Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM

KESELAMATAN RADIASI
PADA BADAN LAYANAN UMUM
RSUD DR. AGOESDJAM KERAPANG
Halaman Judul

2016
LEMBAR
PENGESAHAN

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal


Disiapkan
oleh

Diperiksa
oleh

Disahkan
oleh
BAB I

PROGRAM KESELAMATAN RADIASI

A. PENDAHULUAN
Rumah Sakit islam sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang kesehatan yang
menggunakan sumber radioaktif untuk kegiatan pemeriksaan yaitu diagnosis dan radioterapi.
Alasan pembuatan program proteksi dan keselamatan radiasi adalah bahwa RSUD Dr.
Agoesdjam Ketapang mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan
prosedur sehingga pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan dan
prosedur yang telah ditetapkan maka diperlukan program proteksi dan keselamatan radiasi,
sehingga pekerja maupun lingkungan di sekitarnya dapat dipantau dan dijamin
keselamatannya.
Program proteksi dan keselamatan radiasi mengacu pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2007 Tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif dan Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Nomor: 01/Ka-BAPETEN/V-99 Tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi.

B. TUJUAN
Program proteksi dan keselamatan radiasi dibuat untuk menunjukkan tanggungjawab
manajeman untuk proteksi dan keselamatan radiasi melalui penerapan struktur manajemen,
kebijakan, prosedur, dan susunan rencana organisasi yang sesuai dengan sifat dan besarnya
potensi bahaya radiasi bagi manusia sehingga risiko pemanfaatan zat radioaktif dapat
dikurangi serendah mungkin sedangkan manfaat yang diperoleh sebesar-besarnya .

C. RUANG LINGKUP
Program proteksi dan keselamatan radiasi dilaksanakan di lingkungan Radiologi
RSUD Dr. Agoesdjam Kerapang. Rencana kegiatan yang akan dilakukan meliputi:
pemantauan daerah kerja, pemantauan perorangan, perawatan peralatan, pemantauan
kesehatan pekerja radiasi.

D. DEFINISI
1. Keselamatan Radiasi Pengion yang selanjutnya disebut Keselamatan Radiasi adalah
tindakan yang dilakukan untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan
hidup dari bahaya radiasi.
2. Proteksi Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi
yang merusak akibat paparan radiasi.
3. Pemegang Izin adalah orang atau badan yang telah menerima izin pemanfaatan tenaga
nuklir dari BAPETEN.
4. Petugas Proteksi Radiasi adalah petugas yang ditunjuk oleh Pemegang Izin dan oleh
BAPETEN dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan
Proteksi Radiasi.
5. Pekerja radiasi adalah orang yang berwenang melakukan pekerjaan dengan menggunakan
zat radioaktif dan/atau Pembangkit Radiasi Pengion
6. Perawat Kedokteran Nuklir adalah perawat yang bekerja di Departemen Kedokteran
Nuklir.
7. Intervensi adalah setiap tindakan untuk mengurangi atau menghindari paparan atau
kemungkinan terjadinya paparan kronik dan Paparan Darurat.
8. Kecelakaan Radiasi adalah kejadian yang tidak direncanakan termasuk kesalahan operasi,
kerusakan ataupun kegagalan fungsi alat, atau kejadian lain yang menimbulkan akibat
atau potensi-akibat yang tidak dapat diabaikan dari aspek Proteksi atau Keselamatan
Radiasi.
BAB II
PERALATAN SUMBER RADIASI

A. Uraian Spesifikasi Alat, Potensi Bahaya, dan Sistem Keselamatan


1. Spesifikasi alat Pesawat konvensional Radiologi
Pesawat konvensional merk

No Peralatan Jenis kelengkapan Jumlah


1 Pesawat Sinar-X TOSHIBA 1 Unit
- Tipe Model : KXO -32R
- No Seri : C05Y2142
- Data Tabung ;
Merk :TOSHIBA
No Seri : 5K436
Tipe Model :

2. Potensi Bahaya
Potensi bahaya dari alat konvensional radiologi adalah radiasi sinar-X yang
dikeluarkan oleh tube pesawat.
3. Sistem Keselamatan
Pesawat konvensional merupakan sumber radiasi eksternal, penerapan prinsip proteksi
radiasi eksternal adalan faktor jarak, faktor waktu, dan faktor pelindung.
a. Faktor jarak
Penerapan faktor jarak dilakukan dengan menempatkan ruang konsul tidak terlalu
dekat dengan sumber radiasi.
b. Faktor waktu
Penerapan faktor waktu dilakukan dengan melakukan penyinaran se-efektif
mungkin, yaitu menggunakan teknik KV tinggi dan mAs sesingkat mungkin,dan
mengurangi pengulangan foto.
c. Faktor perisai / pelindung
Penerapan faktor pelindung yaitu dengan mengenakan alat pelindung saat
pelaksanaan radiografi salah satunya adaalah mengenakan apron. Tembok operator
selebar 25 cm batu bata dilapisi Pb 2 mm.
BAB III
SISTEM MENEJEMEN DAN KESELAMATAN RADIASI

Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No.8 tahun 2011 tentang
Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan
Intervensinal, keselamatan radiasi sinar-X memiliki beberapa elemen penting yang
diaplikasikan sebagai dasar terbentuknya Sistem Manajemen Keselamatan Radiasi (SMKR)
diantaranya :
1. Personil atau pekerja radiasi yang bekerja di Instalasi Radiologi Diagnostik dan
Intervensional, yang sesuai dengan jenis pesawat sinar-X yang digunakan dan tujuan
penggunaan, antara lain :
a. Dokter Spesialis Radiologi adalah dokter dengan spesialisasi di bidang radiologi
yang menggunakan radiasi pengion dan non pengion untuk membuat diagnosis dan
melakukan terapi intervensi
b. Petugas Proteksi Radiasi yang ditunjuk oleh Pemegang Izin dan oleh BAPETEN
dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan Proteksi
Radiasi.
c. Radiografer, tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dengan diberikan tugas,
wewenang, dan tanggung jawab secara penuh untuk melakukan kegiatan Radiologi
Diagnostik dan Intervensional
2. Pelatihan Proteksi Radiasi, yang diselenggarakan oleh pihak pemegang ijin, yang paling
kurang mencakup materi :
Pelatihan proteksi radiasi bagi pekerja radiasi beguna agar :
a. Mengetahui, memahami dan melaksanakan semua ketentuan keselamatan radiasi
b. Melaksanakan petunjuk pelaksanaan kerja yang telah disusun oleh petugas proteksi
radiasi dengan benar
c. Melaporkan setiap gangguan kesehatan yang dirasakan dan diduga akibat
penyinaran lebih atau masuknya radioaktif ke dalam tubuh.
d. Memanfaatkan sebaik-baiknya peralatan keselamatan kerja yang tersedia serta
bertindak hati-hati, aman dan disiplin untuk melindungi baik dirinya sendiri
maupun pekerja lain.
e. Melaporkan kejadian kecelakaan bagaimanapun kecilnya kepada petugas proteksi
radiasi.
3. Pemantauan kesehatan
Dilakukan untuk pekerja radiasi yang dimulai dari sebelum bekerja, selama
bekerja, dan akan memutuskan hubungan kerja. Sedikitnya pemeriksaan kesehatan
dilakukan secara berkala sekali dalam satu tahun. Pemantauan kesehatan bagi pekerja
pelaksanaannya dapat melalui pemeriksaan kesehatan konseling dan atau
penatalaksanaan kesehatan pekerja yang mendapat paparan radiasi berlebih.
4. Peralatan Proteksi Radiasi
Peralatan proteksi radiasi wajib tersedia di fasilitas yang menggunakan sumber
radiasi. Peralatan proteksi yang digunakan disesuaikan dengan potensi bahaya yang
ditimbulkan oleh sumber radiasi tersebut, antara lain:
a. Film Badge
Film Bedge digunakan untuk mengetahui besar dosis radiasi yang
diterima pekerja dalam satu bulan.

Penaggung jawab penyimpanan adalah Petugas Proteksi Rasiasi.


b. Apron Radiologi
Apron yang setara dengan 0,2 mm (nol koma dua milimeter) Pb, atau 0,25
mm (nol koma duapuluh lima milimeter) Pb untuk Penggunaan pesawat sinar-X
Radiologi Diagnostik, dan 0,35 mm Pb
c. Penahan Radiasi Pb (Apron Pb)
Penahan radiasi dari lembaran Pb digunakan untuk :
1. Landasan benda uji ketika melakukan penyinaran agar mengurangi hamburan
radiasi.
2. Persiapan dini jika terjadi kecelakaan radiasi, yaitu untuk melindungi diri dari
paparan berlebih sumber radiasi gama ketika mengamankan sumber radiasi.
d. Sarung Tangan PB
e. Tanda Bahaya Radiasi
Tanda bahaya radiasi dipasang di tempat - tempat yang dianggap perlu di
sekitar alat dan ruangan.

5. Rekaman/Dokumentasi, merupakan dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau


memberi bukti pelaksanaan kegiatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir. Penyimpanan
dokumen dilakukan dalam jangka waktu minimal tiga puluh tahun, terhitung sejak
tanggal pemberhentian pekerja yang bersangkutan. Beberapa dokumen penting harus
disimpen dalam arsip oleh petugas proteksi radiasi , yaitu :
a. Hasil pemantauan radiasi daerah kerja yang digunakan untuk memperkirakan
penerimaan dosis perorangan para pekerja radiasi di daerah tersebut.
b. Catatan dosis radiasi yang diterima pekerja selama menjalankan tugas
c. Laporan mengenai keadaan kecelakaan dan tindakan yang diambil dalam hal
terjadi penyinaran akibat kecelakaan atau keadaan darurat lainnya.

6. Pemantauan Dosis Radiasi


Pemantauan Dosis Radiasi dan Radioaktifitas adalah Untuk memastikan data hasil
pemantauan Dosis Radiasi Perorangan tersimpan dengan baik dan dapat digunakan
sebagai acuan keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi.

7. Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan diwajibkan dilakukan pada pekerja radiasi sebelum
bekerja dengan radiasi, selama bekerja dengan radiasi, dan akan memutuskan hubungan
kerja. Selama bekerja dengan radiasi para pekerja juga mendapat kewajiban diperiksa
kesehatannya secara periodik minimum sekali dalam setahun. Bila diperlukan dapat
memeriksakan kesehatannya lebih lanjut lagi terutama bila terjadi kecelakaan radiasi
dan penerimaan dosis tinggi. Konseling dilakukan untuk memberikan konsultasi dan
informasi yang lengkap mengenai bahaya radiasi kepada pekerja.
Penatalaksanaan pekerja yang mendapat Paparan Radiasi berlebih melalui
pemeriksaan kesehatan dan tindak lanjut, konseling, dan kajian terhadap Dosis yang
diterima. Pemeriksaan kesehatan untuk pekerja radiasi meliputi anamnesa, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan laboratorium.

8. Penyimpanan Dokumen
Pemegang Izin membuat, memelihara, dan menyimpan rekaman yang terkait
dengan proteksi dan keselamatan radiasi meliputi: data inventarisasi peralatan, dosis
yang diterima personil, dan hasil pemantauan laju paparan radiasi di tempat
penyimpanan, tempat kerja dan lingkungan, hasil pemeriksaan peralatan, kalibrasi alat
ukur radiasi, pencarian keterangan akibat kecelakaan radiasi, pelatihan, hasil
pemantauan kesehatan personil.

Pencatatan dosis dalam kartu dosis dilakukan oleh Petugas Proteksi Radiasi yang
terkait dalam pelatihan dan penanggungjawab penyimpanan kartu dosis adalah Tim
Organisasi Proteksi Radiasi..
Pemantauan daerah kerja dilakukan oleh tim Organisasi Proteksi Radiasi dan
penanggungjawab penyimpanan rekaman hasil pemantauan daerah kerja adalah tim
Organisasi Proteksi Radiasi. .
Penanggungjawab penyimpanan rekaman kalibrasi alat ukur radiasi adalah
Petugas Proteksi Radiasi .

9. Pendidikan dan Pelatihan keselamatan Radiasi Pekerja Radiasi


a. Pendidikan dan Pelatihan Proteksi Radiasi
Sebelum pekerja radiasi melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
radiasi, pekerja harus mengikuti pendidikan pelatihan proteksi radiasi.
b. Penyegaran Proteksi Radiasi
Setelah bekerja dengan radiasi dalam kurun waktu tertentu, secara berkala
pekerja radiasi harus mengikuti pelatihan penyegaran proteksi radiasi. Para
pengajar pelatihan ini berasal dari Departemen Kedokteran Nuklir dan/atau pihak
kedua.
c. Pelatihan Penanggulangan Keadaan Darurat
Pelatihan penanggulangan keadaan darurat dilakukan minimal sekali dalam
setahun, dan dalam pelatihan ini melibatkan para pekerja radiasi yang ada di
lingkungan/ kawasan nama instansi.

Ketapang, September 2016

An. BUPATI KETAPANG


KEPALA RSUD Dr. AGOESDJAM
KABUPATEN KETAPANG

Dr. RUSDY EFFENDI

Anda mungkin juga menyukai