LP Ca Colon
LP Ca Colon
1. Definisi Ca Colon
Kanker adalah suatu penyakit yang di tandai dengan pembagian sel yang tidak teratur
dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel
ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan
kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel
dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal / neoplasma yang
muncul dari jaringan epithelial dari kolon. Kanker kolon/usus besar adalah
tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum.
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon
dan menginvasi jaringan sekitarnya( Brunner and Suddarth ,2001: 810 )
Dari beberapa pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa kanker kolon adalah
suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan
sehat di sekitar kolon (usus besar).
2. Anatomi Fisiologi
Large Intestine
Transverse colon
Ascending colon
Descending
Small intestine colon
Ileocecal valve
Caecum
Appendix
Sigmoid colon
Rectum External anal sphincter
Internal anal sphincter
Anus Anal canal
Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks dan rektum. Kolon yng membentuk
sebagian usus besar tidak bergelung seperti usus halus dan terdiri dari tiga bagain
besar yaitu kolon asendens, kolon tranversum dan kolon desenden (Sherwood, 2011).
Bagian kanan kolon transversum didarahi oleh cabang arteri mesenterika superior
yaitu arteri ileokolika, arteri kolika dekstra, dan arteri kolika media. Sedangkan kolon
transversum bagian kiri, kolon desendens, kolon sigmoid dan sebagian besar rektum
didarahi oleh a.mesenterika inferior melalui a.kolika sinistra, a.sigmoid dan
a.hemoroidalis superior. Kolon dipersarafi oleh serabut simpatis yang berasal dari
nervus splanknikus dan pleksus presakralis serta serabut parasimpatis yang berasal
dari n.vagus. Oleh karena distribusi persarafan usus tengah dan usus belakang
sehingga nyeri alih pada kedua bagian kolon kiri dan kanan akan berbeda.
Fungsi usus besar adalah menyerap air, vitamin dan elektrolit, eksresi mukus, serta
menyimpan feses dan kemudian mendorongnya keluar. Sebagian besar pencernaan
dan penyerapan telah dilakukan usus halus maka isi yang dialirkan ke kolon hanya
residu pendernaan yang tidak tercerna (misal selulosa), komponen empedu yang tidak
diserap serta cairan (Sherwood, 2011). Kolon menerima 700-1000 ml cairan usus
halus namun hanya 150-200 ml yang dikeluarkan sebagai feses setiap harinya.
3. Etiologi
Penyebab dari kanker kolon antara lainnya :
a. Diet
Makanan yang mengandung zat kimia menyebabkan kanker pada usus besar.
Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang
mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang
tinggi lemak trutama lemak hewan dari daging merah, menyebabkan sekresi
asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus
besar. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah
yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dlam usus besar. Beberapa
kelommpok menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan
tinggi sayuran & buah-buahan (e.g Mormons, seventh Day Adventists).
Makanan yang harus di hindari :
Daging merah, lemak hewan, makanan berlemak, daging atau ikan
goreng panggang, karbohidrat yang di saring (example: sari yang di
saring).
Makanan yang harus di konsumsi
Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables
dari golongan kubis (seperti brokoli, brussels sprouts), butir padi yang
utuh, cairan cukup terutama air.
b. Kelainan kolon
Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna
karsinoma.
Kondisi ulserative : penderita colitis ulserativa menahun mempunyai
risiko terkena karsinoma kolon.
c. Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai
frekuensi 3 ½ kali lebih banyak dari pada anak-anak yang orang tuanya sehat.
4. Patofisiologi
Umumnya tumor kolorektal adalah adenokarsinoma yang berkembang dari polip
adenoma. Insidensi tumor dari kolon kanan meningkat, meskipun umumnya masih
terjadi di rektum dan kolon sigmoid. Polip tumbuh dengan lambat, sebagian besar
tumbuh dalam waktu 5-10 tahun atau lebih untuk menjadi ganas. Ketika polip
membesar, polip membesar di dalam lumen dan mulai menginvasi dinding usus.
Tumor di usus kanan cenderung menjadi tebal dan besar, serta menyebabkan nekrosis
dan ulkus. Sedangkat tumor pada usus kiri bermula sebagai massa kecil yang
menyebabkan ulkus pada suplai darah (Black & Hawks, 2014).
Pada saat timbul gejala, penyakit mungkin sudah menyebar kedalam lapisan lebih
dalam dari jaringan usus dan organ-organ yang berdekatan. Kanker kolorektal
menyebar dengan perluasan langsung ke sekeliling permukaan usus, submukosa, dan
dinding luar usus. Struktur yang berdekatan, seperti hepar, kurvatura mayor lambung,
duodenum, usus halus, pankreas, limpa, saluran genitourinary, dan dinding abdominal
juga dapat dikenai oleh perluasan. Metastasis ke kelenjar getah bening regional sering
berasal dari penyebaran tumor. Tanda ini tidak selalu terjadi, bisa saja kelenjar yang
jauh sudah dikenai namun kelenjar regional masih normal. Sel-sel kanker dari tumor
primer dapat juga menyebar melalui sistem limpatik atau sistem sirkulasi ke area
sekunder seperti hepar, paru-paru, otak, tulang, dan ginjal. “Penyemaian” dari tumor
ke area lain dari rongga peritoneal dapat terjadi bila tumor meluas melalui serosa atau
selama pemotongan pembedahan (Black & Hawks, 2014).
Polip adenoma
Polip maligna
Menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam struktur sekitarnya
Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Penyebaran kanker kolon dapat melalui 3 cara, yaitu penyebaran secara langsung ke
organ terdekat, melalui sistem limpatikus dan hematogen, serta melalui implantasi sel
ke daerah peritoneal. Karsinoma kolon dan rektum mulai berkembang pada mukosa
dan bertumbuh sambil menembus dinding dan meluas secara sirkuler ke arah oral dan
aboral. Penyebaran perkontinuitatum menembus jaringan sekitar atau organ
sekitarnya misalnya ureter, buli-buli, uterus, vagina atau prostat. Penyebaran limfogen
terjadi ke kelenjar parailiaka, mesenterium dan paraaorta. Penyebaran hematogen
terutama ke hati. Penyebaran peritoneal mengakibatkan peritonitis karsinomatosa
dengan atau tanpa asites.
Sebagian besar tumor maligna (minimal 50%) terjadi pada area rektal dan 20–30 %
terjadi di sigmoid dan kolon desending (Black dan Jacob, 1997). Kanker kolorektal
terutama adenocarcinoma (muncul dari lapisan epitel usus) sebanyak 95%. Tumor
pada kolon asenden lebih banyak ditemukan daripada pada transversum (dua kali
lebih banyak). Tumor bowel maligna menyebar dengan cara (Black & Hawks, 2014):
Menyebar secara langsung pada daerah disekitar tumor secara langsung
misalnya ke abdomen dari kolon transversum.
Penyebaran secara langsung juga dapat mengenai bladder, ureter dan organ
reproduksi.
Melalui saluran limfa dan hematogen biasanya ke hati, juga bisa mengenai
paru-paru, ginjal dan tulang.
Tertanam ke rongga abdomen.
7. Komplikasi
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor
atau melalui penyebaran metastase yang termasuk :
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap
Perforasi usus besar yang di sebabkan peritonitis
Pembentukan abses
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
perdarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar secara berangsur-angsur membantu
usus besar dan pada akhirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut
dan mungkin menekan pada organ yang berada di sekitarnya (uterus, urinary bladder,
dan ureter) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
8. Landasan Teoritis Keperawatan
a. Wawancara
IDENTITAS
Nama : Tn. Sahertian
Umur : 77 tahun
TTL : Porto, 23-08-1942
Jenis kelamin : L
Warga Negara : WNI
Alamat : Waiheru, RT.003/RW.01
Pekerjaan : Pensiunan Polri
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen Protestan
Status pernikahan : Menikah
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Head To Toe
Keadaan Umum
Kesadaran klien composmentis, Vital Sign TD 110/90 mmHg, Nadi
70x/menit, irama reguler kekuatan sedang, Respirasi 26x/menit, irama
regular, Suhu 36,50 C
Kepala : kulit kepala normal, tidak ada hematoma, lesi atau kotor.
Rambut mudah patah saat dicabut, hitam tanpa uban, dan bersih.
Mata : mata klien secara umum normal, bentuk simetris, konjungtiva
tampak anemis, sklera tidak ikterik, pupil dapat merespon terhadap
cahaya, palpebra normal, tidak ada oedema. Lensa mata normal, jernih,
visus mata kanan dan kiri normal. Tampak garis kehitaman pada
kelopak mata klien bagian bawah.
Hidung : Hidung klien simetris, tidak ada septum deviasi, polip,
epistaksis, gangguan indera pencium, atau secret.
Mulut : Mulut klien normal, dimana gigi klien normal, tidak ada
lubang, dan tidak ada gigi palsu. Bibir klien kering, tidak stomatitis,
dan tidak sianosis. Gusi klien berwarna merah, lidah klien tampak
kotor.
Telinga : telinga klien simetris, bersih, dan tidak ada gangguan
pendengaran.
Leher : leher klien normal, tidak ada pembesaran thyroid, tidak ada
kaku kuduk, tidak ada hematoma, tida ada lesi.
Tenggorokan klien normal, tidak ada nyeri tekan, tidak hipremis, dan
tidak ada pembesaran tonsil.
Dada : bentuk dada klien normal
Pulmo : Inspeksi : pengembangan dada simetris. Palpasi : Fremitus
taktil kanan sama dengan kiri. Perkusi : pulmo kanan dan kiri sonor.
Auskultasi : vesikuler pada pulmo kanan dan kiri
Cor : Inspeksi: ictus cordis tidak nampak. Palpasi : Ictus cordis teraba
pada mid clavicula sic 5, Perkusi : menunjukkan batas jantung normal.
Auskultasi : Bunyi jantung I (SI) di ruang intercosta V sebelah kiri,
Bunyi jantung II (SII) di ruang intercosta II sebelah kanan, Bunyi
jantung III (SIII) tidak ada, murmur tidak ada.
Abdomen : inspeksi : bentuk agak cembung. Palpasi : adanya nyeri
tekan pada perut bawah. Auskultasi : peristaltik permenit.
Genetalia : Laki-laki : normal, tidak ada perdarahan.
Rektum : Normal, tidak ada hemoroid, tidak ada prolaps, dan tidak ada
tumor.
Ekstremitas :
atas : Kekuatan otot ka/ki : 6/6, ROM ka/ki : aktif/aktif
bawah : kekuatan otot ka/ki: 6/6, ROM ka/ki : aktif/aktif