Anda di halaman 1dari 6

KLIPING IPS (Ilmu Pengetahuan

Sosial)

OLEH :-
SUKU-SUKU DI INDONESIA YANG TERTINGGAL
OLEH PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

 SUKU KOMBAI

Suku kombai merupakan salah satu suku yang tereletak di


papua. Suku ini begitu terjaga karena kondisi alam dan tradisi yang
dibawanya. Suku kombai cukup istimewa, karena bertempat tinggal
di rumah-rumah yang dibangun diatar pohon dengan ketinggian
yang lebih 50 meter. Tujuan dari membangun rumah diatas pohon
adalah untuk menghindari ancaman-ancaman alam seperti banjir
maupun sserangan dari hewan buas. Perlu diketahui juga, suku
kombai terbiasa dengan kultur kanibalisme, yang akan memakan
daging manusia atau anggota suku yang melanggar aturan yang
disepakati bersama.
Suku bangsa ini mendiami daerah pesisir selatan papua, yaitu
sebelah timur wilayah suku bangsa asmat, di sebelah timur senggo,
di sebelah timur laut pirimapun. Daerah mereka termasuk ke dalah
wilayah kouh, merauke, provinsi papua barat. Jumlah populasinya
sekitar 1.000 jiwa. Desa-desa mereka antara lain uni, fifiro,
wanggemalo, dan karuwakhe.
 Mata pencaharian suku kombai
Untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, orang kombai
bekerja meramu sagu yang tumbuh liar dalam hutan. Akan tetapi,
mereka juga mengembangkan kegiatan berladang di lahan kering.
Sistem perladangan mereka bersifat tebang-bakar dan berpindah
jika lahannya tiidak subur lagi. Tanaman pokoknya adalah ubi jalar,
disamping pisang dan tebu.
Suku kombai sebagian besar masih mandiri. Mereka
menghasilkan kapak dari batu, membuat garam dan banyak lainnya.
Uang pertama dikenalkan berasal dari misionaris. Mereka juga
membantu perintis gereja dan dibayar rupiah. Dengan uang ini,
mereka bisa membeli barang di toko lokal seperti pakaian, dan pisau
cukur.
Rumah-rumah orang kombai didirikan di tengah perladangan
mereka. Untuk keamanan perladangan itu biasanya didirikan
mengelompok. Rumah-rumah itu biasanya dibangun diatas pohon
setinggi 2-4 meter dari tanah. Untuk naik keatas rumah mereka
membuat tangga dari dari sebatang pohon yang diberi lobang
sebagai tempat pijakan kaki. Pada ,malam hari tangga itu dinaikkan
dan disimpan diata teras rumah.
Mata pencaharian lain adalah berburu biawak, buaya, babi
hutan, kangguru burung, dan menagkap ikan. Babi juga dipelihara
sebagai hewan yang berharga sebagai salah satu simbol kekayaan
dan mas kawin. Babi yang sudah besar dilepas du hutan setelah
teerrlebih dulu diberi tanda pada kupingnya. Jika pemiliknya
memerlukan seekor babi, ia dapat berburu ke hutan, namun harus
memperhatikan bahwa babi yang ditangkapnya bukan milik orang
lain.
 Keluargaan dan kemasyarakatan suku kombai
Keluarga inti muda lebih suka tinggal mengelompok dalam
lingkungan keluarga asalnya, sehingga terbentuk suatu klen kecil
menurut garis keturunan patrilineal. Beberapa klen kecil
mengelompok menjadi satu klen besar yang disebut Nuwabit.
Kesatuan teritorial-genealogis ini memiliki pimpinan dan panglima
perang atau kepala adat yang di sebut Kajepak.

 Agama dan kepercayaan suku kombai


Religi asli orang kombai berorientasi kepada keyakinan tentang
adanya roh-roh leluhur dan roh-roh jahat yang mempengaruhi
kehidupan manusia. Roh yang paling berkuasa adalah Rebabu.
Kemudian ada roh yang dianggap makhluk pertama yang turun dari
langit yang disebut Sanolare. Roh penguasa tanah atu bumi adalah
Arebyryro. Roh yang dianggap jahat dan ditakuti adalah roh yang
mati dengan keadaan yang tak wajar disebut Kwai. Ada pula
makhluk halus yang digunakan oleh dukun-dukun untuk
mencelakaan orang lain, disebut Maumau dan Suangdi.
 Makanan favorit suku kombai
Makanan yang disukai oleh suku kombai dalah makanan yang
terbuat dari sagu. Makanan lezat lainnya yang biasa mereka santap
adalah tempayak dari kumbang capricon, yang merupakan hasil
panenan dari pohon sagu.
Namun

Anda mungkin juga menyukai