Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


FAKULTAS PETERNAKAN
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
Jl. Agatis Kampus IPB Darmaga - Bogor 16680. Telp. /Fax. (0251) 8626213,
Website: http://intp.fapet.ipb.ac.id email: intp@ipb.ac.id

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM 5


EVALUASI FESES

Feses segar yang belum terganggu atau dijatuhkan mungkin memberikan informasi kunci yang
berguna tentang status nutrisi dari sapi. Perubahan feses dapat digunakan sebagai gambaran
untuk menentukan apakah perlu merubah pakan atau tidak. Tiga aspek evaluasi feses yang
dapat dilakukan untuk mengevaluasi dampak pakan jangka pendek adalah:

1. Washing manure

Prinsip: Dengan mencuci secangkir manure melalui suatu saringan (6 – 8 inchi 2)


memungkinkan manajer peternakan sapi perah, nutrisionis atau veterinarian untuk secara
cepat menemukan atau melihat apakah pencernan pakan sudah optimal.

Cara Kerja: Ambil secangkir manure segar dan cuci manure tersebut pada air hangat mengalir
(air dingin lebih lama) agar makanan tercerna keluar dari saringan. Biasanya diperlukan waktu
30 detik jika saringan tersebut dilakukan dengan air yang agak kencang. Perhatikan partikel
pakan yang tersisa

Interpretasi hasil:
a. penemuan bagian barley atau biji jagung dengan kandungan pati putih tersisa
menandakan kehilangan sebagian nilai pakan. Jika biji-bijian dan potongan pati yang
tertinggal tersebut keras, mungkin diperlukan tambahan penggilingan atau prosesing
sebelum pakan diberikan pada ternak agar luas pencernaan permukaan pati tersebut
meningkat untuk fermentasi mikroba rumen
b. Corn kernels dari silase jagung menggambarkan bahwa biji jagung tersebut terlalu
keras untuk pencernaan dan pengunyahan oleh sapi. Silase jagung yang tua dan
kering dapat mengakibatkan hal tersebut. Beberapa varietas silase jagung dapat dipilih
untuk membuat corn kernel lebih lunak dan meningkatkan pencernaan
c. Biji kapas utuh atau kepingan bungkil kedele yang terdapat pada hasil cucian manure
menggambarkan kehilangan nutrisi pakan. Biji-bijian tersebut tidak difermentasi di
rumen karena kurang terkunyah dimulut. Perlu prosessing lebih lanjut dan
penggilingan lebih halus.
d. Partikel hijauan lebih dari ½ inchi panjangnya mungkin menggambarkan kekurangan
hijauan berserat panjang untuk menjaga kondisi rumen dan kecukupan pengunyahan.
Laju alir yang tinggi menyebabkan waktu makanan kontak dengan mikroba rumen
menurun untuk mencerna hijauan.

2. Scoring Manure

Prinsip: Konsistensi feses segar dapat menggambarkan keseimbangan pakan dan kualitas
serat yang dikonsumsi sapi perah. Konsistensi manure tergantung pada kandungan air dan
serat yang ada di feses, jenis pakan dan laju alir pakan. Skor tersebut berkisar 1 dari yang
paling encer hingga 5 untuk yang paling keras dengan skor ideal 3.
Cara Kerja: Amati feses segar yang baru akan keluar dari rektum sapi, apakah feses tersebut
menempel pada pantat sapi? dengarkan suaranya saat jatuh dilantai. Amati adanya alur-alur
cincin pada tumpukan. Kemudian menggunakan penggaris yang ditancapkan pada bagian
tengah tumpukan, ukur tinggi tumpukan tersebut. Menggunakan sebatang kayu, cobalah buat
cap pada tumpukan tersebut dan amati apakah cap tersebut terlihat jelas? Cocokkan hasil
pengamatan pada tabel berikut untuk menentukan skor feses:

Aktivitas Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5


Kotoran menempel √ - - - -
pada pantat sapi
Tumpukan Encer <2,5 cm 2,5 – 5 >5 cm >5cm
Ulir/tumpukan Mengalir menyebar Alur cincin Alur cincin Bulatan
Tusukan/Cap Menempel Menempel Membentuk Membentuk Membentuk
pd tongkat pd tongkat cap di feses cap di feses cap di feses
Suara saat jatuh Prak Prak plop plop Plop

Interpretasi hasil:
a. Skor 1. Manure tersebut sangat encer dengan konsitensi seperti sup kacang. Manure
tersebut bias jadi menempel di pantat sapi. Kelebihan protein atau pati, terlalu banyak
mineral atau kekurangan serat dapat menyebabkan hal tersebut. Kelebihan urea di
saluran pencernaan dapat menyebabkan tekanan perbedaan osmotic yang
merangsang pengeluaran air ke manure. Sapi dalam keadaan diare juga diberi skor 1
b. Skor 2. Manure skor ini biasanya runny dan tidak membentuk suatu tumpukan yang
khas. Biasanya tingginya kurang dari 1 inchi dan menyebar ketika menyentuh lantai.
Sapi pada padang pengembalaan yang subur umumnya memiliki skor 2. Serat kasar
rendah atau kurang efektifnya serat juga dapat menyebabkan skor tersebut
c. Skor 3. ini adalah skor optimal. Manure seperti tumpukan dengan alur-alur cincin
dengan ketinggian 1 ½ - 2 inchi dengan sedikir tekanan dibagian tengah,
menghasilkan suara plop saat jatuh dilantai dan dapat dibuat cap jika terinjak tumit
sepatu.
d. Skor 4. Manure lebih keras, juga dapat dibuat cap dengan tumit sepatu dan tumpukan
lebih tinggi dari 2 inchi. Sapi kering dan dan sapi dara yang akan melahirkan mungkin
memiliki manure tipe ini (ini menggambarkan hijauan berkualitas rendah diberikan dan
kekurangan protein). Penambahan lebih banyak biji-bijian atau protein dapat
menurunkan skor manure.
e. Skor 5. Manure berbentuk bulatan. Sapi yang diberi makan berbasis straw atau sapi
yang mengalami dehidrasi dapat memiliki skor tersebut. Sapi yang mengalami
kegagalan pencernaan juga dapat mengakibatkan skor ini.

Manure skor 1 dan 5 adalah kelainan dan mungkin menggambarkan suatu masalah kesehatan
disamping masalah makanan. Skor 4 mungkin menggambarkan kebutuhan untuk
memformulasi ulang ransum. Perubahan fase laktasi dapat mengakibatkan perubahan skor
seperti berikut
- Sapi baru melahirkan (skor 2 – 2 ½)
- Awal laktasi (2 ½ - 3)
- Laktasi akhir (3 – 3 ½)
- Sapi kering bunting (3 – 4)
- Sapi kering sebelum melahirkan (2 ½ - 3 ½)
Peningkatan jumlah bagian tercerna dan larut atau total protein menurunkan jumlah atau
memperpendek serat hijauan, meningkatkan kandungan pati, menurunkan ukuran biji-bijian
dan mengkonsumsi mineral berlebih dapat menyebabkan skor manure menurun

3. Warna Manure

Prinsip: Warna dipengaruhi oleh makanan, jumlah dari bolus dan laju alir dan adanya kelainan
pada usus atau pada rektal.

Cara kerja: ambil semangkuk feses yang masih segar, amati warna dan adanya bercak serta
lendir pada feses tersebut.

Interpretasi hasil:

Warna hijaun tua: sapi di padang penggembalaan


Warna lebih coklat: sapi makan hay
Warna abu-abu: konsumsi biji-bijian terlalu tinggi
Warna gelap: laju alir makanan lambat, biasanya feses keras dan ada mukosa yang mengkilat
dibagian luar.
Warna pucat: feses skor 1, banyak air dan kurang bolus
Bercak darah hitam: pendarahan usus halus
Bercak darah coklat atau merah: pendarahan di rektal

Anda mungkin juga menyukai