Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam Penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1

B. RUMUSAN MASALAH 1

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................. 2

KONDISI SOSIAL POLITIK.......................................... 3

KARYA........................................................................... 4

BAB III POKOK PEMIKIRAN..................................................... 6

ANALISIS PEMBAHASAN 9
BAB IV PENUTUP........................................................................ 1I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Kata korelasi berasal dari bahasa Inggris correlation yang artinya hubungan, saling
hubungan, hubungan timbal balik. Dalam ilmu statistic korelasi adalah hubungan antara
dua variabel atau lebih, hubungan antara dua variabel dikenal dengan istilah Bivariate
correlation sedangkan hubungan antar lebih dari dua variable disebut Multivariate
correlation.

Hubungan antara dua variable misalnya hubungan atau korelasi antara prestasi studi
(variable X) dan kerajinan kuliah (variable Y) maksudnnya: prestasi studi ada
hubungannya dengan kerajinan kuliah. Sedangkan hubungan antar lebih dari dua
variable, misalnya hubungan antara prestasi studi (variable) dengan kerajinan kuliah
(variable), keaktifan mengunjungi perpustakaan (variabel ) dan keaktifan berdiskusi
(variabel).

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Borg dan Gall bukunya Educational Research,
terdapat 10 macam teknik perhitungan korelasi, diantaranya teknik korelasi Phi (Phi
Coefecient cerrelation) dalam pembahasan makalah ini.

B. Rumusan masalah

Adapun Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

Bagaimana Teknik korelasi Phi (Phi Coefecient cerrelation)?


C. Tujuan penulisan

Adapun Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

Mengetahui Teknik korelasi Phi (Phi Coefecient cerrelation).

BAB II

TEKHNIK KORELASI PHI

(PHI COEFFECIENT CORRELATION)

Pengertian

Tekhnik korelasi Phi adalah salah satu teknik analisis korelasional yang dipergunakan
apabila data yang dikorelasikan adalah data yang benar-benar dikotomik (terpisah atau
dipisahkan secara tajam); dengan istilah lain : variabel yang dikorelasikan itu adalah
variabel diskrit murni, misalnya: Laki-laki-Perempuan, Hidup-Mati, Lulus-Tidak Lulus,
dsb. Apabila variabelnya bukan merupakan variabel diskrit dan kita ingin menganalisis
data tersebut dengan menggunakan teknik ini, maka variabel tersebut harus diubah
lebih dulu menjadi variabel diskrit.

Lambang

Besar-kecil, kuat-lemah, atau tinggi-rendahnya korelasi antar dua variabel yang kita
selidiki korelasinya pada Teknik Korelasi Phi ini, ditunjukkan oleh besar kecilnya angka
indeks korelasi yang dilambangkan dengan huruf φ (Phi). Phi besarnya berkisar antara
0,00 sampai dengan ±1,00.
Rumus

Rumus Pertama :

φ =(ad-bc)a+ba+cb+d(c+d)

Rumus ini kita pergunakan apabila dalam menghitung atau mencari φ kita mendasarkan
diri pada frekuensi dari masing-masing sel yang terdapat pada Tabel Kerja (Tabel
Perhitungan)

2. Rumus Kedua :

φ = αδ-βγpqp'(q')

Rumus ini kita pergunakan apabila dalam menghitung φ kita mendasarkan diri pada
proporsinya.

3. Rumus Ketiga :

φ = x2N

rumus ketiga ini kita pergunakan apabila dalam mencari ∅ kita terlebih dahulu
menghitung harga Kai Kuadrat ( X2); Kai Kuadrat itu dapat diperoleh dengan rumus :

X2=(fo-ft)2ft

fᴑ = frekuensi yang diobservasi atau observed frequency, atau frekuensi yang diperoleh
dalam penelitian.

ft = frekuensi teoretik atau theoretical frequency, atau frekuensi secara teoretik.

Cara Memberikan Interpretasi Terhadap Angka Indeks Korelasi Phi (φ)

Pada dasarnya, Phi merupakan Product Moment Correlation. Rumus untuk menghitung
Phi merupakan variasi dari rumus dasar Pearson yaitu :
rxy=xyx2(y2)

Berhubung dengan itu, maka Phi Coeffecient itu dapat diinterpretasikan dengan cara
yang sama dengan “r” Product Moment dari Pearson.

E. Contoh Cara Mencari (Menghitung) Angka Indeks Korelasi Phi

1. Cara Mencari Angka Indeks Korelasi Phi dengan mendasarkan diri pada frekuensi
masing-masing sel yang terdapat dalam Tabel Kerja (Tabel Perhitungan)

Misalnya dalam suatu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah
secara signifikan terdapat korelasi antara kegiatan mengikuti bimbingan tes yang
dilakukan oleh para siswa lulusan SMA dan prestasi mereka dalam Tes SPMB, yang telah
ditetapkan jumlah pesertanya 100 orang. Berikut adalah datanya :

Status Mengikuti Tidak Jumlah


Bimbingan Tes Mengikuti
Prestasi Bimbingan Tes

Lulus Tes SPMB 20 20 40

Tidak Lulus Tes SPMB 25 35 60

Jumlah 45 55 100 = N

Penerimaan calon mahasiswa baru (SPMB), dalam penelitian mana telah diterapkan
sampel sejumlah 100 orang lulusan SMTA berhasil diperoleh data sebagaimana tertera
pada table diatas.
Kita rumuskan terlebih dahulu Ha dan Ho nya :

Ha : ada korelasi yang signifikan antara keikutsertaan para lulusan SMTAdalam


bimbingan tes dan keberhasilan mereka dalam tes SPMB

Ho : tidak ada korelasi yang signifikan antara keikutsertaan para lulusan SMTA dalam
bimbingan tes dan keberhasilan mereka dalam tes SPMB

Karena Phi disini akan dihitung berlandaskan pada frekuensi selnya, maka masing-
masing sel yang terdapat pada table diatas itu kita persiapkan lebih dahulu menjadi
tabel perhitungan.

Disini kita lihat: frekuensi sel a=20; b=20; c=25; dan d=35.

Rumus yang kita perguanakan adalah

φ = (ad-bc)a+ba+cb+d(c+d)

Status Mengikuti Tidak Jumlah


Bimbingan Tes Mengikuti
Prestasi
Bimbingan Tes

Lulus Tes SPMB 20 20


40
a b

Tidak Lulus Tes SPMB 25 35


60
c d

Jumlah 45 55 100 = N
φ = (20 X 35 -20 X 2520+2020+2520+35(25+35)

= 700 - 5005940000 = 2002437,212 = 0,082

interprestasi; ∅ disini di anggap sebagai rxy

df = N-nr = 100-2 = 98 ( konsultasi tabel nilai “r”) dalam tabel tidak dijumpai df sebesar
98 karena itu kita pergunakan df sebesar 100.dengan df sebesar 100, di peroleh
r tabel pada taraf signifikan 5% = 0,195, sedangkan pada taraf signifikan 1%= 0,254.
dengan demikian ∅ yang di peroleh(yaitu: 0,082) adalah lebih kecil jika di bandingkan
dengan r tabel (yaitu: 0,195 dan 0,254). dengan demikian hipotesis Nol
diterima/disetujui. berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan antara keikutsertaan
siswa lulusan SMA dengan kegiatan bimbingan tes dan prestasi yang mereka. Jadi dapat
di tarik sebuah kesimpulan bahwa keberhasilan para siswa lulusan SMA dalam
tes SPMB itu secara signifikan tidak ada hubungannya(tidak di pengaruhi) oleh ikut
tidaknya mereka dalam kegiatan Bimbingan Tes Masuk Perguruan Tinggi.

2. Cara Mencari Angka Indeks Korelasi Phi dengan mendasarkan diri pada Nilai
Proporsinya.

Status Mengikuti Bimbingan Tidak Mengikuti Jumlah


Tes Bimbingan Tes
Prestasi

20 20 40
Lulus Tes SPMB
α =20100=0,200 β =20100=0,200 p = 0,400
Tidak Lulus Tes 25 35 60
SPMB γ =25100=0,250 δ = 35100=0,350 q = 0,600

45 55 100 =
Jumlah
p’ = 0,450 q’ = 0,550 1,000

Rumus yang digunakan adalah : φ = αδ-βγpqp'(q')

Dengan menggunakan contoh sebelumnya, maka tabel yang diperlukan adalah :


Diketahui : (α) = 0,200 ; (β) = 0,200 ; (γ) = 0,250 ; (δ) = 0,350

Kita masukkan dalam rumus:

φ = αδ-βγpqp'(q')

= 0,2000,350-0,200(0,250)0,4000,6000,450(0,550)

= 0,07-0,050,0594 = 0,020,244

= 0,082

3. Cara Mencari (Menghitung) Angka Indeks Korelasi Phi dengan memperhitungkan


Kai Kuadrat

Kai Kuadrat di sini sekedar diperkenalkan sebagai suatu proses perhitungan atau
pengolahan data. Jika perhitungan φ didasarkan pada harga Kai Kuadrat maka
menggunakan rumus sebagai berikut : φ = x2N

Dengan menggunakan contoh awal, maka untuk memperoleh harga Phi dengan
menggunakan Kai Kuadrat, Tabel dan Proses perhitungannya adalah sebagai berikut :

Status Mengikuti Tidak Mengikuti Jumlah


Bimbingan Tes Bimbingan Tes
Prestasi

Lulus Tes SPMB 20 20 40 = rN

Tidak Lulus Tes SPMB 25 35 60 = rN

Jumlah 45 = cN 55 = cN 100 = N

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, maka rumus untuk mencari Kai Kuadrat
adalah: X2=(fo-ft)2ft

Cara menghitungnya :
Dengan demikian, φ dapat kita peroleh dengan jalan mensubstitusikan harga Kai

Kuadrat ke dalam rumus Phi :

φ =x2N=0,6733100=0,006733 = 0,082

Sel fo ft=CN X rNN (fO-ft) (fO-ft)2 (fo - ft2)ft

1 20 45 X 40100=18 +2 4 0,2222

2 20 55 X 60100=22 -2 4 0,1818

3 25 45 X 60100=27 -2 4 1,1481

4 35 55 X 60100=22 +2 4 0,1212

Jumlah 100 = N 100 = N 0 - 0,6733 =

(fo-ft)2ft
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, Tekhnik korelasi phi adalah salah
satu teknik analisis korelasional yang dipergunakan apabila data yang dikorelasikan
adalah data yang benar-benar dikotomik (terpisah atau dipisahkan secara tajam);
dengan istilah lain : variabel yang dikorelasikan itu adalah variabel diskrit murni,
misalnya: Laki-laki-Perempuan, Hidup-Mati, Lulus-Tidak Lulus, dsb. Apabila variabelnya
bukan merupakan variabel diskrit dan kita ingin menganalisis data tersebut dengan
menggunakan teknik ini, maka variabel tersebut harus diubah lebih dulu menjadi
variabel diskrit.

Besar-kecil, kuat-lemah, atau tinggi-rendahnya korelasi antar dua variabel yang kita
selidiki korelasinya pada Teknik Korelasi Phi ini, ditunjukkan oleh besar kecilnya angka
indeks korelasi yang dilambangkan dengan huruf φ (Phi). Phi besarnya berkisar antara
0,00 sampai dengan ±1,00.
DAFTAR PUSTAKA

Sudiyono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Amudi Pasaribu, Dr., Pengantar Statistik, Medan: Imballo, 1965.

Hananto Sigit B.St., Statistik suatu pengantar, Jakarta: Ikhtiar, 1960.

Oppusunggu, Statistik, Jakarta: PT. Pradnjaparamita, 1962.

Anda mungkin juga menyukai