mf pulv No.XII
3dd1
Non Farmakologi :
Edukasi penyakit, penyebab, tata cara minum obat, komplikasi dari penyakit
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan perbanyak konsumsi makanan bergizi seimbang dan istirahat
cukup
Menjaga hygine (kebersihan diri) ; mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
Jika batuk semakin bertambah, napas lebih cepat dan sesak ( terlihat usaha tarikan dinding dada, anak
tampak lemah, terilhat pernapasan cuping hidung, tak dapat tidur/ seriing terbangun malam hari),
napsu makan semakin menurun, demam terus menerus, segera kembali ke dokter.
S: Pasien datang diantar ibunya ke PKM Kakaskasen dengan keluhan demam. Demam dialami -+ 2 hari.
Dirasakan dengan perabaan. Mengalami penurunan dengan obat penurun panas. Batuk (+) -+ 5 hari,
berlendir (+) warna putih. Flu (+) bersamaan dengan batuk. Menurut keterangan ibu pasien, pasien
sering terbangun malam hari. Semenjak sakit, napsu makan pasien menurun. mual (-), muntah (-).
BAB/BAK tidak ada keluhan. Riwayat alergi tidak diketahui. Riwayat alergi di kelurga (+).
Kep: CA (-), SI (-), Pembesaran KGB (-), bibir sianosis (-), pernapasan cuping hidung (-), beslag (-), mukosa
basah
RCL/RCTL (+) Normal THT : T2/T1 hiperemis (-), faring: hiperemis (-)
Tho: C; iktus codis teraba, tidak teraba trill, S1 S2 normal, bising (-)
P : pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-), SN brokovesikuler, sonor, wheezing +/+, ronkhi
+/+
Eks : akral hangat, edem (-), CRT <2'' , nadi kuat angkat
Diagnosis : Bronkiolitis
Pioderma
Farmakologi :
Paracetamol tab 500 mg 3 x 0.5 tab / diberikan tiap 4 jam jika demam
Chloramfenicol zalf kulit dioleskan pagi, siang, malam setiap selesai membersihkan luka
Non Farmakologi:
Hindari dulu kontak dengan tanah atau pasir atau barang/barang yang tidak bersih
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan perbanyak konsumsi makanan bergizi seimbang dan istirahat
cukup
Tempatkan pasien pada suhu yang nyaman (hindari penggunaan selimut tebal, pakaian berlapis,dll)
S: Pasien datang diantar ibunya ke PKM Kakaskasen dengan keluhan deman sejak tadi malam. Demam
dirasakan tinggi pada perabaan. Turun dengan obat penurun panas. Kejang/Riw Kejang (-), perdarahan
gusi, hidung, kulit, saluran cerna (-), sakit kepala (-), mual (-), muntah (-). Pasien juga mengeluhkan
adanya luka di jari tangan kanan dan kiri sejak -+ 3 hari lalu. Awalnya berupa gelembung lalu semakin
lama semakin membesar dan berisi nanah. Gatal kadang - kadang. Nyeri (+). Di rumah hanya pasien yang
mengalami hal serupa. Sebelumnya pasien gemar bermain di kebun dan mengaku melakukan kontak
langsung dengan tanah. Riwayat alergi (-). Napsu makan baik. BAB/BAK tiidak ada keluhan.
Kep: CA (-), SI (-), Pembesaran KGB (-), bibir sianosis (-), pernapasan cuping hidung (-), beslag (-), mukosa
basah
RCL/RCTL (+) Normal THT : T1/T1 hiperemis (-), faring: hiperemis (-)
Tho: C; iktus codis teraba, tidak teraba trill, S1 S2 normal, bising (-)
P : pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-), SN brokovesikuler, sonor, wheezing -/-, ronkhi -/-
Eks : akral hangat, edem (-), CRT <2'' , nadi kuat angkat
status lokalis : Regio Digiti II-V Manus Dextra sinistra : pustul (+), pinggir eritem , bula (+), krusta (+),
ekskoriasi (+)
GASTRITIS
Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati -+ 3 hari lalu. Nyeri dirasakan seperti terbakar dan seperti
ditusuk - tusuk. Pasien mengeluh semakin memberat jika sehabis makan. Keluhan juga disertai dengan
kembung, mual, serta nyeri kepala. Sesak napas (-), Nyeri dada (-). Sebelumnya pasien mengaku
terlambat makan karena sibuk bekerja. Pasien sering mengalami keluhan serupa jika terlambat makan
atau mengonsumsi makanan pedas dan asam. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Kep: CA (-), SI (-), Pembesaran KGB (-), beslag (-), mukosa basah
RCL/RCTL (+) Normal THT : T1/T1 hiperemis (-), faring: hiperemis (-)
Tho: C; iktus codis teraba, tidak teraba trill, S1 S2 normal, bising (-)
P : pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-), SN vesikuler, sonor, wheezing -/-, ronkhi -/-
Eks : akral hangat, edem (-), CRT <2'' , nadi kuat angkat
Psorias
S: Pasien datang diantar anak ke puskesmas dengan keluhan kulit pungung , daerah belakang leher
timbul ruam merah dan gatal -+ dari tahun 2015. Awalnya ruam timbul di punggung daerah lumbalis
dengan ukuran diameter -+ 8 cm 1 buah. Ruam dirasakan gatal dan lebih gatal jika digaruk. kemudian
lama kelamaan ruam membesar dan menebal di hampir seluruh bagian punggung bawah di daerah
lumbalis. Sudah berobat dari puskesmas sampai ke spesialis Kulit Kelamin. Dari riwayat sebelumnya
pasien didignosis Tinea Koporis dan diterapi sebagai penyakit jamur. dari spKK sudah mendapatkan
terapi selama 1 minggu dan pasiensudah tida balik kontrol karena alasan kesulitan berjalan dikarenakan
gangguan penglihatan. Pasien mengalami gangguan penglihatan -+ tahun 2017. Dari ketangan keluarga,
menurut dokter Sp.M pasien sudah mengalami kerusakan dibagian saraf penglihatan. Riwayat alergi
makanan dan obat tidak ditemukan. Pasien pernah didiagnosis DM tp 2 tahun 2018 dengan GDS 219.
Pengobatan metformin 3x500 selama 1 minggu tapi kemudian pasien tidak minum obat karena GDS dan
GDP sudah normal sampai sekaran (GDP 95).
merokok (-), minum alkohol (-), aktifitas fisik : sering jalan- jalan pagi ditemani anak.Obat yang sedang
dikonsumsi sekarang : Itrakonazol dari dokter keluarga
RCL (+), RCTL (+), Lapang pandang berkurang, Visus : OD : 1/60 OS 2/6
Tho : dbn
Abd : dbn
S. Lokalis ; Regio, lumbalis, plak eritema berbatas tegas, skuama (+), auspitz sign (+), koebner(+), ttesan
lilin (+)
Uveitis Posterior dd Glaukoma Kronik ( untuk keterangan dari keluarga untuk mendiagnosis
kurang jelas)
DD :Linken Planus,
Farmakologi:
- Betametason Zalf tube I. Dioleskan di tempat lesi pagi dan malam sehabis mandi.
Non Farmakologi:
- Berjemur pagi hari di bawah jam 8 pagi sekitar 10 - 15 menit untuk penyerapan Vit D
- Hindari garukkan ==> menambah lesi atau memperparah lesi. Untuk menghindari infeksi sekunder
- Istirahat cukup
- Jika pengobatan sudah dilakukan, lesi memberat (bertambah, menebal, menyerang kuku dan sendi)
kembali untuk pertimbangkan rujukan ke SpkK
Asma
FARMAKOLOGI
NON FARMAKOLOGI
1. Memberikan informasi kepada individu dan keluarga mengenai seluk beluk penyakit, sifat
penyakit, perubahan penyakit (apakah membaik atau memburuk), jenis dan mekanisme kerja
obat-obatan dan mengetahui kapan harus meminta pertolongan dokter.
2. Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai dan monitor berat asma secara berkala (asthma control
test/ ACT)
3. Pola hidup sehat.
4. Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan:
a) Menghindari setiap pencetus.
b) Menggunakan bronkodilator/steroid inhalasi sebelum melakukan exercise untuk mencegah exercise
induced asthma.