a. Malabsorpsi
b. Dialisis ginjal
c. Penyakit hati (Isselbacher, 2015)
2. Etiologi
Sebagian besar anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi kobalamin (Vit
B12) dan/atau asam folat. (isselbacher, 2015).
3. Patofisiologi
Beberapa bentuk anemia dapat terjadi akibat gangguan Absobsi atau
metabolism folat atau kobalamin (Vit. B12). Akibatnya sintesis DNA akan dihambat
dan siklus sel jadi diperlambat selama eritropoesis. Namun sintesis ,hemoglobin di
sitoplasma berlangsung terus dan tidak mengalami perubahan sehingga ukuran
eritroblast membesar (megaloblast) serta menjadi terlalu besar, dan eritrosit yang
oval akan masuk kedalam darah (Megalosit : MCV > 100fL). Pembentukan
granulosit dan megakariosit juga terganggu. Di samping penundaan proloferasi,
anemia juga dicetuskan oleh kerusakan dini megaloblast di sumsum tulang
(peningkatan eritropoesis yang tidak efisien) dan juga karena pemendekan masa
hidup megalosit yang masuk dalam darah. (Isselbacher, 2015).
4. Manifestasi Klinis
Gejala klinis anemia megaloblastik berupa rasa lelah progresif, sesak nafas,
palpitasi, kelemahan, nausea, anorexia, sakit kepala, rasa mau pingsan, irritabilitas,
mudah lupa, ikterus ringan. Anemia megaloblastik juga dapat berpengaruh terhadap
kesehatan mulut. Manifestasi klinis pada rongga mulut adalah atrofi glossitis, yaitu
suatu kondisi lidah yang mengkilap, halus, dan berwarna pink/kemerahan. Atropi
glositis ditandai dengan adanya kerusakan atau atropi papilla filiformis/fungiformis
(Reamy et al, 2010; Sun et al, 2011). Glositis dengan lidah berwarna merah seperti
daging (buffy tongue). Pada atropi glossitis lidah terasa terbakar yakni pada anterior
sepertiga dari lidah, dapat juga terjadi paresthesia lidah (Bakta, 2007).
Gambar 3.2. Atrofi glossitis
Gambar 3.3 Atrofi papil dan eritem di lateral lidah (Graells et al., 2008)
Gambar 3.4 Panah biru menunjukkan atrofi papil, panah putih menunjukkan plak eritematous
Gambar 3.6 Angular cheilitis pada anak usia 8 tahun (Rakhmayanthie, 2016)
6. Tatalaksana pengobatan anemia megaloblastic
1. Kobalamin 1000 mcg parenteral selama 2 Minggu, dengan gangguan neurologis
1000 mcg setiap hari selama 2 minggu, kemudian selama 2 minggu sampai 6
bulan dan 1000 mcg kobalamin untuk pasien dengan hemofilia.
2. As. Folat (1-5 mg) secara oral dan diberikan secara paerenteral dengan dosis yang
sama
3. Terapi Folat 1 mg/hari harus diberikan selama periode kehamilan
4. Sindroma Blind-loop ditangani dengan antibiotic (isselbacher, 2015).
Daftar Pustaka
Isselbacher, Braunwald, dkk.2015. Harrison: Prinsip – Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Reamy BV, Derby R., Col LT and Bunt CW (2010). Common tongue conditions in primary care, 81(5),
627–634
Sun A, Lin HP, Wang YP, and Chiang CP. (2012). Significant association of deficiency of hemoglobin,
iron and vitamin B12, high homocysteine level, and gastric parietal cell antibody positivity with
atrophic glossitis. Journal of Oral Pathology & Medicine, 41(6), 500-504.
Graells, J., Ojeda, R. M., Muniesa, C., Gonzalez, J., & Saavedra, J. (2009). Glossitis with linear lesions:
An early sign of vitamin B12 deficiency. Journal of the American Academy of Dermatology, 60(3),
498–500.doi:10.1016/j.jaad.2008.09.011