Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Analisa Struktur Mikro Serat Daun Pandan Duri

Pengujian struktur mikro serat daun pandan duri menggunakan mikroskop


metalografi. Struktur mikro serat yang tanpa perendaman ataupun serat yang sudah
mengalami perendaman dengan larutan NaOH 5%, 10%, dan 15% selama 2 jam pada
Gambar IV.1 sampai Gambar IV.4

Tepi serat
Sub serat terlihat jelas

Gambar IV.1 Foto mikro spesimen A (serat tanpa perlakuan)

Gambar IV.1 foto mikro spesimen A menunjukkan struktur mikro permukaan


serat daun pandan duri yang tanpa diberi pelakuan. Penampang serat daun pandan
duri berbentuk lingkaran tak beraturan dan diasumsikan berbentuk lingkaran.
Permukaannya berbentuk padat atau tanpa berongga (hollow). Serat berwarna putih
kekuning emasan. Sub serat tersusun rapat tidak ada yang terurai hal tersebut

45
46

menandakan bahwa serat daun pandan duri tersusun rapat dengan serat tersebut yang
kemudian membentuk menjadi serat tunggal.

Kulit serat Sub serat lebih padat

Warna serat berubah

Gambar IV.2 Foto mikro spesimen B (serat direndam pada larutan NaOH 5%)

Gambar IV.2 foto mikro spesimen B terlihat struktur mikro permukaan serat
daun pandan duri yang sudah direndam dengan larutan NaOH 5%. Hasil pengamatan
dengan menggunakan mikroskop nampak permukaan serat yang lebih padat padat,
belum ada rongga (hollow) pada permukaannya. Serat berubah warna menjadi
kecoklatan akibat berkurangnya zat lignin yang diasumsikan kulit serat yang
menempel pada permukaan serat dan juga terjadi penyususan diameter serat.
Hasil perendaman serat daun pandan duri dengan larutan NaOH 5% membuat
lapisan kulit serat yang berada di permukaan serat terkelupas atau menjadi berkurang,
hal tersebut membuat permukaan serat berbentuk lebih rata. Sehingga Gambar
struktur mikro permukaan serat bisa terlihat dengan jelas, pada Gambar IV.2
spesimen B.
47

Sub serat terlihat jelas

Gambar IV.3 Foto mikro spesimen C (serat direndam pada larutan NaOH 10%)

Gambar IV.3 foto mikro spesimen C adalah struktur mikro permukaan serat
daun pandan duri yang sudah direndam dengan larutan NaOH 10%. Terjadi
perubahan pada jarak antara sub serat yang semakin rapat atau padat, hal ini bisa
dilihat dari penurunan diameter pada serat.

Sub serat lebih padat

Serat mengalami degradasi

Gambar IV.4 Foto mikro spesimen D (serat direndam pada larutan NaOH 15%)
48

Gambar IV.4 foto mikro spesimen D memperlihatkan struktur mikro


permukaan serat daun pandan duri yang sudah direndam dengan larutan NaOH 15%.
Hasil pengamatan dengan menggunakan mikroskop nampak permukaan serat bagian
tepi mengalami degradasi atau pengurangan dikarenakan kadar NaOH yang semakin
besar masuk ke dalam serat selama perendaman. Hal ini mengakibatkan serat menjadi
rapuh dan jarak antara sub serat semakin besar dan mengalami pembesaran diameter
karena perendaman dengan kadar NaOH yang semakin besar.

IV.2 Perhitungan Kekuatan Tarik Serat Daun Pandan Duri

Perhitungan:
 Panjang awal L0 = 25 mm
 Kekuatan tarik..................................................................(persamaan II.1)
P A1 2,1092
σ A1 = A = = 4,0404 MPa
0 A1 0,5220

Untuk perhitungan kekuatan tarik serat daun pandan duri, lebih lengkapnya dapat
dilihat pada Tabel IV.1 sampai Tabel IV.4.

Tabel IV.1 Data pengukuran kekuatan tarik serat daun pandan duri pada spesimen A
(tanpa perlakuan)
d rata-
Lo ΔL P
No rata Ao σ ε
(mm) (mm) (mm) (mm2) (N) (MPa) (%)
A1 25 0.70 0.8155 0.5220 2.1092 4.0404 2.8
A2 25 0.68 0.7846 0.4832 2.5997 5.3800 2.72
A3 25 0.74 0.7976 0.4994 2.9430 5.8927 2.96
A4 25 0.78 0.6679 0.3502 2.6487 7.5638 3.12
A5 25 0.83 0.5965 0.2793 2.4525 8.7815 3.32
Rata-rata 0.7460 0.7324 0.4268 2.5506 6.3317 2.9840
49

Tabel IV.2 Data pengukuran kekuatan tarik serat daun pandan duri pada spesimen B
(perendaman larutan NaOH 5%)
d rata-
Lo ΔL P
No rata Ao σ ε
(mm) (mm) (mm) (mm2) (N) (MPa) (%)
B1 25 0.85 0.4727 0.1754 2.5016 14.2636 3.4
B2 25 0.66 0.4226 0.1402 1.4225 10.1447 2.64
B3 25 0.66 0.4726 0.1754 0.8339 4.7552 2.64
B4 25 0.75 0.3631 0.1035 1.0791 10.4246 3
B5 25 0.81 0.4738 0.1762 1.5696 8.9070 3.24
Rata-rata 0.7460 0.4410 0.1541 1.4813 9.6990 2.9840

Tabel IV.3 Data pengukuran kekuatan tarik serat daun pandan duri pada spesimen C
(perendaman larutan NaOH 10%)
d rata-
Lo ΔL P
No rata Ao σ ε
(mm) (mm) (mm) (mm2) (N) (MPa) (%)
C1 25 1.41 0.2762 0.0599 1.4225 23.7531 5.64
C2 25 1.81 0.2572 0.0519 2.0601 39.6816 7.24
C3 25 1.74 0.2334 0.0428 1.8149 42.4394 6.96
C4 25 1.85 0.3167 0.0788 2.6978 34.2566 7.4
C5 25 1.51 0.3144 0.0776 2.3544 30.3485 6.04
Rata-rata 1.6640 0.2796 0.0622 2.0699 34.0959 6.6560

Tabel IV.4 Data pengukuran kekuatan tarik serat daun pandan duri pada spesimen D
(perendaman larutan NaOH 15%)
d rata-
Lo ΔL P
No rata Ao σ ε
(mm) (mm) (mm) (mm2) (N) (MPa) (%)
D1 25 2.44 0.8333 0.5451 1.6187 2.9692 9.76
D2 25 2.42 0.9857 0.7628 1.5696 2.0578 9.68
D3 25 1.84 0.8882 0.6192 0.8829 1.4258 7.36
D4 25 1.80 0.8775 0.6044 1.4715 2.4346 7.2
D5 25 1.70 0.6668 0.3490 0.9810 2.8107 6.8
Rata-rata 2.0400 0.8503 0.5761 1.3047 2.3396 8.1600
50

Dari Tabel IV.1 sampai Tabel IV.4 dibuat grafik hubungan antara kadar larutan
NaOH yang digunakan merendam serat terhadap diameter rata-rata serat, grafik
tersebut pada Gambar IV.5.

1.2000
Diameter Rata-rata (mm)

1.0000
0.8503
0.8000
0.7324
0.6000

0.4000 0.4410

0.2796
0.2000

0.0000
-5 0 5 10 15 20
Kadar NaOH (%)

Gambar IV.5. Grafik dimeter rata-rata terhadap kadar rendaman larutan NaOH

Pada Gambar IV.5 menggambarkan serat daun pandan duri tanpa perlakuan
memiliki diameter rata-rata 0,7324 mm. Adapun serat yang diberi perlakuan dengan
direndam menggunakan larutan NaOH dengan variasi kadar 5%, 10%, dan 15% lama
waktu rendaman selama 2 jam.
Serat yang direndam dengan kadar larutan NaOH 5% diameter menyusut
menjadi 0,4410 mm, kemudian diameter serat mengalami penyusut lagi menjadi
0,2796 mm pada rendaman larutan NaOH 10% hal ini disebabkan zat lignin yang
diasumsikan sebagai kulit serat yang menempel pada permukaan serat berkurang.
Sedangkan pada rendaman larutan NaOH 15% diameternya mengalami peningkatan
sampai 0,8503 mm hal ini dikarenakan masuknya kadar larutan NaOH semakin
banyak kedalam serat yang membuat diameternya bertambah besar.
51

Hasil pengujian kekuatan tarik pada serat daun pandan duri yang mengacu
dari ASTM D 3379-75, serat daun pandan duri tanpa perlakuan memiliki kekuatan
tarik 6,3317 MPa. Dan hasil pengujian tarik serat daun pandan duri lebih lengkapnya
pada Gambar IV.6.
45.0000
40.0000
Kekuatan Tarik (MPa)

35.0000 34.0959
30.0000
25.0000
20.0000
15.0000
10.0000 9.6990
5.0000 6.3317
2.3396
0.0000
-5 0 5 10 15 20
Kadar NaOH (%)

Gambar IV.6 Grafik kekuatan tarik terhadap kadar rendaman larutan NaOH

Gambar IV.6 diperoleh grafik hasil pengujian tarik serat daun pandan duri.
Serat yang direndam larutan NaOH 5% kekuatan tariknya naik menjadi 9,6990 MPa,
ketika direndam larutan NaOH 10% kekuatan tarik naik lagi menjadi 34,0959 MPa.
Tetapi kekuatan tarik menjadi menurun 2,3396 MPa, setelah serat tersebut direndam
larutan NaOH 15%. Hal ini dikarenakan perendaman menggunakan kadar NaOH
yang semakin banyak membuat diameternya besar karena banyak NaOH masuk
kedalam serat selama perendaman yang membuat permukaan serat menjadi kasar
yang menyebabkan kekuatan tariknya menurun. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar
bahwa larutan NaOH mempunyai sifat yang mampu mengubah permukaan serat
menjadi kasar, akibat serat yang semakin kasar maka akan menyebabkan kekuatan
tariknya semakin menurun. Sama seperti yang disampaikan oleh (Ray, dkk, 2001)
52

11.0000
10.0000
9.0000
8.1600
Regangan ε (%)

8.0000
7.0000 6.6560
6.0000
5.0000
4.0000
3.0000 2.9840 2.9840
2.0000
1.0000
0.0000
-5 0 5 10 15 20
Kadar NaOH (%)

Gambar IV.7 Grafik regangan terhadap kadar rendaman larutan NaOH

Dari Gambar IV.7 Grafik regangan terhadap kadar rendaman larutan NaOH
disimpulkan bahwa serat tanpa perendaman memiliki nilai regangan yang sama yaitu
2,9840%, rendaman pada larutan NaOH 10% memiliki nilai regangan 6,6560% dan
rendaman pada larutan NaOH memiliki nilai regangan yang tinggi yaitu 8,1600 %.
Dapat dilihat bahwa pengaruh semakin besar kandungan larutan NaOH nya
menjadikan regangan pada serat mengalami kenaikan, hal ini sama seperti yang
disampaikan oleh (Umardhani dan Pramono, 2009). Jika semakin besar kandungan
larutan NaOH perendamannya maka regangan serat akan semakin meningkat atau
berbanding terbalik dengan kekuatan tarik serat.

IV.3 Perhitungan Tegangan Geser Serat Daun Pandan Duri

 Panjang serat yang ditanam = 1 mm


 Tegangan geser..................................................................(persamaan II.4)

𝑃 0,7848
τ A1= π 𝑑 𝑙 = 3,14 x 0,3214 x 1 = 0,7776 MPa
53

Untuk perhitungan tegangan geser serat daun pandan duri, lebih lengkapnya dapat
dilihat pada Tabel IV.5 sampai Tabel IV.8.

Tabel IV.5 Data pengukuran tegangan geser serat daun pandan duri pada spesimen A
(tanpa perlakuan)
L serat yang d serat yang Tegangan
P
No tertanam tertanam Geser
(mm) (mm) (N) (MPa)
A1 1 0.3214 0.7848 0.7776
A2 1 0.35 0.7358 0.6695
A3 1 0.3108 0.8829 0.9047
A4 1 0.3358 0.6377 0.6047
A5 1 0.3 0.4905 0.5207
Rata-rata 0.3236 0.7063 0.6955

Tabel IV.6 Data pengukuran tegangan geser serat daun pandan duri pada spesimen B
(perendaman larutan NaOH 5%)
L serat yang d serat yang Tegangan
P
No tertanam tertanam Geser
(mm) (mm) (N) (MPa)
B1 1 0.4501 1.1772 0.8329
B2 1 0.3571 1.1772 1.0499
B3 1 0.4001 1.1282 0.8980
B4 1 0.3643 1.2753 1.1149
B5 1 0.2073 0.9810 1.5071
Rata-rata 0.3558 1.1478 1.0805
54

Tabel IV.7 Data pengukuran tegangan geser serat daun pandan duri pada spesimen C
(perendaman larutan NaOH 10%)
L serat yang d serat yang Tegangan
P
No tertanam tertanam Geser
(mm) (mm) (N) (MPa)
C1 1 0.3429 1.4225 1.3211
C2 1 0.3107 1.0301 1.0558
C3 1 0.2571 1.2263 1.5190
C4 1 0.4679 1.0791 0.7345
C5 1 0.4215 1.1282 0.8524
Rata-rata 0.3600 1.1772 1.0966

Tabel IV.8 Data pengukuran tegangan geser serat daun pandan duri pada spesimen D
(perendaman larutan NaOH 15%)
L serat yang d serat yang Tegangan
P
No tertanam tertanam Geser
(mm) (mm) (N) (MPa)
D1 1 0.3179 1.1772 1.1793
D2 1 0.4250 1.2263 0.9189
D3 1 0.3107 1.0301 1.0558
D4 1 0.3857 1.0301 0.8505
D5 1 0.3136 0.9810 0.9962
Rata-rata 0.3506 1.0889 1.0002

Dari Tabel IV.5 sampai Tabel IV.8 dibuat grafik hubungan antara kadar larutan
NaOH yang digunakan merendam serat terhadap tegangan geser serat, grafik tersebut
dapat dilihat pada Gambar IV.8
55

1.6000
1.4000
Tegangan Geser (Mpa)

1.2000 1.0805 1.0966


1.0000 1.0002
0.8000
0.6955
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
-5 0 5 10 15 20
Kadar NaOH (%)

Gambar IV.8 Grafik tegangan geser terhadap kadar rendaman larutan NaOH

Dari Gambar IV.8 grafik tegangan geser terhadap kadar rendaman larutan
NaOH dapat disimpulkan bahwa serat tanpa perendaman memiliki nilai tegangan
geser 0,0709 MPa. Kemudian serat yang direndam dengan larutan NaOH 5%
memiliki nilai tegangan geser 0,1101 MPa, selanjutnya serat yang direndam dengan
larutan NaOH 10% memilki nilai tegangan geser 0,1118 MPa dan serat yang
direndam dengan larutan NaOH 15% memilki nilai tegangan geser 0,1020 MPa.
Dari hasil pengujian single fiber pull out test menunjukkan peningkatan
tegangan geser pada serat yang direndam larutan NaOH dibandingkan dengan serat
tanpa perendaman. Hal ini disebabkan perendaman larutan NaOH membuat
mengurangnya zat lignin yang diasumsikan kulit serat yang menempel permukaan
serat, dan akan meningkatkan kekasaran permukaan serat yang menghasilkan
mechanical interlocking lebih baik. Tetapi serat yang direndam dengan menggunakan
larutan NaOH 15% tegangan gesernya menurun hal ini karena rendaman dengan
kadar Naoh yang banyak membuat serat menjadi rapuh dan rusak. Sama seperti
penelitian (Maryanti, 2011). Kompatibilitas antara serat daun pandan duri dan matrik
bagus hal ini terlihat resin yang masih menempel pada serat yang telah dilakukan
56

pengujian single fiber pull out test setelah direndam dengan larutan NaOH seperti
Gambar IV.9 sampai Gambar IV.12 hasil cabutan serat setelah pengujian single fiber
pull out test.

Lubang hasil cabutan serat

Tidak ada resin yang menempel

Gambar IV.9 hasil cabutan serat setelah pengujian single fiber pull out test serat tanpa
rendaman

Pada Gambar IV.9 menggambarkan serat hasil cabutan pengujian single fiber
pull out test serat tanpa perlakuan. Lubang hasil cabutan serat tidak mengalami rusak
dan serat tidak mengalami rusak. Hal ini dikarenakan serat tanpa perlakuan masih
memiliki kulit yang menutupi serat pada permukaannya yang membuat permukaan
serat licin sehingga resin tidak bisa menepel sempurna pada serat. Tegangan geser
pada serat tanpa perendaman kecil dibandingkan dengan serat yang menggunakan
perendaman larutan NaOH karena kompatibel antara serat dengan resin kurang bagus
hal ini disebabkan serat tanpa perendaman masih ada kulit pada permukaan serat
yang membuat resin tidak bisa menempel.
57

Lubang hasil cabutan serat

Serat sobek
Serat yang tertanam

Gambar IV.10 hasil cabutan serat setelah pengujian single fiber pull out test dengan
rendaman larutan NaOH 5%

Gambar IV.10 menggambarkan serat hasil cabutan pengujian pull out serat
dengan perendaman larutan NaOH 5%. Dimana pada serat hasil cabutan terdapat
robek yang dikarena proses tarikan serat dengan resin. Ini menandakan kompatibilitas
antara resin dengan serat bagus terlihat serat yang ditanam terdapat resin yang
menempel. Lubang hasil cabutan serat tidak mengalami rusak tidak ada serat yang
tertinggal pada lubang dan serat yang tertanam berhasil tercabut sempuran tidak
mengalami rusak, sedangkan yang mengalami kerusakan serat yang tidak tertanam.
58

Lubang hasil cabutan serat

Serat yang tertanam

Serat rusak

Gambar IV.11 hasil cabutan serat setelah pengujian single fiber pull out test dengan
rendaman larutan NaOH 10%

Gambar IV.11 menggambarkan serat hasil cabutan pengujian pull out serat
dengan perendaman larutan NaOH 10%. Dimana pada lubang hasil cabutan tidak ada
serat yang tertinggal pada lubang tersebut. Hal ini dikarena serat yang tertanam dapat
tercabut sempurna dan pada serat yang ditanam terdapat resin yang menepel. Tetapi
pada bagian tepi serat mengalami rusak karena proses uji tarik antara serat dan resin
tersebut. Tegangan geser serat yang direndam dengan larutan NaOH 10% memiliki
nilai tegangan geser yang paling tinggi, hal ini dapat dilihat dari serat yang ditanam
terdapat resin yang menempel cukup banyak yang membuat kekuatan tariknya tinggi
dan membuat tegangan teger menjadi tinggi.
59

Lubang hasil cabutan serat

Serat yang tertanam mengecil

Gambar IV.12 hasil cabutan serat setelah pengujian single fiber pull out test dengan
rendaman larutan NaOH 15%

Gambar IV.12 menggambarkan serat hasil cabutan pengujian pull out serat
dengan perendaman larutan NaOH 15%. Pada lubang hasil cabut tidak terdapat rusak
ataupun terdapat serat yang tertinggal, tetapi pada serat yang tertanam ujung serat
mengalami penyusutan akibat tarik serat tersebut hal yang menyebabkan nilai
tegangan gesernya menurun dibandingkan dengan perlakuan rendaman larutan NaOH
5% dan 10%.

IV.4 Kerapatan Serat Daun Pandan Duri Dengan Resin


Kerapatan serat ini untuk mengetahui kompatibilitas antara serat dengan resin
bagus atau kurang. Dalam hal ini serat yang digunakan untuk mengetahui keratapan
serat yaitu serat tanpa rendaman dan serat dengan rendaman larutan NaOH 5%, 10%,
dan 15%. Pada pengujian kerapatan serat ditempatkan pada cetakan secara melintang
tidak ditanamkan. Seperti pada Gambar IV.13 sampai Gambar IV.16
60

Matrik

Kulit serat Batas serat

Serat
Batas serat

Gambar IV.13 kerapatan serat tanpa perlakuan

Pengujian kerapatan serat daun pandan duri menggunakan mikroskop


metalografi. Pada Gambar IV.13 kerapatan serat tanpa perlakuan menunjukan batas
serat, serat, dan matriknya. Pada keterangan Gambar IV.13 belum menunjukan
adanya resin yang masuk ke serat tersebut karena serat tanpa perendaman mempunyai
kulit serat yang berada pada permukaan serat, hal ini membuat resin tersebut tidak
bisa menepel.
61

Matrik

Batas serat
Kulit serat Serat

Resin yang menepel

Batas serat

Gambar IV.14 kerapatan serat perendaman larutan NaOH 5%

Pada Gambar IV.14 kerapatan serat perendaman larutan NaOH 5%.


Menunjukan batas serat antara serat dengan matrik terlihat jelas, kulit serat yang
mulai berkurang, dan sub seratnya mulai terlihat. Pada keterangan Gambar IV.14
menunjukan adanya resin yang masuk ke serat tersebut karena mengurangnya kulit
serat yang ada pada permukaan serat tersebut. Hal ini yang membuat nilai tegangan
geser menjadi naik karena kompatibilitas antara serat dengan matriknya bagus dengan
adanya resin yang menepel.
62

Resin yang menepel Batas serat

Terlihat kabur

Batas serat
Serat

Matrik

Gambar IV.15 kerapatan serat perendaman larutan NaOH 10%

Pada Gambar IV.15 kerapatan serat perendaman larutan NaOH 10%.


Menunjukan batas serat antara serat dengan matrik terlihat jelas, kulit serat yang ada
dipermukaan serat mulai menghilang karena perendaman Larutan NaOH 10%, sub
seratnya mulai terlihat, sedang pada bagian tengah serat terlihat kabur dan berwarna
putih dimana pada bagian serat tersebut adanya resin yang menempel pada serat. Hal
ini membuat tegangan geser serat yang direndam larutan NaOH 10% menjadi tinggi
dibandingkan dengan serat yang direndam larutan NaOH lain. Karena lapisan kulit
serat yang mulai menghilang dan kompatibilitas antara serat dengan matrik sangat lah
bagus dengan banyaknya resin yang menempel pada serat dibagian tegah serat.
63

Batas serat
Resin yang menepel
Serat

Batas serat Serat rusak

Matrik

Gambar IV.16 kerapatan serat perendaman larutan NaOH 15%

Gambar IV.16 kerapatan serat perendaman larutan NaOH 15%. Sesuai


keterangan pada Gambar IV.16 perendaman dengan larutan NaOH 15% terlihat jelas
mana batas serat dengan matriknya, adanya resin yang menempel pada serat, dan dan
serat yang mengalami akibat rendaman larutan NaOH 15%. Hal ini membuat
tegangan geser menjadi menurun disebabkan kandungan NaOH yang semakin besar
membuat tegangan geser menjadi menurun dan membuat serat menjadi rusak.

Anda mungkin juga menyukai