PENDAHULUAN
Pencemaran adalah masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain
ke dalam air atau udara, baik yang disengaja maupun yang tida disengaja. Pencemaran
juga dapat dikatakan berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan
manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran terhadap lingkungan dapat
terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang
semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan, yang
salah satu contohnya adalah sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia
menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada
konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia
didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan
oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas
pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan
dikendalikan.
Karena kegiatan manusia, pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran
lingkungan tersebut tidak dapat dihindari, namun yang dapat kita lakukan adalah
mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran
dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.
Pantai Batu Nona adalah salah satu pantai di Kota Kupang, Nusa Tenggara
Timur yang berada di Jalan Timor Raya Km 10, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa
Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pantai Batu Nona adalah salah satu pantai
yang menjadi salah satu pilihan warga Kota Kupang untuk menghilangkan kepenatan.
Pantai ini sangat indah dengan hamparan pasir putih nan halus dan batu karang
menghiasi bibir pantai. Disalah satu bagian juga terdapat banyak pohon Lontar yang
menambah keindahan pantai ini. Sebagai salah satu objek wisata, Pantai Batu Nona
tidak terlepas dari permasalahan sampah yang ada. Kurangnya kesadaran masyarakat
akan membuang sampah pada tempatnya akan sangat berdampak buruk pada
ekosistem Pantai Batu Nona, dan kurangnya fasilitas seperti tempat sampah disekitar
lokasi pantai juga menjadi salah satu masalah sampah di sekitar lokasi pantai seperti
yang terlihat pada gambar dibawah ini adalah salah satu bentuk kondisi eksisting
sampah di Pantai Batu Nona Kota Kupang.
Gambar 3.1 Kondisi eksisting sampah di Pantai Batu Nona kota Kupang.
(Sumber: Dokumentasi )
3.2 Upaya Penanggulangan Sampah Di Pantai Batu Nona Kota Kupang
Cara mengelola dan mengatasi sampah yang baik dan benar, bisa dilakukan dengan
beberapa cara seperti berikut ini. yaitu :
1. Dalam hal pengumpulan dan pengangkutan sampah.
Pengumpulan sampah harus dimulai dari tanggung jawab dan kesadaran dari para
pengunjung pantai yang biasanya menghasilkan sampah dan fasilitas sampah atau
tempat sampah harus disediakan secara merata di sepanjang area pantai. Lalu dari
beberapa tempat pengumpulan sampah tersebut, harus diangkut ke tempat
penampungan sementara atau TPS. Lalu diangkut kembali ke tempat pembuangan
akhir atau TPA. Mekanisme, sistem, atau cara pengangkutannya di sebagian daerah
perkotaan adalah tanggung jawab dari pemerintah daerah setempat dengan
partisipasi masyarakat.
2. Pemusnahan dan pengelolaan sampah
a. Dengan cara dibakar yaitu memusnahkan sampah dengan cara membakar sampah
tersebut, di dalam sebuah tungku pembakaran.
b. Menjadikan sampah itu pupuk yaitu mengolah sampah dengan membuat sampah
tersebut menjadi pupuk kompos. Khususnya untuk jenis sampah organik yang
berupa dedaunan, sisa-sisa makanan, dan jenis sampah lainnya yang membusuk.
Di daerah pedesaan cara tersebut biasa dilakukan, sedangkan di daerah perkotaan
hal itu masih harus dibudayakan. Jika setiap rumah tangga dibiasakan untuk
memisahkan sampah organik dengan sampah anorganik, lalu sampah organik itu
dapat diolah kembali menjadi pupuk tanaman dan dapat dijual atau dipakai
sendiri.
c. Menjadikan sampah itu pupuk yaitu mengolah sampah dengan membuat sampah
tersebut menjadi pupuk kompos. Khususnya untuk jenis sampah organik yang
berupa dedaunan, sisa-sisa makanan, dan jenis sampah lainnya yang membusuk.
Di daerah pedesaan cara tersebut biasa dilakukan, sedangkan di daerah perkotaan
hal itu masih harus dibudayakan. Jika setiap rumah tangga dibiasakan untuk
memisahkan sampah organik dengan sampah anorganik, lalu sampah organik itu
dapat diolah kembali menjadi pupuk tanaman dan dapat dijual atau dipakai
sendiri.
3. Pengelolaan sampah untuk menghindari pencemaran lingkungan
Sampah terdiri dari 2 macam yaitu sampah organik dan sampah anorganik,
pengelolaan sampah organik dengan cara pengomposan merupakan cara yang paling
efektif karena dapat mengendalikan bahaya yang mungkin terjadi. Pengomposan
adalah penguraian dan pemantapan bahan organik, secara biologi dengan suhu yang
tinggi. Hasil akhir dari pengomposan tersebut adalah bahan yang cukup bagus untuk
diaplikasikan ke tanah. Pengomposan tersebut dapat dilakukan dengan cara yang
bersih, namun tanpa menghasilkan kegaduhan baik di luar maupun di dalam suatu
ruangan. Teknologi dari pengomposan ini cukup beragam. Teknologi pengomposan
tersebut dapat dilakukan dengan cara aerobik, dan anaerobik, dengan bahan
tambahan atau pun tidak. Bahan tambahan yang biasanya digunakan untuk proses
pengomposan misalnya, aktivator kompos atau bisa juga dengan menggunakan
cacing. Keunggulan dari pengomposan tersebut adalah menggunakan teknologi yang
sederhana, biaya penanganan yang cukup rendah, dan dapat menangani sampah
dengan jumlah yang banyak. Atau tergantung pada luas atau tidaknya lahan yang
digunakan. Cara yang paling banyak digunakan dalam proses pengomposan yaitu
aerobik karena mudah dan juga murah. Cara aerobik juga biasanya tidak
membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Selain itu dekomposisi bahannya
juga dilakukan oleh mikroorganisme, di dalam bahan itu sendiri. Yang dibantu
dengan udara. Lain halnya dengan cara anaerobik, yang memanfaatkan
mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan
organik. Hasil yang didapat dari proses pengomposan ini, akan menjadi bahan yang
sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah pertanian di Indonesia. juga sebagai
upaya dalam memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah, dan produksi
tanaman pun akan menjadi lebih tinggi.
Kompos yang dihasilkan dari proses pengomposan sampah ini juga, dapat
digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, untuk menggemburkan tanah
pertanian, menggemburkan kembali tanah pertamanan, sebagai bahan penutup
sampah di TPA, sebagai eklamasi pantai setelah penambangan, sebagai media
tanam, dan mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Pengelolaan sampah yang baik harus memenuhi 3R atau Reuse, Reduce, dan
Recycle sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan
menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R atau
reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping
mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan sampah menjadi sumber listrik
(PLTSa; Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Justru pengelolaan sampah dengan
sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam
kegiatan sehari-hari.
3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali
sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi
lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.
Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau
produk baru yang bermanfaat.
Contoh kegiatan reuse sehari-hari:
1. Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau
berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada
menggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali.
2. Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang
sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali
menjadi tempat minyak goreng.
3. Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali
4. Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
Contoh kegiatan reduce sehari-hari:
1. Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran