Anda di halaman 1dari 2

Hal 9 paragraf 3

Ketika berdiskusi mengenai tersedianya dan/atau penggunaan modaliltas pengujian untuk


diagnosis dini dan penapisan, penting untuk membedakan penggunaannya sebagai tes diagnostik
(diagnosis dini) atau sebagai tes penapisan. Sebagai contoh, seorang pasien yang menderita
benjolan di payudara, sebuah mamogram berfungsi sebagai tes diagnostik pada deteksi dini
kanker. Sebaliknya, mamografi dapat digunakan sebagai program penapisan pada kanker untuk
populasi yang tidak punya gejala.

Halaman 9 paragraf 4

Sebuah asesmen yang berdasarkan bukti mengenai kapasitas dan potensi bahaya versus manfaat
saat ini harus diuji sebelum memperkenalkan sebuah program untuk deteksi dini atau penapisan
kanker.

Halaman 13 paragraf 1

Memperoleh Diagnosis Dini


Langkah-langkah Diagnosis dini
Terdapat 3 langkah dalam diagnosis dini kanker (figur 5). Langkah-langkah ini berhubungan
dengan kebutuhan pasien dalam hal kesehatan terhadap penyakit-penyakit: kesadaran dan
pencarian kesehatan, diagnosis, dan inisiasi pengobatan. Ketika banyak variasi ketentuan yang
digunakan untuk diagnosis dini, terminologi yang sama harus digunakan untuk
mengomunikasikan penemuan dan mengenalkan standar-standar dari seluruh latar belakang yang
berbeda.

Halaman 13 paragraf 2

Langkah 1: kesadaran dan akses pelayanan kesehatan

Langkah pertama, “kesadaran dan akses pelayanan kesehatan” terdiri dari dua
komponen penting: (i) penilaian gejala (periode dari menyadari perubahan pada
tubuh hingga mengetahui gejala-gejala yang bisa didiskusikan dengan petugas
kesehatan); dan (ii) tingkah laku pencarian kesehatan (periode dari mengetahui
gejala yang bias didiskusikan hingga mencapai fasilitas kesehatan untuk
pengobatan).
Halaman 13 paragraf 3

Pasien harus mengetahui gejala-gejala spesifik kanker, memahami kegawatan dari gejala-gejala
tersebut, mengatasi ketakutan atau stigma yang berhubungan dengan kanker dan dapat
mengakses pelayanan kesehatan primer. Jadi, kesadaran harus dapat diterapkan dalam hal
pencarian kesehatan, dan pelayanan kesehatan yang dicari harus dapat diakses, terjangkau, dan
sesuai dengan budaya dan gender.

Halaman 14

Langkah 2: Evaluasi klinik, diagnosis, dan staging.


Halaman 14 paragraf 1

Langkah kedua, “evaluasi klinik, diagnosis, dan staging” dapat diklasifikasikan ke dalam 3
komponen: diagnosis klinik yang akurat, tes diagnostic dan staging, dan rujukan pengobatan.
Langkah ini dikenal juga sebagai interval diagnostic (tabel 2).

Halaman 14 paragraf 2

Interval ini dimulai dengan evaluasi dari pelayan kesehatan pada titik awal system kesehatan
untuk mengetahui jikalau kanker dapat muncul. Pelayan kesehatan harus mempunyai
kewaspadaan, kemampuan klinik, dan sumber daya untuk membuat diagnosis klinik yang akurat.
Lalu, pasien dengan tanda dan gejala yang mengarah kearah kanker bisa mendapatkan tes
diagnostic (baik pencitraan atau tes laboratorium), konfirmasi patologik, dan staging pada
fasilitas pelayanan kesehatan.

Halaman 14 paragraf 3

Diagnosis patologik ditentukan dengan menemukan sel yang mengalami perubahan-perubahan


bersifat kanker dan hal ini penting sebelum memulai pengobatan kanker. Tes atau prosedur yang
dilakukan untuk mendapatkan dan menganalisis sel ini dapat berupa tes darah, aspirasi jarum
halus (fine needle aspiration), core needle biopsy, endoskopi dengan biopsy, biopsy/operasi
biopsy dengan arahan radiologi. Bukti definitive dari kanker harus didapatkan sebelum
melakukan staging atau pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai