Anda di halaman 1dari 53

SEMINAR KASUS

STASE KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. M DENGAN


DIAGNOSA DIABETES MELITUS DI PSTW BERINGIN
KELURAHAN HUTUO KECAMATAN LIMBOTO

OLEH
KELOMPOK I
ALFATRA LATIF
ASMA S. SULE
AZIZZURAHMAN
DESSY RACHMANIA SALEH
DESI OKTAVIANI DALI
SEPTIVIANA INDRIANI SANABI
SILVANA DJONI TAHIR
WILAN Y. AKASE

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO
2019
LEMBAR PENGESAHAN

SEMINAR KASUS STASE KEPERAWATAN GERONTIk


PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

OLEH
KELOMPOK I

DI SETUJUI OLEH :

PRESEPTOR AKADEMIK PRESEPTOR KLINIK

Ns. Uyuun I. Biahim., S.Kep Hj. Saharu Potutu., S.E

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini
walaupun secara sederhana, baik bentuknya maupun isinya.
Laporan kasus ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas akhir stase
gerontik profesi ners yang mungkin dapat membantu teman-teman dalam
mempelajari hal-hal penting dalam Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan
Diabetes Melitus. Laporan kasus ini dapat penulis selesaikan karena bantuan
berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis.
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan lapora ini. Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya laporan ini.
Penulis juga mengharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Gorontalo, Mei, 2019


Penyusun

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................


LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 3
1.2.1 Tujuan Umum ...................................................................... 3
1.2.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4


2.1 Konsep Dasar Medis ...................................................................... 4
2.2 Konsep Dasar Keperawatan ......................................................... 11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ................................................... 21
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 46
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 47
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 47
5.2 Saran ............................................................................................ 47

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 1995). DM
merupakan penyakit yang menjadi masalah pada kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu DM tercantum dalam urutan keempat prioritas penelitian nasional
untuk penyakit degeneratif setelah penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler,
rheumatik dan katarak (Tjokroprawiro, 2001).
Diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan
meningkat jumlahnya dimasa mendatang. Diabetes merupakan salah satu ancaman
utama bagi kesehatan umat manusia abad 21. WHO membuat perkiraan bahwa
pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150
juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025 jumlah itu
akan membengkak menjadi 300 juta orang (Suyono, 2006). Diabetes mellitus tipe
II merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih banyak penderitanya
dibandingkan Diabetes Mellitus tipe I. Penderita diabetes mellitus tipe II
mencapai 90-95 % dari keseluruhan populasi penderita DM (Anonim, 2005).
Laksmanan (1986) memberitahukan alasan masuk rumah sakit yang
disebabkan oleh penyakit iatogrenik (akibat dari pengobatan) dimana sebanyak 47
kejadian iatogrenik yang muncul, ditemukan 35 kasus drug related illness.
Kasuskasus tersebut diantaranya terjadi pada antihipertensi 8 kasus, antikonvulsan
4 kasus, pengobatan jantung 2 kasus, antibiotik 2 kasus dan miscellaneous 1 kasus
(Cipolle et al., 1998).
Orang lanjut usia mengalami kemunduran dalam sistem fisiologisnya seperti
kulit yang keriput, turunnya tinggi badan, berat badan, kekuatan otot, daya lihat,
daya dengar, kemampuan berbagai rasa (senses), dan penurunan fungsi berbagai
organ termasuk apa yang terjadi terhadap fungsi homeostatis glukosa, sehingga
penyakit degeneratif seperti DM akan lebih mudah terjadi (Rochmah, 2006).

1
Umur secara kronologis hanya merupakan suatu determinan dari perubahan
yang berhubungan dengan penerapan terapi obat secara tepat pada orang lanjut
usia. Terjadi perubahan penting pada respon terhadap beberapa obat yang terjadi
seiring dengan bertambahnya umur pada sejumlah besar individu (Katzung,
2004).
Diabetes Mellitus (DM) pada geriatri terjadi karena timbulnya resistensi
insulin pada usia lanjut yang disebabkan oleh 4 faktor : pertama adanya perubahan
komposisi tubuh, komposisi tubuh berubah menjadi air 53%, sel solid 12%, lemak
30%, sedangkan tulang dan mineral menurun 1% sehingga tinggal 5%. Faktor
yang kedua adalah turunnya aktivitas fisik yang akan mengakibatkan penurunan
jumlah reseptor insulin yang siap berikatan dengan insulin sehingga kecepatan
transkolasi GLUT-4 (glucosetransporter-4) juga menurun. Faktor ketiga adalah
perubahan pola makan pada usia lanjut yang disebabkan oleh berkurangnya gigi
geligi sehingga prosentase bahan makanan karbohidrat akan meningkat. Faktor
keempat adalah perubahan neurohormonal, khususnya Insulin Like Growth
Factor-1 (IGF-1) dan dehydroepandrosteron (DHtAS) plasma (Rochmah, 2006).
Prevalensi DM pada lanjut usia (geriatri) cenderung meningkat, hal ini
dikarenakan DM pada lanjut usia bersifat muktifaktorial yang dipengaruhi faktor
intrinsik dan ekstrinsik. Umur ternyata merupakan salah satu faktor yang bersifat
mandiri dalam pengaruhnya terhadap perubahan toleransi tubuh terhadap glukosa.
Dari jumlah tersebut dikatakan 50% adalah pasien berumur > 60 tahun
(Gustaviani, 2006).
Pada sebuah penelitian oleh Cardiovascular Heart Study (CHS) di Amerika
dari tahun 1996-1997 didapati hanya 12 % populasi lanjut usia dengan DM yang
mencapai kadar gula darah di bawah nilai acuan yang ditetapkan American
Diabetes Association. Pada penelitian tersebut juga diketahui 50% dari lanjut usia
dengan DM mengalami gangguan pembuluh darah besar dan 33% dari jumlah
tersebut aktif mengkonsumsi aspirin. Disisi lain banyak dari populasi lanjut usia
dengan DM memiliki tekanan darah > 142/90 mmHg, hanya 8% lanjut usia
dengan kadar kolesterol LDL < 100 mg/dl (Anonim, 2004). Banyaknya obat yang
diresepkan untuk pasien usia lanjut akan menimbulkan banyak masalah termasuk

2
polifarmasi, peresepan yang tidak tepat dan ketidakpatuhan. Setidaknya 25% obat
yang diresepkan untuk pasien usia lanjut tidak efektif (Prest, 2003).
Berdasarkan hal tersebut, kami merasa tertarik untuk mengangkat dan
membahas “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Ny. M dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus”.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Intruksional Umum
Adapun tujuan umum dalam laporan kasus ini ialah untuk mengetahui
Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Diagnosa Medis Diabetes
Melitus.
1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus
1. Untuk mengetahui konsep dasar medis penyakit Diabetes Melitus.
2. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan penyakit Diabetes
Melitus.
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada lansia dengan penyakit
Diabetes Melitus.

3
BAB II
TINJAUAN PSUTAKA

2.1 Konsep Dasar Medis


1. Definisi
Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis terjadi
defisiensi insulin atau retensi insulin, ditandai dengan tingginya keadaan
glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria) atau
merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan dengan
kurangnya sekresi insulin secara absolut / relatif dan atau adanya gangguan
fungsi insulin.
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes mellitus merupakan penyakit sistemis, kronis, dan multifaktorial
yang dicirikan dengan hiperglikemia dan hipoglikemia. ( Mary,2009)

2. Etiologi
Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur,
intoleransi terhadap glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut
diperlukan batas glukosa darah yang lebih tinggi daripada orang dewasa non
usia lanjut.
Pada NIDDM, intoleransi glukosa pada lansia berkaitan dengan obesitas,
aktivitas fisik yang berkurang,kurangnya massa otot, penyakit penyerta,
penggunaaan obat-obatan, disamping karena pada lansia terjadi penurunan
sekresi insulin dan insulin resisten. Lebih dari 50% lansia diatas 60 tahun
yang tanpa keluhan, ditemukan hasil Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
yang abnormal. Intoleransi glukosa ini masih belum dapat dikatakan sebagai

4
diabetes. Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin
terutama pada post reseptor.
Pada lansia cenderung terjadi peningkatan berat badan, bukan karena
mengkonsumsi kalori berlebih namun karena perubahan rasio lemak-otot
dan penurunan laju metabolisme basal. Hal ini dapat menjadi faktor
predisposisi terjadinya diabetes mellitus. Penyebab diabetes mellitus pada
lansia secara umum dapat digolongkan ke dalam dua besar :
a. Proses menua/kemunduran (Penurunan sensitifitas indra pengecap,
penurunan fungsi pankreas, dan penurunan kualitas insulin sehingga
insulin tidak berfungsi dengan baik).
b. Gaya hidup (life style) yang jelek (banyak makan, jarang olahraga,
minum alkohol, dll.)
Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress juga dapat menjadi
penyebab terjadinya diabetes mellitus.
Selain itu perubahan fungsi fisik yang menyebabkan keletihan dapat
menutupi tanda dan gejala diabetes dan menghalangi lansia untuk mencari
bantuan medis. Keletihan, perlu bangun pada malam hari untuk buang air
kecil, dan infeksi yang sering merupakan indikator diabetes yang mungkin
tidak diperhatikan oleh lansia dan anggota keluarganya karena mereka
percaya bahwa hal tersebut adalah bagian dari proses penuaan itu sendiri.

3. Klasifikasi
a. Diabetes melitus tipe I
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut
baik melalui proses imunologik maupun idiopatik. Karakteristik Diabetes
Melitus tipe I:
1) Mudah terjadi ketoasidosis
2) Pengobatan harus dengan insulin
3) Onset akut
4) Biasanya kurus
5) Biasanya terjadi pada umur yang masih muda

5
6) Berhubungan dengan HLA-DR3 dan DR4
7) Didapatkan antibodi sel islet
8) 10%-nya ada riwayat diabetes pada keluarga
b. Diabetes melitus tipe II
Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama
resistensi insulin. Karakteristik DM tipe II :
1) Sukar terjadi ketoasidosis
2) Pengobatan tidak harus dengan insulin
3) Onset lambat
4) Gemuk atau tidak gemuk
5) Biasanya terjadi pada umur > 45 tahun
6) Tidak berhubungan dengan HLA
7) Tidak ada antibodi sel islet
8) 30%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
9) ± 100% kembar identik terkena

4. Manifestasi Klinis
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada
lansia umumnya tidak ada. Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda
disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia
disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada
pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi
adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru
terjadi pada stadium lanjut. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien
adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah
dan saraf.
Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua,
sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai
kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah
adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai

6
serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar
sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang
sering ditemukan adalah :
a. Katarak
b. Glaukoma
c. Retinopati
d. Gatal seluruh badan
e. Pruritus Vulvae
f. Infeksi bakteri kulit
g. Infeksi jamur di kulit
h. Dermatopati
i. Neuropati perifer
j. Neuropati viseral
k. Amiotropi
l. Ulkus Neurotropik
m. Penyakit ginjal
n. Penyakit pembuluh darah perifer
o. Penyakit koroner
p. Penyakit pembuluh darah otak
q. Hipertensi

5. Patofisiologi
Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu
memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar.
Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta di
pankreas. Bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel dengan
akibat glukosa akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar
glukosa di dalam darah meningkat.
Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang

7
merupakan predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas.
Respon autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau
langerhans dan terhadap insulin itu sendiri.
Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi pada lansia, jumlah
insulin normal tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan
sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan
glukosa dalam darah menjadi meningkat

6. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe
diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
a. Diet
Suatu perencanaan makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15%
Protein, 75% Karbohidrat kompleks direkomendasikan untuk mencegah
diabetes. Kandungan rendah lemak dalam diet ini tidak hanya mencegah
arterosklerosis, tetapi juga meningkatkan aktivitas reseptor insulin
b. Latihan
Latihan juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes.
Pemeriksaan sebelum latihan sebaiknya dilakukan untuk memastikan
bahwa klien lansia secara fisik mampu mengikuti program latihan
kebugaran. Pengkajian pada tingkat aktivitas klien yang terbaru dan
pilihan gaya hidup dapat membantu menentukan jenis latihan yang
mungkin paling berhasil. Berjalan atau berenang, dua aktivitas dengan
dampak rendah, merupakan permulaan yang sangat baik untuk para
pemula.
Untuk lansia dengan NIDDM, olahraga dapat secara langsung
meningkatkan fungsi fisiologis dengan mengurangi kadar glukosa darah,

8
meningkatkan stamina dan kesejahteraan emosional, dan meningkatkan
sirkulasi, serta membantu menurunkan berat badan.
c. Pemantauan
Pada pasien dengan diabetes, kadar glukosa darah harus selalu
diperiksa secara rutin. Selain itu, perubahan berat badan lansia juga harus
dipantau untuk mengetahui terjadinya obesitas yang dapat meningkatkan
resiko DM pada lansia.
d. Terapi (jika diperlukan)
Sulfoniluria adalah kelompok obat yang paling sering diresepkan dan
efektif hanya untuk penanganan NIDDM. Pemberian insulin juga dapat
dilakukan untuk mepertahankan kadar glukosa darah dalam parameter
yang telah ditentukan untuk membatasi komplikasi penyakit yang
membahayakan.
e. Pendidikan
1) Diet yang harus dikomsumsi
2) Latihan
3) Penggunaan insuli

7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Glukosa darah sewaktu
b. Kadar glukosa darah puasa
c. Tes toleransi glukosa
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan :
a. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
b. Glukosa plasma puasa >142 mg/dl (7,8 mmol/L)
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

9
8. Komplikasi Diabetes Melitus
Komplikasi diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi akut dan kronis.
Yang termasuk dalam komplikasi akut adalah hipoglikemia, diabetes
ketoasidosis (DKA), dan hyperglycemic hyperosmolar nonketocic coma
(HHNC). Yang termasuk dalam komplikasi kronis adalah retinopati
diabetic, nefropati diabetic, neuropati, dislipidemia, dan hipertensi.
a. Komplikasi akut
1) Diabetes ketoasidosis
Diabetes ketoasidosis adalah akibat yang berat dari deficit insulin
yang berat pada jaringan adipose, otot skeletal, dan hepar. Jaringan
tersebut termasuk sangat sensitive terhadap kekurangan insulin. DKA
dapat dicetuskan oleh infeksi ( penyakit)
b. Komplikasi kronis
1) Retinopati diabetic
Lesi paling awal yang timbul adalah mikroaneurism pada
pembuluh retina. Terdapat pula bagian iskemik, yaitu retina akibat
berkurangnya aliran darah retina. Respon terhadap iskemik retina ini
adalah pembentukan pembuluh darah baru, tetapi pembuluh darah
tersebut sangat rapuh sehingga mudah pecah dan dapat mengakibatkan
perdarahan vitreous. Perdarahan ini bisa mengakibatkan ablasio retina
atau berulang yang mengakibatkan kebutaan permanen.
2) Nefropati diabetic
Lesi renal yang khas dari nefropati diabetic adalah
glomerulosklerosis yang nodular yang tersebar dikedua ginjal yang
disebut sindrom Kommelstiel-Wilson. Glomeruloskleriosis nodular
dikaitkan dengan proteinuria, edema dan hipertensi. Lesi sindrom
Kommelstiel-Wilson ditemukan hanya pada DM.
3) Neuropati
Neuropati diabetic terjadi pada 60 – 70% individu DM. neuropati
diabetic yang paling sering ditemukan adalah neuropati perifer dan
autonomic.

10
4) Displidemia
Lima puluh persen individu dengan DM mengalami dislipidemia.
5) Hipertensi
Hipertensi pada pasien dengan DM tipe 1 menunjukkan penyakit
ginjal, mikroalbuminuria, atau proteinuria. Pada pasien dengan DM
tipe 2, hipertensi bisa menjadi hipertensi esensial. Hipertensi harus
secepat mungkin diketahuin dan ditangani karena bisa memperberat
retinopati, nepropati, dan penyakit makrovaskular.
6) Kaki diabetic
Ada tiga factor yang berperan dalam kaki diabetic yaitu neuropati,
iskemia, dan sepsis. Biasanya amputasi harus dilakukan. Hilanggnya
sensori pada kaki mengakibatkan trauma dan potensial untuk ulkus.
Perubahan mikrovaskuler dan makrovaskuler dapat mengakibatkan
iskemia jaringan dan sepsis. Neuropati, iskemia, dan sepsis bisa
menyebabkan gangrene dan amputasi.
7) Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah di
bawah 60 mg/dl, yang merupakan komplikasi potensial terapi insulin
atau obat hipoglikemik oral. Penyebab hipoglikemia pada pasien
sedang menerima pengobatan insulin eksogen atau hipoglikemik oral.

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Identitas
DM pada pasien usia lanjut umumnya terjadi pada usia > 60 tahun dan
umumnya adalah DM tipe II atau tipe DMTTI.
2) Keluhan utama
DM pada usila mungkin cukup sukar karena sering tidak khas dan
asimtomatik ( contohnya ; kelemahan, kelelahan, BB menurun, terjadi
infeksi minor, kebingungan akut, atau depresi ).

11
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Pada umumnya pasien datang ke RS dengan keluhan gangguan
penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta
kelemahan otot ( neuropati perifer ) dan luka pada tungkai yang sukar
sembuh dengan pengobatan lazim.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
5) Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya,
mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya
apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk
menanggulangi penyakitnya.
6) Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
a) Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot
menurun.
b) Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama,
takikardi, perubahan tekanan darah
c) Integritas Ego
Stress, ansietas
d) Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
e) Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat
badan, haus, penggunaan diuretik.
f) Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia, gangguan penglihatan.

12
g) Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
h) Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi /
tidak)
i) Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
b. Data obyektif
Pemeriksaan fisik pada Lansia
1) Sistem integument
Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan pucat
dan terdapat bintik – bintik hitam akibat menurunnya aliran darah
kekulit dan menurunnya sel – sel yang memproduksi pigmen, kuku
pada jari tengah dan kaki menjadi tebal dan rapuh. Pada orang berusia
60 tahun rambut wajah meningkat, rambut menipis / botak dan warna
rambut kelabu, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
2) Sistem Muskuler
Kecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal berkurang pengecilan
otot karena menurunnya serabut otot. Pada otot polos tidak begitu
berpengaruh.
3) Sistem pendengaran
Presbiakusis ( menurunnya pendengaran pada lansia ) membran
timpani menjadi altrofi menyebabkan austosklerosis, penumpukan
serumen sehingga mengeras karena meningkatnya keratin.
4) Sistem Penglihatan
Karena berbentuk speris, sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya
respon terhadap sinar, lensa menjadi keruh, meningkatnya ambang
penglihatan ( daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah
melihat gelap). Hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang
pandang karena berkurangnya luas pandangan. Menurunnya daya
membedakan warna hijau atau biru pada skala.

13
5) Sistem Pernafasan
Otot – otot penafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku,
menurunnya aktivitas sillia, paru kurang elastis, alveoli kurang
melebar biasanya dan jumlah berkurang. Oksigen pada arteri menurun
menjadi 75 mmHg. Karbon oksida pada arteri tidak berganti –
kemampuan batuk berkurang.
6) Sistem Kardiovaskuler
Katub jantung menebal dan menjadi kaku. Kemampuan jantung
memompa darah menurun 1 % pertahun. Kehilangan obstisitas
pembuluh darah, tekanan darah meningkat akibat meningkatnya
resistensi pembuluh darah perifer.
7) Sistem Gastointestinal
Kehilangan gigi, indra pengecap menurun, esofagus melebar, rasa
lapar menurun, asam lambung menurun waktu pengosongan lambung,
peristaltik lemah sehingga sering terjadi konstipasi, hati makin
mengecil.
8) Sistem Perkemihan
Ginjal mengecil, nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50 %, laju filtrasi glumesulus menurun sampai 50 %, fungsi
tubulus berkurang sehingga kurang mampu memekatkan urine, Dj
urin menurun, proteinuria bertambah, ambang ginjal terhadap glukosa
meningkat, kapasitas kandung kemih menurun ( zoome ) karena otot –
otot yang lemah, frekwensi berkemih meningkat, kandung kemih sulit
dikosongkan, pada orang terjadi peningkatan retensi urin dan
pembesaran prostat (75 % usia diatas 60 tahun).
9) Sistem Reproduksi
Selaput lendir vagina menurun / kering, menciutnya ovarium dan
uterus, atrofi payu darah testis masih dapat memproduksi meskipun
adanya penurunan secara berangsur – angsur, dorongan sek menetap
sampai usia diatas 70 tahun asal kondisi kesehatan baik.

14
10) Sistem Endokrin
Produksi semua hormon menurun, fungsi paratiroid dan sekresinya
tidak berubah, berkurangnya ACTH, TSH, FSH, dan LH, menurunnya
aktivitas tiroid sehingga laju metabolisme tubuh ( BMR ) menurun,
menurunnya produk aldusteran, menurunnya sekresi, hormon godad,
progesteron, estrogen, testosteron.
11) Sistem Sensori
Reaksi menjadi lambat kurang sensitif terhadap sentuhan (berat otak
menurun sekitar 10 – 20 % )

2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan metabolisme protein, lemak.
b. Hipovolemi berhubungan dengan osmotik diuresis ditandai dengan tugor
kulit menurun dan membran mukasa kering.
c. Gangguan integritas kulit/Jaringan berhubungan dengan perubahan status
metabolik (neuropati perifer) ditandai dengan gangren pada extremitas.
d. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisik yang kurang.
e. Risiko infeksi berhubungan dengan glukosa darah yang tinggi.
f. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan penglihatan.

15
3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Defisit Tujuan : Setelah diberikan


Nutrisi 1. Timbang berat badan sesuai 1. Mengkaji pemasukan makanan
((D.0019) asuhan keperawatan indikasi. yang adekuat.
Kategorti : Fisiologis
diharapkan kebutuhan 2. Tentukan program diet, pola 2. Mengidentifikasikan kekurangan
Subkategori : Nutrisi
nutrisi pasien dapat makan, dan bandingkan dengan dan penyimpangan dari kebutuhan
dan Cairan terpenuhi. makanan yang dapat dihabiskan terapeutik.
Kriteria Hasil : klien. 3. Hiperglikemi, gangguan
Definisi : a. Pasien dapat 3. Auskultrasi bising usus, catat keseimbangan cairan dan elektrolit
Asupan Nutisi tidak mencerna jumlah nyeri abdomen atau perut menurunkan motilitas atau fungsi
cukup untuk kalori atau nutrien kembung, mual, muntah dan lambung (distensi atau ileus
memenuhi yang tepat pertahankan keadaan puasa sesuai paralitik).
kebutuhan b. Berat badan stabil inndikasi. 4. Kerja sama dalam perencanaan
metabolisme atau penambahan ke 4. Identifikasi makanan yang makanan.
arah rentang biasanya disukai. 5. Pada metabolism kaborhidrat (gula
5. Observasi tanda hipoglikemia darah akan berkurang dan
(perubahan tingkat kesadaran, sementara tetap diberikan tetap
kulit lembap atau dingin, denyut diberikan insulin, maka terjadi
nadi cepat, lapar, peka rangsang, hipoglikemia terjadi tanpa
cemas, sakit kepala, pusing). memperlihatkan perubahan tingkat
kesadaran.
Kolaborasi : 6. Analisa di tempat tidur terhadap
6. Lakukan pemeriksaan gula darah gula darah lebih akurat daripada
dengan finger stick memantau gula dalam urine.
7. Konsultasi dengan ahli gizi 7. Bermanfaat dalam penghitungan
dan penyesuaian diet untuk

16
memenuhi kebutuhan nutrisi.
2 Hipovolemia Tujuan : Setelah diberikan 1. Pantau tanda – tanda vital, catat 1. Hipovolemi dimanifestasikan oleh
(D.0023) asuhan keperawatan adanya perubahan tekanan darah hipotensi dan takikardia. Perkiraan
Kategori : Fisiologis diharapkan kebutuhan ortostatik. berat ringannya hipovolemi saat
Subkategori : Nutrisi cairan atau hidrasi pasien 2. Kaji nadi perifer, pengisian tekanan darah sistolik turun ≥ 10
dan Cairan terpenuhi kapiler, turgor kulit, dan mmHg dari posisi berbaring ke
Kriteria Hasil : Pasien membrane mukosa. duduk atau berdiri.
menunjukkan hidrasi yang 3. Pantau masukan dan 2. Merupakan indicator tingkat
adekuat dibuktikan oleh pengeluaran dehidrasi atau volume sirkulasi
tanda vital stabil, nadi 4. Pertahankan pemberian cairan yang adekuat.
perifer dapat diraba, turgor minimal 2500 ml/hari 3. Memperkirakan kebutuhan cairan
kulit dan pengisian kapiler 5. Observasi mual, nyeri abdomen, pengganti, fungsi ginjal, dan
baik, haluaran urin tepat muntah, dan distensi lambung. keefektifan terapi yang diberikan.
secara individu dan kadar 4. Mempertahankan hidrasi atau
elektrolit dalam batas volume sirkulasi.
normal. 5. Kekurangan cairan dan elektrolit
mengubah motilitas lambung
sehinnga sering menimbulkan
muntah dan secara potensial
menimbulkan kekurangan cairan
dan elektrolit.
3 Gangguan Tujuan : Setelah diberikan 1. Inspeksi kulit terhadap perubahan 1. Menandakan aliran sirkulasi buruk
integritas asuhan keperawatan warna,turgor,vaskuler,perhatikan yang dapat menimbulkan infeksi
kulit/Jaringan diharapkan tidakterjadi kemerahan. 2. Menurunkan tekanan pada edema
(D.0129) komplikasi. 2. Ubah posisi setiap 2 jam beri dan menurunkan iskemia
Kategori : Kriteria Hasil : bantalan pada tonjolan tulang 3. Menurunkan iritasi dermal
Lingkungan a. menunjukan 3. Pertahankan alas kering dan 4. Menghilangkan kekeringan pada
Subkategori : peningkatan integritas bebas lipatan kulit dan robekan pada kulit

17
Kemanan dan kulit 4. Beri perawatan kulit seperti 5. Mencegah terjadinya infeksi
Proteksi b. Menghindari cidera penggunaan lotion 6. Menurunkan resiko cedera pada
kulit 5. Lakukan perawatan luka dengan kulit oleh karena garukan
Definisi : teknik aseptic 7. Makanan TKTP dapat membantu
Kerusakan kulit 6. Anjurkan pasien untuk menjaga penyembuhan jaringan kulit yang
(demis dan/atau agar kuku tetap pendek rusak
epidemis) atau 7. Motivasi klien untuk makan
ajringan (membrane makanan TKTP
mukosa, kornea,
fasia, otot, tendod,
tulang, kartilago,
kapsul atau sendi
dan/atau ligament)
4 Keketihan (D.0057) Tujuan : setelah diberikan 1. Diskusikan kebutuhan akan 1. Pendidikan dapat memberikan
Kategori : sirkulais asuhan keperawatan aktivitas. Buat jadwal motivasi untuk meningkatkan
Subkategori :.diharapkan kelelahan perencanaan dan identifikasi tingkat aktivitas meskipun klien
Aktivitas dan dapat teratasi. aktivitas yang menimbulkan sangat lemah.
Istirahat Kriteria hasil : kelelahan. 2. Dengan mengetahui penyebab
a. klien dapat 2. Diskusikan penyebab keletihan keletihan, dapat menyusun jadwal
Definisi : mengidentifikasi seperti nyeri sendi, penurunan aktivitas.
Penurunan tanda dan gejala efisiensi tidur, peningkatan 3. Mencegah kelelahan yang berlebih.
kapasistas kerja fisik peningkatan aktivitas upaya yang diperlukan untuk 4. Mengindikasikan tingkat aktivitas
dan mental yang penyakit yang ADL. yang dapat ditoleransi secara
tidak pulih dengan mempengaruhi 3. Berikan aktivitas alternatif fisiologis.
istrahat toleransi aktivitas. dengan periode istirahat yang 5. Memungkinkan kepercayaan diri/
b. klien dapat cukup/ tanpa diganggu. harga diri yang positif sesuai
mengungkapkan 4. Pantau nadi , frekuensi nafas, tingkat aktivitas yang dapat
peningkatan tingkat serta tekanan darah sebelum dan ditoleransi.

18
energi. seudah melakukan aktivitas.
c. klien dapat 5. Tingkatkan partisipasi klien
menunjukkan dalam melakukan aktivitas
perbaikan sehari-hari sesuai kebutuhan.
kemampuan untuk
berpartisipasi dalam
aktivitas yang
diinginkan
5 Risiko Infeksi Tujuan : setelah diberikan 1. Observasi tanda-tanda infeksi dan 1. R/ Pasien mungkin masuk dengan
(D.0142) asuhan keperawatan peradangan seperti demam, infeksi yang biasanya telah
Kategori diharapkan tidak terjadi kemerahan, adanya pus pada mencetuskan keadaan ketoasidosis
:Lingkungan tanda-tanda infeksi luka, sputum purulen, urine atau dapat mengalami infeksi
Subkategori : Kriteria hasil : warna keruh atau berkabut. nosokomial.
keamanan dan a. Tidak ada rubor, 2. Tingkatkan upaya pencegahan 2. Mencegah timbulnya infeksi
proteksi kalor, dolor, tumor, dengan melakukan cuci tangan nosokomial.
fungsiolesia. yang baik pada semua orang yang 3. Kadar glukosa yang tinggi dalam
Definisi : b. Terjadi perubahan berhubungan dengan pasien darah akan menjadi meddia terbaik
Beresiko mengalami gaya hidup untuk termasuk pasiennya sendiri. dalam pertumbuhan kuman.
peningkatan mencegah terjadinya 3. Pertahankan teknik aseptik pada 4. Sirkulasi perifer bisa terganggu dan
terserang infeksi. prosedur invasif. menempatkan pasien pada
organismen patogen 4. Berikan perawatan kulit dengan peningkatan risiko terjadinya
teratur dan sungguh-sungguh, kerusakan pada kulit.
masase daerah tulang yang 5. Mengurangi penyebaran infeksi.
tertekan, jaga kulit tetap kering, 6. Untuk mengidentifikasi adanya
linen kering dan tetap kencang. organisme sehingga dapat memilih
5. Berikan tisue dan tempat sputum atau memberikan terapi antibiotik
pada tempat yang mudah yang terbaik.
dijangkau untuk penampungan 7. Penanganan awal dapat mambantu

19
sputum atau secret yang lainnya. mencegah timbulnya sepsis.

Kolaborasi
6. Lakukan pemeriksaan kultur dan
sensitifitas sesuai dengan
indikasi.
7. Berikan obat antibiotik yang
sesuai
6 Resiko terjadi injury Tujuan : Setelah diberikan 1. Hindarkan lantai yang licin. 1. Lantai licin dapat menyebabkan
berhubungan dengan asuhan keperawatan 2. Gunakan bed yang rendah risiko jatuh pada pasien
penurunan diharapkan tidak terjadi 3. Orientasikan klien dengan 2. Mempermudah pasien untuk naik
penglihatan. injuri ruangan. dan turun dari tempat tidur.
Kriteria hasil : 4. Bantu klien dalam melakukan 3. Lansia daya ingatnya sudah
a. Dapat menunjukkan aktivitas sehari-hari menurun, sehingga diperlukan
terjadinya perubahan 5. Bantu pasien dalam ambulasi orientasi ruangan agar lansia bisa
perilaku untuk atau perubahan posisi menyesuaikan diri terhadap
menurunkan factor ruangan.
risiko dan untuk 4. Lansia sudah mengalami
melindungi diri dari penurunan dalam fisik, sehingga
cidera. dalam melakukan aktivitas sehari
b. Mengubah lingkungan diperlukan bantuan dari orang lain
sesuai indikasi untuk sesuai dengan yang dapat
meningkatkan ditoleransi
keamanan. 5. Keterbatasan aktivitas tergantung
pada kondisi lansia

20
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN
DIAGNOSA DIABETES MELITUS DIPSTW BERINGIN

A. Karakteristik Demografi
1. Identitas diri klien
Nama Lengkap : Ny. Maryam Titihu
Tempat/Tanggal Lahir : Gorontalo, 20 November 1963
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perwakinan : Cerai Mati
Agama : Islam
Suku Bangsa : Gorontalo
Pendidikan Terakhir : SD
Diagnosa Medis : Dibetes Melitus
Alamat : Kelurahan Hutuo, Kecamatan Limboto

2. Keluarga atau orang lain yang penting / dekat yang dapat dihubungi
Nama : Tn. O.H
Alamat : Kelurahan Hutuo, Kecamatan Limboto
No. Telepon :
Hubungan dengan klien : Anak kandung

3. Aktivitas rekreasi
Hobi : Klien tidak mempunyai hobi
Bepergian / Wisata :-
Keanggotaaan organisasi :-
Lain-lain : pasien mengatakan tidak bepergian dalam
organisasi

21
4. Riwayat keluarga
a. Saudara kandung
Nama Keadaan saat ini Keterangan
Tn. H.T Sehat

b. Riwayat kematian dalam 1 keluarga (1 tahun terakhir)


Nama : tidak ada
Umur :-
Penyebab kematian :-
c. Kunjungan keluarga : pengurus panti mengatakan bahwa pasien
Ny. M.T hanya tinggal di luar panti dan
sesekali datang ke panti jika ada kegiatan

B. Pola kebiasaan sehari-hari


1. Nutrisi
Frekuensi makan : klien mengatakan makan 1-
3 kali sehari dengan porsi
tidak dihabiskan
Nafsu makan : klien mengatakan nafsu
makannya menurun
Jenis makanan : klien mengatakan sering
makan nasi, sayur, dan ikan
Kebiasaan sebelum makan : Lansia mengatakan cuci
tangan dan berdoa sebelum
makan
Makanan yang tidak disukai : tidak ada
Alergi terhadap makanan : tidak ada
Pantangan makanan : makanan manis dan tinggi
karbohidrat

Keluhan yang berhubungan dengan makan : tidak ada

22
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : klien mengeluh sering
BAK ± 10 kali sehari
Kebiasaan BAK pada malam hari : ± 5 kali pada malam
hari
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : klien mengeluh sering
BAK
b. BAB
Frekuensi dan waktu : klien mengatakan BAB
1 kali/hari (waktu pagi)
Konsistensi : klien mengatakan
konsistensi lunak
dengan warna kuning
Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Klien mengatakan
tidak ada keluhan
Pengalaman memakai pencahar : klien menyatakan belum
pernah menggunakan
pencahar
3. Personal hygiene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : klien mengatakan mandi
2 kali/hari
Pemakaian sabun (ya/tidak) : klien menggunakan
sabun saat mandi
b. Oral hygiene
Frekuensi dan waktu gosok gigi : klien mengatakan sering
menggosok gigi setiap
kali mandi

23
Menggunakan pasta gigi : klien sering menggunakan
pasta gigi setiap kali
mandi
c. Cuci rambut
Frekuensi : klien mengatakan sering
mencuci rambut setiap 2
hari
Penggunaan shampoo (ya/tidak) : klien menggunakan
shampoo setiap kali
keramas
d. Kuku dan tangan
Frekuensi gunting kuku : klien mengatakan selalu
memotong kukunya 1
kali/minggu
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : klien mengatakan sering
mencuci tangan dengan
menggunakan sabun dan
air mengalir
4. Istirahat dan tidur
Lama tidur malam : klien mengatakan lama
tidur pada malam hari
dari jam 21.00 – 05.00
jam/hari
Tidur siang : klien mengatakan tidur
siang pukul 13.00 s/d
15.00
Keluhan yang berhubungan dengan tidur : tidak ada keluhan

5. Kebiasaan mengisi waktu luang


a. Olahraga : Klien mengatakan sering
mengikuti olahraga di panti
b. Nonton tv : klien mengatakan
menonton TV diwaktu
luang
c. Berkebun/memasak : klien mengatakan terkadang
suka memasak

24
d. Lain-lain : tidak ada

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


a. Merokok (ya/tidak) : klien tidak merokok
b. Minuman keras(ya/tidak) : klien tidak minum minuman
keras
c. Ketergantungan terhadap obat : klien mengatakan jarang
minum obat dari tim medis,
melainkan hanya minum
ramunan obat tradisional
7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari
Jenis kegiatan Lama waktu untuk setiap kegiatan
Sholat subuh 10 menit
Mengatur tempat tidur 10 menit
Mencuci piring 15 menit
Menyapu rumah 15 menit
Mencuci pakaian 30 menit
Duduk sambil berbincang-bincang 30 menit
Sholat dzuhur 15 menit
Berbaring 2 jam
Sholat ashar 15 menit
Mandi 20 menit
Persiapan buka puasa 30 menit
Sholat magrib 15 menit
Makan 20 menit
Istirahat malam ± 7 jam

A. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama dalam satu tahun terakhir : Dalam ±1 tahun terakhir
klien mengeluh memiliki
riwayat diabetes mellitus.
Pada saat dilakukan
pengkajian tanggal 13

25
Mei 2019 Ny. M
mengeluh pusing kepala
dan cepat lelah.
Kemudian dilakukan
pemeriksaan gula darah
485 mg/dl
b. Gejala yang dirasakan : klien mengatakan sering
mengeluh BAK pada
malam hari
c. Faktor pencetus : pola makan
d. Timbulnya keluhan : Bertahap
e. Waktu timbulnya keluhan : keluhan dirasakan pada
malam hari
f. Upaya mengatasi : klien mengkonsumsi obat
yang diberikan oleh
pelayanan kesehatan
puskesmas dan obat
ramuan tradisional untuk
menurunkan kadar
glukosa darah
2. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Penyakit yang pernah diderita : klien mengatakan pernah
dirawat di rumah sakit
dengan penyakit yang
sama dan TB Paru dan
sedang menjalani
perawatan 6 bulan
b. Riwayat alergi : klien mengatakan tidak
Mempunyai mempunyai
riwayat alergi.
c. Riwayat kecelakaan : klien tidak memiliki
riwayat kecelakaan.
d. Riwayat dirawat di Rumah Sakit : klien mengatakan pernah
dirawat dirumah sakit
dengan penyakit TB Paru
dan Diabetes Melitus
e. Riwayat pemakaian obat : klien mengatakan pernah
mengikuti perawatan 6
bulan dan mengkonsumsi
obatnya

26
3. Pengkajian / pemeriksaan fisik (observasi, pengukuran, auskultasi,
perkusi, dan palpasi)
a. Keadaan umum (TTV) : Baik, Tekanan Darah 100/70 mmHg;
Frekuensi Nadi 80 x/menit; Frekuensi
Nafas 22 x /menit; Suhu badan 36oC.

b. BB/TB : Berat Badan 42 kg; Tinggi Badan 155


cm, IMT 17. Mengalami penurunan BB
dari 1
tahun yang lalu dari 60 kg – 40 kg
c. Rambut : saat diinspeksi, warna rambut nampak
berwarna putih (beruban), rambut
bersih.

d. Mata : saat
Saatdiinspeksi,
dipalpasi,
reflex tidak teraba
pupil isokor,
massa/benjolan
reflex cahaya (+) saat dipalpasi, tidak
ada nyeri
dan tidak ada nyeri tekan
tekan
e. Telinga : saat diinspeksi,
tahun yang lalutelinga kg – 40bersih,
dari 60nampak kg
tidak
Saat adadipalpasi,
serumen, simetris
tidak antara kiri
teraba
dan
massa/benjolan
kanan. Saat dipalpasi, tidak ada nyeri
f. Mulut, gigi, dan bibir : saat
dan diinspeksi,
tekan mulut
tidak ada nyeri Nampak bersih,
tekan
Mukosa.
tekan
tahun yangNampak lembab,
lalu dari – 40 kg
60 kgtidak ada

g. Dada : Saat diinspeksi,


dipalpasi,bentuktidak
dada normal,
per
teraba
pergerakan
massa/benjolandada simetris kiri ada dan
kanan. nga
Saat dipalpasi,
dan tidak tidaktekan
ada nyeri ada benjolan, tidak
n/
ada nyeri
tahun lalu dari 60 kg – 40 kg sto
yangtekan
Saat diperkusi, bunyi paru sonor, bunyimat
jantung pekak itis,
Saat di auskultasi, bunyi nafas gigi
vesikuler, bunyi jantung normal, tidak berl
ada bunyi nafas tambahan kanan. Saat uba
dipalpasi, tidak ada nyeri tekan ng
kanan. Saat dipalpasi, tidak ada nyeri
tekan
tekan
Saat
tekan dipalpasi, tidak teraba
massa/benjolan
Saat dipalpasi, tidak teraba
dan tidak ada nyeri tekan
massa/benjolan
tahun yang lalu dari 60 kg – 40 kg 27
dan tidak ada nyeri tekan
tahun yang lalu dari 60 kg – 40 kg
h. Abdomen : saat diinspeksi, perut nampak datar
dan simetris,
Saat diauskultasi, bising usus
hiperaktif.
Saat dipalpasi, tidak ada nyeri
tekan
Saat diperkusi, terdengar bunyi
timphany didaerah usus dan pekak
didaerah hati

i. Kulit : saat diinspeksi, kulit berwarna


putih dan lembab
Saat dipalpasi, elastisitas kulit
menurun karena penuaan

j. Ektremitas atas : saat diinspeksi, tangan kanan dan


kiri normal. Saat dipalpasi, tidak
ada oedema dan nyeri tekan

k. Ektremitas bawah : saat diinspeksi, kaki kanan dan kiri


normal.
Saat dipalpasi, tidak ada oedema
B. Lingkungan tempat tinggal dan nyeri tekan
1. Kebersihan dan kerapian ruangan : ruangan tempat tinggal klien bersih
dan rapi
2. Penerangan : penerangan menggunakan lampu
3. Sirkulasi udara : terdapat jendela dan ventilasi
4. Keadaan kamar mandi dan wc : kamar mandi dan wc nampak bersih
5. Pembuangan air kotor : terdapat selokan / pembuangan air
kotor
6. Sumber air minum : sumber air minum menggunakan air
isi ulang dan dimasak
7. Pembuangan sampah : terdapat tempat sampah
8. Sumber pencemaran : tidak ada
9. Resiko injury : Ny. M mempunyai riwayat DM
dengan hasil GDS :485 mg/dl
sehingga dapat membuat Ny. M
luka

28
C. Psikologis
1. Pengenalan masalah-masalah utama : : mengetahui masalah yang
klien
di alaminya. Tetapi klien tidak
mau melakukan pemeriksaan
mengenai kesehatan yang di
deritanya.

2. Sikap terhadap proses penuaan : klien sudah menerima menjadi


lansia baik dari fisik, psikologis,
pemikiran, dan lain-lain

3. Perasaan dibutuhkan : klien ingin perasaan kasih


sayang sesama dan juga
perhatian

4. Koping stressor : klien mengatakan sering


memikirkan anak-anaknya yang
tinggal di Manado

5. Penyesuaian diri : klien mampu menyesuaikan diri


dengan lingkungannya

6. Kegagalan : klien tidak pernah mengalami


kegagalan

7. Harapan saat ini dan yang akan : klien ingin selalu diberikan
datan kesehatan
8. Fungsi kognitif
a. Daya ingat : daya ingat masih aktif, klien
mampu menjawab pertanyaan
yang di ajukan perawat. Namun
untuk ditanyakan tanggal berapa
ini klien nampak bingung
b. Proses pikir : proses pikir terbatas
c. Alam perasaan : biasa
d. Orientasi : klien mengatakan sering
berorientasi dengan teman-
temannya

29
e. Kemampuan dalam penyelesaian : setiap ada masalah, klien
masalah : selalu berdoa dan sholat
dan,meminta pendapat
kepada anak-anaknya.
D. Sosial Ekonomi
1. Sumber keuangan : klien mengatakan
memperoleh uang dari
anaknya
2. Kesibukan dalam mengisi waktu : klien sering mengisi waktu
dengan sering berkunjung
pada keluarganya dan datang
ke wisma

3. Teman tinggal : klien mempunyai teman di


wisma dan cucu di rumah
4. Kegiatan organisasi : klien mengatakan sudah
tidak ikut organisasi lagi

5. Pandangan terhadap lingkungannya : klien memiliki pandangan


yang baik terhadap
lingkungannya
6. Hubungan dengan orang lain : hubungan klien baik dengan
diluar rumah sesama teman yang tinggal
diwisma dan tetangga di
sekitar rumah
7. Yang biasa mengunjungi : klien mengatakan keluarga
klien selalu
mengunjunginya.
8. Penyaluran hobi/keinginan sesuai : klien suka memasak
fasilitas yang ada:

30
E. Spiritual
1. Kegiatan ibadah : klien mengatakan sering sholat
lima waktu
2. Kegiatan keagamaan : klien sering berdzikir
3. Cara lansia menyelesaikan masalah : klien menyelesaikan masalah
dengan bersabar dan berdoa
4. Penampilan lansia : baik dan bersih

F. Psikososial
1. Tingkat ketergantungan : tidak ada
2. Focus diri : tidak ada
3. Perhatian : perhatian dari keluarganya
4. Rasa kasih sayang : klien merasa orang-orang
disekitarnya menyayanginya

G. Pengkajian Fungsional Klien


(KATZ Indeks)
Termasuk kategori yang manakah klien :
a. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK/BAB), menggunakan
pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi.
b. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas
c. Mandiri, kecuali mandi dan satu fungsi yang lain
d. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain
e. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu fungsi yang lain
f. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah, dan satu fungsi
yang lain
g. Ketergantungan semua fungsi
h. Lain-lain

Keterangan :
Klien masih mandiri dalam segala aktivitasnya seperti makan, BAB/BAK,
menggunakan pakaian, ke toilet, berpindah, mandi, dan lain-lain.

31
H. Pengkajian Status Mental Gerontik
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short
Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar dan catat semua jawaban dan catat
jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.

BENAR SALAH NO PERTANYAAN


√ 01 Tanggal berapa hari ini ?
√ 02 Hari apa sekarang?
√ 03 Apa nama tempat ini?
√ 04 Dimana alamat anda?
√ 05 Berapa umur anda?
Kapan anda lahir? (minimal tahun
√ 06
lahir)
√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya
√ 09 Siapa nama ibu anda?
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap angka baru,
semua secara menurun
Jumlah : 7 Jumlah : 3

Interpretasi hasil :
a. Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
Hasil : hasil yang diperoleh klien adalah fungsi intelektual untuh dimana klien
mampu menjawab dengan benar 7 dari 10 pertanyaan.

32
I. IDENTIFIKASI DATA
a. Data Subjektif:
1. klien mengeluh sering BAK ± 10 kali sehari
2. Klien mnegeluh sering BAK ± 5 kali pada malam hari
3. klien mengatakan nafsu makannya menurun
4. klien mengatakan memiliki pantangan makanan manis dan tinggi
karbohidrat
5. Ny. M mengeluh pusing kepala dan cepat lelah
6. klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi tidak
dihabiskan
7. klien mengetahui masalah yang di alaminya. Tetapi klien tidak
mau melakukan pemeriksaan mengenai kesehatan yang di
deritanya.
e. Data Objektif :
1. Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah 100/70 mmHg;
Frekuensi Nadi 80 x/menit
Frekuensi Nafas 22 x /menit
Suhu badan 36oC.
2. Berat Badan 42 kg; Tinggi Badan 155 cm,
IMT 17. Mengalami penurunan BB dari 1 tahun yang lalu dari
60 kg – 42 kg
3. Pemeriksaan lain : GDS : 485 mg/dl

33
ANALISA DATA

Nama Klien : Ny. M Ruangan : PSTW


Beringin
Umur : 56 tahun
Masalah
No Waktu Data Fokus Etiologi
Keperawatan
1 DS : DM Tipe II Ketidaksatabilan
1. klien mengeluh ↓ kadar glukosa
sering BAK ± 10 Sel beta pancreas darah (D.0027))
kali sehari hancur Kategori :
2. Klien mnegeluh ↓ Fisiologis
sering BAK ± 5 Defisiensi insulin Subkategori :
kali pada malam ↓ Nutrisi dan
hari Penurunan pemakaian Cairan
3. klien mengatakan gukosa
nafsu makannya ↓
menurun Hiperglikemi
4. klien mengatakan ↓
memiliki Ketidaksatabilan
pantangan kadar glukosa darah
makanan manis
dan tinggi
karbohidrat
5. Ny. M mengeluh
pusing kepala dan
cepat lelah

DO :
1. Pemeriksaan
lain : GDS : 485
mg/dl
2. Tanda-tanda
vital :
Tekanan Darah
100/70 mmHg;
Frekuensi Nadi
80 x/menit
Frekuensi Nafas
22 x /menit
Suhu badan
36oC.

34
2 DS : Defisiensi insulin Resiko Defisit
1. klien ↓ Nutrisi ((D.0032)
mengatakan Glukosa meningkat Kategori :
nafsu makannya ↓ Fisiologis
menurun Ketonemia Subkategori :
2. klien ↓ Nutrisi dan
mengatakan pH menurun Cairan
makan 1-3 kali ↓
sehari dengan Anoreksia
porsi tidak ↓
dihabiskan Intake menurun
3. klien ↓
mengatakan Resiko defisit nutrisi
memiliki
panatangan
makanan manis
dan tinggi
karbohidrat
DO :
1. Berat Badan 42
kg;
2. Tinggi Badan
155 cm,
3. IMT 17.
Mengalami
penurunan BB
dari 1 tahun
yang lalu dari
60 kg – 42 kg
3 DS : Proses penyakit Kesiapan
1. klien ↓ Meningkatkan
mengatakan Kurangnya minat Pengetahuan
mengetahui dalam melakukan (D.011)
pemeriksaan di Kategeori :
masalah yang di
pelayanan kesehatan Perilaku
alaminya. ↓ Subkategori :
Tetapi klien Pengetahuan tentang Penyuluhan dan
tidak mau penyakit kurang Pembelajaran
melakukan ↓
pemeriksaan Kesiapan
mengenai Meningkatkan
Pengetahuan
kesehatan yang
di deritanya.
DO : -

35
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. E.H Ruangan : PSTW Beringin


Umur : 72 tahun
Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
NOC NIC
1 Ketidaksatabilan kadar glukosa darah Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital
(D.0027)) keperawatan selama 4 hari, 2. Identifikasi kemungkinan
Kategori : Fisiologis diharapkan kadar gukosa dalam penyebab hiperglikemi
Subkategori : Nutrisi dan Cairan darah stabil dengan kriteria hasil: 3. Monitor kadar glukosa darah
1. Pusing menurun 4. Konsultasi dengan medis jika
Definisi : variasi kadar glukosa darah 2. Keluhan cepat lelah menurun tanda dan gejala hipergilkemi
naik/turun dari rentang normal 3. Tidak ada keluhan perihal BAK tetap ada atau memburuk
5. Monitor intake dan ouput cairan
1. Data Subjektif :
1) klien mengeluh sering ± 10 kali
sehari
2) Klien mnegeluh sering BAK ± 5 kali
pada malam hari
3) klien mengatakan nafsu makannya
menurun
4) klien mengatakan memiliki
panatangan makanan manis dan

36
tinggi karbohidrat
5) Ny. M mengeluh pusing dan cepat
lelah

2. Data Objektif :
1) Pemeriksaan lain : GDS : 485 mg/dl
2) Tanda-tanda vital :
- Tekanan Darah 100/70 mmHg;
- Frekuensi Nadi 80 x/menit
- Frekuensi Nafas 22 x /menit
- Suhu badan 36oC.
2 Resiko Defisit Nutrisi ((D.0032) Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor asupan makanan
Kategorti : Fisiologis keperawatan selama 4 hari , 2. Monitor adanya mual muntah
Subkategori : Nutrisi dan Cairan diharapkan status nutrisi membaik 3. Monitor adanya penurunan berat
dengan kriteria hasil: badan
Definisi : Berisiko mengalami asupan 1. Porsi makan di habiskan 4. Berikan informasi tentang
nutrisi tidak cukup untuk 2. Nafsu makan membaik kebutuhan nutrisi
memenuhi kebutuhan 3. Mempertahankan BB dan IMT
metabolisme dalam rentang ideal
1. Data Subjektif :
1) klien mengatakan nafsu makannya
menurun
2) klien mengatakan makan 3 kali sehari
dengan porsi tidak dihabiskan

37
3) klien mengatakan memiliki
panatangan makanan manis dan
tinggi karbohidrat
2. Data Objektif :
1) Berat Badan 42 kg;
2) Tinggi Badan 155 cm,
3) IMT 17.
4) Mengalami penurunan BB dari 1
tahun yang lalu dari 60 kg – 42 kg
3 Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kesiapan dan
(D.011) keperawatan selama 1 x 30 menit , kemampuan menerima informasi
Kategeori : Perilaku diharapkan status nutrisi membaik 2. Identifikasi factor-faktor yang
Subkategori : Penyuluhan dan Pembelajaran dengan kriteria hasil: dapat meningkatkan dan
1. Perilaku sesuai anjuran menurunkan motivasi perilaku
Definisi : meningkat hifup bersih dan sehat
Perkembangan informasi kognitif yang 2. Perilaku sesuia dnegan 3. Sediakan materi dan media
berhubungan dengan topic spesifik cukup pengetahuan meningkat pendidikan kesehatan
unutk memenuhi tujuan kesehatan dan dapat 4. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
ditingkatkan. sehat
5. Berikan kesempatan untuk
1. Data Sbjektif : bertanya
1) klien mengatakan mengetahui
masalah yang di alaminya. Tetapi
klien tidak mau melakukan
pemeriksaan mengenai kesehatan
yang di deritanya
2. Data Objektif : GDS : 485 mg/dl

38
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. M Ruangan : PSTW Beringin


Umur : 56 tahun Hari/Tanggal : Rabu, 15
Mei 2019
No
Tanggal Jam Implementasi Jam Evaluasi
DX
1 Rabu, 15 09.00 1. Memonitor tanda-tanda vital Ny. M 12.30 S : Ny. M mengatakan masih merasa pusing dan mudah
Mei Hasil : Tekanan darah : 110/80 mmHg lelah
2019 Frekuensi nafas : 22 kali/menit Ny. M mengatakan akan rutin minum obat
Frekuensi nadi : 85 kali/menit
Ny. M mengatakan sudah BAK 1 kali
Suhu tubuh : 36,50c
2. Memonitor intake dan ouput cairan pada Ny. O : Tanda-tanda vital :
M Tekanan darah : 100/90 mmHg
Hasil : Ny. M mengatakan saat sahur Ny. M
Frekuensi nadi : 80 kali/menit
makan nasi + sayur ± 8 sendok, dan
air 4 gelas. Ny. M mengatakan tidak Frekuensi nafas : 20 kali/menit
berkeringat namun untuk BAK ± 5 Suhu tubuh 37,30c
kali
GDS : 424 mg/dl
3. Memonitor kadar glukosa darah pada Ny. M
Hasil : kadar Glukosa darah Ny. M : 425 A : Masalah ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah
mg/dl belum teratasi

39
4. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab P : Lanjutkan intervnsi :
hiperglikemi pada Ny. M 1. Monitor tanda-tanda vital
Hasil : Ny. M mengatakan terkadang lupa 2. Monitor kadar glukosa darah
atau tidak mau minum obat. Obat 3. Monitor intake dan ouput cairan
sering diagntikan dengan ramuan obat
tradisional. dan telah diberikan penkes
tentang pentingnya minum obat.
5. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
hiperglikemi tetap ada atau memburuk
Hasil : akan direncanakan pada tanggal 18
Mei bertepatan dengan posyandu yang rutin
dilakukan 2 kali dalam 1 bulan, yaitu pada
tanggal 4 dan 18.
2 Rabu, 15 09.30 1. Memonitor asupan makanan Ny. M 13.00 S = - Ny. M mengatakan nafsu makan masih kurang
Mei Hasil : Ny. M mengatakan saat sahur Ny. M - Ny. M mengatakan porsi makan sedkit
makan nasi + sayur ± 8 sendok prosi
2019 O = BB 42 kg, IMT : 17
tidak habis
2. Memonitor adanya mual muntah A = masalah resiko deficit nutrisi belum teratasi
Hasil : Ny. M mengatakan ada rasa mual tapi P = lanjutkan intervensi
tidak muntah
1. Monitor asupan makanan
3. Memonitor adanya penurunan berat badan
2. Monitor adanya mual muntah
Hasil : BB Ny. M : 42 kg
3. Monitor adanya penurunan berat badan
4. Memberikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi terutama makanan yang baik untuk

40
penderita diabetes mellitus pada Ny.
Hasil : telah diberikan penkes tentang
kebutuhan nutrisi pada penderita diabetes
mellitus seperti sayur bayam, nasi merah, buah
segar dan ubi. Sedangkan makanan yang dapat
dikonsumsi yakni susu tinggi lemak, makanan
yang digoreng dan daging.. selain itu telah
dianjurkan untuk makan sering tapi dalam
jumlah sedikit jika nafsu makan kurang.
1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan 12.00 S : - Ny. M mengatakan akan memikirkan kembali untuk
menerima informasi
berobat ke pelayanan kesehatan
Hasil : Ny. M mentakan siap untuk menerima
informasi O : - Ny. M mampu mengatakan kembali pendidikan
2. Mengidentifikasi factor-faktor yang dapat
kesehatan yang telah diberikan walaupun masih ada
meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hifup bersih dan sehat yang keliru
Hasil : Ny. M mengatakan Ny. M terkadang
A : Masalah Kesiapan meningkatkan pengetahuan teratasi
sudah tidak mau memriksakan diri
karena penyakit yang tak kunjung P : Pertahankan intervensi :
sembuh
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
3. Menyediakan materi dan media pendidikan
informasi
kesehatan
2. Identifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan
Hasil : telah disediakan media pendidikan
dan menurunkan motivasi perilaku hifup bersih dan
kesehatan berupa leaflet
sehat
4. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Hasil : telah di ajarkan perilaku hidup bersih
4. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
seperti merubah pola hidup mulai dari

41
makanan (batasi asupan yang dapat 5. Berikan kesempatan untuk bertanya
meningkatkan kadar glukosa dalam
darah), rajin berolahraga,
memperbanyak minum air putih,
hindari stress. 6 langkah cuci tangan,
dan pentingnya untuk memeriksakan
diri ke tempat pelayanan kesehatan
dengan menggunakan kartu kesehatan
5. Memberikan kesempatan untuk bertanya
Hasil : Ny. M tidak mau bertanya karena sudah
mengerti

Nama Klien : Ny. M Ruangan : PSTW Beringin


Umur : 56 tahun Hari/Tanggal : Kamis, 16
Mei 2019
No
Tanggal Jam Implementasi Jam Evaluasi
DX
1 Kamis, 08.45 1. Memonitor tanda-tanda vital Ny. M 12.30 S : - Ny. M mengatakan sudah tidak merasa pusing
16 Mei Hasil : Tekanan darah : 100/80 mmHg namun masih terasa lemas
Frekuensi nafas : 18kali/menit
2019 - Ny. M mengatakan telah meminum obat yang
Frekuensi nadi : 90 kali/menit
Suhu tubuh : 36,50c telah diberikan saat psoyandu
2. Memonitor intake dan ouput cairan pada Ny. M - Ny. M mengatakan sudah BAK 2 kali
Hasil : Ny. M mengatakan saat sahur Ny. M

42
makan nasi + sayur (bayam) + ikan kuah O : Tanda-tanda vital :
asam ± dengan porsi sedikit tapi Tekanan darah : 120/80 mmHg
dihabiskan dan air 5 gelas. Ny. M
Frekuensi nadi : 85 kali/menit
mengatakan tidak berkeringat namun
untuk BAK ± 8 kali (malam-pagi/waktu Frekuensi nafas : 20 kali/menit
kaji) Suhu tubuh 36,30c
3. Memonitor kadar glukosa darah pada Ny. M
A : Masalah ketidakstabilan kadar glukosa dalam
Hasil : kadar Glukosa darah Ny. M : 398 mg/dl .
darah belum teratasi
P : Lanjutkan intervnsi :
1. Monitortanda-tanda vital
2. Monitor kadar glukosa darah
3. Monitor intake dan ouput cairan
2 09.30 1. Memonitor asupan makanan Ny. M 13.00 S = Ny. M mengatakan nafsu makan masih kurang
Hasil : Ny. M mengatakan saat sahur Ny. M makan - Ny. M mengatakan porsi makan sedkit
nasi + sayur (bayam) + ikan kuah asam ±
- Ny. M mengatakan tidak ada mual muntah
dengan porsi sedikit tapi dihabiskan
2. Memonitor adanya mual muntah - Ny. M mengatakan telah mengikuti anjuran
Hasil : Ny. M mengatakan tidak mual dan muntah yang telah diberikan.
3. Memonitor adanya penurunan berat badan
O = BB 42 kg, IMT : 17
Hasil : tidak ada penurunan BB, BB Ny. M : 42 kg
A = masalah resiko defisit nutrisi belum teratasi
P = lanjutkan intervensi
1. Monitor asupan makanan

43
2. Monitor adanya mual muntah
3. Monitor adanya penurunan berat badan

Nama Klien : Ny. M Ruangan : PSTW Beringin


Umur : 56 tahun Hari/Tanggal : Jumat, 17
Mei 2019
No
Tanggal Jam Implementasi Jam Evaluasi
DX
1 Jumat, 10.00 1. Memonitor tanda-tanda vital Ny. M 13.00 S : - Ny. M mengatakan akan pada kegiatan
17 Mei Hasil : Tekanan darah : 110/70 mmHg posyandu
Frekuensi nafas : 20kali/menit
2019 - Ny. M mengatakan sudah BAK 1 kali
Frekuensi nadi : 80 kali/menit
Suhu tubuh : 36,50c O : Tanda-tanda vital :
2. Memonitor intake dan ouput cairan pada Ny. M Tekanan darah : 120/80 mmHg
Hasil : Ny. M mengatakan selesai tarwih Ny. M
Frekuensi nadi : 90 kali/menit
makan nasi + ikan bakar ± dengan porsi
sedikit tapi tidak dihabiskan dan air 3 Frekuensi nafas : 22 kali/menit
gelas. Ny. M mengatakan tidak Suhu tubuh 36,80c
berkeringat untuk BAK ± 5 kali (malam-
A : Masalah ketidakstabilan kadar glukosa dalam
pagi/waktu kaji)
3. Memonitor kadar glukosa darah pada Ny. M darah belum teratasi
Hasil : kadar Glukosa darah Ny. M : 420 mg/dl . P : Lanjutkan intervnsi :

44
4. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala 1. Monitortanda-tanda vital
hiperglkemi ttetap ada atau memburuk 2. Monitor kadar glukosa darah
Hasil : telah diingatkan kembali untuk 3. Monitor intake dan ouput cairan
berkonsultasi dengan tim medis karena 4. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
kadar glukosa yang tidak turun hiperglkemi ttetap ada atau memburuk

2 11.30 1. Memonitor asupan makanan Ny. M 13.00 S = - Ny. M mengatakan tidak ada mual muntah
Hasil : Ny. M mengatakan saat sahur Ny. M makan -Ny. M mengatakan nafsu makan masih kurang
bubur + telur dengan porsi banyak namun
- Ny. M mengatakan porsi makan sedkit
tidak dihabiskan
2. Memonitor adanya mual muntah O = BB 42 kg, IMT : 17
Hasil : Ny. M mengatakan muntah 1 kali pukul A = masalah resiko defisit nutrisi belum teratasi
07.00 pagi
P = lanjutkan intervensi
3. Memonitor adanya penurunan berat badan
Hasil : tidak ada penurunan BB, BB Ny. M : 42 kg 1. Monitor asupan makanan
2. Monitor adanya mual muntah
3. Monitor adanya penurunan berat badan

45
Nama Klien : Ny. M Ruangan : PSTW Beringin
Umur : 56 tahun Hari/Tanggal : Sabtu, 18
Mei 2019
No
Tanggal Jam Implementasi Jam Evaluasi
DX
1 Sabtu, 10.00 1. Memonitor tanda-tanda vital Ny. M 12.00 S : - Ny. M mengatakan akan meminta pendapat
18 Mei Hasil : Tekanan darah : 120/70 mmHg dengan anaknya untuk di rujuk ke rumah sakit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit
2019 - Ny. M mengatakan sudah BAK 2 kali
Frekuensi nadi : 80 ksali/menit
Suhu tubuh : 36,50c O : Tanda-tanda vital :
2. Memonitor intake dan ouput cairan pada Ny. M Tekanan darah : 120/90 mmHg
Hasil : Ny. M mengatakan pukul 07.00 pagi, Ny.
Frekuensi nadi : 90 kali/menit
M makan bubur + ikan dengan porsi
sedikit tapi tidak dihabiskan dan air 3 Frekuensi nafas : 20 kali/menit
gelas. Ny. M mengatakan tidak Suhu tubuh 36,80c
berkeringat untuk BAK 3 kali (pagi hari)
A : Masalah ketidakstabilan kadar glukosa dalam
3. Memonitor kadar glukosa darah pada Ny. M
Hasil : kadar Glukosa darah Ny. M : 392 mg/dl . darah belum teratasi
4. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala P : Lanjutkan intervnsi :
hiperglkemi ttetap ada atau memburuk 1. Monitortanda-tanda vital
Hasil : telah dikonsultasikan dengan dokter terkait 2. Monitor kadar glukosa darah
dengan gds yang tinggi, dengan keluhan 3. Monitor intake dan ouput cairan
tambahan batuk darah pada hari jumat 4. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala

46
pukul 16.00. dan direncanakan akan di hiperglkemi ttetap ada atau memburuk
rujuik ke rumah sakit melalui pusksesmas.

2 11.30 6. Memonitor asupan makanan Ny. M 13.00 S = - Ny. M mengatakan tidak ada mual muntah
Hasil : Ny. M mengatakan pukul 07.00 pagi, Ny. - Ny. M mengatakan nafsu makan masih kurang
M makan bubur + ikan dengan porsi sedikit tapi
- Ny. M mengatakan porsi makan sedkit
tidak dihabiskan
2. Memonitor adanya mual muntah
Hasil : Ny. M mengatakan tidak ada mual muntah O = BB 42 kg, IMT : 17
3. Memonitor adanya penurunan berat badan
A = masalah defisit nutrisi nbelum teratasi
Hasil : tidak ada penurunan BB, BB Ny. M : 42
kg P = lanjutkan intervensi
1. Monitor asupan makanan
2. Monitor adanya mual muntah
3. Monitor adanya penurunan berat badan

47
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 13 Mei 2019, keadaan umum baik,
namun mengeluh pusing kepala dan merasa lelah, sering BAK . pasien memiliki
riwayat penyakit DM dan sebelumnya sudah dirawat di rumah sakit dengan
penyakit yang sama. Ny. M juga mempunyai riwayat penyakit TB paru dan
menjalani perawatan 6 bulan. Ny. M mengalami penurunan Berat badan dalam 1
tahun dari 60 kg menjadi 42 kg, IMT 17 dalam kategori normal . Nafsu makan
kurang, sering merasa lelah, kadar glukosa dalam darah yang tinggi. Dari hal
tersebut telah di mabil diagnose keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa dalam
darah berhubungan dengan tingginya kadar glukosa dan resiko deficit nutrisi
berhubungan dengan factor resiko ketidakmampuan menelan makanan dan
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
Hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Baskara dalam
penelitian yang dilakukan oleh baekuni dkk tahun 2015 dengan judul penelitian “
Pengaruh POola Makan Terhadap Peningkatan Kadar Gula Darah pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 “ yang mengatakan bahwa penderita DM memiliki tanda
dan gejala di antaranya adalah penurunan berat badan dikarenakan glukosa yang
ada pada darah tidak dapat di oksidasi , sehingga tubuh bekerja cepat untuk
mengahasilkan tenaga, sehingga membuat tubuh kehilangan lemak yang
mengakibatkan penderita menjadi kurus.
Setelah dilakukan implementasi selama 4 hari didapatkan bahwa kadar
glukosa tidak mengalami penurunan yang berarti sehingga menyebabkan Ny. M
sering merasa lemas. Bersamaan dengan kurangnya nafsu makan Ny. M sehingga
membuat Ny. M bertambah lemas. Pada akhir implementasi didapatkan bahwa
Ny. M mengeluh batuk berdarah yang kemudian di anjurkan untuk di rujuk ke
rumah sakit guna untuk mendapatkan pengobatan lanjut terkait dengan penyakit
yang di keluhkan.

48
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kasus yang ada serta tanda dan gejala dapat disimpulkan bahwa
klien menderita penyakit Diabetes Melitus yakni kelainan metabolisme yang
kronis terjadi defisiensi insulin atau retensi insulin, ditandai dengan tingginya
keadaan glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria)
Gejala yang timbul pada lansia akibat penyakit ini ialah sering merasa lelah, kadar
glukosa yang tinggi, dan penurunan nafsu makan. Adapun diagnosa yang kami
angkat dalam asuhan keperawatan ini ialah Ketidakstabilan kadar glukosa darah
dan Resiko Defisit Nutrisi.

5.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami meminta agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran
demi kesempurnaan dimasa mendatang . Aamiin

49

Anda mungkin juga menyukai