Anda di halaman 1dari 13

I.

Topik
Mengukur potensial air umbi kentang.
II. Tujuan
Menghitung potensial air (PA) umbi kentang.
III. Dasar teori

Semua proses fisiologi di dalam jaringan tanaman tidak akan terjadi tanpa
adanya air yang berperan penting dalam proses tersebut. Selama pertumbuhan
tanaman air memiliki peranan penting di antaranya berperan sebagai pelarut bahan-
bahan organik, bahan utama proses fotosintesis dan lain-lain. Jika tanaman
mengalami stress air, maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut tidak
akan berjalan normal. Air masuk ke dalam sel tanaman melalui proses difusi, yang
mana proses difusi ini terjadi karena perbedaan konsentrasi, yaitu konsentrasi
di ruang yang dalam sel lebih rendah di bandingkan konsentrasi di luar sel.

Sel tumbuhan dapat mengalami kehilangan air yang besar jika potensial air di luar
sel lebih rendah dibandingkan dengan potensial air di dalam sel, sehingga akan
mengakibatkan volume isi sel akan menurun dan tidak akan mampu mengisi seluruh
telah dibentuk oleh sel tersebut(Anonim, 2009).

Pengukuran potensial osmotik dapat dilakukan dengan peristiwa plasmolisis.


Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Osmosis adalah gerakan
suatu materi, misalnya air melintasi suatu selaput atau membran. Air selalu
bergerak melewati membran ke arah sisi yang mangandung jumlah materi terlarut
paling banyak dan kadar air paling sedikit (konsentrasinya tinggi). Proses Osmosis
akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai
keseimbangan.

Sel tumbuhan dapat mengalami kehilangan air, apabila potensial air di luar sel
lebih rendah daripada potensian air di dalam sel. Apabila sel kehilangan air cukup
besar, maka ada kemungkinan volume isi sel akan menyusut, sehingga tidak dapat
mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Artinya membran dan
sitoplasma akan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis.
IV. Alat dan bahan

a. Alat

No. Nama alat Jumlah

1 Pengebor gabus 1 buah

2 Kater 1 buah

3 gelas kimia 6 buah

4 mistar 1 buah

5 Kertas alumunium secukupnya

6 ATK 1 set

7 handphone 1 buah

b. Bahan

No. Nama bahan Jumlah

1 Umbi kentang 18 silinder

2 Larutan sukrosa 0 molar

3 Larutan sukrosa 0,2 molar

4 Larutan sukrosa 0,4 molar

5 Larutan sukrosa 0,6 molar

6 Larutan sukrosa 0,8 molar

7 Larutan sukrosa 1 molar


V. Prosedur kerja
1. Buatlah silinder umbi dengan menggunakan alat pengebor gabus.
2. Memotong silinder umbi sama panjang yaitu 30 mm (3 cm)
3. Mengisi masing-masing botol dengan 30 ml larutan sukrosa sesuai
dengan konsentrasi yang telah ditentukan.
4. Memasukan 3 potong umbi pada masing-masing botol.
5. Bekerjalah dengan cepat untuk mengurangi terjadinya penguapan.
6. Tutuplah rapat-rapat dengan kertas alumunium selama percobaan
7. Biarkanlah silinder umbi dalam satu larutan selama 30 menit.
8. Setelah 90 menit ambil setiap silinder dan ukur kembali ,memcatat
hasil pengukuran untuk masing-masing konsentrasi larutan sukrosa
9. Menghitung rata-rata panjang silinder untuk tiap konsentrasi larutan
sukrosa
10. Membuat grafik dari data tadi dengan molaritas sebagai sumbu X
dan rata-rata panjang silinder sebagai sumbu Y.
VI. Hasil pengamatan
No. Hasil pengamatan
1 0 molar umbi kentang
a.

b.

c.
2. Umbi kentang 0,2 Molar
a.

b.

c.
3. Umbi kentang 0,4 Molar
a.

b.

c.

4. Umbi kentang 0,6 Molar

a.
b.

c.

5. Umbi kentang 0,8 Molar


a.

b.

c.
6. Umbi kentang 1 Molar

b.

c.
VII. Pembahasan
Kelangsungan hidup sel tumbuhan bergantung pada kemampuannya
untuk menyeimbangkan pengambilan dan pengeluaranair. Pengambilan
atau pengeluaran netto air oleh suatu sel terjadi melalui osmosis, yaitu
transport pasif air melewati suatu membran. Air akan bergerak akibat
osmosis dari arah hipotonik ke arah hipertonik. Akan tetapi dalam kasus
sel tumbuhan, kehadiran dinding sel menjadi faktor kedua yang
mempengaruhi osmosis tersebut, adanya tekanan fisik merupakan faktor
pertama. Pengaruh gabungan dari kedua faktor ini yaitu konsentrasi zat
terlarut dan tekanan yang disebut potensial air (water potensial).
Komponen potensial dalam potensi air mengacu pada energi potensial,
yaitu kapasitas untuk melaksanakan kerja ketika air bergerak dari daerah
dengan ᴪ yang lebih tinggi ke daerah dengan ᴪ lebih rendah. Keadaan
ini adalah suatu kasus khusus mengenai kecenderungan umum pada
sistem untuk berubah secara spontan menuju pada keadaan energi bebas
terendah. (Campbell, 2002).
Proses pergerakan cairan atau transportasi air di dalam sel tumbuhan
berlangsung dengan cara osmosis. Osmosis merupakan difusi air
melintasi membran semipermeable dari daerah dimana jumlah molekul
air lebih banyak ke daerah dengan jumlah molekul air yang lebih sedikit.
Proses osmosis ini sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau
potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk
dapat melakukan difusi (Ismail, 2014).
Osmosis dapat diukur dengan menggunakan potensial air (PA).
Potensial air adalah kemampuan air untuk melakukan pergerakan. Air
berpindah dari larutan dengan potensial air yang lebih tinggi ke larutan
dengan potensial air dengan PA yang rendah. Air murni mempunyai
nilai potensial air 0, yang merupakan nilai potensial air tertinggi. Semua
larutan mempunyai potensial air kurang dari 0. Sehinga, semakin tinggi
konsentrasil suatu larutan, nilai potensial air semakin kecil (Ismail,
2014).
Konsep potensial air memiliki dua kegunaan yang prinsipil. Pertama,
potensial air mengatur banyaknya air yang mengalir melalui membran
sel. Secara spesifik perbedaan potensial air melalui sebuah membran
menyebabkan terjadinya pergerakan air melalui proses osmosis. Dengan
beberapa batasan penting, perbedaan potensial air menyebabkan
pergerakan air melalui jaringan-jaringan multiseluler. Kedua, potensial
air dapat digunakan untuk mengukur status air dari sebuah tanaman
(Charloq, 2005).
Untuk mengukur potensial air dapat digunakan dua metode. Metode
pertama, yaitu dengan menggunakan perubahan berat jaringan disetiap
larutan. Kekurangan dari metode ini tidak dapat menggambarkan
perubahan potensial. Metode yang kedua yaitu metode Chardakov.
Metode ini, sedikit lebih rumit dari metode yang pertama. Metode ini
dapat menggambarkan secara jelas perubahan kepadatan larutan. Hal ini
terlihat dengan jelas melalui pergerakan zat warna. Zat warna dapat
terlihat tenggelam, mengapung, maupun, melayang jika dimasukkan ke
dalam larutan sukrosa dengan konsentrasi yang sama dengan larutan
yang berisi jaringan kentang. Kepadatan larutan yang berisi jaringan
kentang tetap apabila zat warna berada di posisi melayang, kepadatan
meningkat apabila zat warna di posisi tenggelam, dan kepadatan
berkurang apabila zat warna berada di posisi mengapung. Tetapi, untuk
data yang lebih akurat penentuan perubahan kepadatan laurutan dapat
digunakan refraktometer (Ismail, dkk, 2014).
VIII. Kesimpuan
0 Molar
Panjang akhir A= 2,9 cm
B=2,9 cm
C=2,8 cm
Total =26:3 = 8.6
Hasil rata-rata = 2,9 cm

0,2 Molar
Panjang akhir A= 2,8 cm
B=2,8 cm
C=2,8 cm
Total =24:3 = 8
Hasil rata-rata = 2,8 cm

0,4 Molar
Panjang akhir A= 2,8 cm
B=2,8 cm
C=2,8 cm
Total =24:3 = 8
Hasil rata-rata = 2,5 cm

0,6 Molar
Panjang akhir A= 2,9 cm
B=2,7 cm
C=2,7 cm
Total =23:3 = 7,6
Hasil rata-rata = 2,8 cm
0,8 Molar
Panjang akhir A= 2,7 cm
B=2,9 cm
C=2,9 cm
Total =25:3 = 8,3
Hasil rata-rata = 2,8 cm

1 Molar
Panjang akhir A= 2,9 cm
B=2,7 cm
C=2,7 cm
Total =23:3 = 7,6
Hasil rata-rata = 2,8 cm
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009.Fisiologi tumbuhan.


untad.blogspot.com/2012/10/laporan-fisiologi-tumbuhan-
mengukur.html
Ismail dan Hartono. 2014. Fisiologi Tumbuhan Bagian I. Makassar:
Universitas Negeri Makassar
Lakitan, Benyamin. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Rajawali pers.
Nurmayulisun, M. 2009. Botani Umum II. Angkasa Putra. Bandung.
Sunaryono. A. R., 2008. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk
Daerah Tropik

Anda mungkin juga menyukai