PENDAHULUAN
Hadist diatas menggambarkan tentang sikap toleransi nabi Muhammad terhadap penderita kusta
dimana ia tidak mengucilkan atau menjauhkan namun menunjukan sikap membangkitkan
kembali semangat dan kepercayaan diri penderita kusta. Dari perilaku Nabi yang secara tersirat
memberikan suntikan moral bagi penderita kusta diharapkan dengan terangkatnya moral
penderita, bisa membantu mereka dengan berbagai macam pengobatan serta merekapun punya
kemauan untuk sembuh serta berobat.
Dalam sebuah hikayat islam diceritakan juga bahwa suatu ketika Nabi Yunus pernah bertanya
kepada Malaikat Jibril, "Hai Jibril, tunjukkan padaku sosok manusia yang paling taat beribadah
di dunia ini !". Jibril menjawab seraya berisyarat dengan menunjukkan pada sosok laki laki yang
tangan, kaki serta pandangan matanya hilang akibat penyakit kusta (al-judzam). Meskipun dalam
keadaan demikian, ia tidak bosan bosan berucap: "Ya Tuhanku, Engkau telah memberikan
tangan, kaki dan kedua mata ini sebagai karunia dari-Mu. Dan kini telah Engkau hilangkan
semuanya, juga atas kehendakmu, namun masih Kau beri aku pengharapan kepada-Mu".
Ada banyak hal yang dapat dipelajari dari hikayat di atas salah satunya adalah mengajarkan para
penderita kusta bahwa sakit yang mereka alami pada hakikatnya adalah ujian dari Allah, S.W.T
yang tidak akan membuat mereka semakin lemah. Penyakit kusta justru menjadi salah satu jalan
untuk mendekatkan diri kepada pencipta, sebab Allah tidak mungkin menurunkan suatu penyakit
tanpa ada obatnya dan Allah tidak akan menguji seorang hamba diluar batas kemampuannya. Hal
ini penting untuk di edukasi ke masyarakat terutama kepada penderita kusta agar bisa menjalani
kehidupannya dengan semangat dan tanpa rasa malu bahkan menarik diri dari kehidupan sosial.
Sejak kemunculan penyakit kusta, islam telah menjelaskan tentang upaya-upaya pencegahan
kusta yang disebutkan dalam beberapa hadist. Yang pada intinya pencegahan tersebut dilakukan
dengan menjaga pola makan dan kebersihan diri serta lingkungan. Upaya pencegahan tersebut
antara lain adalah :
Hal paling sepele dan paling dini yang diajarkan Islam dalam mencegah terjadinya kusta adalah
mengkonsumsi garam. Dalam pesan Nabi kepada Sayidina Ali disebutkan:
"Mulailah makananmu dengan garam dan akhirilah (juga) dengan garam, maka kamu akan
dijauhkan dari tujuhpuluh macam dari beberapa macam cobaan. Dan termasuk diantaranya
kusta dan lepra"
Rasionalisasi dari sabda Nabi di atas adalah dimungkinkan karena garam sebagai salah satu
pendukung utama makanan pokok, mempunyai beberapa kandungan zat yang sangat berguna
untuk membentuk kekebalan tubuh maupun menetralisir proses tertentu di dalam tubuh yang
bermanfaat dalam pencegahan penyakit termasuk kusta.
ال تخللوا بعود الريحان وال الرمان فإنهما يحركان عرق الجذام
"Janganlah kamu menyela-nyelai (gigimu) dengan kayu tumbuhan raihan (tumbuhan berbau
harum) atau kayu pohon delima karena keduanya akan menggerakkan urat (saraf) dari kusta.
HR. Haytsamy
Dari keterangan tersebut Ibn Qudamah memberikan kriteria alat yang digunakan untuk ber-siwak
(gosok gigi), yakni halus lembut sekaligus mampu membersihkan gigi. Keterangan lain
menyebutkan :
" Memotong kuku dengan beberapa gigi adalah makruh dan akan mengakibatkan kusta"
(Zulkifli.2003)