2.1 Tujuan
1. Mengetahui, memahami proses pembuatan rangka cetak.
2. Mengetahui dan memahami prosedur praktikum pembuatan cetakan dan
inti.
3. Mengetahui dan memahami perhitungan untuk membuat cetakan.
4. Mengetahui dan memahami bahan-bahan penggunaan pembuatan
cetakan.
5. Mengetahui dan memahami bahan-bahan penggunaan pembuatan inti.
2.2 Teori Dasar
Pembuatan cetakan menggunakan rangka cetak dan pasir cetakan dengan
posisi rongga cetakan dan sistem saluran seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1
Cetakan untuk lower casting baik inlet maupun exit dibagi menjadi 3 tingkat
sedangkan untuk upper casting yang ukurannya relatif lebih tinggi dibagi menjadi
4 tingkat.[1]
5
BAB II PEMBUATAN CETAKAN DAN INTI
Untuk ukuran rangka cetak tiap tingkatannya dapat ditunjukan pada tabel
berikut ini.
Tabel 2.1 Ukuran Rangka Cetak[1]
Ukuran (mm)
Rangka
NO Inlet Exit
Cetak
Upper Lower Upper Lower
Bagian
1 2300 x 1400 x 355 2000 x 2000 x 400
Atas
Bagian
2 Tengah 2300 x 1400 x 350
Atas 1500 x 1500 x
Bagian 350 2000 x 2000 xx 450
3 Tengah
Bawah 2300 x 1400 x 350
Bagian
4
Bawah
Spesifikasi pasir cetak, pasir core dan coating untuk cetakan inlet dan exit
casting dapat dilihat pada tabel dibawah. Pasir cetak yang digunakan adalah
pasir silika baru dengan proses pep set dan pasir silika bekas yang telah diolah
lebih dahulu dengan menggunakan proses semen. Sedangkan untuk coating core
digunakan bahan zircon.
Tabel 2.2 Spesifikasi Pasir Cetak, Pasir Core, dan Coating[1]
Spesifikasi
NO Pasir-Coating Inlet Exit
Upper Lower Upper Lower
1 Pasir Cetak Isi Silika Bekas Semen Proses
2 Pasir Cetak Muka Silika Baru Pep Set Proses
5350 7650 7050
3 Berat Pasir Cetak 2850 kg/cet
kg/cet kg/cet kg/cet
4 Pasir Core Isi Pasir Baru Pep Set Proses
5 Pasir Core Muka Pasir Chromite Pep Set Proses
6 Berat Core (kg/cet) 635 kg/cet 535 kg/cet 1235 kg 735 kg
Bentuk butir pasir dari pasir cetak digolongkan menjadi beberapa jenis
yang ditunjukkan dalam gambar yaitu butir pasir bundar, butir pasir sebagian
bersudut, butir pasir bersudut, butir pasir kristal, dan sebagainya.
4. Pasir cetak dengan pengikat resin furan atau fenol komposisinya adalah:
Pasir kuarsa 90 %, Resin Furan atau Fenol 0,8 – 1,2 %, dengan bahan
pengeras (hardener) untuk resin furan asam fosfat (H3PO4) sedang
pengeras untuk resin fenol biasanya asam Tolualsulfon (PTS). Pasir cetak
akan segera mengeras dengan sendirinya jika resin bertemu dengan
pengeras, oleh karena itu biasanya pengeras dicampurkan dengan cara
ditaburkan setelah campuran pasir cetak dan resin dimasukkan ke dalam
rangka cetak. Jika pengeras telah dicampurkan ke adukan pasir cetak dan
resin, maka harus segera dimasukkan ke dalam rangka cetak sebelum
pasir mengeras.
Gambar 2.4 Proses Pembuatan Cetakan Dengan Menggunakan Kotak Dingin [1]
Gambar 2.5 Pengaruh Kadar Air Dan Kadar Lempung Pada Pasir Diikat Lempung [1]
Gambar 2.6 Pengaruh kadar air terhadap kekuatan tekan basah dan kering cetakan pasir[1]
pasir silika, sedangkan pasir olivin dan pasir sirkon mempunyai pemuaian panas
sangat kecil. Pemuaian panas bertambah sebanding dengan kadar air dari pasir
dan menurun kalau kadar yang dapat terbakar bertambah.
Bentonit merupakan satu jenis dari tanah lempung. Bentonit terdiri dari
butir-butir halus dari 10 sampai 0,0 µ yang fasa penyusun utamanya adalah
monmorillonite (Al2O3.4SiO2.H2O). Keplastisan terjadi karena penggelembungan
dengan menambahkan air padanya. Bentonit digunakan sebagai bahan pengikat
pada pembuatan cetakan pasir karena mempunyai sifat-sifat yang diperlukan
yaitu:
1. Menghasilkan daya ikat yang tinggi.
2. Menjadi liat bila basah, sehingga akan memudahkan dalam pembentukan
pada proses pembuatan cetakan.
3. Menjadi keras setelah dikeringkan
Permanent mold casting mempunyai hasil akhir permukaan yang bagus dan
detail yang tajam. Diperoleh keseragaman hasil dengan berat 1 ons
sampai 50 pound. Toleransinya berkisar dari 0,0025 inchi sampai 0,010 inchi.
Permanent mold casting termasuk otomatis, sehingga dapat diperoleh produk
yang cukup banyak. Contoh Permanent Mold adalah Gravity permanent mold
casting, Pressure die casting dan Centrifugal die casting[1]
Lakukan perhitungan
Kesimpulan
Lakukan perhitungan
Kesimpulan
c. Pembuatan Inti
Lakukan perhitungan
Lakukan pembakaran
Kesimpulan
b. Pembuatan Cetakan
Gambar 2.26 Pencampuran Pasir Lama dan Pasir Baru Menggunakan Tangan
c. Pembuatan Inti
2.4.2 Bahan
Bahan-bahan yang dipakai pada saat praktikum yaitu :
1. Kayu : Secukupnya
2. Paku : Secukupnya
3. Alumunium foil : Secukupnya
4. Pasir silika baru : Secukupnya
5. Pasir silika lama : Secukupnya
6. Resin coated sand : Secukupnya
7. Alumunium foil : Secukupnya
8. Bentonit : Secukupnya
9. Gula tetes : Secukupnya
10. Air : Secukupnya
11. Gas CO2 : Secukupnya
c. Berat Total
Wtotal = Wcope + Wdrag
= 12.09 + 8.45
Wtotal = 20.54 Kg
3
Pasir Baru (40%) = 6.9 Kg x 4 = 5.17 kg
4. Berat Bentonit
11
Berat Bentonit = W Pasir silika ×
100
11
= 17.25 Kg ×
100
3
Berat Bentonit = 1,89 Kg x = 1.42 kg
4
5. Berat Air
3
Berat Air = W Pasir silika ×
100
3
= 17.25 Kg ×
100
Berat Air = 0,52 Kg
harus diminimalisir sekecil mungkin. Apabila pasir cetak tidak saling mengikat
dan melekat (kurang) maka saat diisi kecetakan akan menyebabkan cetakan roboh
dan akan menyebabkan cacat pada hasil coran.
Hal lainnya yaitu saat pembuatan cetakan. Pembuatan cetakan
menggunakan pasir baru, pasir lama, bentonit, gula tetes dan air. Dengan
memperhitungkan terlebih dahulu masing-masing bahan secara tepat maka
penggunaan bahan bahan tersebut akan efisien dan tidak akan terbuang banyak
apabila kelebihan. Ini merupakan hal yang penting juga, karena laboratorium
adalah miniatur kecil bagi praktikan nantinya diindustri, maka efisien adalah hal
yang sangat penting untuk pembekalan nantinya pada saat bekerja.
Saat pembuatan pasir cetak bagian mixing pasir lama dan pasir baru
menggunakan mesin mixer, lakukan mixing dengan benar. Lakukan mixing
dengan mixer lalu matikan mesin lalu aduk secara manual. Hal ini berfungsi untuk
mencegah pasir cetak terikat didalam mesin. Apabila terikat dimesin, maka akan
susah mengambil pasir cetak yang akhirnya disangkut pautkan dengan efisiensi
waktu.
Hal lainnya yaitu pembuatan inti. Pembuatan inti adalah hal yang sulit
karena memerlukan kesabarann dan ketelitian. Praktikan gagal sampai 9 kali dan
akhirnya tidak memakai inti. Penggunaan inti disini berfungsi untuk membuat
diameter lubang dari produk. Pada saat pembuatan inti, pada saat pengisian
sebaiknya dilebihkan, hal ini akan meminimalisir pembuatan kembali inti karena
apabila lebih hanya tinggal dipotong. Beda halnya dengan kekurangan Panjang.
Apabila kekurangan Panjang maka hal yang harus dilakukan adalah membuat inti
kembali. Inti ini terbuat dari resin coated sand yang diisi ke alumunium foil yang
sebelumnya dimasukan kedalam contoh inti. Saat proses pembakaran selesai dan
menunggu inti untuk mencapai temperature kamar lalu mengeluarkan inti adalah
hal yang harus dierhatikan. Dilakukan dengan hati-hati karena inti ini memiliki
sifat rapuh sehingga apabila diberi tekanan berlebih akan menyebabkan inti
menjadi rusak dan potong.
Lalu pada saat pemasangan bagian pola didalam rangka. Hal ini harus dibuat
sepresisi mungkin untuk mencegah terjadinya bagian pasir cetak roboh. Dan pada
saat pencopotan bagian cope dan drag harus dilakukan dengan hati-hati.
Berlebihnya gaya yang diberikan memugkinkan bagian pasir cetak roboh dan
harus mengulang pembuatan pasir cetak.
Pembuatan pasir harus dilakukan dengan perhitungan yang sudah ada, hal
ini bertujuan juga untuk nantinya pada proses penuangan logam. Pembuatan
cetakan nya akan baik apabila sesuai perhitungan sehingga pada proses penuangan
cairan logam pada saat cairan logam didalam cetakan, asap atau gas yang
dikeluarkan oleh cairan logam akan ditembuskan kebagian cetakan tanah dengan
baik sehingga meminimalisir terjadinya cacat yang terjadi.
Penambahan bentonit pun harus sesuai dengan perhitungan. Penambahan
bentonit ini tadi sudah dijelaskan sebagai pengikat pasir. Apabila penambahan
bentonit kurang dari perhitungan, maka pasir cetak akan susah terikat dan akan
menyebabkan pada saat pembuatan cetakan, pasir cetak akan mudah retak dan
roboh yang nantinya akan menyebabkan cacat. Penambahan bentonit terlalu
banyak pun akan mengakibatkan hal yang buruk. Yaitu akan menyebabkan pasir
cetak akan memiliki sifat permeabilitas yang buruk yang nantinya mengakibatkan
pada saat penuangan logam, gas yang ada didalam cetakan akan susah untuk
keluar dari cetakan yang nantinya terjebak didalam produk dan menjadi cacat bagi
produk.
Pada saat pengisian pasir cetak kedalam cetakan, lakukan pemadatan dengan
menggunakan palu dan alas yang rata. Hal ini bertujuan untuk memadatkan
bagian pasir cetak sehingga tidak memungkinkan bagian pola goyang dan cetakan
akan presisi nantinya. Apabila kurang padat maka cetakan akan roboh, cetakan
akan erosi juga sehingga memunculkan cacat pada saat proses penuangan logam.
Kemudian aspek yang perlu diperhatikan yaitu penggunaan pasir cetak
dalam cetakan. Penggunaan pasir ini menggunakan pasir cetak yang telah dibuat
sebelumnya kemudian disaring. Tujuan penyaringan ini adalah untuk mengekstrak
bagian pasir cetak. Sehingga bagian bagian kecil yang memenuhi bagian cetakan.
Hal ini bertujuan agar cetakan lebih mudah padat, karena apabila bagian pasir
cetak yang ukuran butir nya besar maka akan lebih banyak memunculkan rongga
udara yang nantinya akan menyebabkan cetakan kurang padat. Cetakan dengan
butir yang kecil juga lebih baik dalam sifat permeabilitasnya.
2.7 Kesimpulan
2.7.1 Kesimpulan
1. Dalam pembuatan rangka cetak, harus sesuai dengan perhitungan
dan sesuai dengan ukuran pola. Pembuatan rangka cetak dilakukan
satu per satu bagian, kemudian diassembling. Kemudian
disambung dengan menggunakan paku, diusahakan dan
dipertimbangkan penyambungan harus sangat baik sehingga tidak
goyang. Pembuatan rangka cetak pun harus simetris dan rata.
2. Hal yang pertama dilakukan yaitu pembuatan rangka cetak,
kemudian pembuatan pasir cetak, pembuatan cetakan, pembuatan
inti dan yang terakhir yaitu pemasangan inti pada cetakan.
3. Dalam pembuatan cetakan, hal yang harus diketahui adalah volume
dari rangka cetak. Pasir yang digunakan adalah 84% dari volume
rangka cetak. Lalu harus mengetahui massa jenis dari logam cair
dan setelah itu dicampurkan dengan 11 % bentonit, 2 % gula tetes
dan 3% air.
4. Bahan-bahan yang digunakan adalah pasir silika lama, pasir silika
baru, bentonit, gula tetes dan air. Penggunaaan bahan bahan
tersebut memiliki fungsi tentunya. Fungsi bentonit sebagai
pengikat pasir, sedangkan gula tetes fungsinya sebagai perekat
pasir. Selanjutnya dilakukan proses pengisian pasir cetak kedalam
cetakan. Dengan menyaring atau mengayak pasir cetak sehingga
bagian yang halus yang memenuhi bagian cetakan.
5. Pada pembuatan inti, digunakan resin coated sand. Pasir ini akan
mengeras saat dilakukan proses pembakaran sehingga akan lebih
mudah daripada metode lainnya.
2.7.2 Saran
1. Penggunaan APD dan K3 harus diperhatikan untuk kesalamatan
2. Fasilitas yang dimiliki laboratorium sebaiknya dipakai dengan baik
dan benar
3. Untuk praktikan yang kurang paham dengan tahapan-tahapan, bisa
ditanyakan ke pembimbing praktikum atau ke asisten laboratorium