Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Fitria Saraswati
NIM : 109081000018
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(Curriculum Vitae)
Data Pribadi
Nama : Fitria Saraswati
Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 22 Juni 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Perumahan Pondok Kacang Prima Jln. Taman Prima
1 Blok H6 No.12 RT.13 RW.08 Pondok Aren-
Tangerang
No. Telepon : (021) 7321660 / 085692457691
Email : saraswatifitria@yahoo.com
Pendidikan Formal
1996 – 1997 : TK Aisyiyah Bustanul Athfal 66
1997 – 2003 : SD Negeri 1 Pondok Aren
2003 – 2006 : SMP Negeri 3 Tangerang
2006 – 2009 : SMA Negeri 3 Tangerang
2009 – 2013 : Program Sarjana (S-1) Jurusan Manajemen
Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi
1. Pengurus BEM Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2010/2011
2. Anggota Pramuka SD Negeri 1 Pondok Aren
Pengalaman Kerja
Magang/KKN selama 1 bulan di SB Finance Koperasi Serba Usaha
Sejahtera Bersama Ciledug-Tangerang tahun 2012
Keahlian
Komputer : Microsoft Office (Word, Excel, Power Point),
Internet
Olahraga : Badminton
v
ABSTRACT
vi
ABSTRAK
Kata kunci : Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Inflasi, Nilai Tukar
Rupiah, Jumlah Uang Beredar, dan Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Reksadana Syariah
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada
hambanya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini memiliki judul “Analisis Pengaruh Sertifikat Bank
Indonesia Syariah, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang Beredar
Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah”. Semoga skripsi ini
memberikan manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan serta
pengetahuan bagi pembaca.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku, Bapak Sayat dan Ibu Turyati yang selalu memberikan
dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih sayang, cinta,
dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas. Kalian adalah motivasi
terkuat bagi penulis untuk bisa segera menyelesaikan skripsi ini.
2. My beloved sister, kakakku Arti Haryati, dan adikku Putri Maulinda yang
selalu memberikan motivasi serta doa yang tulus selama ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Indo Yama Nassarudin, SE., MAB selaku dosen pembimbing II, yang
telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan FEB, Ibu Leis
Suzanawaty, SE., M.Si selaku Pudek I FEB, Ibu Yulianti, SE., M.Si selaku
Pudek II FEB, dan Bapak Herni Ali HT, SE., MM selaku Pudek III FEB,
yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
5. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi B, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen dan
Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.
6. Bapak Herni Ali HT, SE., MM selaku Pembimbing Akademik.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan
ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada kami.
8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja
kerasnya melayani mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra
Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Pak Heri, Bu Siska, Bu Umi, Bu
Ani, Pak Rahmat, dan Pak Sofyan.
9. Bayu Ayom Gumelar. Sahabat terbaikku berbagi tawa, teman terhebatku
ketika berkonsultasi, jagoan terkuatku ketika ku lemah, dan kekasihku
yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungannya agar dapat segera
menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan mendoakanku, yaitu Istiani
Maulida, Ade Setiawati, Putri Nur Pratiwi, Maixel Sri Haryanti, dan Ade
Tri Oktavia.
11. Sahabat-sahabatku “Rempongers” di Manajemen A angkatan 2009, yaitu
Shartika Purnama Dewi, Ade Tiyar Desty, Ika Wulandari, Dety Inayati,
Eka Adianti Wigati, Melissa Akmal, Eis Hartati, Mutia Dwi Amira, dan
Siti Sulhah. Terima kasih untuk kebersamaannya selama ini.
12. Teman-teman Manajemen dan Manajemen Keuangan angkatan 2009.
Terima kasih atas dukungannya, maaf tidak disebutkan satu persatu, tetapi
tidak mengurangi rasa bangga dan rasa persahabatan diantara kita semua.
13. Teman seperjuangan saat ujian komprehensif dan ujian skripsi, yaitu Imas
Atik Aisyah, Fitri Indriana, Risky Indrawan, dan Reza Gandana Putra.
(Fitria Saraswati)
ix
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .....................................................................................12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................13
1. Tujuan Penelitian.....................................................................................13
2. Manfaat Penelitian...................................................................................13
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ............................................................................................15
1. Reksadana Syariah ...................................................................................15
a. Pihak-pihak yang Terlibat ...................................................................17
b. Jenis-jenis Reksadana..........................................................................20
c. Keuntungan Reksadana Syariah ..........................................................25
d. Risiko Investasi pada Reksadana Syariah ...........................................27
e. Nilai Aktiva Bersih (NAB) ..................................................................28
2. Sertifikat Bank Indonesia Syariah ............................................................30
3. Inflasi ........................................................................................................31
4. Nilai Tukar Rupiah ...................................................................................39
5. Jumlah Uang Beredar ...............................................................................43
B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat.........................47
C. Penelitian Terdahulu ....................................................................................50
D. Kerangka Pemikiran ....................................................................................52
E. Hipotesis .......................................................................................................54
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................................55
B. Metode Penentuan Sampel ..........................................................................55
C. Metode Pengumpulan Data .........................................................................57
D. Metode Analisis ..........................................................................................59
E. Operasional Variabel Penelitian ..................................................................71
x
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................76
1. Sejarah dan Perkembangan Pasar Modal di Indonesia ...........................76
2. Sejarah Reksadana Syariah .....................................................................77
B. Deskripsi Data .............................................................................................81
C. Analisis dan Pembahasan ............................................................................97
1. Uji Asumsi Klasik ....................................................................................97
2. Uji Hipotesis ............................................................................................107
3. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................112
D. Interpretasi ...................................................................................................114
BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ..................................................................................................118
B. Implikasi ......................................................................................................118
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah
keuntungan dimasa yang akan datang yang sesuai dengan syariah Islam.
Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada asset financial
dan investasi pada asset riil. Seorang investor yang berinvestasi dengan
atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi. Salah satu alasan utama
keuangan saat ini. Adanya suatu perencanaan investasi adalah jauh lebih baik
atau hal yang tidak terduga dalam hidup ini (keterbatasan dana, kondisi
kesehatan, musibah, kondisi pasar investasi) dan laju inflasi yang tinggi. Tetapi
disiplin.
1
Pasar modal merupakan salah satu wahana investasi bagi masyarakat.
pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak
waktu dan keahlian untuk menghitung resiko atas investasi mereka. Reksadana
2008:199).
(2005:12), Don’t put all your eggs into one basket! Prinsip ini merupakan
menempatkan seluruh dana investasi dalam satu pihak (bank atau perusahaan
tempat berinvestasi), karena jika hal itu dilakukan dan terjadi sesuatu dengan
2
yang tidak melanggar batasan syariah, dalam fundamental maupun operasional
investasi yang harus berpedoman pada sumber Alqur’an dan Hadist serta
dari riba dan praktek-praktek tidak halal menurut syariah. Pada instrumen pasar
seperti riba, perjudian, pornografi, minuman haram (alkohol), babi, dan hiburan
Untuk itu fungsi dan tugas seorang manajer investasi pada reksadana
menyusun strategi portofolio yang baik agar menghasilkan return optimal dan
3
Menurut Usman (2000) dalam Hariandy Hasbi (2010:64), investor dalam
berinvestasi dapat memilih 4 jenis reksadana berbasis syariah, antara lain: (1)
reksadana syariah saham, jenis reksadana ini menawarkan imbal hasil yang
tinggi ini juga diimbangi oleh tingkat risiko yang cukup tinggi; (2) reksadana
serta hutang. Reksadana jenis ini lebih aman pada kondisi pasar dimana terjadi
instrumen, baik itu saham, obligasi, maupun pasar uang; (3) reksadana
pendapatan tetap, jenis reksadana ini menawarkan imbal hasil terendah jika
proteksi sebesar 100% dari nilai investasi awal dengan syarat dan ketentuan
Salah satu ukuran kinerja investasi untuk reksadana syariah adalah Nilai
Aktiva Bersih (NAB). Menurut Heri Sudarsono (2008:218), nilai aktiva bersih
kekayaan reksadana dapat berupa kas, deposito, SBPU, SBI, surat berharga
reksadana dapat berupa fee manajer investasi yang belum dibayar, fee Bank
Kustodian yang belum dibayar, pajak-pajak yang belum dibayar, fee broker
4
Nilai Aktiva Bersih merupakan jumlah aktiva setelah dikurangi kewajiban-
kewajiban yang ada. Sedangkan NAB per Unit Penyertaan merupakan jumlah
NAB dibagi dengan jumlah nilai Unit Penyertaan yang beredar (outstanding)
yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tertentu. NAB per saham/unit
dihitung setiap hari oleh Bank Kustodian setelah mendapat dana dari Manajer
Investasi dan nilainya dapat dilihat dari surat kabar yang dilihat reksadana
Tabel 1.1
Perkembangan Reksadana Syariah
Tahun Jumlah Reksadana Syariah Total NAB (Rp Miliar)
2008 37 1.814,80
2009 46 4.629,22
2010 48 5.225,78
2011 50 5.564,79
2012 54 8.050,07
Sumber: Bapepam, Statistik Pasar Modal Syariah 2012
yang cukup pesat. Apabila dilihat dari statistiknya pada Tabel 1.1 di atas, dapat
dilihat pada kurun waktu tahun 2008 sampai 2012 pertumbuhan jumlah
tahun ke tahun. Pertumbuhan yang paling signifikan terjadi pada tahun 2007-
5
2008, yaitu naik 22% dari 26 reksadana syariah di tahun 2007 menjadi 37
menjadi 46 reksadana syariah. Namun pada periode tahun 2009 hingga 2012,
meningkat, total Nilai Aktiva Bersih (NAB) juga terus mengalami peningkatan
selama periode 2008 hingga 2012. Sampai Desember 2012 total NAB
syariah yang dinyatakan efektif oleh Bapepam. Hal ini menunjukkan bahwa
Undang-Undang tentang Pasar Modal Indonesia No.8 tahun 1995 berisi 116
pasal yang diberlakukan pada awal tahun 1996 dan juga telah diluncurkannya
Pasar Modal Syariah oleh Bapepam yang bekerjasama dengan Dewan Syariah
Nasional (DSN) yang diawasi langsung oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS),
yang diharapkan agar semua pihak yang terlibat di pasar modal merasa
merugikan. Disamping itu adanya regulasi dan institusi baru ini memberikan
tidak terlepas berkat terciptanya iklim usaha yang kondusif yang diberikan oleh
otoritas pasar modal Bapepam dan DSN atau DPS (Abdul Hamid, 2009:81).
6
Perkembangan reksadana syariah juga tidak terlepas dari berbagai macam
Bank Indonesia Syariah yang selanjutnya disebut sebagai SBIS adalah surat
berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang
Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. SBIS diterbitkan oleh Bank
Indonesia sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka
Bank Indonesia Syariah (SBIS) bagi bank syariah dijadikan sebagai alat
konvensional.
menunjukkan korelasi kuat negatif. Jadi jika SBIS menurun maka NAB
yang lebih menarik pada saat tingkat suku bunga bank syariah menurun. Jika
tingkat SBIS menurun akan mempengaruhi iklim investasi di pasar modal dan
pasar uang syariah. Dengan turunnya SBIS, maka investasi akan berpindah ke
7
instrumen-instrumen yang memberikan tingkat keuntungan/bagi hasil yang
yang bersifat umum dan terus-menerus. Harga suatu komoditas dikatakan naik
jika menjadi lebih tinggi daripada harga periode sebelumnya. Kenaikan harga
suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak
umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat.
bulanan. Sebab dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga bersifat
Menurut Ali dan Beik (2012), inflasi berpengaruh secara signifikan dalam
jangka pendek dengan korelasi positif terhadap NAB reksadana syariah. Hal ini
terjadi karena ketika inflasi mengalami peningkatan, maka bank sentral akan
merespon dengan menaikkan suku bunga dan bonus SBIS untuk mengurangi
jumlah uang beredar. Kenaikan bonus inilah yang kemudian menjadi insentif
bagi para investor yang menginginkan return yang tinggi, untuk berinvestasi
peningkatan.
Kondisi ekonomi makro yang kedua adalah nilai tukar rupiah. Menurut
Sadono Sukirno (2006:397), kurs valuta asing atau kurs mata uang asing
8
menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai
mata uang negara lain. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai
Menurut Suta (2000) dalam Rahmi Hifdzia (2012:8), fluktuasi nilai rupiah
terhadap mata uang asing yang stabil akan sangat mempengaruhi iklim
persaingan harga. Apabila ini terjadi, secara tidak langsung akan memberikan
pasar modal. Keadaan ini, bagi investor asing akan cenderung melakukan
9
Makro ekonomi berikutnya dalam penelitian ini adalah jumlah uang
beredar. Menurut Veithzal Rivai (2007:7), uang beredar dalam arti luas, yang
sering juga disebut sebagai likuiditas perekonomian dan diberi simbol M2,
domestik yang terdiri dari uang kartal (C), uang giral (D), dan uang kuasi (T).
10
Beberapa peneliti yang juga meneliti mengenai reksadana syariah,
diantaranya Prantik Ray dan Vina Vani (2005) dengan judul penelitian “Neural
Network Models for Forecasting Mutual Fund Net Asset Value”. Dalam
Beredar, Inflasi dan Pasar Ekuitas memiliki pengaruh yang cukup besar dalam
Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana syariah. Dan
reksa dana syariah. Sedangkan SWBI dan IHSG tidak memiliki pengaruh.
dalam aset pendapatan tetap (moneter dan obligasi). Sementara dalam industri
investasi Rumania, korelasi ini tidak dapat dibuktikan karena tingkat NAB
Bank Indonesia Syariah (SBIS), Inflasi, Nilai Tukar Rupiah terhadap USD, dan
Jumlah Uang Beredar (M2). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
11
terdiri dari tiga perusahaan reksadana syariah dengan jenis yang berbeda, yaitu
Reksa Dana Syariah BNP Paribas Pesona Amanah yang merupakan jenis
reksadana pendapatan tetap. Penelitian ini dilakukan pada periode Januari 2008
pengaruh SBIS sebagai salah satu instrumen perbankan syariah, serta Inflasi,
Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang Beredar sebagai indikator perekonomian
Bank Indonesia Syariah, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang
B. Perumusan Masalah
Rupiah, dan Jumlah Uang Beredar secara parsial terhadap Nilai Aktiva
Rupiah, dan Jumlah Uang Beredar secara simultan terhadap Nilai Aktiva
12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang Beredar secara parsial
Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang Beredar secara simultan
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang Beredar terhadap Nilai Aktiva Bersih
dengan 2012.
b. Bagi Akademisi
13
c. Bagi Investor
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Reksadana Syariah
15
Dilihat dari segi perdagangan efek, reksadana adalah suatu produk
akan menjadi lahan investasi bagi investor. Selain itu, dengan adanya
dijual maupun dibeli) dengan harga yang wajar dan mekanisme yang
16
meningkatkan kredibilitas dan efisiensi pasar investasi (Eko Pratomo,
2005:43).
Reksadana syariah berasal dari kata reksa, yang berarti kelola atau
pelihara, dana yang berarti uang dan syariah adalah aturan-aturan yang
serta sesuai dengan ketentuan atau peraturan dan hukum yang telah
Inggris dikenal dengan sebutan Unit Trust, dan di Jepang dikenal dengan
Unit trust. Definisi yang diberikan Choong (1999) adalah, “unit trust is an
investment scheme that pools from many investors who share similiar
Rodoni, 2009:80).
1) Perusahaan Reksadana
17
mengelola dan bertanggung jawab atas dana para pemegang saham
Reksadana.
2) Manajer Investasi
portofolio (jual beli efek), analisa efek serta perdagangan (jual beli)
18
dengan kebijakan investasi yang telah ditentukan dalam KIK. Proses
3) Agen Penjualan
4) Kustodian
19
manajer investasi. Kustodian umumnya adalah bank, yang telah
telah dibeli maupun uang yang dihimpun dari para pemegang saham
untuk menghitung NAB setiap hari, jadi tidak dilakukan oleh suatu
5) Transfer Agent
kepada kustodian.
b. Jenis-jenis Reksadana
20
pada pengelolaan portofolio investasi pada surat-surat berharga
yang kemudian juga akan dapat dinikmati oleh para investor yang
berbentuk KIK.
21
berikut. Reksadana terbuka menjual sahamnya melalui penawaran
Net Asset Value (NAV) per saham yang dihitung oleh Bank
Kustodian.
kategori, yaitu:
investasi 100% pada efek pasar uang yaitu efek-efek utang yang
22
serta efek utang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu
tingkat risiko paling rendah dan cocok untuk investor yang ingin
tahun).
dan surat utang lainnya dan 20% dari dana yang dikelola dapat
dalam efek bersifat ekuitas (saham) dan 20% dari dana yang
23
dengan jenis reksadana lain, tentunya juga memiliki return yang
nilainya tidak berkurang saat jatuh tempo. Sebagian besar dana yang
dikelola akan dimasukkan pada efek bersifat utang yang pada saat
24
Sisanya diinvestasikan kepada efek lain, sehingga investor masih
Reksadana Indeks
80% dari NAB pada sekurangnya 80% efek yang menjadi bagian
indeks acuan.
25
reksadana. Dalam hal ini yang paling sesuai adalah reksadana untuk
risiko.
2009:94):
26
1) Memobilisasi dana masyarakat, dimana reksadana (sebagai emiten)
ke capital market.
27
portofolio reksadana di bursa yang mengakibatkan menurunnya nilai
unit penyertaan.
2) Risiko Likuiditas
pembayaran tersebut.
4) Risiko Wanprestasi
28
- Uang kas
- Deposito
- Obligasi
- Saham
- Piutang dividen
- Piutang bunga
- Pinjaman
- Kewajiban ke Broker
Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV) merupakan
salah satu tolak ukur dalam memantau hasil portofolio reksadana. Net
Keterangan:
29
MVAt = Total Nilai Pasar Aktiva pada priode t
mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. SBIS diterbitkan
oleh Bank Indonesia sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka
Akad yang digunakan dalam SBIS adalah jualah, yaitu perjanjian atau
b. Berjangka waktu paling kurang 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua
belas) bulan;
30
Bank Indonesia menetapkan dan memberikan imbalan atas SBIS yang
diterbitkan. Bank Indonesia membayar imbalan atas SBIS milik BUS atau
UUS pada saat SBIS jatuh tempo. SBIS diterbitkan oleh Bank Indonesia
Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan pialang yang
bertindak untuk dan atas nama BUS atau UUS. Namun, BUS dan UUS
Bank Indonesia). Setelah ketentuan SBIS berlaku, maka SWBI tidak lagi
digunakan. Namun, untuk SWBI yang sudah terbit sebelum PBI No.
SWBI sampai SWBI tersebut jatuh tempo. Penempatan dana dalam SWBI,
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sejak bulan April 2008 menjadi
(SBIS).
3. Inflasi
31
suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak
2004:155).
2008:137):
a. Moderate Inflation
disebut sebagai „inflasi satu digit‟. Pada tingkat inflasi seperti ini orang-
32
b. Galloping Inflation
Inflasi pada tingkat ini terjadi pada tingkatan 20% sampai dengan 200%
per tahun. Pada tingkatan inflasi seperti ini orang hanya mau memegang
c. Hyper Inflation
Inflasi jenis ini terjadi pada tingkatan yang sangat tinggi yaitu jutaan
33
Menurut Sadono Sukirno (2006:333), berdasarkan kepada sumber atau
gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja
34
baru dengan tawaran pembayaran yang lebih tinggi ini. Langkah ini
c. Inflasi Diimpor
mengetahui laju inflasi selama satu periode tertentu, yaitu sebagai berikut
IHK adalah angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan
jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode tertentu. Angka
35
mempertimbangkan tingkat inflasi kota-kota besar, terutama ibukota
IHKt-1
Keterangan:
Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka Indeks Harga
karena itu IHPB sering juga disebut sebagai indeks harga produsen
IHPBt-1
Keterangan:
36
penghitungannya, kedua indikator tersebut hanya melingkupi beberapa
puluh atau mungkin ratus jenis barang jasa, di beberapa puluh kota saja.
Padahal dalam kenyataan, jenis barang dan jasa yang diproduksi atau
IHIt-1
Keterangan:
Sukirno, 2006:339):
37
kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil
inflasi berlaku.
pemerintah.
38
b. Kebijakan moneter; mengurangi, menaikkan suku bunga dan
membatasi kredit.
perkembangan teknologi.
Nilai tukar valuta asing adalah harga satu satuan mata uang dalam
satuan mata uang lain. Nilai tukar valuta asing ditentukan dalam pasar
valuta asing, yaitu pasar tempat berbagai mata uang yang berbeda
exchange (forex) atau foreign currency diartikan sebagai mata uang asing
Menurut Sadono Sukirno (2006:397), kurs valuta asing atau kurs mata
uang asing menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu negara
dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing dapat juga
uang asing. Kurs valuta di antara dua negara kerapkali berbeda di antara
39
satu masa dengan masa yang lainnya. Pada dasarnya terdapat dua cara di
bebas
Kurs pertukaran valuta asing adalah faktor yang sangat penting dalam
negeri. Dalam permintaan mata uang asing, semakin tinggi harga mata
penawaran mata uang asing, semakin tinggi harga mata uang suatu
rendah harga mata uang suatu negara, semakin sedikit penawaran mata
uang tersebut.
apakah ia lebih tinggi atau lebih rendah dari yang ditetapkan oleh pasar
40
mengenai kurs yang paling sesuai untuk tujuan-tujuan pemerintah
2006:402):
besar.
barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga yang relatif murah
mengurangi impor.
41
c. Kenaikan Harga Umum (Inflasi)
mahal dari harga-harga di luar negeri dan oleh sebab itu inflasi
harga barang ekspor menjadi lebih mahal, oleh karena itu inflasi
valuta asing akan bertambah (berarti harga mata uang negara yang
modal dalam negeri mengalir ke luar negeri. Sedangkan suku bunga dan
luar negeri masuk ke negara itu. Apabila lebih banyak modal mengalir
nilai mata uang tersebut bertambah. Nilai mata uang suatu negara akan
42
karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi
di negara-negara lain.
e. Pertumbuhan Ekonomi
Efek yang akan diakibatkan oleh suatu kemajuan ekonomi kepada nilai
ekspor, maka permintaan ke atas mata uang negara itu bertambah lebih
cepat dari penawarannya dan oleh karenanya nilai mata uang negara itu
berkurang lebih cepat dari ekspor, penawaran mata uang negara itu
luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat
utang atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa.
Uang memiliki empat fungsi penting, yaitu sebagai satuan hitung (unit
43
Untuk memenuhi kebutuhan akan uang, pemerintah negara yang
uang kartal. Begitu pula dengan jumlah uang beredar perlu dijaga agar
nilai uang tetap stabil. Kemudian kebutuhan akan uang giral biasanya
uang kartal yang beredar. Dalam hal berkaitan dengan uang, maka peranan
lembaga keuangan terutama bank sangatlah besar, hal ini sesuai dengan
kemerdekaan 1945 beragam. Hal ini tentu tidak terlepas dari kondisi dan
Tahun 1968 yang menetapkan satuan hitung uang Indonesia adalah Rupiah
Komponen tersebut pada umumnya adalah ketiga jenis uang, yaitu uang
kartal, uang giral, dan uang kuasi. Di Indonesia, saat ini dikenal hanya dua
44
a. Uang beredar dalam arti sempit, yang sering diberi simbol M1,
domestik yang terdiri dari uang kartal (C) dan uang giral (D).
b. Uang beredar dalam arti luas, yang sering juga disebut sebagai
dari uang kartal (C), uang giral (D), dan uang kuasi (T). Dengan kata
tangan masyarakat. Uang yang berada di tangan bank (bank umum dan
bank sentral), serta uang kertas dan logam (uang kartal) milik pemerintah
45
uang kartal (kertas dan logam) makin sedikit, digantikan uang giral atau
dalam peredaran uang makin kecil, sebab porsi uang kuasi makin besar.
MV = PT
Keterangan :
dikenal dengan istilah sektor riil. Kegiatan yang tinggi dalam bidang
terhadap uang akan lahir terutama dari motif transaksi dan tindakan
46
uang dan distribusinya. Makin merata distribusi pendapatan, makin besar
riil dengan tinggi rendahnya jumlah uang beredar senantiasa dijaga. Salah
bahwa SBIS tidak berpengaruh terhadap NAB reksadana syariah. Hal ini
Hal itu menunjukkan bahwa bank syariah lebih suka ekspansi pada
ekspansi pembiayaan bank syariah yang semakin baik. Hal tersebut secara
bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap NAB reksadana syariah. Hal ini
47
dapat disimpulkan bahwa NAB reksadana syariah tidak bergantung pada
inflasi. Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi
2008:139).
Syariah
nilai rupiah terhadap mata uang asing yang stabil akan sangat
di luar negeri, terutama dalam hal persaingan harga. Apabila ini terjadi,
48
secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap neraca
penarikan modal sehingga terjadi capital inflow. Hal ini juga menyebabkan
penurunan.
Reksadana Syariah
49
meningkatkan kinerja perusahaan. Meningkatnya kinerja perusahaan akan
dan jasa akan naik (inflasi) mengakibatkan tingkat suku bunga deposito
saham.
C. Penelitian Terdahulu
ruang lingkup hampir sama, tetapi karena beberapa variabel, objek, periode
waktu yang digunakan dan penentuan sampel berbeda maka terdapat banyak
hal yang tidak sama, sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling
50
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Model Kesimpulan
Penelitian Analisis
1. Rahmi Pengaruh Analisis Terdapat pengaruh
Hifdzia Variabel Makro Regresi negatif antara BI Rate
(2012) Ekonomi Linier dan Nilai Tukar Rupiah
Terhadap Berganda terhadap NAB
Perkembangan reksadana syariah,
NAB Reksadana sedangkan Inflasi dan
Syariah di Jumlah Uang Beredar
Indonesia Tahun tidak memiliki
2009-2011 pengaruh terhadap
NAB reksadana syariah.
2. Elena dan The Analisis Dalam analisis pasar
Alexandru Relationship Korelasi AS, kenaikan inflasi
(2011) between Mutual menyebabkan tren
Funds – kenaikan reksadana
Inflation Rate saham, dengan harapan
and Benchmark mendapatkan
Interest Rate. keuntungan yang lebih
USA versus tinggi. Kemudian,
Romania tingkat bunga yang
lebih rendah di AS
menjadikan masyarakat
berinvestasi dalam aset
pendapatan tetap
(moneter dan obligasi).
Sementara dalam
industri investasi
Rumania, korelasi ini
tidak dapat dibuktikan
karena tingkat NAB
reksadana saham yang
sangat kecil.
3. Annisa Analisis Analisis Variabel JII dan Inflasi
Sholihah Pengaruh JII, Regresi berpengaruh secara
(2008) SWBI, IHSG, Linier signifikan terhadap
dan Inflasi Berganda kinerja reksa dana
Terhadap syariah. Dan Inflasi
Kinerja Reksa menjadi variabel yang
Dana Syariah paling dominan dalam
mempengaruhi kinerja
reksa dana syariah.
Sedangkan variabel
51
SWBI dan IHSG tidak
memiliki pengaruh.
4. Dinesh A Study On The The Ada hubungan yang
Kumar dan Effect Of granger signifikan dari inflasi
Mihir Dash Maroeconomic causality 23,53%, harga minyak
(2008) Variables On test mentah 35,29%, suku
Indian Mutual bunga Mumbai Inter-
Funds Bank Offer
Rates/MIBOR 23,53%,
nilai tukar INR/USD
17,65%, nilai tukar
ISD/EURO 23,52%,
tingkat return pasar
yang dihitung dari BSE
Sensex sebesar 23,53%.
Dengan demikian,
harga minyak mentah
memiliki pengaruh
terbesar pada return
reksadana.
5. Prantik Ray Neural Network Artificial Variabel Tingkat Suku
dan Vina Models for Neural Bunga, Jumlah Uang
Vani (2005) Forecasting Network Beredar, Inflasi dan
Mutual Fund Pasar Ekuitas memiliki
Net Asset Value pengaruh yang cukup
besar dalam pergerakan
NAB pada periode
1999-2004, sedangkan
Output Nasional yang
dicerminkan dalam
Indeks Produksi
Industri memiliki
pengaruh yang sangat
diabaikan pada return
reksadana.
Sumber: Kumpulan Penelitian Terdahulu
D. Kerangka Pemikiran
sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi
52
dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Uji Hipotesis :
- Uji F
- Uji t
- Uji Adjusted R Square
53
E. Hipotesis
berikut:
Reksadana Syariah.
5. Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah
Reksadana Syariah.
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Indonesia Syariah (SBIS), Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang
Beredar (M2) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah selama
periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2012. Data yang diambil
merupakan data bulanan. Sedangkan jenis data yang penulis gunakan pada
penelitian ini adalah data gabungan antara data cross section dengan data
1. Populasi
55
Reksadana Syariah yang terdaftar di Bapepam dan aktif selama periode
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap NAB
dengan kriteria:
2012.
56
Berdasarkan kriteria sampel di atas, terdapat tiga reksadana syariah
berikut:
Tabel 3.1
Daftar Reksadana Syariah yang memenuhi kriteria penelitian
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk data yang
sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah
57
Data-data sekunder yang digunakan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
(www.bi.go.id).
d. Data Nilai Tukar Rupiah terhadap USD setiap bulannya selama periode
Indonesia.
58
berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
penelitian.
dari Bank Indonesia dan Bapepam. Pencarian data dilakukan dengan dua
cara, yaitu:
cetakan.
penelitian ini.
D. Metode Analisis
Indonesia Syariah (SBIS), inflasi, nilai tukar rupiah, dan jumlah uang beredar
program komputer (software) SPSS versi 16.0 dan Microsoft Excel 2007.
penelitian ini:
59
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
normal atau tidak, maka dapat digunakan metode analisis grafik dan
metode statistik.
60
pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna
diantara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang
61
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance
dengan VIF < 10, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala
c. Uji Heteroskedastisitas
62
variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Dasar analisis: (1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
heteroskedastisitas; (2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
ploting. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat
Oleh karena itu persamaan yang digunakan untuk uji Glejser adalah
dari nilai alpha (Sig. > α), maka dapat dipastikan model tidak
63
d. Uji Autokorelasi
ketergantungan (interdependence).
Durbin-Watson dan metode Run Test sebagai salah satu uji statistik
Tabel 3.2
Kriteria Pengujian Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
DW Kesimpulan
< dL Ada autokorelasi (+)
dL s.d dU Tanpa kesimpulan
dU s.d 4 – dU Tidak ada autokorelasi
4 - dU s.d 4-dL Tanpa kesimpulan
> 4 – dL Ada autokorelasi (-)
lain:
64
a. Tentukan apakah autokorelasi yang terjadi merupakan pure
sebagai berikut:
Yt = β1 + β2Xt + μt
ρ=1– d
2
Keterangan: d = durbin-watson
65
ρ = n2(1 – d / 2) + k2
n2 – k2
2. Uji Hipotesis
a. Uji F
(goodness of fit). Uji F ini juga sering disebut sebagai uji simultan,
atau 5 %). Jika nilai signifikasi > 0.05 maka H1 ditolak, sebaliknya
hitung dengan nilai F tabel dengan derajat bebas: df: α, (k-1), (n-k).
bebas dan terikat. Jika nilai F hitung > nilai F tabel, maka dapat
b. Uji t
66
dan Usman, 2008:24). Nilai t hitung digunakan untuk menguji
Dalam tabel distribusi t terdapat istilah one tail dan two tail.
Penggunaan tabel one tail atau two tail tergantung pada hipotesis yang
maka menggunakan two tail. Jika menggunakan one tail maka df: α,
n-k, tetapi jika menggunakan two tail maka derajat bebasnya adalah
1. Hipotesis
Hipotesis 1
variabel dependent
variabel dependent
67
Hipotesis 2
variabel dependent
variable dependent
2. Kriteria Pengujian
Hipotesis 1
Sig.> 0,05
Ha diterima jika:
Hipotesis 2
Ha diterima jika:
68
determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam
2011:55).
69
sehingga hubungan fungsional antara variabel terikat (Y) dengan variabel
Keterangan:
Dalam model di atas terlihat bahwa variabel terikat dipengaruhi dua atau
lebih variabel bebas, disamping itu juga terdapat pengaruh regresi linier
Keterangan:
70
Keterangan:
a = Intercept (konstanta)
X2 = Inflasi
e = Nilai residu
a. Variabel Dependen
Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV) merupakan salah satu
tolak ukur dalam memantau hasil portofolio reksadana. Net Asset Value
Keterangan:
71
b. Variabel Independen
pada bank yang beroperasi dengan prinsip syariah. SBIS bagi bank
sebagai berikut :
SBIS = P x R x t x k
360
Keterangan:
2. Inflasi
72
riil tingkat pendapatan juga menurun. Tingkat inflasi adalah
2012 yang dihitung tiap bulan dalam satuan persen (%). Indikator
yang dibelanjakan untuk membeli barang dan jasa dari bulan ke bulan.
IHKt-1
Keterangan:
INF = Inflasi
Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau
nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara
lain. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang
untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Dalam penelitian ini,
satuan ukur yang digunakan adalah besarnya nilai kurs tengah pada
73
Rupiah, yaitu kurs rupiah terhadap USD selama periode Januari 2008
(X4). Uang secara luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara
pembelian barang dan jasa. Di Indonesia, saat ini dikenal hanya dua
a. Uang beredar dalam arti sempit, yang sering diberi simbol M1,
swasta domestik yang terdiri dari uang kartal (C) dan uang giral
(D).
b. Uang beredar dalam arti luas, yang sering juga disebut sebagai
yang terdiri dari uang kartal (C), uang giral (D), dan uang kuasi
ekonomi klasik.
MV = PT
74
Keterangan :
75
BAB IV
dimulai sejak tahun 1912 di Jakarta. Efek yang diperdagangkan pada saat
itu adalah saham milik perusahaan orang Belanda dan obligasi yang
Aktivitas pasar modal ini berhenti ketika terjadi Perang Dunia II. Ketika
yang berbentuk reksadana syariah. Usaha ini baru bisa terlaksana pada
tanggal 14 Maret 2003 dengan dibuka secara resmi pasar modal syariah
76
Peresmian pasar modal syariah ini menjadi sangat penting sebab Bapepam
Beberapa dasar hukum atas pelaksanaan pasar modal ini harus sesuai
dengan QS. An-Nisa ayat 29, Al-Maidah ayat 1, dan Al-Jumuah ayat 10
pengembangan industri unit trust mereka, yang dimulai pertama kali pada
77
dikenal dengan nama Islamic Unit Trust. Islamic Unit Trust merupakan
yang sejalan dengan prinsip syariah, dan sudah mendapat persetujuan dari
bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-
investasi.
78
2) Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai
penempatan pada deposito dalam bank umum Islam dan surat utang
3) Jenis usaha emiten harus sesuai dengan syariah Islam antara lain tidak
atau jasa yang merusak moral dan membawa mudharat. Pemilihan dan
dan tidak boleh ada unsur yang tidak jelas (gharar). Di antaranya tidak
lebih dari 82% (utang 45%, modal 55%), manajemen emiten diketahui
79
5) Mekanisme operasional reksadana syariah terdiri dari akad wakalah
akad yang telah ditentukan bersama dan tidak ada jaminan atas hasil
sebesar dana yang telah diberikan, (3) manajer investasi sebagai wakil
yang dapat diterima dalam reksadana syariah adalah, dari saham dapat
berupa:
a. Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagi dari
laba baik yang dibayar dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk
saham.
b. Right yang merupakan hak umum untuk memesan efek lebih dulu
d. Dari obligasi yang sesuai dengan Islam: bagi hasil yang diterima
80
e. Dari surat berharga pasar uang yang sesuai dengan Islam: bagi hasil
f. Dari deposito dapat berupa: bagi hasil yang diterima dari bank-bank
Islam.
B. Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksadana syariah yang
selalu ada dan aktif selama Januari 2008 sampai dengan Desember 2012.
Adapun reksadana syariah tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Daftar Reksadana Syariah
(Januari 2008 s.d. Desember 2012)
Jenis
No Nama Reksadana Syariah Tanggal Efektif
Reksadana
1 Panin Dana Syariah Saham Saham 20 Juni 2012
2 Panin Dana Syariah Berimbang Campuran 16 Agustus 2012
Reksadana AAA Amanah Syariah
3 Campuran 17 Juni 2005
Fund
Pendapatan
4 Reksa Dana Syariah Batasa Sukuk 3 September 2008
Tetap
Pendapatan
5 Reksadana BNI Dana Syariah 21 April 2004
Tetap
6 Reksadana BNI Danaplus Syariah Campuran 21 April 2004
Reksa Dana Terproteksi BNIAM
7 Terproteksi 10 Desember 2012
Proteksi Syariah Grenada Seri IV
Reksa Dana Terproteksi BNIAM
8 Terproteksi 8 Maret 2012
Proteksi Syariah Grenada Seri I
Reksa Dana Terproteksi BNIAM
9 Terproteksi 10 Desember 2012
Proteksi Syariah Grenada Seri III
Reksa Dana Terproteksi BNIAM
10 Terproteksi 10 Desember 2012
Proteksi Syariah Grenada Seri II
Reksa Dana Syariah BNP Paribas
11 Campuran 9 April 2007
Pesona Amanah
81
12 Bahana Syariah Protected Fund 2 Terproteksi 11 Desember 2012
13 Bahana Syariah Protected Fund 1 Terproteksi 11 Desember 2012
14 Batavia Dana Saham Syariah Saham 16 Juli 2007
CIMB - Principal Islamic Equity
15 Saham 6 Agustus 2007
Growth Syariah
Terproteksi CIMB Islamic Sukuk II
16 Terproteksi 22 Maret 2010
Syariah
17 Cipta Syariah Equity Saham 16 April 2008
18 Cipta Syariah Balance Campuran 16 April 2008
19 Danareksa Syariah Berimbang Campuran 24 November 2000
Reksa Dana Danareksa Indeks
20 Indeks 17 Maret 2006
Syariah
21 Danareksa Proteksi Syariah II Terproteksi 17 Desember 2012
Reksa Dana Terproteksi Danareksa
22 Terproteksi 17 Desember 2012
Proteksi Syariah I
Pendapatan
23 Reksadana Haji Syariah 13 Januari 2005
Tetap
24 Reksadana IPB Syariah Campuran 14 Desember 2005
Reksa Dana Lautandhana Saham
25 Saham 27 Desember 2012
Syariah
Reksa Dana Terproteksi
26 Terproteksi 3 Agustus 2009
Lautandhana Proteksi Syariah I
Reksa Dana Mega Dana Obligasi Pendapatan
27 21 Mei 2007
Syariah Tetap
28 Reksa Dana Mega Dana Syariah Campuran 11 September 2006
Pendapatan
29 Reksa Dana MNC Dana Syariah 29 Oktober 2004
Tetap
Reksadana MNC Dana Syariah
30 Saham 13 Desember 2012
Ekuitas
Reksadana MNC Dana Kombinasi
31 Campuran 13 Desember 2012
Syariah
Pendapatan
32 Mandiri Investa Dana Syariah 22 Desember 2008
Tetap
33 Mandiri Investa Atraktif-Syariah Saham 19 Desember 2007
Reksadana Mandiri Komoditas
34 Saham 9 September 2011
Syariah Plus
Reksadana Mandiri Saham Syariah
35 Saham 9 September 2011
Atraktif
Reksa Dana Mandiri Investa
36 Campuran 14 Oktober 2004
Syariah Berimbang
Reksadana Mandiri Berimbang
37 Campuran 9 September 2011
Syariah Aktif
82
Mandiri Amanah Syariah Protected
38 Terproteksi 30 Juni 2009
Dollar Fund
Reksa Dana Terproteksi Mandiri
39 Terproteksi 8 Maret 2012
Protected Dynamic Syariah Seri 1
40 Reksa Dana Terproteksi Mandiri Terproteksi 21 Desember 2012
Protected Dynamic Syariah Seri 2
41 Reksa Dana Terproteksi Mandiri Terproteksi 21 Desember 2012
Protected Dynamic Syariah Seri 3
42 Reksa Dana Terproteksi Mandiri Terproteksi 21 Desember 2012
Protected Dynamic Syariah Seri 4
43 Reksa Dana Terproteksi Mandiri Terproteksi 24 Maret 2011
Protected Smart Syariah Seri 1
44 Reksa Dana Terproteksi Mandiri Terproteksi 24 Maret 2011
Protected Smart Syariah Seri 2
45 Reksa Dana Manulife Syariah Saham 16 Januari 2009
Sektoral Amanah
Pendapatan
46 PNM Amanah Syariah 26 Agustus 2004
Tetap
47 Reksa Dana PNM Ekuitas Syariah Saham 26 Juli 2007
48 Reksa Dana PNM Syariah Campuran 15 Mei 2000
Reksa Dana SAM Sukuk Syariah Pendapatan
49 20 Januari 2010
Sejahtera Tetap
50 SAM Sharia Equity Fund Saham 27 Desember 2012
Reksa Dana SAM Syariah
51 Campuran 20 Januari 2010
Berimbang
52 Schroder Syariah Balanced Fund Campuran 22 April 2009
53 RD TRIM Syariah Saham Saham 26 Desember 2006
54 RD TRIM Syariah Berimbang Campuran 26 Desember 2006
Sumber: Bapepam
83
Tabel 4.2
Daftar Reksadana Syariah yang memenuhi kriteria penelitian
reksadana tersebut yang terdaftar dan aktif di Bapepam, serta memiliki Nilai
Aktiva Bersih yang meningkat selama lima tahun masa penelitian, yaitu
Data yang lain digunakan dalam penelitian ini adalah Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS), Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang
Beredar (M2).
Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 16.0, untuk dapat mengolah data dan
84
Tabel 4.3
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
(dalam persentase)
Tahun
Bulan 2008 2009 2010 2011 2012
Jan 0,496 0,792 0,538 0,507 0,407
Feb 0,505 0,728 0,534 0,558 0,318
Mar 0,527 0,684 0,523 0,560 0,319
Apr 0,666 0,633 0,517 0,598 0,327
Mei 0,693 0,604 0,525 0,613 0,353
Juni 0,728 0,579 0,522 0,613 0,360
Juli 0,769 0,559 0,553 0,606 0,372
Agust 0,773 0,548 0,553 0,564 0,378
Sept 0,809 0,540 0,553 0,523 0,389
Okt 0,915 0,541 0,531 0,481 0,396
Nov 0,937 0,539 0,535 0,435 0,398
Des 0,903 0,538 0,522 0,420 0,400
Total 8,720 7,286 6,403 6,478 4,417
Rata-rata 0,727 0,607 0,534 0,540 0,368
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, rata-rata nilai SBIS tertinggi terjadi pada
tahun 2008, yaitu sebesar 0,727 dan rata-rata nilai SBIS terendah terjadi pada
tahun 2012, yaitu sebesar 0,368. Sedangkan nilai SBIS tertinggi selama
periode penelitian terjadi pada bulan November 2008, yaitu sebesar 0,937 dan
nilai terendah terjadi pada bulan Februari 2012, yaitu sebesar 0,318.
85
Gambar 4.1
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
Dapat terlihat pada Gambar 4.1 di atas, bahwa dari tahun ke tahun, SBIS
mengalami trend yang fluktuatif selama periode penelitian. Pada tahun 2008
pemerintah pada akhir tahun. Selain itu, hal ini disebabkan pula oleh
syariah, karena tingkat imbalan yang ditawarkan oleh bank syariah menjadi
86
Tabel 4.4
Inflasi (dalam persentase)
Tahun
Bulan 2008 2009 2010 2011 2012
Jan 0,613 0,764 0,310 0,585 0,304
Feb 0,617 0,717 0,318 0,570 0,297
Mar 0,681 0,660 0,286 0,554 0,331
Apr 0,747 0,609 0,326 0,513 0,375
Mei 0,865 0,503 0,347 0,498 0,371
Juni 0,919 0,304 0,421 0,462 0,378
Juli 0,992 0,226 0,518 0,384 0,380
Agust 0,988 0,229 0,537 0,399 0,382
Sept 1,012 0,236 0,483 0,384 0,359
Okt 0,981 0,214 0,473 0,368 0,384
Nov 0,973 0,201 0,528 0,346 0,360
Des 0,922 0,232 0,580 0,316 0,358
Total 10,308 4,895 5,125 5,380 4,278
Rata-rata 0,859 0,408 0,427 0,448 0,357
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, rata-rata nilai Inflasi tertinggi terjadi pada
tahun 2008, yaitu sebesar 0,859 dan rata-rata nilai Inflasi terendah terjadi
pada tahun 2009, yaitu sebesar 0,408. Sedangkan nilai Inflasi tertinggi selama
periode penelitian terjadi pada bulan September 2008, yaitu sebesar 1,012 dan
nilai terendah terjadi pada bulan November 2009, yaitu sebesar 0,201.
87
Gambar 4.2
Inflasi
Dapat terlihat pada gambar 4.2 di atas, pada tahun 2008 inflasi kembali
bergejolak. Penyumbang inflasi terbesar pada tahun 2008 ini lebih banyak
dari sisi cost push inflation. Meningkatnya harga minyak dunia yang akhirnya
memaksa pemerintah untuk menaikkan harga BBM pada bulan Mei 2008
impor seperti kedelai, jagung dan terigu), sejak akhir tahun 2007 yang
Hal-hal lain seperti kelangkaan sumber energi baik gas maupun minyak
88
Setelah bulan September 2008, tingkat inflasi mulai turun hingga
mencapai nilai terendah pada November 2009. Hal ini dikarenakan turunnya
harga komoditi internasional, pangan, dan energi dunia. Penyebab lain dari
harga BBM pada Desember 2008 dan produksi pangan dalam negeri yang
relatif bagus.
Pada tahun 2010 tingkat inflasi beranjak naik. Hal ini secara umum
Jenis barang dan jasa yang dominan memberikan sumbangan inflasi di tahun
ini antara lain beras, tarif listrik, dan cabai merah. Tingginya inflasi
komoditas bahan makanan terjadi karena kendala pasokan yang dipicu oleh
daerah.
oleh penurunan harga bahan pangan. Hingga pada tahun 2012 pergerakan
Tabel 4.5
Kurs / Nilai Tukar Rupiah terhadap USD
(dalam ribuan rupiah)
Tahun
Bulan 2008 2009 2010 2011 2012
Jan 9291 11355 9365 9057 9000
Feb 9051 11980 9335 8823 9085
Mar 9217 11575 9115 8709 9180
Apr 9234 10713 9012 8574 9190
Mei 9318 10340 9180 8537 9565
Juni 9225 10225 9083 8597 9480
Juli 9118 9920 8952 8508 9485
89
Agust 9153 10060 9041 8578 9560
Sept 9378 9681 8924 8823 9588
Okt 10995 9545 8928 8835 9615
Nov 12151 9480 9013 9170 9605
Des 10950 9400 8991 9068 9670
Total 117081 124274 108939 105279 113023
Rata-rata 9756,75 10356,17 9078,25 8773,25 9418,58
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, rata-rata nilai Kurs tertinggi terjadi pada
tahun 2009, yaitu sebesar 10356,17 dan rata-rata nilai Kurs terendah terjadi
pada tahun 2011, yaitu sebesar 8773,25. Sedangkan nilai Kurs tertinggi
selama periode penelitian terjadi pada bulan November 2008, yaitu sebesar
12151 dan nilai terendah terjadi pada bulan Juli 2011, yaitu sebesar 8508.
Gambar 4.3
Kurs / Nilai Tukar Rupiah terhadap USD
rupiah bergerak relatif stabil sampai pertengahan September 2008. Hal ini
90
terutama disebabkan oleh kinerja transaksi berjalan yang masih mencatat
memberi efek depresiasi terhadap mata uang. Kurs Rupiah melemah menjadi
Rp 12.151 per USD pada November 2008 yang merupakan depresiasi yang
penguatan hingga menguat sampai ke level terendah pada Juli 2011 yaitu
Tabel 4.6
Jumlah Uang Beredar (M2)
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
Bulan 2008 2009 2010 2011 2012
Jan 1596565 1874145 2073860 2434679 2854978
Feb 1603750 1900208 2066481 2420191 2849796
Mar 1594390 1916752 2112083 2451357 2911920
Apr 1611691 1912623 2116024 2434478 2927259
Mei 1641733 1927070 2143234 2475286 2992057
Juni 1703381 1977533 2231144 2522784 3050355
Juli 1686050 1963180 2217589 2564556 3054836
Agust 1682811 1995294 2236460 2621346 3089011
Sept 1778139 2018031 2274955 2643331 3125533
Okt 1812490 2020829 2308175 2677787 3161726
Nov 1851023 2034489 2346801 2729538 3205129
Des 1895839 2141384 2469399 2877220 3304645
Total 20457862 23681538 26596205 30852553 36527245
Rata-rata 1704822 1973462 2216350 2571046 3043937
Sumber: Bank Indonesia
91
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, rata-rata nilai JUB tertinggi terjadi pada
tahun 2012, yaitu sebesar 3043937 dan rata-rata nilai JUB terendah terjadi
pada tahun 2008, yaitu sebesar 1704822. Sedangkan nilai JUB tertinggi
selama periode penelitian terjadi pada bulan Desember 2012, yaitu sebesar
3304645 dan nilai terendah terjadi pada bulan Maret 2008, yaitu sebesar
1594390.
Gambar 4.4
Jumlah Uang Beredar (M2)
Dapat terlihat pada Gambar 4.4 di atas, bahwa dari tahun ke tahun,
jumlah uang beredar mengalami trend yang terus meningkat selama periode
jumlah uang beredar selama periode penelitian disebabkan oleh banyak hal
92
perbankan, berakhirnya kebutuhan uang kartal untuk keperluan perayaan hari
besar (Lebaran dan Natal), depresiasi nilai tukar rupiah, dan lain-lain.
Tabel 4.7
NAB Reksa Dana Syariah BNP Paribas Pesona Amanah
(dalam miliar rupiah)
Tahun
Bulan 2008 2009 2010 2011 2012
Jan 210,952 82,954 135,571 182,883 276,459
Feb 210,792 83,145 139,957 199,227 287,038
Mar 188,925 87,155 136,711 212,642 314,912
Apr 179,429 108,894 150,563 227,080 368,709
Mei 187,533 127,254 151,371 237,551 382,852
Juni 182,541 133,537 148,655 242,407 426,595
Juli 155,931 154,632 152,848 256,504 466,415
Agust 143,361 154,342 150,649 247,335 481,987
Sept 118,235 159,650 155,572 233,798 561,224
Okt 75,712 142,791 160,507 255,697 704,786
Nov 78,963 144,021 162,689 247,407 936,728
Des 84,159 145,878 184,936 270,176 1133,139
Total 1816,534 1524,253 1830,029 2812,705 6340,844
Rata - rata 151,378 127,021 152,502 234,392 528,404
Sumber: Bapepam, data diolah
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, rata-rata nilai NAB tertinggi dari Reksa
Dana Syariah BNP Paribas Pesona Amanah terjadi pada tahun 2012, yaitu
sebesar 528,404 dan rata-rata nilai NAB terendah terjadi pada tahun 2009,
penelitian terjadi pada bulan Desember 2012, yaitu sebesar 1133,139 dan
nilai terendah terjadi pada bulan Oktober 2008, yaitu sebesar 75,712.
93
Gambar 4.5
NAB Reksa Dana Syariah BNP Paribas Pesona Amanah
Dapat terlihat pada Gambar 4.5 di atas, bahwa dari tahun ke tahun, NAB
Reksa Dana Syariah BNP Paribas Pesona Amanah mengalami trend yang
pada Desember 2012. Hal ini menggambarkan bahwa NAB reksadana syariah
Tabel 4.8
NAB Danareksa Syariah Berimbang
(dalam miliar rupiah)
Tahun
Bulan 2008 2009 2010 2011 2012
Jan 69,076 32,079 45,828 51,511 72,295
Feb 71,376 32,681 47,304 53,554 69,513
Mar 68,873 34,393 48,231 56,339 80,029
Apr 66,986 39,966 55,338 60,158 91,263
Mei 68,830 45,003 56,756 70,596 90,294
Juni 67,205 47,595 59,396 68,028 93,344
Juli 62,277 54,741 44,031 73,746 98,322
Agust 58,011 56,022 43,736 73,482 112,911
Sept 51,077 58,410 45,320 70,406 113,439
94
Okt 39,567 56,002 47,397 72,091 122,463
Nov 31,756 53,966 47,948 70,943 121,788
Des 32,534 43,296 52,084 69,991 127,481
Total 687,569 554,153 593,369 790,843 1193,142
Rata - rata 57,297 46,179 49,447 65,904 99,428
Sumber: Bapepam, data diolah
Danareksa Syariah Berimbang terjadi pada tahun 2012, yaitu sebesar 99,428
dan rata-rata nilai NAB terendah terjadi pada tahun 2009, yaitu sebesar
46,179. Sedangkan nilai NAB tertinggi selama periode penelitian terjadi pada
bulan Desember 2012, yaitu sebesar 127,481 dan nilai terendah terjadi pada
Gambar 4.6
NAB Danareksa Syariah Berimbang
Dapat terlihat pada Gambar 4.6 di atas, bahwa dari tahun ke tahun, NAB
Tabel 4.9
NAB Reksadana Haji Syariah
(dalam miliar rupiah)
Tahun
Bulan 2008 2009 2010 2011 2012
Jan 40,233 49,406 56,903 126,119 194,894
Feb 43,258 49,735 57,772 112,542 202,572
Mar 48,928 50,229 59,659 123,420 182,704
Apr 42,594 50,606 76,369 123,558 221,262
Mei 47,477 50,877 80,025 132,587 240,822
Juni 49,774 51,338 89,334 145,574 246,150
Juli 50,698 56,873 124,236 146,356 256,087
Agust 53,708 56,064 133,372 149,107 268,294
Sept 48,796 56,613 144,143 154,012 265,993
Okt 48,401 55,271 132,274 178,726 269,400
Nov 48,689 55,859 133,140 180,598 296,379
Des 49,026 56,851 125,956 187,305 305,905
Total 571,583 639,723 1213,183 1759,904 2950,463
Rata - rata 47,632 53,310 101,099 146,659 245,872
Sumber: Bapepam, data diolah
Reksadana Haji Syariah terjadi pada tahun 2012, yaitu sebesar 245,872 dan
rata-rata nilai NAB terendah terjadi pada tahun 2008, yaitu sebesar 47,632.
Sedangkan nilai NAB tertinggi selama periode penelitian terjadi pada bulan
Desember 2012, yaitu sebesar 305,905 dan nilai terendah terjadi pada bulan
96
Gambar 4.7
NAB Reksadana Haji Syariah
Dapat terlihat pada Gambar 4.7 di atas, bahwa dari tahun ke tahun, NAB
periode penelitian. Hingga mencapai nilai tertinggi pada Desember 2012. Hal
hasil transformasi dari suatu model tidak linier menjadi model linier,
97
Variabel dependen yang digunakan yaitu Nilai Aktiva Bersih (NAB)
dalam bentuk ribuan rupiah, dan Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam
a. Uji Normalitas
ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan analisis grafik dan uji
Gambar 4.8
Histogram
Gambar 4.9
Grafik P-P Plot
99
3) Uji Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.10
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N 180
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .98876369
Most Extreme Differences Absolute .054
Positive .054
Negative -.041
Kolmogorov-Smirnov Z .718
Asymp. Sig. (2-tailed) .681
a. Test distribution is Normal.
sebesar 0,681 > 0,05 (Sig. > α). Hal itu berarti nilai residual
b. Uji Multikolinieritas
regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna diantara
variabel bebas atau tidak. Model regresi yang baik seharusnya tidak
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang
Tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF < 10, maka model dinyatakan
multikolinieritas:
100
Tabel 4.11
Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF
a
Coefficients
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Syariah (SBIS) sebesar 0,296, Inflasi sebesar 0,573, Kurs sebesar 0,839,
dan Jumlah Uang Beredar (JUB) sebesar 0,411. Sedangkan nilai VIF
variabel SBIS sebesar 3,378, Inflasi sebesar 1,746, Kurs sebesar 1,192,
dan JUB sebesar 2,435. Dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi
c. Uji Heteroskedastisitas
yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model
101
1) Analisis Grafik dengan Scatterplot
Gambar 4.10
Scatterplot
2) Metode Glejser
Tabel 4.12
Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Glejser
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.792 3.812 -.208 .836
LN_SBIS -.253 .165 -.207 -1.528 .128
LN_INFLASI .055 .070 .076 .776 .439
LN_KURS -.017 .312 -.004 -.055 .956
LN_JUB .089 .172 .060 .517 .606
a. Dependent Variable: ABRES
102
Berdasarkan output pada Coefficient dalam Tabel 4.12 di atas,
nilai alpha (Sig. > α). Nilai Sig. variabel SBIS terhadap absolut
residual sebesar 0,128 > 0,05, nilai Sig. variabel Inflasi terhadap
absolut residual sebesar 0,439 > 0,05, nilai Sig. variabel Kurs
terhadap absolut residual sebesar 0,956 > 0,05, dan nilai Sig.
d. Uji Autokorelasi
103
Tabel 4.13
Uji Durbin-Watson
b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .627 .393 .379 .56996 .166
a. Predictors: (Constant), LN_JUB, LN_KURS, LN_INFLASI, LN_SBIS
b. Dependent Variable: LN_NAB
2012:130):
ρ = 1 - d = 1 – 0,166 = 0,917
2 2
b. Nilai ρ diestimasi dengan Theil-Nagar d
104
Langkah Analisis:
dan Compute. Isikan pada target variabel Ut_1 dan isikan pada kotak
Res_1 (Ut) dan pada kotak independent isikan variabel Ut_1 (Lag
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .002 .017 .136 .892
Ut_1 .918 .030 .917 30.559 .000
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Metode Nilai ρ
Durbin-Watson d 0,917
Theil-Nagar d 0,918
Cochrane-Orcutt Step 1 0,918
persamaan regresi.
105
Langkah Analisis:
variabel X.
Tabel 4.14
Hasil Pengobatan Uji Durbin-Watson
b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .568 .323 .308 .22204 1.944
a. Predictors: (Constant), LN_JUBt@, LN_KURSt@, LN_SBISt@, LN_INFLASIt@
b. Dependent Variable: LN_NABt@
106
nilai Durbin-Watson. Pada persamaan awal nilai Durbin-Watson
autokorelasi.
2. Uji Hipotesis
a. Uji F
maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit.
dengan melihat nilai signifikansi (Sig. < 0,05 atau 5%). Jika nilai
signifikansi > 0,05 maka H1 ditolak, sebaliknya jika nilai signifikansi <
107
Tabel 4.15
Uji F
b
ANOVA
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
a
1 Regression 36.758 4 9.189 28.287 .000
Residual 56.850 175 .325
Total 93.608 179
a. Predictors: (Constant), LN_JUB, LN_KURS, LN_INFLASI, LN_SBIS
b. Dependent Variable:LN_NAB
0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima dan nilai Fhitung > Ftabel (28,287 >
2,420) dengan nilai F tabel df:α, (k-1), (n-k) atau 0,05, (5-1), (180-5) =
(SBIS), Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang Beredar secara
Syariah.
b. Uji t
108
variabel dependen. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.16
Uji t
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .616 .431 1.429 .155
LN_SBIS -.254 .278 -.065 -.912 .363
LN_INFLASI .002 .148 .001 .014 .989
LN_KURS -1.006 .501 -.129 -2.011 .046
LN_JUB 1.841 .245 .541 7.527 .000
a. Dependent Variable: LN_NAB
Hasil yang didapat pada tabel 4.16 di atas, variabel SBIS secara
besar dari α (0,363 > 0,05). Sedangkan nilai t hitung X1 = -0,912 dan
hitung > t tabel (-0,912 > -1,653). Maka H0 diterima sehingga dapat
Hasil yang didapat pada tabel 4.16 di atas, variabel inflasi secara
besar dari α (0,989 > 0,05). Sedangkan nilai t hitung X2 = 0,014 dan
hitung < t tabel (0,014 < 1,653). Maka H0 diterima sehingga dapat
109
disimpulkan bahwa variabel inflasi secara parsial tidak berpengaruh
Hasil yang didapat pada tabel 4.16 di atas, variabel kurs secara
hitung < t tabel (-2,011 < -1,653). Maka H0 ditolak dan Ha diterima
Hasil yang didapat pada tabel 4.16 di atas, variabel jumlah uang
lebih kecil dari α (0,000 < 0,05). Sedangkan nilai t hitung X4 = 7,527
dan t tabel sebesar 1,653 (df (n-k) 180 – 5 = 175, α = 0,05), sehingga
t hitung > t tabel (7,527 > 1,653). Maka H0 ditolak dan Ha diterima
110
Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah
(R2adj).
disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya penambahan variabel
Tabel 4.17
Uji Adjusted R Square (R2adj)
b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .627 .393 .379 .56996
a. Predictors: (Constant), LN_JUB, LN_KURS, LN_INFLASI, LN_SBIS
b. Dependent Variable: LN_NAB
Syariah (SBIS), Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang Beredar
111
37,9%. Sedangkan sisanya sebesar 62,1% (100% - 37,9%) dipengaruhi
ini misalnya seperti suku bunga deposito, suku bunga SBI, Produk
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah kuat karena
memiliki nilai lebih dari 0,5 (R > 0,5) atau 0,627 > 0,5.
tukar rupiah (Kurs), dan Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Nilai
Tabel 4.18
Analisis Regresi Linier Berganda
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .616 .431 1.429 .155
LN_SBIS -.254 .278 -.065 -.912 .363
LN_INFLASI .002 .148 .001 .014 .989
LN_KURS -1.006 .501 -.129 -2.011 .046
LN_JUB 1.841 .245 .541 7.527 .000
a. Dependent Variable: LN_NAB
112
Berdasarkan Tabel 4.18 di atas, maka diperoleh model persamaan
Keterangan:
1) Apabila X1, X2, X3, dan X4 bernilai 0, maka nilai Y adalah 0,616%.
113
D. Interpretasi
berikut:
Reksadana Syariah
signifikansi 0,363 > 0,05. Hal ini berarti menerima H0 atau menolak H1
Hal itu menunjukkan bahwa bank syariah lebih suka ekspansi pada
ekspansi pembiayaan bank syariah yang semakin baik. Hal tersebut secara
signifikansi 0,989 > 0,05. Hal ini berarti menerima H0 atau menolak H1
114
mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmi Hifdzia (2012)
syariah.
mempunyai nilai signifikansi 0,046 < 0,05. Hal ini berarti menerima H1
115
Fluktuasi nilai rupiah terhadap mata uang asing yang stabil akan
di luar negeri, terutama dalam hal persaingan harga. Apabila ini terjadi,
Syariah
mempunyai nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti menerima H1
116
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah uang beredar secara
penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ray dan
dan jasa akan naik (inflasi) mengakibatkan tingkat suku bunga deposito
saham.
117
BAB V
A. Kesimpulan
1. Hasil uji regresi ditemukan bahwa secara parsial variabel Sertifikat Bank
2. Hasil uji regresi juga ditemukan bahwa secara simultan variabel Sertifikat
Bank Indonesia Syariah, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang
B. Implikasi
1. Bagi Investor
syariah. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi pertimbangan bagi
118
2. Bagi Akademisi
Domestik Bruto (PDB), Suku Bunga SBI, Indeks Harga Saham Gabungan
3. Bagi Perusahaan
119
DAFTAR PUSTAKA
Elena, Delia dan Alexandru. “The Relationship Between Mutual Funds – Inflation
Rate and Benchmark Interest Rate. USA versus Romania”. Jurnal, Faculty of
Economics and Business Administration”, 2011.
Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. FEB UIN Jakarta, Jakarta,
2010.
Prantik, Ray dan Vina Vani. “Neural Network Models for Forecasting Mutual
Fund Net Asset Value”. Jurnal, National Institute of Management, Kolkata,
India & FORE School of Management, New Delhi, India, 2005.
Pratomo, Eko Priyo dan Ubaidillah Nugraha. “Reksa Dana Solusi Perencanaan
Investasi di Era Modern”. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005.
121
Rivai, Veithzal., Andria Permata Veithzal., & Ferry N. Idroes. “Bank and
Financial Institution Management Conventional & Sharia System”. PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007.
Sholihah, Annisa. “Analisis Pengaruh JII, SWBI, IHSG, dan Inflasi Terhadap
Kinerja Reksa Dana Syariah”. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
Sudarsono, Heri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Edisi 3”. Ekonisia,
Yogyakarta, 2008.
Suta, I Putu G.A. “Menuju Pasar Modal Modern”. Yayasan Sad Satria Bhakti,
Jakarta, 2000.
Virlandana, Reno dan Budi Hermana. “Hubungan Antara Reksa Dana Syariah,
Nisbah Bank Syariah dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia Pada Periode
Januari 2001-Desember 2004”. Jurnal Proceeding, Seminar Nasional
PESAT, 2005.
www.bapepam.go.id
www.bi.go.id
122
Lampiran 1: Daftar Reksadana Syariah (Januari 2008 s.d. Desember 2012)
1. Variabel Independen
a. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) (dalam persentase)
Tahun
Bulan 2008 2009 2010 2011 2012
Jan 0,496 0,792 0,538 0,507 0,407
Feb 0,505 0,728 0,534 0,558 0,318
Mar 0,527 0,684 0,523 0,560 0,319
Apr 0,666 0,633 0,517 0,598 0,327
Mei 0,693 0,604 0,525 0,613 0,353
Juni 0,728 0,579 0,522 0,613 0,360
Juli 0,769 0,559 0,553 0,606 0,372
Agust 0,773 0,548 0,553 0,564 0,378
Sept 0,809 0,540 0,553 0,523 0,389
Okt 0,915 0,541 0,531 0,481 0,396
Nov 0,937 0,539 0,535 0,435 0,398
Des 0,903 0,538 0,522 0,420 0,400
Total 8,720 7,286 6,403 6,478 4,417
125
Rata-rata 0,727 0,607 0,534 0,540 0,368
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
126
d. Jumlah Uang Beredar (M2) (dalam jutaan rupiah)
Tahun
Bulan 2008 2009 2010 2011 2012
Jan 1596565 1874145 2073860 2434679 2854978
Feb 1603750 1900208 2066481 2420191 2849796
Mar 1594390 1916752 2112083 2451357 2911920
Apr 1611691 1912623 2116024 2434478 2927259
Mei 1641733 1927070 2143234 2475286 2992057
Juni 1703381 1977533 2231144 2522784 3050355
Juli 1686050 1963180 2217589 2564556 3054836
Agust 1682811 1995294 2236460 2621346 3089011
Sept 1778139 2018031 2274955 2643331 3125533
Okt 1812490 2020829 2308175 2677787 3161726
Nov 1851023 2034489 2346801 2729538 3205129
Des 1895839 2141384 2469399 2877220 3304645
Total 20457862 23681538 26596205 30852553 36527245
Rata-rata 1704822 1973462 2216350 2571046 3043937
Sumber: Bank Indonesia
2. Variabel Dependen
Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah
(dalam miliar rupiah)
Reksa Dana Syariah Danareksa Reksadana Haji
BNP Paribas Pesona Syariah Syariah
Amanah Berimbang
Jan-08 210952095158 69076353146 40233157929
Feb-08 210791990572 71375750529 43257727445
Mar-08 188924939998 68872957496 48927855428
Apr-08 179428536655 66986338242 42594383810
Mei-08 187532948553 68830087271 47476774289
Juni-08 182541228494 67204819940 49774185217
Juli-08 155931091409 62277283359 50698330114
Agust-08 143361226363 58011389523 53708119197
Sept-08 118235171442 51076998974 48795998396
Okt-08 75711607861 39566895173 48400594783
Nov-08 78963185517 31755786092 48689461327
Des-08 84159485885 32534130204 49026035024
Jan-09 82953926472 32078695698 49406178967
Feb-09 83144514187 32681458432 49735408700
Mar-09 87155354959 34392502768 50229342611
Apr-09 108894210304 39965528608 50605627355
127
Mei-09 127254220370 45002616849 50877274508
Juni-09 133537170262 47595195568 51338240591
Juli-09 154632264009 54741019443 56872518423
Agust-09 154342029920 56021946859 56064215789
Sept-09 159650055343 58409575199 56613339925
Okt-09 142790512483 56002492402 55270856854
Nov-09 144020703381 53965981287 55859474285
Des-09 145878277104 43295971269 56850854356
Jan-10 135571427500 45828054759 56903022877
Feb-10 139956599936 47303541246 57772390108
Mar-10 136710661791 48231299268 59658881431
Apr-10 150563411832 55338415819 76368656476
Mei-10 151371435616 56755753723 80025085946
Juni-10 148654655266 59396411929 89334286757
Juli-10 152848378406 44030786913 124236111745
Agust-10 150648515848 43735601758 133371778637
Sept-10 155571558550 45320387499 144143363909
Okt-10 160507392266 47396923940 132274000699
Nov-10 162688944599 47947705092 133139665205
Des-10 184935965479 52084413515 125956212058
Jan-11 182882710777 51510799142 126119202220
Feb-11 199227199708 53553990299 112542263929
Mar-11 212641928704 56339293923 123419827277
Apr-11 227079818338 60158027292 123558277768
Mei-11 237550840987 70596049252 132586651143
Juni-11 242406966046 68027504745 145573875123
Juli-11 256503620017 73745689644 146356165868
Agust-11 247334775975 73481694792 149107445738
Sept-11 233798282988 70405970233 154012040292
Okt-11 255696563196 72090674606 178725500191
Nov-11 247406710244 70942731173 180598333345
Des-11 270175640383 69991035280 187304657902
Jan-12 276459250555 72295413271 194893985188
Feb-12 287038395295 69513007734 202571504785
Mar-12 314911501564 80028821514 182704429971
Apr-12 368709382041 91263362993 221261655031
Mei-12 382851578037 90294182150 240821653831
Juni-12 426594778035 93344284839 246150372035
Juli-12 466414969576 98321653594 256086652240
128
Agust-12 481987162954 112910507826 268294455553
Sept-12 561224465449 113438915129 265993400532
Okt-12 704785673640 122462892339 269399697382
Nov-12 936727987452 121787578404 296379407285
Des-12 1133138513529 127481094287 305905410464
Sumber: Bapepam
b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .627 .393 .379 .56996 .166
a. Predictors: (Constant), LN_JUB, LN_KURS, LN_INFLASI, LN_SBIS
b. Dependent Variable: LN_NAB
b
ANOVA
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
a
1 Regression 36.758 4 9.189 28.287 .000
Residual 56.850 175 .325
Total 93.608 179
a. Predictors: (Constant), LN_JUB, LN_KURS, LN_INFLASI, LN_SBIS
b. Dependent Variable:LN_NAB
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .616 .431 1.429 .155
LN_SBIS -.254 .278 -.065 -.912 .363
LN_INFLASI .002 .148 .001 .014 .989
LN_KURS -1.006 .501 -.129 -2.011 .046
LN_JUB 1.841 .245 .541 7.527 .000
a. Dependent Variable: LN_NAB
129
Lampiran 5: Uji Normalitas
130
Lampiran 6: Uji Multikolinieritas
a
Coefficients
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
131
Lampiran 8: Uji Heteroskedastisitas
132
Tabel Durbin-
Tabel Durbin-
Tabel Durbin-
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Titik Persentase Distribusi t (df = 41 80)
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Titik Persentase Distribusi t (df = 81 120)
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Titik Persentase Distribusi t (df = 121 160)
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Titik Persentase Distribusi t (df = 161 200)
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05