OLEH:
SEMESTER IIA
S1 ILMU KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah “Sistem Perkemihan”, dengan dosen pembimbing Ari Pertama
Watiningsih S.Pd, M.Si. Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan 1.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu
segenap saran dan kritik membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan
untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Perkemihan ................................................... 3
2.2 Fungsi Sistem Perkemihan .......................................................... 3
2.3 Organ-Organ Sistem Perkemihan................................................ 4
2.4 Fisiologi Sistem Perkemihan ....................................................... 9
2.5 Proses Miksi ................................................................................ 11
2.6 Penyakit Yang Menyerang Sistem Perkemihan .......................... 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
2.Pengaturan homeostasis :
1) Keseimbangan air dan Elektrolit.
2) Keseimbangan asam-basa darah.
3) Tekanan darah.
4) Produksi darah merah.
5) Mengaktifkan vitamin D.
dan ukuran tubuh. 95 % orang dewasa memiliki jarak antara katup ginjal
antara 11-15 cm.
Ada beberapa struktur yang masuk atau keluar dari ginjal melalui
hilus antara lain arteri dan vena renalis, saraf dan pembuluh getah bening.
Ginjal diliputi oleh suatu kapsula tribosa tipis mengkilat, yang beriktan
longgar dengan jaringan dibawahnya dan dapat dilepaskan dengan mudah
dari permukaan ginjal.
2.3.1.1 Bagian – Bagian Ginjal
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa
ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal
(medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).
1. Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan
penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah
ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal
– gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai
bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman
disebut badan malphigi. Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi,
yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut
dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat –
zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari
simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
2. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang
disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan
6
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling
dalam), dan lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring
sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita
terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa
merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah
dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara
klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
2.4 Fisiologi Sistem Perkemihan
Pada saat vesica urinaria tidak dapat lagi menampung urine tanpa
meningkatkan tekanannya (biasanya pada saat volume urine kira-kira 300
ml)maka reseptor pada dinding vesika urinaria akan memulai kontraksi
musculus detrussor. Pada bayi, berkemih terjadi secara involunter dan
dengan segera. Pada orang dewasa, keinginan berkemih dapat ditunda
sampai ia menemukan waktu dan tempat yang cocok. Walaupun demikian,
bila rangsangan sensoris ditunda terlalu lama, maka akan memberikan rasa
sakit.
Dengan demikian mulainya kontraksi musculus detrussor, maka
terjadi relaksasi musculus pubococcygeus dan terjadi pengurangan
topangan kekuatan urethra yang menghasilkan beberapa kejadian dengan
urutan sebagai berikut :
1. Membukanya meatus intemus.
2. Erubahan sudut ureterovesical.
3. Bagian atas urethra akan terisi urine
4. Urine bertindak sebagai iritan pada dinding urine
5. Musculus detrussor berkontraksi lebih kuat
6. Urine didorong ke urethra pada saat tekanan intraabdominalmeningkat
7. Pembukaan sphincter extemus
8. Urine dikeluarkan sampai vesica urinaria kosong
10
3.1 Kesimpulan
1. Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di
pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut
dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
2. Sistem Perkemihan terdiri dari :
1) Dua Ginjal (Ren) yang menghasilkan urin.
2) Dua uretra yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria
(kandung kemih)
3) Satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan.
4) Uretra urin dikeluarkan dari vesika urinaria (kandung kemih).
3. Tahap Pembentukan urin
1) Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, terjadi penyerapan darah, sedangkan
sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein,
cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari
glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh
ginjal.
2) Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium,
klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif
yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas.
Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan
dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali
kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif
dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila
renalis.
16
15
3) Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai
tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan
ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya. Dari
tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke
ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung
kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika
kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Urin yang keluar dari kandungan kemih mempunyai komposisi
utama yang sama dengan cairan yang keluar dari duktus koligentes, tidak
ada perubahan yang berarti pada komposisi urin tersebut sejak mengalir
melalui kaliks renalis dan ureter sampai kandung kemih.
4. Penyakit yang menyerang sistem perkemihan. Dalam menjalankan
fungsinya, organ sistem perkemihan bisa mengalami permasalahan
karena adanya bakteri atau virus yang menyerang. Berikut beberapa
penyakit atau masalah pada sistem perkemihan yang bisa terjadi pada
pria atau wanita: infeksi saluran kemih (ISK), Inkontinensia urine,
Interstisial cystitis (IC), Prostatitis, Batu ginjal dan Gagal ginjal.
3.2 Saran
Seluruh perawat dan mahasiswa keperawatan agar meningkatkan
pemahamannya terhadap sistem perkemihan sehingga dapat dikembangkan
dalam tatanan layanan keperawatan. Diharapkan agar perawat maupun
mahasiswa agar lebih mengerti tentang anatomi fisiologi dari sistem
perkemihan.
DAFTAR PUSTAKA