Anda di halaman 1dari 20

MASALAH POKOK PEREKONOMIAN INDONESIA

(PENGANGGURAN)

Tugas Individu
Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia

Dosen : Sulfi Purnamasari

Disusun Oleh :

NAMA : LEGISTA

NIM : 161011650040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAMULANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pamulang, Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ..........................................................................................................................ii
BAB I MASALAH POKOK EKONOMI................................................................................. 1
A. Masalah Pokok Ekonomi Klasik ..................................................................................... 1
B. Masalah Pokok Ekonomi Modern .................................................................................. 1
BAB II PENGANGGURAN .................................................................................................... 3
A. Pengangguran Di Indonesia ............................................................................................ 3
B. Pengertian Pengangguran................................................................................................ 4
C. Jenis Pengangguran ......................................................................................................... 5
D. Penyebab Terjadinya Pengangguran ............................................................................... 6
E. Perkembangan Masalah Pengangguran .......................................................................... 8
F. Keadaan Angkatan Kerja Dan Keadaan Kesempatan Kerja ......................................... 10
G. Pengangguran Mengakibatkan Kemiskinan ................................................................. 10
H. Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian Indonesia ........................................ 11
I. Solusi Mengatasi Pengangguran ................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... iii
A. Kesimpulan ................................................................................................................... iii
B. Saran ............................................................................................................................. iii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... iv

ii
BAB I
MASALAH POKOK EKONOMI

A. Masalah Pokok Ekonomi Klasik


Menurut teori ekonomi klasik, masalah pokok ekonomi dapat digolongkan
menjadi tiga permasalahan utama:

1. Masalah Produksi
Agar dapat memenuhi kebutuhan manusia, maka barang dan jasa harus tersedia.
Demi memenuhi hal ini, produsen harus mengetahui barang dan jasa apa saja yang
dibutuhkan masyarakat.
2. Masalah Distribusi
Masalah lain adalah bagaimana produk bisa terdistribusi secara baik hingga
sampai ke tangan konsumen.
3. Masalah Konsumsi
Setelah barang dan jasa sampai di konsumen, permasalahan selanjutnya adalah;
apakah barang tersebut akan dikonsumsi atau malah terbuang sia-sia karena tidak
harganya tidak terjangkau. Ini juga menjadi permasalahan lain yang harus bisa
dijawab oleh produsen selaku pembuat produk. Di sisi lain, sebagai konsumen,
kita harus bisa meningkatkan pendapatan supaya dapat menjangkau produk yang
kita inginkan.

B. Masalah Pokok Ekonomi Modern


Ada tiga masalah utama dalam ekonomi modern. Adapun masalah-masalah
tersebut sebagai berikut:

1. Barang dan Jasa Apa yang Diproduksi dan Seberapa Banyak(what?)


Masalah pokok pertama yang penting dalam ekonomi adalah bagaimana produsen
dapat menentukan barang dan jasa apa yang diproduksi. Selain itu, banyaknya
jumlah produk juga harus diperhitungkan. Kenapa? Ini tentu karena kalau sampai
salah perhitungan, produsen akan mengalami kerugian, bahkan, bisa bangkrut
karena barangnya menumpuk sia-sia.
2. Bagaimana Cara Memproduksi Barang Tersebut(how?)
Setelah barang dan jasa sudah ditentukan jenis dan jumlahnya, maka masalah
selanjutnya adalah teknik produksinya. Dengan sumberdaya yang ada, produsen

1
harus bisa menentukan teknik produksi yang paling efisien untuk mereka. Berapa
banyak jumlah karyawan. Teknik apa yang digunakan. Selain itu, produsen juga
harus bisa menentukan apakah akan memproduksei dengan tenaga manusia, atau
bantuan mesin.
3. Untuk Siapa Barang Tersebut Diproduksi? (for whom?)
Masalah ini menyangkut soal siapa yang memerlukan barang/jasa, dan, siapa saja
yang akan ikut menikmati hasilnya. Pada dasarnya, keuntungan dari barang dan
jasa yang diproduksi bukan hanya untuk konsumen saja. Melainkan ada pihak-
pihak lain yang menerima keuntungan. Seperti misalnya, karyawan akan
menerima pendapatan, pemilik bahan baku akan mendapat upah, pemilik modal
akan menerima bunga modal, dan tentunya, produsen juga akan menerima
keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh karena itu, masalah ini sangat
berkaitan dengan “siapa saja yang mendapat untung” dari diproduksinya barang
dan jasa, sehingga produsen harus bisa menyelesaikan masalah ini.

2
BAB II
PENGANGGURAN

A. Pengangguran Di Indonesia
Meskipun banyak jenis pengangguran yang muncul dalam perekonomian
indonesia, namun secara umum pengangguran akan lebih banyak memberi dampak
yang kurang baik bagi kegiatan ekonomi negara.Penggangguran akan menyebabkan
perekonomian berada kondisi dibawah kapasitas penuh, suatu kapasitas yang
dihaparkan. Pengangguran juga akan menyebabkan beban angkatan kerja yang benar-
benar produktif menjadi semakin berat, disamping secara sosial pengangguran akan
menimbulkan kecenderungan masalah-masalah kriminalitas dan masalah sosial
lainnya.

Dari seluruh penduduk Indonesia, kita bagi dalam penduduk usia kerja (PUK),
yakni penduduk yang memiliki usia ‘pantas’ kerja yakni antara 15 tahun sampai 65
tahun. Meskipun pada kenyataannya, seperti negara berkembang lainnya, penduduk
denga usia di bawah 10 tahunpun telah bekerja. Sedangkan secara umum penduduk
diluar usia kerja tersebut dinamakan penduduk diluar usia kerja (PUK), yakni bara
ballita dan manula. Dari PUK masih dibagi angakatan kerja (AK) dan bukan angkatan
kerja (BAK). AK adalah mereka yang memiliki usia kerja yang seharusnya sedang
bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Sedangkan BAK adalah mereka yang secara
usia berada dalam kelompok usia kerja, namun karena keadaan dan kondisi tertentu
yang membuat mereka belum mendapat bekerja, yakni para pelajar, ibu rumah tangga,
dan mereka yang menderita cacat. Kelompok AK selanjutnya dibagi menjadi
kelompok yang bekerja (B) dan tidak bekerja (TB). Kelompok TB inilag yang benar-
benar merupakan pengangguran, karena mereka berada dalam usia kerja, dan mereka
tidak mencari ilmu, tidak juga seorang ibu rumah tangga, maupun cacat namun tida
tersedia bekerja. Inilah yang kemudian menjadi beban masyarakat. Sedangkan
kelompok kerja adalah angkatan kerja yang benar-benar bekerja dan dibagi dalam
bekerja penuh (BP) dan setengah bekerja (SB). Yang dimaksud dengan bekerja penuh
adalah angkatan kerja yang memiliki jam kerja standar (7-8 jam kerja sehari).
Sedangkan setengah bekerja adalah angkatan kerja yang hanya bekerja kurang dari
jam kerja standar. Mungkin disebabkan sistem kerja shift yang diterapkan oleh
perusahaan. Setengah bekerja ini sendiri masih dibagi menjadi setengah bekerja
kelihatan dan setengah bekerja yang tidak kelihatan.

3
B. Pengertian Pengangguran
Sebelum membahas tentang pengangguran, ada baiknya mengetahui terlebih
dahulu apa yang disebut dengan tenaga kerja, angkatan kerja dan usia pekerja
yang ditetapkan di Indonesia.

Tenaga kerja yaitu penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan,
antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan,
mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga.

Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja
maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab (petani yang
menunggu panen,karyawan yang sedang sakit,dsb).

Sedangkan yang dimaksud dengan usia pekerja adalah tingkat umur seseorang
yang diharapkan dapat bekerja dan memperoleh pendapatan. Di Indonesia kisaran
usia kerja adalah antara 15-64 tahun.

Kemudian yang disebut sebagai pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk
orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah
tangga, siswa sekolah SMP, SMA, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain
sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

Selain definisi di atas masih ada beberapa definisi pengangguran lainnya dari para
ahli misalnya menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan
dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Menurut Payman J. Simanjuntak
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak
bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.

4
C. Jenis Pengangguran
diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara
optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu :

Pengangguran Secara garis besar, pengangguran dapat dibedakan menjadi dua


golongan, menurut lama waktu kerja dan menurut penyebabnya. Jenis
pengangguran menurut waktu kerja

a. Pengangguran sering Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga


kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. Contoh :
suatu kantor mempekerjakan 10 orang karyawan padahal pekerjaan dalam
kantor itu dapat dikerjakan dengan baik walau hanya dengan 8 orang
karyawan saja,sehingga terdapat kelebihan 2 orang tenaga kerja. Orang-orang
semacam ini yang disebut dengan pengangguran terselubung.
b. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga
kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang
dari 35 jam selama seminggu. Contoh : seorang buruh bangunan yang telah
menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek untuk sementara menganggur sambil
menunggu proyek berikutnya.
c. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha
secara maksimal.

Jenis Pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya :

Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokka


menjadi beberapa jenis, yaitu :

a. Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang


diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi.
b. Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh ketidakcocokan antara keterampilan (kualifikasi) tenaga kerja

5
yang dibutuhkan dan keterampilan tenaga kerja yang tersedia.Perubahan struktur
ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang merupakan latar belakang
ketidakcocokan itu.
c. Pengangguran friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang
muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja
(pergantian pekerjaan atau pergeseran tenaga kerja). Pengangguran ini muncul
dari kemauan tenaga kerja yang bersangkutan. Ia menganggur untuk sementara
waktu dalam rangka mencari pekerjaan yang lebih baik, menantang dan
menunjang karirnya. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
d. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian
musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
e. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau
penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
f. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya
kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan
oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand). Contoh : suatu saat
perekonomian suatu negara mengalami masa pertumbuhan (menaik).Di saat lain,
mengalami resesi (menurun) atau bahkan depresi.Pada saat krisis ekonomi, daya
beli masyarakat menurun sehingga tingkat permintaan terhadap barang dan jasa
juga menurun.Turunnya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa
memaksa produsen untuk menurunkan kegiatan produksi.Produsen melakukan ini
antara lain dengan cara mengurangi pemakaian faktor produksi, termasuk tenaga
kerja.

D. Penyebab Terjadinya Pengangguran


Pengangguran dapat terjadi karena beberapa sebab diantara nya:

a. Pengaruh Musim

Perubahan musim terjadi bukan hanya disektor pertanian saja. Tetapi sektor
terjadi juga pada sektor lain. Pada liburan dan tahun baru, misalnya suasana
sektor jasa tansportasi dan pariwisata menjadi sangat sibuk dibanding dengan
hari-hari biasa. Begitu pula hari menjelang, sedang dan bulan suci Ramadhan,
nampak permintaan antara barang dan jasa meningkat dan selanjutnya akan

6
membawa dampak otomatis terhadap permintaan tenaga kerja disektor yang
bersangkutan.

b. Adanya hambatan (ketidak lancaran) bertemunya pencari kerja dan lowongan


kerja

Jenis pengangguran ini biasanya terjadi karena hambatan teknis (misalnya


waktu dan tempat). Sering terjadi pencari kerja tidak mendapat informasi yang
lengkap tentang lowongan kerja. Sehingga mereka kehilangan kesempatan
untuk mendapat lowongan pekerjaan tersebut. Pilihannya adalah tidak bekerja.
Karena kondisi sudah tidak kondusif lagi.

c. Rendahnya Aliran Investasi

Investasi merupakan komponen aggregate demand yang mempunyai daya


ungkit terhadap perluasan tenaga kerja. Perubahan investasi membawa dampak
output (pendapatan). Secara otomatis meningkatnya output akan membutuhkan
sumberdaya untuk proses produksi (modal, tenaga kerja, dan input lainnya).
Dengan demikian permintaan tenaga kerja akan meningkat dengan adanya
peningkatan dan pengeluaran otonom tadi.

d. Rendahnya Tingkat Keahlian

Keahlian dan produktifitas sangan erat. Orang yang memiliki keahlian akan
memiliki produktifitas tinggi karena ia mampu memanfaatkan dirinya pada
aktivitas ekonomi produktif. Untuk meningkatkan keahlian dapat dilakukan
dengan cara diantaranya adalah melalui pendidikan, atihan, magang,
pendidikan formal, membangkitkan kecerdasan tenaga kerja lewat pembinaan
motifasi kerja.

e. Diskriminasi

Diskriminasi bukan hanya pada warna kulis saja, tetapi pada tingkat
pendidikan, ekonomi, hukum, agama dan lainnya. Misalnya bila pendidikan
dan pengembangan SDM tidak diberikan seluas-luasnya kepada publik,
dampak selanjutnya adalah terpuruknya sumber SDM. Dan dalam jangka
panjang kesempatan akan sulit diraih oleh tenaga kerja.

7
f. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja

Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada


kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi

g. Budaya pilih-pilih pekerjaan

Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang
pendidikan. Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan
yang ditemukan di Indonesia bukan pengangguran terselubung, melainkan
pengangguran terbuka yang didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan
tinggi).

h. Pemalas

Selain budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur di


Indonesia adalah budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar
lain yang ditempuh adalah dengan menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.
Tidak mau ambil resiko “Saya bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama
jika diterima bekerja di kantor bapak. Dengan demikian bapak tidak akan rugi.
Jika bapak tidak puas dengan hasil kerja saya selama 3 bulan tersebut, bapak
bisa pecat saya.” Adakah yang berani mengambil resiko seperti itu? Kami
yakin sedikit sekali. Padahal kalau dipikir-pikir itu justru menguntungkan si
pencari kerja selama 3 bulan tersebut ia bisa menimba pengalaman sebanyak-
banyaknya. Meskipun akhirnya dipecat juga, toh dia sudah mendapat
pengalaman kerja 3 bulan.

E. Perkembangan Masalah Pengangguran


Melemahnya daya serap tenaga kerja di beberapa sektor industri, membuat angka
pengangguran bertambah. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah
pengangguran di Indonesia pada Agustus 2015 sebanyak 7,56 juta orang,
bertambah 320 ribu orang dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu
7,24 juta jiwa.

Pada Agustus 2015, tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan


didominasi oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12,65 persen, disusul
Sekolah Menengah Atas sebesar 10,32 persen, Diploma 7,54 persen, Sarjana 6,40

8
persen, Sekolah Menengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah Dasar ke bawah
2,74 persen.

Dikutip CNNIndonesia, Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan


BPS Razali Ritonga mengatakan jumlah angkatan tenaga kerja meningkat
sedangkan daya serap tenaga kerja dari beberapa industri melemah. Jumlah
angkatan kerja pada Agustus 2015 bertambah 510 ribu orang menjadi 122,38 juta,
dibandingkan Agustus 2014 yang sebanyak 121,87 juta jiwa. "Ada PHK dan daya
serap yang agak menurun, sehingga pengangguarn meningkat," kata Rizali di
kantor pusat BPS, Jakarta, Kamis (5/11). Razali mengatakan sebagian industri
yang melakukan PHK adalah industri yang memiliki ketergantungan terhadap
bahan baku impor. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turut
menambah beban biaya produksi sektor industri tersebut.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional ditambah terseoknya nilai rupiah


terhadap dolar memicu terjadinya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di
seluruh Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja, jumlah karyawan
yang dirumahkan 26.506 orang sepanjang September 2015.

Pemerintah sudah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang diharapkan bisa


menarik investasi dan membuka lapangan pekerjaan. Pemerintah memberi banyak

9
insentif bagi penanaman modal, salah satunya kemudahan berinvestasi di kawasan
industri. Dari data BPS, selama setahun terakhir (Agustus 2014-Agustus 2015)
kenaikan penyerapan tenaga kerja terjadi terutama di Sektor Konstruksi sebanyak 930
ribu orang (12,77 persen), Sektor Perdagangan sebanyak 850 ribu orang (3,42 persen),
dan Sektor Keuangan sebanyak 240 ribu orang (7,92 persen).

Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2015 masih didominasi oleh penduduk
bekerja berpendidikan rendah, yaitu SD ke bawah 50,8 juta orang (44,27 persen) dan
SMP 20,7 juta (18,03 persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya
sebanyak 12,6 juta orang, mencakup 3,1 juta diploma dan 9,5 juta sarjana.

F. Keadaan Angkatan Kerja Dan Keadaan Kesempatan Kerja


Masalah pengangguran dan setengah pengangguran tersebut di atas salah
satunya dipengaruhi oleh besarnya angkatan kerja. Angkatan kerja di Indonesia
pada tahun 2002 sebesar 100,8 juta orang. Mereka ini didominasi oleh angkatan
kerja usia sekolah (15-24 tahun) sebanyak 20,7 juta. Pada sisi lain,45,33 juta orang
hanya berpendidikan SD kebawah, ini berarti bahwa angkatan
kerja.di.Indonesia.kualitasnya.masih.rendah. Keadaan lain yang juga
mempengaruhi pengangguran dan setengah pengangguran tersebut adalah keadaan
kesempatan kerja. Pada tahun 2002, jumlah orang yang bekerja adalah sebesar 91,6
juta orang. Sekitar 44,33 persen kesempatan kerja ini berada disektor pertanian,
yang hingga saat ini tingkat produktivitasnya masih tergolong rendah. Selanjutnya
63,79 juta dari kesempatan kerja yang tersedia tersebut berstatus informal. Ciri lain
dari kesempatan kerja Indonesia adalah dominannya lulusan pendidikan SLTP ke
bawah. Ini menunjukkan bahwa kesempatan kerja yang tersedia adalah bagi
golongan berpendidikan rendah. Seluruh gambaran di atas menunjukkan bahwa
kesempatan kerja di Indonesia mempunyai persyaratan kerja yang rendah dan
memberikan imbalan yang kurang layak. Implikasinya adalah produktivitas .

G. Pengangguran Mengakibatkan Kemiskinan


Tanggal 17 Oktober lalu komunitas global baru saja merayakan hari anti
kemiskinan se-dunia. Akan tetapi di negeri ini, kemiskinan adalah simbol social
yang nyaris absolut dan tak terpecahkan. Sejak masa kolonial hingga saat ini,

predikat negeri miskin seakan sulit lepas dari bangsa yang potensi
kandungan kekayaan alamnya terkenal melimpah. Cerita pilu kemiskinan seakan

10
kian lengkap dengan terjadinya berbagai musibah alam dan bencana buatan:
gempa bumi, tsunami, lumpur panas Lapindo, dan kebakaran hutan yang di ikuti
kabut asap. Kantung-kantung kemiskinan di negeri ini kian hari kian menyebar
bakvirus ganas, mulai dari lapis masyarakat pedesaan, kaum urban perkotaan,
penganggur, hingga ke kampung-kampung nelayan. Lepas dari perdebatan
indikator yang digunakan, data kemiskinan di negeri ini terus menunjukkan trend
memburuk. Jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 17 persen dari populasi
penduduk yang kini telah mencapai angka 220 juta jiwa. Menurut data resmi
Susenas (BPS, 2006), jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 juta jiwa
(15,97 persen) menjadi 29,05 juta jiwa (17,75persen). Sementara jumlah
penganggur menurut data Sakernas (BPS, 2006) juga terus meningkat dari 10,9
juta jiwa (10,3 persen) pada Februari 2005menjadi 11,1 juta jiwa (10,4 persen)
pada Februari 2006.

H. Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian Indonesia


Dampak yang ditimbulkan dari adanya pengangguran di Indonesia adalah
sebagai berikut: Timbulnya kemiskinan. Dengan menganggur, tentunya seseorang
tidak akan bisa memperoleh penghasilan. Bagaimana mungkin ia bisa memenuhi
kebutuhan sehari-harinya. Seseorang dikatakan miskin apabila pendapatan
perharinya dibawah Rp 7.500 perharinya (berdasarkan standar Indonesia)
sementar berdasarkan standar kemiskinan PBB yaitu pendapatan perharinya di
bawah $2 (sekitar Rp 17.400 apabila $1=Rp 8.700).

Pengangguran Dapat Menghilangkan Keterampilan, Karena Tidak Digunakan


Apabila Tidak Bekerja / Produktivitas. Tenaga kerja akan menurun
produktivitasnya jika tidak dimanfaatkan. Peningkatan rasa frustasi, patah
semangat, dan perasaan tidak berdaya, yang terjadi pada pengangguran, dalam
jangka panjang akan menimbulkan sikap masa bodoh. Para penganggur tidak
mampu mengelola dirinya dan tidak mampu menangkap peluang secepatnya .
mereka “tidak siap bekerja”, jadi pengalaman dan pelatihan yang telah diperoleh
sebelumnya , apalagi dengan biaya yang besaar pula menjadi sia-sia. Jadi
keterampilan yang diperoleh hilang, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
Makin beragamnya tindak pidana kriminal. Seseorang pasti dituntut untuk
memenuhi kebutuhan pokok dalam hidupnya terutama makan untuk tetap bisa
bertahan hidup. Namun seorang pengangguran dalam keadaan terdesak bisa saja

11
melakukan tindakan criminal seperti mencuri, mencopet, jambret atau bahkan
sampai membunuh demi mendapat sesuap nasi.

Bertambahnya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen, perdagangan anak dan


sebagainya. Selain maraknya tindak pidana krimanal, akan bertambah pula para
pengamen atau pengemis yang kadang kelakuannya mulai meresahkan warga.
Karena mereka tak segan-segan mengancam para korban atau bisa melukai
apabila tidak diberi uang. Pengangguran akan Menimbulkan Ketidakstabilan
Sosial dan Politik. Hal ini terjadi karena adanya ketidaksinambungan antara
pemerintah itu sendiri dengan masyarakatnya, sehingga kontak social dan politik
yang ada, tidak berlangsung dengan baik. Dalam arti pemerintah mengabaikan
aspirasi masyarakat atau tidak menanggulangi pengangguran yang ada dalam
masyarakat, sehingga masyarakat menginginkan turun tangan dari pemerintah.
Tetapi pemerintah itu sendiri tidak memikirkan beban yang ditanggung
masyarakat. Sehingga terjadi perbedaan antara pemeritah dengan masyarakat.
Masalah seperti bisa memunculkan kekacauan sosial dan politik seperti terjadinya
demonstrasi dan perebutan kekuasaan.

Terganggunya kondisi psikis seseorang. Misalnya, terjadi pembunuhan akibat


masalah ekonomi, terjadi pencurian dan perampokan akibat masalah ekonomi,
rendahnya tingkat kesehatan dan gizi masyarakat, kasus anak-anak terkena busung
lapar. Penurunan Pendapatan Perkapita / Penerimaan Negara. Semakin besar
jumlah pengangguran maka, semakin menurun pendapatan perkapita Negara dari
pajak penghasilan. Begitu pendapatan menurun , semakin menurun pula
kemampuan pemerintah melayani kebutuhan warganya. Pengangguran yang
semakin tinggi membuat pendapatan dan pengeluaran mereka tidak seimbang,
pastilah pengeluaran akan semakin tinggi sedangkan pendapatan rendah bahkan
mungkin tidak ada pendapatan.sehingga,Penurunan Pendapatan Pemerintah
yang berasal dari sektor pajak. Meningkatnya Biaya Sosial Yang Harus
Dikeluarkan Oleh Pemerintah. Penganggur mengakibatkan masyarakat harus
menanggung sejumlah biaya social , antara lain ada kaitan erat antara peningkatan
pengangguran dan kejahatan. Selain itu, masyarakat harus menanggung biaya
social biaya pengangguran melalui peningkatan tugas-tugas medis yang berkaitan
dengan perawatan psikologis, peningkatan kualitas pengamanan wilayah, dan
peningkatan volume peradilan karena meningkatnya tindak kejahatan.

12
I. Solusi Mengatasi Pengangguran
Pengangguran dapat dihambat pertumbuhannya dengan melakukan tindakan-
tindakan sebagai berikut:

Memperluas dan membuka lapangan pekerjaan. Salah satunya bisa diwujudkan


dengan memberdayakan sektor informal padat karya, home industry. Menciptakan
pengusaha-pengusaha baru. Diharapkan dengan demikian para lulusan sekolah
ataupun perguruan tinggi tidak hanya memiliki tujuan sebagai pegawai saja,
namun lebih baik apabila mereka membuat usaha-usaha yang dapat menyerap
tenaga kerja sehingga dengan demikian membantu pemerintah dalam mengatasi
jumlah pengangguran yang kian banyak. Dan bisa kita lihat akhir-akhir ini, sudah
banyak sekali lulusan muda berbakat yang sukses melakukan kegiatan usaha.

Mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan tenaga kerja, menambah


keterampilan, dan meningkatkan pendidikan. Segera memindahkan kelebihan
tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat atau sector ekonomi
yang kekurangan. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan
kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak
jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat
tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya.Mendorong terbentuknya
kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong
terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan usaha,
menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM
dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.

Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-


kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan
membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan
kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan
berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.

Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur.


Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun

13
lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan
mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci.

Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu


banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing
maupun Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan
disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif
untuk menciptakan lapangan kerja.

Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-


daerah yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi
keberbagai negara untuk menarik para wisatawan asing, mengundang para investor
untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan
dan kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah
setempat.

Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan
usaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut
maka kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena
pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau
Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan
baku berupa pelat baja.

Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah


pada usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan
kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk
padat ke daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian,
perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.

Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu
seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan
tenaga-tenaga terampil. Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah
Pusat dan Daerah.

Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional


(Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas

14
pendidikan yang berorientasi kompetensi. Karena sebagian besar para penganggur
adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.

Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia


mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan
pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi
kelautan dan pertanian Indonesia perlu dikelola secara baik dan profesional supaya
dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

Pengangguran adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin


mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Secara umum pengangguran
dapat dibedakan menjadi 2 golongan, menurut lama waktu kerja (pengangguran
terselubung, setengah menganggur, terbuka) dan menurut penyebabnya
(pengangguran konjungtural, structural, friksional, musiman, teknologi, dan siklus)

Pengangguran disebabkan oleh beberapa hal seperti laju pertumbuhan penduduk yang
besar, minimnyaa lapangan pekerjaan, malasmencari pekerjaan, dll. Melemahnya
daya serap tenaga kerja di beberapa sektor industri, membuat angka pengangguran
bertambah. BPS melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2015
sebanyak 7,56 juta orang, bertambah 320 ribu orang dibandingkan dengan periode
yang sama tahun lalu 7,24 juta jiwa. Pengangguran menyebabkan munculnya
kemiskinan, gangguan psikologi, tindak kejahatan daN kriminal, dan menyebabkan
tingkat pendapatan nasional menurun. Pengangguran dapat dikurangi dengan
beberapa cara seperti memperluas lapangan pekerjaan, mengadakan bimbingan,
penyuluhan dan keterampilan tenaga kerja, menambah keterampilan,meningkatkan
pendidikan , dll.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan penulis adalah sebaiknya pemerintah
mengeluarkan kebijakan tertentu yang dapat mengurangi jumlah pengangguran dan
memberikan penyuluhan, pembinaan serta pelatihan kerja kepada masyarakat untuk
bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya
masing-masing untuk mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan
kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan. Selain dari pemerintah, masyarakat juga
harus ikut berpartisipasi dalam upaya pengurangan jumlah pengangguran yang terjadi
di Indonesia

iii
DAFTAR PUSTAKA

http://derryjie.blogspot.co.id/2013/11/makalah-dampak-pengangguran-di-
indonesia.html (diakses pada tanggal 30 Mei 2016)

http://yogotakgentar.blogspot.co.id/2014/02/makalah-penganggurandi-indonesia-
di.html (diakses pada tanggal 30 Mei 2016)

http://lathifahanun.blogspot.co.id/2012/09/makalah-pengangguran.html (diakses pada


tanggal 30 Mei 2016)

https://beritagar.id/artikel/berita/data-bps-pengangguran-di-indonesia-756-juta-
orang (diakses pada tanggal 30 Mei 201

https://blog.ruangguru.com/masalah-pokok-ekonomi-klasik-dan-modern
http://pakguruhonorer.blogspot.com/2015/06/makalah-perekonomian-indonesia-
sistem.html
https://www.kompasiana.com/tiko20langga/569e4be9379373bb153996c5/masalahma
salah-pokok-perekonomian-indonesia
Chotib, Dzazuli, Suharmo, Tri, Abubakar, Catio. 2007. Ekonomi. Jakarta: PT. Ghalia
Indonesia
http://mediaindo.co.id
http://www.esdm.go.id/beritagas.php?news_id=468
http://kompas.com/kompas-cetak/0412/28/ekonomi/1464300.htm
http://id.m.wikipedia.org/wiki/pengangguran
http://pelajaranilmu.blogspot.com/2012/06/pengertian-pengangguran.html?m=1
https://blog.ruangguru.com/masalah-pokok-ekonomi-klasik-dan-modern
http://pakguruhonorer.blogspot.com/2015/06/makalah-perekonomian-indonesia-
sistem.html
https://www.kompasiana.com/tiko20langga/569e4be9379373bb153996c5/masalahma
salah-pokok-perekonomian-

iv

Anda mungkin juga menyukai