Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keduratan obstetric adalah suatu keadaan klinik yang apabila tidak segera ditangani
akan berakibat kesakitan yang berat bahkan kematian ibu dan janinnya. Secara umum
terdapat 4 penyebab utama kematian ibu, janin dan bayi baru lahir yaitu perdarahan ,infeksi
(sepsis),hipertensi(preeklamsia,eklampsia),persalinan macet (distosia). Persalinan macet
hanya terjadi pada saat persalinan berlangsung,sedangkan ketiga penyebab lain dapat terjadi
dalam kehamilan,persalinan, dan masa nifas
Setiap kehamilan berpotensi mengalami resiko kedaruratan. Pengenalan kasus
kedaruratan obsteri secara dini sangat penting agar pertolongan yang cepat dan tepat dapat
dilakukan. Mengingat klinis kasus kedaruratan obstetric yang berbeda-beda dalam rentang
yang cukup luas. Setiap kasus sebaiknya dtangani dengan cepat dan tepat.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa Pengertian kegawatdaruratan Obstetri
1.2.2 Apa yang dimaksud kegawat daruratan pada pasien yang mengalami
Hiperemesis gravidarum
1.2.3 Apa yang dimaksud kegawat daruratan pada Abortus (Early Pregnancy Loss)
1.2.4 Apa yang dimaksud kegawat Daruratan pada Plasenta Previa

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Pengertian kegawatdaruratan Obstetri
1.3.2 Untuk Mengetahui kegawat daruratan pada pasien yang mengalami
Hiperemesis gravidarum
1.3.3 Untuk Mengetahui kegawat daruratan pada Abortus (Early Pregnancy Loss)
1.3.4 Untuk Mengetahui kegawat Daruratan pada Plasenta Previa

1
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk mahasiswa setidaknya makalah ini dapat menjadi suatu referensi untuk
pembelajaran tentang kegawatdaruratan obstetri
1.4.2 Untuk pembaca (masyarakat) dapat menambah wawasan dan pengetahuan
masyarakat mengenai kegawatdaruratan obstetri.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kegawatdaruratan Obstetri
Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan
meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan (abortus, mola hidatidosa,kista
vasikuler, kehamilan ekstrauteri/ektopik) dan perdarahan pada minggu akhir kehamilan dan
mendekati cukup bulan (plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, perdarahan persalinan
per vagina setelah seksio sesarea, retensio plasentae/plasenta inkomplet), perdarahan pasca
persalinan, hematoma, dan koagulopati obstetri. Pendarahan pasca persalinan (post partum)
adalah pendarahan pervagina 500 ml atau lebih sesudah anak lahir. Penyebab gangguan ini
adalah kelainan pelepasan dan kontraksi, rupture serviks dan vagina (lebih jarang laserasi
perineum), retensio sisa plasenta, dan koagulopati. Perdarahan pascapersalinan tidak lebih
dari 500 ml selama 24 jam pertama, kehilangan darah 500 ml atau lebih berarti bahaya syok.
Perdarahan yang terjadi bersifat mendadak sangat parah (jarang), perdarahan sedang (pada
kebanyakan kasus), dan perdarahan sedang menetap (terutama pada ruptur). Peningkatan
anemia akan mengancam terjadinya syok, kegelisahan, mual, peningkatan frekuensi nadi, dan
penurunan tekanan darah.
2.2 Kegawat daruratan pada pasien yang mengalami Hiperemesis gravidarum
2.2.1 Definisi hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebih yang dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari yang tidak terkendali selama masa hamil yang menyebabkan dehidrasi,
ketidakseimbangan eletrolit atau defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan. Hiperemesis
gravidarum adalah mual muntah yang berlebih yang terjadi pada ibu hamil. Hiperemesis
gravidarum adalah muntah selama kehamilan yang begitu parah menyebabkan
dehidrasi,elektrolit dan ketidakseimbangan asam-basa,dan ketosis akibat kelaparan. Hal ini
mungkin disebabkan karena terjadi kenaikan chorionic gonadotropin dan atau tingkat
estrogen. Selain itu penyebabnya bisa dikarenakanan alasan psikologis, akibat respon
ambivalen terhadap kehamilan (Chapman & Durham, 2010)

3
2.2.2 Tanda dan gejala hiperemesis gravidarum (Chapman & Durham, 2010)
a. Muntah yang mungkin berkepanjangan,sering, dan parah.
b. Kehilangan berat badan,urin mengandung aseton, dan ketosis
c. Tanda dan gejala dehidrasi diantaranya : membrane mukosa kering
d. Turgor kulit buruk.
e. Malaise/kelemahana
f. Tekanan darah rendah
2.2.3 Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum (Chapman & Durham, 2010):
a. Pemberian vitamin B6 dan antiemetic untuk pengobatan mual dan muntah.
b. Pemberian cairan intra vena untuk penggantian cairan,elektrolit, dan vitamin.
c. Pemeriksaan laboratorium untuk memantau fungsi ginjal dan hati .
2.2.4 Tindakan keperawatan hiperemesis gravidarum (Chapman & Durham, 2010):
a. Kaji faktor yang berkontribusi terhadap mual dan muntah.
b. Kurangi atau hilangkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap mual dan muntah
seperti menghilangkan bau.
c. Berikan dukungan emosional.
d. Berikan tindakan kenyamanan seperti kebersihan mulut yang baik.
e. Berikan cairan melalui intavena ,elektrolit, dan antiemetic sesuai resep/order dokter.
f. Periksa berat badan setiap hari.
g. Pantau intake dan output dan berta jenis urin untuk memantau dehidrasi
h. Pantau mual dan muntah
2.2.5 Etiologi hiperemesis gravidarum
 Faktor predisposisi,yaitu:
a. Primigravida
b. Mola hidatidosa dan
c. Kehamilan ganda
 Faktor organic yaitu alergi,masuknya vili khorialis dlam sirkulasi,perubahan
metabolic akibat hamil dan resistensi ibu yang menurun.
 Faktor psikologik memegang peranan penting pada penyakit ini,rumah tangga yang
retak,kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan

4
2.2.6 Tingkatan hiperemesis gravidarum
a. Tingkatan 1
Subyektif: muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita,ibu
merasa lemah, nafsu makan tidak ada,dan merasa nyeri pada epigastrium
Obyektif: Nadi meningkat sekitar 100 per menit, berat badan menurun, tekanan darah
sistolik menurun, turgor kulit menurun, lidah mongering dan mata cekung.
b. Tingkatan II
Subyektif: penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang,
lidah mongering dan Nampak kotor, Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan,
karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
Obyektif: nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris.
Berat badan turun dan mata menjadi cekung,tensi turun,hemokonsentrasi,oliguria dan
konstipasi.
c. Tingkatan III
Subyektif : keadaan umum lebih parah,muntah berhenti.
Obyektif : kesadaran menurun dari somnolen sampai koma,nadi kecil dan cepat; suhu
meningkat dan tensi menurun.komplikasi fatal terjadi pada sususnan saraf yang
dikenal sebagai ensefalopati wernickc. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan
zat makanan termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya
payah hati.
2.2.7 Pengkajian data fokus
a. Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun,denyut nadi meningkat (>100 kali pe
rmenit)
b. Integritas ego ; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi
tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
c. Eliminasi ; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi berkemih
urinalis ; peningkatan kosistensi urine.
d. Makanan/cairan ;mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu),nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan( 5-10 kg),membrane mukosa mulut iritasi dan merah, HB
dan Ht rendah , nafas berbau aseton,turgor kulit berkurang mata cekung dan lidah
kering.
e. Pernafasan ; frekuensi pernafasan meningkat.
f. Keamanan ; suhu kadang naik, badan lemah ,ikterus dan dapat jatuh dalam koma

5
g. Seksualitas ; penghentian mentruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan
abortus terapeutik .
h. Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/ stressor kehamilan,perubahan peran,
respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, system
pendukung yang kurang.
i. Pembelajaran dan penyuluhan ;segala yang dimakan dan diminuntahkan, apalagi
kalau berlangsung lama, berat badan turun lebih 1/10 dari berat badan normal,turgor
kulit,lidah kering,adannya aseton dalam urine.
2.2.8 Diagnosa keperawatan pada hiperemesis gravidarum
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mausea dan vomitus
yang menetap ditandai dengan penurunan berat badan dan frekuensi muntah dalam
sehari
b. Deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus dan
asupan cairan yang tidak adekuat ditandai dengan jumblah urine saat berkemih
c. Ketakutan berhubungan dengan efek hiperemesis pada kesejahteraan janin ditantai
dengan tanda kecemasan melalui perubahan tanda vital
d. Gangguan rasa nyaman : nyeri(perih) berhubungan dengan muntah yang berlebihan
peningkatan asam lambung di tandai dengan tanda tanda nyeri
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak adekuatan sumber energi sekunder
berhubungan dengan kesulitan beraktivitas

6
2.2.9 Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Intrevensi Rasional
Keperawatan Kriteri Hasil
1 Perubahan Setelah dilakukan 1)catatan intake dan 1) menentukan
nutrisi kurang asuhan keperawatan output hidrasi cairan
dari kebutuhan selama ..x 24 jam dan pengeluaran
berhubungan diharapkan perubahan melalui muntah
dengan mausea nutrisi kurang dari 2)anjurkan makan 2) dapat mecukupi
dan vomitus kebutuhan teratasi dalam porsi kecil tapin asupan nutrisi
yang menetap dengan criteria hasil: sering yang dibutuhkan
ditandai 1) klien akan tubuh
dengan mengkonsumsi 3)anjurkan untuk 3) dapat meransang
penurunan asupan oral diet menghindari makanan mual dan muntah
berat badan yang mengandung yang mengandung 4) makanan
dan frekuensi zat gizi yang lemak selingan dapat
muntah dalam adekuat. 4) Anjurkan untuk mengurangi atau
sehari 2) Klien tidak makan makanan menghindari
mengalami nausea selingan seperti rangsang mual
dan vomitus biscuit,roti dan the muntah yang
3) Klien akan (panas)hangat berlebih.
menoleransi diit sebelum bangun tidur 5) Untuk
yang telah pada siang hari dan mempertahankan
diprogramkan selama tidur. keseimbangan
4) klien akan 5) catat intake oral nutrisi.
mengalami tidak dapat diberikan 6) Untuk
peningkatan berat dalam periode tertentu mengetahui
badan yang sesuai 6) inspeksi adanya integritas
selama hamil iritasi atau lesi pada mukosa mulut.
mulut 7) Un tuk
7) kaji kebersihan oral mempertahankan
dan personal hygiene integritas
serta penggunaan mukosa mulut.
cairan pembersih

7
mulut sesering
mungkin.

2 Deficit volume Setelah dilakukan 1) Tentukan 1) Memberikan data


cairan asuhan keperawatan frekuensi atau berkenaan
berhubungan selama ..x 24 jam beratnya mual / dengan semua
dengan diharapkan deficit muntah kondisi.
kehilangan volume cairan teratasi 2) Tinjau ulamg 2) Membantu dalam
cairan akibat dengan criteria hasil: riwayat mengenyamping
vomitus dan 1) Keseimbangan kemungkinan kan penyebab
asupan cairan cairan dan elektrolit masalah medis lain untuk
yang tidak akan kembali ke lain (misalnya mengatasi
adekuat kondisi normal,yang ulkus peptikum masalah khusus
ditandai terbukti dengan ,gastritis) dalam
dengan turgor kulit 3) Kaji suhu badan mengidentifikasi
jumblah urine normal,membran dan turgor intervensi
saat berkemih mukosa lembab, kulit,membrane 3) Sebagai
berat badan mukosa,TD,Input/ indicator dalam
stabil,tanda-tanda output,dan berat membantu
vital dalam batas jenis mengevaluasi
normal;elektrolit, urine.timbang BB tingkat atau
serum,hemoglobin,h klien setiap hari. kebutuhan
ematokrit,dan berat 4) Anjurkan hidrasi.
jenis urine akan peningkatan 4) Membantu dalam
berada dalam batas asupan minuman meningkatkan
normal. berkarbonat, mual /muntah
2) Klien tidak akan makan sesering dengan
muntah lagi,klien mungkin dengan menurunkan
akan mengkonsumsi jumblah sedikit. keasaman
asupan dalam lambung.(doengo
jumblah yang es ,2001:61)
adekuat
3 Ketakutan Setelah dilakukan 1) Memperlihatkan 1) Sikap yang

8
berhubungan asuhan keperawatan sikap menerima menerima takut
dengan efek selama …x 24 jam rasa takut klien klien akan
hiperemesis diharapakan ketakutan 2) Mendorong untuk memungkinkan
pada teratasi dengan criteria mengungkapkan komunikasi
kesejahteraan hasil: perasaan dan terbuka tentang
janin ditantai 1) Klien kekhawatiran. sumber
dengan tanda mempeverbalisasi 3) Memberi ketakutan.
kecemasan perasaan dan informasi yang 2) Pengetahuan
melalui kekhawatirannya berhungan dengan tentang risiko
perubahan tentang resiko potensial potensial pada
tanda vital kesejahteraan yang dapat terjadi janin dapat
janin pada janinnya. membantunya
menghilangkan
rasa takut.
3) Strategis koping
yang efektif
terhubung untuk
memampukan
klien mengatasi
penyakit yang
dideritanya dan
efek-efek
penyakit
tersebut.
4 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1) kaji skala nyeri, 1) Menentukan
nyaman : asuhan keperawatan karakteristik,kualit perubahan dalam
nyeri(perih) selama …x 24 jam as, frekuensi, dan tingkat nyeri dan
berhubungan diharapkan gangguan lokasi nyeri. mengevakuasi
dengan muntah rasa nyaman teratasi 2) Anjurkan nilai skala nyeri .
yang dengan criteria hasil: penggunaan tehnik Mengidentifikasi
berlebihan 1) klien relaksasi dan sumber-sumber
peningkatan mengungkapkan distraksi multiple dan
asam lambung secara verbal 3) Yakinkan pada jenis nyeri.

9
di tandai 2) nyeri hilang atau klien bahwa 2) Menggunakan
dengan tanda berkurang perawat strategi ini
tanda nyeri 3) pasien dapat mengetahui nyeri sejalan dengan
beristirahat dengan yang dirasakannya pemberian
tenang dan akan berusaha analgesic untuk
membantu untuk mengurangi atau
mengurangi nyeri mengalihkan
tersebut. respon terhadap
4) Kolaborasi nyeri.
pemberian 3) Ketakutan bahwa
nalgesik sesuai nyeri akan tidak
dengan indikasi dapat diterima
seperti
peningkatan
ketegangan dan
ansietas yang
nyata dan
menurunkan
toleransi nyeri.
4) Analgesic lebih
efektif apabila
diberikan pada
awal siklus nyeri.
4 Intoleransi Setelah dilakukan 1) Tingkatkan tiring 1) Meningkatkan
aktivitas asuhan keperawatan baring/duduk. istirahat dan
berhubungan selama ..x 24 jam Berikan ketenangan
dengan ketidak diharapkan intoleransi lingkungan yang 2) Meningkatkan
adekuatan aktivitas teratasi tenang;batasi fungsi
sumber energi dengan kriteia hasil: pengujung sesuai pernafasan dan
sekunder 1) Pasien dapat keperluan meminimalkan
berhubungan memperlihatkan 2) Ubah posisi tekanan pada
dengan kemajuan dengan sering. area tertentu u
kesulitan khususnya tingkat Berikan perawatan ntuk menurunkan

10
beraktivitas yang lebih tinggi kulit yang baik resiko
2) Pasien 3) Tingkatkan kekurangan
mengidentifikasi aktivitas sesuai jaringan.
faktor –faktor toleransi ,bantu 3) Tirah baring
yang menurunkan emlakukan latihan lama dapat
toleransi aktivitas rentang gerak menurun kan
sendi pasif/ aktif. kemampuan. Ini
4) Dorong pengunaan dapat terjadi
tehknik karena
manajemne stresss keterbatasan
5) Kolaborasi aktivitas yang
pemberian obata mengganggu
sesuai indikasi . periode istirahat.
4) Meningkatkan
relaksasi untuk
penghematan
energi.
5) Membantu dalam
manajemen
kebutuhan tidur.

11
2.3 Kegawat daruratan pada Abortus (Early Pregnancy Loss)
2.3.1 Pengertian abortus
Pengertian abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh penyebab tertentu) pada
atau sebelum kehamilan tersebut berusia 20-22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
hidup diluar kandungan (belum viable).Berikut ini Anda akan mempelajari pengertian-
pengertian dasar masing-masing jenis
abortus;
a. Abortus spontan adalah abortus terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan)
untuk mengakhiri kehamilan tersebut, sebelum janin mencapai viabilitas (usia
kehamilan 20-22 minggu). Terminologi umum untuk masalah ini adalah keguguran
atau miscarriage.
Tahap-tahap abortus spontan meliputi:
 Abortus iminens (ancaman abortus), kehamilan ada peluang untuk dapa berlanjut.
 Abortus insipiens (abortus sedang berlangsung), kehamilan tidak akan berlanjut
dan akan berkembang menjadi abortus inkomplit atau komplit.
 Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan).
 Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan).
b. Abortus buatan atau disengaja (provocatus abortion) adalah abortus yang terjadi
akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan karena
adanya indikasi medis tertentu (Abortus provocatus therapitikus), dan jika tanpa
adanya indikasi medis tertentu (abortus provocatus kriminalis), sehingga menjadikan
abortus tidak aman (unsafe abortion).
c. Abortus tidak aman/abortus risiko tinggi (unsafe abortion) adalah suatu prosedur
yang dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman atau dalam lingkungan yang
tidak memenuhi standar medis minimal atau keduanya. Pelaksana tindakan abortus
tidak mempunyai cukup keahlian dan tidak sesuai prosedur standar, sehingga dapat
membahayakan keselamatan jiwa pasien.
d. Abortus septik atau abortus febrilis atau abortus infeksiosa adalah abortus yang
mengalami komplikasi berupa infeksi. Sepsis dapat berasal dari infeksi. Sepsis dapat
berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bawah setelah
abortus spontan atau abortus tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi jika terdapat
sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis
merupakan komplikasi yang sering terjadi pada abortus yang tidak aman. Adanya
penyebaran kuman atau toksin kedalam sirkulasi dan kavum peritoneum dapat
menimbulkan septikemia, sepsis atau peritonitis.
e. Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi tiga kali berturut turut atau
lebih.
f. Abortus tertunda (missed abortion) atau retensi janin mati adalah apabila buah
kehamilan yang tertahan dalam rahim selama 8 minggu atau lebih

2.3.2 Penyebab abortus


Penyebab abortus bervariasi dan sering diperdebatkan. Umumnya lebih dari satu
penyebab. Penyebab yang terbanyak diantaranya adalah sebagai berikut; mari kita
cermati faktor-faktor penyebab abortus sebagai berikut:
a. Faktor genetik. Terdapat translokasi parental keseimbangan genetik, seperti;
mendelian, multifaktor, mendelian, robertsonian dan resiprokal.
b. Kelainan kongenital uterus, seperti; anomali duktus mulleri, septum uterus, uterus
bikornis, inkompetensi serviks uterus, mioma uteri dan sindroma asherman.
c. Autoimun, meliputi mediasi imunitas tunggal, mediasi imunitas seluler.

12
d. Defek fase luteal, meliputi faktor endokrin eksternal, antibodi antitiroid eksternal dan
sintesis LH yang tinggi.
e. Infeksi, penyebab infeksi bisa karena faktor bakteria, virus (sitomegalovirus, rubela,
HIV, herpes simpleks virus), parasit (toksoplasma gondii, plasmodium falsiparum),
spirokaeta (treponema pallidum)
f. Hematologik, berbagai komponen koagulasi dan fibrinolitik memegang peranan
penting pada implantasi embrio, invasi trofoblas dan plasentasi. Kelainan
hematologic dapat disebabkan karena peningkatan kadar faktor prokoagulan,
penurunan faktor antikoagulan dan penurunan aktivitas fibrinolitik.
g. Lingkungan, kejadian malformasi janin 1-10% akibat faktor lingkungan berupa
paparan obat, bahan kimia, radiasi dan paparan tembakau/rokok, dan pada umumnya
berakhir dengan kejadian abortus. Rokok mengandung ratusan toksik, seperti nikotin,
CO2, menyebabkan hambatan sirkulasi uteroplasenta, menurunkan pasokan oksigen
serta memacu neurotoksin sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan janin yang
berakibat terjadinya abortus.
h. Aktivitas; aktivitas yang berat dan berlebihan pada ibu hamil akan merangsang
kontraksi, sehingga menyebabkan terjadinya abortus.
i. Trauma; terjadi benturan atau tahanan yang kuat sehingga melukai atau memberikan
kejutan dan stressor yang kuat, dapat menyebabkan terjadinya abortus.

2.3.3 Tanda dan gejala abortus:


a. Setelah terjadi abotus dengan pengeluaran jaringan,perdarahan berlangsung terus
menerus
b. Seriviks tetap terbuka karena masih ada benda asing didalam rahim,maka uterus dan
berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi
c. Amenorhoe atau terlambat haid kurang dari 20 minggu
d. Sakit perut,mulas atau kram daerah atas symphisis ,sering disertai nyeri pinggang
akibat kontraksi uterus
e. Biasanya berupa stosel atau darah beku
f. Sering terjadi infeksi
g. Kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan (kapita selekta ,2009)

2.3.4 Identifikasi tanda dan gejala abortus adalah


a. Abortus imminens (perdarahan bercak hingga sedang,serviks tertutup/belum ada
bukaan,uterus sesuai dengan umur kehamilan,gejala/tanda ;kram perut bawah,uterus
lunak).
b. Abortus komplit (serviks terbuka /ada bukaan,uterus lebih kecil umur kehamilan,
gejala tanda; sedikit/tanpa nyeri perut bawah ,riwayat ekspulsif hasil konsepsi)
c. Abortus insipiens (perdarahan sedang/massif,serviks terbuka ,uterus sesuai UK,gejala
/tanda; kram/nyeri perut bawah ,belum terjadi riwayat hasil konsepsi
d. Abortus inkomplit (gejala/tanda ; kram/nyeri perut bawah ,belum terjadi ekspulsi hasil
konsepsi
e. Abortus molla ( serviks terbuka , uterus lunak dan lebih besar dari UK. Gejala/tanda ;
mual ,mntah kram perut bawah, sindrom mirp pre eklamsia,tidak ada janin, keluar
jaringan seperti anggur.)

13
2.3.5 Penanganan pada abortus
Berikut merupakan uraian penanganan umum yang perlu Anda kuasai ketika
menghadapi kasus abortus;
a. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, tanda-tanda vital
(nadi, tekanan darah, pernafasan dan suhu).
b. Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik kurang
dari 90 mmHg, nadi lebih dari 112 kali per menit).
c. Jika dicurigai terjadi syok, segera mulai penanganan kedaruratan syok. Jika tidak
terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong
melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita, karena kondisinya dapat memburuk
dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk memulai penanganan syok
dengan segera.
d. Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu.
e. Pasang infus dengan jarum infus besar (16 G atau lebih besar), berikan larutan garam
fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat (500 ml dalam 2 jam pertama).
2.3.6 Komplikasi Abortus
a. Perdarahan
b. Perforasi
c. Infeksi dan tetanus
d. Payah gunjal akut
e. Syok,,yang disebabkan oleh syok perdarahan yang banyak dan syok septic atau
endosseptic (infeksi berat atau septis)
f. Pada miss abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan
pembekuan darah (kapita selekta,2010)
2.3.7 Pengakjian data subyektif dan obyektif terkait abortus
Data subyektif yang dikaji meliputi:
a. Biodata, melakuakan pengkajian identifikasi klien dan penanggung yang meliputi:
umur,agama,suku bangsa,pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan alamat
b. Keluhan utama : kaji adanya menstruasi tidak lancer dan adanya perdarahan
pervaginam berulang.
c. Riwayat kesehatan:
 Riwayat keshatan sekarang yaitu keluan sampai saat klien pergi kerumah sakit atau
pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam diluar siklus haid,pembesaran
uterus lebih besar dari usia kehamilan.
14
 Riwayat kesehatan masa lalu.
d. Riwayat kesehatan
e. Riwayat pembedahan : kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis
pembedahan, kapan,oleh siapa dan dimana tindakan tersebut berlangsung
f. Riwayat penyakit yang pernah dialami ;kaji adanya penyakit yang pernah di alami oleh
klayen misalnyamd,jantung,hipertensi,masalah ginekologi/urinay,penyakit
endokrin,dan penyakit penyakitlainnys.g.
g. Riwayat kesehatankeluarga:yagn dapat di kanji melalui genogramdan dari genogram
tersebut dapat di idenfikasi mengenai penyakit turunan penyakit menuar yang terdapar
dalam keluarga.h.
h. Riwayat kesehatan reproduksi:kaji tententang
mennorheo,siklusmenstruasi,lamanya,banyak,sifat darah,bau,warnadan adanya
dismenorhoeserta kaji kepala menopause terjadi,gejala serta keluhanyang meyertainya.
i. Riwayat seksual: kaji mengenai aktivitas seksual klien,jeniskontasepsi yang digunakan
serta keluhan yang menyertainya.
j. Riwayat keluarga berencana(KB): kaji mengenaipenetahuan klien tentang KB,apakah
klien setuju,apakah klien menggunakan kontrasepsi,dan menggunakan KB jenis apa.

Data obyektif yang dikaji melalui oemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang atau
khusus
1. Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
Mengobservasi kulit terhadap warna,perubahan warna,laserasi,lesi terhadap
drainase,pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan ,bahasa tubuh
,pergerakan dan postur,penggunaan ektremitas,adanya keterbatasan fisik .
b) Palpasi:
 Sentuhan :merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban
dan menetukan kekuatan kontraksi uterus.
 Tekanan:menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema memperhatikan
posisi janin atau mecubit kulit untuk mengamati turgor.
 Pemeriksaan dalam: menetukan tegangan atau tonus otot atau respon nyeri
yang abnormal.
c) Perkusi:
15
 Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan, masa atau konsolidasi.
 Menggunakan palu perkusi: ketuk lutut dan amati ada tidaknya reflek atau
gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi
dinding perut atau tidak.
d) Auskultasi:mendengar diruangan antekubuti umtuk tekanan darah, dada untuk
bunyi jantung atau paru abdomem untuk bising usus atau denyut jantung janin
2. Pemeriksaan penunjang atau laboratorium
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang: rontegen,USG, biopsy, pap smear.
2.3.8 Diagnosa keperawatan terkait abortus
1) Defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan perpaginan ditandai dengan
gejala: pengeluaran cairan pervagina, tanda: tidak seimbangnya intik dan output
cairan
2) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan intrauterine
ditandai dengan kontraksi uterus, gejala: perdarahan cukup
hebat,nyeri(sedang/berat),tanda: wajah meringis, tampak berhati hati.
3) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva yang lembab
ditandai dengan gejala: terjadinya dishart keluar, adanya warna yang lebih gelap
disertai bau, kurang kebersihan genitalia,tanda:terjadinya infeksi, vulva lembab.

16
2.3.9 Intervensi
Diagnosa Tujuan dan criteria Intervensi Rasional
NO Keperawatan Hasil
1 defisit volume Setelah diberikan 1) Kaji kondidi 1) Pengeluaran
cairan asuhan keperawatan status cairan
berhubungan selama .. x 24 jam hemodinamika pervaginal
dengan diharapkan tidah 2) Ukur sebagai akibat
perdarahan terjadi deficit pengeluaran abortus memiliki
perpaginan volume harian karakteristik
ditandai dengan cairan,seimbang 3) Berikan sejumlah 2) Jumblah cairan
gejala: antara intake dan cairan pengganti ditentukan dari
pengeluaran output baik jumblah harian jumblah
cairan maupun kualitas 4) Evaluasi status kebutuhan harian
pervagina, dengan kriteia hasil: hemodinamika ditambah dengan
tanda: tidak 1) Tidak ada jumblah cairan
seimbangnya perdarahan yang hilang
intik dan output ,intake dan 3) Tranfusi
cairan output dalam mungkin
rentang normal. diperlukan pada
kondisi
perdarahan
massif
4) Penilaian dapat
dilakukan secara
harian melalui
pemriksaan fisik
5)
2 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1) Kaji kondisi 1) Pengukuran nilai
nyaman nyeri asuhan keperawatan nyeri yang ambang nyeri
berhubungan selama …x 24 jam dialami klien dpat dilakukan
dengan diharapkan nyeri 2) Jelaskan nyeri dengan skala
kerusakan dapat berkurang atau yang dialami maupun
jaringan menghilang dengan klien dan deskripsi

17
intrauterine criteria hasil: penyebabnya 2) Meningkatkan
ditandai dengan 1) Klien tidak 3) Kolaborasi koping klien
kontraksi uterus, meringis pemberian dalam
gejala: 2) Klien analgetik melakukan
perdarahan mengatakan guidance
cukup nyeri berkurang mengatasi nyeri
hebat,nyeri(seda 3) Mengurangi
ng/berat),tanda: onset terjadinya
wajah meringis, nyeri dapat
tampak berhati dilakukan
hati. dengan
pemberian
analgetik oral
maupun sistemik
dalam
spectrumluas/spe
sifik
3 Resiko tinggi Setelah dilakukan 1) Kaji kondisi 1) Peerubahan yang
infeksi asuhan keperawatan keluaran atau terjadi pada
berhubungan selama ..x 24 jam dischart yang dischart dikaji
dengan diharapkan tidak keluar,warna dan setiap
perdarahan, terjadi infeksi bau saatbdischart
kondisi vulva selama perawatan 2) Terangkan pada keluar,adanya
yang lembab perdarahan. Dengan klien pentingnya warna yang lebih
ditandai dengan criteria hasil: perawatan vulva gelap disertai
gejala: 1) Tanda vital ( selama masa bau tidak
terjadinya nadi perdarahan enak,mungkin
dishart keluar, ,suhu,tensi 3) Lakukan merupakan tanda
adanya warna ,dan respirasi pemeriksaan infeksi.
yang lebih gelap rate)dalam biakan pada 2) Infeksi dapat
disertai bau, rentan dischart timbul akibat
kurang normal 4) Lakukan kurangnya
kebersihan perawatan vulva kebersihan

18
genitalia,tanda:t genetalia yang
erjadinya lebih luas.
infeksi, vulva 3) Berbagai kuman
lembab. dapat
teridentifikasi
melalui dischart
4) Inkubasi kuman
pada area genital
yang relative
cepat dapat
menyebabkan
infeksi

19
2.4 Kegawat Daruratan pada Plasenta Previa
2.4.1 Pengertian Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian osteum uteri internum.
Dengan bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim ke arah
proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim ikut
berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut
bermigrasi. Osteum uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam persalinan
kala satu bisa mengubah luas pembukaan serviks yang tertutup oleh plasenta.
Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau klasifikasi dari plasenta previa ketika
pemeriksaan dilakukan baik dalam masa antenatal maupun dalam masa intranatal.
Lakukan kolaburasi pemeriksaan USG secara berkala untuk memantau perkembangan
plasenta previa selama kehamilan.
2.4.2 Klasifikasi Plasenta Previa
a. Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh osteum
uteri internum.
b. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian osteum uteri
internum.
c. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada di pinggir osteum
uteri internum.
d. Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari
osteum uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak normal.
2.4.3 Etiologi Plasenta Previa
Penyebab blastokist berimplantasi pada segmen bawah rahim belum diketahui secara
pasti. Ada beberapa faktor predisposisi plasenta previa:
a. vaskularisasi desidua yang tidak memadai, mungkin sebagai akibat dari proses radang
atau atrofi, paritas tinggi, usia lanjut, bekas SC, post kuretase, miomektomi dsb
berperan dalam proses peradangan dan kejadian atrofi di endometrium yang menjadi
faktor risiko bagi terjadinya plasenta previa.
b. Pengaruh rokok, menyebabkan insiden plasenta previa 2 kali lipat. Hipoksemia akibat
karbonmonoksida hasil pembakaran rokok menyebabkan plasenta hipertrofi sebagai
upaya kompensasi, sehingga melebar sampai ke segmen bawah rahim.

20
c. Pada kehamilan ganda dan eritroblastosis fetalis menyebabkan pertumbuhan plasenta
melebar ke segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian ataus eluruh osteum
uteri internum.
2.4.4 Gambaran Klinik dan Diagnosis Plasenta Previa
a. Gejala perdarahan awal plasenta previa, pada umumnya hanya berupa perdarahan
bercak atau ringan, perdarahan berwarna merah segar dan perdarahan umumnya
berhenti secara spontan. Gejala tersebut, kadang-kadang terjadi waktu bangun tidur.
Jumlah perdarahan yang terjadi sangat tergantung dari jenis plasenta previa.
Perdarahan pervaginam tanpa rasa nyeri.
b. Perdarahan biasanya terjadi pada akhir trimester dua ke atas.
c. Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri.
d. Perdarahan dapat kembali terjadi (recurrent) tanpa sesuatu sebab yang jelas setelah
beberapa waktu kemudian, jadi berulang. Pada setiap pengulangan terjadi perdarahan
yang lebih banyak bahkan seperti mengalir.
e. Pada plasenta letak rendah perdarahan baru terjadi pada waktu mulai persalinan;
perdarahan bisa sedikit sampai banyak mirip pada solusio plasenta. Perdarahan
semakin hebat berhubung segmen bawah rahim tidak mampu berkontraksi sekuat
segmen atas rahim. Dengan demikian, perdarahan bisa berlangsung sampai
pascapersalinan. Perdarahan bisa juga bertambah disebabkan serviks dan segmen
bawah rahim pada plasenta previa lebih rapuh dan mudah mengalami robekan. Pada
palpasi abdomen sering ditemui bagian terbawah janin masih tinggi di atas simfisis
dengan letak janin tidak dalam letak memanjang. Palpasi abdomen tidak membuat ibu
hamil merasa nyeri dan perut tidak tegang.
f. Diagnosis: tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam pada perdarahan
g. antepartum, pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati-hati dan benar, dapat
menentukan sumber perdarahan dari kanalis servikalis atau sumber lain (servisitis,
polip, keganasan, laserasi atau trauma).
h. Kolaburasi pemeriksaan USG, dapat menentukan secara akurat implantasi plasenta
berdasarkan level plasenta dan bagian terendah janin. Perdarahan pada kehamilan
lanjut, meskipun jumlahnya sedikit, selalu kaji kemungkinan adanya plasenta previa.

21
2.4.5 Penanganan Plasenta Previa
a. Bidan yang bekerja pada tatanan pelayanan primer, maka perannya adalah
mendeteksi, mengenali klinis dan tanda gejala plasenta previa. Perdarahan sekecil
apapun, kaji peluang plasenta previa. Penanganan yang dilakukan bidan pada tatanan
pelayanan primer adalah melakukan rujukan ke RS, dengan perlindungan infus RL
untuk stabilisasi penderita, dan rehidrasi karena ada perdarahan, dimana jumlah darah
yang keluar tidak selalu mencerminkan jumlah perdarahan secara keseluruhan.
2.4.6 Pengakajian data subyektif dan obyektif terkait Plasenta Previa
Pengkajian melalui data subyektif
a. Data kehamilan saat ini yang fokus di tanyakan adalah HPHT (jika pertama kali
kunjungan ), lihat dokumentasi tafsiran persalinan pada kartu kunjungan atau buku
KIA yang memeiliki. HPHT sangat penting dikaji untuk dapat menghitung umur
kehamilan saat pasien datang. Ingat klasifikasi perdarahan entepartum jika > 22
minggu atau 28 minggu.
b. Riwayat kesehatan dahulu meliputi :
 Adanya kemungkinan klien pernah mengalami riwayat diperlukan uterus seperti
seksio sasaria curettage yang berulang-ulang
 Kemungkinan klien mengalami penyakit hipertensi,DM, hemophilia serta
mengalami penyakit menular seperti hepatitis.
 Kemungkinan pernah mengalami abortus
c. Riwayat kesehatan sekarang meliputi:
 Biasanya terjadi perdarahan tanpa alasan
 Perdarahan tanpa rasa nyeri
 Perdarahan biasanya terjadi sejak triwulan ketiga atau sejak kehamilan diatas 22
atau 28 minggu.
Pengkajian data obyektif yaitu bagian bawah janin belum masuk pintu atas panggul,
pemeriksaan di spekulo bahwa perdarahan tidak berasal dari serviks atau vagina

22
2.4.7 Diagnosa keperawatan pada kasus plasenta previa
a. Resiko perdarahan berhubungan dengan efek penanaman plasenta pada segmen bawah
rahim ditandai dengan adanya placenta previa dan perdarahan warna merah segar dari
jalan lahir.
b. Resiko gawat janin (fetal distress) berhubungan dengan tidak ada kuatnya perfusi
darah ke plasenta ditandai dengan DJJ < 120 x/menit atau >160 x/menit
c. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri ditandai dengan adanya trauma
jaringan dan spasme otot atau kontraksi.
2.4.8 Intervensi
NO Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria
Hasil
1 Resiko perdarahan Setelah dilakukan 1) Anjurkan klien 1) Pergerakan yang
berhubungan asuhan membatasi banyak dapat
dengan efek keperawatan pergerakan mempermudah
penanaman selama..x 24 jam 2) Control pelepasan
plasenta pada diharapkan klien perdarahan plasenta
segmen bawah tidak mengalami pervaginam sehinggan dapat
rahim ditandai perdarahan 3) Anjurkan klien terjadi
dengan adanya berulang untuk perdarahan.
placenta previa Dengan criteria melaporkan 2) Dapat diketahui
dan perdarahan hasil: segera bila ada secara dini
warna merah segar 1) Perdarahan tanda-tanda kemunduran atau
dari jalan lahir. dapat terpantau perdarahan kemajuan
dengan baik lebih banyak keadaan klien.
2) Dilakukan 4) Monitor denyut 3) Dengam
tindakan untuk jantung janin mengontrol
menghentikan 5) Kolaborasi perdarahan dapat
perdarahan dengan tim diketahui
medis untuk perubahan perfusi
mengakhiri jaringan pada
kehamilan plasenta sehingga
dapat melakukan

23
tindakan segera
4) Pelaporan tanda
perdarahan
dengan cepat
dapat membantu
melakukan
tindakan segera
5) Gawat janin
kemungkinan
terjadi gangguan
perfusi pada
plasenta
6) Dengan
mengakhiri
kehamilan dapat
mengatasi
perdarahan secara
dini

2 Resiko gawat janin Setelah dilakukan 1) Istirahatkan 1) Melalui istirahat


(fetal distress) asuhan klien kemungkinan
berhubungan keperawatan 2) Anjurkan klien terjadinya
dengan tidak ada selama..x 24 jam agar miring ke pelepasan
kuatnya perfusi diharapkan gawat kiri plasenta dapat
darah ke plasenta janin tidak terjadi 3) Anjurkan klien dcegah
ditandai dengan dengan criteria untuk nafas 2) Posisi tidur
DJJ < 120 x/menit hasil: dalam menurunkan
atau >160 x/menit 1) Tidak terjad 4) Kolaborasi oklusi vena cava
gawat janin dengan dokter inferior oleh
tentang uterus dan
pemberian meningkatkan
oksigen aliran balik vena
5) Kolaborasi ke jantung

24
dengan dokter 3) Dengan nafas
tentang dapat
pemberian meningkatkan
kortikosteroit konsumsi 02 pada
ibu sehingga o2
janin terpenuhi
4) Dengan
pemberian 02
dapat
meningkatkan
konsumsi 02
sehingga
konsumsi pada
janin meningkat
5) Korticosterit
dapat
meningkatan
ketahanan sel
terutama orga-
organ vital pada
janin
3 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1) kaji tingkat 1) sebagai dasar dan
nyaman asuhan nyeri yang pedoman dalam
berhubungan keperawatan dirasakan klien merencanakan
dengan nyeri selama..x 24 jam 2) atur posisi tindakan
ditandai dengan diharapkan rasa nyaman keperawatan
adanya trauma nyaman terpenuhi menurut klien selanjutnya
jaringan dan dengan criteria tidak 2) klien dapat
spasme otot atau hasil: menimbulkan beradaptasi dan
kontraksi. 1) Pasien merasa peregangan mampu mengatasi
nyaman luka rasa nyeri yang
3) alihkan dirasakan klien
perhatian klien 3) peregangan luka

25
dari rasa nyeri dapat
dengan meningkatkan
mengajak klien rasa nyeri
berbicara 4) diharapkan klien
4) anjurkan dan tidak terpusatkan
latih teknik pada rasa nyeri
relaksasi(nafas 5) diharapkan
dalam) pemasukan
5) kolaborasi oksigen ke
dengan doter jaringan lancar
dalam dengan harapan
pemberian rasa nyeri dapat
analgetik berkurang
6) analgetik dapat
menekan pusat
nyeri sehingga
nyeri dapat
berkurang.

26
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

3.1

1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT/IGD/TRIAGE

Tgl/ Jam : 12-02-2019 No. RM : 627887

Triage : pink Diagnosis Medis : abortus

Transportasi : Ambulan/Mobil Pribadi/ Lain-lain … …

Nama :Ny.R Jenis Kelamin : perempuan


IDENTITAS

Umur : 25th Alamat : lovina


Agama : hindu Status Perkawinan : menikah
Pendidikan :SMA Sumber Informasi : Suami
Pekerjaan :wiraswasta Hubungan: Istri
Suku/ Bangsa : bali
Triage : pink
RIWAYAT SAKIT & KESEHATAN

Keluhan Utama : ibu merasa nyeri dan dan mengalami perdarahanyang


tidak berhenti.
Mekanisme Cedera (Trauma) : -

Sign/ Tanda Gejala : nyeri pada bagian abdomen


Allergi : -
Medication/ Pengobatan : -

Past Medical History : pasien mengaku memiliki riwayat maag.


Last Oral Intake/Makan terakhir : nasi lauk dan sayur
Event leading injury :-

Penggunaan Cervikal Collar :..........


Jalan Nafas :  Paten  Tidak Paten
Obstruksi :  Lidah  Cairan  Benda Asing
 Tidak Ada
 Muntahan  Darah  Oedema
AIRWAY

Suara Nafas : Snoring Gurgling Stridor Tidak ada


Keluhan Lain: ... ...

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

 Tidak Spontan
H

N
G
B
R
E
A
T

Nafas : Spontan
I

27
Gerakan dinding dada:  Simetris  Asimetris
Irama Nafas :  Cepat  Dangkal  Normal
Pola Nafas :  Teratur  Tidak Teratur
Jenis :  Dispnoe  Kusmaul  Cyene Stoke
 Lain
Suara Nafas :  Vesikuler  Stidor  Wheezing  Ronchi
Sesak Nafas :  Ada  TidakAda
Cuping hidung  Ada  Tidak Ada
Retraksi otot bantu nafas :  Ada  Tidak Ada
Pernafasan :  Pernafasan Dada  Pernafasan Perut
RR : 22x/mnt
Keluhan Lain: -
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

Nadi :  Teraba  Tidak teraba  N: 70 x/mnt

Tekanan Darah : 130/90 mmHg

Pucat :  Ya  Tidak

Sianosis :  Ya  Tidak

CRT : < 2 detik > 2 detik

Akral :  Hangat  Dingin  S:


CIRCULATION

Pendarahan :  Ya  Tidak ada

Lokasi:

Jumlah :  Tidak ada

Turgor :  Elastis  Lambat

Diaphoresis: Ya Tidak

Riwayat Kehilangan cairan berlebihan:  Diare  Muntah

Keluhan Lain:

Masalah Keperawatan:

Kesadaran:  Composmentis  Delirium  Somnolen 


DISABILITY

Apatis  Koma

28
GCS :  Eye :  Verbal :  Motorik :

Pupil :  Isokor  Unisokor  Pinpoint  Medriasis

Refleks Cahaya:  Ada  Tidak Ada

Refleks fisiologis:  Patela (+/-)  Lain-lain … …

Refleks patologis :  Babinzky (+/-) Kernig (+/-)  Lain-lain ... ..

Kekuatan Otot : 5 5
5 5
5
Keluhan Lain : -
5
Masalah Keperawatan:

Tidak ada masalah keperawatan


EXPOSURE

Deformitas :  Ya  Tidak  Lokasi ... ...

Contusio :  Ya  Tidak  Lokasi ... ...

Abrasi :  Ya  Tidak  Lokasi ... ...

Penetrasi :  Ya  Tidak  Lokasi ... ...

Laserasi :  Ya  Tidak  Lokasi ... ...

Edema :  Ya  Tidak  Lokasi ... ...

Luka Bakar :  Ya  Tidak  Lokasi ... ...

Grade : ... ... %

Jika ada luka/ vulnus, kaji:

Luas Luka :

29
Warna dasar luka:

Kedalaman :

Lain-lain : ... ...

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

Monitoring Jantung :  Sinus Bradikardi  Sinus Takikardi

Saturasi O2 : 89%

Kateter Urine :  Ada  Tidak


FIVE INTERVENSI

Pemasangan NGT :  Ada, Warna Cairan Lambung : ... ...  Tidak

Pemeriksaan Laboratorium : (terlampir)

Lain-lain: perdarahan

Masalah Keperawatan: deficit volume cairan b/d perdarahan

Nyeri :  Ada  Tidak

Problem : nyeri pada intrauteri

Qualitas/ Quantitas : bersifat tumpul


GIVE COMFORT

Regio : di bagian intrauteri kadang hilang dengan sendrinya

Skala : 4-5 (nyeri sedang)

Timing : nyeri pada saat keluar darah

Lain-lain :-

Masalah Keperawatan: nyeri b/d kerusakan jaringan intrauteri

30
Pemeriksaan SAMPLE/KOMPAK

(Fokus pemeriksaan pada daerah trauma/sesuai kasus non trauma)

Kepala dan wajah :

a. Kepala: normal tanpa deformitas


b. Wajah : bengkak (-) pucat (-) bekas luka/operasi (-)
c. Mata: reflek cahaya: (+/+) konjungtiva: anemis (-/-) sclera :ikterik (-/-)
HEAD TO TOE

d. Hidung: hiperemis(-) edema septum (-) deformitas (-) secret (-)


e. Mulut : hiperemis (-) uvula ditengah,
f. Telinga : hiperemis (-/-) cairan (-) nyeri (-)
g. Leher : pembesaran tiroid (-) pembesaran KGB (-)
h. Dada : simetris
i. Abdomen dan Pinggang
j. Pelvis dan Perineum :
k. Vulva: simetris (+) lembab (+)

Masalah Keperawatan: Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan


d/d kondisi vulva lembab

Jejas :  Ada  Tidak


INSPEKSI BACK/ POSTERIOR

Deformitas :  Ada  Tidak

Tenderness :  Ada  Tidak


SURFACE

Crepitasi :  Ada  Tidak

Laserasi :  Ada  Tidak

Lain-lain : ... ...

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

Data Tambahan :

Pengkajian Bio, Psiko, Sosio, Ekonomi, Spritual & Secondary Survey

Pemeriksaan Penunjang : HCG test : positif

Hemoglobin : 9mg%

Ultrasonografi : janin tunggal

Tanggal : 12-02-2019

Terapi Medis :

31
2. ANALISA DATA

Nama : Ny.A No. RM :627887

Umur : 25th Diagnosa medis :abortus

Ruang rawat : sakura Alamat : lovina

No Data Fokus Analisis MASALAH


Data Subyektif dan Obyektif Problem dan KEPERAWATAN
etiologi
(pathway)
DS : Perdarahan akibat Penurunan volume cairan
1 - Mengeluh perdarahan 10 hari, kerusakan jari-ngan
badan lemah
DO : intrauterus
- Perdarahan 10 hari, 50 cc/hari menimbulkan
- Hb. 9 mg% perdarahan
- Kulit agak pucat dan

- penurunan volume
cairan.
DS : Keguguran janin Gangguan rasa nyaman : nyeri
2 - Menyatakan Nyeri
- Mengeluh Perdarahan 10 hari Rangsangan pada
DO : uterus
- Kadang meringis menahan
nyeri Prostaglandin

Dilatasi serviks

Nyeri
DS : Keguguran janin Resiko tinggi Infeksi
3 - mengeluh perdarahan 10 hari
DO : Lepasnya buah
- Perdarahan kehamilan dari
- Vulva kotor & lembab implantasinya

Terputusnya
pembuluh darah ibu

Perdarahan

Resiko terjadi
infeksi

32
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH (BERDASARKAN YANG
MENGANCAM)

1. Devisit volume cairan b/d perdarahan


2. Nyeri bd kerusakan jaringan intrauter
3. Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva lembab

33
4. INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama :Ny.A No. RM :

Umur :25th Diagnosa medis :abortus

Ruang rawat : sakura Alamat : lovina

No Tujuan dan Intervensi Rasional Paraf


Kriteria Hasil
Dx (NIC)
(NOC)

Setelah dilakukan a) Kajii kondisi status a) Pengeluaran cairan


tindakan hemodinamika pervaginal sebagai
1 keperawatan ..x..jam akibat abortus
diharapkan Tidak b) Ukur pengeluaran memiliki
terjadi devisit harian karekteristik
volume cairan, bervariasi
seimbang antara c) Anjurkan klien
intake dan output memenuhi b) Jumlah cairan
baik jumlah maupun kebutuhan cairan ditentukan dari
kualitas. jumlah kebutuhan
harian ditambah
dengan jumlah
cairan yang hilang
pervaginal

c) Motivasi untuk
memenuhi
kebutuhan caira

a) Kaji kondisi nyeri a) Pengukuran nilai


1 ambang nyeri dapat
Setelah dilakukan yang dialami klien
tindakan dilakukan dengan
keperawatan b) Terangkan nyeri skala maupun

34
No Tujuan dan Intervensi Rasional Paraf
Kriteria Hasil
Dx (NIC)
(NOC)

…x..jam diharapkan yang diderita klien deskripsi.


Klien dapat dan penyebabnya
beradaptasi dengan b) Meningkatkan
nyeri yang dialami, c) Kolaborasi koping klien dalam
pemberian melakukan
analgetika guidance mengatasi
nyeri
d) Lakukan
pendidikan
kesehatan teknik c) Mengurangi onset
distraksi terjadinya nyeri
dapat dilakukan
dengan pemberian
analgetika oral
maupun sistemik
dalam spectrum
luas/spesifik

d) Adaptasi terhadap
nyeri merupakan
teknik yang dapat
menurunkan nyeri
disamping
kecemasan

a) Kaji kondisi a) Perubahan yang


Setelah dilakukan keluaran/dischart
tindakan ..x..jam terjadi pada dishart
yang keluar ; dikaji setiap saat
diharapkan tidak jumlah, warna, dan
terjadi infeksi selama dischart keluar.
bau
perdarahan Adanya warna
berlangsung yang lebih gelap
b) Terangkan pada disertai bau tidak
klien pentingnya enak mungkin

35
No Tujuan dan Intervensi Rasional Paraf
Kriteria Hasil
Dx (NIC)
(NOC)

perawatan vulva merupakan tanda


selama masa infeksi
perdarahan b) Infeksi dapat
timbul akibat
c) Lakukan perawatan kurangnya
vulva kebersihan genital
yang lebih luar
d) ngkan pada klien c) Inkubasi kuman
cara pada area genital
mengidentifikasi yang relatif cepat
tanda inveksi dapat
menyebabkan
e) Anjurkan pada infeksi.
suami untuk tidak d) Berbagai
melakukan manivestasi klinik
hubungan senggama dapat menjadi
selama masa tanda nonspesifik
perdarahan infeksi; demam dan
peningkatan rasa
nyeri mungkin
merupakan gejala
infeksi
e) Pengertian pada
keluarga sangat
penting artinya
untuk kebaikan
ibu; senggama
dalam kondisi
perdarahan dapat
memperburuk
kondisi system
reproduksi ibu dan
sekaligus
meningkatkan
resiko infeksi pada
pasangan

1. 1.

36
No Tujuan dan Intervensi Rasional Paraf
Kriteria Hasil
Dx (NIC)
(NOC)

37
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Ny.A No. RM : 627887

Umur : 25th Diagnosa medis :abortus

Ruang rawat : sakura Alamat : lovina

No Tgl/
Implementasi Respon Paraf
jam

1 a) Mengukur jumlah cairan a) Vol darah l.k 20 cc


yang keluar keluar, warna merah
segar
b) Menerangkan bahaya
pengeluaran cairan b) Menyatakan takut
berlebihan dengan perdarahan, dan
menanyakan cara agar
c) Melakukan penghitungan perdarahan berhenti
intake dan output
c) Intake harian + 1200
d) Mengajarkan cara cc, Output + 1400 cc.
mengukur kebutuhan
cairan sederhana d) Menyatakan mengerti
cara pengukuran cairan
e) Menganjurkan klien cukup
banyak minum dan makan e) Menyatakan akan
berusaha banyak
f) Mengajarkan cara minum
menentukan jumlah
minum yang diperlukan f) Menyatakan akan
selama perdarahan minum air tambahan 2
gelas tiap hari

a) Nyeri seperti ditekan


a) Menilai derajad nyeri pada bagian bawah
2 perut
b) Menerangkan penyebab
nyeri b) Klien diam,
menyatakan mengerti
c) Menganjurkan klien tidak
banyak bergerak/aktivitas c) Klien mengangguk

38
No Tgl/
Implementasi Respon Paraf
jam

d) Menganjurkan klien untuk d) Klien mengangguk,


berobat bila nyeri menyatakan akan
bertambah memperhatikan kondisi
e) Hebat tubuhnya

Mengajarkan pada ibu untuk dapat


mengecek perdarahan tiap hari,
menerangkan hal-hal yang harus
diperhatikan dalam mengkaji tanda
infeksi pada vagina
Menganjurkan ibu untuk
membersihkan kemaluan teratur
Menganjurkan pada ibu untuk
segera berobat bila ada tanda
demam, perdarahan berbau atau
keluar nanah

a) Menyatakan ia telah
a) Mengajarkan pada ibu berusaha
untuk dapat mengecek memperhaikan
3 perdarahan tiap hari, perdarahan yang terjadi
menerangkan hal-hal yang dan dapat menyebutkan
harus diperhatikan dalam tanda infeksi
mengkaji tanda infeksi
pada vagina b) Menganggguk dan
menyatakan sanggup
b) Menganjurkan ibu untuk
membersihkan kemaluan c) Menyatakan akan ke
teratur RS dua minggu lagi

39
No Tgl/
Implementasi Respon Paraf
jam

atau bila perlu


c) Menganjurkan pada ibu
untuk segera berobat bila
ada tanda demam,
perdarahan berbau atau
keluar nanah

40
5. EVALUASI KEPERAWATAN

Nama : Ny.A No. RM : 627887

Umur : 25th Diagnosa medis :abortus

Ruang rawat :sakura Alamat : lovina

No Tgl / Diagnosa Keperawatan


Catatan Perkembangan Paraf
jam

Devisit volume cairan b/d S: px mengatakan perdarahan


perdarahan sudah mulai berkurang

O: px tampak lebih nyaman

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi

S: px mengatakan masih terasa


nyeri bagian intrauteri
Nyeri bd kerusakan
jaringan intrauteri O: px tampak masih pucat

A: masalah belum teratasi

P:lanjutkan intervensi

Resiko tinggi Infeksi S: px tampak mau untuk selalu


berhubungan dengan mengecek berdarahan setiap hari
perdarahan, kondisi vulva
O: px tampak mengerti
lembab
A:masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi

41
3.2 Hasil Dan Pembahasan

Tindakan sudah dilakukan sesuai SOP

42
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan
meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan (abortus, mola hidatidosa,kista
vasikuler, kehamilan ekstrauteri/ektopik) dan perdarahan pada minggu akhir kehamilan dan
mendekati cukup bulan (plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, perdarahan persalinan
per vagina setelah seksio sesarea, retensio plasentae/plasenta inkomplet), perdarahan pasca
persalinan, hematoma, dan koagulopati obstetri. Pendarahan pasca persalinan (post partum)
adalah pendarahan pervagina 500 ml atau lebih sesudah anak lahir. Penyebab gangguan ini
adalah kelainan pelepasan dan kontraksi, rupture serviks dan vagina (lebih jarang laserasi
perineum), retensio sisa plasenta, dan koagulopati. Perdarahan pascapersalinan tidak lebih
dari 500 ml selama 24 jam pertama, kehilangan darah 500 ml atau lebih berarti bahaya syok.
Perdarahan yang terjadi bersifat mendadak sangat parah (jarang), perdarahan sedang (pada
kebanyakan kasus), dan perdarahan sedang menetap (terutama pada ruptur). Peningkatan
anemia akan mengancam terjadinya syok, kegelisahan, mual, peningkatan frekuensi nadi, dan
penurunan tekanan darah.
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebih yang dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari yang tidak terkendali selama masa hamil yang menyebabkan dehidrasi,
ketidakseimbangan eletrolit atau defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan. Hiperemesis
gravidarum adalah mual muntah yang berlebih yang terjadi pada ibu hamil.
Pengertian abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh penyebab tertentu) pada
atau sebelum kehamilan tersebut berusia 20-22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
hidup diluar kandungan (belum viable).Berikut ini Anda akan mempelajari pengertian-
pengertian dasar masing-masing jenis.
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian osteum uteri internum. Dengan
bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim ke arah proksimal
memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim ikut berpindah
mengikuti perluasan segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut bermigrasi.

3.2 Saran
Kritik dan saran para pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

43
Daftar pustaka
Daniel, W.J.,2010 Anorectal pain, Bleeding, and Lumps. Australian Family Physician 39
(6): 376-381
Djuanda Adhi, Azwar Azrul,dkk.MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi 2011/2012 edisi
11.BIP, Jakarta
Ikawati Zullies, 2011. Farmakoterapi Penyakit Obstetri. Bursa Ilmu, Yogyakarta
Nasronudin.Penyakit Infeksi di Indonesia dan Solusi kini dan Mendatang edisi Kedua.
AUP,Surabaya 2011

44

Anda mungkin juga menyukai