Anda di halaman 1dari 35

RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS

PERSYARATAN UMUM

UMUM
Tanah dan halaman untuk pembangunan akan diserahkan kepada Kontraktor dalam keadaan sepert
pada waktu peninjauan lapangan / observasi lapangan.
Pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor dalam keadaan selesai keseluruhan sesuai dengan lingkup
pekerjaan yang diborongkan.

ALAT DAN PERLENGKAPAN PEKERJAAN DAN TENAGA LAPANGAN


Kontraktor, sub-sub Kontraktor dan bagian-bagian lainnya yang mengerjakanpekerjaan pelaksanaan
didalam proyek ini, harus menyediakan alat-alat danperlengkapan-perlengkapan pekerjaan sesuai dengan
bidangnya masing-masing.
Disamping itu harus menyediakan juga :
- Buku-buku laporan (harian, mingguan, dan bulanan)
- Rencana kerja dan menempatkan tenaga-tenaga lapangan yang bertanggung jawab penuh untuk
memutuskan segala sesuatu di lapangan dan bertndak atas nama Kontraktor dan sub-Kontraktor
yang bersangkutan, serta berpengalaman.
- Perlengkapan pengaman / keselamatan kerja sesuai peraturan K3 Depnaker R.I.

BARANG CONTOH (SAMPLE)


Kontraktor dan sub-Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh(sample) dari material
yang akan dipakai/dipasang, untuk mendapat persetujuandari Tim Teknis / Konsultan Supervisi/Pemberi
Tugas.
Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukt sertfikat pengujian dan
spesifikasi teknis dari barang-barang/material-materialtersebut.
Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site, maka Kontraktor dan sub-Kontraktor
diwajibkan menyerahkan :
- Brochure
- Katalogue
- Gambar kerja atau shop drawing
- Sample.
yang dianggap perlu oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi dan harus mendapat persetujuan Tim Teknis /
Konsultan Supervisi/Pemberi Tugas.

PENGUJIAN ATAS MUTU PEKERJAAN


Kontraktor dan sub-Kontraktor diwajibkan mengadakan pengujian atas mutu bahandan mutu pekerjaan
yang telah diselesaikan sesuai dengan kebutuhannya masingmasing,misalnya:
- Pengujian mutu beton
- Pengujian Aspal
- Pengujian bekerjanya mesin-mesin dan peralatan-peralatan lainnya.
Semua biaya-biaya untuk kebutuhan tersebut di atas, ditanggung oleh Kontraktor dan sub-sub Kontraktor
yang bersangkutan.

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

BAB I PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pekerjaan Pembersihandan Pembongkaran


Semua benda dan permukaan sepert pohon akar dan tonjolan serta rintangan-rintangan bangunan
beserta pondasinya dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan yang tercantum dalam
gambar harus dibersihkan dan dibongkar kecuali untuk hal-hal di bawah ini :
a) Sisa-sisa pohon yang tdak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tdak mudah rusak yang
letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.
b) Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan lubang-lubang lain
harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan dipadatkan.
c) Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing ketempat
yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
d) Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan evakuasi / pemindahan instalasi / saluran eksistng yang
berada di dalam lokasi tapak proyek sehingga instalasi / saluran tersebut kembali bisa berfungsi sepert
sebelumnya.
e) Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existng galian dan lain-lain harus
segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Semua
peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
f) Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang diakibatkan oleh
semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap material/barang-barang yang sudah
terpasang (existng)

2. Pengukuran Patok
a) Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan
dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketnggian tanah, letak pohon-pohon, letak
batas-batas tanah dengan mengggunakan alat optk.
b) Ketdak-cocokkan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus
segera dilaporkan kepada Perencana untuk dimintakan keputusannya. Kontraktor tdak diperkenankan
membuat keputusan sendiri.
c) Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil.
d) Instalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang jelas dan dilindungi dari
kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan proyek ini, dan untuk itu harus dicantumkan
dalam gambar pengukuran. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat pekerjaan yang
dilaksanakannya.
e) Gambar pengukuran tapak proyek ini harus mendapat persetujuan pengesahan Konsultan Pengawas dan
Direksi, yang meliput antara lain:
- Sistem koordinat, sesuai ketentuan gambar
- Peil sesuai ttk simpul koordinat dan transis dengan tnggi internal 1 m.
- Rencana lokasi, kantor proyek Kontraktor, tempat simpan bahan terbuka, tempat simpan bahan
tertutup, los kerja sumber air dan reservoir.
- Kontraktor wajib menyerahkan gambar site plan rencana tahapan pelaksanaan pekerjaan.

3. Papan Patok Ukur


a) Papan patok ukur dipasang pada patok kayu yang kuat, tertanam pada cor beton setempat sehingga
tdak bisa digerak-gerakkan atau dirubah-rubah.
b) Papan patok ukur dibuat dari kayu klas II, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata
pada sisi sebelah atasnya.

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

c) Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sama satu dengan lainnya kecuali dikehendaki lain oleh
Kontraktor atas persetujuan Pengawas.
d) Papan patok ukur dipasang sejauh 150 cm dari as dinding terluar, sehingga tdak menggangu pelaksanaan
pekerjaan.
e) Setelah selesai pemasangan papan patok ukur Kontraktor harus melapor kepada Pengawas untuk
dimintakan persetujuannya, serta harus menjaga dan memelihara keutuhan serta ketetapan letak papan
patok ukur sampai tdak diperlukan lagi.

4. Kantor Kontraktor dan Los Kerja


a) Kontraktor diwajibkan membuat Direksi keet luas sekitar 24 m² dan gudang-gudang bahan.
Spesifikasi mengenai pembuatan direksi keet tersebut harus disesuaikan dengan rab dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis di lapangan.Direksi keet terdiri dari pondasi batako,
dinding triplek, rangka kayu kelas II, atap senggelombang dan lantai di-floor/diplester. Perlengkapan
pada Direksi keet terdiri dari beberapa set meja, kursi tamu, papantulis/white board, file kabinet,
gambar rencana, tme schedule, grafik cuaca, buku tamudan buku harian mingguan standar.
b) Penyedia barang/jasa harus membuat rencana lay out dari bangunan direksi keet dan los kerja serta
gudang material tersebut untuk mendapat persetujuan pengguna barang/jasa.

5. Penyediaan Airdan Daya Listrik Untuk Kerja


a) Penyediaan listrik dan air untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggungjawab
penyedia barang/jasa.
b) Air untuk bekerja yang disediakan oleh Owner di area proyek, Kontraktor membuat instalasi sendiri
menyambung dengan instalasi yang sudah ada, air harus bersih dari lumpur, minyak dan bahan
kimia lainnya dengan dibuktkan melalui pemeriksaan laboratorium
c) Reservoir/bak atau drum air untuk kerja, berkapasitas kurang lebih 4 m3 dan senantasa terisi
penuh
d) Listrik untuk bekerja yang disediakan Owner disiapkan dengan cara Kontraktor menyambung
sementara selama masa pembangunan dengan daya secukupnya.

6. Pagar Sementara
Kontraktor atas biaya sendiri harus membuat pagar sementara yang sifatnya melindungi dan
menutupi lokasi yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas sebagai berikut :
a) Bahan dari BWG 32 dengan rangka kayu dicat sementara, tnggi pagar minimum 2,1 m.
b) Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus cukup leluasa untuk lancarnya
pekerjaan.
c) Pada tahap selanjutnya Kontraktor harus menyediakan/memasang pengaman secukupnya
disekeliling konstruksi bangunan untuk mencegah jatuhnya bahan-bahan bangunan dari atas yang
membahayakan baik pekerja maupun aktvitas lain disekitar bangunan.

7. Alat alat kerja/alat alat bantu


Penyedia barang/jasa harus menyedlakan alat alat kerja sendiri untuk kesempurnaan pelaksanaan
pekerjaan, misalnya beton molen, vibrator, pick-up, truck/dump truck dan alat¬alat lainnya yang
dinyatakan perlu oleh pengguna barang/jasa.

8. Penjagaan Keamanan di Lapangan Pekerjaan


a) Kontraktor wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik
Proyek,Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dan milik pihak ketga yang ada
dilapangan.

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

b) Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Direksi/PengawasLapangan/Tim


Pengelola Teknis Kegiatan, baik yang telah dipasang maupun yang belum,menjadi tanggung jawab
kontraktor dan tdak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
c) Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang berupabarang-
barangmaupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alatpemadam
kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkanoleh
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.

9. Papan Nama Proyek


a) Kontraktor harus menyediakan papan nama proyek berukulan 120 x 80 cm yang terbuatdari triplek,
diberi rangka kayu kaso ukuran 4 – 6 cm, dan tang dengan ukuran 5 – 7 cm dicat dengan warna
yang sesuai dengan gambar rencana dan diberi penamaan sesuaiinformasi dari Konsultan Pengawas
dan Direksi Teknis.
b) Papan nama dipasang pada tempat yang ielas dan mudah dibaca.

4
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

BAB IIPERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN TANAH

Bagian I.
Pembersihan

2.1.1. Pembersihan

a. Semua daerah disekitar jalur yang perlu dibersihkan sepert yang ditentukan oleh
Direksi, harus dibersihkan dari segala pohon-pohon dan semak-semak sampah
dan bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan yang harus dibuang, kecuali
bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh Direksi. Pagar-pagar, dinding-dinding,
bangunan-bangunan reruntuhan dari tempat-tempat pekerjaan harus dibuang
menurut persetujuan Direksi.
b. Kontraktor diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan
pembangunan dimulai.
c. Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau
Perseorangan yang diakibatkan pekerjaan pembersihan yang diksanakan oleh
Kontraktor harus diperbaiki atau digant biaya Kontraktor.

2.1.2. Pengupasan (Stripping)

Sebelum penggalian dari borrow pits dimulai terlebih dahulu membersihkan dan
mengupas seperlunya daerah untuk tmbunan.
Bagian II.
Pekerjaan Penggalian Dengan Alat Berat

2.2.1.Galian Dengan Alat Berat

1.1 Spesifikasi teknis pekerjaan galian tanah dan gambar-gambar pelaksanaan.


1.2 Rencana Mutu Proyek

2. ALAT

2.1. Alat ukur (survey); Theodolit dan Autolevel


2.2. Excavator
2.3. Dump truck
2.4. Dan lain-lain

3. LANGKAH KERJA

3.1. Persiapan

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

a. Menentukan metode yang akan digunakan, dalam art menentukan start


penggalian, akses masuk untuk alat berat, skala prioritas penggalian serta
kaitannya dengan tahapan pekerjaan lain yang diharapkan tdak terjadi tumpukan
pekerjaan yang satu dengan yang lainnya.
b. Akses masuk alat berat/ dump truck perlu diperhatkan agar disediakan akses
masuk yang baik, agar tdak terjadi tanah amblas, sehingga sirkulasi transportasi
alat + dump truck menjadi terganggu.
c. Schedule pelaksanaan dimana kaitannya terhadap penyediaan alat berat, jumlah
dump truck, faktor cuaca, kapasitas galian per hari, penentuan subkontraktor
galian. Point subkontraktor galian harus dilihat dari segi bonafiditas dan referensi
yang ada, agar tdak terjadi pemutusan hubungan kerja akibat kegagalan
kontraktor yang mengerjakan sehingga berdampak terhadap schedule.
d. Biaya:
 Analisa anggaran biaya yang tersedia untuk pekerjaan galian.
3.2. Pelaksanaan
B. Pengalian
a. Menelit keadaan lapangan terhadap kemungkinan adanya pipa-pipa air, kabel
listrik, telpon dan lain-lain.
b. Menentukan batas daerah galian (survei dan marking koordinat serta elevasi).
Perencanaan yang matang untuk mengkorelasikan antara schedule per blok galian
dengan jumlah alat berat yang harus disediakan serta kapasitasnya.
c. Menyiapkan data kerja.
d. Menentukan tempat pembuangan galian dengan persetujuan direksi dan
konsultan pengawas.
e. Perlu dibuatkan beberapa ttk pemantauan kelongsoran, ditaruh di tempat yang
aman, sehingga apabila terjadi pergerakan bidang galian dapat diketahui sejak
dini. Penggalian yang sulit dijangkau oleh alat berat, harus dikombinasikan dengan
menggunakan alat manual (Manual Excavaton).
f. Faktor safety terutama untuk manual excavaton perlu mendapat perhatan yang
lebih terutama untuk tenaga kerja yang bekerja di lokasi galian.
g. Untuk penggalian dengan level di bawah muka air tanah, perlu disiapkan sump
pit/ dewatering untuk menjaga keseimbangan air di sekitarnya, karena apabila
tdak disiapkan sistem dewatering yang baik, maka resiko penurunan level air
sekitar tnggi sekali dan kesulitan di dalam penggalian.

3.3 Gangguan Air


a. Perlu mendapat perhatan yang besar untuk selalu mengontrol dan
mengendalikan muka air tanah dengan pompa-pompa submersible atau
dewatering system.
b. Lokasi galian diusahakan harus kering.
c. Melindungi tepi-tepi/ lereng galian dari terpaan air yang terus menerus karena
merupakan faktor kelongsoran yang tnggi.
d. Harus disiapkan sump pit.

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

3.4 Perbaikan Pekerjaan


a. Jika terjadi pergerakan tanah atau kelongsoran segera hentkan pekerjaan.
b. Melakukan pencegahan kelongsoran selanjutnya dengan perbaikan turap yang ada
ataupun penambahan turap yang baru.
c. Jika karena gangguan air, maka air harus segera dikeringkan/ disalurkan.
d. Memeriksa keadaan Bench Mark, bangunan sekitar, jalan yang ada, agar tdak
terganggu.
e. Jangan membebani tepi galian dengan penumpukan tanah galian maupun
material lainnya.
f.

2.2.2. Tanah-tanah Longsor (Side Material)

Tanah-tanah yang tdak dapat bertahan pada lereng-lereng sepert ditunjukkan di


gambar atau yang ditentukan oleh Direksi dan material-material yang mungkin
longsor ke daerah galian, di sepanjang garis galian, harus dipindahkan oleh
Kontraktor menurut cara yang disetujui, dan lereng-lereng harus diselesaikan
kembali menurut garis dan tngkat yang ditetapkan oleh Direksi. Kontraktor
mungkin diminta pula untuk menggali daerah-daerah yang meungkin akan longsor
diluar batas-batas penggalian sepert dan itu perlu untuk mencegah kerusakan pada
pekerjaan.
Bagian III.
Pekerjaan Penggalian Tanah biasa

2.2.2. Galian pada kanstin dan grill inlet

a. Kanan dan kiri jalan akan dipasangi kanstn trotoar sehingga perlu adanya galian
untuk pemasangan kanstn, serta penggalian untuk lubang grill di tap 10 m
panjang jalan.
b. Kontraktor harus menjaga agar galian sesuai dengan ukuran dimensi pada
gambar bestek.

2.3 Pekerjaan Urugan Serbuk Batu Putih dan Pemadatan

Pekerjaan Urugan Serbuk Batu Puth dan Pemadatan :


a. Seluruh penimbunan harus dibawah pengawasan Konsultan Pengawas.
Pengawas Lapangan yang harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih
dahulu digunakan. Tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa
kehadiran konsultan pengawas. Kontraktor harus menyiapkan test test yang
diperlukan dan penyelidikan penyelidikan yang dibutuhkan untuk pekerjaan
pemadatan Serbuk batu puth.

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

b. Urugan Serbuk batu puth dipadatkan lapis demi lapis dengan Stamper atau
alat – alat yang disetujui oleh Direksi Pengawas dan setap lapisan tdak boleh
lebih tebal 20 cm. Sebelum dipadatkan , lapisan berikutnya baru boleh
dikerjakan dengan syarat lapisan bawahnya sudah dipadatkan sesuai
ketentuan dan sudah disetujui konsultan pengawas.
c. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optmum dari percobaan proctor :
Kontraktor harus melaksanakan penelitan kepadatan maksimum terhadap
kadar air optmum , minimal satu kali untuk setap jenis tanahyang dijumpai
dilapangan.
Penunjukan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh ,
kepadatan kering maksimum dan kadar air optmumnya.
d. Pemadatan Serbuk batu puth pada seluruh daerah lapangan harus mencapai
95 % dari kepadatan optmal standar proctor test. Bila ada material yang
tdak memuaskan sebagai bahan pemadatan maka harus digant pasir.
e. Apabila urugan mengandung batu tdak dibenarkan batu besar bersarang
enjadi satu dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-batu kecil dan tanah
yang dipadatkan.

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

2.3 Pekerjaan Lapis pondasi (CTB)

9
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

10
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

11
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

12
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

13
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

14
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

15
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

16
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

BAB IIII PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN PEDESTRIAN


3.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dikerjakan pada Pembangunan Pedestrian adalah sebagai berikut :
a. Pemasangan Uditch dan Cover uditch
b. Urugan Sirtu
c. Rabat Beton
d. Pemasangan Kanstn Pabrikasi
e. Pemasangan Grill Inlet dan Manhole
f. Pasangan Blid path (Batu Andesit )
g. Patern Concrete

3.2 PASANGAN U DITCH DAN COVER U DITCH


Bagian I.

Bahan-bahan

3.2.1 U ditch Dan Cover Uditch

Box culvert atau Udicth yang digunakan dibuat dengan cara pabrikasi dengan Mutu
beton K-350. Uditch dan Cover Uditch yang dipakai sesuai dengan gambar
perencanaan. Uditch yang dipakai menyesuaikan ukuran dan gambar yang tercantum
dalam RAB. Pemesanan Pabrikasi haruslah dilengkapi dengan surat keterangan yang
menyatakan mutu beton dari Uditch dan cover uditch K-350 dan dilengkapi dengan
kekuatan gandar Udicth.

Bagian II.
Pemasangan Uditch dan Cover Uditch

a. Pemasangan U ditch dan cover u ditch harus


b. Pemasangan U ditch dan cover u ditch harus tegak lurus dan menyambung sesuai
dengan sambungan antara udicth satu dengan yang lainnya.
c. Jika pada sambungan Udicth tdak rapat atau terdapat lubang yang berpotensi
mengakibatkan masuknya air yang membawa tmbunnan di kanan dan kiri
pasangan sehingga mengakibatkan lonsoran terhadap srtuktur tanah di kanan dan
kiri pasangan Uditch, maka lubang bersebut harusa ditutup dengan campuran
beton manual.
d. Pemasangan Udicth pada crossing jalan yang terdapat grill atau inlet air haruslah
berbarengan dengan pemasangan grillnya agar jalan yang dilintasi dapat berfungsi
dengan layak.

3.3 Urugan Sirtu


a. Seluruh penimbunan harus dibawah pengawasan Konsultan Pengawas. Pengawas
Lapangan yang harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu digunakan.
17
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

Tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran konsultan


pengawas..
b. Urugan sirtu dilaksanakan pada bagian area trotoar dan kanan kiri pasangan uditch
kemudian dipadatkan.
3.4 Rabat Beton
Rabat beton dilakukan sebagai perata lantai patern concrete dimana campuran rabat
beton adalan 1 Portland cement : 3 Pasir Hitam : 5 Kerikil. Syarat pelaksanaan :
a. Rabat beton dilaksanakan jikan lahan benar-benar rata dan sudah diset ketebalan
rabat beton sesuai dengan gambar bestek.
b. Pengecoran yang dilakukan harus sepengetahuan dan persetujuan konsultan
pengawas yang dibuktkan dengan berita acara pengecoran.
c. Material campuran harus dicampur atau diaduk dengan menggunakan molen dan
tdak diperkenankan menggunakan cara manual karena faktor air semen akan
tdak terkontrol.
d. Sebelum melakukan pengecoran permukaan lahan pengecoran harus disiram air
terlebih dahulu untuk mengurangi kehilangan air semen.
3.5 Pemasangan Kanstin Beton Pabrikasi
Kanstn beton pabrikasi harus mempunyai ukuran 20x30x50 cm dan dengan mutu K
350 yang dibuktkan dengan hasil test beton kanstn dari pabrikan. Syarat –syarat
pemasangan kanstn :
a. Kanstn beton yang dipasangan tdak boleh rusak atau cacat.
b. Kanstn dipasangan dengan menggunakan campuran 1 semen : 6 pasir hitam.
c. Sambungan kanstn pada lekungan atau penutup di buat dengan mengecor manual
kanstn dengan mutu beton K 175. Titk- ttk pengecoran kanstn manual harus
dengan persetujuan konsultan pengawas.

3.6 Pemasangan Grill Inlet dan Manhole


Pemasangan grill inlet pada samping saluran dan menhole di atas saluran harus sesuai
dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Material grill inllet dan manhole terbuat dari cast iron (besi cor) dimana
pembuatannya harus tersetfikasi ISO 9001, Harus ber SNI, lolos Uji tekan, lolos uji
komposisi kimia, lolos uji miskrospik, lolos uji tarik tensile strength minimal 250
yang dibuktkan dengan melampirkan persyaratan tersebut pada waktu
pemesanan, serifikat dikeluarkan oleh pabrikan dimana semua persyataan di
tunjukan kepada direksi dan konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan.
b. Grill yang dipasang berukuran 60 x60 cm dengan gandar 10 ton, sedangkan
manhole berukuran 60 x 60 cm dengan gandar pejalan kaki.
c. Motf dan bentuk harus sesuai dengan gambar bestek.

3.7 Pasangan Blind path (Batu Andesit )


Pasangan blind path (batu andesit) harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Bahan batu andesit berukuran 10 x 20 cm tdak memiliki cacat atau rusak, batu
harus mempunyai ukuran sama atau identk, motf blind path harus sesuai dengan
gambar bestek.

18
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

b. Sebelum pemasangan kontraktor harus memberikan contoh bahan batu andesit


dan contoh pekerjaan kepada konsultan pengawas dan direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
c. Sebelum pemasangan batu andesit harus direndam terlebih dahulu karena untuk
mengurangi penyerapan terhadap air semen pada spesi.
d. Level atau ketnggian pemasangan blind path harus sama dengan level patern
concrete.

3.8 Patern Concrete

I. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Persiapan permukaan yang akan di patern concrete.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan Kanstn
b. Pekerjaan Unditch dan manhole
3. Standard
a. PUBI : 54, 1982
b. PUBI : 58, 1982
c. NI : 4
d. ASTM : D - 361.
e. BS No. 3900, 1970
f. AS K-41
4. Persetujuan
Standard Pengerjaan (Mock-up)
 Sebelum patern concrete dimulai, Pemborong harus melakukan
pekerjaan patern concrete sesuai dengan motf pada gambar atau atas
persetujuan direksi atau pengawas.
 Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi
Lapangan danPerencana, maka selanjutnya bidang-bidang ini akan
dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan.

II. BAHAN/PRODUK
- Patern concrete dibuat dengan beton K 250.
- Pewarna realese patern concrete adalah M300 Floor hardener

III. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Pekerjaan patern concrete
- Yang termasuk pekerjaan aptern concrete dinding adalah bagian-bagian lain
yang ditentukan gambar.
- Patern concrete dilakukan dengan mengecor permukaan pedestrian atau
jalan dengan beton K 250 kemudian di beri floor hardener, kemudian

19
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

realese pewarna patern concrete M300 dan distempel sesuai dengan motf
yang telah ditentukan Pada gambar bestek.
- Kemudian setelah kering di peri pelapis coatng untuk melindungi warna
dari cuaca dan penggunaan.

20
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

BAB III PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN LAIN-LAIN

1.1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN (CLEARING)


1. Kecuali ditetapkan lain oleh Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana, maka
seluruh pohon-pohon termasuk akarnya, semak-semak dan akar-akar
pohondalam daerah batas pekerjaan harus dibersihkan dan ditebang.
2. Bila Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana memerintahkan bahwapohon-
pohon rindang dan pohon-pohon serta tanaman ornamen tertentu
dipertahankan, maka pohon-pohon/tanaman-tanaman termaksud harus
dijagaterhadap kerusakaan. Pohon-pohon yang harus disingkirkan harus
ditebangsedemikian rupa sehingga tdak merusak pohon-pohon lain serta
tanaman yang harusdipertahankan.
3. Pada pelaksanaan pembersihan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus berhat
hatuntuk tdak mengganggu setap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau
tanda-tandalainnya.
4. Pembuangan material bongkaran atau galianpada pelaksanaan pekerjaan
menjadi tanggungjawab penyedia barang/jasa.

1.2. PEKERJAAN GALIAN (EKSKAVASI)


1. Sebelum pelaksanaan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membuat rencana
detail dari sistem ekskavasi berikut analisa kestabilan galian berdasarkan
rencana yang telah digariskan pada dokumen tender.
2. Rencana detail harus memuat :
 Urutan pelaksanaan.
 Pengaturan lahan kerja.
 Gambar detail dari prasarana penunjang (acces road, penempatan
peralatanekskavasi).
 Rencana tenaga dan peralatan (Man-power dan equipment schedule).
 Sirkulasi alat angkut dalam site.
 Rencana kapasitas galian / hari.
3. Penggalian tanah tdak boleh mengganggu stabilitas lereng galian, Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor harus melakukan tndakan pengamanan untuk menjaga
stabilitas lerenggalian. Jika pada pelaksanaan, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
memandang perludiadakan perubahan tahapan ekskavasi sesuai dengan
methode kerja dan peralatanyang dimiliki, maka pelaksanaan kedalamanan
penggalian harus sesuai dengan peil rencanayang tertera pada gambar rencana
dan dilakukan berdasarkan peil dari Bench Markyang telah dibuat.
4. Patok-patok referensi harus dijaga supaya tetap berdiri sampai pekerjaan
selesai.
5. Tanah hasil galian harus ditumpuk pada penimbunan sementara pada area
penimbunansementara yang dinstruksikan oleh Konsultan Pengawas, untuk

21
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

selanjutnyadiangkut keluar proyek. Pembuangan bekas galian tdak boleh


mengotori jalan yangdilalui.
6. Lokasi pembuangan tanah bekas galian harus dicari sendiri oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.

1.3. PEKERJAAN PONDASI STOUSS


I. A. Beberapa alat yang digunakan pada pekerjaan bored pile ini adalah
a. Crawler crane dan rig bor,
b. Earth drill, auger bucket, bucket bor, bucket cleaning,
c. Pipa tremie, sling, pipa-pipa casing,
d. Pompa air, pompa lumpur, mobil tangki lumpur,
e. Bar bender, bar cutter, mesin las,
f. Theodolite, meteran, lot,
g. Concrete pump.

B. Spesifikasi matarial pekerjaan bored pile yaitu :

- T est bored pile


Mutu beton : 225 kg/cm2
Slump : 12 ± 2
Water cement rato : 0,58
Max.fly ash : 15 %
Min. cement content : 371 kg/m³

1.1. Syarat Pelaksanaan Persiapan meliput :


a. Kontraktor harus merencanaan akses masuk dan keluar lokasi proyek dan
jalur mobil mixer, serta perencanaan lokasi kolam sirkulasi air dan lumpur
pembuangan sementara,
b. Kontraktor harus Menyiapkan mix desain beton dengan kuat tekan beton
yang disyaratkan,
c. Kontraktor harus Buat denah ttk tang bor dan nomor urut tang bor,
d. Kontraktor harus Menyiapkan form monitoring dan mencatat koordinat,
kedalaman, diameter, penggunaan casing/geogundle dan waktu
pelaksanaan,
e. Kontraktor harus Menyiapkan form untuk monitoring dan pencatatan
kebersihan lubang, pemasangan besi dan pengecoran, serta elevasi
pengecoran,
f. Kontraktor harus Menyiapkan form untuk monitoring pendatangan dan
mutu beton readymix sesuai spesifikasi material yang telah ditentukan.

1.2. Pelaksanaan Pengeboran Dry Boring System


a. Perakitan rig bor pada lokasi ttk bor,
b. Pelaksanaan pengeboran dengan mata bor spiral yang ditekan secara
hidrolis,

22
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

c. Selama pengeboran tanah dikeluarkan pada setap interval 0,5 m dengan


cara mengangkat mata bornya,
d. Selama proses pengeboran harus diperhatkan kemungkinan longsor pada
dinding lubang bor; apabila ini terjadi maka perlu dipasang full casing atau
meninggikan permukaan air dengan mengisi air ke dalam lubang bor hingga
permukaan air lebih tnggi dari permukaan air tanah di luar lubang bor.
Tekanan hydrostats air di dalam lubang ini akan menekan sisi lubang dan
mencegah kelongsoran,
e. Pengeboran dihentkan bila telah mencapai kedalaman rencana,
f. Lubang bor dibersihkan dengan menggunakan cleaning bucket yang
berfungsi mengangkat lumpur atau endapan-endapan di dasar lubang.

1.3. Pembesian dan Pengecoran


a. Pekerjaan pembesian dapat dilakukan setelah ttk pengeboran selesai
dikerjakan,
b. Tulangan yang telah dirangkai dimasukkan ke dalam lubang secara
perlahan-lahan agar tdak merusak dinding lubang,
c. Pekerjaan pengecoran bored pile berdiameter 300 mm kedalaman
3000mm dengan mutu beton fc’ = 225 kg/cm²,
d. Pada tahap pengecoran tang bor harus diperhatkan kelancaran supply
beton untuk mendapatkan beton yang homogen dan kontnuitas supply
beton dalam satu tang,
e. Setap pengecoran harus dilakukan kontrol slump beton dan workability
beton yang bagus agar beton homogen (self compaction),
f. Pengecoran tang bor harus dilakukan dengan sistem tremie untuk
mendesak lumpur dan endapan dari dasar lubang,
g. Sebagai pemisah antara beton yang pertama dituangkan dan air di dalam
tremie maka digunakan kawat ayam dan plastk sheet yang dipasang pada
ujung atas pipa tremie,
h. Kemudian beton sudah dapat mulai dituangkan ke dalam corong dan pada
saat bersamaan pipa dinaikkan ± 25 cm secara kontnu beton dituangkan lagi
ke dalam corong,
i. Penuangan beton dilanjutkan hingga pipa tremie penuh, dan beton tdak
dapat mengalir lagi,
j. Selanjutnya pipa tremie mulai diturun-naikkan dengan crane agar beton
turun terus sampai menjadi padat. Harus diperhatkan bahwa pada saat
pengangkatan pipa tdak boleh melewat muka atas beton untuk
menghindari tercampurnya beton dengan lumpur yang ada diatasnya,
k. Pengecoran dihentkan setelah melebihi ± 100 cm dari cut of level tang
untuk mendapatkan beton yang baik (tdak bercampur dengan lumpur saat
pemotongan kepala tang).

1.4 Pekerjaan Pemotongan Kepala Tiang Bored Pile


a. Pemotongan kepala tang bored pile 100 mm dari lantai kerja,
b. Stek pembesian bored pile 40D (diluruskan),
c. Overlap pembesian bored pile sudah memenuhi persyaratan dan bersih.

23
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

1.4. PEKERJAAN BETON BERTULANG


I. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Melengkapi semua tenaga, equipment dan bahan untuk menyelesaikansemua
pekerjaan beton sesuai dengan dokumen tender.
2. Pedoman Pelaksanaan
Kecuali ditentukan lain dalam ketentuan-ketentuan berikut ini, makasebagai
dasar kode PBI1971 dan PB 88 tetap digunakan.

II. BAHAN/PRODUK
1. Portland Cement (PC).
a. Digunakan Super ” Portland Pozzolan Cement” (PPC)
Semen yang memenuhi persyaratan mutu semen Portland Pozzoland SNI
15-0302-2004 dan ASTM C 595 M-05 s.
b. Batas-Batas pembetonan dari penggunaan semen berlainan merk harus
disetujuioleh Konsultan Pengawas.
2. Agregat
a. Kualitas agregatharus memenuhi syarat-syarat PBI 1971, PB-88 danSNI
untuk bahan terkait
b. Agregate kasar berupa koral atau crushed stones yang mempunyai
susunangradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tdak
porous). Kadarlumpur tdak boleh melebihi dari 1% berat kering.
c. Dimensi maksimum dari agregate kasar tdak lebih dari 2,5 cm dan tdak
lebihdari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi
yangbersangkutan. Khusus untuk pile caps, diluar lapis pembesian yang
berat, batas maksimum agregat tersebut 3 cm dengan gradasi baik.
d. Agregat halus berupa pasir beton baik berupa pasir alam maupun pasir
buatan yangdihasilkan alat pemecah batu dan berbutr keras.Agregat halus
harus memenuhi pasal 3.3 PBI 1971
e. Kadar lumpur maximum adalah 4 % dari berat kering.
3. Besi Beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, besi polos untuk besi tulangan
diameter12 ke bawah digunakan mutu baja tulangan 240 Mpa dan besi Ulir
untuk besi diatas diameter 13digunakan mutu baja tulangan 390 Mpa.
Untukmendapatkan jaminan atas kualitas besi yang diminta tdak cukup hanya
bercap SNI , maka disamping adanya certficatedari pabrik (melalui suppliers),
juga harus ada/dimintakan certficate dari laboratorium baikpada saat
pemesanan maupun secara periodik minimum 2 contoh percobaan (stress-
strain ) dan pelengkungan untuk setap 20 ton besi.

24
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

4. Admixture (additive)
a. Untuk pembetonan harus digunakan Plastsizer yang bersifat
mereduksipemakaian air, meningkatkan slump tanpa penambahan
air,memperlambat settingtme, memperkecil peningkatan temperatur dan
meningkatkan kekuatan akhir beton.
b. Additve tdak boleh mengandung Cloride dan bahan lain yang
menghasilkan lapisanfilm additve, yang bisa digunakan antara lain
Rheobuild 716 (dosis:0,80 liter per-100kg cement), Tricosal VZ-020 ( dosis
0.3% berat semen).
c. Cara penggunaan additve harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari
produsenbahan-bahan tersebut.
d. Penyimpangan dari ketentuan diatas harus dengan persetujuan Konsultan
Perencana.

III. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Penyimpanan bahan.
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai
denganwaktu dan urutan pelaksanaan.
b. Semen harus didatangkan dalam zak yang tdak pecah (utuh), tdak
terdapatkekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak, segera
setelahditurunkan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari
pengaruh cuaca,berventlasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah.
Semen harus masihdalam keadaan fresh (belum mulai mengeras). Jika ada
bagian yang mulaimengeras, bagian tersebut masih harus dapat ditekan
hancur dengan tanganbebas, dan jumlahnya tdak boleh melebihi 5% berat,
dan kepada campurantersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah
yang sama. Semuanya dengancatatan, kualitas beton sesuai dengan yang
diminta perencana.
c. Penyimpanan besi beton harus bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalan-bantalankayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya
(misal: minyak danlain-lainnya)
d. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang terpisah satu dan
laingradasinya dan diatas lantai kerja ringan untuk menghindari
tercampurnya dengantanah.
2. Bekisting
a. Type bekistng.
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk beton, baja, pasangan
bata. yang diplester atau kayu. Pemakaian bambu tdak diperbolehkan. Lain
lain jenis bahan yang akan dipergunakan harus. mendapat persetujuan
tertulis dan pengguna barang/jasa atau Pengawas terlebih dahulu. Acuan
yang terbuat dari kayu harus menggunakan kayu jenis merant atau

25
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

setaraf.Khusus untuk bagian-bagian yang terlihat harus digunakan


typebekistng yang menghasilkan permukaan yang rata (fair finish).
b. Perencanaan
 Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat
menahan beban beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan
sepert] tercanturn pada "Recommended Practce For Concrete
Formwork" (ACI. 347¬-68) dan peninjauan terhadap beban angin dan
lain lain, peraturan harus dikontrol terhadap, peraturan pembangunan
pemerintah daerah setempat.
 Semua ukuran ukuran penampang struktur beton yang tercantum
dalam gambar struktur adalah ukuran bersih penampang beton, tdak
termasuk plesteran/finishing.
 Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus memberikan gambar
dan perhitungan acuan serta. sample bahan yang akan dipakai, untuk
disetujui oleh pengguna barang/jasa atau pengawas. Pada dasarnya
tap tap bagian bekistng, harus mendapat persetujuan tertulis dari
pengguna barang/jasa atau pengawas, sebelum bekistng dibuat pada
bagian itu.
 Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tdak ada
perubahan bentuk dan cukup kuat menampung beban beban
sementara maupun tetap, sesuai dengan jalannya pengecoran beton
 Susunan acuan dengan. penunjang penunjang harus diatur sedemikian
rupa,sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah
oleh pengguna barang/jasa atau pengawas. Penyusunan acuan harus
sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tdak
menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
 Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran kotoran yang
melekat sepert potongan potongan kayu, kawat, paku, bekas hasil
gergaji, tanah dan sebagainya.
 Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksl yang
ukuran,kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan
gambar gambar konstruksi.
 Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran. Harus diadakan tndakan untuk menghindarkan
terkumpulnya air pembasahan tersebut pada sisi bawah.
 Cetakan beton harus dipasang sedem,ikian rupa sehingga tdak akan
terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap
lurus (tdak berubah bentuk) dan tdak bergoyang.
 Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari pengguna barang/jasa
atau pengawas baut baut dan te rod yang diperlukan untuk ikatan
ikatan dalam beton harus diatur sedemikian, sehingga bila bekistng

26
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

dibongkar kembali, maka semua besi tulangan harus berada dalam


beton.
 Pada bagian terendah (dari setap phase pengecoran) dari bekistng
kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk
inspeksi dan pembersihan.
 Pada prinsipnya semua penunjang bekistng harus menggunakan steger
besi (scaffolding). Penggunaan dolken atau balok kayu untuk steger
dapat dipertmbangkan oleh pengguna barang/jasa atau pengawas
selama masih memenuhi syarat. Setelah pekerjaan di atas, selesai,
penyedia barang/jasa harus meminta persetujuan dan pengguna
barang/jasa atau pengawas dan minimum (3) hari sebelum
pengecoran, pemborong harus mengajukan permohonan tertulis untuk
izin pengecoran kepada pengguna barang/jasa atau pengawas.
c. Pembongkaran bekistng
 Bekistng/cetakan beton harus dipertahankan hingga beton berumur 14
hari danmencapai kuat tekan karakteristk minimal 200 kg/cm2.
 Pembongkaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia
Tahun 71 dimana bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus
dapat memikul berat sendin dan beban beban pelaksanaan.
 Cetakan cetakan bagian konstruksi di bawah ini boleh dilepas dalam
waktu sebagai benikut :
- Sisi sisi balok dan kolom yang tdak dibebani minimal 7 hari
- Sisi sisi balok dan kolom yang dibebani minimal 21 hari
 Setap rencana pekerjaan pembongkaran cetakan harus diajukan
terlebihdahulu secara tertulis untuk disetujui oleh pengguna
barang/jasa atau pengawas.
 Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka,
tdakbergelombang, berlubang atau retak retak dan tdak menunjukkan
gejala keropos / tdak sempurna.
 Acuan harus dibongkar secara cermat dan hat hat, tdak dengan cara
yang dapat menimbulkan kerusakan pada beton dan material matenial
lain disekitamya, dan pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga tdak menimbulkan kerusakkan, akibat benturan pada
saat pemindahan.
 Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian bagian
beton yang keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi
kekuatan konstruksi tersebut, maka penyedia barang/jasa harus segera
memberitahukan kepada pengguna barang~asa atau pengawas, untuk
meminta persetujuan tertulls mengenai cara perbaikan pengisian atau.
pembongkaranya.

27
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

Penyedia barang/jasa tdak diperbolehkan menutup/mengisi bagian


beton yang keropos tanpa persetujuan tertulis pengguna barang/jasa
atau pengawas. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan
tersebut dan biaya biaya perbaikan, pembongkaran atau pengisian atau
penutupan bagian tersebut, menjadi tanggungJawab penyedia
barang/jasa.
 Seluruh bahan bekas acuan yang tdak terpakai harus di bersihkan dari
lokasi proyek dan dibuang pada tempat tempat yang ditentukan oleh
pengguna barang/jasa atau pengawas sehinga tdak mengganggu lahan
kerja.
3. Perancah
a. Perancah harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
pemeriksaan.
b. Perancah harus dibuat diatas pondasi yang kuat dan kokoh terhindar dari
bahayapenggerusan dan penurunan.
c. Konstruksinya harus kokoh terhadap pembebanan yang akan dipikulnya.
d. Pemborong harus memperhitungkan dan membuat langkah-
langkahpersiapan yang perlu, sehubungan dengan pelendutan perancah.
e. Permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil)
dan bentukyang seharusnya (menurut gambar rencana).
f. Perancah harus dibuat dari baja atau kayu. Pemakaian bambu untuk hal ini
tdakdiperbolehkan.
g. Bila perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton
berlangsungmenunjukan tanda-tanda adanya penurunan sehingga menurut
pendapat KonsultanPengawas hal itu akan menyebabkan kedudukan (peil)
akhir tdak akandapat dicapai sesuai dengan gambar rencana atau
penurunan tersebut akan sangatmembahayakan dari segi konstruksi, maka
Konsultan Pengawas dapatmemerintahkan untuk membongkar pekerjaan
beton yang sudah dilaksanakan danmengharuskan Pemborong untuk
memperkuat perancah tersebut sehingga dianggapcukup kuat. Akibat dari
semua ini menjadi tanggung jawab pemborong.
h. Gambar rencana perancah dan sistm pondasinya, secara detail harus
diserahkankepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan disetujui.
i. Pekerjaan pengecoran beton tdak boleh dilakukan sebelum gambarrencana
tersebutdisetujui serta perancah telah dianggap cukup kuat dan kokoh
untuk dapatdipergunakan.
j. Setelah mutu beton memenuhi dan umur beton tercapai (persetujuan
dariKonsultan Pengawas) perancah harus dibongkar.
k. Kegagalan pelaksanaan kostruksi perancah, seluruhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
4. Pemasangan pipa-pipa

28
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

Pemasangan pipa dalam beton tdak boleh sampai merugikan kekuatan


konstruksi.
5. Kualitas beton-beton
a. Struktur beton bertulang biasa menggunakan kuat tekan beton minimal K-
225(kuat tekan karakteristk pada umur 28 hari untuk kubus 15x15x15
cm3adalah 225kg/cm2 atau kuat tekan Cylinder fc’= 19 Mpa, dengan derajat
konvidensi0,95).
b. Sedangkan Beton Untuk sambungan saluran , grill dan ram menggunakan
beton dengan K 175.
b. Evaluasi penentuan karakteristk ini didalam ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam PBI 1971 dan SNI.
c. Pelaksana pekerjaan harus memberikan jaminan atas kemampuannya
membuatkualitas beton ini dengan memperhatkan data-data pelaksanaan
dilain tempat ataudengan mengadakan trial-mixes. Dalam hal digunakan
beton ready mix, maka kontraktor harus mengajukan kepada Konsultan
Pengawas komposisicampuran beton yang akan digunakan selambat-
lambatnya dua minggu sebelumpekerjaan beton dimulai. Dalam kaitan ini
jumlah semen minimum menurut ketentuanpasal sebelumnya tetap tdak
boleh dikurangi
d. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-
ketentuanyang disebut dalam pasal 4.7 dan 4.9 dari PBI 1971, mengingat
bahwa W/Cfaktor yang sesuai disini adalah sekitar 0,50 - 0,55 maka
pemasukan adukankedalam cetakan benda uji dilakukan menurut pasal
4,55 ayat 3 PBI. 1971 tanpamenggunakan penggetar.Pada masa-masa
pembetonan pendahuluan harus dibuatminimum 1 benda uji per 1,5M 3
beton hingga dengan cepat diperoleh 20 bendauji yang pertama. Untuk
selanjutnya diambil satu sample untuk setap truck mixer.
e. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton
yangdibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas. Laporan
tersebutharus dilengkapidengan harga karakteristknya.
f. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7.5 cm,
maximum 12cm.Dalam hal digunakan Concrete Pump besarnya slump
boleh dinaikkan sampaidengan 15 cm, dengan catatan dari segi kwalitas
beton tdak boleh berkurang. Carapengujian slump adalah sebagai
berikut,contohbeton diambil tepat sebelumdituangkan kedalam cetakan
beton (bekistng), cetakan slump dibasahkan danditempatkan diatas kayu
yang rata atau plat beton. Cetakan diisi sampai kuranglebih 1/3-
nya.Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi 16mm
panjang 30 cm dengan ujungnya yang bulat (sepert peluru). Pengisian
dilakukandengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setap lapis
ditusuk-tusuk 25 kali dan setap tusukan harus masuk dalam satu lapis yang

29
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

dibawahnya. Setelahatasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-


lahan, dan diukur penurunannya(slumpnya).
g. Pengujian silinder dan kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium
yang disetujui olehKonsultan Pengawas.
h. Perawatan silinder dan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah
tapi tdak tergenangair, selama 7 hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
i. Jika perlu maka digunakan juga pembuatan silinder percobaan untuk umur
7 haridengan ketentuan hasilnya tdak boleh kurang 65% kekuatan yang
diminta pada 28hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tdak
memberikan angka kekuatan yangdiminta, maka harus dilakukan pengujian
beton ditempat dengan cara-cara sepertditetapkan dalam SNI dengan tdak
menambah beban biaya bagi pemilikbangunan (beban kontraktor).
j. Pengadukan beton dalam mixer tdak boleh kurang dari 75 detk terhitung
setelahseluruh komponen adukan masuk kedalam mixer.
6. Pengecoran
a. Sebelum pengecoran kontraktor harus mengajukan ijin cor kepada
KonsultanPengawas dengan melampirkan volume pengecoran, mutu beton
danjenis peralatan yang akan digunakan.
b. Pengecoran beton readymix dilakukan jika pekerjaan bekistng sudah siap
dan bisa dituang minimal 6m3 beton readymix.
c. Kontraktor wajib menyediakan bak penampungan untuk beton readymix di
2 ttk pengecoran (pembagian tm pengecoran minimal 2 tm)dengan
kapasitas minimal masing-masing ttk 2m3, jika penuangan adukan
dilakukan secara manual. Hal ini dikarenakan penuangan beton readymix
dari mixer molen maksimal 1 jam dari penuangan pertama. Jika lebih dari 1
jam mutu beton K250 tdak dapat dijamin kualitasnya.
d. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus
dilakukandengan cara yang tdak mengakibatkan terjadinya segragasi
komponen-komponenbeton. Untuk bagian komponen yang tnggi sepert
kolom dan dinding harus digunakan tremi/corong.
e. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton. Ukuran dan jumlah
vibrator harusdisesuaikan dengan kondisi bagian yang dicor dan kecepatan
pembetonan.
f. Harus disediakan terpal jika diperkirakan akan terjadi hujan.
7. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting.
Pembongkaran bekistng dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang
tdakditentukan lain dalam gambar, harus mengikut pasal-pasal pelaksanaan
dari kode PBI 1971.Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air
semen tepat sebelumpengecoran lanjutan dimulai.Letak siar-siar tersebut harus
disetujui oleh KonsultanPengawas.Khusus untuk pekerjaan basement, pada

30
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

bagian bagian yangdipersyaratkan kedap air, pemberhentan pengecoran harus


diakhiri dengan pemasanganwater stop dari jenis PVC.
8. Penggantian besi
a. Pemborong harus mengusahakan agar besi yang dipasang adalah sesuai
denganapa yang tertera pada gambar.
b. Jika kontraktor tdak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yangditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
diameter besi dengandiameter yang terdekat dengan catatan :
 Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas
 Jumlah besi per-satuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut
tdak bolehkurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalahjumlah luas).
 Penggantan tersebut tdak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian ditempattersebut atau didaerah overlapping yang dapat
menyulitkan pembetonan ataupenyampaian penggetar
9. Perawatan beton
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas matahari,sehingga tdak terjadi
penguapanyang cepat.Untuk itu beton harus dibasahi terus menerus paling
sedikit 10 hari setelahpengecoran.Persiapan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan, harusdiperhatkan.Siapkan tenda-tenda untuk keperluan
tersebut.
10. Penyambungan besi
Kecuali ditentukan dalam gambar, maka penyambungan besi harus
mengikutketentuan dari SNI Beton.Khusus untuk besi kolom yang
menggunakandiameter 32mm atau lebih, harus digunakan sambungan mekanis
dengan persyaratan sebagai berikut :
 Kuat tarik dari besi sambungan harus lebih besar dari besi yang disambung.
 Penyambungan tdak boleh dilakukan disatu tempat.
 Pemborong harus mengajukan contoh dari besi sambungan berikut
spesifikasi teknis dari bahan tersebut kepada konsultan perencana
untukmendapatkan persetujuan.
11. Tanggung jawab kontraktor
Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuanyang tercantum dalam spesifikasi teknis ini dan sesuai
dengan gambar-gambarkonstruksi yang diberikan.Adanya atau kehadiran
Konsultan Pengawas selaku wakil Konsultan Pengawas atau perencana yang
sejauh mungkin melihat/mengawasi menegur atau memberi nasihat tdaklah
mengurangi tanggung jawab penuhtersebut diatas.

31
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

BAB III PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTURAL

1.1. PEKERJAAN ADUKAN DAN PASANGAN


I. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Adukan untuk pasangan bata ringan.
b. Pasangan bata ringan untuk dinding interior maupun eksterior
c. Pasangan untuk elemen arsitektural.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan bata ringan.
b. Pekerjaan Arsitektural.
c. Pekerjaan Waterproofing.
3. Standard.
a. NI-3, Standard untuk pasir.
b. NI-8, Standard untuk PC.
c. NI-10, Standard untuk Pasangan bata.
d. PUBI-9 Standard untuk air agregate.
e. ASTM : - C144, Agregate for masonry mortar.
- C150, Portland Cement.
- C270, Mortar for unit masonry.

II. BAHAN
1. Portland Cement :
Portland Composite Cement (PCC)
Semen memnuhi persyaratan mutu portland Composite Cement SNI 15-7064-
2004. Dapat digunakan secara luas untuk konstruksi umum pada semua beton.
Struktur bangunan bertngkat, struktur jembatan, struktur jalan beton, bahan
bangunan, beton pra tekan dan pra cetak, pasangan bata, Plesteran dan acian,
panel beton, paving block, hollow brick, batako, genteng, potongan ubin, lebih
mudah dikerjakan, suhu beton lebih rendah sehingga tdak mudah retak, lebih
tahan terhadap sulfat, lebih kedap air dan permukaan acian lebih halus.
Perekat bata ringan digunakan Mortar siap pakai untuk bata ringan
Plasteran dinding menggunakan Mortar Siap Pakai Plester Instan dengan acian
instan
2. Agregat :
Standard type pasangan ASTM C144, bersih, kering dan terlindung dari minyak
dannoda.
3. Air :
Bebas dari minyak, maupun alkali organik.
4. Horizontal Joint Reinforcement (ditentukan kemudian apabila diperlukan)
5. Expanded Metal Lath (ditentukan kemudian apabila diperlukan)

32
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

III. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Dimana diperlukan menurut Konsultan Pengawas, pemborong harusmembuat
shop drawing untuk pelaksanaan pembuatan adukan dan pasangan.
2. Tentukan perbandingan campuran spesi dan tebal adukan yang diperlukan.
Adukandilaksanakan sesuai standard spesifikasi dari bahan yang digunakan
sesuai denganpetunjuk Perencana/Konsultan Pengawas.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, kontraktor harus mengikut semua petunjuk
dalam gambararsitektur, terutama gambar detail dan gambar potongan
mengenai ukuran tebal/tnggi/peildan bentuk profilnya.
4. Material untuk adukan harus diukur yang sebenarnya dan menggunakan kotak
(boxes)pengukuran yang akurat, dan tdak diperkenankan mencampur adukan
tanpa menggunakan alat ukur/takar.
5. Penggunaan bahan additve harus disetujui oleh perencana dan digunakan
sesuai denganketentuan dari pabrik.
6. Pekerjaan bata yang sudah selesai harus dilindungi dengan lembaran penutup
untukmencegah adukan menjadi cepat kering.
7. Pasangan dinding bata pada sudut ruangan harus dilindungi dengan papan
untukmelindungi dari kerusakan. Jika ada pekerjaan pasangan yang
memperlihatkansambungan yang rusak atau tdak beres maka pasangan itu
harus dibongkar dan digant pasangan yang baru.
8. Berikan angkur sesuai dengan gambar atau jika tdak ditunjukkan gunakan
ukuran/jaraktype standard.
9. Tempatkan angkur pada bubungan pasangan bata dengan struktur kolom prakts
ataubalok sesuai petunjuk gambar tapi tdak lebih dari 60 cm pada jarak vertkal
dan 90 cmpada jarak horizontal.

1.2. PEKERJAAN PENGECATAN


I. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
b. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
c. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
b. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan
yangdisebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai
dengan petunjukPerencana.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan Kanstn
b. Pekerjaan Acian

33
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

c. Pekerjaan Rangka Baja


3. Standard
a. PUBI : 54, 1982
g. PUBI : 58, 1982
h. NI : 4
i. ASTM : D - 361.
j. BS No. 3900, 1970
k. AS K-41
4. Persetujuan
b. Standard Pengerjaan (Mock-up)
 Sebelum pengecatan yang dimulai, Pemborong harus melakukan
pengecatanpada satu bidang untuk tap warna dan jenis cat yang
diperlukan. Bidang-bidangtersebut akan dijadikan contoh pilihan
warna, texture, material dan carapengerjaan. Bidang-bidang yang akan
dipakai sebagai mock-up ini akanditentukan oleh Direksi Lapangan.
 Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi
Lapangan danPerencana, maka selanjutnya bidang-bidang ini akan
dipakai sebagai standard minimalkeseluruhan pekerjaan pengecatan.
c. Contoh dan bahan untuk perawatan
 Pemborong harus menyiapkan contoh pengecatan tap warna dan jenis
padabidang-bidang transparan ukuran 30x30 cm2. Dan pada bidang-
bidangtersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
 Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi
Lapangandan Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui
secara tertulis olehPerencana dan Direksi Lapangan, barulah
pemborong melanjutkan denganpembuatan mock-up sepert tersebut
diatas.
 Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk
kemudian akanditeruskan kepada Konsultan Pengawas minimal 5 galon
tap warna dan jenis cat yangdipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus
tertutup rapat dan mencantumkandengan jelas indenttas cat yang ada
didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagaicadangan untuk perawatan,
oleh Konsultan Pengawas.

II. BAHAN/PRODUK
1. Untuk Kanstn, Tembok bagian luar dan Krawangan GRC digunakan cat luar
Weathershield.
2. Plamur hanya berfungsi dan dimanfaatkan untuk meratakan bidang-bidang
dinding yang kurang rapi, tdakmenutup bidang tembok keseluruhan.

34
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

3. Untuk cat kayu dan besi menggunakan cat berkualitas baik dengan warna
menyesuaikan pada gambar perencanaan.

III. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


a. Yang termasuk pekerjaan pengecatan dinding adalah pengecatan seluruh
plesteranbangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dari plat baja tpis dan
lapisan plamur dibuat setpis mungkin sampai membentuk bidang yang
rata.
c. Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna besi No. 00,
kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya
dinding dicat dengan menggunakan Roller utnutk pengecatan kanstn dan
krawangan menggunakan kuas.
d. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis plamur yang
dilanjutkan dengan 3 (tga) lapis emulsion dengan kekentalan cat
sebagaiberikut :
 Lapis I encer (tambahan ±20% air)
 Lapis II kental
 Lapis III encer.
e. Lapisan pengecatan dinding luar terdiri dari 1 (satu) lapis Alkali Ressistante
sealer yang dilanjutkan dengan 2 (dua) lapis emulsion dengan kekentalan
cat sebagaiberikut :
 Lapis I kental
 Lapis II encer (tambahan ±20% air)
f. Untuk warna-warna yang sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan
kaleng-kalengdengan nomor percampuran (batch number) yang sama.
g. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh,
rata,licin, tdak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.

Sumenep, 2018

Konsultan Perencana,
CV. AZINDA JAYA

DJOKO WARDONO,BE
Direktur

35

Anda mungkin juga menyukai