Anda di halaman 1dari 14

TUGAS LAPORAN MATA KULIAH PEMBUATAN MEDIA KESEHATAN

“LAPORAN PEMBUATAN MEDIA BOOKLET UNTUK PENDIDIKAN


KESEHATAN PENYAKIT DIFTERI DENGAN MODEL ASSURE”

DISUSUN OLEH:

JUWITA HARDIYANTI J410160074

RIZKA AZIZ NUR PAMBUDI J410160104

TRI LISTIARA W. J410160109

ROSYIDA RAHMANIA J410160114

TRI YUANA BAKTI J410160123

NILAM SARI J410171080

Dosen Pengampu :

Tanjung Anitasari, SKM.,Mkes.

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media sebagai saluran informasi merupakan salah satu
komponen penting dalam pendidikan kesehatan. Memilih media sebagai
saluran menyampaikan pesan kesehatan dipengaruhi metode yang
digunakan, media pendidikan kesehatan pada hakekatnya alat bantu
pendidikan kesehatan. Menurut fungsi sebagai saluran pesan media
pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan atas media cetak, media
elektronik, dan media papan (billboard). Beberapa media cetak dikenal
antara lain booklet, leaflet, selebaran (flyer), lembar balik (flip chart),
artikel atau rubrik, poster dan foto. Media elektronik dapat berupa televisi,
radio, video, slide, film strip dan sekarang dikenal internet. Media papan
berupa baliho biasanya dipasang di tempat-tempat umum yang menjadi
pusat kegiatan masyarakat.Alat peraga yang dipergunakan dalam
pendidikan kesehatan dapat berupa alat bantu lihat (visual), alat bantu
dengar (audio) atau kombinasi audio visual.
Perencanaan media merupakan kegiatan yang sangat penting
dalam periklanan dan promosi sering kali terjadi iklan dan promosi
menjadi kegiatan penghamburan dana namun tidak memberikan hasil
yang diharapkan perencanaan media yang dipersiapkan secara baik akan
menghasilkan komunikasi yang efektif sehingga pesan yang disampaikan
akan mendapat perhatian lebih besar dari audiens sasaran. Media
tersebut dapat meringankan pekerjaan tanpa harus memperagakan atau
memberikan penyuluhan langsung. Perlunya media dikarenakan dengan
adanya media bisa mempermudah penerimaan pesan dan penyampaian
pesan, mendorong keinginan untukt tahu lebih banyak. Sebagai contoh
media seperti booklet yang memberikan informasi dan pesan pesan yang
singkat dan ada yang disertai dengan gambar. Untuk lebih memahami
media ini, maka perlu dipaparkan dalam makalah ini tentang Booklet
sebagai media pendidikan tentang Difteri. Booklet dipilih sebagai media
pendidikan tentang Difteri karena booklet merupakan media cetak yang
memuat banyak tulisan dan gambar. Sesuai dengan sasaran yaitu ibu-ibu
Posyandu, booklet dinilai media yang praktis dalam menjelaskan tentang
Difteri. Pada masa sekarang ini booklet terjadi di segala bidang karena
disebabkan pemanfaatan booklet lebih baik dibandingkan dengan yang
lain. Booklet umumnya digunakan dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan tentang isu-isu kesehatan, karena booklet memberikan
informasi dengan spesifik dan banyak digunakan sebagai alternatif untuk
dipelajari pada setiap saat bila seseorang menghendakinya (Maulana,
2009).
Setelah melakukan perencanaan media, langkah selanjutnya yaitu
melakukan pendidikan kesehatan dengan media tersebut. Setelah
dilakukannya pendidikan kesehatan maka perlu adanya evaluasi media
untuk mengetahui keefektifitasan dari media yang kita gunakan.
Dilakukan evaluasi 1 lawan 1, evaluasi kelompok dan evaluasi lapangan
untuk mengetahui kekurangan apa saja yang terdapat di media tersebut,
yang selanjutnya akan diperbaiki sampai menarik.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah tahap perencanaaan dan evaluasi media booklet dengan
model assure?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui perencanaan media booklet dengan menggunakan
model assure
b. Untuk mempengaruhi pengetahuan dan sikap tentang penyakit difteri
serta cara pencegahannya pada ibu-ibu yang mempunyai balita
melalui media booklet.
c. Untuk mengevaluasi media booklet dengan menggunakan model
assure.

D. Manfaat
Meningkatkan pengetahuan serta merubah sikap sasaran tentang
penyakit difteri serta upaya pencegahan dan penanganannya melalui
media booklet. Selain itu untuk melihat
BAB II

ISI

A. Struktur Perancanaan

1. Analyze Learners
Sasaran primer yang akan dituju yaitu balita dimana rentan sekali
dengan penyakit difteri. Karena balita belum dapat memahami tentang
pembelajaran ini, maka pembelajaran dilakukan pada sasaran sekunder
yaitu ibu mereka. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam
menerapkan model ini adalah mengidentifikasi karakteristik sasaran
yang akan melakukan aktivitas pembelajaran. Karakteristik dari sasaran
tersebut yaitu:
a. Sasaran tersebut yaitu ibu- ibu yang memiliki balita
b. Ibu- ibu tersebut memiliki pengetahuan tentang pemberian
mpasi pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan. Selain itu
ibu- ibu tersebut telah sadar akan kebersihan dimana hal
tersebut sangat penting dalam upaya pencegahan penyakit
difteri.
c. Indikator yang digunakan untuk menentukan bahwa ibu rumah
tangga tersebut telah mencapai kompetensi yang ditentukan
yaitu telah memahami tentang penyakit difteri dan
menerapkan perilaku yang dapat mencegah terjadinya
penyakit difteri.

2. State Objectives
Langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah menetapkan
tujuan pembelajaran yang bersifat spesifik. Tujuan dari pembelajaran
dengan menggunakan media booklet adalah sebagai berikut:
a. Sasaran dapat memahami informasi tentang penyakit difteri
melalui media pembelajaran booklet.
b. Setelah dilakukan pembelajaran, diharapkan sasaran dapat
menerapkan upaya untuk pencegahan penyakit difteri yang
rentan menyerang pada anak-anak.
3. Select Methods, Media and Materials
Langkah berikutnya adalah memilih metode, media, dan bahan
ajar yang akan digunakan. Dalam pembelajaran ini menggunakan
strategi diskusi, dimana nanti akan ada pertanyaan untuk mengetahui
seberapa jauh pengetahuan sasaran tentang penyakit difteri.
Selanjutnya, kami menyampaikan pembelajaran kesehatan tentang
penyakit difteri menggunakan media booklet. Booklet tersebut berisi
tentang pengertian difteri, gejala dan tanda – tanda penyakit difteri,
upaya pencegahan dan penanganan dari penyakit difteri. Nantinya,
booklet tersebut dibagikan kepada sasaran untuk dijadikan media
pembelajaran.
Menurut Mintarti (2001, hlm. 26) booklet sebagai media
pembelajaran telah berhasil meningkatkan pengetahuan khalayak
sasaran dalam bidang tertentu. Booklet secara efektif mampu
mengubah perilaku khalayak sasaran. Booklet dimaksudkan untuk
mempengaruhi pengetahuan dan ketrampilan penerima manfaat pada
tahapan menilai, mencoba dan menerapkan. Semakin tinggi
kemampuan booklet untuk merangsang terjadinya proses belajar pada
diri khalayak sasaran melalui panca indera dan merubah perilaku, maka
semakin efektif booklet tersebut. Booklet yang kita rencanakan
berukuran 10 x 20 cm, berisikan 20 halaman dan design akan dibuat
semenarik mungkin.

4. Utilize Materials
Langkah ini yang dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan
adalah menerapkan metode, media, dan bahan ajar dalam kegiatan
pembelajaran. Sebelum itu yang harus dilakukan adalah menentukan:
a. Lama / waktu penggunaan
Dalam pembelajaran kesehatan tentang penyakit difteri yang
menggunakan media booklet ini akan memakan waktu sekitar
20-30 menit, yang dirasa akan efektif untuk memahami
pembelajaran tersebut.

b. Persiapan ruangan
Ruangan yang akan digunakan untuk pembelajaran media
kesehatan tentang penyakit difteri yaitu posyandu yang berada
di rumah sekretaris desa.

c. Fasilitas yang tersedia


Di posyandu tersebut tidak banyak fasilitas yang tersedia.
Akan tetapi tidak menjadi hambatan kelompok kami dalam
menyampaikan pembelajaran kesehatan tentang difteri yang
menggunakan media booklet.

5. Requires Learners Participation


Dalam langkah ini yang harus diperhatikan adalah upaya atau
strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan
memelihara minat sasaran agar tetap mampu memusatkan perhatian
terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang
disampaikan.
Dalam penyampaian informasi saat penyuluhan, kita akan
mendorong sasaran untuk memberikan tanggapan/respon dan umpan
balik bisa dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dan
memberikan quesioner kepada sasaran. Tanya jawab berisi pertanyaan
seputar penyakit difteri dan quesioner tersebut bisa berisi tentang
tanggapan sasaran tentang penyampaian pembelajaran tentang
penyakit difteri dengan media booklet, sudah efektif atau belum apabila
menggunakan media tersebut.
B. PEMBUATAN MEDIA
Berikut cara pembuatan media booklet tentang penyakit difteri :
1. Untuk pembuatan kelompok kami menggunakan aplikasi yaitu Corel
Draw X7, dimana aplikasi tersebut adalah sebuah aplikasi editor grafik
vektor yang memiliki fungsi untuk mengedit maupun menggambar.
2. Langkah yang pertama adalah membuka aplikasi tersebut lalu buatlah
dokumen baru dengan klik new document. Setelah itu pilih ukuran
kertas yang akan digunakan untuk booklet. Kelompok kami memilih
kertas A3 karena dengan ukuran tersebut bisa memuat sekitar 6
halaman, dengan ukuran halaman 10 X 15 cm.
3. Lalu buatlah garis potong lintang untuk memudahkan dalam membuat
halaman.
4. Langkah selanjutnya yaitu mendesain setiap halaman secara menarik
agar sasaran tertarik untuk membacanya.
5. Selanjutnya mengisi materi apa saja yang akan dimasukkan ke dalam
booklet tersebut, diantaranya yaitu pengertian difteri, faktor penyebab
dan cara penularan, gejala penyakit, dampak penyakit, pencegahan
difteri serta penanggulangannya.
6. Untuk halaman kami membuat sebanyak 12 halaman, dengan font
tulisan arial dan ukuran 12. Kami memilih font dan ukuran tersebut
karena mudah untuk dilihat oleh sasaran.
7. Terakhir, untuk memasukkan gambar dengan cara menyeret (drag)
gambar dari file ke dalam Corel Draw X7 nanti gambar akan langsung
masuk. (untuk lebih lengkap, lihat gambar di bawah).
C. EVALUASI MEDIA
1. Evaluasi 1 Lawan 1
 Tempat
Rumah Ibu balita (kakak kandung dari Rosyida Rahmania)
yang berada di desa Ngares,Boyolali
 Tanggal Pelaksanaan
23 November 2018
 Sasaran
Ibu balita (1 orang)
 Hasil Pre Test Dan Post Test
Nilai post test yang diberikan dibandingkan dengan nilai pre
test, itu membuktikan bahwasannya pengetahuan ibu balita
tersebut tentang difteri sudah cukup baik.
 Evaluasi Media
Tidak ada evaluasi untuk media, kedua ibu balita tersebut
mengatakan bahwasannya media yang kita berikan sudah
menarik, mudah dibaca dan dimengerti.
2. Evaluasi Kelompok
 Tempat
Posyandu Marsudi Rahayu Ngares,Boyolali
 Tanggal Pelaksanaan
24 November 2018
 Sasaran
15 orang (terdiri dari 14 orang ibu balita dan 1 orang bapak
balita)
 Hasil Pre Test Dan Post Test
Untuk pengetahuan sejumlah orang tua balita pada kelompok
ini keseluruhannya sudah baik, namun beberapa orang tua
juga masih ada yang belum mengetahui banyak tentang
penyakit difteri, itu dapat dilihat melalui nilai pre test mereka
masih rendah, namun setelah diadakannya post test, para
orang tua balita lebih paham tentang penyakit difteri itu, itu
dibuktikan dengan meningkatnya nilai post test mereka
dibandingkan dengan nilai pre test.
 Evaluasi Media
Untuk keseluruhan dari media yang kita gunakan yaitu booklet
baik dari tampilan dan isi para orang tua balita yang mengkritik
mengenai beberapa halaman booklet yang terbalik, adanya
beberapa halaman booklet yang terbalik itu dikarenakan dari
percetakannya.
3. Evaluasi Lapangan
 Tempat
Posyandu Marsudi Rahayu Ngares,Boyolali
 Tanggal Pelaksanaan
25 November 2018
 Sasaran
30 Ibu balita
 Hasil Pre Test Dan Post Test
Untuk penilaian pengetahuan pada tahapan pre test ini kita
kategorikan menjadi kurang dan baik, 60% dari sasaran sudah
memiliki pengetahuan yang baik mengenai difteri, namun 40%
masih memiliki pengetahuan yang kurang. Setelah adanya
pendidikan kesehatan yaitu tentang difteri, dengan media
booklet yang kita berikan kepada sasaran. Dapat dilihat
adanya kenaikan presentase para orang tua yang memiliki
pengetahuan baik, yaitu hampir keseluruhan (90%) dari
sasaran menjadi lebih paham tentang penyakit difteri. Belum
tercapainya angka 100% dipengaruhi beberapa faktor antara
lain: karena terbatasnya waktu, sehingga pendidikan yang kita
berikan berlangsung relatif cepat dan waktu untuk para ibu
balita dalam memahami isi booklet kurang banyak.
 Evaluasi Media
Untuk evaluasi media booklet pada kelompok lapangan sudah
bagus dari segi isi, tampilan, dan halaman sudah tidak ada
yang terbalik.
KESIMPULAN

Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Media seperti booklet yang memberikan informasi dan pesan pesan yang
singkat dan ada yang disertai dengan gambar.
2. Sasaran primer yang akan dituju yaitu balita dimana rentan sekali dengan
penyakit difteri. Karena balita belum dapat memahami tentang
pembelajaran ini, maka pembelajaran dilakukan pada sasaran sekunder
yaitu ibu mereka.
3. Untuk pembuatan media booklet menggunakan aplikasi yaitu Corel Draw
X7, dimana aplikasi tersebut adalah sebuah aplikasi editor grafik vektor
yang memiliki fungsi untuk mengedit maupun menggambar.
4. Hasil Pre Test Dan Post Test dari Evaluasi 1 Lawan 1 adalah
pengetahuan ibu balita tersebut tentang difteri sudah cukup baik dan hasil
evaluasi media tidak ada.
5. Hasil Pre Test Dan Post Test dari Evaluasi kelompok Untuk pengetahuan
sejumlah orang tua balita pada kelompok ini keseluruhannya sudah baik,
namun beberapa orang tua juga masih ada yang belum mengetahui
banyak tentang penyakit difteri,namun setelah diadakannya post test,
para orang tua balita lebih paham tentang penyakit difteri.
6. Hasil Pre Test Dan Post Test dari Evaluasi lapangan, 60% dari sasaran
sudah memiliki pengetahuan yang baik mengenai difteri, namun 40%
masih memiliki pengetahuan yang kurang. Setelah adanya pendidikan
kesehatan yaitu tentang difteri dapat dilihat adanya kenaikan presentase
para orang tua yang memiliki pengetahuan baik, yaitu hampir keseluruhan
(90%). evaluasi media booklet pada kelompok lapangan sudah bagus dari
segi isi, tampilan, dan halaman sudah tidak ada yang terbalik.
DAFTAR PUSTAKA

Maulana HDJ. 2009. “Promosi Kesehatan”. Jakarta:EGC

Mintarti (2001). Efektivitas Booklet Makjan sebagai Media Belajar untuk


Meningkatkan Perilaku Berusa bagi Pedagang Makanan Jajanan. (Tesis). Bogor:
Intitut Teknologi Bogor.

Anda mungkin juga menyukai