Anda di halaman 1dari 3

ETIKA ADMINISTRASI NEGARA

Penulis
Wahyudi Kumorotomo

-BAB 1-
Etika dan Sejumlah Pengandaian Normatif
Tulisan ini berbentuk critical review dari buku Etika Administrasi Negara Bab 1 “Etika
dan Sejumlah Pengandaian Normatif” yang ditulis oleh Wahyudi Kumorotomo dan
diterbitkan oleh Rajawali Pers, Jakarta pada tahun 2015 cetakan ke-13.

Bab 1 ini membahas mengenai permasalahan-permasalahan etika, yang dalam hal ini
menitikberatkan pada etika sosial disertai dengan argumentasi-argumentasi mengenai
pentingnya kaidah-kaidah moral dalam interaksi antar manusia.

Etika cenderung berkenaan dengan nilai-nilai yang dianut oleh manusia dan
pembenarannya dan hukum yang mengatur tingkah laku manusia. Sedangkan moral
ditekankan kepada karakter dan sifat-sifat individu yang khusus diluar peraturan yang bersifat
spontan. Moral merupakan suatu sistem nilai yang menjadi dasar bagi dorongan atau
kecenderungan bertindak, karakteristik nilai moral bersifat: premier, riil, terbuka, bisa bersifat
positif maupun negatif, orde tinggi atau arsitektonik, absolut.

Pentingnya Hukum-Hukum Moral

Setiap sistem baru ditemukan oleh sebuah generasi akan menjadi milik dari generasi
sesudahnya dan itu merupakan modal baginya untuk langkah selanjutnya. Berlainan dengan
moralitas manusia yang senantiasa mengalami pasang surut, perkembangan ilmu dan
teknologi takkan pernah terhenti. Perdebatan tentang moral seolah-olah selalu bersifat
ahistoris (berlawanan dengan sejarah) dan menghambat langkah. Akan tetapi, justru
persoalan-persoalan hati nurani yang termuat dalam moralitas itulah yang sesungguhnya
menentukan kualitas peradaban manusia. Jika umat manusia tidak menginginkan bahwa
kemajuan karya ciptanya akan menjadi bumerang bagi dirinya dan menurunkan martabatnya
sebagai manusia, maka mau tidak mau dia harus setiap saat berpaling pada kaidah-kaidah

1
moral. Dengan demikian sangat penting adanya kedudukan moralitas atau hukum moral bagi
manusia, sehingga dalam banyak hal kemajuan peradaban suatu bangsa dapat diukur dari
sejauh mana individu-individu dalam bangsa tersebut dapat menjunjung tinggi nilai-nilai
moralitas tersebut.

Permasalahan etika sosial timbul karena sifat dasar manusia egoisme dan altruisme dimana
manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Egoisme merujuk kepada mementingan
diri sendiri tanpa peduli hukum dan kewajiban, altrusisme merujuk kepada berbuat untuk
kepentingan orang lain. Kesosialan manusia mencakup situasi individualitas manusia dan
kekhasan kepribadian manusia, sehingga manusia dapat saling membantu dalam
kebutuhannya dan dapat dipertanggungjawabkan yang merupakan tujuan etika. Hak dasar
yang dimiliki oleh setiap manusia mencakup hak hidup, hak bebas dan hak memiliki tetapi
semua itu menjadi terbatas apabila manusia berada ditengah suatu sistem sosial. Etika sosial
menyangkut kedudukan individu ditengah sistem sosial yang memerlukan konseptualisasi
maupun aplikasi yang bersigaf multi face tetapi tidak ada lembaga, pranata maupun individu
yang berhak menentukan bagaimana orang bertindak.

Garis besar landasan etika antara lain, Naturalisme, berpendapat bahwa sistem-sistem
etika dalam kesusilaan mempunyai dasar alami yaitu pembenaran-pembenaran yang hanya
dapat dilakukan melalui pengkajian atas fakta. Individualisme, ajaran didalam hubungan
sosilal yang paling pokok adalah individunya, segala interaksi harus dilakukan demi
kepentingan individu. Dampak positif dari individualisme adalah terpacunya prestasi dan
kreativitas individu (etos kerja yang kuat), namun disisi lain juga mengandung dampak
negatif dengan kecenderungan bahwa setiap orang akan mementingkan diri sendiri atau
bersikap egosentris. Hedonisme, kodrat manusia selalu mengusahakan kenikmatan (bahasa
yunani, hedone= kenikmatan) yaitu bila kebutuhan kodrat terpenuhi, orang akan memperoleh
kenikmatan sepuas-puasnya. Sayangnya, dalam kenyataan bahwa kaum hedonis tidak pernah
mencapai tujuannya. Namun, ada banyak faktor yang berada dibelakang setiap perilaku
manusia. Eudaemonisme, berasal dari kata Yunani demon berarti roh pengawal yang baik,
kemujuran atau keuntungan. Eudaemonisme mencita-citakan suasana batiniah bahagia,
bahwa kebahagiaan merupakan kebaikan tertinggi. Utilitarianisme, ciri pengenal kesusilaan
adalah manfaat dari perbuatan, perbuatan dikatakan baik jika membawa manfaat, kegunaan,
artinya memberikan kita sesuatu yang baik dan tidak menghasilkan sesuatu yang buruk.
Idealisme, timbul dari kesadaran adanya lingkungan normativitas bahwa terdapat kenyataan
yang bersifat normatif yang memberi dorongan kepada manusia untuk berbuat, komponen

2
idealisme ada idealisme rasionalistik, idealisme estetik, dan idealisme etik. Landasan etika
sebagai pedoman hidup bermasyarakat yaitu keindahan (beauty), persamaan (equality),
kebaikan (goodness), keadilan (justice), kebebasan (liberty) dan kebenaran (truth).

Tahap pertimbangan moral perilaku manusia, yang dimana kita bisa mengetahui
perilaku sseseorang secara acak dan teoritis. Penilaian Sunderesis, menyatakan kebenaran
insani lebih sering merupakan hasil kesepakatan antarmanusia. Jadi, terkadang dibatasi ruang
dan waktu. Kebenaran mutlak ada ditangan Tuhan tetapi hati nurani manusia punya tendensi
untuk menuju kebaikan dan kebenaran “yang baik mesti dilaksanakan” jiwa dan benak
manusia merupakan pengerak awal bagi segala pertimbangan moral. Penilaian tentang Ilmu
Moral, dari proses belajar dan proses interaksi dengan individu yang lain, seseorang
mendapatkan kaidah moral yang berlaku dalam masyarakat secara umum. Penilaian Khusus
Nir-Pribadi (Non-Personal), melakukan penalaran tentang nilai kebenaran secara objektif.
Walaupun tidak terlibat secara langsung ke dalam suatu persoalan dan tidak mempunyai
kewajiban untuk memecahkan persoalan tersebut, setidak-tidaknya dia telah memiliki
pengandaian-pengandaian normatif jika benar-benar diharuskan mengambil sikap. Penilaian
Khusus Pribadi, merujuk kepada pribadi baik menyangkut diri sendiri maupun orang lain,
yang berperan adalah kesadaran, watak dan kepekaan seseorang tentang berbagai macam
perilaku dengan melibatkan penelaran-penalaran etis. Penilaian atas Pilihan Tindakan,
melakukan pemilihan atas tindakan-tindakan yang harus diambil, pilihan yang diambil
menentukan corak perilaku seseorang.

Dalam berbagai aspek masalah sosial dan masalah kesejahteraan umum, hampir
semua keputusan akan mempunyai akibat-akibat etis yang dalam jangka panjang akan terasa
begitu penting. Oleh karena itu, kesediaan seluruh komponen masyarakat untuk senantiasa
memperkuat kemampuan dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan moral pada
gilirannnya merupakan landasan yang paling kuat bagi setiap dimensi pembangunan. Diskusi
dan kritik etis adalah unsur penting dalam mencari orientasi normatif ditengah perubahan
sosial yang sangat cepat.

Anda mungkin juga menyukai