Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

HUKUM OHM

Dosen Pengampu : Hadi Pramono, M.Pd

Disusun Oleh

Nama : Ahmadun

Nim : 1413163049

Kelas : Biologi C / 2

Kelompok : IV (empat)

Asisten : Sutisna

Vivi Sophie Elfada

LABORATORIUM BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON

2014
HUKUM OHM

A. Tujuan

1. Mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah
rangkaian.
2. Mempelajari pengaruh hambatan terhadap arus listrik.

B. Dasar teori

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui
sebuahpenghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan
kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila
nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang
dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis
penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.

Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:

Dimana :

1. adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
2. adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.
3. adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam
satuan ohm.

Berdasarkan hukum Ohm, 1 Ohm didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan dalam
suatu rangkaian yang dilewati kuat arus sebesar 1 Ampere dengan beda potensial 1 Volt.
Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan
antara beda potensial dan kuat arus. Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar
arus yang dihasilkan. Jadi, besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besar
tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang, luas penampang
dan jenis bahan. Hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas dan jenis bahan.
Hambatan berbading lurus dengan panjang benda, semakin panjang maka semakin besar
hambatan suatu benda. Hambatan juga berbading terbalik dengan luas penampang benda,
semakin luas penampangnya maka semakin kecil hambatannya. Inilah alasan mengapa
kabel yang ada pada tiang listrik dibuat besar-besar, tujuannya adalah untuk memperkecil
hambatan sehingga tegangan bisa mengalir dengan mudah. Hambatan juga berbanding
lurus dengan jenis benda (hambatan jenis) semakin besar hambatan jenisnya maka
semakin besar hambatan benda itu.

Kalau antara dua kutub positip dan kutub negatip dari sebuah sumber tegangan kita
hubungkan dengan sepotong kawat penghantar, maka akan mengalir arus listrik dari
kutub positip ke kutub negatip. Arus ini mendapat hambatan dalam penghantar itu. Dari
peristiwa di atas dapat diketahui bahwa ada hubungan antara arus yang mengalir dalam
hambatan kawat dan adanya sumber tegangan. Besarnya arus listrik yang mengalir
tergantung dari besarnya hambatan kawat. Semakin besar hambatan kawat, maka
semakin kecil arus yang mengalir. Apabila sumber listrik bertegangan 1 volt
dihubungkan dengan hambatan sebesar 1 Ohm, maka arus yang mengalir sebesar 1
amper.

Dalam penyelidikannya George Simon Ohm (ahli ilmu fisika dari Jerman) menemukan
bahwa arus listrik yang mengalir dalam hambatan akan bertambah besar jika tegangan
dinaikkan, sementara nilai hambatannya tetap. Dari uraian diatas dapat dituliskan rumus
hukum Ohm, yaitu:

dimana:

V = tegangan dalam satuan volt

I = arus dalam satuan amper

R = hambatan dalam satuan Ohm

C. Alat dan Bahan

1. kabel merah 3 buah


2. kabel hitam 3 buah
3. catu daya
4. papan rangkaian
5. potensiometer 50k 𝛺
6. hambatan tetap 100 𝛺
7. saklar satu kutub
8. jembatan penghubung

D. Prosedur kerja

1. Potensiometer diatur hingga volt meter menunjukkan tegangan sekitar 2 volt.

2. Dicatat dari hasil kuat arus yang mengalir pada ampere meter.

3. Potensiometer diatur kembali sehingga volt meter menunjukkan tegangan sedikit lebih
tinggi dari 2 volt meter.

4. Dicatat kuat arus yang mengalir pada ampere meter ke dalam tabel hasil pengamatan.

5. Langkah 3 diulangi sampai tiga kali

6. Semua data dimasukkan hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan.

E. hasil pengamatan

no Muatan basicmeter Hambatan V I R


tetap
1V 10 𝛺 74 V 0,44x10-6A 16,81x10-4 𝛺
47 𝛺 - 0,32x10-6 A -
100 𝛺 - 0,32x10-6 A -
10 V 10 𝛺 9,6 V 0,33x10-6 A 290,9x10-6 𝛺
47 𝛺 - 0,35x10-6 A -
100 𝛺 - 0,34x10-6 A -
50 V 10 𝛺 - 0,43x10-6 A -
47 𝛺 - 0,35x10-6 A -
100 𝛺 - 0,32x10-6 A -
100 V 10 𝛺 0,98x10-6 A 0,34x10-6 A 2,88 𝛺
47 𝛺 0,34x10-6 A 0,34x10-6 A 2,76 𝛺
100 𝛺 0,95x10-6 A 0,34x10-6 A 2,79 𝛺

perhitungan
mencari R

1. 1 Volt , 10 𝛺

𝑉 74
R= 𝐼 = 0,44𝑥10−6 = 1681,81 x10-6 = 16,8181 x10-4

1 Volt , 47 𝛺

𝑉 0
R= 𝐼 = 0,32𝑥10−6 = 0

1 Volt , 100 𝛺

𝑉 0
R= 𝐼 = 0,32𝑥10−6 = 0

2. 10 Volt , 10 𝛺

𝑉 9,6
R= 𝐼 = 0,33𝑥10−6 =

10 Volt , 47 𝛺

𝑉 0
R= 𝐼 = 0,33𝑥10−6 = 0

10 Volt , 100 𝛺

𝑉 0
R= 𝐼 = 0,32𝑥10−6 = 0

3. 50 Volt , 10 𝛺

𝑉 0
R= 𝐼 = 0,43𝑥10−6 = 0

50 Volt , 47 𝛺

𝑉 0
R= 𝐼 = 0,35𝑥10−6 = 0

50 Volt , 100 𝛺

𝑉 0
R= 𝐼 = 0,32𝑥10−6 = 0
4. 100 Volt , 10 𝛺

𝑉 0,98𝑥10−6
R= 𝐼 = 0,34𝑥10−6 = 2,88 Ω

100 Volt , 47 𝛺

𝑉 0,94𝑥10−6
R= 𝐼 = 0,34𝑥10−6 = 2,76 Ω

100 Volt , 100 𝛺

𝑉 0,95𝑥10−6
R= 𝐼 = 0,34𝑥10−6 = 2,79 Ω

10 Ω
100−56
I= = 56
100

100−26
V= = 74
1

9 Volt tidak bisa


100−68
47 Ω : I= = 32
100

100−57 100−4
100 Ω I= = 43 V= = 9,6V
100 10

100−65
47Ω : I= = 35
100

100−65
100 Ω I= = 35
100

100−57
50V I= = 43
100

100−65
47 Ω I= = 35
100

100−66 100−62
10 Ω I= = 34 V= = 34
100 100

100−66 100−6
47 Ω I= = 34 V= = 94
100 100
F. Pembahasan

Praktikum kali ini tentang hukum ohm yang bertujuan untuk mempelajari hubungan
antara tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian dan pengaruh
hambatan terhadap arus listrik.

Hukum Ohm merupakan besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar
selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Praktikum
Hukum Ohm ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu untuk rangkaian seri, dan untuk
rangkain paralel. Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah ampere meter yang
berfungsi untuk mengukur arus listrik yang mengalir, volt meter yang berfungsi untuk
mengukur tegangan, sumber arus dan hambatan, kemudian 3 buah kabel hitam dan 3 buah
kabel merah gunannya untuk mengalirkan tegangan yang berupa listrik, kemudian
potensiometer 50k 𝛺 𝑑𝑎𝑛 hambatan tetap 100 𝛺. Untuk mengamati dan mempelajari
hukum ohm kali ini dibutuhkan langkah kerja seperti mengatur potensiometer hingga volt
meter menunjukkan tegangan sekitar 2 volt, selanjutnya mencatat dari hasil kuat arus yang
mengalir pada ampere meter, mengatur kembali potensiometer sehingga volt meter
menunjukkan tegangan sedikit lebih tinggi dari 2 volt meter, mencatat kuat arus yang
mengalir pada ampere meter ke dalam tabel hasil pengamatan, kemudian mengatur
kembali volt meter sampai menunjukkan tegangan yang ditentukan, yang terakhir yaitu
memasukkan semua hasil data ke dalam tabel hasil pengamatan.

Pengamatan pertama muatan basic 1volt dengan hambatan tetap 10 𝛺 menghasilkan


nilai tegangan listrik (V) yaitu 74 V, Arus listrik (I) 0,44x10-6A dan nilai hambatan listrik
(R) 16,81x10-4 𝛺. Selanjutnya dengan nilai hambatan tetap 47 𝛺 menghasilkan nilai
tegangan listrik (V) yaitu 74 V, Arus listrik (I) 0,32x10-6A dan nilai hambatan listrik (R)
16,81x10-4 𝛺. Dan yang dengan nilai hambatan tetap 100 𝛺 menghasilkan nilai tegangan
listrik (V) yaitu 74 V, Arus listrik (I) 0,32x10-6A dan nilai hambatan listrik (R) 16,81x10-4
𝛺.

Yang ke dua muatan basic 10 volt dengan nilai hambatan tetapnya adalah 10 𝛺
menghasilkan nilai tegangan listrik (V) yaitu 9,6 V, Arus listrik (I) 0,33x10-6A dan nilai
hambatan listrik (R) 290,9x10-6 𝛺. Selanjutnya dengan nilai hambatan tetapnya adalah 47
𝛺 menghasilkan nilai tegangan listrik (V) yaitu 9,6 V, Arus listrik (I) 0,35x10-6A dan nilai
hambatan listrik (R) 290,9x10-6 𝛺. Dan yang nilai hambatan tetap 100 𝛺 menghasilkan
nilai tegangan listrik (V) yaitu 9,6 V, Arus listrik (I) 0,34x10-6A dan nilai hambatan listrik
(R) 290,9x10-6 𝛺.

Yang ke tiga muatan basic 50 volt dengan nilai hambatan tetapnya adalah 10 𝛺
menghasilkan nilai tegangan listrik (V) yaitu 9,6 V, Arus listrik (I) 0,43x10-6A dan nilai
hambatan listrik (R) 290,9x10-6 𝛺, selanjutnya dengan nilai hambatan tetapnya adalah 47
𝛺 menghasilkan nilai tegangan listrik (V) yaitu 9,6 V, Arus listrik (I) 0,35x10-6A dan nilai
hambatan listrik (R) 290,9x10-6 𝛺, dan yang nilai hambatan tetap 100 𝛺 menghasilkan
nilai tegangan listrik (V) yaitu 9,6 V, Arus listrik (I) 0,32x10-6A dan nilai hambatan listrik
(R) 290,9x10-6 𝛺.

Terakhir yaitu basic 50 volt dengan nilai hambatan tetapnya adalah 10 𝛺


menghasilkan nilai tegangan listrik (V) yaitu 9,6 V, Arus listrik (I) 0,43x10-6A dan nilai
hambatan listrik (R) 290,9x10-6 𝛺.

G. Kesimpulan

Dari beberapa percobaan di atas, jadi bisa disimpulkan beberapa hal seperti di bawah ini.

1. Nilai hambatan berbanding terbalik dengan nilai kuat arusnya. Jika nilai hambatannya
besar, maka nilai kuat arusnya akan kecil. Begitu juga sebaliknya.

2. Setelah melakukan praktikum tersebut, dapat disimpulkan bahwa Hukum Ohm


menyatakan bahwa kuat arus listrik (I) sebanding dengan beda potensial yang diberikan
dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian (R) dapat disimbolkan dengan :

V=IR
DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, Marthen. Physics for Senior High School 2nd Semester Grade XI. 2010.
Jakarta: Erlangga
Zaelani,ahmad.2006. Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung: Yrama Widya.

Supramono, Eddy.2005. Fisika dasar II. Malang: UM Press.

Anonim, 2013. http://dasarelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-transformator/ (Diakses


pada 04-05-2014 pukul 23.58WIB).
LAMPIRAN HUKUM OHM
PEER ASSESSMENT
HUKUM OHM

No Aspek Nama Kelompok


Alkahfi Bangun Desi Rahmi Dwi Yuliana Meyca
1 Kerjasama 7 2 3 1 7 5 4
2 Kedisiplinan 6 3 2 6 1 4 5
3 Keterampilan 7 5 4 2 3 7 1
4 Keaktifan 6 4 5 6 1 3 2
Jumlah Nilai 26 14 14 15 12 19 12

Cirebon, 06 mei 2014

Ttd. (Ahmadun)

Catatan:
1. A-E pada kolom diganti dengan nama teman satu kelompok (nama PENILAI peer
assessment TIDAK disertakan).
2. Nilailah secara objektif.
3. Penilaian menggunakan RANKING (peringkat). Ranking yang terbaik mendapat poin
tertinggi. Misal: Dari 5 mahasiswa yang di nilai, maka nilai terbaik adalah 5 dan nilai
terendah adalah 1.
4. TIDAK boleh ada ranking yang sama pada satu aspek. Misal: Aspek Disiplin mahasiswa
A dan mahasiswa B sama-sama mendapat nilai 5 adalah TIDAK dibenarkan.
5. Cantumkan Peer Assessment pada laporan: Setelah daftar pustaka, sebelum lampiran.

Anda mungkin juga menyukai