan dengan logam maupun
keramik. Pada umumnya, sifat polimer thermosetting rapuh. Dalam istilah sederhana, selama
proses fraktur, bentuk retakan di konsentrasi local stress misalnya goresan, takik. Seperti
logam, stress diperkuat di ujung retakan ini menuju perambatan retak dan patah. Struktur
crosslinked putus selama fraktur. Untuk polimer termoplastik,memiliki sifat yang dapat
dibentuk dan rapuh. Faktor yang mengakibatkan terjadinya fracture adalah penurunan
temperatur,peningkatan laju regangan, kehadiran takik tajam, peningkatan ketebalan spesimen
dan setiap modifikasi struktur polimer yang meningkatkan temperatur transisi gelas (Tg).
Kaca termoplastik rapuh dibawah temperatur gelas. Namun ketika temperatur
dinaikkan akan dapat dibentuk. Suatufenomena yang sering mendahului fracture di beberapa
polimer termoplastik adalah crazing. Crazing merupakan daerah deformasi plastik.
Faktor-faktor yang mendukung fraktur brittle pada polimer adalah :
1. Temperatur.
2. Peningkatan tingkat regangan.
3. Kehadiran takik tajam.
4. Peningkatan ketebalan spesimen.
5. Modifikasi struktur polimer.

Mekanisme Retakan Pada Polimer

Referensi :
1. https://www.scribd.com/doc/92672478/Polimer
2. https://www.scribd.com/doc/229619840/Tugas-Mekanika-Fraktur-Pak-Ilham
3. https://www.academia.edu/26144780/rangkuman_buku_material_teknik_edisi_8_callister_ba
b_12_-_bab_15
4. http://kotakteknik1.blogspot.com/2017/07/perkenalan-ke-mekanika-kepecahan.html
5. https://desetyawan.wordpress.com/2016/12/01/mekanika-keretakan-fracture-mecanics/
6. https://en.wikipedia.org/wiki/Fracture_mechanics

Anda mungkin juga menyukai