Anda di halaman 1dari 5

A.

Glositis dan Anemia Megaloblastik


1. Definisi
Anemia megaloblastik adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh
gangguan sintesis DNA. Sel terutama yang terkena adalah sel yang pertukarannya
(turn over) cepat, terutama sel prekursor hematopoetik dan sel epitel gastro-
intestinal. (Isselbacher, 2015).

Anemia megaloblastik terjadi akibat gangguan sintesis DNA, namun sintesis


RNA tetap berlangsung sehingga terjadi penimbunan komponen sitoplasma pada sel
yang sedang bermitosis yang berakibat pembentukan sel yang lebih besar daripada
normal, dua ko-faktor yang terpenting dalam hal ini adalah asam folat dan vitamin
B12. Komposisi asam folat terdiri dari cincin protein yang terikat dengan asam
paraamino benzoate (PABA) dan berkonjugasi dengan glutamat. Asam folat bersifat
essensial karena manusia tidak dapat membentuknya secara endogen. Asam folat
terdapat dalam sayuran berdaun hijau, buah-buahan keluarga sitrus (jeruk, tomat),
kacang-kacangan dan produk hewan (hati ayam, hati sapi). Defisiensi asam folat
terjadi jika kebutuhan folat meningkat tidak terpenuhi, bila asupan folat tidak
mencapai yang direkomendasikan dan bila ekskresi meningkat. Keadaan medis yang
dapat meningkatkan kebutuhan folat atau mengakibatkan peningkatan ekskresi pada
anak adalah :

a. Malabsorpsi
b. Dialisis ginjal
c. Penyakit hati (Isselbacher, 2015)

Obat-obatan yang dapat menghambat penggunaan folat antara lain obat-obatan


anti-konvulsan, sulfasalazine, metotreksat dan barbiturat. Ko-enzim B12 dan asam
folat diperlukan untuk sintesis timidilat dan purin, dengan demikian defisiensi vitamn
B12 yang disebabkan oleh defisiensi faktor intrinsik (diproduksi oleh sel parietal
lambung) yang diperlukan untuk absorpsi disebut juga anemia pernisiosa. Defisiensi
vitamin B12 terjadi karena asupan yang kurang misalnya pada vegetarian yang tidak
mengkonsumsi produk hewan atau gangguan absorpsi misalnya pada kelainan
lambung atau usus halus. Kadang kala satusatunya gejala kelainan usus halus ini
adalah penurunan fungsi kognitif ringan sedangkan anemia dan demensia muncul
kemudian. (Isselbacher, 2015).

2. Etiologi
Sebagian besar anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi kobalamin (Vit
B12) dan/atau asam folat. (isselbacher, 2015).

3. Patofisiologi
Beberapa bentuk anemia dapat terjadi akibat gangguan Absobsi atau
metabolism folat atau kobalamin (Vit. B12). Akibatnya sintesis DNA akan dihambat
dan siklus sel jadi diperlambat selama eritropoesis. Namun sintesis ,hemoglobin di
sitoplasma berlangsung terus dan tidak mengalami perubahan sehingga ukuran
eritroblast membesar (megaloblast) serta menjadi terlalu besar, dan eritrosit yang
oval akan masuk kedalam darah (Megalosit : MCV > 100fL). Pembentukan
granulosit dan megakariosit juga terganggu. Di samping penundaan proloferasi,
anemia juga dicetuskan oleh kerusakan dini megaloblast di sumsum tulang
(peningkatan eritropoesis yang tidak efisien) dan juga karena pemendekan masa
hidup megalosit yang masuk dalam darah. (Isselbacher, 2015).

4. Manifestasi Klinis
Gejala klinis anemia megaloblastik berupa rasa lelah progresif, sesak nafas,
palpitasi, kelemahan, nausea, anorexia, sakit kepala, rasa mau pingsan, irritabilitas,
mudah lupa, ikterus ringan. Anemia megaloblastik juga dapat berpengaruh terhadap
kesehatan mulut. Manifestasi klinis pada rongga mulut adalah atrofi glossitis, yaitu
suatu kondisi lidah yang mengkilap, halus, dan berwarna pink/kemerahan. Atropi
glositis ditandai dengan adanya kerusakan atau atropi papilla filiformis/fungiformis
(Reamy et al, 2010; Sun et al, 2011). Glositis dengan lidah berwarna merah seperti
daging (buffy tongue). Pada atropi glossitis lidah terasa terbakar yakni pada anterior
sepertiga dari lidah, dapat juga terjadi paresthesia lidah (Bakta, 2007).
Gambar 3.2. Atrofi glossitis

Gambar 3.3 Atrofi papil dan eritem di lateral lidah (Graells et al., 2008)

Gambar 3.4 Panah biru menunjukkan atrofi papil, panah putih menunjukkan plak eritematous

5. Hubungan Glositis dan Anemia Megaloblastik


Anemia megaloblastik merupakan anemia yang disebabkan oleh kekurangan
vitamin B12 dan asam folat. Vitamin B12 dan asam folat diperlukan untuk sintesis
DNA. Jika terdapat defisiensi nutrisi ini, maka akan menyebabkan gangguan pada
mitosis sel sehingga sel menjadi tidak matur dan tidak fungsional. Sel-sel yang tidak
matur mudah rusak dan memiliki waktu hidup yang lebih sedikit. Defisiensi vitamin
B12 dan asam folat dapat menyebabkan atrofi atau hilangnya papila lidah
filiformis/fungiformis yang menyebabkan lidah menjadi rata (halus) dan mengkilap
yang disebut sebagai atropi glositis. Selain itu, anemia megaloblastik juga
menyebabkan angular cheilitis. Angular cheilitis adalah kondisi dimana terjadi
keretakan atau peradangan pada dua sudut bibir. Biasanya hal ini ditandai dengan
sudut bibir yang menghitam, kulit mengelupas, lalu kemudian kemerahan dan
menimbulkan rasa sakit saat membuka mulut.

Gambar 3.5. Angular cheilitis

Gambar 3.6 Angular cheilitis pada anak usia 8 tahun (Rakhmayanthie, 2016)
6. Tatalaksana pengobatan anemia megaloblastic
1. Kobalamin 1000 mcg parenteral selama 2 Minggu, dengan gangguan neurologis
1000 mcg setiap hari selama 2 minggu, kemudian selama 2 minggu sampai 6
bulan dan 1000 mcg kobalamin untuk pasien dengan hemofilia.
2. As. Folat (1-5 mg) secara oral dan diberikan secara paerenteral dengan dosis yang
sama
3. Terapi Folat 1 mg/hari harus diberikan selama periode kehamilan
4. Sindroma Blind-loop ditangani dengan antibiotic (isselbacher, 2015).

Daftar Pustaka

Isselbacher, Braunwald, dkk.2015. Harrison: Prinsip – Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Bakta, IM. 2014. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC

Reamy BV, Derby R., Col LT and Bunt CW (2010). Common tongue conditions in primary care, 81(5),
627–634

Sun A, Lin HP, Wang YP, and Chiang CP. (2012). Significant association of deficiency of hemoglobin,
iron and vitamin B12, high homocysteine level, and gastric parietal cell antibody positivity with
atrophic glossitis. Journal of Oral Pathology & Medicine, 41(6), 500-504.

Graells, J., Ojeda, R. M., Muniesa, C., Gonzalez, J., & Saavedra, J. (2009). Glossitis with linear lesions:
An early sign of vitamin B12 deficiency. Journal of the American Academy of Dermatology, 60(3),
498–500.doi:10.1016/j.jaad.2008.09.011

Anda mungkin juga menyukai