Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

4.1. Pengendalian Proyek


Dalam pelaksanaan suatu proyek, suatu ketika dapat menyimpang
dari rencana, maka pengawasan dan pengendalian proyek sangat
diperlukan agar kejadian-kejadian yang menghambat tercapainya tujuan
proyek dapat segera diselesaikan dengan baik. Pengendalian (controlling)
adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standart yang sesuai
dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi,
membandingkan pelaksanaan dengan standart, menganalisis kemungkinan
adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standart, kemungkinan
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar sumber daya
digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
Pengendalian tersebut meliputi :
1. Pengendalian mutu
2. Pengendalian waktu
3. Pengendalian biaya

4.1.1. Pengandalian mutu


Bahan bangunan merupakan faktor yang sangat penting dan
menentukan dalam pembangunan gedung untuk mencapai kualitas struktur
yang memenuhi syarat keamanan, untuk itu dibutuhkan suatu persyaratan
dan pengawasan yang baik terhadap mutu bahan bangunan itu sendiri.
Selain pengawasan mutu bahan bangunan, juga perlu diperhitungkan
penempatan, penyimpanan dan penyediaan bahan. Hal ini untuk
menghidari penempatan bahan yang dapat mengganggu pekerjaan. Semua
bahan yang tiba di lapangan baru dapat digunakan, apabila telah mendapat
persetujuan dari pengawas lapangan. Suatu pekerjaan akan menghasilkan

30
31

hasil yang baik jika dilakukan oleh pekerja yang mempunyai keahlian
dibidang tersebut. Berikut contoh pengendalian mutu :
1. Mutu beton
Selama masa pelaksanaan mutu beton perlu diawasi dan diperiksa
secara berlanjut dengan cara membuat dan menerima benda uji yang
diambil dari campuran beton. Penggunaan beton pada proyek ini adalah
beton siap pakai (ready mix). Sebelum dipergunakan, terlebih dahulu
diadakan pengetesan dengan pengujian kekentalan adukan beton ke dalam
silinder untuk diperiksa kekuatan beton terhadap gaya tekan. Pengujian
yang dilakukan berupa uji slump dan pengambilan sampel yang dicetak di
beberapa silinder beton yang selanjutnya diuji di laboratorium.
2. Mutu baja
Pengendalian mutu baja, dimaksudkan agar baja memenuhi target
kekuatan. Besi beton yang digunakan dalam proyek ini adalah besi beton
dengan mutu fy = 400 MPa (BJTD 40) untuk semua ukuran. Sebelum
dikirim ke lapangan setiap ukuran dan jenis beton/baja tulangan harus
terlebih dahulu ditest di laboratorium.

4.1.2. Pengendalian waktu


Pada setiap pelaksanaan sebuah proyek, pihak kontraktor akan
berusaha melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time schedule yang telah
dibuat dan disetujui oleh pemberi tugas, pengawas dan kontraktor sendiri.
Akan tetapi sering kali terjadi keterlambatan pekerjaan yang disebabkan
oleh banyak hal, misalnya keterlambatan material, kesalahan pada gambar
rencana, cuaca buruk, kelalaian tenaga kerja dan lain sebagainya.
Adapun kegunaan dari time schedule antara lain :
1. Untuk mengkoordinasi semua kegiatan yang ada di lapangan mulai dari
tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian bagian-
bagian pekerjaan yang dilakukan oleh pemimpin pelaksana pekerjaan.
32

2. Sebagai pedoman kerja para pelaksana, terutama dalam kaitannya


dengan batas waktu yang tetap ditetapkan untuk masing-masing
pekerjaan.
3. Sebagai penilai kemajuan pekerjaan dalam hubungannya dengan
ketetapan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
4. Sebagai evaluasi hasil pekerjaan.
Terhitung sampai dengan tanggal 18 Maret 2018, Proyek Pembangunan
Gedung Pusat UST belum terjadi keterlambatan pekerjaan, justru
pekerjaan pada Proyek Pembangunan Gedung Pusat UST memiliki angka
plus kurang lebih sekitar 4%.

4.1.3. Pengendalian biaya


Anggaran atau biaya adalah suatu perkiraan yang disusun
berdasarkan informasi yang tersedia pada saat pembuatan anggaran. Ada
beberapa asumsi yang digunakan untuk merumuskan ketidakpastian yang
dihadapi proyek sehingga menjadi bagian dari anggaran proyek. Oleh
sebab itu, rencana proyek yang dibuat sebelum dimulai dan dituangkan
dalam Petunjuk Operasional (PO) haruslah memuat sifat:
1. Rencana proyek yang mengalami perubahan selama proyek itu berjalan.
2. Rencana proyek dapat menjadi landasan bersama semua pihak dalam
komunikasi mengenai proyek selama masa kerja proyek.
Dalam Proyek Pembangunan Gedung Pusat UST ini biaya yang
dianggarkan adalah Rp.65.000.000.000,00. Pengendalian biaya proyek ini
dilakukan dengan memeriksa apakah biaya yang sudah dikeluarkan sesuai
dengan kemajuan atau progres prestasi yang telah dicapai. Hal ini dapat
diketahui dengan melihat kurva S, kurva S secara grafis menyajikan
beberapa ukuran kemajuan komulatif pada suatu sumbu tegak, terhadap
waktu pada sumbu mendatar. Kurva S ini digambarkan pada suatu diagram
yang menunjukkan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Diagram ini disebut bar
chart. Jumlah biaya yang dikeluarkan dapat diukur menurut kemajuan
yang dicapai.
33

Dengan membandingkan kurva S aktual dengan kurva S rencana


dapat diketahui apakah pembiayaan proyek berjalan sesuai dengan rencana
atau tidak. Dari perbandingan kurva S aktual dan kurva S rencana akan
diperoleh kemungkinan:
1. Kurva S aktual berada dibawah kurva S rencana, ini berarti pelaksanaan
pekerjaan mengalami keterlambatan.
2. Kurva S aktual berhimpit dengan kurva S rencana, ini berarti
pelaksanaan pekerjaan tepat sesuai dengan pekerjaan.
3. Kurva S aktual berada diatas kurva S rencana, ini berarti pelaksanaan
pekerjaan lebih cepat dari rencana.

4.2. Pengamatan Pelaksanaan


Tahapan pelaksanaan pada Proyek Pembangunan Gedung Pusat
UST ini secara umum terdiri dari beberapa tahap yaitu persiapan,
pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, dan pekerjaan MEP (Mechanical
Electrical and Plumbing). Namun, tidak semua pekerjaan dapat
sepenuhnya diamati karena waktu pelaksanaan kerja praktik yang hanya
dua bulan. Selain itu pada saat pelaksanaan kerja praktik, pada Proyek
Pembangunan Gedung Pusat UST sudah sampai pengerjaan Pondasi
Telapak, Pembangunan Basement, Lantai 1, Lantai 2, dan Kolom Pelat
Lantai 3. Berikut adalah beberapa pekerjaan yang dapat diamati selama
pelaksanaan kerja praktek.

4.2.1. Pemasangan Scaffolding


Dalam proyek yang dilakukan, saat pengamatan pemasangan
Scaffolding dilakukan ketika saat mulai pembuatan Pelat Lantai 1. Dimana
ketika setelah melakukan pengecoran pelat lantai, scaffolding disini
digunakan untuk menyangga bekisting pelat lantai serta bekisting balok.
Scaffolding ini akan melakukan pelepasan ketika telah melalui 28 hari
karena berbarengan dengan pelepasan bekisting yang idealnya baru boleh
dilepas ketika kondisi pengecoran telah melawati masanya selama 28 hari
34

tersebut. Pemasangan scaffolding tersebut akan sama halnya dilakukan


ketika pelaksanaan pembuatan pelat lantai berikutnya.

4.2.2. Pemasangan Suri-suri


Pemasangan suri-suri dilakukan ketika telah melakukan
pemasangan scaffolding. Suri-suri yang akan dipasang tersebut dilakukan
terkhusus pada pekerjaan pembuatan balok induk dan balok anak, karena
ketika melakukan pekerjaan pada balok induk dan balok anak dibutuhkan
suri-suri sebagai penopang saat dilakukan pekerjaan penulangannya.

4.2.3. Pekerjaan Penulangan


Pekerjaan penulangan tidak hanya dilakukan ketika pembuatan
balok induk dan balok anak saja, namun juga pada pembuatan tangga,
kolom, serta pelat lantai.

Gambar 4.1 Pemasangan tulangan balok induk


Pada pengamatan pekerjaan, penganyaman tulangan dilakukan
setelah pekerjaan pemasangan scaffolding di lantai 1 sudah selesai, maka
akan dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan tulangan balok induk dan
juga balok anak. Untuk besi yang digunakan adalah D19 dengan BJTD 40.
35

4.2.3 Pekerjaan Bekisting


Apabila sebagian area sudah mencapai kedalaman yang ditentukan,
maka akan dilakukan pekerjaan pembuatan bekisting. Bekisting yang
digunakan untuk raft pondasi adalah bataco.

Gambar 4.2 Pekerjaan Bekisting


Pada pengerjaan bekisting selama pelaksanaan proyek hal yang
diamati yakni mulai dari pemasangan bekisting balok, bekisting kolom,
serta pemasangan bekisting tangga. Pemasangan bekisting dilakukan
ketika telah selesai melakukan pemasangan tulangan atau pembesian. Pada
pelaksanaan proyek ini bekisting yang dibuat adalah bekisting balok, pelat,
dan kolom.

4.2.4 Pengecoran
Setelah pekerjaan penulangan atau pembesian selesai maka akan
dilanjutkan dengan pengecoran. Sebelum melakukan pengecoran akan ada
pemasangan water stop pada area batasan yang ditentukan untuk
pengecoran, selain pemasangan water stop dilakukan juga pemasangan
kawat sebagai penahan pasta beton agar tidak keluar dari area pengecoran.
Beton yang digunakan untuk pengecoran adalah beton ready mix dengan
mutu K-450. Sebelum dilakukan pengecoran akan diadakan uji slump,
apabila hasil uji slump sudah sesuai dengan mutu yang sudah direncakan
36

maka pengecoran akan dilanjutkan. Pengecoran dilakukan menggunakan


Concrete Pump .

Anda mungkin juga menyukai