Anda di halaman 1dari 10

DEVIYANTI DWI MARLINDA PUTRI

1836020028

Administrasi Publik

BAB 8
PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR

1. Pengertian Struktur Organisasi

2. Pembagian Kerja (Division of Labor)

3. Departementalisasi (Departementalization)

4. Koordinasi dan Rentang Kendali

5. Sentralisasi dan Desentralisasi

6. Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi


PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR
Apa yang dikatakan orang tentang organisasi tak ubahnya adalah sebagai wadah dan alat
untuk mencapai tujuan para anggotanya yang di dalamnya terdapat norma-norma yang harus
dipedomani dan nilai-nilai yang perlu dipegang teguh. Pengorganisasian merupakan proses
penempatan orang orang dan sumber daya lainnya untuk melakukan tugas-tugas dalam
pencapaian tujuan. Hal ini menyangkut pembagian kerja untuk diselesaikan dan
mengkoordinasikan dalam proses manajemen.

Pengorganisasian adalah fungsi manajemen kedua dan dilakukan secara langsung dari
dasar yang telah dibuat olelh perencanaan yang baik. Sekali rencana-rencana dibuat, tugas
manajer adalah untuk mengatur sumber-sumber daya sesuai dengan tujuan yang tepat. Saat
semua dapat terlaksana dengan baik, pengorganisasian membagi siapa yang harus
melakukannya, mengidentifikasikan siapa yang harus memerintah dan mengadakan
hubungan-hubungan perkantoran untuk komunikasi.

A. PENGERTIAN
Menurut James D. Mooney, pengertian organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. Sementara menurut Chester I Barnard,
organisasi didefinisikan sebagai suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa "Organisasi merupakan
badan, wadah, tempat dari kumpulan orang-orang yang bekerja bersama untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Selain itu, organisasi merupakan suatu struktur fungsi dan sistem kerja
sama, yaitu adanya suatu struktur dan sistem kerja sama yang dilakukan berdasarkan aturan
dan penjabaran fungsi-fungsi pekerjaan scara formal.
Organisasi juga dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang saling berinteraksi
dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama. Berdasarkan definisi tersebut jelaslah
bahwa dalam suatu organisasi paling tidak terdapat tiga elemen yang satu sama lainnya
sangat sulit untuk dipisahkan. Ketiga elemen organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Terdiri dari sekelompok orang.
2. Adanya interaksi dan kerja sama.
3. Memiliki tujuan bersama.
Elemen utama dari suatu organisasi adalah adanya sekelompok orang yang secara sadar
menggabungkan diri dengan suatu ikatan norma, peraturan ketentuan, dan kebijakan yang
telah diformulasikan dan masing-masing pihak siap untuk menjalankannya dengan penuh
tanggung jawab. Elemen kedua adalah bahwa dalam sebuah organisasi yang terdiri dari
sekelompok orang-orang yang saling mengadakan hubungan timbal balik, saling memberi
dan menerima, dan juga saling bekerja sama untuk melahirkan dan merealisasikan suatu
maksud (purpose), sasaran (objective), dan tujuan (goal).
Elemen terakhir adalah bahwa dalam suatu organisasi yang terdiri dari sekelompok
orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama tersebut diarahkan pada suatu titik tertentu
yang merupakan tujuan bersama dan ingin direalisasikan. Setiap organisasi mempunyai
tujuan tertentu yang telah diformulasikan secara bersama- sama di antara orang-orang yang
terikat di dalamnya. Tujuan bersama yang hendak direalisasikan tersebut dapat merupakan
tujuan jangka panjang maupun jangka pendek. Termasuk juga tujuan-tujuan yang
pencapainnya secara rutin maupun tujuan- tujuan yang pencapaiannya secara berkala saja.
Dalam pengertian dinamis dan statis, organisasi memiliki arti yang berbeda pula. Dalam
arti dinamis, organisasi dapat diartikan sebagai suatu proses penetapan dan pembagian
pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan tugas dan kewajiban, otoritas dan tanggung
jawab serta penetapan hubungan di antara elemen-elemen organisasi sehingga orang-orang
yang bergabung dalam organisasi tersebut dapat bekerja sama untuk merealisasikan tujuan
bersama secara efisien dan efektif.
Pengertian organisasi dalam arti statis merupakan suatu bagan atau rangka berwujud
yang bergerak demi tercapainya tujuan bersama, dalam istilah lain sering disebut sebagai
struktur atau bentuk organisasi. Jadi struktur organisasi itu sendiri merupakan manifestasi
(bentuk nyata) organisasi yang menunjukkan hubungan antara fungsi-fungsi otoritas dan
tanggung jawab yang saling interaksi dari orang-orang yang diberi tugas dan tanggung jawab
atas setiap aktivitas tertentu. Jadi, organisasi dalam arti dinamis lebih cenderung disebut
sebagai suatu alat, sedangkan dalam arti statis lebih cenderung disebut organisasi sebagai
suatu wadah.

B. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau jaringan kerja terhadap
tugas-tugas, sistem pelaporan, dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama
pekerjaan individual dan kelompok.
Oleh karena itu, sebuah struktur organisasi hendaknya mengalokasikan pekerjaan melalui
sebuah divisi pekerjaan dan menyediakan koordinasi dari hasil-hasil kinerja sehingga sasaran
organisasi terlaksana dengan baik. Bentuk dari pengalokasian pekerjaan tersebut dapat
digambarkan ke dalam suatu struktur organisasi atau bagan organisasi.
Beberapa faktor yang menentukan perancangan suatu struktur organisasi dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Besar kecilnya organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-
satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi. Semakin besar ukuran
organisasi, maka struktur organisasi akan semakin kompleks, demikian juga sebaliknya.
2. Strategi organisasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandler pada perusahaan-
perusahaan industri di Amerika menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara strategi
dan struktur. la menyimpulkan batwa struktur mengikuti strategi.
3. Teknologi. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang
atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi. Perusahaan yang menggunakan
teknologi modern akan memerlukan struktur yang kompleks dibanding perusahaan
dengan teknologi tradisional.
4. Karyawan. Tingkat kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan juga
mempengaruhi bentuk struktur dari organisasi.

C. PEMBAGIAN KERJA (DIVISION OF LABOR)


Seluruh tugas unit dipecah dalam beberapa pekerjaan yang lebih kecil yang berturutan
atau tugas-tugas dibagi-bagi dan dikhususkan di antara orang-orang dalam unit itu disebut
division of labor. Masalah yang berhubungan dengan pembagian pekerjaan bertautan dengan
sampai seberapa jauh pekerjaan itu di spesialisasi sampai suatu tingkat dan kemampuan untuk
membagi pekerjaan di antara banyak pemegang pekerjaan (job holder) dalam keuntungan
utama dari organisasi.
Hakikat spesialisasi kerja adalah bahwa seluruh pekerjaan tidak dilakukan oleh satu
individu melainkan dipecah-pecah menjadi langkah-langkah dengan setiap langkah
diselesaikan oleh orang yang berbeda. Setiap karyawan mengkhususkan diri untuk
mengerjakan sebagian kegiatan bukannya seluruh kegiatan itu. Dalam kebanyakan organisasi,
beberapa tugas pekerjaan menuntut tingkat keterampilan yang tinggi sementara pekerjaan
yang lain dapat dilakukan oleh pekerja-pekerja yang tidak terampil.
Kebanyakan manajer zaman sekarang menganggap spesialisasi kerja sebagai suatu
mekanisme pengorganisasian yang penting, tetapi bukan sebagai sumber produktivitas yang
terus-menerus meningkat. Mereka menyadari penghematan-penghematan yang
ditimbulkannya dalam beberapa jenis pekerjaan tertentu serta masalah-masalah yang
ditimbulkannya apabila spesialisasi itu dilaksanakan terlampau ekstrem. McDonald's
misalnya, mereka menggunakan spesialisasi kerja yang tinggi untuk membuat dan menjual
produk-produk makanan siap sajinya secara efisien. Petugas medis dikebanyakan organisasi
jasa kesehatan sangatlah terspesialisasi.
Keuntungan yang diperoleh dari adanya spesialisasi pekerjaan sebagai berikut :
a. Jika suatu pekerjaan mengandung sedikit tugas, maka kita dapat dengan mudah melatih
penggantinya bagi person yang diberhentikan, dipindahkan, atau yang mangkir. Kegiatan
pelatihan yang sedikit akan membutuhkan biaya pelatihan yang rendah.
b. Apabila suatu pekerjaan hanya memerlukan tugas yang sedikit jumlahnya, maka
karyawan dapat menjadi ahli dalam melaksanakan tugas tersebut. Keahlian yang tinggi
akan menghasilkan mutu output yang tinggi pula.

D. DEPARTEMENTALISASI (DEPARTEMEN TALIZATION)


Menggabungkan kembali dan mengelompokkan menjadi satu pekerjaan individual
disebut sebagai departementalisasi. Dalam pengertian yang lain, departementalisasi diartikan
sebagai upaya membagi-bagikan pekerjaan secara fungsional yang mempunyai spesifikasi
tertentu, sifat dan batasan wewenang tertentu serta sarana dan prasarana yang digunakan
dalam kelompok kepemimpinan dalam satu kesatuan kelompok aktivitas untuk mencapai
suatu tujuan tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.
Departementalisasi memberikan batas kekuasaan dan tanggung jawab pada setiap
departemen yang akan dibentuk sehingga memudahkan karyawan dalam melakukan
pekerjaannya sesuai dengan pembagian kerja (division of labor) yang ditetapkan. Keuntungan
lain yang diperoleh dengan adanya departementalisasi adalah adanya kemudahan dalam
melaksanakan koordinasi. Karena setiap fungsi dan pembagian kerja yang dilakukan telah
diberikan fungsi dan ruang lingkup pekerjaan yang jelas.
Praktik departementalisasi sering didasarkan pada berbagai kebutuhan sebagai berikut :
1. Departementalisasi atas dasar teritorial atau wilayah
Yaitu departementasi atas dasar penentuan porsi kekuasaan dan operasi daerah atau
wilayah-wilayah. Hal ini dilakukan dengan cara pembentukan kelompok-kelompok atas
dasar bidang geografis.
Logikanya adalah bahwa semua aktivitas dalam daerah tertentu seharusnya ditugaskan
kepada seorang manajer. Manajer tersebut akan bertugas melaksanakan seluruh operasi
dalam bidang geografis tertentu.
Keuntungan dari pengelompokkan ini adalah akan memberikan dasar pelatihan bagi
tenaga manajerial. Organisasi dapat menempatkan para manajer di daerah dan kemudian
menilai program dan kemajuan mereka dalam daerah geografis tersebut. Pengalaman yang
berhasil direkrut para manajer di daerah yang secara geografis jauh dari kantor pusat
memberi pandangan yang sangat berharga mengenai bagaimana produk atau jasa diterima
di lapangan.
#Gambar 8-1 Departementalisasi Atas Dasar Wilayah

2. Departementalisasi atas dasar produksi


Yaitu departementalisasi yang didasarkan atas jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh
perusahaan. Pada organisasi bisnis besar yang produknya beraneka ragam, aktivitas dan
tenaga kerjanya dikelompokkan atas dasar produk. Bentuk organisasi ini memungkinkan
tenaga kerja untuk mengembangkan seluruh keahliannya dalam riset, membuat, dan
mendistribusikan suatu lini produk.
#Gambar 8.2 Departmentalisasi Atas Dasar Produk

3. Departementalisasi atas dasar pelanggan


Yaitu departementalisasi yang berdasarkan atas penggolongan atau pembagian
kelompok menjadi pelanggan perusahaan atau orang yang membeli barang yang dijual
oleh perusahaan. Pembentukan departementasi atas dasar langganan ini terutama
digunakan dalam pengelompokan kegiatan-kegiatan penjualan atau pelayanan, dan
diperlukan bila suatu divisi menjual sebagian besar atau semua produknya kepada suatu
kelas langganan tertentu.
#Gambar 8.3 Departementalisasi Atas Dasar Pelanggan

4. Departementalisasi atas dasar fungsi organisasi


Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau
kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Individu-individu
yang melakukan fungsi yang sama dikelompokkan bersama, seperti pada fungsi
pemasaran, fungsi produksi, fungsi personalia, dan fungsi keuangan.
#Gambar 8.4 Departementalisasi Atas Dasar Fungsi-Fungsi
E. KOORDINASI DAN RENTANG KENDALI
Koordinasi merupakan suatu proses menghubungkan atau mengintegrasikan bagian-
bagian dalam organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efektif. Tanpa adanya
koordinasi yang efektif, individu-individu dan departemen-departemen akan kehilangan
pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Pencapaian tujuan organisasi secara
keseluruhan tidak akan tercapai manakala mereka mengejar kepentingan sendiri-sendiri.
Tingkat ketergantungan antar bagian dan kebutuhan komunikasi dalam melaksanakan tugas
tertentu akan menentukan sejauh mana koordinasi diperlukan.
Apabila suatu pekerjaan tergantung pada pekerjaan lain, maka kebutuhan koordinasi
akan semakin tinggi. Menurut James D. Thomson, terdapat tiga macam saling
ketergantungan diantara satuan-satuan organisasi, yaitu :
a. Pooled interdependence (saling ketergantungan yang menyatu)
Ketergantungan semacam ini tidak membutuhkan interaksi. Dan ketergantungan ini
terjadi apabila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu sama lainnya dalam
melaksanakan kegiatan harian, akan tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan
yang memuaskan untuk suatu hasil akhir. Sebagai contoh, organisasi dengan bentuk
konglomerasi mempunyai divisi yang berbeda satu sama lain dan tidak berkaitan.
b. Sequential interdepedence (saling ketergantungan yang berurutan)
Ketergantungan dalam bentuk ini ditandai dengan dipakainya output suatu bagian
sebagai input bagian lainnya. Tingkat ketergantungan antar bagian lebih kompleks
dibanding pooled interdepedence, tetapi pengaruh masih bergerak satu arah.
c. Reciprocal interdependence (saling ketergantungan timbal balik)
Ketergantungan semacam ini timbul apabila antar bagian saling mempengaruhi satu
sama lainnya, dan terjadi hubungan saling memberi dan menerima antar satuan dalam
organisasi.

Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch mengemukakan bahwa ada empat tipe perbedaaan
dalam sikap dan cara kerja diantara bermacam-macam individu dan departemen dalam
organisasi. Menurut mereka, perbedaan tersebut mempersulit dalam mencapai koordinasi
yang efektif. Empat macam perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perbedaan orientasi waktu antar bagian. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari
orientasi waktu yang lebih pendek yang dimiliki oleh bagian produksi dibandingkan
dengan bagian riset dan pengembangan yang memiliki orientasi waktu yang lebih
panjang.
b. Tingkat formalitas. Dibandingkan dengan bagian personalia, bagian produksi memiliki
prosedur yang jelas dan formal, di mana kuantitas dan kualitas diawasi secara ketat.
Proses evaluasi dan balas jasa juga dilakukan dengan formal.
c. Tujuan yang berbeda. Masing-masing bagian dalam organisasi memiliki tujuan-tujuan
yang berbeda. Tujuan yang berbeda itu disebabkan tingkat kepentingan yang berbeda
pula. Sebagai contoh, bagian produksi biasanya menekankan pada efisiensi proses
produksi. Sedangkan bagian pemasaran selalu ingin menjual barang yang bervariasi.
d. Gaya interaksi. Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan
yang cepat agar prosesnya lancar, sedangkan bagian penelitian dan pengembangan
mungkin lebih suka mengembangkan kreativitas karena tidak diburu waktu.

RENTANG KENDALI YANG EFEKTIF


Rentang kendali (span of control) yang dimaksud disini adalah jumlah karyawan yang
melapor langsung pada seorang manajer. Apabila rentang kendali sifatnya sempit, maka
hanya terdapat sedikit karyawan berada di bawah seorang manajer. Sebaliknya, rentang
kendali yang melebar menunjukkan bahwa manajer mengendalikan banyak karyawan. Hal ini
berarti bahwa keputusan tentang rentang kendali adalah menyangkut apakah organisasi akan
lebih efektif apabila rentang kendalinya lebar atau sempit.
Untuk mengetahui berapa jumlah potensial, yaitu hubungan yang mungkin terdapat
antara seorang manajer dengan bawahan dapat dihitung dengan menggunakan formula
sebagai berikut:

R- N(2N/2+N-1)

R = Menunjukkan jumlah hubungan.


N = Jumlah bawahan yang ditugaskan pada kelompok komando manajer.

Perhitungan di atas mengasumsikan bahwa para manajer harus menghadapi tiga jenis
hubungan sebagai berikut:
1. Hubungan tunggal langsung, yaitu hubungan yang terjadi antara manajer dan masing-
masing bawahan secara individual.
2. Hubungan kelompok langsung, yaitu hubungan yang terjadi di antara manajer dan
masing-masing permutasi (perubahan urutan dari masing-masing anggota kelompok) dari
bawahan.
3. Hubungan silang, yaitu apabila bawahan saling berinteraksi.
PERTANYAAN DISKUSI
1. Sebuah perusahaan penghasil alat permainan anak-anak (alat permainan edukatif)
ingin mengembangkan daerah pemasaran ke dua daerah baru yang dianggap potensial,
yaitu Malang dan Surabaya. Sebelumnya perusahaan telah beroperas daerah Bandung,
Medan, Jogja, dan Semarang. Perusuhaan juga sedang mempertimbangkan untuk
mengembangkan satu jenis produk terbaru, yaitu pakaian seragam anak-anak sehingga
jenis produknya bertambah jadi tiga (alat permainan, minuman, dan pakaian).
Berdasarkan informasi tersebut, jenis Struktur apa yang tepat untuk perusahaan tersebut
dan gambarkanlah dengan jelas bentuk Struktur yang Anda maksud.
2. Setiap strategi yang ditetapkan akan berdampak pada perubahan Struktur organisasi.
Jelaskan maksud dari pernyataan tersebut.
DAFTAR
GAMBAR

BAB 8
PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR

Anda mungkin juga menyukai