SKRIPSI
Diajukan Oleh :
SUSILOWATI
0412315102 / FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
2010
KATA PENGANTAR
Assalmu’alaikum Wr Wb.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
hidayahnya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan penulisan laporan konsep
dengan baik, dengan judul “Pengaruh Stress Kerja Terhadap Motivasi dan
Dampaknya Pada Kinerja Karyawan Bagian Marketing PT. Junger Farma
Distributor di Surabaya”.
Dalam menulis skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
yang telah memberikan motivasi, bimbingan, saran serta dorongan moril yang baik
langsung maupun tidak langsung sampai terselesainya penyusunan skripsi ini. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir Teguh Soedartono, Mp selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional ”Veteran” Jawa timur.
2. Bapak DR. Dhani Ichsanudin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhajir Anwar, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Sugeng Purwanto, SE, MM selaku pembimbing utama yang dengan sabar dan
kerelaan hati telah memberikan bimbingan dan petunjuk serta pikirannya dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa
Timur.
6. Bapak dan Ibu tercinta serta suami dan adik-adik yang selama ini telah memberikan
restu, dukungan lahir batin, semangat dan kasih sayang yang tak pernah habis selama
penulis menempuh kuliah sampai dengan menyelesaikan skripsi.
7. Saudari Yaroh yang telah membantu dalam pengumpulan data – data yang diperlukan
penulis di PT. Junger Farma Distributor Surabaya.
iii
8. Teman-teman yang membantu baik berupa waktu, pikiran, maupun dukungan secara
moril dari awal menulis skripsi hingga terselesaikannya skripsi ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan berkah, rahmat dan hidayahnya
kepada semua pihak telah membantu penulis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, untuk itu
penulis menghargai segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun karena hal
tersebut sangat membantu menghantarkan pada kesempurnaan skripsi ini.
PENULIS
iv
DAFTAR ISI
COVER DALAM
LEMBAR PENGESAHAN. ............................................................................................ ii
KATA PENGANTAR. ................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................... ..x
ABSTRAKSI....................................................................................................................xi
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………….1
1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………1
1.2. Perumusan Masalah……………………………………………………………...8
1.3. Tujuan Penelitian………………………………………………………………...8
1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………………………….8
v
2.6.1. Penilaian Kinerja.......................................................................................38
2.6.2. Faktor – Faktor Kinerja.............................................................................39
2.6.3. Efek Bias Kinerja.......................................................................................41
2.6.4. Tujuan Penilaian Kinerja............................................................................43
2.7. Kerangka Konseptual..............................................................................................46
2.8. Hipotesis.................................................................................................................47
vi
4.2.2. Evaluasi Realibilitas .....................................................................76
4.2.3. Evaluasi Validitas ........................................................................77
4.2.4. Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted ............…78
4.2.5. Evaluasi Normalitas…………………………………............…...80
4.2.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM…………..81
4.2.7. Uji Kausalitas…………………………………………………….84
4.2.8. Analisi Unidimensi First Order .........................................85
4.2.9. Analisis Unidimensi Second Order……………………………...85
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
ABSTRAK
xi
BAB I
PENDAHULUAN
usaha dan pertumbuhan bisnis yang secara tidak langsung akan memacu
Dalam dunia usaha yang semakin maju dan berkembang tersebut tentu
memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan keuntungan. Dalam hal ini
kekayaan utama yang paling berharga dalam suatu negara sesungguhnya adalah
sumber daya manusia. Karena itu SDM dijadikan sebagai subyek pembangunan
manusia (karyawan) juga berfungsi sebagai alat utama untuk mencapai tujuan-
sehat maupun dengan cara-cara yang sudah tidak bisa dikatakan sehat lagi.
Hal ini akan membuat persaingan antar perusahaan semakin ketat sehingga
disemua ataupun disetiap perusahaan dituntut untuk memiliki ritme kerja yang
serba cepat, serta menuntut dan sangat kompetitif. Hal ini merupakan suatu
tantangan yang menarik sekaligus menjadi sumber stres yang cukup berat,
sehingga dapat dikatakan tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa
was-was, lemas ketegangan, atau stres yang selalu ter jadi dalam lingkungan
tangga. Dengan kata lain ini bukan hanya memonopoli dibidang kedokteran
Pada saat ini, dimana telah ditemukan berbagai macam jenis penyakit
maka perusahaan yang bergerak dalam hal kesehatan tepatnya perusahaan yang
Banyuwangi, Jember, Probolinggo, dan kota lain yang berada dalam wilayah
Jawa Timur. Dalam satu kota terdapat satu cabang perusahaan yang memiliki
karyawan yang bisa dikatakan sangat banyak yang bertugas di dalam kantor dan
diluar kantor atau dilapangan. Dimana disetiap bagian atau disetiap daerah
tertentu masih dibagi lagi menjadi beberapa team atau kelompok untuk
yang berada dalam satu kota Surabaya. Begitu juga dalam kantor, terdapat
yang dikemas dalam bentuk box, tub/pasta, dan botol. Perusahaan menentukan
target penjualan sebesar Rp. 910.000.000 per bulan untuk 111 koleksi obat-
obatan tersebut. Itu berarti dalam jangka waktu satu tahun penjualan bisa
mencapai 10 milyar rupiah. Namun realisasi penjualan yang masuk atau yang
1 2005 10.000.000.000 5.784.600.000
2 2006 10.250.000.000 6.373.079.400
3 2007 10.500.000.000 5.979.581.000
4 2008 11.000.000.000 8.037.360.500
5 2 Bulan di Awal 11.250.000.000 290.795.850
2009
Sumber : Rekapitulasi Penerimaan Keuangan yang Diolah
Namun jika dilihat dari tabel diatas, realisasi tidak sesuai dengan harapan
tahunnya.
bisa disebabkan oleh beberapa faktor kendala yang timbul dari luar ataupun dari
dalam perusahaan. Faktor kendala yang berasal dari luar perusahaan yaitu toko-
Seorang sales atau pemasar menjual atau drop 50 dos untuk beberapa
jenis produk, namun ditolak oleh counter / apotek – apotek karena ternyata
dari target penjualan seperti yang ditentukan oleh perusahaan maka penjual atau
pemasar tidak akan mendapat insentive dan hanya mendapat gaji pokok
perbulan saja. Dan belum lagi ditambah dengan rasa khawatir dan was-was jika
realisasi penjualan yang masuk atau yang diperoleh tidak sesuai dan jauh dari
Dalam kondisi dunia usaha semacam ini, maka banyak tekanan dari dalam
manusia yang berkualitas untuk tetap bertahan dalam persaingan yang semakin
merasa malas atau jenu dengan keadaan yang ada sehingga karyawan tersebut
Pada tabel diatas, menunjukkan sebagian dari karyawan yang memiliki jumlah
hari kerja yang tidak maksimal.Jumlah hari kerja yang normal adalah 24
yang naik turun. Hal ini dikarenakan adanya tekanan-tekanan yang menuntut
ataupun kebijakan yang mereka peroleh dari perusahaan dianggap belum sesuai
dengan kerja keras yang mereka lakukan. Sehingga pada akhirnya para
karyawan tersebut menjadi sering absen atau tidak hadir, dan kebanyakan
tidak yakin dan banyak membuat kesalahan, bahkan beban stres yang
berlebihan dapat mengganggu kondisi tubuh seperti sakit kepala, tekanan darah
tinggi dan lain-lain.Oleh karena itu masalah stres kerja dan kesehatan mental
karyawan perlu mendapat perhatian yang cukup serius dari pihak perusahaan,
selain itu juga dengan disadari adanya perbedaan kepribadian, persepsi, dan
tujuan dari masing – masing individu yang menjadi karyawan dalam sebuah
perusahaan tersebut sehingga reaksi yang timbul apabila terjadi masalah stres
juga akan berbeda. Dengan adanya latar belakang atau fenomena yang telah
dijelaskan diatas maka peneliti ingin megulas mengenai apa yang sebenarnya
dalam judul
SURABAYA”.
yang akan menimbulkan rasa memiliki tanggung jawab dan loyalitas yang
1. Apakah stres kerja berpengaruh terhadap motivasi karyawan bagian
Dalam penelitian ini dapat diambil beberapa manfaat yang diharapkan bisa
1. Bagi peneliti.
Peneliti akan lebih memahami hal-hal yang berkaitan dan sekaligus yang
TINJAUAN PUSTAKA
sampai seberapa besar tingkat stres kerja yang timbul dalam sebuah organisasi
atau perusahaan dan bagaimana hubungan stres kerja tersebut dengan kinerja
para tenaga kerja (karyawan). Hal ini karena dalam suatu perusahaan, tenaga
atau hubungan yang signifikan antara stres kerja yang berlocus of control
Namun pada penelitian ini peneliti hanya akan mengambil variabel-
kondisi kerja di PT. Junger Farma Distribusi yaitu stres kerja sebagai variabel
Persamaan : terletak pada variabel yang digunakan yaitu stres dan kinerja.
Hanya saja stres kerja yang digunakan pada penelitian kali ini bukan stres kerja
sedangkan dalam penelitian kali ini menggunakan alat uji analisis Structural
Prestasi
kerja
Rendah
Rendah Stimulasi/Motivasi Tinggi
Dari gambar 1 tersebut tampak jelas bahwa stress yang terlalu rendah
tingkat stress yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tingkat prestasi ( kinerja )
yang rendah ( tidak optimum ). Bagi seorang pimpinan atau manajer tekanan –
stress yang ditimbulkan oleh tekanan tersebut masih dalam keadaan wajar.
Stress kerja yang berlebihan menyebabkan karyawan tersebut frustasi dan dapat
yang tinggi maka stress tersebut akan menjadi suatu dorongan atau motivasi
Namun disaat Stress kerja yang bersifat negative (Distress) akan berpengaruh
negative pada karyawan. Hal ini karena stress kerja yang melampaui kapasitas
Dalam hal ini, jika seorang karyawan memperoleh motivasi yang cukup berarti
maka karyawan tersebut juga akan memiliki dorongan yang kuat untuk lebih
meningkatkan kinerjanya.
bawahan agar mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi.
Apabila bawahan atau pegawai mau bekerja dengan ikhlas niscaya apa yang
menjadi tujuan perusahaan akan tercapai dan tentu saja didalamnya terdapat
tingkat kienrja yang berbeda-beda. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
teori tersebut berlandaskan logika : Orang – orang akan melakukan apa yang
dari perkataan personel management yang sekarang juga lebih dikenal dengan
karena disamping sebagai salah satu faktor produksi tapi juga merupakan motor
Dalam hal ini pandangan terhadap sumber daya manusia tidak dapat
dilihat secara individu saja tetapi sikap dan perilaku manusia mempunyai sifat
dan karakteristik yang berbeda baik secara individu maupun antar kelompok
menuntut adanya kemampuan dari para karyawan sebagai sumber daya manusia
yang dimiliki organisasi untuk dapat menyesuaikan diri, baik fisik maupun
psikis. Apabila penyesuaian ini gagal atau salah akan mengakibatkan terjadinya
Manajemen sumber daya manusia sendiri berasal dari data manajemen dan
dibutuhkan seseorang untuk menjalani aspek orang atau sumber daya manusia
sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan
Pengembangan
Planning atau perencanaan
keahliannya.
penentapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi dari setiap unit yang
merupakan suatu situasi yang sering dialami manusia pada umumnya dan
penanganan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu stres
Menurut Prof. Dr. Veithzal Rivai (2004 : 516) stres sebagai suatu istilah
Lain halnya dengan Gibson (1994 : 203) yang mengartikan stres sebagai
suatu urutan hal-hal yang sangat berbeda bagi orang yang berbeda.
Stres dipandang lebih dari sekedar stimulus atau tanggapan, stres adalah hasil
dari suatu interaksi yang unik antara kondisi stimulus dalam lingkungan dan
Menurut Rivai, (2004 ; 516) stres sebagai suatu istilah payung yang
Pendapat tersebut berbeda dengan pendapat Beerhr dan Newman yang ditulis
“Job stress as a conditioin arising from the intersction of people and their jobs
and characterized by change within people that force them to deviate from their
normal function”.
bahwa stres kerja sebagai suatu kondisi yang timbul karena adanya interkasi
antara individu dan pekerjaan yang ditandai dengan adanya perubahan dalam
Rivai (2004 ; 516) juga memberi pengertian mengenai stress kerja yaitu
dan psikis, yang mempengeruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seorang
karyawan.
Dari beberapa pengertian dari para ahli tentang stres maka dapat diketahui
dengan jelas bahwa inti. Stres merupakan suatu keaadaan dimana seseorang
Pada suatu saat stres akan membuat kinerja menjadi tinggi yaitu saat
eustress, sehingga pada akhirnya pada suatu titik tertentu, kinerja tersebut akan
keadaan stres yang bersifat dan berdampak positif atas diri seseorang.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Dr. Hans selye bahwa
eustress berasal dari kata Yunani yaitu Eu, yang berarti baik, sebagai euphoria)
Sebagai suatu contoh atas keadaan yang menunjukkan adanya eustress yaitu :
seorang karyawan yang diberi tawaran untuk mendapat promosi jabatan pada
perusahaan yang baru atau lebih tinggi maka secara otomatis akan membuat
stres kerja yang tinggi pula tentunya karena tugas dan tanggung jawab yang
lebih berat, namun secara bersamaan dengan adanya jabatan yang baru atau
bahkan lebih tinggi seorang karyawan yang bersangkutan akan lebih terdorong
stressor, meskipun akibatnya ditimbulkan oleh satu stressor, dan stressor yang
menyebabkan stres seseorang dapat berbeda antara satu dengan yang lain.
1. Faktor lingkungan
a. Ketidakpastian ekonomis
perusahaan.
Jika dalam suatu negar a mempunyai sisitem politik yang stabil dimana
terjamin.
barang. Namun ancaman dan perubahan politik yang ada dalam negara
c. Ketidakpastian teknologis
stres.
Dalam hal ini, munculnya inovasi baru dapat membuat ketrampilan dan
sangat pendek.
teknologis merupaka ancaman bagi banyak orang dan pada akhirnya dapat
Merupakan faktor yang berkaitan dengan pekerjaan seseor ang yang
kondisi kerja dan tata letak fisik pekerjaan, makin besar ketergantungan
antara tugas seseorang dengan tugas lain. Maka makin potensial stres,
b. Tuntutan peran
dengan jelas dan karyawan merasa tidak pasti dengan apa yang harus
dikerjakannya.
d. Struktur organisasi
Menggambarkan gaya manajerial dari eksekutif senior organisasi.
3. Faktor individual
a. Masalah keluarga
kerja.
b. Masalah ekonomi
c. Kepribadian
Pada tahun 1950, dua ahli kardiologi dan peneliti yang bernama Meyer
Friedman dan Ray rosenman dalam buku Gibson (1994 : 219) menemukan apa
yang mereka sebut pola perilaku tipe A (TABP ; Type A Behavior pattern) yaitu
meledak-ledak.
waktu.
going) yang menerima situasi yang ada dan bekerja sesuai dengan situasi
;202)
Stres bisa saja muncul dengan berbagai cara. Dan hal ini akan
Dampak / konsekuensi stres itu sendiri dapat dilihat dari beberapa gejala
Gejala Fisiologis , dalam hal ini stres dapat menciptakan perubahan dalam
Gejala ini juga mempunyai relevansi lansung terhadap sikap dan perilaku
seseorang.
Gejala psikologis , dalam hal ini stres dapat menyebabkan ketidakpuasan dalam
bekerja. Ini adalah efek psikologis yang paling sederhana dan paling jelas dari
stres itu. gejala yang lain juga muncul dalam keadaan psikologis lain misalnya
Dalam hal ini stres yang dialami seseorang bisa berdampak atau bersifat
positif dan negatif, terasa berat atau ringan, tergantung pada kemampuan
Marihot dalam bukunya sumber daya manusia (2002 ; 309) menjelaskan ada
1. Mengelola waktu
2. Latihan fisik
menyenangkan seperti joging, jalan kaki, naik sepeda, bermain tenis, ataupun
yang lain.
melancarkan peredaran darah atau kesehatan fisik secara umum. Hal ini akan
Relaksasi dapat dilakukan selama beberapa menit, yaitu kurang lebih 20
a.) Duduk santai dengan mata tertutup disebuah temapt yang sepi dan
tenang.
melalui .mulut.
menerima.
menghadapi seorang diri saja, karena hal itu akan berdampak negatif bila
dihadapinya.
5. Pace yourself.
masalah akan dapat dipecahkan dengan baik. Apa yang sudah dilakukan
perlu diteruskan, dan kalau dilakukan dengan baik akan dapat mencapai
hasil.
c.) Komunikasi.
yang sebenarnya.
f.) Reorientasi.
dilakukan.
Istilah motivasi diambil dari istilah latin Movere yang berarti “pindah”
atau menggerakkan.
Secara umum motivasi diartikan sebagai suatu rangsangan atau usaha untuk
Hal ini karena semangat dan kegairahan kerja yang timbul dari kesadaran diri
Maslow sekitar tahun 1943. maslow mengemukakan bahwa pada intinya adanya
Tingkat kebutuhan yang paling rendah ialah kebutuhan fisiologis dan
Actualization Needs).
atau menguraikan tentang kekuatan – kekuatan yang ada dalam diri karyawan
interaksi perilaku dimana perilaku yang lebih bersemangat adalah hasil dari
Gambar 1
Tingkat kebutuhan dalam Motivasi
Aktualisasi diri
Self actualization
Sumber : Robert Kreitner (2003 ; 253) ; diadaptasikan dari buku Maslow. “ A Theory of Human
Motivation ”. Review Juli 1943 hal 370.
Fisiologis / Physiological.
Keamanan / Safety.
Merupakan kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan untuk merasa aman dari
Penghargaan / Esteem.
Merupakan kebutuhan akan reputasi, prestise dan pengakuan dari orang lain
dan juga berisi kebutuhan untuk memiliki rasa kepercayaan diri dan
kekuatan.
Merupakan keinginan untuk pemenuhan diri untuk menjadi yang terbaik dari
berikutnya yang lebih tinggi didalam hierarki tersebut. Proses ini berlanjut
Dalam hal ini Vroom juga mejelaskan bahwa motivasi adalah hasil dari tiga
perkiraan orang itu tentang kemungkinan bahwa upaya yang dilakukan akan
Terdapat tiga hal yang mempengaruhi adanya motivasi terhadap diri seseorang
1. Valensi
untuk memperoleh imbalan. Selain itu hal ini juga merupakan ungkapan kadar
2. Harapan (Expactancy)
pegawai tentang kadar sejauh mana prestasi yang dicapai ditentukan olah upaya
yang dilakukan.
Hal ini karena harapan merupakan hubungan antara upaya dan prestasi
nilainya dapat beranjak dari 0 sampai 1. harapan bernilai 0 jika seorang pegawai
yang diinginkan. Disisi lain harapan akan bernilai 1 apabila pegawai sangat
3. Instrumentalitas ( Instrumentallity)
diselesaikan.
Dalam hal ini nilai instrumentalitas juga memiliki nilai 0 sampai dengan
paling tinggi motivasi akan berada pada tingkat posisi yang sedang-sedang saja.
orang yang termotivasi adalah : pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat dan
cepat. Artinya pekerjaan deselesaikan sesuai dengan standar kerja yang benar
dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang akan senang
melakukan pekerjaannya.
diakui. Hal ini terjadi karena pekerjaannya itu betul – betul berharga bagi orang
yang termotivasi.
Sedangkan menurut Bernandin & Russell dalam buku Gomes (2003 ;
“Catatan outcomes yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau
perusahaan utnuk mencapai tujuannya . dalam hal ini, salah satu cara yang dapat
Bernandin & Russell menjelaskan bahwa penilaian kinerja adalah suatu cara
kepada organisasinya.
yang konsisten.
dibuka.
2. Perilaku.
Dalam hal ini seringkali ditemukan kesulitan untuk mengenali hasil spesifik
terutama untuk bagian personalia dalam staf dan individu yang tugas
3. Ciri / Traits
Merupakan perangkat kriteria terlemah karena paling jauh dari kinerja aktual
menunjukkan rasa percaya diri, dapat diandalkan atau kooperatif, tampak sibuk
atau memiliki banyak sekali pengalaman, bisa atau tidak bisa dikorelasikan
dengan hasil tugas yang positif, tetapi hanya yang naif akan mengabaikan
penilaian menjadi bias. Yang dimaksud dengan bias disini adalah distorsi
a Halo effect.
Dalam hal ini bila seorang pimpinan menyukai karakteristik atau cara kerja
pimpinan dalam menilai kinerja karena hal itu bisa mengestimasi pimpinan
Masalah seperti ini paling sering terjadi bila para penilai harus mengevaluasi
memberi nilai yang terlalu tinggi (positif) atau terlalu rendah (negatif). Hal
inilah yang membuat penilaian menjadi bias, karena pada akhirnya penilai
nilai “baik” dalam evaluasi prestasi kerja kar yawan. Begitupun sebaliknya,
kesalahan yang bersifat terlalu keras (strickness bias) adalah kesalahan yang
Kesalahan ini pada umumnya terjadi bila standar-standar prestasi kerja tidak
jelas.
d Prasangka pribadi.
maupun secara kelompok bisa mempengaruhi penilaian karena hal itu bisa
penilaian yang rendah pada kar yawan wanita karena suatu hal atau alasan
tertentu.
Dalam hal ini ukuran – ukuran prestasi kerja subyektif yang digunakan
paling akhir (recency effect). Dengan kata lain kegiatan – kegiatan yang
Berbagai distorsi / kebiasan penilaian dapat dikurangi melalui pemberian latiahn
bagi para penilai, umpan balik, dan pemilihan teknik-teknik penilaian prestasi
dijelaskan.
tidak memihak.
serta harus bermanfaat bagi karyawan. Adapun tujuan dan kegunaan penilaian
2. Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses
dalam pekerjaannya.
5. Sebagai variasi ukur untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi
kebutuhan karyawannya.
8. Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan dimasa lampau
kar yawan.
(job description).
2.8. Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
yang berbeda.
Stres kerja (X) adalah suatu kondisi dinamik atau kondisi ketegangan
fisik ataupun psikis yang timbul ditempat kerja yang disebabkan oleh stressor
atau faktor – faktor yang berasal dari faktor lingkungan, faktor organisasi dan
faktor individu.
1. Faktor lingkungan (X 1 )
Yatiu faktor yang ada dalam lingkungan tempat bekerja, dimana faktor
perusahaan.
Hal ini dapat dilihat atau dapat diukur dari beberapa indikator :
a Ketidakpastian ekonomis
b Ketidakpastian politis
c Ketidakpastian tehnologis
b Tuntutan peran yang mencakup konflik peran yang terjadi dalam
organisasi.
Yaitu faktor yang timbul dari dalam diri seorang karyawan / individu itu
sendiri yang bisa membuat seseorang menjadi resah dan tidak bisa
bersangkutan.
3.2. Motivasi ( Y )
Motivasi (Y) yaitu dorongan yang bekerja pada diri karyawan untuk
pekerjaan yang dapat diukur melalui pendapat Flippo (1984 : 117) yang terdiri
b Adanya jaminan yang memadai untuk keselamatan dalam bekerja.
d Bonus lembur dan bonus hari libur yang diberkan sesuai kerja lembur dan
hari libur.
2. Harapan ( Expectancy )
melalui :
a Keahlian khusus yang dimiliki oleh kar yawan dan dibutuhkan untuk
pekerjaan.
3. Instrumental ( Instrumentallity )
3.1.3 Kinerja ( Z )
Yaitu hasil dari tugas individu yang sesuai dengan tanggung jawab yang
dibebankan pada karyawan yang dapat diukur melalui pendapat manajer atau
supervisor tentang :
2. Perilaku (Behaviour)
a Adalah sifat yang dimiliki karyawan dalam arti karakteristik atau sikap
pekerjaan :
b Hal ini dapat diukur melalui pendapat manajer atau supervisor tentang :
yang
adalah skala interval yaitu suatu pengukuran yang melambangkan nilai relatif
dengan interval yang relatif homogen. Skala ini mengandung unsur nominal,
pada akhirnya ditutup dengan kata sifat atau disebut juga semantic bipolar
adjective scale.
1 7
Populasi
atau karakteristik yang sama. Dalam penelitian ini target populasi yang
Surabaya.
Sampel
Jumlah indikator dari keseluruhan variabel laten dalam penelitian ini sebanyak
10 indikator.
besarnya sampel adalah 100 – 200, bila sampelnya sangat besar maka
d Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100
1. Data primer
Data sekunder adalah data tentang PT. Junger Farma Distribusi di
Sumber data
Surabaya.
1. Quesioner
4. Dokumentasi
penelitian.
dalam penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang diperoleh dan
tinggi. Untuk mengetahui faktor tingkatan stres kerja karyawan PT. Junger
model pengukuran dengan faktor stres kerja akan nampak sebagai berikut :
X1
X2
Stres kerja
X3
Keterangan :
Y3
Keterangan :
Z1
Kinerja Z2
Z3
Keterangan :
0.40, jika terdapat variabel atau faktor loadingnya 0.40 disarankan agar
pengolahan data yang dianalisis dengan pemodelan SEM adalah sebagai berikut
1. Ukuran sampel
Ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam pemodelan ini adalah minimum
memilih pasangan data dan melihat pola penyebarannya untuk menduga ada
tidaknya linearitas.
3. Outliers
ini asal diketahui bagaimana munculnya outliers itu. outler pada dasarnya
profil datanya lain dari pada yang lain, tetapi peneliti mempunyai
diketahui bahwa terdapat dua orang ibu hamil yang justru sangat
Contohnya, sama dengan survay pendapat mengenai asap rokok tadi pada
menunjukkan hanya ada 1 orang ibu yang yang sangat senang dengan
asap rokok.
senang”. Jawaban ini akan menjadi outliers dimana peneliti tidak tahu
penyebab kemunculannya.
Outliers dapat muncul dalam range nilai yang ada, tetapi bila dikombinasi
pesan itu telitilah kembali data yang digunakan untuk mengetahui adanya
umum.
Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari stia latent variabel
construct akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan antara
[ Standardize Loading]
Construct Reliability =
[ standardize Loading] + j]
Loading].
Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah 0.7 dan
variance extracted 0.5 [Hair et.al., 1998]. Standardize Loading diperoleh dari
output AMOS 4.01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize
benar sesuai dengan apa yang ingin dijelaskan. Bila setiap faktor yang selesai
dianalisis dan sesuai dengan apa yang memang ingin diukur, barulah
dikembangkan lebih lanjut dalam sebuah analisis lanjutan yaitu secara simultan
atau p (Probability) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila nilai t hitung lebih
Dalam analisa SEM tidak ada uji statistik tunggal untuk mengukur atau
yang terlalu kecil (<50) maupun terhadap sampel yang terlalu besar (>50).
Penggunaan chi square hanya sesuai bila ukuran sampel antara 100 – 200
sampel. Bila diluar rentang itu, uji signifikan akan menjadi kuran reliabel.
Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0.08 merupakan indeks
untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari
GFI adalah analog dari R2 dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini
antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam
(adequate fit).
5. CMIN/DF
Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model.
Dalam hal ini CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi – square, X2 / DF
sehingga disebut X2 relatif. Nilai X2 relatif kurang dari acceptable fit antara
model dan data. Nilai X2 relatif yang tinggi menandakan adanya perbedaan
diestimasi.
good fit.
Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1, dimana semakin
mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi (a very good fit).
Dengan demikian indeks-indeks yang dapat digunakan untuk menguji
kelayakan sebuah model adalah seperti yang diringkas dalam tabel berikut ini.
Indices
BAB IV
b. Usia
dapat diketahui usia para responden yakni pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
c. Pendidikan
dibawah ini.
d. Pekerjaan
dapat diketahui pekerjaan para responden yakni pada tabel dibawah ini.
atau 2 %.
atau 10 %.
responden atau 1 %.
12 % .
dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau
Hasil evaluasi : Tidak terdapat outlier multivariat [antar variabel], karena MD Maksimum
21,202 < 27,877
Sumber : Lampiran
sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang
20.001
tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi multivariate outliers . Nilai
2
Mahalanobis diperoleh nilai 21.202 yang kurang dari tabel 27.877
(variabel atau observasi indikator). Sementara itu item to total
Uji Reliabilitas
validitas dari setiap latent variable /construct akan diuji dengan melihat
loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent
Uji Validitas
tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti
kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu
bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat
exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang diserta
alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted
statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value . Bila nilai-z lebih
besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah
signifikansi 0,01 (1%) yaitu sebesar 2,58. Hasilnya diperoleh nilai c.r.
Variable min max kurtosis c.r.
X1 4 7 -0.339 -0.692
X2 5 7 -0.349 -0.713
X3 5 6 -1.797 -3.667
Y1 5 7 0.009 0.019
Y2 4 7 -0.373 -0.762
Y3 3 6 -0.498 -1.017
Z1 4 6 -0.647 -1.321
Z2 5 7 -0.670 -1.367
Z3 5 6 -1.833 -3.742
Multivariate -4.477 -1.591
Batas Normal ± 2,58
Sumber : Lampiran
statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value . Bila nilai-Z lebih
besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di antara ± 2,58
masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler & Chou [1987] bahwa jika
estimasi selanjutnya.
terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model
approach to SEM ).
bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data
Gambar 4.1
Job
er_2 1 X2 Stress
11 Z1 er_7
er_3 1 X3
1
d_mo Performance Z2 er_8
1
1 1 1
er_4 Y1 Z3 er_9
1
1
er_5 Y2 Motivation
d_pr
1
er_6 Y3
Sumber : Lampiran
Tabel 4.13
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices
Model One- Step Approach – Base Model
Dari hasil evaluasi terhadap model one step base model ternyata dari
menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model belum sesuai
Gambar 4.2
Sumber : Lampiran
Tabel 4.14
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices
Model One- Step Approach – Modifikasi
Dari hasil evaluasi terhadap model one step modifikasi ternyata dari
hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data.
Tabel 4.15.
dapat diterima [Prob. kausalnya 0,224 > 0,10 [tidak signifikan [ negatif ].
Regression
Weights Ustd Std
Estimate Estimate Prob.
X1 <-- Job_Stress 0.202 0.325 0.017
X2 <-- Job_Stress 0.099 0.188 0.144
X3 <-- Job_Stress 0.365 0.748 0.001
Y1 <-- Motivation 1.000 0.357 0.000
Y2 <-- Motivation 1.718 0.595 0.022
Y3 <-- Motivation 1.376 0.461 0.028
Z1 <-- Performance 1.000 0.290 0.000
Z2 <-- Performance 1.837 0.527 0.158
Z3 <-- Performance 0.935 0.339 0.161
Sumber : Lampiran
4.3. Pembahasan
Dari hasil uji validitas pada tabel 4.17 diatas, dapat dilihat bahwa
baik.
dengan baik.
dengan baik.
- Indikator (Z3) “ Traits/ Sifat karyawan dalam menjalankan dan
baik.
Hal ini karena Stress Kerja yang terdiri dari dimensi Lingkungan
fisik, Organisasi, dan Individu yang berada di sekitar tempat kerja ataupun
yang terdapat dalam diri karyawan itu sendiri dapat mendorong karyawan
tingkat stress yang rendah terdiri dar i beberapa kondisi yaitu emosional,
berat badan, rasa memiliki, pergaulan dan motivasi, rendahnya stress kerja
pendukung diantaranya :
untuk mencapai target maka akan semakin tinggi pula kompensasi yang
mereka peroleh tidak terwujud. Hal ini karena kondisi pasar yang
mulai dari masih adanya stok barang yang masih ada dalam counter para
customer, harga jual yang menurut costumer masih tinggi sampai pada
kepada hal lain yang lebih bisa memenuhi pengharapan para karyawan
telah diberikan.
supervisor yang selama ini belum ada agar bisa memberikan pengarahan
trik atau cara menarik consumen untuk menjadi pelanggan tetap pada
terkendali.
Dessler, Gary. (1997), Sumber Daya Manusia, edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1,
Prenhallindo, Jakarta.
BP UNDIP, Semarang.
Jakarta.
Gibson, james,L, Ivansevich & Donnelly, (1989), Perilaku Organisasi, Struktur dan
Hariandja, Marihot Tua Efendi, (2002), Sumber Daya Manusia, Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta.
Empat, Jakarta
Surabaya.
Prenhallindo, Jakarta.
Jakarta.
Subiyanto, Ibnu, 2000, Metodologi Penelitian, edisi ke tiga, UPP Akademi Manajemen
Sukarno, Gendut, (2003), Analisis hubungan antara stress kerja yang berlocus of Control
nomor 1, Surabaya.