Opini Zona Intertidal
Opini Zona Intertidal
Apa itu zona intertidal? Zona intertidal merupakan zona pasang surut atau
bagian dari tepi pantai yang tergenang air pada waktu air pasang (menjadi perairan),
namun kering pada waktu air surut (menjadi daratan), (Suwignyo et al, 2005).
Daerah ini memiliki lingkungan yang ekstrim karena diakibatkan oleh adanya
pasang surut. Hal tersebut menyebabkan zona ini memiliki keragaman biota yang
tinggi karena perbedaan lingkungan dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Zona
intertidal memiliki luas yang sangat terbatas, tetapi banyak terdapat variasi faktor
lingkungan yang terbesar dibandingkan dengan daerah lautan lainnya, karena itu
keragaman organismenya sangat besar (Katili, 2011). Selain itu, kondisi lingkungan
intertidal sangat ekstrim dan cepat berubah karena sifat pasang surut dapat
menyebabkan daerah intertidal terendam atau terbuka dan kejadian ini dapat terjadi
satu hingga dua kali dalam satu hari (Yulianda, 2009). Zona ini dihuni organisme
yang keseluruhannya merupakan organisme bahari. Biota yang berada di zona
intertidal memiliki mekanisme adaptasi khusus yang memungkinkan mereka untuk
hidup.
Hasil dari madak sebagian besar digunakan sebagai alat tukar yang ditukarkan
dengan hasil madak lainnya atau barang seperti beras, daging, piring dan lain-lain
dan ada beberapa yang dikonsumsi langsung. Tetapi, masyarakat lebih sering
membagi hasil dari madak mereka kepada para tetangga ketika mendapat lebih.
Untuk hasil madak berupa ikan bebuak (ikan buntal), bintang laut dan kepiting
besar berwarna merah yang biasa disebut kepiting bintang (sore bintang) setelah
dimakan (diambil isinya) cangkangnya digunakan sebagai hiasan rumah.
Aktivitas Madak biasanya lebih banyak dilakukan pada hari pertama dalam
periode madak karena saat itu biota yang ada paling banyak dan semakin hari
semakin berkurang yang juga diakibatkan karena banyaknya pemadak yang turun
pada saat hari pertama. Aktivitas madak pada zaman dulunya dalam sehari
dilakukan pada saat pagi, sore dan malam hari, tetapi saat ini madak lebih banyak
dilakukan pada sore hari dibandingkan dengan pagi dan malam hari. Menurut
beberapa pemadak, biota lebih banyak keluar di sore hingga malam hari atau saat
matahari mulai turun, seperti Cypraea sp dan Turbo sp yang lebih banyak keluar
pada saat matahari mulai tenggelam. Waktu madak selalu bertambah setiap harinya
dan selalu mundur 1 jam dari hari sebelumnya.