Daftar Referensi:
1. Hibbeln, Martin, 2010, Risk Management in Credit Portfolios,
Penerbit Springer-Verlag Berlin Heidelberg, Germani
2. Hull, John C., 2012, Risk Management and Financial
Institutions, (Third Edition), Willey, (JCH)
3. Mamduh M. Hanafi, 2014, Manajemen Risiko, Cetakan Ketiga,
Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
BAB I
PENGANTAR
Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari.
Biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang
tidak kita sukai, sesuatu yang ingin kita hindari. Sebagai contoh, jika
kita jalan keluar dengan mobil, maka ada risiko mobil kita bertabrakan
dengan mobil lainnya (kejadian yang tidak kita inginkan). Jika kita
mempunyai saham, ada risiko harga saham yang kita pegang turun
nilainya, sehingga kita tidak memperoleh keuntungan (kejadian yang
tidak kita harapkan).
Apa yang dimaksud dengan risiko?
Berbagai macam pengertian dan definisi, misal:
1. Kerugian yang tidak diharapkan
2. Penyimpangan dari yang diharapkan
3. Kejadian yang tidak menguntungkan
Ukuran Risiko juga bermacam-macam tergantung definisi dan
karakteristik risiko, misal standar deviasi, probabilitas, dan lain-lain.
Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Beberapa tingkatan
ketidakpastian (lihat tabel 1)
Tingkat Karakteristik Contoh
Ketidakpastian
Tidak Ada (Pasti) Hasil Bisa Diprediksi dengan Pasti Hukum Alam
Ketidakpastian Hasil Bisa Diidentifikaasi dan Permainan Dadu,
Obyektif Probabilitas Diketahui Kartu
Ketidakpastian Hasil Bisa Diidentifikaasi Tapi Kebakaran,
Subyektif Probabilitas Tidak Diketahui Kecelakaan
Mobil, Investasi
Sangat Tidak Pasti Hasil Tidak Bisa Diidentifikaasi Eksplorasi
dan Probabilitas Tidak Diketahui Angkasa
Tabel 3
Contoh-Contoh Risiko Spekulatif
TIPE RISIKO DEFINISI ILUSTRASI
Risiko pasar Risiko yang terjadi dariHarga pasar saham dalam portofolio
pergarakan harga atauperusahaan mengalami penurunan, yang
volatilitas harga pasar mengakibatkan kerugian yang dialami
perusahaan.
Risiko kredit Risiko karena counter partyDebitur tidak bisa membayar cicilan dan
gagal memenuhibunga hutang, sehingga perusahaan
kewajibannya kepadamengalami kerugian.
perusahaan Piutang dagang tidak terbayar.
Risiko Risiko tidak bisa memenuhiPerusahaan tidak mempunyai kas untuk
Likuiditas kebutuhan kas, risiko tidakmembayar kewajibannya (misal melunasi
bisa menjual dengan cepathutang).
karena ketidaklikuidan atauPerusahaan terpaksa menjual tanah
gangguan pasar dengan harga murah (dibawah standar)
karena sulit menjual tanah tersebut (tidak
likuid), padahal perusahaan membutuhkan
kas dengan cepat.
Risiko Risiko kegiatan operasionalKomputer perusahaan terkena virus
operasional tidak berjalan lancar dansehingga operasi perusahaan terganggu.
mengakibatkan kerugian:Prosedur pengendalian perusahaan tidak
kegagalan sistem, humanmemadai sehingga terjadi pencurian
error, pengendalian danbarang-barang yang dimiliki perusahaan.
prosedur yang kurang
Risiko ada dimana-mana, bisa datang kapan saja, dan sulit dihindari.
Jika risiko tersebut menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut
bisa mengalami kerugian yang signifikan. Dalam beberapa situasi,
risiko tersebut bisa mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut.
Karena itu risiko penting untuk dikelola. Manajemen risiko bertujuan
untuk mengelola risiko sehingga organisasi bisa bertahan, atau
barangkali mengoptimalkan risiko. Perusahaan seringkali secara sengaja
mengambil risiko tertentu, karena melihat potensi keuntungan dibalik
risiko tersebut.
IDENTIFIKASI RISIKO
Ada banyak tehnik untuk mengidentifikasi risiko, misal:
1. Menganalisis sekuen terjadinya risiko, misal: api kompor
kebakaran kerugian.
2. Melihat karakteristik bisnis, misal bank akan menghadapi risiko
kredit (pembayaran hutang tidak lancar).
3. Bank yang aktif memperdagangkan sekuritas akan menghadapi
risiko pasar (instrumen yang dipegang turun nilai pasarnya).
PENGELOLAAN RISIKO
1. Penghindaran.
2. Ditahan (Retention).
3. Diversifikasi.
4. Transfer Risiko.
5. Pengendalian Risiko.
6. Pendanaan Risiko.
PRASARANA LUNAK
1. MENGEMBANGKAN BUDAYA RISIKO AGAR ANGGOTA
ORGANISASI SADAR AKAN RISIKO, DAN DENGAN
DEMIKIAN ORGANISASI MENJADI SEMAKIN SADAR AKAN
RISIKO
2. MENCIPTAKAN SISTEM KOMPENSASI YANG MENDUKUNG
BUDAYA RISIKO
3. DUKUNGAN DARI MANAJEMEN PUNCAK
4. LAINNYA??
PRASARANA KERAS
1. KOMPUTER
2. RUANG PERKANTORAN
3. ANALISIS KOMPUTER, SIMULASI, DAN LAINNYA
4. LAINNYA????
Distribusi Probabilitas
1. Distribusi probabilitas mempunyai banyak manfaat dalam statistik.
Jika kita mengetahui distribusi probabilitas, maka kita bisa
menghitung probabilitas hanya dengan menggunakan distribusi
probabilitas tersebut.
2. Sebagai contoh, jika kita yakin distribusi probabilitas adalah
berbentuk distribusi normal dengan standar deviasi dan rata-rata
tertentu, maka kita bisa melakukan banyak hal. Sebagai contoh, kita
bisa menghitung berapa probabilitas memperoleh angka atau nilai
tertentu, hanya dengan menggunakan standar deviasi dan nilai rata-
rata distrbusi tersebut.
3. Distribusi probabilitas menjelaskan bagaimana sebaran probabilitas
untuk variabel random tertentu.
4. Untuk variabel random x, distrbibusi probabilitas disebut sebagai
fungsi probabilitas (probability function), dituliskan sebagai f(x).
5. Fungsi probabilitas tersebut menentukan probabilitas untuk setiap
nilai dari variabel random. Sebagai contoh, jika kita melempar koin
satu kali, variabel random yang muncul adalah kejadian munculnya
angka dan munculnya gambar. Fungsi probabilitas bisa dipakai
untuk menentukan probabilitas masing-masing kejadian tersebut,
yaitu 0,5.
Misalkan kita mempunyai informasi kedatangan pembeli dalam satu
hari dari suatu toko barang antik sebagai berikut ini:
X f(x)
0 0,15
1 0,15
2 0,40
3 0,20
4 atau lebih 0,10
1,0
Berapa probabiltas kejadian tiga pembeli, tiga pembeli atau lebih, tiga
pembeli atau kurang, datang dalam satu hari?
Variabel Random
1. Erat kaitannya dengan distribusi adalah variabel random.
2. Variabel random bisa didefinisikan sebagai gambaran yang bersifat
numerik dari hasil sebuah eksperimen.
3. Sebagai contoh, misal kita melempar dadu dua kali, kejadian
munculnya angka empat dalam dua kali lemparan tersebut
merupakan variabel random. Contoh lain, misal kita mengikuti ujian,
kejadian kita lulus dalam ujian tersebut merupakan variabel random.
4. Variabel random bisa dibedakan menjadi variabel random diskrit dan
variabel random kontinyu.
5. Variabel random diskrit berbentuk angka yang terbatas (finite),
seperti 0,1,2, atau 3.
6. Variabel random kontinyu berbentu angka yang tidak terbatas
(kontinyu), misal gelas terisi air 0,25, atau 0,5nya.
Jika risiko tidak bisa diidentifikasi, maka risiko tidak bisa diukur. Jika
risiko tidak bisa diukur, maka kita tidak bisa mengelola risiko
ANALISIS KONTRAK
Analisis kontrak bertujuan melihat risiko yang bisa muncul karena
kontrak tertentu. Risiko ini lebih berkaitan dengan risiko tuntutan
hukum. Spesifikasi kontrak yang tidak menyeluruh bisa menimbulkan
celah-celah yang bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab. Karena itu sedapat mungkin kontrak dituliskan dengan bahasa
yang jelas (hitam putih), menyeluruh, untuk meminimalkan risiko
seperti risiko tuntuntan hukum atau ganti rugi. Salah satu cara yang bisa
dilakukan adalah dengan meminta departemen hukum atau kepatuhan
untuk memeriksa poin-poin dalam kontrak, menganalisis kemungkinan-
kemungkinan konsekuensi hukum jika suatu kontrak dituliskan dengan
redaksi yang tertentu.
HASIL ANALISIS 1
PT Unggul Airline menggunakan pesawat yang lebih tua dibandingkan
dengan pesaing-pesaingnya. Pesawat tua tersebut digunakan karena
biaya sewa dan biaya pembelian (sebagian dibeli oleh PT Unggul
Airlines) lebih murah. Sayangnya pesawat tua tersebut lebih boros
bahan baker. Diperkirakan bahan bakar mencapai sekitar 30% dari
komponen, sementara persentase untuk pesaing adalah sekitar 15-20%.
Dengan struktur biaya yang semacam itu, PT Unggul Airlines menjadi
lebih rentan terhadap kenaikan harga bahan bakar pesawat. Untuk
melihat seberap besar pengaruh bahan bakar tersebut, Joko memplot
pengaruh perubahan harga bahan bakar terhadap EPS (Earning
PerShare) PT Unggul Airlines, seperti berikut ini.
HASIL ANALISIS (2)
RISIKO PROPERTI
1. Risiko yang mungkin terjadi atas properti (harta benda) mencakup
banyak hal seperti kebakaran, banjir, perusakan, dan lainnya.
2. Sebagai ilustrasi cakupan risiko properti, berikut ini contoh risiko
properti yang dicakup perusahaan asuransi.
NILAI PASAR
1. Harga pasar adalah harga yang terbentuk melalui mekanisme pasar.
2. Dalam mekanisme tersebut ada pihak yang ingin menjual dan ada
pihak yang ingin membeli. Kekuatan demand (permintaan) dan
supply (penawaran) membentuk harga keseimbangan yang menjadi
harga pasar.
3. Penilaian property riil dengan menggunakan metode harga pasar bisa
dilakukan dengan membandingkan harga pasar aset yang mirip yang
pernah diperdagangkan (jika aset semacam itu bisa ditemukan).
4. Biasanya harga pasar cukup berfluktuasi. Karena itu penggunaan
metode harga pasar harus memperhitungkan fluktuasi harga pasar
tersebut.
5. Disamping itu jika tidak bisa ditemukan aset dengan karakteristik
yang sama persis dengan aset yang hancur, maka penyesuaian-
penyesuaian juga perlu dilakukan.
PERHITUNGAN HARGA PASAR SECARA TIDAK LANGSUNG,
DENGAN MENGGUNAKAN OPPORTUNITY COST
(KESEMPATAN YANG HILANG)
a. Sebagai contoh, misalkan kita membeli obligasi atas unjuk dengan
nilai nominal Rp1 juta, kupon bunga 20%, jangka waktu lima tahun.
Obligasi tersebut hilang. Tingkat keuntungan yang relevan 15%.
Berapa Opportunity costnya?
b. Penilaian properti riil dengan menggunakan metode harga pasar
lebih sulit dibandingkan untuk property personal.
c. Untuk property personal, karena lebih likuid (sering
diperdagangkan), harga-harga biasanya lebih mudah diperoleh.
METODE REPLACEMENT COST (BARU)
a. Tehnik Replacemeny Cost baru dilakukan dengan melihat biaya yang
diperlukan untuk mengganti barang yang rusak dengan barang baru
yang sama.
b. Sebagai contoh, misalkan kita mempunyai bangunan yang terbakar
habis. Dengan menggunakan tehnik replacement cost, kita akan
menghitung berapa biaya yang diperlukan untuk membangun
kembali bangunan tersebut agar sama seperti sebelum terbakar.
c. Manajer risiko bisa menggunakan bantuan pihak luar (misal
appraisal) untuk menaksir replacement cost tersebut.
PENYELESAIAN HUKUM
a. Dengan menggunakan prinsip comparative liability, jury
menemukan bahw McDonald’s bertanggung jawab sebesar 80%
terhadap kejadian tersebut, sementara Liebeck berkontribusi sebesar
20%. Meskipun ada peringatan tertulis pada cangkir kopi, juri
memutuskan bahwa peringatan tersebut tidak cukup besar tulisannya
atau tidak cukup kuat. Juri memutuskan Liebeck berhak atas ganti
rugi sebesar $200 ribu untuk kompensasi cedera, yang kemudian
diturunkan 20% menjadi $160.000. Sebagai tambahan, juri
menetapkan $2,7 juta sebagai denda hukuman (punitive damages).
b. Tetapi hakim mengurangi denda hukuman menjadi $480 ribu,
sehingga Liebeck memperoleh $640 ribu total. McDonald’s dan
Loebeck mengajukan banding, dan pada bulan Desember 1994,
keduanya menyelesaikan permasalahan di luar pengadilan dengan
jumlah yang tidak disebutkan. Diperkirakan jumlah tersebut sama
dengan jumlah yang ditentukan oleh pengadilan.
c. "http://en.wikipedia.org/wiki/Liebeck_v.McDonald%27s_Corp.
BAB 6
RISIKO KEMATIAN
KEMATIAN AWAL
1. Kematian sebelum waktunya.
2. Kapan?
3. Sebelum mencapai usia pengharapan hidup.
4. Usia pengharapan hidup bervariasi, mulai dari 68 tahun (Indonesia),
sampai 75 tahun (Amerika Serikat).
Jumlah Probabilitas
Jumlah Probabilitas
Usia Orang Bertahan
Kematian Kematian
Hidup hidup
35 9,491,711 20,028 0.00211 0.99789
36 9,471,683 21,217 0.00224 0.99776
37 9,450,466 22,681 0.0024 0.9976
38 9,427,785 24,324 0.00258 0.99742
39 9,403,461 26,236 0.00279 0.99721
40 9,377,225 28,319 0.00302 0.99698
Probabilitas Kematian:
1q35 = (20.028) / 9.491.711 = 0,00211
2q35 = (20.028 + 21.217) / 9.491.711 = 0,004345
5q35 = (20.028+21.217+22.681+24.324+26.236)/9.491.711= 0,01206
Probabilitas Berthan Hidup:
1p35 = (1000 – 2,11) / 1.000 = 0,9979
2p35 = (1000 – (2,11 + 2,24) / 1.000 = 0,9957
5p35 = (1000 – (2,11 + 2,24 + 2,40 + 2,58 + 2,79)/1.000 = 0,9879
ILUSTRASI
a. Sebagai contoh, misalkan ada seorang pria berusia 70 tahun
(baru saja berulang tahun). Jika ia meninggal lima tahun
mendatang (usia 75 tahun), kerugian yang akan ditanggung
keluarganya adalah Rp100 juta. Berapa nilai sekarang dari
kerugian yang diharapkan?
b. Dengan menggunakan tabel kematian CSO 1980 (lihat tabel pada
lampiran), kita bisa menghitung probabilitas kematian orang
tersebut sebagai berikut ini.
70q75 = (6.274.160 – 4.898.907) / 6.274.160 = 0,219
c. Kerugian yang diharapkan merupakan perkalian antara
probabilitas dengan severity (besarnya kerugian), yang bisa
dilihat sebagai berikut ini. Kerugian yang diharapkan = 0,219 x
Rp100 juta = Rp21,9 juta
d. Karena peristiwa tersebut terjadi lima tahun dari sekarang, maka
kita perlu mencari nilai sekarang dari kerugian tersebut.
Misalkan tingkat bunga yang relevan adalah 10%, maka nilai
sekarang dari kerugian tersebut adalah:
Nilai sekarang kerugian = Rp21,9 juta / (1+0,1)5 = Rp 13,598
juta
BAB 7
RISIKO KESEHATAN, KECELAKAAN MOBIL, DAN
KECELAKAAN KERJA
RISIKO KESEHATAN
PENYEBAB UTAMA: PENDUDUK YANG SEMAKIN TUA
(KEMATIAN YANG TERTUNDA).
Pada tahun 2025, diperkirakan ada sekitar 830 juta penduduk dunia
dengan usia lebih besar atau sama dengan 65 tahun. Persentase
penduduk tua tersebut lebih besar di Negara maju, tetapi jumlah dalam
angka absolute lebih banyak di Negara berkembang.
Tabel 1
Jumlah Penduduk Tua di Dunia
Negara 2002 Penduduk Usia>=65 2002-2025
Usia Pengharapan tahun (000)
Hidup
Pria Wanita 2002 2005 % kenaikan
penduduk tua
Amerika Utara 76 83 4.100 7.893 93
Kanada 69 75 4.660 11.447 146
Meksiko 74 80 35.551 63.524 79
Amerika Serikat
Amerika Selatan 71 79 3.977 6.310 59
Argentina 67 75 9.967 24.054 141
Brasil 67 75 1.986 5.259 165
Kolombia 68 73 1.366 3.174 132
Peru 71 77 1.170 3.162 170
Venezuela
Terlihat bahwa penduduk tua terbanyak pada tahun 2025 ada di Cina
dan India, yang mencapai sekitar 206 juta dan 106 juta orang, berturut-
turut. Kenaikan penduduk dari tahun 2002-2025 bisa mencapai 170%
(Venezuela), dan sekitar 11-705 untuk negara-negara maju. Saat ini di
Italia, Yunani, dan Swedia, 17% dari penduduk berusia di atas 65 tahun.
Di Amerika Serikat, persentase tersebut mencapai 12%. Pada tahun
2035, Negara dengan persentase penduduk tua (usia 65 tahun atau lebih)
adalah Jepang (28%), Italia (24.7%), dan Jerman (24,6%). Pada tahun
tersebut, penduduk tua dunia diperkirakan akan mencapai 830 juta,
kebanyak hidup di Negara berkembang.
Penyebab trend semakin banyaknya penduduk tua adalah menurunnya
tingkat kelahiran pada 25 tahun terakhir, dan penurunan tingkat
kematian, baik di Negara berkembang dan Negara maju. Di Negara
berkembang, penyakit utama yang menyebabkan kematian biasanya
penyekit infeksi, sedangkan di Negara maju biasanya artery disease dan
stroke. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia,
kematian karena penyakit jantung menurun sekitar 50% selama 25
tahun terakhir.
Tabel 2
Penyakit Penyebab Kematian Terbesar
Penyakit Jumlah Korban
Heart Disease (penyakit jantung) 696.447
Malignant Neoplasms (kanker) 557.197
Cerebrovascular disease 162.555
Chronic Low. Respiratory Disease 124.777
Kecelakaan Tidak Sengaja 105.796
Diabetes Mellitus 73.248
Influensa dan Pneumonia 65.418
Alzheimer 58.866
Nephritis 40.801
Septicemia 33.560
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Mortality
MORBIDITY RATE
Morbidity rate merupakan banyaknya penduduk (jumlah kasus) yang
menderita sakit tertentu. Morbidity berasal dari bahasa latin morbidus,
yang artinya adalah sakit, atau tidak sehat. Morbidity rate bisa
dibandingkan dengan mortality rate. Sama seperti mortality rate,
morbidity rate dihitung berdasarkan data historis.
Syphilis Syphilis (Primary
Gender Gonorrhea Chlamydia
All Stages and Secondary)
Male 257 49% 80 53% 3,220 45% 3,617
Female 269 51% 71 47% 3,846 54% 11,928
Unknown 0 0% 0 0% 11 <1% 39
Total 100% 100% 100%
Syphilis All Syphilis (Primary
Race Gonorrhea Chlamydia
Stages and Secondary)
White 108 20% 20 13% 1,450 20% 5,579
Black 340 65% 127 84% 4,402 62% 6,412
Amer Ind 0 0% 0 0% 10 <1% 15
Asian 1 <1% 0 0% 15 <1% 62
Other 34 7% 3 2% 175 3% 528
Unknown 43 8% 1 <1% 1,025 14% 2,988
Total 100% 100% 100%
PENYEBAB KECELAKAAN
1. Faktor manusia: Pengemudi seringkali melakukan perbuatan
yang bisa mendorong kecelakaan. Kebanyakan kecelakaan
kendaraan sebenarnya bisa dihindari, jika orang lebih berhati-hati.
Berikut ini menyajikan persentase aktivitas yang menyebabkan
kecelakaan kendaraan.
Tabel 5. Penyebab Kecelakaan Kendaraan
Aktivitas Persentase
Berbicara dengan penumpang lain 81 %
Memainkan radio atau CD 66 %
Makan atau Minum 49 %
Menggunakan telepon selular 25 %
Sumber: http://www.car-accidents.net/car-accident-stats.html
KECELAKAAN KERJA
1. 60% kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian Pekerja
menghadapi risiko kecelakaan kerja.
2. BEBERAPA STATISTIK: Diperkirakan ada sekitar 1,6 juta cedera
karena kerja setiap tahunnya, dan 2,2 juta kasus gangguan kesehatan
karena kerja. Sekitar 30 juta hari kerja hilang setiap tahunnya karena
kecelakaan, cedera, atau gangguan kesehatan. Diperkirakan kerugian
karena gangguan kesehatan karena kerja, dan kecelakaan kerja,
mencapai £6.5 milyar setiap tahunnya. Sebanyaka 226 karyawan
meninggal karena kecelakaan kerja pada tahun 2002/03. Tingkat
kecelakaan dan kematian kerja untuk perusahaan kecil (kurang dari
50 karyawan) dua kali besar dibandingkan dengan tingkat yang sama
pada perusahaan besar (lebih dari 1000 karyawan). Kecelakaan kerja
karena terpeleset atau terantuk benda merupakan penyebab
kecelakaan kerja paling sering.
3. Sekitar terjadi pada konstruksi, transportasi, pergudangan, pertanian,
kehutanan, dan perikanan. Penyebab kematian kerja paling umum
adalah karena jatuh dari ketinggian, ditabrak oleh kendaraan yang
bergerak, dan ditabrak oleh obyek yang bergerak atau jatuh.
Diperkirakan sekitar 20 orang terbunuh dan 250 cedera serius setiap
minggunya berkaitan dengan kendaraan (menjalankan kendaraan,
menggunakan jalan untuk kerja).
4. Bagaimana dengan kecelakaan kerja di Indonesia? Berikut beberapa
informasi mengenai kecelakaan kerja di Indonesia. [1] Pada tahun
2005, terjadi 95.418 kecelakaan kerja yang menyebabkan 6.114
pekerja mengalami cacat, 2.932 pekerja cacat sebagian dan 66
pekerja cacat total, dan 1.736 meninggal. Meskipun tren kecelakaan
kerja mengalami penurunan dari tahun ke tahun, tetapi angka
tersebut dirasakan masih cukup tinggi.
[1]
http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/ 012006/13/0603.htm