Bromin
Terdapat dalam senyawa logam bromide. Senyawa ini juga ditemukan di air laut,
endapan garam, dan air mineral. Ditemukan di perairan laut Mati dengan kadar 4500
- 5000 ppm. Garam-garam bromine juga diperoleh dari Arkansas
Iodine
Terdapat dalam senyawa natrium iodat NaIO3, yang ditemukan dalam jumlah kecil
pada deposit NaNO3 di Chili. Juga dalam larutan bawah tanah di Jepang dan
Amerika dengan kadar sampai 100 ppm. Untuk memperoleh iodine dari natrium
iodat, dilakukan penambahan zat pereduksi natrium bisulfit NaHSO3 dengan reaksi
sebagai berikut :
2IO3- + 5HSO3- --> I2 + 3HSO4- + 2SO42- + H2O
Astatine
Jumlah astatine di kerak bumi sangat sedikit kurang dari 30 gram.
Beberapa sifat fisis unsur-unsur halogen.
Nomor Atom 9 17 35 53
X2 + 2eˉ 2Xˉ
Kerapatan (g/mL) 1,0 1,5 3,1 4,9
Hal ini dapat dijelaskan dengan gaya van der Waals yang bekerja pada molekul-
molekul tersebut. Dari atas (F) ke bawah (At) ukuran atomnya semakin besar
sehingga semakin mudah terjadi dipol sesaat yang berakibat semakin kuatnya gaya
van der Waals. Semakin kuat gaya van der Waals, semakin tinggi titik didih dan titik
lelehnya.
Tingginya Afinitas elektron dari halogen mendukung fakta bahwa halogen lebih
mudah membentuk ion negatif.
Energi disosiasi ikatan merupakan salah satu ukuran mudah tidaknya molekul
halogen beruba menjadi atom-atom halogen (mengalami atomisasi). Dari fluorin ke
astatin (atas ke bawah) energi disosiasi ikatan cenderung semakin kecil. Hal ini
berkaitan dengan jari-jari atom yang semakin panjang sehingga gaya tarik inti atom
terhadap pasangan elektronnya semakin lemah. Terdapat penyimpangan dimana
energi disosiasi F2 lebih rendah daripada Cl2. hal ini disebabkan ukuran atom F yang
kecil menyebabkan kerapatan pada molekul F2 sangat tinggi. Akibat adanya
pengaruh gaya tolak-menolak antara pasangan elektron bebas dari kedua atom
pada F2, gaya tarik inti terhadap pasangan elektron ikatan menjadi berkurang.
Pada suhu kamar, F2 merupakan gas berwarna kuning muda, Cl2 merupakan gas
berwarna hijau muda, Br2 merupakan zat cair berwarna cokelat yang mudah
menguap, dan I2 merupakan Kristal berwarna ungu gelap (mendekati hitam)
mengkilap seperti logam dan mudah menyumblim.
Semua halogen sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut nonpolar,
misalnya CCl4 dan eter. I2 mudah larut dalam larutan KI dengan membentuk
senyawa kompleks KI3, F2 dan Cl2 di dalam air mengalami reaksi membentuk halida
dan gas oksigen.
1) Sifat Umum
Secara kimiawi halogen merupakan unsur nonlogam yang paling reaktif. Hal ini di
dukung oleh beberapa faktor, antara lain:
Semua halogen mempunyai potensial elektrode positif. Hal ini menunjukan bahwa
semua halogen merupakan oksidator, dan mempunyai kecenderungan daya
oksidasi: F2 > Cl2 > Br2 > I2. Menurutnya daya oksidasi halogen menunjukkan
semakin kuatnya daya reduksi halida, dengan kecenderungan daya reduksi Iˉ > Brˉ
> Clˉ > Fˉ.
Manfaat Hologen
Kegunaan Halogen: Fluorin
Polimer CF2CF2 digunakan sebagai lapisan anti lengket pada panci teflon.
Pasta gigi mengandung senyawa fluorida untuk mencegah kerusakan gigi.
Fluorin digunakan sebagai pendingin (refrigeran)
AgBr (dan AgI) sensitif terhadap cahaya dan digunakan dalam film fotografi dan
sinar X. Dalam prosesnya, senyawa akan tereduksi menjadi Ag dan halogen dimana
Ag akan menghitamkan kertas.
Senyawa bromin digunakan pada pestisida, obat-obatan dan dalam pembuatan
plastik dan tekstil tahan api.
Etilen bromida, C2H4Br2, dicampurkan ke bensin bertimbal untuk mengikat timbal
(Pb) agar tidak melekat pada mesin.
Senyawa Iodin (NaI, NaIO3, KI, dan KIO3) juga ditambahkan pada garam dapur
untuk mencegah penyakit gondok dan keterbelakangan mental.
Iodin digunakan untuk membuat filter polarisasi pada kacamata hitam, untuk
mengurangi cahaya yang menyilaukan.
Iodin adalah antiseptik yang dilarutkan ke dalam alkohol dan diusapkan pada luka.
Gambar 1. Sel-Sel Hooker untuk Membuat Gas Klorin (Sumber: Ensiklopedi IPTEK).
b. Senyawa Hidrogen Klorida
Hidrogen klorida (HCl) dapat dibuat dari garam dapur dan asam sulfat. Reaksi yang
terjadi seperti berikut.
NaCl(aq) + H2SO4(aq) → NaHSO4(aq) + HCl(aq)
Jika suhunya dinaikkan, dan NaCl ditambah maka reaksi yang terjadi seperti berikut.
NaCl(aq) + NaHSO4(aq) → Na2SO4(l) + HCl(aq)
HCl dapat juga dibuat dari sintesis hidrogen dan klor. Kedua gas ini diperoleh
sebagai hasil samping pembuatan NaOH dari elektrolisis larutan NaCl.
c. Garam Hipoklorit dan garam klorat
Garam-garam hipoklorit terbentuk bersama-sama dengan garam-garam klorida, jika
gas klorin dialirkan ke dalam suatu larutan basa.
Perhatikan reaksi berikut ini.
2KOH(l) + Cl2(g) → KOCl(l) + KCl(l) + H2O(l)
2NaOH(aq) + Cl2(g) → NaOCl(l) + NaCl(aq) + H2O(l)
Jika gas klorin dialirkan ke dalam larutan pekat Ca(OH)2 dan selanjutnya larutan ini
diupayakan dalam vakum, maka terjadilah hablur kaporit.
2Cl2(g) + 2Ca(OH)2(aq) → CaCl2(l) + Ca(OCl)2(aq)
d. Unsur Brom
Secara teknis brom dihasilkan terutama dari garam singkiran. Garam-garam ini
dilarutkan dalam air dan kemudian diuapkan. Sebagian besar dari garam-garamnya
menghablur, sedangkan MgBr2 masih tertinggal dalam larutan (Mutterlauge).
Selanjutnya gas klorin dialirkan ke dalam Mutterlauge ini, dengan reaksi seperti
berikut.
MgBr2(s) + Cl2(g) → MgCl2(aq) + Br2(g)
Bromin yang terjadi dimurnikan dengan penyulingan. Bromin berupa zat cair
berwarna cokelat tua, memberikan uap merah cokelat yang berbau rangsang.
e. Unsur Iod
Garam-garam iodat direduksi na-hidrogensulfit menjadi iodin, dengan reaksi seperti
berikut.
5NaHSO3(aq) + 2NaIO3(l) → 2Na2SO4(aq) + 3NaHSO4(aq) + H2O(l) + I2(g)
Hablur-hablur iodin berbentuk keping-keping berwarna abu-abu tua. Iod tidak mudah
larut dalam air, tetapi mudah larut dalam kalium alkohol dan eter.
f. Senyawa Hidrogen Fluorida
Hidrogen fluorida (HF) diperoleh dengan mereaksikan fluorit dan asam sulfat pekat
kemudian dipanaskan dalam bejana dari timbal atau platina. Reaksi yang terjadi
seperti berikut.
CaF2(l) + H2SO4(aq) → CaSO4(l) + 2HF(aq)
HF di bawah suhu 20 oC berupa zat cair dan di atas suhu 20 oC berupa gas.
LAPORAN
D
I
S
U
S
U
KELOMPOK HALOGEN