Anda di halaman 1dari 53

MANAJEMEN RISIKO

Daftar Referensi:
1. Hibbeln, Martin, 2010, Risk Management in Credit Portfolios,
Penerbit Springer-Verlag Berlin Heidelberg, Germani
2. Hull, John C., 2012, Risk Management and Financial
Institutions, (Third Edition), Willey, (JCH)
3. Mamduh M. Hanafi, 2014, Manajemen Risiko, Cetakan Ketiga,
Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

BAB I
PENGANTAR

Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari.
Biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang
tidak kita sukai, sesuatu yang ingin kita hindari. Sebagai contoh, jika
kita jalan keluar dengan mobil, maka ada risiko mobil kita bertabrakan
dengan mobil lainnya (kejadian yang tidak kita inginkan). Jika kita
mempunyai saham, ada risiko harga saham yang kita pegang turun
nilainya, sehingga kita tidak memperoleh keuntungan (kejadian yang
tidak kita harapkan).
Apa yang dimaksud dengan risiko?
Berbagai macam pengertian dan definisi, misal:
1. Kerugian yang tidak diharapkan
2. Penyimpangan dari yang diharapkan
3. Kejadian yang tidak menguntungkan
Ukuran Risiko juga bermacam-macam tergantung definisi dan
karakteristik risiko, misal standar deviasi, probabilitas, dan lain-lain.
Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Beberapa tingkatan
ketidakpastian (lihat tabel 1)
Tingkat Karakteristik Contoh
Ketidakpastian
Tidak Ada (Pasti) Hasil Bisa Diprediksi dengan Pasti Hukum Alam
Ketidakpastian Hasil Bisa Diidentifikaasi dan Permainan Dadu,
Obyektif Probabilitas Diketahui Kartu
Ketidakpastian Hasil Bisa Diidentifikaasi Tapi Kebakaran,
Subyektif Probabilitas Tidak Diketahui Kecelakaan
Mobil, Investasi
Sangat Tidak Pasti Hasil Tidak Bisa Diidentifikaasi Eksplorasi
dan Probabilitas Tidak Diketahui Angkasa

Fluktuasi mencerminkan ketidakpastian!!

Fluktuasi cenderung meningkat dari tahun ke tahun, yang meningkatkan


ketidakpastian, dan risiko.
Kenapa fluktuasi cenderung meningkat? Ada beberapa faktor yang
mendorong peningkatan fluktuasi tersebut, seperti:
1. Globalisasi dunia.
2. Liberalisasi dunia.
3. Pemrosesan Informasi yang semakin cepat, reaksi investor yang
semakin cepat.
Apakah Anda Tahu?
 Tenggelam di bathtub: 1 dalam 685.000.
 Tersambar petir: 1 dalam 240.000.
 Pilot pesawat terbang Anda adalah pemabuk: 1 dalam 117.
 Kita akan mengalami kecelakaan kerja: 1 dalam 24.000.
 Akan mendapat hole in one dalam permainan golf: 1 dalam
15.000.
 Melahirkan bayi jenius: 1 dalam 250.
 Akan diaudit oleh IRS (Biro Pajak Amerika Serikat): 1 dalam
100.
 Memenangkan lotere: 1 dalam 14 juta.

Risiko beragam jenisnya, mulai dari risiko kecelakaan, kebakaran,


risiko kerugian, fluktuasi kurs, perubahan tingkat bunga, dan lainnya.
Salah satu cara untuk mengelompokkan risiko adalah dengan melihat
tipe-tipe risiko.
Bagan berikut ini menunjukkan bahwa risiko bisa dikelompokkan ke
dalam beberapa dimensi:
 Risiko murni versus risiko spekulatif.
 Subyektif versus obyektif,
 Statis versus dinamis.
RISIKO MURNI (PURE RISK)
Risiko murni (pure risks) adalah risiko dimana kemungkinan kerugian
ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. Jadi kita membicarakan
potensi kerugian untuk risiko tipe ini. Beberapa contoh risiko tipe ini
adalah risiko kecelakaan, kebakaran, dan semacamnya. Contoh lain
adalah risiko banjir menghantam rumah kita. Kejadian seperti itu akan
merugikan kita. Tetapi rumah berdiri di tempat tertentu tidak secara
langsung akan mendatangkan keuntungan tertentu. Jika terjadi
kebakaran atau banjir, disamping individu yang terkena dampaknya,
masyarakat secara keseluruhan juga akan dirugikan. Asuransi biasanya
lebih banyak berurusan dengan risiko murni.

RISIKO SPEKULATIF (SPECULATIVE RISK)


Risiko spekulatif adalah risiko dimana kita mengharapkan terjadinya
kerugian dan juga keuntungan. Potensi kerugian dan keuntungan
dibicarakan dalam jenis risiko ini. Contoh tipe risiko ini adalah usaha
bisnis. Dalam kegiatan bisnis, kita mengharapkan keuntungan,
meskipun ada potensi kerugian. Contoh lain adalah jika kita memegang
(membeli) saham. Harga pasar bisa meningkat (kita memperoleh
keuntungan), bisa juga analisis kita salah, harga saham bukannya
meningkat, tetapi malah turun (kita memperoleh kerugian). Risiko
spekulatif jiga bisa dinamakan sebagai risiko bisnis. Kerugian akibat
risiko spekulatif akan merugikan individu tertentu, tetapi akan
menguntungkan individu lainnya. Misalkan suatu perusahaan
mengalami kerugian karena penjulannya turun, perusahaan lain
barangkali akan memperoleh keuntungan dari situasi tersebut. Secara
total, masyarakat tidak dirugikan oleh risiko spekulatif tersebut.

RISIKO DINAMIS DAN STATIS


Risiko statis muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Sebagai
contoh, risiko terkena petir merupakan risiko yang muncul dari kondisi
alam yang tertentu. Karakteristik risiko ini praktis tidak berubah dari
waktu ke waktu. Risiko dinamis muncul dari perubahan kondisi
tertentu. Sebagai contoh, perubahan kondisi masyarakat, perubahan
teknologi, memunculkan jenis-jenis risiko baru. Misal, jika masyarakat
semakin kritis, sadar akan haknya, maka risiko hukum (legal risk) yang
muncul karena masyarakat lebih berani megajukan gugatan hukum
(sue) terhadap perusahaan, akan semakin besar.

RISIKO OBYEKTIF DAN SUBYEKTIF


Risiko obyektif adalah risiko yang didasarkan pada observasi parameter
yang obyektif. Sebagai contoh, fluktuasi harga atau tingkat keuntungan
investasi di pasar modal bisa diukur melalui standar deviasi, misal
standar deviasi return saham adalah 25% pertahun. Risiko subyektif
berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap risiko. Dengan kata lain,
kondisi mental seseorang akan menentukan kesimpulan tinggi
rendahnya risiko tertentu. Sebagai contoh, untuk standar deviasi return
pasar yang sama sebesar 25%, dua orang dengan kepribadian berbeda
akan mempunyai cara pandang yang berbeda. Orang yang konservatif
akan mengganggap risiko investasi di pasar modal terlalu tinggi.
Sementara bagi orang yang agresif, risiko investasi di pasar modal
dianggap tidak terlalu tinggi. Perhatikan bahwa kedua orang tersebut
melihat pada risiko obyektif yang sama, yaitu standar deviasi return
sebesar 25% pertahun.
Tabel 2
Contoh-Contoh Risiko Murni
TIPE RISIKO DEFINISI ILUSTRASI
Risiko Aset Fisik Risiko yang terjadi karenaKebakaran yang melanda gudang atau
kejadian tertentu berakibatbangunan perusahaan.
buruk (kerugian) pada asetBanjir mengakibatkan kerusakan pada
fisik organisasi. bangunan dan peralatan
Risiko karyawan Risiko karena karyawanKecelakaan kerja mengakibatkan
organisasi mengalamikaryawan cedera, kegiatan operasional
peristiwa yang merugikan perusahaan terganggu
Risiko legal Risiko kontrak tidakTerjadi perselisihan sehingga
sesuai yang diharapkan,perusahaan lain menuntut ganti rugi
dokumentasi yang tidakyang signifikan
benar

Tabel 3
Contoh-Contoh Risiko Spekulatif
TIPE RISIKO DEFINISI ILUSTRASI
Risiko pasar Risiko yang terjadi dariHarga pasar saham dalam portofolio
pergarakan harga atauperusahaan mengalami penurunan, yang
volatilitas harga pasar mengakibatkan kerugian yang dialami
perusahaan.
Risiko kredit Risiko karena counter partyDebitur tidak bisa membayar cicilan dan
gagal memenuhibunga hutang, sehingga perusahaan
kewajibannya kepadamengalami kerugian.
perusahaan Piutang dagang tidak terbayar.
Risiko Risiko tidak bisa memenuhiPerusahaan tidak mempunyai kas untuk
Likuiditas kebutuhan kas, risiko tidakmembayar kewajibannya (misal melunasi
bisa menjual dengan cepathutang).
karena ketidaklikuidan atauPerusahaan terpaksa menjual tanah
gangguan pasar dengan harga murah (dibawah standar)
karena sulit menjual tanah tersebut (tidak
likuid), padahal perusahaan membutuhkan
kas dengan cepat.
Risiko Risiko kegiatan operasionalKomputer perusahaan terkena virus
operasional tidak berjalan lancar dansehingga operasi perusahaan terganggu.
mengakibatkan kerugian:Prosedur pengendalian perusahaan tidak
kegagalan sistem, humanmemadai sehingga terjadi pencurian
error, pengendalian danbarang-barang yang dimiliki perusahaan.
prosedur yang kurang
Risiko ada dimana-mana, bisa datang kapan saja, dan sulit dihindari.
Jika risiko tersebut menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut
bisa mengalami kerugian yang signifikan. Dalam beberapa situasi,
risiko tersebut bisa mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut.
Karena itu risiko penting untuk dikelola. Manajemen risiko bertujuan
untuk mengelola risiko sehingga organisasi bisa bertahan, atau
barangkali mengoptimalkan risiko. Perusahaan seringkali secara sengaja
mengambil risiko tertentu, karena melihat potensi keuntungan dibalik
risiko tersebut.

PROSES MANAJEMEN RISIKO


Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses
berikut ini.
1. Identifikasi risiko.
2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko.
3. Pengelolaan risiko.

IDENTIFIKASI RISIKO
Ada banyak tehnik untuk mengidentifikasi risiko, misal:
1. Menganalisis sekuen terjadinya risiko, misal: api kompor 
kebakaran  kerugian.
2. Melihat karakteristik bisnis, misal bank akan menghadapi risiko
kredit (pembayaran hutang tidak lancar).
3. Bank yang aktif memperdagangkan sekuritas akan menghadapi
risiko pasar (instrumen yang dipegang turun nilai pasarnya).

EVALUASI DAN PENGUKURAN RISIKO


1. Mempelajari karakteristik risiko.
2. Melakukan pengukuran terhadap risiko (mengembangkan ukuran
besar kecilnya risiko).
3. Mengukur dampak risiko tersebut terhdap organisasi.
4. Evaluasi dan pengukuran risiko bisa digunakan untuk melakukan
prioritisasi risiko.

CONTOH-CONTOH TEHNIK PENGUKURAN RISIKO


1. Probabilitas.
2. Value At Risk (VAR).
3. Metode Durasi.
4. Matriks Severity dan Frekuensi.
5. Standar Deviasi.
6. Creditmeterics.
7. Tabel Kematian.

PENGELOLAAN RISIKO
1. Penghindaran.
2. Ditahan (Retention).
3. Diversifikasi.
4. Transfer Risiko.
5. Pengendalian Risiko.
6. Pendanaan Risiko.

ORGANISASI MATERI INI


1. Pengantar Risiko dan Manajemen Risiko Organisasi.
2. Identifikasi dan Pengukuran Risiko: Risiko Murni dan Risiko
Spekulatif.
3. Manajemen Risiko.
4. Kasus dan Ilustrasi Penerapan Manajemen Risiko.
BAB 2
ENTERPRISE RISK MANAGEMENT

Risiko ada dimana-mana.


Hukum kekekalan enerji mengatakan enerji tidak bisa diciptakan dan
tidak bisa dimusnahkan. Energi berpindah-pindah dari satu tempat atau
makhluk hidup ke tempat atau makhluk hidup yang lain.
Risiko seperti enerji. Risiko tidak bisa dihilangkan atau diciptakan.
Risiko hanya bisa ditransfer dari satu pihak ke pihak lainnya.

ENTERPRISE RISK MANAGEMENT


1. Makhluk hidup secara natural akan mengantisipasi dan ‘mengelola’
risiko.
2. Bagaimana dengan organisasi?
3. Organisasi tidak mempunyai kemampuan mengelola risiko seperti
halnya manusia atau makhluk hidup mengelola risiko, karena
organisasi bukan makhluk hidup.
4. Tugas dari manajer suatu organisasi adalah membuat agar organisasi
bisa mengantisipasi dan mengelola risiko sebagaimana halnya
makhluk hidup mengelola risiko yang dihadapinya. Dengan kata
lain, tugas manajer adalah membuat organisasi menjadi sadar risiko,
sehingga risiko bisa diantisipasi dan dikelola dengan baik.

Beberapa Contoh Konsekuensi Kegagalan Mengelola Risiko


Tahun Penjelasan
1997 Trader Bank Baring (Nick Leeson) membeli instrument derivative saham
Jepang (futures Nikkei). Bank Baring adalah Bank dari Inggris. Ekonomi
Jepang turun drastic karena ada bencana gempa Kobe. Akibatnya dia
mengalami kerugian besar. Transaksi selanjutnya (jual opsi) tidak
mengurangi kerugian, tetapi memperparah kerugian. Pada akhirnya Bank
Baring mengalami kerugian sebesar $1,3 milyar. Bank Baring terpaksa
bangkrut karena kerugiannya sudah melebihi modalnya.
1997 Long Term Capital (LTC), perusahaan investasi di Amerika Serikat,
mempunyai posisi pada mata uang Rusia Rubel yang cukup besar. Mereka
memperkirakan Rusia tidak akan bangkrut. Tetapi Rusia ternyata bangkrut,
mendeklarasikan tidak mampu dan tidak akan membayar hutang-
hutangnya. Akibatnya Long Term Capital mengalami kerugian yang sangat
besar, sekitar $3,5 milyar, dan pada akhirnya LTC terpaksa bangkrut.
1980-an Saving Loan (S&L) Association (bank yang memberi pinjaman kredit
rumah di Amerika Serikat) mempunyai struktur neraca: memberi kredit
rumah dengan bunga tetap jangka panjang (misal 20 tahun), sementara
memperoleh dana melalui deposito jangka pendek (misal 1 tahun). Strukutr
semacam itu rentan terhadap risiko perubahan tingkat bunga. Pada waktu
tingkat bunga di Amerika Serikat naik signifikan pada tahun 1980-an,
banyak S&L yang mengalami masalah dan puluhan S&L bangkrut
karenanya.
1995 Bank Duta (Indonesia) mengalami kerugian yang sangat besar karena
mereka melakukan perdagangan valas dan mengalami kerugian besar dari
perdagangan valas tersebut.

• BISAKAH SAUDARA MEMBERI CONTOH LAINNYA?


• PASTI BANYAK CONTOH-CONTOH YANG SERUPA !!!!

 Pertanyaan yang muncul adalah bisakah organisasi-organisasi di


atas menghindari kerugian besar karena munculnya risiko-risiko
tersebut?
 Manajemen risiko organisasi bertujuan menciptakan sistem atau
mekanisme dalam organisasi sehingga risiko yang bisa merugikan
organisasi bisa diantisipasi dan dikelola untuk tujuan meningkatkan
nilai perusahaan.
1. Pengelolaan risiko bisa diilustrasikan melalui perjalanan dengan
menggunakan kendaraan (mobil). Mobil yang berjalan terlalu lambat
akan merugikan, karena misal terlalu lama, bahkan bisa
membahayakan kendaraan lainnya.
2. Jika mobil berjalan terlalu cepat (misal, ngebut), maka risiko
bertabrakan atau kehilangan kendali menjadi semakin besar. Tentu
saja hal ini tidak menguntungkan.
3. Yang paling optimal adalah mobil berjalan dengan kecepatan
optimal, yaitu cukup cepat tetapi bisa dikendalikan.
4. Pengelolaan risiko bisa diilustrasikan sebagai kombinasi
penekanan gas (mempercepat kendaraan) dan penekanan rem
(memperlambat kendaraan). Kombinasi yang ideal bisa membuat
mobil berjalan kencang tetapi tetap terkendali.

DEFINISI DAN PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO


Manajemen risiko organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko
yang dihadapi oleh organisasi secara komprehensif untuk tujuan
meningkatkan nilai perusahaan.

ADA BANYAK PENGERTIAN DAN DEFINISI LAINNYA


KERANGKA
MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI
1. Prasarana: Lunak dan Keras.
2. Proses Manajemen Risiko.
3. Tujuan: Memaksimumkan Nilai Perusahaan atau Organisasi.

PRASARANA LUNAK
1. MENGEMBANGKAN BUDAYA RISIKO AGAR ANGGOTA
ORGANISASI SADAR AKAN RISIKO, DAN DENGAN
DEMIKIAN ORGANISASI MENJADI SEMAKIN SADAR AKAN
RISIKO
2. MENCIPTAKAN SISTEM KOMPENSASI YANG MENDUKUNG
BUDAYA RISIKO
3. DUKUNGAN DARI MANAJEMEN PUNCAK
4. LAINNYA??
PRASARANA KERAS
1. KOMPUTER
2. RUANG PERKANTORAN
3. ANALISIS KOMPUTER, SIMULASI, DAN LAINNYA
4. LAINNYA????

Misalkan seorang manajer akan meluncurkan produk baru. Dia harus


memikirkan tiga aspek yang disebutkan di atas, dengan pertanyaan
seperti berikut ini.
1. Aspek Strategis: Apakah produk ini bisa memenuhi kebutuhan
konsumen? Apakah produk ini bisa membantu pencapaian tujuan
perusahaan (mencapai target keuntungan tertentu)?
2. Aspek Operasi: Bagaimana memproduksi produk ini? Apakah
perusahaan mempunyai kemampuan memproduksi produk ini?
Bagaimana memasarkan dan mengembangkan jaringan distribusi
untuk produk ini?
3. Aspek Risiko: Risiko apa saja yang bisa muncul berkaitan
dengan peluncuran produk ini? Bagaimana perusahaan bisa
mengendalikan risiko-risiko tersebut?
Misalkan seorang manajer akan meluncurkan program promosi/iklan.
Dia harus memikirkan tiga aspek yang disebutkan di atas, melalui
pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Aspek Strategis: Bagaimana strategi promosi yang efektif?
Bagaimana kontribusi promosi ini terhadap tujuan organisasi?
2. Aspek Operasi: Bagaimana menjalankan program promosi ini?
Media apa yang paling efektif? Bagaimana timing (waktu yang
tepat) untuk promosi ini? Bagaimana aspek detil lainnya dari
promosi ini? Bagaimana mengendalikan risiko-risiko yang
barangkali muncul akibat peluncuran program promosi ini?
3. Aspek Risiko: Risiko apa yang potensial muncul akibat dari
program promosi ini? Apakah promosi ini bisa menimbulkan
gugatan hukum? Apakah promosi ini sudah etis? Pihak-pihak mana
saja yang barangkali berkeberatan dengan promosi ini?

FUNGSI MANAJEMEN (RISIKO)


1. PERENCANAAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO.
2. PELAKSANAAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO.
3. PENGENDALIAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO.

PERENCANAAN MANAJEMEN RISIKO


1. Penetapan visi, misi, dan tujuan, manajemen risiko.
2. Penetapan target, kebijakan, dan prosedur yang berkaitan dengan
manajemen risiko.
3. Penyusunan kebijakan serta prosedur yang lebih spesifik.

PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO


1. PROSES MANAJEMEN RISIKO: IDENTIFIKASI, EVALUASI
DAN PENGUKURAN, PENGELOLAAN RISIKO.
2. ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO.
3. STAFFING MANAJEMEN RISIKO.
4. LEADING STAF MANAJEMEN RISIKO.
PENGENDALIAN MANAJEMEN RISIKO
1. EVALUASI SECARA PERIODIK.
2. SISTEM PELAPORAN YANG BAIK.
3. SISTEM UMPAN BALIK BERJALAN.
BAB 3
KONSEP STATISTIK

1. Statistik merupakan alat kuantitatif yang sangat bermanfaat untuk


banyak tujuan.
2. Dalam kaitannya dengan manajemen risiko, statistik (khsusunya
konsep probabilitas) mempunyai relevansi yang tinggi dengan
pengukuran risiko, karena bisa dipakai untuk mengukur besar
kecilnya risiko.
3. Sebagai contoh, kita barangkali ingin mengajukan pertanyaan,
‘seberapa besar kemungkinan dua buah mobil akan mengalami
kecelakaan tahun ini?’ Melalui tehnik perhitungan probabilitas, kita
akan bisa menjawab pertanyaan tersebut.
4. Tentunya ada tehnik lain untuk mengukur risiko, karena karakteristik
risiko bisa berlainan (dibicarakan banyak di bagian 2 buku ini).

Tahapan Perhitungan Probabilitas


1. Mendefinisikan hasil yang mungkin terjadi.
2. Memperkirakan probabiltas untuk setiap hasil yang mungkin terjadi
tersebut.
3. Menghitung probabilitas kejadian.

Mendefinisikan Hasil Yang Mungkin Terjadi


1. Misalkan kita ingin melempar dadu yang berisi angka 1,2,3,4,5, dan
6.
2. Jika kita melempar dadu tersebut, maka ada enam kemungkinan
yang terjadi, yaitu keluar angka 1,2,3,4,5, atau 6.
3. Jika kita melempar uang logam (coin), maka ada dua kemungkinan
yang muncul, yaitu angka atau gambar.
4. Jika kita melihat pertandingan sepakbola, maka ada tiga
kemungkinan hasil pertandingan tersebut, yaitu menang, kalah, atau
seri.
5. Total kemungkinan hasil tersebut biasa disebut sebagai sample space
(ruang sampel), dan bisa dituliskan sebagai berikut ini (untuk
lemparan dadu):
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
Memperkirakan probabiltas untuk setiap hasil yang mungkin terjadi
tersebut
Penetapan probabilitas tersebut harus memenuhi dua persyaratan berikut
ini.
1. Probabilitas suatu titik sampel harus berada diantara 0 dan 1
(inklusif). Dengan kata lain, probabilitas tersebut adalah positif dan
sama atau lebih kecil dari satu serta sama atau lebih besar dari 0,
seperti tertulis berikut ini.
0 <= P (Ei) <= 1
2. Jumlah keseluruhan dari probabilitas titik sampel tersebut adalah
satu, seperti berikut ini.
P(E1) + P(E2) + .......... + P(En) = 1

Penetapan probabilitas untuk titik sampel bisa dilakukan dengan


menggunakan metode:
1. Klasikal.
2. frekuensi relatif.
3. Subyektif.

Distribusi Probabilitas
1. Distribusi probabilitas mempunyai banyak manfaat dalam statistik.
Jika kita mengetahui distribusi probabilitas, maka kita bisa
menghitung probabilitas hanya dengan menggunakan distribusi
probabilitas tersebut.
2. Sebagai contoh, jika kita yakin distribusi probabilitas adalah
berbentuk distribusi normal dengan standar deviasi dan rata-rata
tertentu, maka kita bisa melakukan banyak hal. Sebagai contoh, kita
bisa menghitung berapa probabilitas memperoleh angka atau nilai
tertentu, hanya dengan menggunakan standar deviasi dan nilai rata-
rata distrbusi tersebut.
3. Distribusi probabilitas menjelaskan bagaimana sebaran probabilitas
untuk variabel random tertentu.
4. Untuk variabel random x, distrbibusi probabilitas disebut sebagai
fungsi probabilitas (probability function), dituliskan sebagai f(x).
5. Fungsi probabilitas tersebut menentukan probabilitas untuk setiap
nilai dari variabel random. Sebagai contoh, jika kita melempar koin
satu kali, variabel random yang muncul adalah kejadian munculnya
angka dan munculnya gambar. Fungsi probabilitas bisa dipakai
untuk menentukan probabilitas masing-masing kejadian tersebut,
yaitu 0,5.
Misalkan kita mempunyai informasi kedatangan pembeli dalam satu
hari dari suatu toko barang antik sebagai berikut ini:
X f(x)
0 0,15
1 0,15
2 0,40
3 0,20
4 atau lebih 0,10
1,0
Berapa probabiltas kejadian tiga pembeli, tiga pembeli atau lebih, tiga
pembeli atau kurang, datang dalam satu hari?

Variabel Random
1. Erat kaitannya dengan distribusi adalah variabel random.
2. Variabel random bisa didefinisikan sebagai gambaran yang bersifat
numerik dari hasil sebuah eksperimen.
3. Sebagai contoh, misal kita melempar dadu dua kali, kejadian
munculnya angka empat dalam dua kali lemparan tersebut
merupakan variabel random. Contoh lain, misal kita mengikuti ujian,
kejadian kita lulus dalam ujian tersebut merupakan variabel random.
4. Variabel random bisa dibedakan menjadi variabel random diskrit dan
variabel random kontinyu.
5. Variabel random diskrit berbentuk angka yang terbatas (finite),
seperti 0,1,2, atau 3.
6. Variabel random kontinyu berbentu angka yang tidak terbatas
(kontinyu), misal gelas terisi air 0,25, atau 0,5nya.

Fungsi Probabilitas Diskrit Seragam (Discrete Uniform probability


function)
1. Fungsi probabilitas tersebut bisa didefinisikan sebagai berikut ini.
f(x) = 1/n.
dimana n = jumlah kemungkinan hasil.
2. Sebagai contoh, dalam persoalan pelemparan dadu, ada enam
kemungkinan hasil, yaitu angka 1,2,3,4,5, dan 6. Karena ada enam
kemungkinan hasil tersebut, fungsi probabilitas untuk variabel
random hasil pelemparan dadu bisa didefinisikan sebagai:
f(x) = 1/6, untuk x=1,2,3,4,5,6.

Distribusi Probabilitas Binomial


Eksperimen binomial mempunyai ciri sebagai berikut ini:
1. Eksperimen terdiri dari sekuen beberapa run yang identik
2. Ada dua kemungkinan hasil untuk setiap run-nya.
3. Probabilitas untuk masing-masing kemungkinan tersebut tidak
berubah dari satu run ke run lainnya.
4. Run tersebut independen satu sama lain.
5. Fungsi probabilitas binomial bisa dituliskan sebagai berikut ini:

dimana f(x) = probabilitas sukses x kali dalam n run


p = probabilitas sukses untuk satu run

6. Berapa probabilitas munculnya tiga angka (tiga sukses) dalam tiga


kali lemparan koin? Dengan menggunakan formula di atas,
probabilitas bisa dihitung sebagai berikut (n=3, x=3, p=0,5).
P = 1/8
7. Nilai yang diharapkan dan varians untuk distribusi probabilitas
adalah sebagai berikut.
E(x) =  = n.p
Varians = 2 = n.p (1 – p)
8. Sebagai contoh, misalkan kita melempar koin tiga kali, berapa nilai
angka (sukses) yang diharapkan dan variansnya?
E(x) =  = 3 x 0,5 = 1,5
2 = 3 x 0,5 (1 – 0,5) = 0,75

Distribusi Probabilitas Poisson


1. Distribusi Poisson sering digunakan untuk menggambarkan
kedatangan sesuatu (misal toko kedatangan pembeli).
2. Distribusi Poisson memiliki karakteristik sebagai berikut ini.
a. Probabilitas kemunculan sama untuk dua interval waktu yang
sama panjangnya
b. Kemunculan atau ketidakmunculan dalam suatu interval waktu
tidak tergantung dari kemunculan atau ketidakmunculan interval
lainnya.
x e-
f(x) = -----------------
x!
Dimana f(x) = probabilitas x kali pemunculan dalam interval
tertentu.
 = nilai yang diharapkan atau rata-rata pemunculan dalam
interval tertentu.
e = 2,71828.
Misal, pelanggan yang datang di suatu toko rata-rata adalah 10
orang perhari.
Berapa probabilitas besok ada 5,10, dan 15 pembeli datang di
toko tersebut?
105 e-10
f(x=5) = ------------- = 0,0378
5!
Probabilitas besok ada 5 orang datang adalah 0,0378.
Dengan cara yang sama, probabilitas besok ada 10 dan 15 orang
datang adalah 0,125 dan 0,0347.
Berapa probabilitas yang datang maksimal 2 orang?

Distribusi Probabilitas Seragam (Uniform) – Kontinyu


a. Misalkan seseorang melemparkan bola. Bola tersebut bisa jatuh lima
sampai lima belas meter jaraknya dari tempat dia berdiri.
b. Berapa probabilitas bola tersebut jatuh di wilayah 6-7 meter dari
tempatnya berdiri?
BAB 4
IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN RISIKO

Jika risiko tidak bisa diidentifikasi, maka risiko tidak bisa diukur. Jika
risiko tidak bisa diukur, maka kita tidak bisa mengelola risiko

LANGKAH DALAM IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN


RISIKO
1. Mengidentifikasi risiko dan mempelajari karakteristik risiko tersebut
2. Mengukur risiko tersebut, melihat seberapa besar dampak risiko
tersebut terhadap kinerja perusahaan, dan menentukan prioritas
risiko tersebut.

TEHNIK IDENTIFIKASI RISIKO


1. ANALISIS SEKUEN RISIKO.
2. IDENTIFIKASI SUMBER-SUMBER RISIKO.
3. MELIHAT LAPORAN KEUANGAN.
4. ANALISIS FLOW CHART KEGIATAN DAN OPERASI
PERUSAHAAN.
5. ANALISIS KONTRAK.
6. CATATAN STATISTIK KERUGIAN PERUSAHAAN.
7. SURVEY ATAU WAWANCARA TERHADAP MANAJER
PERUSAHAAN.

IDENTIFIKASI SUMBER-SUMBER RISIKO

1. LINGKUNGAN FISIK: bangunan yang dimakan usia sehingga


menjadi rapuh, sungai yang bisa menyebabkan banjir, gempa bumi,
badai, topan, vandalism (pengrusakan).

2. LINGKUNGAN SOSIAL: kerusuhan sosial, demonstrasi,


konflik dengan masyarakat local, pemogokan pegawai, pencurian,
perampokan.
3. LINGKUNGAN POLITIK: perubahan perundangan, perubahan
peraturan, konflik antar Negara yang mendorong boikot produk
perusahaan.

4. LINGKUNGAN LEGAL: gugatan karena gagal mematuhi


peraturan dan perundangan yang berlaku

5. LINGKUNGAN OPERASIONAL: kecelakaan kerja, kerusakan


mesin, kegagalan sistem computer, serangan virus terhadap
komputer

6. LINGKUNGAN EKONOMI: kelesuan ekonomi (resesi), inflasi


yang tidak terkendali.

7. KONSUMEN : keluhan dari konsumen yang mengakibatkan


kekecewaan dan tidak mau lagi membeli produk perusahaan,
konsumen merasa dirugikan kemudian menuntut perusahaan

8. SUPLIER : pasokan dari supplier tidak datang sesuai dengan


yang diharapkan (terlambat atau spesifikasinya berbeda)

9. PESAING : pesaing meluncurkan produk baru yang lebih baik,


pesaing menurunkan harga yang bisa mengakibatkan persaingan
harga yang menurunkan tingkat keuntungan perusahaan

10. REGULATOR : perusahaan gagal mematuhi peraturan atau


perundangan yang berlaku, perubahan perundangan yang berlaku
yang mengakibatkan perusahaan merugi (misal upah minimum naik,
aturan pesangon, dsb).

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


1. Melihat rekening-rekening dalam laporan keuangan.
2. Menganalisis risiko-risiko yang bisa muncul dari rekening-rekening
tersebut.
3. Misal, kas. Risiko apa saja yang bisa muncul dari kas tersebut??
4. Misal, hutang. Risiko apa saja yang bisa muncul dari hutang??
ANALISIS FLOW CHART OPERASI PERUSAHAAN
Metode ini berusaha melihat sumber-sumber risiko dari flow-chart
kegiatan dan operasi perusahaan. Metode ini terutama sangat sesuai
untuk risiko tertentu, seperti risiko dari proses produksi. Proses produksi
dimulai dari masuknya input tertentu, pengerjaan input tersebut, sampai
menjadi output tertentu. Dalam rangkaian kegiatan produksi tersebut,
ada kemungkinan munculnya kejadian yang tidak diinginkan, misal
kecelakaan kerja, kerusakaan mesin, dan sebagainya. Dengan
mengamati rangkaian prosesnya, kita akan bisa melihat atau melokalisir
terjadinya kejadian tersebut, kemudian bisa mengidentifikasi sumber
risiko yang menyebabkan kejadian negatif tersebut.

ANALISIS KONTRAK
Analisis kontrak bertujuan melihat risiko yang bisa muncul karena
kontrak tertentu. Risiko ini lebih berkaitan dengan risiko tuntutan
hukum. Spesifikasi kontrak yang tidak menyeluruh bisa menimbulkan
celah-celah yang bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab. Karena itu sedapat mungkin kontrak dituliskan dengan bahasa
yang jelas (hitam putih), menyeluruh, untuk meminimalkan risiko
seperti risiko tuntuntan hukum atau ganti rugi. Salah satu cara yang bisa
dilakukan adalah dengan meminta departemen hukum atau kepatuhan
untuk memeriksa poin-poin dalam kontrak, menganalisis kemungkinan-
kemungkinan konsekuensi hukum jika suatu kontrak dituliskan dengan
redaksi yang tertentu.

ANALISIS STATISTIK KERUGIAN PERUSAHAAN


Jika perusahaan mempunyai database yang baik, perusahaan bisa
mencatat kerugian-kerugian yang dialami oleh perusahaan. Perusahaan
bisa menetapkan standar ke-normal-an yang tertentu untuk setiap
kejadian. Jika suatu kejadian muncul dengan catatan yang tidak normal,
maka manajer risiko bisa memeriksa lebih lanjut penyebabnya.
Ketidaknormalan tersebut bisa terjadi karena frekuensi yang terlalu
sering (lebih sering dibandingkan dengan frekuensi normal), atau nilai
kerugian yang terlalu tinggi (lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
kerugian yang normal). Analisis terhadap penyimpangan bisa membantu
mengidentifikasi sumber-sumber risiko.
PENGUKURAN RISIKO
1. Jika risiko bisa diukur, kita bisa melihat tinggi rendahnya risiko yang
dihadapi oleh perusahaan.
2. Kita juga bisa melihat dampak dari risiko tersebut terhadap kinerja
perusahaan, sekaligus bisa melakukan prioritisasi risiko (risiko mana
yang paling relevan).
3. Pengukuran risiko biasanya dilakukan melalui kuantifikasi risiko.
BAGAIMANA MEMPERKIRAKAN SEVERITY DAN
PROBABILITY?
1. BISA DENGAN SURVEY TERHADAP MANAJER.
2. MANAJER DIMINTA MERANKING RISIKO YANG
DIEVALUASI DENGAN DIMENSI SEVERITY DAN
PROBABILITY (FREQUENCY) DENGAN SKALA MISAL 1
(RENDAH) SAMPAI 5 (TINGGI).
3. KEMUDIAN DIRATA-RATA, DAN DIHITUNG RATA-RATA
SEVERITY DAN PROBABILITY UNTUK RISIKO YANG
DIEVALUASI.
4. KITA JUGA BISA MENGGUNAKAN METODE YANG LEBIH
OBYEKTIF.
5. MISAL, TINGKAT PROBABILITY DIHITUNG DENGAN
MENGHITUNG FREKUENSI RISIKO DI MASA LALU.
6. MISAL, SEVERITY DIPERKIRAKAN DENGAN
MENGHITUNG KERUGIAN YANG TIMBUL JIKA RISIKO
TERSEBUT MUNCUL.

ILUSTRASI: IDENTIFIKASI RISIKO UNGGUL AIRLINES


1. Unggul Airlines adalah perusahaan penerbangan yang berdiri
sepuluh tahun yang lalu. Perusahaan tersebut didirikan oleh dua
orang bersaudara, yang tertarik dengan bisnis penerbangan. Mereka
memperkirakan bahwa suatu saat akan terjadi deregulasi di bidang
penerbangan. Deregulasi tersebut memunculkan kesempatan bisnis,
karena salah satu komponen deregulasi adalah membolehkan
perusahaan penerbangan baru untuk terjun di bisnis tersebut.
Antisipasi mereka ternyata benar, lalu PT Unggul Airlines akhirnya
berdiri.
2. Joko Muryanto merupakan staf yang baru saja masuk. Dia lulusan
program Magister Manajemen universitas ternama di negeri ini.
Atasannya meminta Joko untuk mengevaluasi risiko yang dihadapi
oleh perusahaan penerbangan Unggul Airlines, dan mengembangkan
solusi untuk menghadapi risiko tersebut. Secara spesifik, atasannya
meminta Joko untuk mengidentifikasi risiko strategis (strategic
risks), yaitu risiko yang dianggap secara signifikan mempengaruhi
bisnis penerbangan PT Unggul Airlines.

HASIL ANALISIS 1
PT Unggul Airline menggunakan pesawat yang lebih tua dibandingkan
dengan pesaing-pesaingnya. Pesawat tua tersebut digunakan karena
biaya sewa dan biaya pembelian (sebagian dibeli oleh PT Unggul
Airlines) lebih murah. Sayangnya pesawat tua tersebut lebih boros
bahan baker. Diperkirakan bahan bakar mencapai sekitar 30% dari
komponen, sementara persentase untuk pesaing adalah sekitar 15-20%.
Dengan struktur biaya yang semacam itu, PT Unggul Airlines menjadi
lebih rentan terhadap kenaikan harga bahan bakar pesawat. Untuk
melihat seberap besar pengaruh bahan bakar tersebut, Joko memplot
pengaruh perubahan harga bahan bakar terhadap EPS (Earning
PerShare) PT Unggul Airlines, seperti berikut ini.
HASIL ANALISIS (2)

HASIL ANALISIS (3)


PT Unggul Airlines saat ini menggunakan hutang yang cukup
signifikan. Hutang tersebut terdiri dari dua tipe: (1) membayar bunga
secara tetap, dan (2) membayar bunga mengambang. Joko Muryanto
kemudian mencoba menganalisis efek perubahan tingkat bunga terhadap
EPS PT Unggul Airlines.
HUTANG BUNGA TETAP VERSUS HUTANG BUNGA
VARIABEL
a. MANA YANG LEBIH TINGGI RISIKONYA? HUTANG
DENGAN BUNGA TETAP ATAU VARIABEL?
b. KENAPA DEMIKIAN?

KESIMPULAN ANALISIS RISIKO STRATEGIS PT. UNGGUL


AIRLINES
Pada akhirnya Joko Muryanto menyimpulkan bahwa PT. Unggul
Airlines menghadapi tiga jenis risiko strategis yaitu: (1) risiko kenaikan
harga bahan bakar, (2) risiko perubahan kurs (Rupiah melemah), dan (3)
risiko perubahan tingkat bunga. Joko kemudian membuat laporan ke
atasannya untuk ditindaklanjuti.
BAB 5
RISIKO KERUSAKAN PROPERTI DAN KEWAJIBAN
(LIABILITIES)

RISIKO PROPERTI
1. Risiko yang mungkin terjadi atas properti (harta benda) mencakup
banyak hal seperti kebakaran, banjir, perusakan, dan lainnya.
2. Sebagai ilustrasi cakupan risiko properti, berikut ini contoh risiko
properti yang dicakup perusahaan asuransi.

KLASIFIKASI HARTA BENDA


1. Properti riil: properti riil bisa didefinisikan sebagai tanah dan apa
saja yang tumubh, berdiri. Contoh properti riil adalah tanah,
bangunan yang berdiri di atasnya, atau tanaman yang tumbuh di atas
tanah tersebut.
2. Properti personal: properti personal bisa didefinisikan sebagai apa
saja yang dimiliki selain properti riil. Contoh personal properti
adalah mobil, pakaian, komputer, uang, dan lainnya.

IDENTIFIKASI RISIKO PROPERTI DENGAN MEILIHAT


SUMBERNYA
1. Sumber fisik. Sumber fisik mencakup antara lain kekuatan alam,
seperti api, badai, ledakan yang bisa menghancurkan harta benda.
2. Sumber Sosial: sumber sosial mencakup kejadian yang muncul
karena dorongan sosial, sebagai contoh, kerusuhan yang terjadi yang
berakibat pada perusakan properti.
3. Sumber Ekonomi: sumber ekonomi mencakup kekuatan ekonomi
yang mengakibatkan kerusakan. Sebagai contoh, perubahan model
menyebabkan barang stok lama menjadi kehilangan nilainya.

KERUGIAN YANG DIALAMI HARTA BENDA


1. Kerugian langsung.
2. Kerugian Tidak Langsung.
3. Elemen Waktu.

KERUGIAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG


1. Kerugian langsung terjadi jika kejadian buruk mempunyai
dampak langsung terhadap properti. Sebagai contoh, misalkan suatu
kebakarang menghancurkan bangunan. Kerugian akibat bangunan
yang hancur akibat kebakaran tersebut merupakan kerugian
langsung.
2. Kerugian tidak langsung terjadi jika kejadian buruk tersebut
berdampak secara tidak langsung terhadap kerugian tersebut.
Sebagai contoh, karena bangunan hancur, maka kegiatan bisnis dan
perkantoran menjadi terganggu. Perusahaan terpaksa mengeluarkan
biaya ekstra untuk membangunan fasilitas perkantoran darurat. Jika
bangunan tersebut bisa disewakan, kebakaran tersebut menyebabkan
pendapatan sewa tidak diperoleh. Kerugian karena pendapatan yang
hilang tersebut merupakan contoh kerugian tidak langsung.
ELEMEN WAKTU
Kerugian tidak langsung bisa jadi mempunyai elemen waktu jika waktu
dilibatkan dalam perhitungan kerugian tersebut. Sebagai contoh, jika
karena kebakaran, bangunan tidak bisa disewakan sampai rekonstruksi
selesai dilakukan. Kerugian tersebut akan berhubungan positif dengan
jangka waktu perbaikan. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
perbaikan, semakin besar kerugian yang dialami oleh perusahaan.
Dengan kata lain, besarnya kerugian merupakan fungsi dari waktu.

METODE PENILAIAN KERUGIAN ASET FISIK


1. NILAI PASAR (HARGA PASAR).
2. REPLACEMENT COST (BARU).
3. REPLACEMENT COST DIKURANGI DEPRESIASI.

NILAI PASAR
1. Harga pasar adalah harga yang terbentuk melalui mekanisme pasar.
2. Dalam mekanisme tersebut ada pihak yang ingin menjual dan ada
pihak yang ingin membeli. Kekuatan demand (permintaan) dan
supply (penawaran) membentuk harga keseimbangan yang menjadi
harga pasar.
3. Penilaian property riil dengan menggunakan metode harga pasar bisa
dilakukan dengan membandingkan harga pasar aset yang mirip yang
pernah diperdagangkan (jika aset semacam itu bisa ditemukan).
4. Biasanya harga pasar cukup berfluktuasi. Karena itu penggunaan
metode harga pasar harus memperhitungkan fluktuasi harga pasar
tersebut.
5. Disamping itu jika tidak bisa ditemukan aset dengan karakteristik
yang sama persis dengan aset yang hancur, maka penyesuaian-
penyesuaian juga perlu dilakukan.
PERHITUNGAN HARGA PASAR SECARA TIDAK LANGSUNG,
DENGAN MENGGUNAKAN OPPORTUNITY COST
(KESEMPATAN YANG HILANG)
a. Sebagai contoh, misalkan kita membeli obligasi atas unjuk dengan
nilai nominal Rp1 juta, kupon bunga 20%, jangka waktu lima tahun.
Obligasi tersebut hilang. Tingkat keuntungan yang relevan 15%.
Berapa Opportunity costnya?
b. Penilaian properti riil dengan menggunakan metode harga pasar
lebih sulit dibandingkan untuk property personal.
c. Untuk property personal, karena lebih likuid (sering
diperdagangkan), harga-harga biasanya lebih mudah diperoleh.
METODE REPLACEMENT COST (BARU)
a. Tehnik Replacemeny Cost baru dilakukan dengan melihat biaya yang
diperlukan untuk mengganti barang yang rusak dengan barang baru
yang sama.
b. Sebagai contoh, misalkan kita mempunyai bangunan yang terbakar
habis. Dengan menggunakan tehnik replacement cost, kita akan
menghitung berapa biaya yang diperlukan untuk membangun
kembali bangunan tersebut agar sama seperti sebelum terbakar.
c. Manajer risiko bisa menggunakan bantuan pihak luar (misal
appraisal) untuk menaksir replacement cost tersebut.

REPLACEMENT COST DIKURANGI DEPRESIASI


a. Manajer akan menghitung replacement cost (baru) kemudian
dikurangi dengan depresiasi atau angka yang mencerminkan
turunnya nilai ekonomis.
b. Argumen yang mendasari tehnik tersebut adalah nilai suatu
property yang sebenarnya adalah nilai property tersebut dikurangi
dengan depresiasi atau penurunan nilai karena sudah digunakan atau
karena berjalannya waktu.
Sebagai contoh, jika suatu bangunan yang mempunyai nilai
penggantian (replacement cost) Rp100 juta, tetapi sudah 20 tahun
dibangun. Jika bangunan tersebut terbakar, perusahaan asuransi
barangkali tidak akan membangun kembali bangunan tersebut.
Sebagai gantinya, perusahaan asuransi akan mengurangi nilai
tersebut dengan depresiasi (sehingga jumlahnya lebih kecil dari
Rp100 juta), dan memberikannya dalam bentuk kas.

RISIKO GUGATAN (LIABILITY)


Eksposur kewajiban legal (liability) muncul jika pengadilan
memutuskan kita sebagai pihak tertanggung yang harus membayar ganti
rugi kepada pihak lainnya. Beberapa contoh kewajiban atau gugatan
hukum adalah: pasien menuntut ganti rugi kepada dokter yang dianggap
melakukan malpraktek, pengemudi menuntut produsen mobil ganti rugi
karena disain mobil yang tidak baik membuat mobil tersebut rentan
terhadap kecelakaan.

HUKUM KRIMINAL DAN PERDATA


a. Hukum criminal diarahkan kepada tindakan salah (pelanggaran
hukum) terhadap masyarakat. Contoh perbuatan yang melanggar
hukum criminal adalah pembunuhan, perampokan, pemerkosaan.
Tuntutan hukum criminal dilakukan oleh lembaga pemerintah,
seperti jaksa. Pihak yang bersalah akan dihukum penjara dan/atau
denda.
b. Hukum perdata diarahkan kepada tindakan pelanggaran hak atas
individu atau organisasi. Sebagai contoh, jika saya merasa nama
saya dicemarkan, saya bisa menuntut ganti rugi kepada pihak yang
mencemarkan nama saya tersebut. Jika pasien merasa dirugikan oleh
dokter (misal karena memberi diagnosa dan pengobatan yang salah),
maka pasien tersebut bisa menuntut ganti rugi kepada dokter. Pihak
yang bersalah dalam masalah perdata biasanya dihukum dengan
membayar denda, atau melakukan pekerjaan tertentu, atau dilarang
melakukan hal tertentu.
c. Dalam beberapa situasi, seseorang bisa dituntut melalui hukum
criminal dan perdata. Sebagai contoh, jika seseorang membunuh.
Dia akan dituntut melalui tuntutan criminal. Misalkan keluarganya
menuntut ganti rugi atas kematian tersebut, maka orang tersebut juga
akan dituntut melalui tuntutan perdata.

COMMON LAW DAN CIVIL LAW


a. Didunia ada dua sistem hukum yang utama, yaitu civil law dan
common law.
b. Civil law didasarkan pada sistem hukum yang dikodifikasi yang
menetapkan peraturan/ perundangan yang komprehensif, yang
kemudian dipakai dan diinterpretasikan oleh hakim. Sistem tersebut
ditandai dengan perundangan yang ekstensif, misal dibuat Undang-
undang yang terdiri dari banyak pasal untuk mengatur hal-hal
tertentu (misal, di Indonesia ada UU pasar modal, UU perseroan
terbatas, dan UU lainnya). Sistem tersebut berasal dari hukum
kekaisaran Roma, meskipun civil law moderen didasarkan pada
kodifikasi hukum di Eropa pada abad 19, khususnya pada masa
pemerintahan Napoleon di Perancis. Sistem civil law merupakan
sistem hukum yang paling banyak dipakai di dunia. Seseorang
melakukan kesalahan hukum jika ia melanggar perundangan yang
telah ditetapkan. Sistem peradilan lebih aktif memulai persidangan
dan menentukan keputusannya.
c. Alternatif dari civil law adalah common law. Common law
berkembang berdasarkan kebiasaan (adat atau custom) yang
berkembang sebelum ada hukum tertulis, yang kemudian masih
dipertahankan meskipun hukum tertulis mulai dikembangkan.
d. Common law menggunakan putusan hakim atau kasus-kasus hukum
yang terjadi sebelumnya (jurisprudensi) sebagai dasar pengambilan
keputusan kasus yang akan diputuskan. Dalam sistem tersebut,
pihak-pihak yang berselisih akan mengajukan kasus kemudian
pengadilan akan mendengarkan argumen dari pihak yang menuduh
(plaintiff) dan pihak tertuduh (defendant), untuk sampai pada
keputusan hukum tertentu.
e. Perbedaan antara civil dengan common law bukan hanya pada
masalah kodifikasi hukum (dimana civil mempunyai kodifikasi,
sedangkan common law didasarkan pada kasus-kasus hukum
sebelumnya), tetapi juga pada pendekatan terhadap hukum. Pada
civil law, perundangan dipandang sebagai sumber utama hukum.
Pengadilan mendasarkan keputusannya pada perundangan tersebut.
Pada common law, kasus-kasus merupakan sumber utama hukum,
sementara perundangan hanya sebagai pelengkap.
f. Beberapa penulis melihat implikasi ekonomi yang berbeda antara
kedua sistem hukum tersebut. Civil law lebih menekankan stabilitas
sosial, sementara common law memfokuskan pada hak individu.
Perbedaan tersebut diyakini oleh beberapa pihak membawa
konsekuensi berbeda terhadap perkembangan ekonomi negara yang
menganut sistem hukum yang berbeda tersebut. Sebagai contoh,
beberapa penulis berpendapat negara dengan sistem common law
memberikan perlindungan terhadap investor lebih baik dibandingkan
dengan negara dengan sistem civil law.
COMMON DAN CIVIL LAW
Perbedaan antara civil law dengan common law semakin sedikit. Negara
dengan common law sudah banyak yang memulai kodifikasi hukum
(menjadi seperti civil law), sedangkan Negara dengan civil law sudah
mulai menggunakan jurisprudensi (kasus atau putusan hakim
sebelumnya) sebagai sumber hukum.

ILUSTRASI GUGATAN LIEBECK TERHADAP MCDOLAND’S


a. Pada bulan Februari 1992, Liebeck, wanita berusia 70 tahun dari
Albuquerque, New Mexico, membeli kopi yang masih panas dari
drive-thru restoran McDonald’s, yang kemudian tumpah di pahanya,
dan mencederainya. Ia menuntut ganti rugi ke McDonald’s. Pada
tahun 1994, jury menetapkan ganti rugi sebesar 2,9 juta dolar AS.
Jumlah tersebut diturunkan menjadi 640 ribu dolar AS oleh hakim.
Keduanya mengajukan banding, dan akhirnya keduanya
menyelesaikan masalah diluar pengadilan dengan jumlah yang tidak
disebutkan.
b. Liebeck menuntut McDonald’s sebesar $10.000 untuk
membayar biaya pengobatan, tetapi perusahaan hanya bersedia
membayar $800. Ketika McDoland’s menolak untuk menaikkan
ganti rugi tersebut, Liebeck menggugat McDonald’s dengan
menuduh McDonald’s lalai (gross negligence) karena menjual kopi
yang terlalu berbahaya (unreasonably dangerous) dan cacat
produksinya (defectively manufactured).
c. Selama persidangan ditemukan bahawa McDonald’s
mensyaratkan franchisenya untuk memberikan kopi dengan panas
mencapai 180-190 derajat Fahrenheit (82-88 derajat Celsius). Pada
suhu tersebut, kopi bisa menyebabkan luka bakar tingkat tiga dalam
2-7 detik. Pengacara Liebeck berargumen bahwa kopi seharusnya
tidak diberikan pada panas lebih dari 140 derajat Fahrenheit (60
derajat celcius). Kopi yang disajikan direstoran lain mempunyai
temperature yang lebih rendah dibandingkan dengan yang disajikan
McDonald’s. Bahkan manajer pengendalian kualitas McDonald’s
bersaksi bahwa makanan yang lebih panas dari 140 derajat bisa
mengakibatkan luka bakar. Kopi McDonald’s bisa membakar mulut
dan leher. Kesaksian dari beberapa orang mangatakan bahwa
McDonald’s tidak bermaksud menurunkan temperature kopinya.
d. Tetapi asosiasi kopi nasional Amerika Serikar
merekomendasikan agar kopi dimasak pada 195-205 derajat
Fahrenheit dan dipertahankan temperaturnya sekitar 180-185 derajat
Fehrenheit untuk mendapatkan rasa yang optimal, dan diminum
segera. Starbucks, sebagai contoh, menyajikan kopinya pada
temperature seperti itu. Starbucks juga digugat beberapa kali karena
tumpahan kopinya, tetapi kebanyakan pengadilan mengabaikan
tuntutan terhadap Starbucks tersebut.

PENYELESAIAN HUKUM
a. Dengan menggunakan prinsip comparative liability, jury
menemukan bahw McDonald’s bertanggung jawab sebesar 80%
terhadap kejadian tersebut, sementara Liebeck berkontribusi sebesar
20%. Meskipun ada peringatan tertulis pada cangkir kopi, juri
memutuskan bahwa peringatan tersebut tidak cukup besar tulisannya
atau tidak cukup kuat. Juri memutuskan Liebeck berhak atas ganti
rugi sebesar $200 ribu untuk kompensasi cedera, yang kemudian
diturunkan 20% menjadi $160.000. Sebagai tambahan, juri
menetapkan $2,7 juta sebagai denda hukuman (punitive damages).
b. Tetapi hakim mengurangi denda hukuman menjadi $480 ribu,
sehingga Liebeck memperoleh $640 ribu total. McDonald’s dan
Loebeck mengajukan banding, dan pada bulan Desember 1994,
keduanya menyelesaikan permasalahan di luar pengadilan dengan
jumlah yang tidak disebutkan. Diperkirakan jumlah tersebut sama
dengan jumlah yang ditentukan oleh pengadilan.
c. "http://en.wikipedia.org/wiki/Liebeck_v.McDonald%27s_Corp.

BAB 6
RISIKO KEMATIAN

1. Kematian itu sendiri merupakan sesuatu yang pasti.


2. Tetapi timing dari kematian merupakan sesuatu yang tidak pasti.
3. Lebih spesifik lagi, manusia menghadapi eksposur kematian
sebelum waktunya (premature death)  Ketidakpastian  Risiko
kematian.

KEMATIAN AWAL
1. Kematian sebelum waktunya.
2. Kapan?
3. Sebelum mencapai usia pengharapan hidup.
4. Usia pengharapan hidup bervariasi, mulai dari 68 tahun (Indonesia),
sampai 75 tahun (Amerika Serikat).

MENGHITUNG PROBABILITAS KEMATIAN AWAL


1. Probabilitas kematian awal bisa dihitung dengan menggunakan table
kematian (mortality table).
2. Tabel tersebut menunjukkan probabiltas kematian dan bertahan
hidup untuk kelompok umur tertentu, dan disajikan dengan format
yang mudah dibaca.
3. Tabel Kematian CSO1980 disusun oleh aktuaria asuransi dan
didasarkan pada pengalaman kematian orang-orang yang
diasuransikan (berarti yang terdaftar di perusahaan asuransi) pada
awal tahun 1970-an.
Tabel 1. Tabel Kematian CSO 1980 dan 2001
1980 Commissioners Standard Ordinary 2001 Commissioners Standard Ordinary
Mortality Table Mortality Table
Pria Wanita Pria Wanita
Umur Kematian Harapan Kematian Harapan Kematian Harapan Kematian Harapan
per 1000 Hidup per 1000 Hidup per 1000 Hidup per 1000 Hidup
(tahun) (tahun) (tahun) (tahun)
0 4,18 70,83 2,89 75,83 0,72 75,67 0,42 79,87
1 1,07 70,13 0,87 75,04 0,46 74,73 0,31 78,90
2 0,99 69,20 0,81 74,11 0,33 73,76 0,23 77,93
3 0,98 68,27 0,79 73,17 0,24 72,79 0,20 76,95
4 0,95 67,34 0,77 72,23 0,21 71,81 0,19 75,96
5 0,90 66,40 0,76 71,28 0,22 70,82 0,18 74,98
6 0,86 65,46 0,73 70,34 0,22 69,84 0,19 73,99
7 0,80 64,52 0,72 69,39 0,22 68,85 0,21 73,00
8 0,76 63,57 0,70 68,44 0,22 67,87 0,21 72,02
9 0,74 62,62 0,69 67,48 0,23 66,88 0,21 71,03
90 221,77 3,18 190,75 3,45 194,28 3,20 124,22 4,64
91 236,98 2,94 208,87 3,15 209,27 2,98 131,53 4,29
92 253,45 2,70 228,81 2,85 224,94 2,76 143,72 3,94
93 272,11 2,44 251,51 2,55 241,46 2,56 160,21 3,61
94 295,90 2,17 279,31 2,24 258,86 2,38 180,90 3,29
95 329,96 1,87 317,32 1,91 276,12 2,21 203,48 3,02
96 384,55 1,54 375,74 1,56 292,95 2,06 225,69 2,79
97 480,20 1,20 474,97 1,21 310,86 1,91 240,07 2,61
98 657,98 0,84 655,85 0,84 329,95 1,77 247,79 2,43
99 1000,00 0,50 1000,00 0,50 350,32 1,64 263,98 2,23

BAGAIMANA MEMBACA TABEL KEMATIAN?


1. Dengan menggunakan tabel tahun 1980, terlihat bahwa untuk bayi
(umur 0 tahun), dari 1000 bayi, ada 4,18 yang meninggal dunia.
Angka kematian tersebut menurun pada usia 1 tahun. Dengan kata
lain, bayi mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi
dibandingkan usia anak kecil lainnya.
2. Kolom berikutnya menyajikan life expectancy (pengharapan hidup),
yaitu 70,83 tahun untuk pria dan 75,83 tahun untuk wanita pada
ulang tahun ke 0 (baru lahir). Pada ulang tahun yang pertama (usia
1), usia pengharapan hidup turun menjadi 70,13 tahun untuk pria.
Tabel 2. Proyeksi Tingkat Kematian di Negara ASEAN 1990-94
Country Infant Life
Mortality Expectancy
(per 1,000 at Birth
live births)2
1990-94 2000-04 1990- 94 2000-04
Brunei 10 7 76.3 79.2
Indonesia 55 34 63.0 68.1
Malaysia 20 13 70.8 73.6
Philippines 38 26 64.9 68.3
Singapore 6 5 74.9 77.4
Thailand 25 16 66.9 70.8
ASEAN average 26 17 69.5 72.9
East and
Southeast Asia 32 21 69.8 72.7
average

MENGHITUNG PROBABILITAS KEMATIAN AWAL


Misalkan kita ingin menghitung berapa probabilitas seseorang yang
baru saja berulang tahun ke 35, akan meninggal satu, dua, dan lima
tahun mendatang.

Jumlah Probabilitas
Jumlah Probabilitas
Usia Orang Bertahan
Kematian Kematian
Hidup hidup
35 9,491,711 20,028 0.00211 0.99789
36 9,471,683 21,217 0.00224 0.99776
37 9,450,466 22,681 0.0024 0.9976
38 9,427,785 24,324 0.00258 0.99742
39 9,403,461 26,236 0.00279 0.99721
40 9,377,225 28,319 0.00302 0.99698

Probabilitas Kematian:
1q35 = (20.028) / 9.491.711 = 0,00211
2q35 = (20.028 + 21.217) / 9.491.711 = 0,004345
5q35 = (20.028+21.217+22.681+24.324+26.236)/9.491.711= 0,01206
Probabilitas Berthan Hidup:
1p35 = (1000 – 2,11) / 1.000 = 0,9979
2p35 = (1000 – (2,11 + 2,24) / 1.000 = 0,9957
5p35 = (1000 – (2,11 + 2,24 + 2,40 + 2,58 + 2,79)/1.000 = 0,9879

Eksposur Karena Kematian Awal :


1. Eksposur yang Dihadapi oleh Keluarga.
2. Eksposur yang Dihadapi oleh Bisnis.
3. Bagaimana Menghitung Eksposur tersebut?

1. Menghitung Besarnya Eksposur Kematian Awal Untuk Keluarga


yang Ditinggalkan.
Misalkan suatu keluarga menghabiskan Rp5 juta perbulan atau Rp60
juta pertahun untuk kebutuhan hidupnya. Misalkan kebutuhan
tersebut diasumsikan konstan. Misalkan kebutuhan tersebut dipenuhi
oleh seorang ayah sepenuhnya, yang berusia 40 tahun. Kemudian
ayah tersebut meninggal dunia, padahal usia pengharapan hidup
adalah (misal) 70 tahun. Misalkan tingkat bunga yang relevan adalah
15% (dipakai sebagai discount rate untuk perhitungan present
value).
Nilai kebutuhan hidup yang seharusnya ditanggung oleh ayah
tersebut adalah:
PV = 60juta/(1+0,15)1+……….+ 60juta/(1+0,15)30 = 393.958.778.
Keluarga tersebut bisa membeli asuransi dengan nilai pertanngungan
sekitar Rp 390 juta untuk menjaga konsekuensi negatif kematian
ayah keluarga tersebut.
2. Menghitung Besarnya Eksposur Kematian Awal untuk Bisnis yang
Ditinggalkan.
Misalkan rumah makan soto Selera Rasa dibangun oleh juru masak
yang ahli yaitu Pak Hardo. Pak Hardo sangat terkenal, bisa meracik
bumbu yang enak sehingga sotonya diminati oleh banyak orang.
Misalkan Pak Hardo masih bisa bekerja 10 tahun lagi. Misalkan
rumah makan tersebut menghasilkan omset sebesar Rp100 juta
pertahun, dengan laba sebesar Rp20 juta pertahun. Misalkan biaya
modal internal rumah makan tersebut adalah 20%.
• Jika Pak Hardo meninggal, diperkirakan omset penjualan akan
turun separuhnya, yaitu menjadi Rp75 juta pertahun. Tujuan
dalam hal ini ditetapkan menjadi “menjaga tingkat penjualan
seperti sekarang ini jika Pak Hardo meninggal dunia”. Kerugian
yang dialami perusahaan bisa dihitung sebagai berikut ini.
Kerugian pertahun yang diderita oleh rumah makan tersebut,
akibat kepergian Pak Hardo, adalah Rp100 juta – Rp75 juta =
Rp25 juta pertahun. Biaya modal sebesar 20% dipakai sebagai
discount rate (tingkat diskonto).
• Present value dari kerugian yang diderita oleh rumah makan
tersebut, akibat meninggalnya Pak Hardo, adalah sebagai berikut
ini.
Kerugian = 25jt/(1+0,2)1 + …… + 25jt/(1+0,2)1 =
104.811.802

3. Interaksi Probabilitas Kematian Awal dengan Serverity Kerugian:


Aplikasi.
a. Kerugian yang diharapkan merupakan perkalian antara
probabilitas kejadian dengan besarnya kerugian yang terjadi
(severity).
b. Jika kerugian tersebut diperkirakan terjadi lima tahun
mendatang, maka konsep nilai waktu uang menjadi penting
diperhatikan.
c. Dalam hal ini probabilitas kejadian, tingkat severity, dan nilai
waktu uang berinteraksi satu sama lain membentuk kerugian
yang diharapkan.

ILUSTRASI
a. Sebagai contoh, misalkan ada seorang pria berusia 70 tahun
(baru saja berulang tahun). Jika ia meninggal lima tahun
mendatang (usia 75 tahun), kerugian yang akan ditanggung
keluarganya adalah Rp100 juta. Berapa nilai sekarang dari
kerugian yang diharapkan?
b. Dengan menggunakan tabel kematian CSO 1980 (lihat tabel pada
lampiran), kita bisa menghitung probabilitas kematian orang
tersebut sebagai berikut ini.
70q75 = (6.274.160 – 4.898.907) / 6.274.160 = 0,219
c. Kerugian yang diharapkan merupakan perkalian antara
probabilitas dengan severity (besarnya kerugian), yang bisa
dilihat sebagai berikut ini. Kerugian yang diharapkan = 0,219 x
Rp100 juta = Rp21,9 juta
d. Karena peristiwa tersebut terjadi lima tahun dari sekarang, maka
kita perlu mencari nilai sekarang dari kerugian tersebut.
Misalkan tingkat bunga yang relevan adalah 10%, maka nilai
sekarang dari kerugian tersebut adalah:
Nilai sekarang kerugian = Rp21,9 juta / (1+0,1)5 = Rp 13,598
juta

MENGHITUNG TANGGUNGAN ASURANSI


a. PRINSIP: PV premi yang diharapkan = PV tanggungan yang
diperkirakan (PV = present value atau nilai sekarang).
b. Misalkan perusahaan asuransi menawarkan asuransi kepada pria
berusia 60 tahun, asuransi selama 10 tahun. Premi asuransi yang
diterima oleh perusahaan asuransi tersebut adalah Rp3 juta pertahun
selama 10 kali. Premi tersebut dibayarkan di awal tahun.
c. Berapa tanggungan yang bisa diberikan perusahaan asuransi
tersebut?

BAB 7
RISIKO KESEHATAN, KECELAKAAN MOBIL, DAN
KECELAKAAN KERJA

1. Bab ini membicarakan pure risk lainnya, yaitu risiko kesehatan,


kecelakaan mobil, dan kecelakaan kerja.
2. Tujuan pemaparan dalam bab ini adalah mengingatkan pada
pembaca bahwa masih banyak risiko murni lainnya yang belum
dibicarakan.

RISIKO KESEHATAN
PENYEBAB UTAMA: PENDUDUK YANG SEMAKIN TUA
(KEMATIAN YANG TERTUNDA).
Pada tahun 2025, diperkirakan ada sekitar 830 juta penduduk dunia
dengan usia lebih besar atau sama dengan 65 tahun. Persentase
penduduk tua tersebut lebih besar di Negara maju, tetapi jumlah dalam
angka absolute lebih banyak di Negara berkembang.
Tabel 1
Jumlah Penduduk Tua di Dunia
Negara 2002 Penduduk Usia>=65 2002-2025
Usia Pengharapan tahun (000)
Hidup
Pria Wanita 2002 2005 % kenaikan
penduduk tua
Amerika Utara 76 83 4.100 7.893 93
Kanada 69 75 4.660 11.447 146
Meksiko 74 80 35.551 63.524 79
Amerika Serikat
Amerika Selatan 71 79 3.977 6.310 59
Argentina 67 75 9.967 24.054 141
Brasil 67 75 1.986 5.259 165
Kolombia 68 73 1.366 3.174 132
Peru 71 77 1.170 3.162 170
Venezuela

Terlihat bahwa penduduk tua terbanyak pada tahun 2025 ada di Cina
dan India, yang mencapai sekitar 206 juta dan 106 juta orang, berturut-
turut. Kenaikan penduduk dari tahun 2002-2025 bisa mencapai 170%
(Venezuela), dan sekitar 11-705 untuk negara-negara maju. Saat ini di
Italia, Yunani, dan Swedia, 17% dari penduduk berusia di atas 65 tahun.
Di Amerika Serikat, persentase tersebut mencapai 12%. Pada tahun
2035, Negara dengan persentase penduduk tua (usia 65 tahun atau lebih)
adalah Jepang (28%), Italia (24.7%), dan Jerman (24,6%). Pada tahun
tersebut, penduduk tua dunia diperkirakan akan mencapai 830 juta,
kebanyak hidup di Negara berkembang.
Penyebab trend semakin banyaknya penduduk tua adalah menurunnya
tingkat kelahiran pada 25 tahun terakhir, dan penurunan tingkat
kematian, baik di Negara berkembang dan Negara maju. Di Negara
berkembang, penyakit utama yang menyebabkan kematian biasanya
penyekit infeksi, sedangkan di Negara maju biasanya artery disease dan
stroke. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia,
kematian karena penyakit jantung menurun sekitar 50% selama 25
tahun terakhir.

Tabel 2
Penyakit Penyebab Kematian Terbesar
Penyakit Jumlah Korban
Heart Disease (penyakit jantung) 696.447
Malignant Neoplasms (kanker) 557.197
Cerebrovascular disease 162.555
Chronic Low. Respiratory Disease 124.777
Kecelakaan Tidak Sengaja 105.796
Diabetes Mellitus 73.248
Influensa dan Pneumonia 65.418
Alzheimer 58.866
Nephritis 40.801
Septicemia 33.560
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Mortality

MORBIDITY RATE
Morbidity rate merupakan banyaknya penduduk (jumlah kasus) yang
menderita sakit tertentu. Morbidity berasal dari bahasa latin morbidus,
yang artinya adalah sakit, atau tidak sehat. Morbidity rate bisa
dibandingkan dengan mortality rate. Sama seperti mortality rate,
morbidity rate dihitung berdasarkan data historis.
Syphilis Syphilis (Primary
Gender Gonorrhea Chlamydia
All Stages and Secondary)
Male 257 49% 80 53% 3,220 45% 3,617
Female 269 51% 71 47% 3,846 54% 11,928
Unknown 0 0% 0 0% 11 <1% 39
Total 100% 100% 100%
Syphilis All Syphilis (Primary
Race Gonorrhea Chlamydia
Stages and Secondary)
White 108 20% 20 13% 1,450 20% 5,579
Black 340 65% 127 84% 4,402 62% 6,412
Amer Ind 0 0% 0 0% 10 <1% 15
Asian 1 <1% 0 0% 15 <1% 62
Other 34 7% 3 2% 175 3% 528
Unknown 43 8% 1 <1% 1,025 14% 2,988
Total 100% 100% 100%

Tabel 4. Kematian Karean Kanker Paru-Paru (2002)


A. Total Penduduk
Usia Total Pria Wanita
Semua Umur 54,9 73,2 41,6
<1 ** ** **
1-14 ** ** **
15-24 0,1 ** **
25-34 0,4 0,4 0,4
35-44 6,0 6,2 5,8
45-54 30,3 36,6 24,3
55-64 115,3 144,0 88,8
65-74 275,0 355,9 207,7
75-84 377,6 527,9 277,8
85+ 297,2 482,2 217,0

RISIKO KECELAKAAN KENDARAAN


Kendaraan (mobil dan lainnya) mulai popular awal abad 20. Kendaraan
tersebut menyediakan jasa transportasi yang sangat memudahkan
kehidupan. Tetapi kehadiran kendaraan tersebut juga menghadirkan sisi
negatif, antara lain adalah risiko kecelakaan yang ditimbulkan. Bagian
ini membahas risiko kecelakaan kendaraan. Kecelakaan kendaraan
praktis terjadi sejak kendaraan diciptakan. Menurut perkiraan WHO
(World Health Organization), kecelakaan lalu lintas menyebabkan lebih
dari satu juta orang tewas, dan 50 juta orang terluka. Penyebab utama
kecelakaan adalah pengemudi mabuk atau dalam pengaruh obat, tidak
perhatian, terlalu lelah, bahaya di jalan (seperti salju, lubang, hewan,
dan pengemudi teledor).
BEBERAPA STATISTIK KECELAKAAN KENDARAAN
1. Sekitar 26% dari pengemudi pernah terlibat daalam kecelakaan
mobil selama lima tahun sebelumnya.
2. Ada sekitar 17.419 kematian karena kecelakaan pada tahun 2002
yang disebabkan oleh alcohol.
3. Lebih dari setengah kematian yang dilaporlkan, 59% diantaranya
tidak memakai sabuk pengaman.
4. Kematian karena kecelakaan mobil terbalik (rollover crashes)
mencapai 82%.

Tabel 5. Distribusi Kecelakaan Berdasarkan Kategori Usia di AS (1998)


Jumlah Persentase
Umur Kecelakaan (%)
<5 427 1.74
5-9 432 1.76
10-15 799 3.26
16-20 3,447 14.05
21-24 2,245 9.15
25-34 4,034 16.45
35-44 3,993 16.28
45-54 2,885 11.76
55-64 1,863 7.60
65-74 1,746 7.12
>74 2,411 9.83
Tidak Diketahui 244 0.99
Total 24,526 100.00

Tabel 7. Kecelakaan Kendaraan Berdasarkan Kategori Usia


Umur Jumlah Persentase Jumlah Persen Persentase Angka
Kecelakaan Kecelakaan Penduduk tase Kecelakaan Kecelakaan
Pendu berdasarkan
duk Jumlah
(4) Penduduk
(5)={(1)/ (5)={(2)/(4)}
(1) (2) (3) (3)}x100% x100%
<5 427 1.74 19,175,798 6.81 0.0022 25.55
5-9 432 1.76 20,549,505 7.30 0.0021 24.12
10-15 799 3.26 20,528,072 7.29 0.0039 44.66
16-20 3,447 14.05 20,219,890 7.18 0.0170 195.61
21-24 2,245 9.15 18,964,001 6.74 0.0118 135.84
25-34 4,034 16.45 39,891,724 14.18 0.0101 116.03
35-44 3,993 16.28 45,148,527 16.04 0.0088 101.48
45-54 2,885 11.76 37,677,952 13.39 0.0077 87.86
55-64 1,863 7.60 24,274,684 8.63 0.0077 88.06
65-74 1,746 7.12 18,390,986 6.54 0.0095 108.94
>74 2,411 9.83 16,600,767 5.90 0.0145 166.65

PENYEBAB KECELAKAAN
1. Faktor manusia: Pengemudi seringkali melakukan perbuatan
yang bisa mendorong kecelakaan. Kebanyakan kecelakaan
kendaraan sebenarnya bisa dihindari, jika orang lebih berhati-hati.
Berikut ini menyajikan persentase aktivitas yang menyebabkan
kecelakaan kendaraan.
Tabel 5. Penyebab Kecelakaan Kendaraan
Aktivitas Persentase
Berbicara dengan penumpang lain 81 %
Memainkan radio atau CD 66 %
Makan atau Minum 49 %
Menggunakan telepon selular 25 %
Sumber: http://www.car-accidents.net/car-accident-stats.html

2. Faktor Teknis: Faktor teknis diakibatkan karena kelemahan


mobil atau kendaraan yang bisa menyebabkan atau mendorong
kecelakaan. Sebagai contoh, ban yang kehilangan gesekan ketika
terjadi pengereman mendekati setengah gravitasi, bisa menyebabkan
mobil tidak berhenti pada saatnya. Sistem api yang kurang aman
bisa meningkatkan risiko kebakaran atau kecelakaan mobil. Dari
tahun ke tahun, fasilitas pengamanan kendaraan cenderung semakin
membaik, meskipun angka kematian karena kecelakaan kendaraan
masih dirasakan tinggi.

KECELAKAAN KERJA
1. 60% kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian Pekerja
menghadapi risiko kecelakaan kerja.
2. BEBERAPA STATISTIK: Diperkirakan ada sekitar 1,6 juta cedera
karena kerja setiap tahunnya, dan 2,2 juta kasus gangguan kesehatan
karena kerja. Sekitar 30 juta hari kerja hilang setiap tahunnya karena
kecelakaan, cedera, atau gangguan kesehatan. Diperkirakan kerugian
karena gangguan kesehatan karena kerja, dan kecelakaan kerja,
mencapai £6.5 milyar setiap tahunnya. Sebanyaka 226 karyawan
meninggal karena kecelakaan kerja pada tahun 2002/03. Tingkat
kecelakaan dan kematian kerja untuk perusahaan kecil (kurang dari
50 karyawan) dua kali besar dibandingkan dengan tingkat yang sama
pada perusahaan besar (lebih dari 1000 karyawan). Kecelakaan kerja
karena terpeleset atau terantuk benda merupakan penyebab
kecelakaan kerja paling sering.
3. Sekitar terjadi pada konstruksi, transportasi, pergudangan, pertanian,
kehutanan, dan perikanan. Penyebab kematian kerja paling umum
adalah karena jatuh dari ketinggian, ditabrak oleh kendaraan yang
bergerak, dan ditabrak oleh obyek yang bergerak atau jatuh.
Diperkirakan sekitar 20 orang terbunuh dan 250 cedera serius setiap
minggunya berkaitan dengan kendaraan (menjalankan kendaraan,
menggunakan jalan untuk kerja).
4. Bagaimana dengan kecelakaan kerja di Indonesia? Berikut beberapa
informasi mengenai kecelakaan kerja di Indonesia. [1] Pada tahun
2005, terjadi 95.418 kecelakaan kerja yang menyebabkan 6.114
pekerja mengalami cacat, 2.932 pekerja cacat sebagian dan 66
pekerja cacat total, dan 1.736 meninggal. Meskipun tren kecelakaan
kerja mengalami penurunan dari tahun ke tahun, tetapi angka
tersebut dirasakan masih cukup tinggi.
[1]
http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/ 012006/13/0603.htm

Anda mungkin juga menyukai