Anda di halaman 1dari 8

PT PRIMA UTAMA LESTARI

Head Office : Jl. Jend. Ahmad Yani –Trans Puncak Indah Malili, Malili 92981 – Luwu Timur – Sulawesi Selatan – Indonesia
Email : ptpul2018@gmail.com
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU - HARIAN


Nomor : 001 / PKWT-H - HR / PUL / MLL / V / 2019

Pada hari ini Jumat, 16 Mei 2019 bertempat di Malili, Luwu Timur, kami yang bertandatangan di
bawah ini :
Nama : Putri Handayani
Jabatan : Human Resource Development (HRD)
Alamat : Dusun Paorebbae RT 002 RW 000 Kel. Wewangriu,
Kec. Malili, Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perusahaan yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK
PERTAMA.
Nama : Acil Salang
Jabatan : Koordinator Jetty
No.KTP : 7324041409740002
Alamat sesuai KTP : Dusun Ussu RT 001 RW 000 Kel. Ussu, Kec. Malili,
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pribadi, selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bersepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :

PASAL 1
KETENTUAN UMUM

1. PIHAK PERTAMA adalah Perusahaan, PT. Prima Utama Lestari, yang bergerak dibidang
pertambangan bijih nikel.
2. PIHAK KEDUA adalah pekerja, yang bersedia bekerja pada PIHAK PERTAMA dengan
ketentuan sebagai berikut :
Nama : Acil Salang
Divisi : Crew Jetty
Tanggal Masuk Kerja (TMK) : 26 April 2019
Tempat Penerimaan : Luwu Timur
Lokasi Penempatan : Desa Ussu
3. Dengan mengingat kepentingan PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA untuk
selanjutnya bersedia dipindah tugaskan ke Divisi / Departemen / Lokasi lain di dalam
Perusahaan PIHAK PERTAMA.

PASAL 2
HAK PEKERJA

1. PIHAK PERTAMA mempekerjakan PIHAK KEDUA di lokasi Pertambangan Bijih Nikel Di


Desa Ussu Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan, dengan ketentuan sebagai imbalan
PIHAK PERTAMA memberikan kepada PIHAK KEDUA berupa :
a. Upah Pokok : Rp. 1.500.000
b. Tunjangan Absensi : Rp. 1.398.522
c. Tunjangan BPJS Ketenagakerjaan : (Rp. 45.000)

d. Tunjangan BPJS Kesehatan : (Rp. 26.831)

1
Total Pendapatan Rp. 2.826.691
e. Makan : 1 (satu) kali/hari (terhitung saat masuk kerja)
dan suatu waktu dapat diuangkan.
2. PIHAK PERTAMA membayar upah / gaji sebagaimana disebutkan dalam ayat (1) pada pasal
ini adalah setiap akhir bulan, bulan berjalan, akan disesuaikan dengan perhitungan absensi
Perusahaan.
3. PIHAK PERTAMA membayar upah PIHAK KEDUA disertai dengan potongan tunjangan
absensi sesuai dengan jumlah ketidakhadiran masuk kerja PIHAK KEDUA.
4. Pihak KEDUA akan bekerja sesuai dengan arahan PIHAK PERTAMA mengantisipasi suatu
waktu akan ada pekerjaan break (istirahat) sementara sambil menunggu instruksi selanjutnya.
5. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan untuk memberitahukan kepada pihak lain perihal upah.

PASAL 3
JANGKA WAKTU PERJANJIAN KERJA
1. Jangka waktu Perjanjian Kerja antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA adalah
selama 3 ( Tiga ) bulan terhitung sejak tanggal 26 April 2019 sampai tanggal 25 Juli 2019.
2. PIHAK PERTAMA berhak mengevaluasi kinerja PIHAK KEDUA dan terhadap evaluasi
kinerja tersebut maka PIHAK PERTAMA berhak untuk:
a. Memperpanjang Perjanjian Kerja ini, yang akan diberitahukan selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari sebelum Perjanjian Kerja ini berakhir.
b. Mengakhiri Perjanjian Kerja ini secara sepihak karena alasan-alasan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) atau Pasal 14, 15, 16 dan 17 dalam Perjanjian Kerja ini.

PASAL 4
HARI DAN JAM KERJA
PIHAK PERTAMA mempekerjakan PIHAK KEDUA dengan ketentuan sebagai berikut :
 Hari kerja : 6 hari kerja dalam seminggu yaitu mulai hari Senin s/d Sabtu.
 Jam kerja : Rata-rata 7 jam kerja sehari yang diatur sebagai berikut :

Shift Pagi :

Hari Kerja (Reguler) Jam Kerja (Reguler) Istirahat Keterangan


08.00-16.00 (jam Hari jumat istirahat
Senin-Sabtu 12.00-13.00
kerja) Jam : 11.00-14.00

Shift Malam :

Hari Kerja (Reguler) Jam Kerja (Reguler) Istirahat Keterangan

Senin-Sabtu 16:00-01:00 (Jam 16:00-17:00 Sabtu 5 Jam kerja


Kerja) Jam: 16:00-22:00

 Hari Minggu & Hari Libur Nasional, jadwal masuk di atur oleh Perusahaan dengan
pemberitahuan 1 (satu) hari sebelumnya.
 Dalam hal perubahan PIHAK PERTAMA menentukan hari libur mingguan kepada
PIHAK KEDUA, akan di beritahukan kepada PIHAK KEDUA mengenai hari libur yang
akan ditentukan.

TOLERANSI JAM MASUK KERJA

2
- Toleransi keterlambatan waktu bekerja pada jadwal masuk kerja pukul 08.00 dan pukul
16:00 Wita adalah 3 (tiga) menit dari waktu tersebut.
- Jam masuk kerja akan diperhatikan dan akan menjadi penilaian apakah PIHAK
KEDUA mampu menjalankan waktu kerja yang ditentukan PIHAK PERTAMA.
- Apabila pada hari tersebut PIHAK KEDUA belum hadir sampai dengan waktu
toleransi telah berakhir, maka PIHAK KEDUA dinyatakan tidak masuk kerja pada hari
tersebut.

JAM ISTIRAHAT
- Jam istirahat ditentukan selama 1 (satu) jam.
- Toleransi masa istirahat 5 ( lima) menit sebelum waktu istirahat berlaku.
- Toleransi setelah masa istirahat 3 (tiga) menit sebelum waktu istirahat berakhir.
- Jam istirahat tidak termasuk dalam waktu bekerja.
- Pada jam istirahat PIHAK KEDUA tidak dikenankan untuk meninggalkan ruang
lingkup kerja Perusahaan.
- Apabila PIHAK KEDUA ingin meninggalkan ruang lingkup kerja Perusahaan, maka
PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA yang diwakili
oleh pengawas yang ada dilapangan serta mengisi form meninggalkan ruang lingkup
kerja dengan alasan mendesak.

TOLERANSI JAM PULANG KERJA


- Toleransi waktu jam pulang kerja adalah 10 (sepuluh) menit dari waktu pulang kerja.
- Toleransi waktu yang diberikan untuk merapikan, mengatur atau menyusun dengan
baik kegiatan yang akan ditinggalkan.
- PIHAK KEDUA dilarang meninggalkan waktu toleransi yang apabila belum mencapai
waktu tersebut.
- Apabila PIHAK KEDUA meninggalkan waktu kerja dibawah 16:00 maka PIHAK
KEDUA akan dikenakan sanksi oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 5
KERJA LEMBUR
Kerja lembur di atur dengan ketentuan sebagai berikut :
1. PIHAK KEDUA diwajibkan melakukan Kerja Lembur bila mana diminta PIHAK PERTAMA
selama kondisi lingkungan kerja memungkinkan untuk melakukan pekerjaan.
2. PIHAK PERTAMA akan meniadakan kerja lembur apabila kondisi lingkungan kerja tidak
memungkinkan yang dianggap akan membahayakan PIHAK KEDUA maupun peralatan
kerjanya atau tidak adanya pekerjaan di PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA
dipulangkan.
3. Perhitungan upah lembur akan mengacu pada kebijakan dan Peraturan Perusahaan yang akan
disesuaikan dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.
4. Jam kerja lembur sah / berlaku hanya dengan Surat Perintah Lembur (SPL).
5. PIHAK KEDUA tidak berhak untuk menuntut jam Kerja Lembur.

PASAL 6
TUGAS dan TANGGUNG JAWAB
1. Tugas dan tanggung jawab PIHAK KEDUA akan dijelaskan secara terpisah oleh atasan
langsung.
2. PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan mengalihkan tugas dan tanggung jawab kerja yang telah
diberikan oleh atasannya / pimpinan Perusahaan kepada pihak lain, terkecuali dibenarkan oleh
atasannya.
3. PIHAK KEDUA wajib melakukan pekerjaan dan tugas yang diberikan kepadanya dengan rasa
tanggung jawab, efektif, efisien dan harus mengikuti Aturan dan Tata Tertib disiplin kerja yang
dibuat PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK KEDUA wajib mengikuti aturan-aturan menurut Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan dan Peraturan Perundangan yang berlaku.

3
5. PIHAK KEDUA wajib menjaga keselamatan baik dirinya, orang lain maupun peralatan dan
barang inventaris Perusahaan di lingkungan kerja.
6. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengganti kerusakan atau kehilangan barang milik
Perusahaan yang diakibatkan karena menyalah gunakan kewajiban, kelalaian selaku karyawan
yang dituangkan dalam bentuk berita acara kerusakan dan hasil keputusan team investigasi.
PASAL 7
WAKTU KERJA dan ISTIRAHAT
1. Waktu kerja dan Waktu istirahat disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan, yang ditetapkan
dalam Peraturan Perusahaan dan disesuaikan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
2. Karena alasan tertentu atau karena tuntutan tugas / pekerjaan maka PIHAK KEDUA
dimungkinkan untuk bekerja diluar waktu kerja, yang akan diperhitungkan sebagai kerja
lembur dan dibayarkan sesuai dengan Peraturan Perusahaan.

PASAL 8
MANGKIR / TIDAK MASUK KERJA

1. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku, dan pengusaha wajib
mengizinkan PIHAK KEDUA tidak masuk kerja apabila :
a. Pekerja / buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
b. Pekerja / buruh tidak masuk bekerja karena pekerja / buruh menikah, menikahkan,
mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran kandungan,
suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga
dalam satu rumah meninggal dunia;
c. Pekerja / buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajiban
terhadap negara;
d. Pekerja / buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah yang
diperintahkan agamanya;
e. Pekerja / buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha tidak
mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya
dapat dihindari pengusaha;
f. Pekerja / buruh melaksanakan hak istirahat;
g. Pekerja / buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan
pengusaha; dan
h. Pekerja / buruh melaksanakan tugas pendidikan dari Perusahaan.
2. Sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku mendapat izin tidak masuk kerja dalam
hal sebagai berikut :
1) Pekerja / buruh menikah, selama 3 (tiga) hari;
2) Menikahkan anaknya, selama 2 (dua) hari;
3) Mengkhitankan anaknya, selama 2 (dua) hari;
4) Membaptiskan anaknya, selama 2 (dua) hari;
5) Isteri melahirkan atau keguguran kandungan, selama 2 (dua) hari;
3. Apabila PIHAK KEDUA tidak masuk kerja ( Absen ) atau memberikan keterangan palsu
pada pasal 8 ayat 1 dan 2, maka PIHAK KEDUA mendapat sanksi berupa pemotongan upah
untuk tunjangan absensi atau tunjangan tidak tetap sebesar Rp. 55.580. perhitungan jumlah
hari kerja di mana pekerja / buruh tidak masuk kerja atau karena keterangan palsu tersebut atau
sanksi lain seperti yang tertuang dalam Pasal 15 dan Pasal 16 dalam Perjanjian Kerja ini.

Pasal 9
AKOMODASI DAN TRANSPORTASI

1. PIHAK PERTAMA menyediakan fasilitas transportasi untuk pemberangkatan dan


pemulangan PIHAK KEDUA dari terminal pemberangkatan ke lokasi kerja.
Jadwal ini akan disesuaikan kemudian menurut kebutuhan PIHAK PERTAMA

4
2. Terminal pemberangkatan PIHAK KEDUA ditentukan PIHAK PERTAMA dan dapat
berubah menurut kebutuhan PIHAK PERTAMA.

PASAL 10
PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA

PIHAK PERTAMA akan memberikan Perlengkapan Keselamatan Kerja kepada PIHAK


KEDUA dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Definisi Perlengkapan Keselamatan kerja adalah menurut Peraturan Perundangan yang
berlaku.
2. Perlengkapan Keselamatan Kerja diberikan sesuai dengan lingkungan kerja dan kondisi
pekerjaan yang dilakukan PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA wajib menggunakan Perlengkapan Keselamatan Kerja pada saat melakukan
pekerjaan atau pada saat berada diwilayah lokasi kerja.
4. PIHAK KEDUA wajib bertanggung jawab terhadap perlengkapan keselamatan kerja yang
diberikan, apabila terjadi kerusakan diluar kewajaran dan atau hilang, PIHAK KEDUA wajib
mengganti dengan biaya PIHAK KEDUA ( tertuang dalam berita acara kerusakan)
5. Pada saat berakhirnya Perjanjian Kerja ini, PIHAK KEDUA wajib mengembalikan
Perlengkapan Keselamatan Kerja yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA. Sebelum
menerima hak-haknya, dengan memperlihatkan bukti pengembalian (Surat Pengantar) dari
PIHAK PERTAMA.

PASAL 11
BPJS KETENAGAKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA bekerja sama dengan BPJS KETENAGAKERJAAN dalam hal fasilitas
jaminan keselamatan kerja dan jaminan kematian.
2. PIHAK PERTAMA memberikan kartu dan menanggung biaya BPJS KETENAGAKERJAAN
PIHAK KEDUA sesuai dengan yang dibebankan dalam Peraturan Perundang-undangan.
3. PIHAK PERTAMA memberikan jaminan pelayanan BPJS KETENAGAKERJAAN sesuai
durasi kontrak.

PASAL 12
BPJS KESEHATAN

PIHAK PERTAMA akan mengadakan kerjasama dengan BPJS KESEHATAN demi menunjang
fasilitas kesehatan dilokasi proyek dengan ketentuan sebagai berikut :
1. PIHAK PERTAMA memberikan jaminan pelayanan kesehatan sesuai durasi kontrak.
2. PIHAK PERTAMA akan mendaftarkan PIHAK KEDUA di BPJS KESEHATAN.
3. PIHAK KEDUA Akan mendapatkan potongan yang berlaku dengan rincian 4 % (empat
persen) ditanggung oleh PIHAK PERTAMA dan 1 % (satu persen) ditanggung oleh PIHAK
KEDUA
4. BPJS KESEHATAN berlaku untuk pelayanan medis bagi karyawan yang bersangkutan, istri
dan 3 (tiga) orang anak sah.
5. Dalam hal anak PIHAK KEDUA berumur lebih dari 21 tahun maka dengan otomatis beban
anak tersebut ditangguhkan oleh BPJS KESEHATAN dan tidak menjadi tanggung jawab
perusahaan.
6. Fasilitas kesehatan tidak dapat di uangkan apabila kontrak telah selesai.

PASAL 13
TUNJANGAN HARI RAYA

1. Tunjangan Hari Raya adalah tunjangan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA ke PIHAK
KEDUA berupa uang ataupun barang sesuai dengan Kepmen No. 6 Tahun 2016.
2. Tunjangan Hari Raya diberikan kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan hari raya keagamaan.

5
3. Besaran Tunjangan Hari Raya yang dimaksud adalah sebesar 1 bulan upah apabila PIHAK
KEDUA sudah mencapai masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih.
4. apabila PIHAK KEDUA belum mencapai masa kerja selama 1 (satu) tahun, maka Tunjangan
Hari Raya dihitung secara prorata atau waktu masa kerja PIHAK KEDUA.

PASAL 14
TATA TERTIB

1. PIHAK KEDUA wajib menjalankan tugas dengan baik dan penuh tanggung jawab.
2. PIHAK KEDUA bersedia untuk mematuhi dan mentaati dengan sebaik-baiknya semua
petunjuk atau perintah yang wajar dari atasannya.
3. PIHAK KEDUA berjanji akan mematuhi dan mentaati Peraturan Perusahaan dan Perjanjian
Kerja ini.
4. PIHAK KEDUA wajib menjaga dan menggunakan peralatan serta perlengkapan kerja secara
efektif dan efisien.
5. Apabila PIHAK KEDUA bermaksud untuk memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK
PERTAMA, maka maksud tersebut harus diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK
PERTAMA selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal efektif PIHAK KEDUA
mengundurkan diri.
6. PIHAK PERTAMA akan memberikan Surat Rekomendasi atau Surat Keterangan Kerja,
setelah PIHAK KEDUA menyerahkan semua peralatan dan perlengkapan kerja yang
dipercayakan kepadanya serta kewajiban-kewajiban PIHAK KEDUA selesai dilaksanakan.

PASAL 15
PERINGATAN dan SANKSI
PIHAK PERTAMA berhak memberikan sanksi berupa teguran, peringatan ataupun Pemutusan
Hubungan Kerja sesuai bobot pelanggaran yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA terhadap
Peraturan Perusahaan atau Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1. Apabila PIHAK KEDUA melanggar tata tertib & disiplin kerja atau ketentuan yang telah
diatur yang sifatnya dapat diperbaiki, maka PIHAK PERTAMA atau yang berwenang akan
memberikan sanksi berupa :
a. Teguran Lisan
b. Surat Peringatan (SP) ke I, II, dan ke III atau terakhir
c. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
2. Pemberian Surat Peringatan (SP) tersebut tidak harus bertahap, dengan memperhatikan bobot
kesalahan maka Surat Peringatan dapat diberikan mulai dari Surat Peringatan ke I atau
sekaligus Surat Peringatan ke III atau Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK )
3. Masa berlaku Teguran Lisan dan Surat Peringatan masing-masing selama 6 (Enam) bulan.
Apabila PIHAK KEDUA diberikan Surat Peringatan ke III atau terakhir dan selama kurun
waktu 6 (Enam) bulan melakukan pelanggaran berat atau pelanggaran yang bobotnya sama,
maka akan diberlakukan Pasal 16 (Pemutusan Hubungan Kerja).

PASAL 16
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
A. Sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku PIHAK PERTAMA berhak melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada PIHAK KEDUA dengan tidak mendapat
Pesangon, dan Uang Penghargaan masa kerja apabila PIHAK KEDUA melakukan
pelanggaran sebagai berikut yang ditandai dengan adanya proses hukum yang berjalan dan /
atau Putusan Pengadilan yang memutus bersalah, kecuali Pengadilan Memutus lain :
1. Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan atau uang milik
Perusahaan.
2. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan.

6
3. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau mengedarkan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja.
4. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja.
5. Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja, atasan dan atau
pengusaha di lingkungan kerja.
6. Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan Peraturan Perundang-undangan.
7. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang
milik Perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi Perusahaan.
8. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman kerja atau pengusaha dalam keadaan
bahaya di tempat kerja.
9. Membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan yang seharusnya di rahasiakan kecuali
untuk kepentingan negara.
10. Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan Perusahaan yang diancam pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih.
11. Melakukan provokasi pemogokan kerja dilingkungan kerja, maupun diluar lingkungan
kerja.
12. Melakukan mogok kerja atau demonstrasi tanpa ada pemberitahuan terhadap Manajemen
Perusahaan dan Izin dari Pihak yang Berwajib.
13. Perbuatan-perbuatan yang mengakibatkan dikenakan sanksi SP I, SP II, SP III dan terakhir
yang berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja.

B. Hal-hal lain yang dapat menimbulkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) antara lain :

a. Jika PIHAK KEDUA tanpa alasan yang sah memberikan keterangan-keterangan kepada
pihak ketiga/pihak lain mengenai hal-hal yang bersifat Rahasia Perusahaan atau usaha lain
yang administrasinya dikelola oleh PIHAK PERTAMA .
b. Jika PIHAK KEDUA tanpa izin tertulis dari PIHAK PERTAMA menyediakan tenaganya
dengan cara perorangan atau bersama-sama dengan orang lain atau menerima pembayaran
dari pihak ketiga / pihak lain (orang atau perusahaan lain).
c. Jika PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran disiplin kerja atau peraturan-peraturan kerja
lainnya yang dikeluarkan PIHAK PERTAMA, maupun yang telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
d. Jika PIHAK KEDUA menggunakan fasilitas Perusahaan untuk kepentingan pribadi tanpa
seizin PIHAK PERTAMA.
e. Jika menurut PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dinyatakan tidak cakap dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya sehari-hari walau sudah diberikan pembinaan.
f. Apabila PIHAK KEDUA melakukan dan atau dinilai seperti ayat – ayat diatas maka
PIHAK KEDUA akan diputus hubungan kerjanya dengan ketentuan Perusahaan dan tidak
dibayarkan sisa kontraknya.

PASAL 17
PENGUNDURAN DIRI

Sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan dalam hal seperti berikut :


1. Pengunduran diri selama masa berlakunya kesepakatan ini harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. Mengajukan Permohanan Pengunduran Diri selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
sebelum tanggal pengunduran diri.
b. PIHAK KEDUA harus menyelesaikan tugas-tugasnya terlebih dahulu sampai didapat atau
ada pengganti PIHAK KEDUA.
c. Apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri, maka PIHAK PERTAMA tidak
memberikan uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja

7
2. Bilamana dalam 5 (lima) hari berturut-turut PIHAK KEDUA tidak masuk kerja tanpa ada
keterangan dan bukti-bukti yang sah / mangkir (alpa), maka tindakan tersebut diklasifikasikan
mengundurkan diri.
3. Apabila PIHAK KEDUA sudah tidak bisa masuk kerja karena Sakit Keras yang tidak
memungkinkan lagi Pekerja untuk bisa beraktifitas secara normal.
4. Apabila PIHAK KEDUA melakukan pernikahan sesama PIHAK KEDUA dalam satu
perusahaan, maka salah satu harus mengundurkan diri dari perusahaan.

PASAL 18
PERSELISIHAN HUBUNGAN KERJA
1. Apabila dikemudian hari terdapat perselisihan mengenai Perjanjian Kerja ini maka PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk
mufakat.
2. Bahwa apabila terjadi perselisihan Maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA melalui
musyawarah Bukan dengan melalui aksi demonstrasi atau mogok kerja.
3. Dalam hal musyawarah tidak tercapai kata sepakat, maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
PASAL 19
LAIN – LAIN

Hal-hal yang belum diatur serta perubahan-perubahannya akan dibuat dalam perjanjian tambahan
(Addendum) yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja ini.

PASAL 20
PENUTUP

1. Perjanjian ini menyatakan keseluruhan kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA. Perjanjian baik secara lisan maupun tertulis yang pernah ada sebelumnya yang
telah disepakati oleh Para Pihak menjadi tidak berlaku lagi dengan ditandatanganinya
Perjanjian ini.
2. PIHAK KEDUA tidak akan mengalihkan tugas atau bermaksud untuk mengalihkan hak dan
kewajiban yang tercantum dalam Perjanjian ini tanpa ijin tertulis dari PIHAK PERTAMA.
3. Seluruh isi Perjanjian ini telah dibaca dan diperiksa dengan seksama oleh PARA PIHAK dan
keduanya setuju untuk menandatangani Surat Perjanjian ini.

Demikian Perjanjian Kerja ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan dari pihak
manapun. Dibuat 2 (dua) rangkap dan ditandatangani di atas materai oleh PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA di tempat, pada hari dan tanggal tersebut di atas.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Putri Handayani Acil Salang

Anda mungkin juga menyukai