Anda di halaman 1dari 13

NAMA KELOMPOK : 1.

DINDA MARLIAH
2. ELSA RIANNI SAFITRI
3. FEBRY LIANY AGUSTINA
4. KHAIRUNISA AZZAHRA
5. ANNISA

KELAS : XII IPA 4

MAPEL : KIMIA

MATERI : HALOGEN
HALOGEN

BAHAN YANG
UNSUR-
SIFAT KIMIA/FISIKA TERKANDUNG KEGUNAANNYA
UNSURNYA
DIDALAMNYA
A. SIFAT KIMIA/FISIKA HALOGEN
Berdasarkan konfigurasi elektronnya, unsur halogen mempunyai elektron valensi ns2 np5. Hal
ini menunjukkan bahwa terdapat sebauh elektron yang belum berpasangan. Adanya sebuah elekton
yang belum berpasangan menyebabkan halogen sangat reaktif dan mudah membentuk ion halida (Xˉ).
Sifat ini sesuai dengan fakta bahwa halogen umumnya terdapat di alam sebagai senyawa halida.
Adanya sebuah elektron yang tidak berpasangan dapat digunakan untuk membentuk pasangan
elektron bersama dengan sebuah elektron pada subkulit p dari atom halogen yang lain, sehingga
halogen dalam keadaan bebas merupakan molekul diatomik (X2).
Beberapa sifat fisis unsur-unsur halogen.

Sifat-sifat halogen Fluorin (F) Klorin (Cl) Bromin (Br) Iodin (I)

Konfigurasi elektron [He] 2s2 2p5 [Ne] 3s2 3p5 [Ar] 3d10 4s2 4p5 [Kr] 4d10 5s2 5p5

Nomor Atom 9 17 35 53
Titik leleh ( ) -220 -101 -7,2 114
Titik didih ( ) -188 -35 59 184

Energi ionisasi pertama (kJ/mol) 1.680 1.260 1.140 1.010

Afinitas elektron (kJ/mol) -348 -364 -342 -314

Keelektronegatifan 4,0 3,0 2,8 2,5

Jari-jari atom (Ǻ) 0,50 1,00 1,15 1,40

Energi ikatan X-X (kJ/mol) 158 242 193 151

Energi ikatan H-X (kJ/mol) 562 431 366 299

Potensial elektrode (volt)


+2,87 +1,36 +1,07 +0,54
X2 + 2eˉ 2Xˉ

Kerapatan (g/mL) 1,0 1,5 3,1 4,9


• Dari F ke At titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi.
Hal ini dapat dijelaskan dengan gaya van der Waals yang bekerja pada molekul-molekul
tersebut. Dari atas (F) ke bawah (At) ukuran atomnya semakin besar sehingga semakin mudah
terjadi dipol sesaat yang berakibat semakin kuatnya gaya van der Waals. Semakin kuat gaya
van der Waals, semakin tinggi titik didih dan titik lelehnya.
• Energi ionisasi halogen tinggi
Tingginya energi ionisasi menunjukan bahwa unsur halogen sukar melepaskan elektron
valensinya menjadi ion positif. Oleh karena itu, di alam tidak ada unsur halogen yang
membentuk ion positif, tetapi membentuk ion negatif. Kecenderungan perubahan energi ionisasi
dari atas ke bawah semakin rendah karena jari-jari atomnya yang semakin panjang.
• Afinitas elektron yang tinggi
Tingginya Afinitas elektron dari halogen mendukung fakta bahwa halogen lebih mudah
membentuk ion negatif.
• Energi disosiasi ikatan
Energi disosiasi ikatan merupakan salah satu ukuran mudah tidaknya molekul halogen beruba
menjadi atom-atom halogen (mengalami atomisasi). Dari fluorin ke astatin (atas ke bawah)
energi disosiasi ikatan cenderung semakin kecil. Hal ini berkaitan dengan jari-jari atom yang
semakin panjang sehingga gaya tarik inti atom terhadap pasangan elektronnya semakin lemah.
Terdapat penyimpangan dimana energi disosiasi F2 lebih rendah daripada Cl2. hal ini
disebabkan ukuran atom F yang kecil menyebabkan kerapatan pada molekul F2 sangat tinggi.
Akibat adanya pengaruh gaya tolak-menolak antara pasangan elektron bebas dari kedua atom
pada F2, gaya tarik inti terhadap pasangan elektron ikatan menjadi berkurang.
1. SIFAT FISIK HALOGEN

wujud dari setiap unsur itu akan memengaruhi titik


leleh dan titik didihnya. Semakin padat, maka
semakin besar titik leleh dan titik didihnya. Di sisi
lain, semakin ke bawah (dari tabel periodik),
kerapatan dan jari-jarinya juga semakin
meningkat.
2. SIFAT KIMIA HALOGEN

Sifat Umum
Secara kimiawi halogen merupakan unsur nonlogam yang paling reaktif. Hal ini di dukung
oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Berdasarkan konfigurasi elektronnya, halogen mempunyai sebuah elektron tidak berpasangan
sehingga mudah membentuk ikatan kovalen
2. Afinitas elektron yang tinggj mengakibatkan halogen mudah membentuk ion negatif dan
membentuk senyawa dengan berikat secara ionik.
Dari atas ke bawah (dari F ke I), terdapat kecenderungan berkurangnnya afinitas elektron
halogen. Hal ini mengakibatkan kereaktifannya berkurang. Meskipun afinitas elektron fluorin lebih
rendah dari pada klorin, tetapi karena energi disosiasi ikatan fluorin lebih rendah daripada klorin,
maka fluorin masih bisa lebih reaktif daripada klorin. Demikian juga bromin dan iodin, keduanya
masih cukup reaktif karena energi disosiasi ikatannya yang relatif rendah.
Oleh karena kereaktifannya, halogen dapat bersenyawa dengan hampir semua unsur,
termasuk fluorin yang dapat bereaksi dengan gas mulia. Beberapa halogen dapat bereaksi
langsung dengan unsur lain membentuk suatu halide.
Daya Oksidasi halogen dan daya reduksi halida

Potensial elektrode standar (Eo) halogen ditunjukan dengan setengah reaksi.


X2(g) + 2eˉ 2Xˉ (aq)
Semua halogen mempunyai potensial elektrode positif. Hal ini menunjukan bahwa semua
halogen merupakan oksidator, dan mempunyai kecenderungan daya oksidasi: F2 > Cl2 > Br2 > I2.
Menurutnya daya oksidasi halogen menunjukkan semakin kuatnya daya reduksi halida, dengan
kecenderungan daya reduksi Iˉ > Brˉ > Clˉ > Fˉ.
B. UNSUR-UNSUR HALOGEN
• a. Fluorin (F)
• Membuat senyawa CFC, dan CFC berfungsi sebagai cairan pendingin ( kulkas dan ac ).
• Garam fluorida ditambahkan pada pasta gigi atau air minum untuk mencegah
kerusakan gigi.
• Membuat Teflon.

• b. Klorin (Cl)
• Untuk klorinasi hidrokarbon sebagai bahan baku industri plastik serta karet sintesis.
• Untuk pembuatan tetrakloro metana (CCl4).
• Untuk pembuatan etil klorida (C2H3Cl) yang digunakan pada pembuatan TEL (tetra
etillead), yaitu bahan aditif pada bensin.
• Untuk industri berbagai jenis pestisida.
• Sebagai bahan desinfektans dalam air minum dan kolam renang.
• Sebagai pemutih pada industri pulp (bahan baku pembuatan kertas) dan tekstil.
• Gas klorin digunakan sebagai zat oksidator pada pembuatan bromin
• c. Bromin (Br)
• Membuat Etil bromida (C2H4Br2), suatu zat aditif yang dicampurkan ke dalam
bensin bertimbal (TEL) untuk mengikat timbal, sehingga tidak melekat pada silinder
atau piston.
• Membuat AgBr, merupakan bahan yang sensitif terhadap cahaya dan digunakan
dalam film fotografi.
• Pembuatan senyawa organik, misalnya zat warna, obat-obatan, dan pestisida.

• d. Iodin (I)
• Banyak digunakan untuk obat luka (larutan iodin dalam alkohol yang dikenal
dengan iodiumtingtur).
• Sebagai bahan untuk membuat perak iodida (AgI).
• Untuk mengetes adanya amilum dalam tepung tapioka.
C. BAHAN YANG TERKANDUNG PADA
HALOGEN
• Halogen merupakan golongan non-logam yang sangat
reaktif, berbau, berwarna, beracun serta tidak dijumpai
pada keadaan bebas di alam. Pada umumnya ditemukan
dialam dalam bentuk senyawa garam-garamnya. Garam
yang terbentuk disebut Garam halida. Sebenarnya dalam
tubuh manusia pun terdapat senyawa-senyawa halogen.
Misalnya Ion clorida (Cl-) merupakan anion yang
terkandung dalam plasma darah, cairan tubuh, air susu, air
mata, air ludah, dan cairan eksresi. Ion Iodida (I-)
merupakan suatu komponen dalam pembentukan lapisan
email gigi.

Anda mungkin juga menyukai