Anda di halaman 1dari 3

PRAKTIKUM BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Menurut definisinya, bahan tambahan pangan diartikan sebagai “bahan yang ditambahkan dnegan
sengaja dan kemudian terdapat dalam makanan sebagai akibat dari berbagai tahap adidaya,
pengolahan, penyimpanan maupun pengemasan”. Penambahan bahan tambahan pangan tersebut
memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mempertahankan atau memperbaiki nilai gizi makanan


2. Mempertahankan kesegaran bahan, terutama untuk menghambat kerusakan nahan oleh
mikroorganisme seperti jamur, bakter, khamir, dan sebagainya.
3. Membantu mempermudah pengolahan dan persiapan
4. Membantu memperbaiki kenampakan atau aroma makanan

Oleh pemerintah, bahan tambahan pangan tersebut ditentukan bahan tambahan pangan yang aman
serta ditentukan batas maksimal penggunaannya sehingga tidak memberikan dampak negatif
terhadap kesehatan. Namun, masih ditemukan sejumlah produsen makanan yang menggunakan
bahan terlarang seperti pengawet yang seharusnya digunakan untuk industri non-pangan tetapi
ditambahkan saat proses produksi bahan pangan. Adapun analisa tertentu yang sengaja dilakukan
untuk menguji keamanan makanan seperti analisa pewarna, pengawet, pemanis, dan sebagainya.

A. Pengamatan produk kemasan


 Soft drink berwarna
 Tortila chips
 Jus kemasan
 Potato chips
 Sirup
 Mie instant

Cara kerja: Munuliskan masing-masing bahan tambahan pangan yang terdapat pada sampel
tersebut. Kemudian menggolongkan bahan tambahan tersebut ke dalam kategori bahan
tambahan pengawet, perasa, pewarna, dan lain sebagainya, lalu menambahkan penjelasan
singkat.

B. Uji Boraks
Alat : mortal dan pestle, penjepit, bunsen, spatula
Bahan :
 Asam borat (boraks)  untuk uji tetes
 H2so4 pekat
 Metanol
 Aquades
 Bakso (dari 2 produsen)
 Tahu (dari 2 produsen)
 Mie basah (dari 2 produsen)

1) Uji Nyala

Cara kerja:

1. Menimbang sejumlah sampel masing-masing sebanyak 5 gram.


2. Membakar sampel sampai terbentuk arang.
3. Menghaluskan arang yang terbentuk hingga halus.
4. Memasukan arang ke dalam cawan porselen.
5. Menambahkan 10 tetes H2SO4 pekat dan 2 ml metanol kedalam cawan porselen.
6. Uap yang terjadi segera dibakar., jika terbentuk nyala api berwarna hijau jika
mengandung boraks
2) Uji Tetes
Menggunakan sampel sama tetapi indikator yang digunakan adalah air kunyit.

Cara kerja:
1. Membuat air perasan kunyit
2. Meneteskan 5 tetes air kunyit pada 5 tetes asam borat (menjadi merah
kecoklatan)
3. Meneteskan 5 tetes air kunyit pada sampel
4. Membandingkan warna pada sampel dan campuran air kunyit dan asam borat

C. Uji Pemanis Sintetis


Alat : gelas ukur, kertas saring, erlenmeyer
Bahan :
 NaOH 10%
 Aquades secukupnya
 BaCL2 2 g
 HCl 10 ml
 NANO2 0.2 g

Cara kerja:

1. Membasakan sampel dengan NaOH


2. Mengaduk dan mendiamkan 5 menit
3. Menyaring sampel
4. Menambahkan BaCL2 sebanyak 2 gram. Kemudian didiamkan selama 5 menit dan disaring.
Selanjutnya filtrat yang diperoleh ditambahkan dengan HCl pekat sebanyak 10 ml serta
dan NaNO2 sebanyak 0,2 gram
5. Mengamati perubahan

D. Uji Pewarna Sintetis


Alat : benang wol (putih, kurang lebih 20 cm per uji), gelas piala, lempeng tetes, pipet, hot
plate
Bahan :
 HCl 10%, H2SO4, NaOH 10%
 Alat ukur pH (pH stick)
 Saos kemasan (2 produsen)
 Sirup kemasan (2 produsen)
 Minuman kemasan (2 produsen)

Cara kerja :

1. Menyiapkan sampel
2. Masukkan 30 ml sampel ke dalam gelas piala
3. Mengasamkan dengan HCl, ukur dengan alat ukur pH hingga pH 4
4. Memanaskan sampel selama 30 menit dan memasukan benang wool, menyiapkan
juga benang wool yang dijadikan sebagai pembanding (yang tidak ditetesi reagen)
5. Mencuci wool dengan air dingin
6. Mengeringkan wool dalam oven
7. Meneteskan wool dengan reagen HCl 10%, H2SO4, NaOH 10% secukupnya
8. Mengamati perubahan warna

Anda mungkin juga menyukai