Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

TINJAUAN TEORI

1.1 Tinjauan Medis


1.1.1 Pengertian
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada
ovarium yang membentuk seperti kantong (Sarwono ; 2010)
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung
telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium (NN, 2012)

1.1.2 Etiologi
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya
akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler
merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh
karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu
rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium.
Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus
menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak
terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista.
Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari
perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus,
kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista
jenis ini disebut dengan Kista Dermoid.

1.1.3 Klasifikasi Kista Ovarium


a. Tumor Nonneoplastik.
1) Tumor akibat radang
2) Tumor lain :
a) Kista folikel
b) Kista korpus luteum
c) Kista lutein
d) Kista inklusi germinal
e) Kista endometrium
f) Kista stein – Leventhal.
b. Tumor neoplastik
1) Tumor Jinak
a) Tumor Kistik
1) Kistoma ovari simpleks
2) Kistadenoma ovari serosum
3) Kistadenoma ovari musinosum
4) Kista endimetroid
5) Kista dermoid.
b) Tumor Solit
1) Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma,
linfangioma.
2) Tumor Brenner
3) Tumor sisa adrenal
2) Tumor ganas Ovarium.

1.1.4 Gejala
Sebagian besar wanita tidak menyadari bila dirinya menderita kista.
Seandainya menimbulkan gejala maka keluhan yang paling sering dirasakan adalah
rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggul. Rasa nyeri ini timbul akibat dari
pecahnya dinding kista, pembesaran kista yang terlampau cepat sehingga organ
disekitarnya menjadi teregang, perdarahan yang terjadi di dalam kista dan tangkai
kista yang terpeluntir.
1.1.5 Patofisiologi
Korpus luteum graviditatis, riwayat penyakit (myoma uteri, tumor mamae, infeksi abdomen,
appendicitis, endometritis)

Cysta ovari

Torsi

Gangguan sirkulasi

Komplikasi

Perubahan hormon Perlekatan kista


wanita Perdarahan Infeksi deonentum, usus-usus dan
periyonium parietal
Peningkatan
Gangguan Nyeri Anemia suhu
menstruasi abdomen
Berkembangnya massa
Hipertermia
Gangguan
Amenorea Hypermenorea perfusi Rasa berat abdomen
jaringan bawah, pelvis

Gangguan miksi Obstipasi Nyeri


abdomen akut

Hambatan
mobilitas
1.1.6 Komplikasi
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya
kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih
belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk
melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker
ovarium. Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral
terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang
wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami
keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap
atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
1.1.7 Pengobatan
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan
sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun
tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak
memerlukan penanganan medis. Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat
dokter melakukan pemeriksaan USG. Meskipun demikian, pengawasan tetap harus
dilakukan terhadap perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi.
Bila memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan
mengecil sendiri. Pemeriksaan USG sangat berperanan dalam menentukan langkah
penatalaksanaan kista ovarium. Dengan USG dapat dilihat besarnya kista, bentuk
kista, isi dari kista dan lain sebagainya. Jika memang kista ovarium tumbuh
membesar dan menimbulkan keluhan akibat dari peregangan organ sekitar kista maka
perlu dipertimbangkan untuk melakukan operasi pengangkatan kista. Jangan lupa
untuk segera membawa jaringan kista ke laboratorium patologi anatomi untuk
mengetahui kemungkinan kista tersebut berkembang menjadi kanker.

1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan


1.2.1 Pengkajian
1) Riwayat menstruasi / hari perkiraan lahir
Frekuensi, siklus dan lama haid terakhir
Tes kehamilan (tanggal)
2) Riwayat kontrasepsi
Metode yang pernah digunakan dan alas an penghentian
Metode yang terakhir digunakan dan pemakaian terakhir
3) Riwayat obstetri
Tipe kelahiran
Gender
Lama gestasi
Komplikasi
Lama persalinan
Berat lahir
Kesehatan anak-anak saat ini dan tempat tinggalnya
Perasaan tentang kehamilan terdahulu atau pengalaman melahirkan

4) Riwayat pembedahan
Masalah gynekologi termasuk HPV, herpes, gonorhoe, sifilis
Penyakit organic
Pembedahan, kecelakaan, hospitalisasi
Masalah psikiatri, termasuk penyakit jiwa, depresi, ansietas, mania,
serangan panic
Obat-obatan (saat ini dan masa lalu)
5) Riwayat keluarga
Risiko penyakit genetic, termasuk latar belakang etnis
Riwayat obstetric, termasuk riwayat keguguran, kembar, preeklamsi
Hubungan kekerabatan
6) Kebiasaan tidak sehat (merokok, mengkonsumsi alcohol, obat-obatan)
7) Riwayat sosial
Tempat lahir
Situasi hidup
Pekerjaan
Pendidikan
Sumber pendukung
Sumber stress
Status perkawinan

1.2.2 Diagnosa
a.Nyeri Akut berhubungan dengan agens cedera fisik (prosedur bedah)

Nyeri Akut 00132


Definisi :Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul
akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai
kerusakan (International Association fot the Study of Pain); awitan yang tiba tiba
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di antisipasi
atau diprediksi
Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan
 Bukti nyeri dengan menggunakan  Agens cedera biologis (mis infeksi,
standar daftar periksa nyeri untuk iskemia, neoplasma)
pasien yang tidak dapat  Agens cedera fisik (mis., abses,
mengungkapkannya (mis, Neonatal amputasi, luka bakar, terpotong,
Infant Pain Scale, Pain Assessment mengangkat berat, prosedur bedah,
Checklist for Senior with Limited trauma, olahraga berlebihan)
Ability to Communicate)  Agen cedera kimia (mis, luka bakar,
 Diaforesis kapsaisin, metilen klorida, agen
 Dilatasi pupil mustard)
 Ekspresi wajah nyeri (mis., mata
kurang bercahaya, tampak kacau,
gerakan mata berpencar atau tetap
pada satu fokus, meringis)
 Fokus menyempit (mis., persepsi
waktu, proses berpikir, interaksi
dengan orang dan lingkungan
 Fokus pada diri sendiri
 Keluhan tentang intensitas
menggunakan standar skala nyeri
(mis., skala Wong-Baker FACES,
skala analog visual skala penilaian
numerik)
 Keluhan tentang karakteristik nyeri
dengan menggunakan standar
instrumen nyeri (mis., McGill Pain
Questionnaire, Brief Pain Inventory)
 Laporan tentang perilaku
nyeri/perubahan aktivitas (mis.,
anggota keluarga, pemberi asuhan)
 Mengekspresikan perilaku (mis,
gelisah, merengek, menangis,
waspada)
 Perilaku distraksi
 Perubahan pada parameter fisiologis
(mis., tekanan darah, frekuensi
jantung, frekuensi pernapasan
saturasi oksigen, dan end- tidal
karbon dioksida [CO2))
 Perubahan posisi untuk menghindari
nyeri
 Perubahan selera makan
 Putus asa
 Sikap melindungi area nyeri
 Sikap tubuh melindungi

NOC
Kontrol Nyeri 1605
Definisi : Tindakan pribadi untuk mengontrol nyeri
160502 Mengenali kapan nyeri terjadi
160501 Menggambarkan faktor penyebab
160510 Menggunakan jurnal harianuntuk memonitor gejala dari waktu ke waktu
160503 Menggunakan tindakan pencegahan
160504 Menggunakan tindakan pengurangan (nyeri) tanpa analgesik
160505 Menggunakan analgesik yang di rekomendasikan
160513 Melaporkan perubahan perubahan terhadap gejala nyeri terhadap
profesional kesehatan
160507 Melaporkan gejala yang tidak terkontrol pada profesional kesehatan
160508 Menggunakan sumber daya yang tersedia
160509 Mengenali apa yang terkait dengan gejala nyeri
160511 Melaporkan nyeri yang terkontrol
NOC
Tingkat Nyeri 2102
Definisi : Keparahan dari nyeri yang di amati atau dilaporkan
210201 Nyeri yang dilaporkan
210204 Penjangnya episode nyeri
210221 Menggosok area yang terkena dampak
210217 Mengerang dan menangis
210206 Ekspresi nyeri wajah
210208 Tidak bisa beristirahat
210222 Agitasi
210223 Iritabilitas
210224 Mengernyit
210225 Mengeluarkan keringat
210226 Berkeringat berlebihan
210218 Mondar mandir
210219 Focus menyempit
210209 Ketegangan otot
210215 Kehilangan nafsu makan
210227 Mual
210228 Intoleransi makanan
210210 Frekuensi nafas
210211 Denyut jantung apical
210220 Denyut nadi radikal
210212 Tekanan darah
210214 Berkeringat

NIC
Manajemen Nyeri 1400
Definisi : pengurangan atau reduksi nyeri sampai pada tingkat kenyemanan yang
dapatditerima oleh pasien
Aktivitas-aktivitas  Kurangi atau eliminasi faktor-
 Lakukan pengkajian nyeri faktor yang dapat
komprehensif yang meliputi lokasi , mencetuskan atau
karekteristik,onset/durasi, frekuensi, meningkatkan nyeri(misalnya,
kualitas, intensitas atau beratnya ketakutan , kelelahan,keadaan
nyeri dan faktor pencetus monoton dan kurang
 Observasi adanya petunjuk nonverbal pengetahuan)
mengenai ketidak-nyamanan  Pertimbangkan keinginann
terutama pada mereka yang tidak pasien untuk berpartisipasi,
bisa berkomunikasi secara efektif kemampuan berpaartisipasi,
 Pastikan perawatan analgesic bagi kecenderungan, dukungan
pasien dilakuka dengan pemantauan dari orang terdekat terhadap
yang ketat dan kontraindikasi ketika
 Gunakan strategi komunikasi memilih strategi penurunan
terapeutik untuk mengetahui nyeri
pengalaman nyeri dan sampaikan  Pilih dan implementasikan
penerimaan pasien terhadap nyeri tindakan yang beragam
 Gali pengetahuan dan kepercayaan (misalnya, farmakologi,
pasien mengenai nyeri nonfarmakologi,
 Perhatikan pengaruh budaya terhadap interpersonal) untuk
respon nyeri memfasilitasi penurunan

 Tentukan akibat dari pengalaman nyeri, sesuai dengan

nyeri terhadap kualitashidup pasien kebutuhan

(misalnya, tidur, nafsu makan,  Ajarkan prinsip-prinsip


pengertian, perasaan , hubungan manajemen nyeri
peforma kerja, dan tanggung jawab  Pertmbangkan tipe dan
peran) sumber nyeri ketika memilih
 Gali bersama pasien faktor-faktor strategi penurunn nyeri
yang dapat menurunkan atau  Dorong pasien untuk
memperberat nyeri memonitor nyeri dan
 Evalasi pengalaman nyeri menangani nyerinya dengan
dimasalaluyang meliputi riwayat tepat
nyeri kronik individu atau keluarga  Ajarkan penggunaan teknik
atau nyeri yang menyebabkan nonfarmakologi (seperti,
disability/ketidakmampuan/kecacatan biofeed back. TENS,
, dengan tepat hypnosis, relaksasi,
 Evaluasi bersama pasien dan tim bimbingan antisipasif, terapi
kesehatan lain mengenai efektivitas music, terapi bermain,, terapi
tindakan pengontrolan nyer yang aktifitas, akupressur, aplikasi
pernah di lakukan sebelumnya panas/dingin dan pijatan,
 Bantu keluarga dalam mencari dan sebelum , sesudah dan jika
menyediakan dukungan memungkinkan , ketika
 Gunakan metode penilaian yang melakukan aktifitas yang
sesuai dengan tahapan perkembangan menimbulkan nyeri, sebelum
yang memungkinkan untuk nyeri terjadi atau meningkat
meonitoring perubahan nyeri yang dan bersamaan dengan
akan dapat membantu tindakan penurunan rasa nyeri
mengidentifikasi faktor pencetus lainnya)
actual dan potensial (missal, catatan  Gali penggunaan metode
perkembangan dan catatan harian) farmakologi yang di pakai
 Tentukan kebutuhan frekuensi untuk pasien saat ini untuk
melakukan pengkajian menurunkan nyeri
ketidaknyamanan pasien dan  Ajarkan metodefarmakologi
mengimplementasikan rencana untuk menurunkan nyeri
monitor  Dorong pasien menggunakan
 Berikan informasi mengenai nyeri , obat-oobatan penurun nyeri
seperti penyebab nyeri, berapa lama yang adekuat
nyeri akan dirasakan , dan antisipasi  Kolaborasi dengan pasien,
dari ketidak-nyamanan akibat orang terdekat dan tim
prosedur kesehatan lainnya untuk
 Kendalikan faktor lingkungan yang memilih dan
dapat mempengaaruhi respon pasien mengimplementasikan
terhadap ketidaknyamanan (misalnya, tindakan penurunan nyeri
suhu, ruangan , pencaahayaan, suara nonfarmakologi sesuai
bising) kebutuhan
 Informasikan tim kesehatan lain atau  Beriakn individu penurun
anggota keluarga mengenai strategi nyeri yang optimal dengan
nonfarmakologi yang sedang di peresepan analgesic
gunakan untuk mendorong  Implementasikan penggunaan
pendekatan preventif terkait dengan pasien – -terkontrol analgesic
manajemen nyeri (PCA), jika sesuai
 Gunakan pendekata multi disiplin  Gunakan tindakan pengontrol
untu manajemen nyeri , jika sesuai nyeri sebelum nyeri
 Pertimbangkan untuk merujuk pasien bertambah berat
keluarga dan orang terdekat pada  Berikan obat sebelum
kelompok pendukung dan sumber- melakukan aktivitas untuk
sumber lainnya sesuai kebutuhan meningkatkan partisipasi,
 Berikan informasi yang akurat untuk namun (lakukan) evaluasi
meningkatkan pengetahun dn respon (mengenai) bahaya dari sedasi
keluarga terhadap pengalaman nyeri  Pastikan pemberian analgesic
 Libatkan keluarga dalam modalitas dan atau strategi
penurunan nyeri, jika memungkinkan nonfarmakologi sebelum
 Dorong pasien untuk mendiskusikan dilakukan prosedur yang
pengalaman nyerinya sesuai menimbulkan nyeri
kebutuhan  Periksa tingkat ketidak
 Beri tahu dokter jika tindakan tidak nyamanan bersama pasien ,
berhasil dan jika keluhan pasien saat catat perubahan pada catatan
ini berubah signifikan dari medis pasien , informasikan
pengalaman nyer sebelum nya petugas kesehatan lain yang
merawat pasien
 Evaluasi keefektifan dan dari
tindakan pengontol nyeri yang
di pakai selama pengkajian
nyeri dilakukan
 Monitor kepuasan pasien
terhadap manajeman nyeri
dalam interval yang spesifik
 Mulai dan modifikasi
tindakan pengontrolan nyeri
berdasarkan respon pasien
 Dukung istirahaat atau tidur
yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri
NIC
Pemberian analgesic 2210
Definisi : Penggunaan agen farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
Aktivitas-aktivitas:  Berikan analgesik tambahan
 Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan/atau pengobatan jika diperlu
dan keparahan nyeri sebelum kan untuk meningkatkan efek
mengobati pasien pengurangan nyeri
 Cek perintah pengobatan meliputi obat,  Pertimbangkan penggunaan infus
dosis, dan frekuensi obat analgesik terus-menerus, baik sendiri atau
yang diresepkan digabungkan dengan opioid bolus,
 Cek adanya riwayat alergi obat untuk mempertahan kan level
 Evaluasi kemampuan pasien untuk serum
berperan serta dalam pemilihan  Jalankan tindakan keselamatan
analgetik, rute dan dosis dan pada pasien yang menerima
keterlibatan pasien, sesuai kebutuhan analgesik narkotika, sesuai
 Pilih analgesik atau kombinasi kebutuhan
analgesik yang sesuai ketika lebih dari  Mintakan pengobatan nyeri PRN
satu diberikan sebelum nyeri menjadi parah
 Tentukan pilihan obat analgesik  lnformasikan pasien yang
(narkotik, non narkotik, atau NSAID), mendapatkan narkotika bahwa rasa
berdasarkan tipe dan keparahan nyeri mengantuk kadang terjadi selama
 Tentukan analgesik sebelumnya, rute 2-3 hari pertama pemberian dan
pemberian, dan dosis untuk mencapai selanjutnya akan menghilang
hasil pengurangan nyeri yang optimal  Perbaiki kesalahan pengertian
 Pilih rute intravena daripada rute /mitos yang dimiliki pasien dan
intramuskular, untuk injeksi anggota keluarga yang mungkin
pengobatan nyeri yang se jika keliru tentang analgesik
memungkinkan  Evaluasi keefektifan analgesik
 Tinggalkan narkotik dan obat-obat lain dengan interval yang teratur pada
yang dibatasi, sesuai dengan aturan setiap setelah pemberian khususnya
rumah sakit setelah pemberian pertama kali,
 Monitor tanda vital sebelum dan setelah juga observasi adanya tanda dan
memberikan analgesik narkotik pada gejala efek samping (misalnya,
pemberian dosis pertama kali atau jika depresi pernafasan, mual dan
ditemu- kan tanda-tanda yang tidak muntah,mulut kering dan
biasanya konstipasi)
 Berikan kebutuhan kenyamanan dan  Dokumentasikan respon terhadap
aktivitas lain yang dapat membantu analgesik dan adanya efek samping
relaksasi untuk memfasilitasi  Evaluasi dan dokumentasikan
penurunan nyeri tingkat sedasi dari pasien yang
 Berikan analgesik sesuai waktu menerima opioid
paruhnya, terutama pada nyeri yang  Lakukan tindakan-tindakan untuk
berat menurunkan efek samping
 Susun harapan yang positif mengenai analgesik (misalnya, konstipasi dan
keefektifan analgesik untuk iritasi lambung)
mengoptimKolaborasikan dengan  Ajarkan tentang penggunaan
dokter apakah obat, dosis, rute pem analgesik, strategi untuk
berian, atau perubahan interval menurunkan efek samping, dan
dibutuhkan, buat rekomendasi khusus harapan terkait dengan keterlibatan
berdasarkan prinsip analgesik dalam keputusan pengurangan
nyerialkan respon pasien

NIC
Manajemen Sedasi 2260
Definisi : Pemberian sedatif, pemantauan respon klien dan pemberian dukungan psikologis
selama prosedur terapi dan diagnostic
Aktivitas-aktivitas:  Pastikan peralatan resusitasi gawat
 Review riwayat kesehatan klien dan darurat tersedia ditempat,
hasil pemeriksaan diag- nostik untuk khususnya sumber pemberian
mempertimbangkan apakah klien oksigen 100%, obat-obatan
memenuhi kri-teria untuk dilakukan kegawat daruratan dan defibrillator
pembiusan parsial cleh perawat yang  Berikan obat-obatan sesuai
telah teregistrasi protokol yang diresepkan dokter,
 Tanyakan klien atau keluarga mengenai titrasi dengan hati hati sesuai
pengalaman parsial sebelumnya dengan respon klien
 Periksa alergi terhadap obat  Monitor tingkat kesadaran dan
 Pertimbangkan intake cairan dan intake tanda-tanda vital klien, saturasi
terakhir makan oksigen dan EKG sesuai dengan
 Review obat-obatan lain yang panduan protokol
dikonsumsi klien dan verivikasi ada  Monitor klien mengenai efek lanjut
tidaknya kontraindikasi terhadap obat termasuk agitasi, depresi
pembiusan pernafasan, hipotensi, mengantuk
 Instruksikan klien dan/atau keluarga berlebihan, hipok- semia, aritmia,
mengenai efek pembiusan apnea, atau eksaserbasi dari kondisi
 Dapatkan persetujuan tertulis Evaluasi sebelumnya
tingkat kesadaran klien dan reflexs  Pastikan ketersediaan dan
protektif sebelum pembiusan pemberian antagonis sesuai dengan
 Dapatkan data tanda-tanda vital, prosedur protokol dan di resep kan
saturasi oksigen, EKG, tinggi dan berat dokter dengan benar
badan  Pertimbangakan jika pasien
 Inisiasi pemasangan infus memenuhi persyaratan untuk
 Dokumentasikan ti dakan dan respon dipulangkan atau di pindahkan
klien sesuai prosedur sesuai dengan prosedur protocol

 Berikan instruksi kepulangan secara


tertulis sesuai prosedur

NIC
Bantuan pasien untuk mengontrol pemberian analgesic 2400
Definisi : Memfasilitasi proses pemberian dan regulasi dalam hal pemberian analgesik
terkontrol
Aktivitas-aktivitas:  Bantu pasien dan keluarga untuk
 Berkolaborasi dengan dokter, pasien mengatur interval peng hentian
dan anggota keluarga dalam memilih yang tepat pada alat PCA
jenis narkotik yang akan digunakan  Bantu pasien dan keluarga untuk
 Rekomendasikan pemberian aspirin dan mengatur dosis tepat yang
obat-obat anti-infla- masi nonsteroid dibutuhkan pada alat PCA
sebagai pengganti narkotik, sesuai  Konsultasikan dengan pasien,
kebutuhan anggota keluarga dan dokter untuk
 Rekomendasikan penghentian menyesuaikan interval
pemberian opioid melalui jalur lain penghentian, laju dasar dan dosis
 Hindari penggunaan meperidine yang dibutuhkan sesuai dengan
hydrochloride (Demerol) respon pasien
 Pastikan bahwa pasien tidak alergi  Instruksikan pasien bagaimana
terhadap analgesik yang akan diberikan meningkatkan atau menurun kan
 Instruksikan pasien dan keluarga untuk titrasi dosis, sesuai dengan laju
memonitor intensitas, kualitas dan pernapasan, intensitas dan kualitas
durasi nyeri nyeri dan
 Instruksikan pasien dan keluarga untuk  Instruksikan pasien dan anggota
memonitor laju per-napasan dan keluarga terkait reaksi efek
tekanan darah samping dari agen pengurang rasa
 Pasang akses nasogastrik, vena, nyeri
subkutan atau spiral, sesuai kebutuhan  Dokumentasikan nyeri pasien,
 Validasi bahwa pasien dapat jumlah dan frekuensi dosis obat
menggunakan alat PCA (misalnya, dan respon terhadap pengobatan
mampu berkomunikasi, memahami nyeri dalam catatan per
penjelasan dan mengikuti arahan ) kembangannya

 Kolaborasi dengan pasien dan keluarga  Monitor ketat ada tidaknya depresi
untuk memilih tipe alat infus PCA yang pernapasan pada pasien yang
sesuai berisiko (misalnya., usia lebih dari

 Instruksikan pasien dan anggota 70 tahun; riwayat henti napas saat

keluarga mengenai bagaimana cara tidur penggunaan bersama PCA

menggunakan alat PCA dengan agen penekan fungsi sistem

 Bantu pasien dan keluarga untuk saraf pusat, obesitas, pembedahan

menghitung konsentrasi yang tepat abdo- men bagian atas atau

antara obat dan cairan, menetapkan pembedahan thor pemberian bolus

jumlah cairan yang mengalir setiap jam PCA lebih dari 1 mg; riwayat

melalui alat PCA kerusakan ginjal, hati, paru paru

 Bantu pasien bolus analgesik yang tepat dan jantung)

 Instruksikan pasien dan keluarga untuk  Rekomendasikan rejimen bowel

mengatur laju dasar infus yang tepat untuk menghindari konstipasi

pada alat PCA


 Konsultasikan dengan ahli nyeri di
klinik bagi pasien yang mengalami
kesulitan dalam mencapai pengontrolan
nyeri

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

Hambatan mobilitas fisik (00085)


Definisi :keterbatasan dalam gerakan fisik atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri
dan terarah.
Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan
 Dyspnea setelah beraktivitas  Agents farmaseutikal
 Gangguan sikap berjalan  Ansietas
 Gerakan lambat  Depresi
 Gerakan spastik  Disuse
 Gerakan tidak terkoordinasi  Fisik tidak bugar
 Instabilitas postur  Gangguan fungsi kognitif
 Kesulitan membolak-balik posisi  Gangguan metabolism
 Keterbatasan rentang gerak  Gangguan musculoskeletal
 Ketidaknyamanan  Gangguan neuromuscular
 Melakukan aktivitas lain sebagai  Gangguan sensoriperseptual
pengganti pergerakan (misalnya  Gaya hidup kurang gerak
meningkatkan perhatian pada aktivitas  Indeks massa tubuh diatas persentil
orang lain, mengendalikan perilaku focus ke-75 sesuai usia
pada aktivitas sebelum sakit)  Intoleran sendi
 Penurunan kemampuan melakukan  Kaku sendi
keterampilan motorik halus  Keengganan memulai pergerakan
 Penurunan kemampuan melakukan  Kepercayaan budaya tentang
keterampilan motorik kasar aktivitas yang tepat
 Penurunan waktu reaksi  Kerusakan integritas struktur tulang
 Tremor akibat bergerak  Keterlambatan perkembangan
 Kontraktur
 Kurang dukungsn lingkungsn
(misalnya fisik atau sosial)
 Kurang pengetahuan tentang nilai
aktivitas fisik
 Malnutrisi
 Nyeri
 Penurunan kekuatan otot
 Penurunan kendali otot
 Penurunan ketahanan tubuh
 Penurunan massa otot
 Program pembatasan gerak

NOC : Ambulasi..............................................................Kode: ( 0200 )


Definisi : Definisi:tindakan personal untuk berjalan dari satu tempat ke tempat lain
secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu .

Sang Banya Cukup Sedikit Tidak


at k tergan tergan gang
terga tergan ggu ggu guan
nggu ggu
SKALA OUT OUTCOME
SKALA COME 1 2 3 4 5 NA
KESELURUHAN
HAN

INDIKATOR
020001 Menopang berat 1 2 3 4 5 NA
badan

020002 Berjalan dengan 1 2 3 4 5 NA


langkah yang
efektif
020003 Berjalan dengan 1 2 3 4 5 NA
pelan
020004 Berjalan dengan 1 2 3 4 5 NA
kecepatan sedang
020005 Berjalan dengan 1 2 3 4 5 NA
cepat
020006 Berjalan menaiki 1 2 3 4 5 NA
tangga
020007 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
menuruni tangga
020008 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
menanjak
020009 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
menurun
020010 Berjalan dalam 1 2 3 4 5 NA
jarak yang dekat
(<1 blok/20
meter)
020011 Berjalan dalam 1 2 3 4 5 NA
jarak yang
sedang (>1 blok
<5 blok)
020012 Berjalan dalam 1 2 3 4 5 NA
jarakyang jauh
(5blok atau lebih)
020014 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
mengelilingi
kamar
020015 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
mengelilingi
rumah
020015 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
mengelilingi
rumah
020016 Menyesuaikan 1 2 3 4 5 NA
dengan
perbedaan tekstur
permukaan/lantai
020017 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
mengelilingi
rintangan

NOC : Ambulasi: Kursi roda..............................................................Kode: ( 0201)


Definisi : Definisi:tindakan personal untuk berpindah dari satu tempat lain dengan
menggUnakan kursi roda .
Sang Banya Cukup Sedikit Tidak
at k tergan tergan gang
terga tergan ggu ggu guan
nggu ggu
SKALA OUT OUTCOME
SKALA COME 1 2 3 4 5 NA
KESELURUHAN
HAN

INDIKATOR
020101 Perpindahan ked 1 2 3 4 5 NA
an dari kursi roda

020102 Menjalankan 1 2 3 4 5 NA
kursi roda dengan
aman
020103 Menjalankan 1 2 3 4 5 NA
kursi roda dalam
jarak dekat
020104 Menjalankan 1 2 3 4 5 NA
kursi roda dalam
jarak sedang
020105 Menjalankan 1 2 3 4 5 NA
kursi roda dalam
jarak jauh
020106 Menjalankan 1 2 3 4 5 NA
kursi roda
melewati
pembatas lantai
020107 Menjalankan 1 2 3 4 5 NA
kursi roda
melewati pintu
keluar-masuk
020108 Menjalankan 1 2 3 4 5 NA
kursi roda
melewati jalan
yang
landau/menurun

NOC : Pergerakan..............................................................Kode: ( 0208 )


Definisi : Definisi:kemampuan untuk bisa bergerak bebas ditempat dengan atau tanpa
alat bantu .
Sang Banya Cukup Sedikit Tidak
at k tergan tergan gang
terga tergan ggu ggu guan
nggu ggu
SKALA OUT OUTCOME
SKALA COME 1 2 3 4 5 NA
KESELURUHAN
HAN

INDIKATOR
020801 Keseimbangan 1 2 3 4 5 NA

020809 Koordinasi 1 2 3 4 5 NA
020810 Cara berjalan 1 2 3 4 5 NA
020803 Gerakan otot 1 2 3 4 5 NA
020804 Gerakan sendi 1 2 3 4 5 NA
020802 Kinerja 1 2 3 4 5 NA
pengaturan tubuh
020805 Kinerja transfer 1 2 3 4 5 NA
020811 Berlari 1 2 3 4 5 NA
020812 Melompat 1 2 3 4 5 NA
020813 Merangkak 1 2 3 4 5 NA
020806 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
020814 Bergerak dengan 1 2 3 4 5 NA
mudah

NIC: Peningkatan Mekanika Tubuh…………………………………….kode:0140


Peningkatan Mekanika Tubuh (0140)
Definisi : memfasilitasi penggunaan postur dan pergerakan dalam aktivitas sehari-hari
untuk mencegah kelelahan dan ketegangan atau injuri moskuloskeletal

Aktivitas-aktivitas  Bantu pasien/keluarga untuk


 Kaji komitemen pasien untuk belajar dan mengidentifikasi latihan postur (tubuh)
menggunakan postur( tubuh) yang benar yang sesuai
 Kolaborasikan dengan fisioterapis dalam  Bantu pasien untuk memilih aktivitas
mengembangkan peningkatan mekanika pemanasan sebelum memulai latihan
tubuh, sesuai indikasi atau memulai pekerjaan yang tidak
 Kaji pemahaman pasien mengenai dilakukan secara rutin sebelumnya.
mekanika tubuh dan latihan (misalnya,  Bantu pasien melakukan latihan fleksi
mendemonstrasikan kembali teknik untuk memfasilitasi mobilisasi
melakukan aktivitas/latihan yang benar punggung, sesuai indikasi
 Informasikan pada pasien tentang  Edukasi pasien/kelurga tentang frekuensi
struktur dan fungsi tulang belakang dan dan jumlah pengulangan dari setiap
postur yang optimal untuk bergerak dan latihan
menggunakan tubuh  Monitor perbaikan postur
 Edukasi pasien tentang pentingnya (tubuh)/mekanika tubuh pasien
postur (tubuh) yang benar untuk  Berikan informasi tentang kemungkinan
mencegah kelelahan, ketengangan atau posisi penyebab nyeri otot atau sendi
injuri.  Kaji kesadaran pasien tentang
 Edukasi pasien mengenai bagaimana abnormalitas muskuloskeletalnya dan
menggunakan pstur (tubuh) dan efek yang mungkin timbul pada jaringan
mekanika tubuh untuk mencegah injuri otot dan postur
saat melakukan berbagai aktivitas.  Edukasi penggunaaan matras/tempat
 Instuksikan untuk menghindari tidur duduk atau bantal yang lembut, jika
dengan posisi telungkup diindikasikan.
 Bantu untuk mendemonstrasikan posisi  Bantu untuk menghindari duduk dalam
tidur yang tepat posisi yang sama dalam jangka waktu
 berdiri yang lama
 Gunakan prinsip mekanika tubuh ketika  Instruksikan pasien untuk menggerakan
menangani pasien dan memindahkan kaki terlebih dahulu kemudian badan
peralatan. ketika memulai berjalan dari posisi

NIC : Terapi latihan : Ambulasi……………………………………..kode:(0221)


Terapi latihan : Ambulasi (0221)
Definisi :Peningkatan dan bantuan berjalan untuk menjaga atau mengembalikan fungsi
tubuh otonom dan volume selama pengobatan dan pemulihan dari penyakit atau cedera.

Aktivitas-aktivitas  Bantu pasien untuk berdiri dan ambulasi


 Beri pasien pakaian yang tidak dengan jarak tertentu dan dengan
mengekang sejumlah staf tertentu
 Bantu pasien untuk menggunakan alas  Bantu pasien untuk membangun
kaki yang memfasilitasi pasien untuk pencapaian yang realistis untuk ambulasi
berjalan mencegah cedera jarak
 Sediakan tempat tidur berketinggian  Dorong ambulasi independen dalam
rendah, yang sesuai batas aman
 Tempatkan saklar posisi tempat tidur  Dorong pasien untuk “ bangkit sebanyak
ditempat yang mudah dijangkau dan sesering yang diinginkan” (up ad
 Dorong untuk duduk ditempat tidur, lib), jika sesuai.
disamping tempat tidur (menjuntai), atau  Bantu pasien untuk duduk disisi tempat
dikursi,sebagaimana yang dapat tidur untuk memfasilitasi penyesuaian
ditoleransi (pasien) tingkat tubuh
 Instruksikan pasien untuk memposisikan  Konsultasikan pada ahli terapi fisik
diri sepanjang proses pemindahan mengenai rencana ambulasi, sesuai
 Gunakan sabuk (untuk) berjalan (gait kebutuhan
belt) untuk membantu perpindahan dan  Instuksikan ketersediaan perangkat
ambulasi, sesuai kebutuhan pendukung,jika sesuai
 Bantu pasien dengan ambulasi awal jika  Bantu pasien untuk perpindahan, sesuai
diperlukan kebutuhan
 Instruksikan pasien/caregiver mengenai  Berikan kartu penanda dikepala tempat
pemindahan dan teknik ambulasi yang tidur untuk memfasilitasi belajar
aman berpindah
 Monitor penggunaan kruk pasien atau  Terapkan/sediakan alat bantu (tongkat,
alat bantu berjalan lainnya. walker, atau kursi roda) untuk ambulasi,
jika pasien tidak stabil

1.3 Evaluasi
1. Nyeri berkurang sampai hilang
2. Perasaan cemas berkurang
3. tidak terjadi infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marylinn E 2011. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman


untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC

Doenges, Marylinn E. (2010). Rencana Asuhan keperawatan, edisi 3, penerbit


buku
kedokteran, Jakarta.

Sylvia Anderson. (2000). Patofisiologi penyakit, edisi 4, penerbit EGC buku


kedokteran, Jakarta.

Sarwono P. ( 2012). Ilmu Kandungan, Yayasan bina pustaka, edisi 2, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai