Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS KEKUATAN BATUAN DI DAERAH SUMBERAN,

KECAMATAN NGAWEN, KABUPATEN GUNUNG KIDUL SEBAGAI


BAHAN BANGUNAN

1. PENDAHULUAN
Daerah penelitian terletak di Daerah Sumberan, Kecamatan Ngawen,
Kabupaten Gunung Kidul, Daearh Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.
Desa Sumberan memeiliki litologi berupa tuf dan telah dilakukan
penambangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan tuf
di Desa Sumberan sesuai dengan kriteria yang ada.

2. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan cara pemetaan geologi Teknik skala 1 : 2000,
pengamatan petrologi, pengamatan pelapukan, serta analisis keteknikan
batuan. Nilai kuat tekan batuan berhubungan dengan nilai uji keteknikan
batuan, pengamatan petrologi batuan, serta pengamatan pelapukan batuan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam analisis petrologi terdapat dua macam struktur batuan yang berbeda
pada litologi yang sama, yaitu tuf dengan struktur masif dan tuf dengan
struktur perlapisan. Pada tuf dengan struktur masif, material hasil jatuhan
kemudian diendapkan dan terjadi litifikasi dengan pemiliahan ukuran butir
yang relative sama. Sedangkan pada tuf dengaan struktur perlapisan,
pemilihan ukuran butirnya tidak sama sehingga terjadi gradasi ukuran butir
antara tuf yang berukuran kasar dengan tuf yang berukuran halus.
Selanjutnya ditinjau dari sifat fisiknya, menurut Broto Diharjo (1982),
terdapat perbandingan yang digunakan dalam menganalisis hubungan
antara sifat fisik batuan dengan nilai kuat tekan batuan. Parameter itu
antaralain hubungan antara nilai porositas dengan nilai kuat tekan, dan nilai
densitas kering dengan nilai kuat tekan. Kedua parameter ini kemudian
dibedakan berdasarkan struktur primer pada batuan.
Perbandingan keduanya diperlihatkan seperti dalam grafik. Berdasarkan
perbandingan keduanya diketahui bahwa semakin besar nilai porositas dan nilai
densitas kering batuan maka nilai uji kuat tekan batuannya semakin rendah.
Selanjutnya berdasarkan klasifikasi nilai uji kuat tekan batuan menurut Binieawski
(1984), diketahui bahwa keduanya (tuf masif, dan tuf berlapis) memiliki nilai kuat
t ekan dikisaran 26 MPa, sehingga termasuk dalam kategori Medium Strong.
Terakhir diketahui bahwa nilai kuat tekan rata-rata batuan tuf berstruktur masif
sebesar 269,57975 kg/cm2 dan kuat tekan batuan tuf berstruktur perlapisan sebesar
263,93056 kg/cm2. Sehingga berdasarkan syarat mutu batu alam untuk bahan
bangunan (SNI 030394-1989), tuf didaerah penelitian dapat dimanfaatkan sebagai
batu hias atau tempel.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis petrologi batuan, diketahui bahwa tuf dengan struktur
masif memiliki kemampuan nilai kuat tekan yang sedikit lebih besar
dibandingkan tuf dengan struktur perlapisan. Hal ini dikarenakan tuf dengan
struktur masif memiliki ukuran butir yang relatif lebih seragam
dibandingankan dengan perlapisan. Lalu berdasarkan klasifikasi Binieawski
(1984), batuan didaerah penelitian masih layak untuk digunakan karena
masih termasuk dalam kategori Medium Strong. Kemudian berdasarkan
perbandingan sifat fisik dan nilai kuat tekan kedua jenis batuan, diketahui
bahwa semakin besar nilai porositas dan nilai densitas kering batuan maka
nilai uji kuat tekan batuannya semakin rendah. Terakhir berdasarkan SNI
030394-1989 tentang syarat mutu batu alam, batuan didaerah penelitian
dapat dimanfaatkan sebagai batu hias atau tempel.

Anda mungkin juga menyukai