belakang lain bicara. Apa sebab jadi begini ? Tidak lain adalah karena kelemahan jiwa
, sebab itu takut menghadapi kenyataan.
Kepada orang-orang yang telah beriman mereka mengaku telah beriman, dan bila
bertemu dengan teman-teman mereka yang sama-sama jadi setan, atau ketua-ketua
yang telah berpikiran sebagai setan, mereka takut didakwa, mengapa telah berubah
pendirian.
Mengapa telah ikut-ikut pula seperjalanan dengan orang-orang yang telah sesat itu ?
Mudah saja mexeka menjawab bahwa pendirian mereka tetap, tidak berubah.
Mereka itu mencampuri orang orang yang telah menjadi pengikut Muhammad s.a.w
itu hanya siasat saja, sebagai olok-olok. Namun pendirian yang asli, mempertahankan
yang lama tidaklah mau mereka merubahnya.
Karena kalau tidak pandai kita menyesuaikan diri tentu akhirnya kita tidak dapat
mengetahui rahasia lawan kita. Beginilah kira-kira susun kata mereka menjawab jika
setan-setan mereka bertanya. Sedang di segala jaman jawaban yang seperti ini, dari
orang yang jiwanya telah pecah, hampir sama saja, hanya susunannya berbeda sedikit-
sedikit.
Mereka merasa telah menang, sebab dapat memperolok-olokkan orang yang beriman.
Padahal bagaimana yang sebenarnya ?
Selepas itu dia menjabat tangan Ali bin Abi Talib sambil berkata:
"Selamat saudara sepupu Rasulullah, menantunya dan penghulu Bani
Hasyim selepas Rasulullah." Setelah itu, mereka berpisah dan
berkatalah Abdullah bin Ubay kepada kawan-kawannya:
"Sebagaimana kamu telah melihat perbuatanku Tadi, jika kamu
bertemu dengan mereka, lakukanlah seperti apa yang telah kulakukan
tadi." Maka kawan-kawannya pun memuji Abdullah bin Ubay. Apabila
kaum Muslimin iaitu Abu Bakar, Umar dan Ali bertemu Rasulullah,
mereka menceritakan peristiwa tersebut.
Maka turunlah ayatdi atas iaitu ayat 14. Ayat ini memberitahu tentang
kepalsuan golongan munafikdi dalam menghadapi kaum Muslimin.
(Diriwayatkan oleh al Wahidi dan at Tsa'labi dari Muhammad bin
Marwan dan as Suddi as Shaghir dari al Kalbi dari Abi Salleh dari Ibnu
Abbas) (Sanad riwayat ini daif (sangat lemah) kerana as Suddi as
Saghir pendusta, begitu juga al Kalbi dan Abi Salleh daif)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa dua orang munafiq telah
lari dari Rasulullah dan pergi kepada kaum musyrikin. Di dalam
perjalanan mereka ditimpa hujan sebagaimana yang diterangkan
dalam ayat 19 dan 20 dari surah al Baqarah, bahawa hujan tersebut
mengandungi guruh yang dahsyat, petirserta kilat.
KETERANGAN:
Menurut as Sayuthi: "Pendapat yang pertama iaitu pendapat Ibnu
Jarir lebih sahih isnadnya dan lebih munasabah dengan permulaan
surah. Sementara yang menerangkan kaum musyrikin adalah tidak
sesuai dengan keadaan ayat Madaniyyah (ayat yang diturunkan di
Madinah)."