Anda di halaman 1dari 86

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM
MEMPEROLEH GELAR SARJANA AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DIAJUKAN OLEH

HERDYAN BIMO PRAKOSO


NIM: 041113173

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

PENGARUH AUDIT TENURE,KONDISI KEUAI\IGAII PERUSAHAAII,


KUALITAS AUDIT DAI\I PERTI]MBUHAN PERUSAIIAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPIM AUDIT GOING CONCERN

DIA.TUKAN OLEII
IIERDYAN BIMO PRAKOSO
llIM:041113173

TELAH DISETUJUI DA}t DITERIMA DENGA}i BAIK OLEH:


DOSEN PEMBIMBING,

q-f^ -1"
Dr. H. Zaepal Fanani. SE.. MSA.. Ak.. CA rAlrccAl.9'or

KETUA PROGRAM STT'DI,

p 'l/f
- ?,otr
Drs. AGUS WIDODO lVL. M.Si.. Ak. CMd TANGGAL.. a

il

d
H-'

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, HERDYAN BIMO PRAKOSO
KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

PERNYATAAN ORISINALMAS SKRIPSI

Saya, (Herdyan Bimo Prakoso, 041113173), menyatakan bahwa:

L Skripsi saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri, dan
bukan hasil karya orang lain dengan mengatas namakan saya, serta bukan
merupakan hasil peniruan atau penjiplakan (plagiarism) dari karya orang
lain. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik
baik di Universitas Airlangga, maupun di perguruan tinggr lainnya.
Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dengan disebutkan rurma pengarang dan
dicanturnkan dalam daftar kepustakaan.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila
dikemudian hari terdapat penylmpangan dan ketidakbenaran dalam
pernyakan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa
pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis Skripsi ini, serta

sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku di


Universitas Airlangga.

surabaya, 14.. f .!!!..Xf.

Herdyan Bimo Prakoso


MM.: 041113173

IV

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, HERDYAN BIMO PRAKOSO
KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh audit

tenure, kondisi keuangan perusahaan, kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan

terhadap penirimaan opini audit going concern pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di BEI Periode 2009 – 2013”. Skripsi ini disusun dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program S1 Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan,

arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan kali

ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Muslich Anshori, SE., M.Sc., Ak., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

2. Drs. Agus Widodo M., M.Si., Ak., CMA., selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

3. Dr. H. Zaenal Fanani, SE., MSA., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing dan

Dosen Wali yang senantiasa meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi serta

memberikan arahan pada tiap semester.

4. Dr. H. Widi Hidayat, SE., Msi., Ak., selaku dosen wali yang telah

memberikan nasihat, bimbingan dan doa selama penulis menempuh

perkuliahan.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

5. Seluruh dosen, staff dan karyawan Departemen Akuntansi Universitas

Airlangga yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama

menimba ilmu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

6. Kedua orang tua penulis, Almarhum Hery Rostyanto dan Diah

Nuratnasari. Terimakasih atas segala pengorbanan yang tidak akan pernah

setara dibalas dengan balasan apapun. Penulis dedikasikan skripsi ini dan

perjuangan selama masa studi untuk mereka, orang tua tercinta yang tidak

pernah lelah memberikan doa, materi, semangat, kasih sayang dan

kesabaran yang terhingga untuk menyelesaikan tulisan skripsi ini.

7. Adik kandung penulis, Herdyan Ratih Pramesthi. Terimakasih atas segala

dukungan selama ini. Semoga dapat segera menyelesaikan kuliahnya

dengan baik

8. Keluarga besar di Surabaya khususnya Eyang yang dengan sabar merawat

saya selama di Surabaya dan yang selalu mendoakan serta menanyakan

terselesaikannya skripsi ini, terimakasih sudah bersedia menemani dari

awal penulisan hingga akhir serta menghibur apabila saya sudah mulai

lelah.

9. Teman-teman sejak SMA-Agung, Ipang, Faishal, Firman yang sudah

memberi semangat dan motivasi agar penulisan skripsi ini cepat selesai

10. Keluarga magang KAP JCS-Mbak Lina, Mbak Ika, Faizal, Pradita, Nitami

dan Arif yang sudah memberikan semangat dan doa. Terimakasih juga

telah memberikan saya pengalaman kerja maupun pengalaman hidup yang

tak ternilai.

vi

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

11. Teman-teman kuliah dan liburan khususnya geng ‘ganteng mah bebas’-

Batak, Angga, Ucup, Tama, Apoy, Fahmi, Dodi, Ninis, Vivi, Dina.

Terimakasih buat kalian yang tidak pernah menyerah menemani saya.

Semoga sukses buat kalian semua.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dan dukungannya. Semoga kebaikan kalian dibalas

oleh Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan

dan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, oleh karena itu kritik dan saran

sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai

tambahan informasi dan wacana bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surabaya, ....................

Penulis

vii

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

ABSTRAK

Pada saat ini, auditor mulai diminta pertanggungjawabannya untuk


mengungkapkan informasi yang tidak terbatas pada hal-hal yang ditampakkan
dalam laporan keuangan, tetap auditor juga harus mengungkapkan informasi
seperti eksistensi dan kontinuitas entitas perusahaan. Auditor diharapkan tidak
hanya memeriksa laporan keuangan saja, tetapi juga dapat memberikan prediksi
dan menilai kemampuan entitas perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan
usahanya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh audit
tenure, kondisi keuangan perusahaan, kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan
terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI pada tahun 2009 – 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Populasi yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun
2009 – 2013. Sampel penelitian ini adalah 82 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI pada tahun 2009 – 2013 dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan opini audit going concern. Sementara audit tenure, kualitas
audit dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern

Kata Kunci: audit tenure, kondisi keuangan, kualitas audit, pertumbuhan


perusahan, going concern.

viii

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

ABSTRACT

Nowadays, auditor’s responsibility to disclose the information about the


entity was not only things revealed in the financial statement, but also must
disclose information such as the existence and continuity of an entity. Auditor was
expected to not only examine the financial statement, but also can predict and
appraise entity’s ability to continues his existence. This research aimed is to
acknowledge the effect of audit tenure, financial condition, audit quality and
company’s growth against the acceptance of going concern audit opinion on
manufacture companies registered in Indonesia Stock Exchange during 2009 –
2013. Qualitative methods are used throughout this research. Population used for
this research is manufacture companies registered in Indonesia Stock Exchange
during 2009 – 2013. 82 companies are taken for the sampling in this research
using purposive sampling. Logistic regression is used to analyze the data. The
result showed that financial conditions are significantly affect the going concern
audit opinion. Whereas audit tenure,audit quality and company’s growth have no
affect with the going concern audit opinion.

Keywords: audit tenure, financial conditions, audit quality, company’s growth,


going concern.

ix

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI............................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........................... iv

KATA PENGANTAR....................................................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

ABSTRACT....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 8

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 9

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 9

1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 12

2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 12

2.1.1 Teori Agensi ........................................................................................... 12

2.1.2 Teori Sinyal . ........................................................................................... 14

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

2.1.3 Teori Atribusi .......................................................................................... 15

2.1.4 Going Concern ........................................................................................ 16

2.1.5 Faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going

concern .................................................................................................... 18

2.1.5.1 Audit Tenure..................................................................................... 19

2.1.5.2 Kondisi Keuangan Perusahaan ........................................................ 20

2.1.5.3 Kualitas Audit ................................................................................. 21

2.1.5.4 Pertumbuhan Perusahaan ................................................................ 22

2.2 Penelitian Sebelumnya.................................................................................... 23

2.3 Pengembangan Hipotesis ................................................................................ 26

2.1.5.1 Audit Tenure terhadap penerimaan opini going concern ..................... 26

2.1.5.2 Kondisi Keuangan Perusahaan terhadap penerimaan opini going

Concern ............................................................................................... 28

2.1.5.3 Kualitas Audit terhadap penerimaan opini going concern ................... 29

2.1.5.4 Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Going

Concern............................................................................................... 31

2.4 Kerangka Konseptual...................................................................................... 32

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 34

3.1 Pendekatan Penelitian ..................................................................................... 34

3.2 Identifikasi Variabel........................................................................................ 34

3.2.1 Variabel Dependen. ................................................................................. 34

3.2.2 Variabel Independen................................................................................ 35

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.............................................. 35

3.3.1 Definisi Operasional Variabel Dependen................................................ 35

3.3.2 Definisi Operasional Variabel Independen.. ........................................... 36

xi

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

3.4 Jenis dan Sumber Data.................................................................................... 42

3.5 Prosedur Pengumpulan Data........................................................................... 42

3.5.1 Populasi. .................................................................................................. 42

3.5.2 Sampel.. ................................................................................................... 42

3.6 Teknik Analisis ............................................................................................... 44

3.6.1 Statistik Deskriptif................................................................................... 44

3.6.2 Analisis Regresi Logistik ........................................................................ 45

3.6.2.1 Menilai Kelayakan Regresi.............................................................. 46

3.6.2.1 Uji Akurasi Model ........................................................................... 46

3.6.2.1 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)............................ 46

3.6.3 Pengujian Hipotesis. ................................................................................ 47

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 51

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian............................................................................... 51

4.2 Pengujian Asumsi Dasar ................................................................................. 53

4.2.1 Uji Kelayakan Model. ............................................................................. 53

4.2.2 Uji Akurasi Model................................................................................... 54

4.2.3 Uji Keseluruhan Model (Overall Model fit)............................................ 55

4.3 Analisis Model dan Pegujian Hipotesis .......................................................... 56

4.3.1 Analisis Regresi Logistik ........................................................................ 57

4.2.2 Pengujian Hipotesis ................................................................................. 59

4.4 Pembahasan Hipotesis .................................................................................... 62

4.4.1 Pengaruh Audit Tenure terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern ........................................................................................ 62

4.4.2 Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini

Audit Going Concern .............................................................................. 63

xii

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

4.4.3 Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern ........................................................................................ 64

4.4.4 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini

Audit Going Concern .............................................................................. 64

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ................................ 66

5.1 Simpulan ......................................................................................................... 66

5.2 Keterbatasan.................................................................................................... 68

5.3 Saran ............................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 70

LAMPIRAN

xiii

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Titik Cut-off Model Z Score .................................................... 40

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Tahun 2009-2013....................................................... 42

Tabel 3.3 Kerangka Sampel .................................................................................. 43

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Audit Tenure, Kondisi Keuangan dan

Pertumbuhan Perusahaan...................................................................... 49

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Opini Going Concern dan Kualitas Audit ............. 53

Tabel 4.3 Hasil Uji Kecocokan Model Hosmer-Lemeshow.................................. 54

Tabel 4.4 Hasil Uji Akurasi Model....................................................................... 55

Tabel 4.5 Hasil Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit)............................... 56

Tabel 4.6 Hasil Uji Model Regresi ....................................................................... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji-t ............................................................................................. 59

Tabel 4.8 Hasil Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ........................... 61

xiv

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ..................................................................... 33

xv

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan...............................................................

Lampiran 2 Ringkasan Penelitian Terdahulu......................................................

Lampiran 3 Hasil Tabulasi..................................................................................

Lampiran 4 Hasil Uji Statistik Deskriptif ...........................................................

Lampiran 5 Hasil Analisis Regresi .....................................................................

xvi

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.1 Latar Belakang

Setelah terjadinya krisis moneter dan krisis ekonomi dan politik pada

pertengahan tahun 1997 sampai sekarang, menyebabkan dampak yang sangat

berpengaruh terhadap berkembangnya dunia bisnis di Indonesia. Terjadi

keterpurukan pada perekonomian yang menyebabkan banyak perusahaan yang

gulung tikar dan tidak bisa meneruskan kelangsungan usahanya. Tidak hanya

perusahaan berukuran kecil yang mengalami kebangkrutan, namun perusahaan

berukuran besar pun banyak yang akhirnya tidak dapat melanjutkan usahanya.

Akibat dari kondisi ekonomi yang buruk tersebut mengakibatkan makin

meningkatnya penerimaan opini Qualified Going Concern dan Disclaimer untuk

penugasan tahun 1998. Auditor tidak dapat lagi hanya mengandalkan pandangan

manajemen bahwa segalanya dalam kondisi yang baik. Penilaian going concern

lebih difokuskan pada kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usaha serta

operasinya dalam jangka waktu 12 bulan ke depan. Untuk mengambil kesimpulan

apakah perusahaan akan mendapatkan opini audit going concern atau tidak,

auditor harus melakukan evaluasi secara kritis terhadap rencana-rencana yang

dilakukan oleh manajemen (Noverio, 2011).

Saat kondisi ekonomi mengalami ketidakpastian, auditor diharapkan dapat

memberikan early warning akan kegagalan keuangan perusahaan (Januarti, 2009).

Oleh karena itu, investor sangat mengandalkan peran auditor dalam memberikan

informasi laporan keuangan yang tepat dan akurat (Fanny & Saputra, 2005).

1
SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO
KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
2

Auditor juga memiliki tanggungjawab untuk memberikan nilai apakah ada

kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu kurang dari satu

tahun sejak tanggal laporan audit (SPAP, 2001). Auditor harus mengungkapkan

secara jelas apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan

hidupnya dalam jangka waktu setahun kemudian setelah pelaporan (Januarti,

2009).

Peraturan Pemerintah No.64 Tahun 1999 menyatakan bahwa untuk

meningkatkan efisiensi dan daya saing perekonomian nasional, maka sangat

dibutuhkan fasilitas yang memudahkan untuk memperoleh informasi keuangan

tahunan perusahaan. Informasi keuangan dapat digunakan oleh masyarakat

khususnya investor sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat. Informasi

keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh

perusahaan. laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai

posisi dan kinerja keuangan serta arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian

besar pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi (PSAK, 2009).

Laporan keuangan yang disusun harus dapat dengan mudah dipahami, relevan,

andal, konsisten serta dapat diperbandingkan sehingga informasi yang dihasilkan

dapat menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya.

Laporan keuangan merupakan sarana komunikasi yang dimanfaatkan

perusahaan untuk menyampaikan informasi kepada pihak yang berkepentingan

seperti investor. Sebagai sarana komunikasi, laporan keuangan digunakan oleh

pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar untuk melihat kondisi perusahaan.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
3

Oleh karena itu diperlukankan pihak independen yaitu auditor yang memiliki

tugas untuk menilai keandalan serta kewajaran dari laporan keuangan perusahaan.

Penilaian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bukti apakah laporan

keuangan telah menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya, sehingga

pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan yang tepat.

Auditor memiliki peran yang sangat penting sebagai penghubung antara

kepentingan investor sebagai pemakai laporan keuangan dan kepentingan

perusahaan sebagai penyedia laporan keuangan. Investor dan pemakai laporan

keuangan lainnya akan lebih mudah percaya pada data-data perusahaan apabila

laporan keuangan yang menggambarkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan

telah menerims pernyataan wajar dari auditor. Auditor mengungkapkan

pernytaannya melalui opini audit, opini wajar tanpa pengecualian dari auditor

memberi kepastian angka-angka akuntansi dalam laporan keuangan yang telah

diaudit bebas dari salah saji material. Auditor memiliki peran diperlukan untuk

mencegah disajikannya laporan keuangan yang menyesatkan. Dengan

menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor, para pemakai

laporan keuangan dapat mengambil keputusan dengan benar dan tepat sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya (Noverio, 2011).

Opini audit going concern merupakan opini audit yang diterbitkan oleh

auditor untuk memberi kepastian apakah perusahaan dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001). Auditor melakukan penilaian terhadap

perusahaan sebelum mengambil keputusan apakah terdapat keraguan atas

kelangsungan usaha suatu perusahaan. Auditor membutuhkan bermacam

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
4

informasi tentang kondisi perusahaan dalam memberikan penilaian tentang ada

atau tidaknya keraguan besar terhadap kemampuan entitas dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas. Jika

auditor yakin bahwa terdapat keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan, maka

auditor perlu mencari berbagai informasi mengenai rencana manajemen untuk

mengurangi dampak dari ketidakmampuan perusahaan tersebut (Sari, 2012).

Selain itu, auditor juga harus mempertimbangkan bagaimana perusahaan

melaksanakan rencana manajemen sehingga keraguan atas kelangsungan hidup

perusahaan dapat diminimalisir. Jika auditor tidak menemukan adanya keraguan

atas kondisi entitas dalam menjalankan dan mempertahankan kelangsungan

usahanya, maka auditor akan memberikan opini audit non going concern.

Penelitian mengenai penerimaan opini audit going concern yang

dipengaruhi oleh faktor-faktor baik internal (auditee) maupun eksternal (auditor)

telah dilakukan oleh beberapa peneliti lain sebelumnya yaitu Setyarno et al.

(2006), Knechel and Vanstraelen (2007), Praptitorini and Januarti (2007), Ryu

and Roh (2007), Haron et al. (2009), Lennox (2009), Kartika (2012), Foroghi

(2012), Ardiani et al. (2012), Arsianto and Rahardjo (2013),

Motivasi penelitan ini adalah karena adanya perbedaan atau inkonsistensi

berkenaan dengan hasil yang didapatkan oleh masing-masing peneliti terdahulu

sehingga memotivasi penulis untuk mengadakan penelitian. Adapun variabel yang

memiliki ketidakkonsistenan hasil antara lain: audit tenure, kondisi finansial

perusahaan, kualitas audit, dan pertumbuhan perusahaan.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
5

Variabel audit tenure dipilih karena banyaknya masalah yang muncul

ketika perikatan audit antara auditor dengan klien terlalu lama. Semakin lama

hubungan auditor dengan klien dikhawatirkan dapat menyebabkan independensi

auditor semakin berkurang. Penurunan independensi auditor dapat terjadi karena

disebabkan oleh hubungan perikatan yang terjalin cukup lama antara auditor

dengan klien. Independensi auditor akan mempengaruhi tingkat kualitas audit

yang dihasilkan. Tingkat kualitas audit dapat dinilai dari opini audit going

concern yang diterbitkan oleh auditor. Di dalam penelitian Ardiani et al. (2012)

tidak ditemukannya pengaruh audit tenure terhadap penerimaan opini audit going

concern. hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa independensi auditor tidak

berpengaruh dengan lamanya perikatan yang terjadi antara auditor dengan

kliennya. Auditor akan tetap memberikan opini audit going concern kepada

perusahaan yang memiliki keraguan dalam kemampuannya untuk

mempertahankan kelangsungan hidup usaha tanpa memedulikan kehilangan fee

audit yang akan diterima di masa mendatang. Namun penelitian Arsianto and

Rahardjo (2013) memiliki hasil yang menyatakan bahwa audit tenure memiliki

pengaruh negatif yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

Artinya bahwa perusahaan yang memiliki masa perikatan dengan auditor yang

cukup lama akan memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk menerima opini

audit going concern. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang memiliki perikatan

yang lama dengan auditor akan mengurangi kemungkinan untuk mendapatkan

opini audit going concern.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
6

Selanjutnya variabel kondisi finansial dipilih karena ketika suatu

perusahaan mengalami permasalahan keuangan (financial distress), kegiatan

operasional perusahaan akan mengalami gangguan yang akan menyebabkan

dampak pada tingginya tingkat risiko yang dihadapi entitas dalam

mempertahankan kelangsungan hidup usahanya di masa yang akan datang, hal ini

akan mempengaruhi opini audit yang dikeluarkan oleh auditor. Hasil penelitian

Ardiani et al. (2012) Kondisi Keuangan tidak berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern. Kondisi keuangan yang tinggi atau baik tidak

menjamin bahwa entitas akan terhindar dari penerimaan opini audit going

concern, karena auditor akan lebih mempercayai hasil auditnya untuk

memberikan opini audit going concern maupun opini audit non going concern.

Namun penelitian Setyarno et al. (2006) memiliki hasil bahwa kondisi keuangan

perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap kemungkinan penerimaan opini

audit going concern. Auditor hampir tidak pernah memberikan opini going

concern pada entitas yang tidak mengalami kondisi keuangan yang sulit (financial

distress). Pernyataan tersebut berbeda dengan Kartika (2012), dalam penelitiannya

menyatakan bahwa Kondisi Keuangan tidak memiliki pengaruh terhadap

penerimaan opini audit going concern. Auditor biasanya akan mempertimbangkan

kondisi keuangan ketika memberikan opini audit going concern.

Variabel ketiga yang digunakan adalah kualitas audit. Auditor memiliki

tanggungjawab untuk memberikan informasi dengan kualitas tinggi yang akan

bermanfaat untuk pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para pengguna

laporan keuangan. Auditor yang mempunyai kualitas baik cenderung akan

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
7

memberikan opini audit going concern jika klien mengalami masalah mengenai

kelangsungan usahanya. Dalam hal ini Ukuran Kantor Akuntan Publik akan

menjadi proksi dalam menilai kualitas audit. Di dalam penelitian Setyarno et al.

(2006) dapat disimpulkan bahwa kualitas audit tidak memiliki pengaruh terhadap

opini audit going concern. Walaupun variabel kualitas audit tidak berpengaruh

signifikan tetapi tanda dari nilai koefisiennya telah sesuai dengan hipotesis yang

diajukan (positif). Hasil ini diperkuat oleh Kartika (2012) yang menyebutkan

bahwa reputasi sebuah Kantor Akuntan Publik tidak mempengaruhi besar

kecilnya kemungkinan KAP tersebut untuk mengeluarkan opini audit going

concern. Namun berbeda dengan hasil penelitian dari Praptitorini and Januarti

(2007) menunjukan bahwa Ukuran KAP memiliki pengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern. KAP yang memiliki kualitas lebih tinggi cenderung

akan memberikan opini audit going concern apabila terdapat masalah pada klien

dalam melanjutakan usahanya.

Variabel lain yang dipilih adalah pertumbuhan perusahaan. Penjualan

yang terus meningkat dari tahun ke tahun akan memberi peluang perusahaan

untuk memperoleh peningkatan laba. Semakin tinggi rasio pertumbuhan

penjualan perusahaan maka akan semakin kecil probilitas auditor untuk

memberikan opini audit going concern. Hasil Penelitian Kartika (2012)

perusahaan yang mempunyai rasio pertumbuhan penjualan yang negatif

menunujukkan bahwa entitas tersebut tidak dapat mempertahankan kondisi

ekonominya dan kemungkinan tidak dapat mempertahankan kelangsungan

hidupnya. Berbeda dengan hasil penelitian dari Setyarno et al. (2006) yang

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
8

menunjukan bahwa rasio pertumbuhan perusahaan tidak memiliki pengaruh

terhadap opini audit going concern. Rasio pertumbuhan penjualan yang positif

belum bisa menjamin perusahaan untuk tidak menerima opini audit going

concern.

Berdasarkan pada uraian di atas maka permasalahan yang akan diteliti

apakah kondisi finansial perusahaan, audit tenure, kualitas audit dan pertumbuhan

perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Adanya

berbagai kasus penerimaan opini audit going concern yang tidak tepat pada suatu

perusahaan dan banyaknya hasil penelitian yang berbeda-beda dari setiap

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, maka penulis tertarik

melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang diprediksi akan mempengaruhi

penerimaan opini audit going concern dalam suatu perusahaan dengan judul

“Pengaruh Audit Tenure, Kondisi Keuangan Perusahaan, Kualitas Audit,

dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern” pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2009-2013.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah audit tenure, kondisi

keuangan perusahaan, kualitas audit, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh

terhadap penerimaan opini audit going concern?”

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
9

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah “Menganalisis pengaruh audit

tenure, kondisi keuangan perusahaan, kualitas audit, dan pertumbuhan perusahaan

terhadap penerimaan opini audit going concern”.

1.4. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai sarana

maupun media pengembangan teori untuk menambah ilmu pengetahuan di

bidang akuntansi yang secara teoritis berkaitan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan opini audit going concern.

2. Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah memberikan informasi kepada

perusahaan, auditor, dan investor mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

penerimaan opini audit going concern sehingga dapat menjadi dasar maupun

bahan pertimbangan dalam memilih auditor yang mempunyai kualitas tinggi,

selain itu bagi auditor dapat menjadi acuan dan dasar dalam menilai kualitas

mereka sehingga mereka dapat menjaga kualitas audit mereka untuk

mempertahankan daya saing di masa mendatang, serta bagi para investor untuk

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam melukan investasi

yang tepat.

3. Akademisi

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
10

Manfaat penelitian ini bagi akademisi adalah untuk memberi deskripsi

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going

concern dan juga sebagai referensi bagi peneliti lain untuk mengembangkan

penelitian dengan topik yang sama.

1.5. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam skripsi ini akan dibagi dalam lima bab dengan

sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB 1: PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan mengenai hal-hal yang memotivasi

peneliti untuk melakukan penelitian yang berisi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

serta sistematika penulisan.

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis memaparkan beberapa landasan teoritis yaitu

teori agensi (agency theory), teori signal (signaling theory), teori

atribusi (attribution theory), opini audit going concern, audit

tenure, kondisi keuangan perusahaan, kualitas audit, dan

pertumbuhan perusahaan serta beberapa penelitian terdahulu yang

pernah dilakukan oleh peneliti lain. Bab ini juga menguraikan

kerangka berpikir, dan kerangka konseptual yang menggambarkan

alur penulisan penelitian ini serta hipotesis penelitian

BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
11

Bab ini memaparkan pendekatan penelitian yang digunakan oleh

peneliti yakni kuantitatif, terdapat pula identifikasi variabel,

definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, prosedur

pengumpulan data, serta teknik analisis yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu menggunakan analisis jalur yang disertai

dengan analisis deskriptif, pengujian model, dan pengujian

hipotesis.

BAB 4: HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan inti penelitian secara keseluruhan yang

menguraikan tentang deskripsi setiap variabel, analisis model,

pembuktian hipotesis, deskripsi hasil penelitian menggunakan

SPSS dan diskusi mengenai hasil penelitian.

BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai hipotesis yang telah disampaikan

sebelumnya dan kesimpulan yang ditarik dari penelitian yang telah

dilakukan serta keterbatasan maupun saran–saran yang dapat

diberikan untuk penelitian lebih lanjut.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Teori Agensi

Dalam penelitiannya, Januarti (2009) menjelaskan hubungan keagenan

didalam teori agensi (agency theory) bahwa entitas merupakan sekumpulan

kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya (principal) dan manajer

(agent) sebagai pihak yang mengatur penggunaan dan sebagai pengendali sumber

daya. Pihak principal memberi wewenang kepada agent untuk menyelenggarakan

kegiatan operasional perusahaan, hal ini menyebabkan agent mempunyai lebih

banyak informasi dibandingkan principal. Ketimpangan informasi seperti ini

disebut asimetri informasi. Salah satu informasi yang dimiliki oleh manajer ialah

informasi keuangan perusahaan yang diungkapkan berdasarkan pada laporan

keuangan perusahaan.

Principal (shareholders) menuntut pertanggungjawaban dari agent

(manajemen) melalui informasi keuangan yang dilaporkan oleh perusahaan.

Pelaporan informasi keuangan memiiki 2 tujuan utama. Pertama, menyediakan

informasi dari manajer ke pihak ketiga. Kedua, meminimalkan asimetri informasi

yang terjadi antara pihak internal perusahaan dengan pihak eksternal perusahaan.

Asimetri informasi akan menyebabkan pihak ketiga dalam hal ini adalah auditor

untuk memeriksa dan memberikan assurance pada laporan keuangan perusahaan

(Hangoluan, 2014).

12
SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO
KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
13

Dalam hubungannya dengan penerimaan opini audit going concern, pihak

agent (manajemen) memiliki tanggungjawab untuk menjalankan perusahaan dan

menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawabannya.

Informasi yang ada pada perusahaan lebih banyak diketahui oleh agent

dibandingkan pemilik karena agent mempunyai kewajiban untuk melakukan

kegiatan operasional perusahaan. Baik pihak principal maupun agent diasumsikan

orang yang rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Agent

mungkin akan ragu-ragu untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharapkan

oleh pemilik perusahaan, hal ini menyebabkan adanya kecenderungan untuk

memanipulasi laporan keuangan. Oleh karena itu diperlukan pihak ketiga yang

bersikap independen yaitu auditor.

Auditor harus memiliki kemampuan untuk menghubungkan kepentingan

pemilik (principal) dan pihak agent (manajemen) dalam melakukan pengawasan

terhadap kinerja manajemen. Auditor memiliki tugas dalam memberikan jasa

untuk menilai laporan keuangan yang disediakan oleh agent tentang wajar atau

tidaknya laporan keuangan tersebut. Auditor juga harus mengungkapkan

permasalahan going concern yang dihadapi perusahaan. Apabila auditor memiliki

keraguan pada kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan

usahanya, auditor harus memberikan opini atas perusahaan tersebut. Opini yang

dikeluarkan auditor harus memiliki kualitas tinggi yang ditandai dengan semakin

objektif dan transparan informasi keuangan perusahaan.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
14

2.1.2 Teori Signaling

Dalam penelitian Parasetya (2011), signaling theory menjelaskan tentang

bagaimana seharusnya sebuah entitas memberikan sinyal kepada pengguna

laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi yang berisi hal apa saja yang sudah

dilakukan oleh manajemen untuk mewujudkan keinginan pemilik. Sinyal dapat

berbentuk promosi atau informasi lain yang menjelaskan bahwa perusahaan

tersebut mempunyai nilai lebih daripada perusahaan lain. Teori sinyal

mengungkapkan bahwa pemberian sinyal yang dilakukan oleh manajer memiliki

tujuan untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi

melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi

konservatisme yang menghasilkan laba yang memiliki kualitas lebih baik karena

prinsip ini mencegah perusahaan untuk melakukan tindakan memperbesar laba

dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva

yang tidak overstate. Integritas informasi laporan keuangan yang mencerminkan

nilai perusahaan merupakan sinyal positif yang dapat memberi pengaruh pada

opini investor dan kreditor atau pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan.

Informasi yang diterbitkan oleh pihak manajemen akan memberikan sinyal

bagi investor dan kreditur yang berguna untuk mengambil keputusan (Dewayanto,

2011). Pada saat informasi telah disajikan kepada publik, pelaku pasar akan

menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut untuk mengetahui

apakah sinyal terebut baik atau buruk. Pengungkapan informasi-informasi tersebut

adalah salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara

principal dan agent.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
15

Teori signalling memberikan kencenderungan bahwa perusahaan akan

memilih auditor yang memiliki kualitas tinggi untuk mengungkapkan kinerja

mereka. Menurut Noverio (2011) menyatakan bahwa manajer yang bersikap

rasional tidak akan memilih auditor berkualitas tinggi dan membayar fee yang

tinggi apabilia karakteristik perusahaan sedang tidak baik. Argument ini

diasumsikan dengan anggapan bahwa auditor yang memiliki kualitas tinggi akan

mampu mendeteksi karakteristik perusahaan yang tidak baik dan

menyampaikannya kepada publik.

2.1.3 Teori Atribusi (Attribution Theory)

Sebuah Konsep yang mengacu tentang ketepatan dalam pemberian opini

audit merujuk pada teori akuntansi keprilakuan, yakni teori atribusi. Teori atribusi

adalah teori yang memberi penjelasan tentang perilaku seseorang dan mengacu

pada bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku pada orang lain atau

diri sendiri (Hangoluan, 2014). Perilaku seseorang dapat disebabkan oleh dua

faktor yaitu, kekuatan yang bersifat internal dan eksternal. Perilaku yang

ditimbulkam oleh kekuatan yang bersifat internal tersebut dipercaya berasal dari

dalam pribadi individu itu sendiri. Contoh dari kekuatan internal adalah

pengetahuan, kemampuan dan usaha, sedangkan perilaku yang berasal dari

kekuatan yang bersifat eksternal merupakan hasil dari tekanan pada situasi atau

keadaan tertentu yang memaksa mereka melakukan suatu perbuatan sedangkan

contoh dari kekuatan eksternal dapat berupa lingkungan dan kesempatan

(Hangoluan, 2014).

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
16

Dalam menentukan suatu perilaku disebabkan sifat internal atau eksternal

pada teori atribusi, (Hangoluan, 2014) menjelaskan terdapat tiga peran perilaku :

a. Perbedaan (Distinctiveness)

Perbedaan (distinctiveness) didasari pada tindakan yang sama dalam berbagai

keadaan pada seseorang.

b. Konsensus (Consensus)

Konsensus (consensus) membandingkan perilaku satu individu dengan individu

lain pada situasi yang sama. Jika setiap individu menghadapi situasi yang sama

dan menanggapi situasi tersebut dengan cara yang sama, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa perilaku tersebut menunjukkan konsensus.

c. Konsistensi (Consistency)

Konsistensi (consistency) merupakan tindakan yang dilakukan berulang sepanjang

waktu. Seperti dengan penjelasan diatas, pengaruh tentng perilaku seseorang

inilah yang dapat membuat seorang auditor bertindak secara independen atau

tidak dalam tugasnya memberikan opini audit pada suatu perusahaan.

Kecenderungan pemberian opini audit pada perusahaan bisa saja dipengaruhi oleh

kekuatan internal dari auditor itu sendiri, misalnya pengetahuan terhadap situasi

dan kondisi yang terjadi pada entitas yang menyebabkan auditor memberikan

opini tertentu pada laporan keuangan perusahaan. Sedangkan kekuatan eksternal

bagi auditor dapat berupa tekanan atau tuntutan dari pihak-pihak yang memiliki

kepentingan terhadap perusahaan tersebut.

2.1.4 Going Concern

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
17

Going concern adalah suatu pernyataan yang menyatakan bahwa kesatuan

usaha akan menjalankan terus operasinya dalam jangka waktu yang cukup lama

untuk merealisasikan tujuan, tanggung jawab serta kegiatannya yang tidak

berhenti (Noverio, 2011). Dengan adanya going concern maka suatu badan usaha

dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu

panjang, tidak akan dilikuidasi (untuk perusahaan perbankan) dalam jangka waktu

pendek.

Going concern digunakan sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan

selama tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan.

Biasanya informasi yang dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan

hidup suatu usaha yaitu berhubungan dengan ketidakmampuan suatu usaha dalam

memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo dengan tidak melakukan penjualan

sejumlah aktiva kepada pihak eksternal.

Auditor bertanggungjawab untuk melakukan evaluasi pada kelangsungan

hidup perusahaan dalam setiap pekerjaannya (Ramadhany, 2004). Auditor harus

memutuskan apakah mereka yakin bahwa perusahaan klien akan bisa bertahan di

masa yang akan datang (Januarti, 2009). Keragu-raguan yang tinggi mengenai

kemampuan suatu perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

(going concern) adalah keadaan yang mewajibkan auditor untuk menambahkan

paragraf penjelas (atau bahasa penjelas lainnya) dalam laporan audit, walaupun

tidak memberikan pengaruh pada pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified

opinion), yang dinyatakan oleh auditor (PSAK, 2009).

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
18

Beberapa faktor yang mengakibatkan ketidakpastian mengenai

kelangsungan hidup (Santosa & Wedari, 2007) yaitu:

a. Kerugian usaha dalam jumlah besar yang terjadi secara berulang atau

kekurangan modal kerja.

b. Ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.

c. Kehilangan pelanggan utama, terjadinya bencana yang tidak diasuransikan

seperti gempa bumi atau banjir atau terjadi masalah yang tidak biasa.

d. Perkara pengadilan, gugatan hukum atau masalah serupa yang telah terjadi dan

masalah dapat membahayakan kemampuan perusahaan untuk beroperasi.

Menurut IPSA (Interprestasi Pernyataan Standar Auditing) tentang

“Laporan Auditor Independen tentang Dampak Memburuknya Kondisi Ekonomi

Indonesia Terhadap Kelangsungan Hidup Entitas” maka auditor perlu

mempertimbangkan 3 hal sebagai berikut :

1) Keharusan auditor untuk memberi saran bagi kliennya untuk mengungkapkan

dampak kondisi ekonomi tersebut terhadap kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan perusahaannya.

2) Pengungkapan peristiwa kemudian yang mungkin akan timbul sebagai dampak

kondisi ekonomi tersebut.

3) Modifikasi laporan audit bentuk baku jika kondisi ekonomi yang buruk

tersebut berdampak terhadap kemampuan perusahaan untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya.

2.1.5 Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
19

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going

concerm dalam penelitian ini telah dilakukan dalam beberapa penelitian terdahulu,

tetapi tidak semua faktor dari peneletian yang pernah dilakukan digunakan

sebagai variabel pada penelitian ini. Dalam penelitian ini ada 4 faktor yang

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern:

2.1.5.1 Audit Tenure

Audit tenure adalah masa perikatan dari Kantor Akuntan Publik (KAP)

dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Peraturan yang mengatur tentang

audit tenure telah dijelaskan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 yaitu masa perikatan untuk sebuah

Kantor Akuntan Publik (KAP) paling lama 5 tahun berturut-turut.

Adanya kewajiban rotasi auditor bagi klien dapat menimbulkan dampak

baik maupun dampak buruk. Rotasi auditor dapat meningkatkan kualitas audit dan

independensi auditor dengan cara mengurangi pengaruh klien terhadap auditor.

Kurangnya pengaruh klien terhadap auditor memungkinkan terjadinya risiko

kehilangan klien jika auditor tidak menyetujui pilihan pelaporan keuangan yang

diinginkan manajer (Astria, 2011).

Masalah yang timbul akibat lamanya audit tenure adalah masalah

independensi auditor. Pada bulan Juli 2003, Federasi Akuntan Internasional

(IFAC) mengeluarkan suatu dokumen Rebuilding Public Confidence in Financial

Reporting, dimana IFAC menganggap kekerabatan antara auditor dengan klien

sebagai suatu ancaman bagi independensi auditor (Astria, 2011). Perhatian IFAC

yang utama adalah kekerabatan yang berlebihan itu dapat mengakibatkan keragu-

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
20

raguan atau kepuasan auditor untuk menghadapi tantangan sewajarnya. Dengan

demikian, untuk mengurangi tingkatan keragu-raguan diperlukan suatu audit yang

efektif (Astria, 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Knechel and Vanstraelen (2007)

menunjukkan bahwa auditor dengan masa perikatan yang lama akan mengurangi

independensi dari auditor tersebut dan mengakibatkan perusahaan tersebut akan

dapat menghindari pemberian opini audit going concern. Hasil ini diperkuat oleh

penelitian Arsianto and Rahardjo (2013) memiliki hasil bahwa audit tenure

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going

concern. Artinya bahwa perusahaan yang memiliki masa perikatan dengan Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang semakin lama akan mendapatkan kemungkinan yang

lebih kecil untuk menerima opini audit going concern. Hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan dengan lama perikatan yang panjang dengan Kantor Akuntan

Publik (KAP) akan mengurangi kemungkinan penerimaan opini audit going

concern.

2.1.5.2 Kondisi Keuangan Perusahaan

Kondisi keuangan perusahaan adalah interpretasi tingkat kesehatan

perusahaan yang sesungguhnya (Ramadhany, 2004). Kelangsungan hidup suatu

perusahaan akan selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam

mengelola perusahaan agar dapat tetap beroperasi. Ketika suatu entitas mengalami

masalah pada keuangannya (financial distress), kegiatan operasional perusahaan

akan mengalami gangguan yang akhirnya dapat mengakibatkan tingginya risiko

yang dihadapi perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
21

masa mendatang, hal ini akan berpengaruh pada opini audit yang diberikan oleh

auditor. Jika perusahaan tidak mengalami masalah keuangan maka auditor akan

lebih cenderung tidak mengeluarkan opini audit going concern (Ramadhany,

2004).

Di dalam penelitiannya, Fanny and Saputra (2005) menemukan bahwa

model prediksi kebangkrutan yang digunakan dan dikembangkan oleh Altman

mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit. Penelitian yang dilakukan oleh

Setyarno et al. (2006) juga memperoleh bukti bahwa model prediksi kebangkrutan

yang dikembangkan oleh Altman berpengaruh terhadap penerimaan opini audit

going concern. Auditor cenderung tidak pernah mengeluarkan opini going

concern pada perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan (financial

distress) (Setyarno et al., 2006). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang

terancam bangkrut berpeluang mendapatkan opini audit going concern dari

auditor. Sampai dengan saat ini, model Z Score ini masih lebih banyak digunakan

oleh para peneliti, praktisi, serta para akademisi di bidang akuntansi dibandingkan

model prediksi kebangkrutan lainnya (Fanny & Saputra, 2005).

2.1.5.3 Kualitas Audit

DI dalam penelitiannya, De Angelo (1981) menyatakan bahwa kualitas

audit adalah kemungkinan seorang auditor untuk menemukan kesalahan atau

pelanggaran sistem akuntansi klien-nya berdasarkan standar atau kriteria yang

berlaku. De Angelo (1981) berpendapat bahwa dengan semakin independennya

auditor, maka kemungkinan untuk ditemukannya kesalahan atau pelanggaran itu

akan semakin besar. Setyarno et al. (2006) berpendapat bahwa untuk mendeteksi

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
22

kesalahan atau pelanggaran tersebut, ada dua hal yang berpengaruh, yakni peluang

dalam menemukan suatu kesalahan, dan juga kemauan atau keinginan dari auditor

untuk mengungkapkan kesalahan atau pelanggaran yang terjadi. Kemungkinan

untuk mendeteksi kesalahan tersebut disebut harus didukung oleh kapabilitas

auditor dan keinginan auditor untuk mengungkap ketidakwajaran laporan

keuangan harus didukung oleh sikap independensi dari auditor itu sendiri.

Salah satu indikator yang dipercaya publik terkait kualitas audit suatu

KAP adalah reputasi/nama besar KAP tersebut di masyarakat. Salah satu pencetus

pertama penggunaan ukuran KAP sebagai proksi utama dalam mengukur kualitas

audit adalah De Angelo (1981). Penelitian De Angelo (1981) berhasil

mengungkap adanya hubungan yang positif antara kualitas audit dengan ukuran

KAP. Diperkuat dengan hasil penelitian dari Praptitorini and Januarti (2007) yang

menunjukan bahwa Ukuran KAP memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini

audit going concern. KAP yang memiliki kualitas lebih tinggi cenderung akan

mengeluarkan opini audit going concern apabila terdapat masalah kelangsungan

usaha pada klien.

2.1.5.4 Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan adalah kekuatan perusahaan dalam industrian

mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan

usahanya (Kartika, 2012). Pertumbuhan perusahaan dapat terlihat dari seberapa

baik perusahaan mempertahankan posisi dan kegiatan ekonominya dalam industri

(Setyarno et al., 2006). Perusahaan yang memilki pertumbuhan laba yang tinggi

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
23

berpotensi untuk memiliki laporan sewajarnya, sehingga kecenderungan untuk

mendapatkan opini yang baik akan lebih tinggi.

Petronela (2004) menyatakan bahwa perusahaan dengan negative growth

memiliki potensi yang lebih besar mengalami kebangkrutan sehingga perusahaan

yang memiliki laba tinggi tidak akan mengalami kebangkrutan. Karena

kebangkrutan merupakan salah satu acuan bagi auditor untuk memberikan opini

audit going concern, maka perusahaan yang mengalami pertumbuhan perusahaan

yang negatif akan makin tinggi kecenderungan untuk menerima opini going

concern. Hal ini diperkuat oleh hasil Penelitian Kartika (2012) yang menyatakan

perusahaan yang mempunyai rasio pertumbuhan penjualan yang negatif

mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut tidak dapat mempertahankan posisi

ekonominya dan berpotensi tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan mengenai opini audit

going concern adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Kartika (2012) menguji tentang pengaruh kondisi keuangan,

kualitas audit, dan opinion shopping, opini audit tahun sebelumnya dan

pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2009 dengan menggunakan

regresi logistik menunjukan bahwa kondisi keuangan, kualitas audit, dan

opinion shopping tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern

sedangkan opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan

berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
24

2. Penelitian Praptitorini and Januarti (2007) menguji tentang kualitas audit, debt

default, dan opinion shopping terhadap opini audit going concern pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode1997-2002 dengan

menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa debt default dan kualitas

audit berpengaruh pada opini audit going concern. Sedangkan opinion

shopping tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern

3. Penelitian Setyarno et al. (2006) menguji tentang kualitas audit, kondisi

keuangan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan terhadap

opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

periode 2000-2004 dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan

kondisi keuangan dan laporan audit tahun sebelumnya berpengaruh pada opini

audit going concern. Sedangkan kualiatas audit dan pertumbuhan perusahaan

tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern

4. Penelitian Arsianto and Rahardjo (2013) menguji reputasi KAP, disclosure,

audit tenure, ukuran perusahaan dan opini audit tahun lalu terhadap opini

audit going concern pada perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia tahun 2007-2011 dengan menggunakan regresi logistik

menunukkan bahwa audit tenure, ukuran perusahaan dan opini audit tahun

lalu berpengaruh terhadap opini audit going concern. Sedangkan reputasi KAP

dan disclosure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going

concern.

5. Penelitian Ardiani et al. (2012) menguji audit tenure, disclosure, ukuran KAP,

debt default, opinion shopping, dan kondisi keuangan terhadap opini audit

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
25

going concern pada perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2009-2011dengan menggunakan regresi logistik

menunjukkan bahwa disclosure, Ukuran KAP, dan default debt memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap opini audit going concern. Sementara

faktor yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit

going concern adalah audit tenure, opinion shopping dan kondisi keuangan.

6. Penelitian Foroghi (2012) menguji ukuran kantor akuntan publik terhadap

ketepatan pelaporan going concern pada perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Tehran dengan menggunakan multivariat regresi logistik menunjukkan

ukuran KAP yang berukuran besar tidak memiliki ketepatan yang lebih baik

dibandingkan dengan KAP yang berukuran kecil.

7. Penelitian Knechel and Vanstraelen (2007) menguji audit tenure terhadap

opini audit going concern pada perusahaan yang mengalami financial distress

di belgia menggunakan regesi logistik menunjukkan independensi auditor

tidak berkurang walaupun mengalami masa perikatan yang lama.

8. Penelitan Lennox (2009) menguji independensi auditor dan opinion shopping

terhadap opini going concern pada perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek

London dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan audit fees,

auditor size, auditor-client tenures tidak signifikan mempengaruhi opini going

concern.

9. Penelitian Haron et al. (2009) menguji indikator keuangan, bukti-bukti, dan

pengungkapan terhadap opini going concern pada perusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan analisis multivariatif

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
26

menunjukkan keputusan auditor didasarkan pada 3 hal yaitu indikator

keuangan, bukti-bukti, dan pengungkapan.

10. Penelitian Ryu and Roh (2007) menguji ukuran KAP terhadap opini going

concern pada perusahaan yang mengalami financial distress pada tahun 1997-

1999 dengan menggunakan regresi binary logit menunjukkan ukuran KAP

yang berukuran besar tidak memiliki ketepatan yang lebih baik dibandingkan

dengan KAP yang berukuran kecil.

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Audit Tenure Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Teori agensi menjelaskan bahwa agent diberikan wewenang oleh principal

untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi kepentingan perusahaan. Oleh

karena unit analisis dalam teori agensi adalah keterikatan yang mendasari

hubungan antara principal dan agent, maka diperlukan adanya keterikatan yang

efisien sebagai dasar dari hubungan antara principal dan agent tersebut. Principal

memberi motivasi kepada agent dengan merancang suatu keterikatan yang dapat

mengatur dan mengelola kepentingan pihak-pihak yang terkait. Keterikatan

dikatakan efisien ketika agent dan principal memiliki informasi yang sama,

artinya memiliki kualitas dan kuantitas informasi yang simetris sehingga tidak ada

informasi yang tersembunyi yang digunakan untuk kepentingan masing-masing

pihak.

Dalam usaha mengatasi masalah asimetri informasi yang timbul antara

principal dan agent, pihak principal melakukan pengawasan pada agent dengan

menugaskan pihak ketiga yaitu auditor. Auditor bertugas untuk mengevaluasi dan

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
27

memberikan opini atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh manajemen

sebagai pengelolaa perusahaan.

Masalah timbul ketika perikatan antara auditor dengan klien terlalu lama.

Semakin lama hubungan auditor dengan klien akan mengalami kecenderungan

semakin berkurangnya independensi auditor. Penurunan independensi auditor

dapat disebabkan hubungan perikatan yang terjalin lama antara auditor dengan

klien. Independensi auditor akan memiliki pengaruh pada tingkat kualitas audit

yang diberikan. Tingkat kualitas audit dapat diukur dari opini audit going concern

yang diberikan oleh auditor

Menurut Januarti (2009), semakin lama hubungan klien dengan auditor

dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat independensi yang dimiliki auditor

dalam memberikan opininya, sehingga peluang untuk memberikan opini audit

going concern juga semakin kecil. Selain itu ketika keterikatan antara auditor

dengan klien telah terjalin cukup lama maka akan menimbulkan pemahaman lebih

atas kondisi perusahaan yang menyebabkan auditor akan lebih mudah dalam

mendeteksi dan mengungkap masalah going concern. Ardiani et al. (2012) juga

menjelaskan bahwa audit tenure memiliki pengaruh negatif yang signifikan

terhadap penerimaan opini audit going concern. Semakin lama hubungan auditor

dengan klien, maka semakin kecil peluang perusahaan untuk menerima opini

audit going concern.

H1 : Semakin lama audit tenure maka semakin kecil kemungkinan terjadinya

penerimaan opini going concern.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
28

2.3.2 Kondisi Keuangan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Going

Concern

Kelangsungan hidup suatu perusahaan pasti dihubungkan dengan

kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan agar dapat bertahan.

Ketika suatu perusahaan mengalami masalah keuangan (financial distress),

kegiatan operasional perusahaan akan mengalami gangguan yang pada akhirnya

dapat mempengaruhi tingginya risiko yang dihadapi perusahaan dalam

mempertahankan kelangsungan hidupya di masa yang akan datang, hal ini akan

berdampak pada opini audit yang diberikan oleh auditor. Jika perusahaan tidak

mengalami masalah keuangan (financial distress) maka auditor akan cenderung

tidak mengeluarkan opini audit going concern (Ramadhany, 2004).

Kartika (2012) mengungkapkan bahwa auditor cenderung tidak pernah

memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang tidak mengalami

masalah keuangan (financial distress). Auditor lebih cenderung mengeluarkan

opini audit going concern ketika kemungkinan kebangkrutan berada diatas 28

persen dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan Zmijeski. Setyarno et

al. (2006) mengungkapkan bahwa semakin buruk kondisi keuangan perusahaan

maka semakin besar kemungkinan perusahaan menerima opini audit going

concern.

H2: Semakin baik kondisi keuangan perusahaan maka semakin kecil kemungkinan

terjadinya penerimaan opini going concern.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
29

2.3.3 Kualitas Audit Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Perusahaan (klien) akan memilih kantor akuntan publik yang memiliki

kredibilitas dan kualitas yang tinggi untuk meningkatkan keandalan laporan

keuangan yang berguna bagi pemakai laporan keuangan. Reputasi kantor akuntan

publik merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat

kepercayaan publik terhadap independensi auditor. Auditor memiliki insentif

mempertahankan independensi untuk melindungi reputasi mereka, dengan

demikian mereka akan berusaha untuk memberikan kualitas audit yang baik.

Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu

self-interest maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai pihak yang

menengahi hubungan antara principal dan agent sangat diperlukan, dalam hal ini

adalah auditor independen.

Stevanus (2013) memiliki dua perspektif tentang bagaimana faktor

reputasi kantor akuntan publik dapat mempengaruhi kualitas audit. Perspektif

pertama yaitu perspektif ketergantungan ekonomi (economic dependence

perspective). Kantor akuntan publik yang berukuran kecil lebih peduli kepada

kepentingan ekonomi kliennya, dibandingkan dengan resiko kegagalan audit.

Kantor akuntan publik yang berukuran kecil lebih cenderung berkompromi

terhadap kualitas audit karena KAP tersebut memiliki ketergantungan ekonomi

terhadap klien tertentu. Kantor akuntan publik yang berukuran besar cenderung

tidak bergantung kepada klien tertentu karena tingkat ketergantungan secara

ekonomi lebih kecil dibandingkan kantor akuntan publik yang berukuran kecil.

Kantor akuntan publik yang berukuran besar cenderung kurang merespon tekanan

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
30

dari klien untuk memperlancar pelaporan dan cenderung tidak mau berkompromi

atas kualitas audit. Dalam situasi seperti tersebut, terdapat hubungan positif antara

ukuran kantor akuntan publik dan kualitas audit. Perspektif kedua yaitu perspektif

keseragaman kualitas (uniform quality perspective). Perspektif ini melihat bahwa

auditor berukuran besar seperti kantor akuntan publiik Big 4 memiliki tanggung

jawab untuk memberikan jasa audit dengan kualitas yang sama dengan kantor-

kantor lokal (afiliasi) dengan ukuran yang berbeda dan berlokasi di berbagai

macam wilayah dan negara.

Auditor harus meminimalkan resiko-resiko yang dapat membuat reputasi

mereka terancam, salah satunya dalam pemberian opini audit going concern

kepada klien. Keputusan pemberian opini audit going concern dipengaruhi oleh

independensi auditor terhadap klien. Auditor yang tidak ingin kehilangan reputasi

yang mereka miliki akan memilih untuk tetap menjaga independensi mereka,

sehingga akan memutuskan memberikan opini going concern apabila terdapat

keraguan terhadap kelangsungan hidup perusahaan.

Stevanus (2013) juga mengungkapkan bahwa auditor yang memiliki

reputasi akan memberikan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan

auditor yang tidak memiliki reputasi. Hal tersebut menjadi sesuatu yang harus

menjadi perhatian auditor, karena apabila publik mendeteksi adanya kecurangan

pada perusahaan klien yang tidak diungkapkan oleh auditor, maka hal tersebut

dapat merusak reputasi mereka. Klien biasanya memiliki pandangan bahwa KAP

berukuran besar dan memiliki afiliasi dengan KAP internasional memiliki kualitas

audit yang jauh lebih baik dibandingkan dengan KAP yang berukuran kecil.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
31

Penelitian Setyarno et al. (2006) menyatakan bahwa auditor dengan skala

besar memiliki usaha yang lebih untuk menghindari kerusakan reputasi

dibandingkan pada auditor skala dengan kecil. Auditor dengan skala besar juga

lebih berpotensi untuk mendeteksi dan mengungkapkan masalah-masalah yang

ada karena mereka lebih kuat menghadapi resiko proses pengadilan. Pendapat

tersebut menjelaskan bahwa auditor dengan skala besar cenderung atau memiliki

dorongan yang lebih untuk melaporkan masalah kelangsungan hidup kliennya

dibandingkan dengan auditor skala kecil. Praptitorini and Januarti (2007)

mengungkapkan bahwa Ukuran KAP memiliki pengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern. KAP yang memiliki kualitas lebih tinggi lebih

berpotensi mengeluarkan opini audit going concern apabila terdapat masalah

kelangsungan usaha pada kliennya.

H3: Semakin baik kualitas audit maka semakin besar kemungkinan terjadinya

penerimaan opini going concern.

2.3.4 Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Going

Concern

Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan rasio

pertumbuhan penjualan. Rasio ini mengukur dan minghitung seberapa baik

perusahaan mempertahankan posisi ekonominya dalam industrinya dan didalam

kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Setyarno et al., 2006). Penjualan

merupakan kegiatan operasi utama perusahaan. Perusahaan yang mempunyai

rasio pertumbuhan penjualan yang positif memiliki potensi bahwa perusahaan

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
32

dapat mempertahankan posisi ekonominya dan lebih dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya (going concern).

Penjualan yang meningkat secara terus-menerus dari tahun ke tahun akan

memberi kemungkinan perusahaan untuk memperoleh peningkatan.laba. Semakin

tinggi rasio pertumbuhan penjualan perusahaan, maka akan semakin kecil

kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit going concern. Menurut

Kartika (2012), rasio pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh negatif yang

signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Perusahaan yang

mempunyai rasio pertumbuhan penjualan yang negatif memiliki peluang bahwa

perusahaan tersebut tidak dapat mempertahankan posisi ekonominya dan

kemungkinan tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

H4: Semakin baik pertumbuhan perusahaan maka semakin kecil kemungkinan

terjadinya penerimaan opini going concern.

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan gambaran hubungan sebab akibat antara

variabel independen dan variabel dependen. Berdasarkan latar belakang dan

tinjauan pustaka yang membangun konsep setiap variabel penelitian ini, maka

dapat disajikan kerangka konseptual pada gambar sebagai berikut :

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
33

Gambar 2.1

Kerangka konseptual

‫ܪ‬ଵ= Audit Tenure (-)

‫ܪ‬ଶ= Kondisi Finansial


Perusahaan (-) Penerimaan Opini
Audit Going
Concern
‫ܪ‬ଷ= Kualitas Audit (+)

‫ܪ‬ସ= Pertumbuhan
Perusahaan (-)

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian dalam skripsi ini menggunakan pendeketan kuantitaif

dengan pengujian hipotesis. Metode penelitian kuantitatif adalah metode

penelitian yang berdasarkan filsafat positivisme digunakan untuk meneliti

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat statistik atau kuantitatif, bertujuan untuk menguji

hipotesis yang telah dirumuskan (Ghozali, 2006).

Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini pada pengujian hipotesis

memiliki hubungan kausal yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat yang

dimana variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Variabel-

variabel yang akan diteliti adalah audit tenure, kondisi keuangan perusahaan,

kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel independen yang

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern sebagai variabel

dependen.

3.2 Identifikasi Variabel

3.2.1. Variabel Dependen

Variabel dependen biasa disebut dengan variabel terikat yang merupakan

variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas

(Ghozali, 2006). Variabel dependen di dalam penelitian ini adalah penerimaan

opini audit going concern. Variabel opini audit going concern dilambangkan

dengan OGC

34
SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO
KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
35

3.2.2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

menyebabkan perubahan variabel yang lain (Ghozali, 2006). Terdapat 4 (empat)

variabel independen dalam penelitian ini, yaitu :

1. Audit Tenure (TEN)

2. Kondisi keuangan perusahaan (ZSCORE)

3. Kualitas audit (KAP)

4. Pertumbuhan perusahaan (GROWTH)

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini definisi operasional dibagi menjadi 2 (dua) kelompok

yaitu definisi operasional variabel dependen dan definisi operasional variabel

independen. Berikut ini adalah pengukuran masing-masing variabel dalam

penelitian ini:

3.3.1 Definisi Operasional Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penerimaan opini going concern. Opini audit modifikasi mengenai going concern

merupakan opini audit yang dalam pertimbangan auditor terdapat

ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas kelangsungan hidup

perusahaan dalam menjalankan operasinya pada kurun waktu yang pantas, tidak

lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (SPAP,

2011). Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Opini going

concern (GCO) diberi angka 1 sedangkan opini audit non going concern (NGCO)

diberi angka 0.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
36

3.3.2 Definisi Operasional Variabel Independen

1. Audit Tenure

Audit client tenure adalah jumlah tahun dimana KAP menjalankan

perikatan audit pada perusahaan yang sama (Hangoluan, 2014). Ketika auditor

memiliki keterikatan yang lama dengan kliennya, akan membuat auditor secara

tidak langsung lebih memahami kondisi keuangan yang dihadapi klien dan lebih

cenderung untuk dapat mendeteksi masalah kelangsungan usaha yang terdapat

pada perusahaan klien tersebut (Hangoluan, 2014). Perikatan audit yang lama juga

dapat menyebabkan auditor kehilangan independensinya dan dapat menyebabkan

auditor tidak memberikan opini audit going concern. Cara pengukuran variabel

audit client tenure adalah dengan menghitung jumlah tahun perikatan audit antara

auditor dengan klien (auditee).

2. Kondisi Keuangan

Kondisi keuangan perusahaan adalah suatu tampilan atau gambaran secara

utuh atas keuangan perusahaan selama periode atau kurun waktu tertentu

(Hangoluan, 2014). Kondisi keuangan merupakan intepretasi atas kinerja sebuah

perusahaan. Media yang digunakan untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan

adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba

rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan posisi

keuangan. Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan dan memberi

penjelasan tentang tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya. Semakin buruk

atau terganggu kondisi perusahaan maka akan semakin besar kemungkinan

peusahaan untuk menerima opini audit going concern (Kartika, 2012).

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
37

Kondisi keuangan dapat dihitung dan diukur dengan menggunakan model

prediksi kebangkrutan revised Altman, yang terkenal dengan istilah Z score yang

merupakan suatu formula atau rumus yang dikembangkan oleh Altman untuk

mendeteksi kebangkrutan perusahaan pada beberapa periode sebelum terjadinya

kebangkrutan. Revisi yang dilakukan oleh Altman merupakan penyesuaian yang

dilakukan agar model prediksi kebangkrutan tidak hanya untuk perusahaan

manufaktur yang go public melainkan juga dapat diaplikasikan untuk perusahaan

di sektor swasta. Formulanya adalah sebagai berikut:

Z’= 0.717Z1 + 0.847Z2 + 3.107Z3 + 0.42Z4 + 0.998Z5

Dimana :

Z1 = working capital/total assets

Z2 = retained earnings/total assets

Z3 = earnings before interest and taxes/total assets

Z4 = book value of equity/book value of debt

Z5 = sales/total sales

Nilai Z diperoleh dengan menghitung kelima rasio tersebut berdasarkan

data pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dikalikan dengan

koefisien masing-masing rasio kemudian dijumlahkan dengan hasilnya. Z score

yang dikembangkan Altman ini dapat digunakan untuk menentukan

kecenderungan kebangkrutan dan juga sebagai ukuran dari seluruh kinerja

keuangan perusahaan. Z score ini adalah formula yang sangat menarik karena

keandalannya sebagai alat analisis dengan tanpa memperhatikan bagaimana

ukuran perusahaan. Meskipun kondisi sebuah perusahaan sangat baik, tetapi jika Z

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
38

score mulai turun dengan tajam, maka mengindikasikan adanya indikasi

kebangkrutan.

Definisi dari kelima rasio yang dikembangkan Altman tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Net Working Capital to Total Assets

Rasio ini menjelaskan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal

kerja bersih dari keseluruhan total aset yang dimilikinya. Rasio dihitung dengan

membagi modal kerja bersih dengan total aset. Modal kerja bersih diperoleh

dengan cara aset lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Modal kerja bersih

yang negatif berpotensi besar menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban

jangka pendeknya karena tidak adanya aset lancar yang cukup untuk menutupi

kewajiban tersebut. Sebaliknya, perusahaan dengan modal kerja bersih yang

bernilai positif berpotensi kecil menghadapi kesulitan dalam melunasi

kewajibannya.

2. Retained Earnings to Total Assets

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

ditahan dari total aset perusahaan. Laba ditahan adalah laba yang tidak dibagikan

kepada para pemegang saham atau dengan kata lain laba ditahan ditunjukkan oleh

berapa banyak income perusahaan dalam bentuk dividen yang tidak dibayarkan

kepada para pemegang saham. Laba ditahan terjadi karena pemegang saham biasa

memberi izin kepada perusahaan untuk menginvestasikan kembali laba yang tidak

didistribusikan sebagai dividen. Dengan demikian, laba ditahan yang dilaporkan

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
39

dalam neraca bukan merupakan kas dan tidak tersedia untuk pembayaran dividen

atau untk hal yang lain.

3. Earning Before Interest and Tax to Total Assets

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

dari aset perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak.

4. Book Value of Equity to Book Value of Debt

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban dari nilai buku modal sendiri (saham biasa). Nilai buku

ekuitas sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang

beredar dengan harga per book saham biasa. Nilai buku hutang diperoleh dengan

menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang.

5. Sales to Total Assets

Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis

yang cukup dibandingkan investasi dalam total asetnya. Rasio ini menggambarkan

efisiensi manajemen dalam menggunakan seluruh aset perusahaan untuk

menghasilkan penjualan dan memperoleh laba.

Penelitian yang dilakukan Altman untuk perusahaan yang bangkrut dan

tidak bangkrut menunjukkan nilai tertentu. Kriteria yang digunakan untuk

memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan model diskriminan adalah dengan

melihat zone of ignorance yaitu daerah nilai Z, dimana dikategorikan dalam tabel

berikut :

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
40

Tabel 3.1

Kriteria Titik Cut-off Model Z score

Kriteria Nilai Z
Tidak bangkrut/sehat > 2.99

Bangkrut < 1.81

Daerah rawan bangkrut 1.81-2.99

Berdasarkan Tabel 3.1, jika nilai Z perusahaan yang diteliti lebih besar

dari 2.99 maka perusahaan tersebut dikategorikan sebagai perusahaan yang tidak

memiliki risiko terhadap kebangkrutan dan jika lebih kecil dari 1.81 maka

perusahaan dikategorikan memiliki risiko tinggi terhadap kebangkrutan.

Sedangkan apabila nilai Z berada di antara 1.81 sampai dengan 2.99 maka

perusahaan tersebut dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang masih memiliki

risiko terhadap kebangkrutan.

3. Kualitas audit

Kualitas audit adalah kemungkinan dimana seorang auditor mendeteksi

dan melaporkan tentang adanya suatu ketidakwajaran dalam suau sistem

akuntansi kliennya (Setyarno et al., 2006). Kualitas audit pada penelitian ini

menggunakan proksi reputasi auditor. Reputasi auditor merupakan suatu prestasi

dan kepercayaan publik yang didapatkan oleh auditor atas nama besar yang

dimiliki auditor tersebut. Dalam penelitian ini reputasi auditor diproksikan dengan

ukuran kantor akuntan publik (KAP) yang menggunakan variabel dummy. Jika

KAP termasuk dalam kategori The Big Four Auditors, akan diberi angka 1,

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
41

sedangkan jika tidaktermasuk kategori The Big Four Auditors, akan diberi angka

0.

Adapun KAP Big Four yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) KAP yang berafiliasi dengan Price Water House Coopers (PWC).

b) KAP yang berafiliasi dengan Delloitte Touche Tohmatsu.

c) KAP yang berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG).

d) KAP yang berafiliasi dengan Ernest and Young (EY).

4. Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan adalah kekuatan perusahaan dalam industrian

yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan

kelangsungan usahanya (Kartika, 2012). Pertumbuhan perusahaan dalam

penelitian ini diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan. Rasio ini

mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik

dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Setyarno

et al., 2006). Rasio pertumbuhan penjualan digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam pertumbuhan tingkat penjualan dibandingkan

tahun sebelumnya. Rumusnya adalah sebagai berikut

݆ܲ݁݊‫݈݊ܽܽݑ‬௧ − ݆ܲ݁݊‫݈݊ܽܽݑ‬௧ିଵ
ܲ݁‫ݑܾ ݉ݑݐݎ‬ℎ݆ܽ݊ܲ݁݊‫=݈݊ܽܽݑ‬
݆ܲ݁݊‫݈݊ܽܽݑ‬௧ିଵ

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, dan

sumber data dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder untuk tujuan

analisis, pengujian hipotesis, dan menjawab rumusan masalah penelitian.. Data

sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
42

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013

yang telah diaudit oleh auditor independen. Penelitian ini juga dilakukan dengan

menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca, mempelajari

literatur dan publikasi baik berupa buku maupun jurnal penelitian sebelumnya

yang berhubungan dengan penelitian serta Simposium Nasional Akuntansi (SNA).

3.5. Prosedur Pengumpulan data

3.5.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Ghozali, 2006). Dalam

penelitian ini populasi yang ditentukan oleh penulis adalah seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengeluarkan laporan

auditan tahun 2009-2013 yang diperoleh dari www.idx.co.id.

Tabel 3.2
Jumlah Populasi Tahun 2009-2013
Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
125 129 131 138 140
Sumber: Data Diolah, 2015.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2012). Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sampling jenuh (sensus) yaitu

teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang,

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
43

atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat

kecil (Ghozali, 2006). Kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2013.

2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang menerbitkan laporan

keuangan perusahaan periode 2009-2013.

3. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang menerbitkan laporan

auditor dan opini auditor atas laporan keuangan perusahaan periode 2009-

2013.

4. Perusahaan memiliki Mengalami laba bersih setelah pajak yang negatif

sekurang-kurangnya tiga periode laporan keuangan dalam tahun pengamatan

(2009-2013) karena auditor cenderung tidak akan memberikan opini going

concern pada perusahaan yang memiliki laba bersih positif.

Dengan kriteria tersebut, dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

periode 2009-2013, perusahaan yang memenuhi semua syarat untuk dijadikan

sampel penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3
Kerangka Sampel

Kriteria yang digunakan dalam


penelitian ini 2009 2010 2011 2012 2013
Total populasi 125 129 131 137 140
Populasi yang tidak masuk dalam
penelitian:
1. Tidak mengeluarkan laporan (7) (2) (3) (4) (0)
keuangan dan laporan audit
perusahaan secara lengkap
selama periode 2009-2013

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
44

Kriteria yang digunakan dalam


penelitian ini 2009 2010 2011 2012 2013
2. Tidak ada laporan audit (1) (1) (1) (0) (1)
perusahaan (unaudit) selama
periode 2009-2013
3. Tidak ada data keuangan (24) (1) (4) (3) (1)
perusahaan selama periode
2009-2013
4. Tidak mengalami laba negatif (79) (108) (108) (112) (120)
sekurang-kurangnya 3 periode
selama periode 2009-2013
Total sampel digunakan 14 17 15 18 18
Sumber: Data Diolah, 2015.

3.6. Teknik Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

kuantitatif. Analisis kuantitatif menggunakan angka-angka, perhitungan statistik

untuk menganalisis hipotesis, dan beberapa alat analisis lainnya. Analisis data

kuantitatif ini juga diawali dengan mengumpulkan data-data yang mewakili

sampel dalam penelitian ini, kemudian data-data tersebut diolah dengan

menggunakan SPSS (Statistical Package for Sosial Science) sehingga akan

dihasilkan olahan data dalam bentuk tabel, grafik, serta kesimpulan yang

berfungsi untuk mengambil keputusan atas hasil analisis (Hangoluan, 2014).

SPSS merupakan software yang berfungsi untuk menganalisis data dan

melakukan perhitungan statistik baik parametik maupun non-parametik dengan

basis Windows (Ghozali, 2006). Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah statistik deskriptif dan regresi logistik.

3.6.1 Statistik Deskriptif

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dideskripsikan

dengan menggunakan statistik deskriptif untuk mengetahui nilai mean, minimum,

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
45

maksimum, dan deviasi standar. Mean adalah nilai rata-rata dari setiap variabel

penelitian yang digunakan dalam suatu penelitian. Minimum adalah nilai paling

rendah dari setiap variabel dalam suatu penelitian. Maksimum adalah nilai paling

tinggi dari setiap variabel dalam suatu penelitian. Deviasi standar digunakan

untuk mengetahui besarnya variasi dari data-data yang digunakan terhadap nilai

rata-rata untuk setiap variabel dalam suatu penelitian.

3.6.2 Analisis Regresi Logistik

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi logistik (logistic regression). Menurut Ghozali (2006) analisis regresi

logistik cocok untuk penelitian yang variabel dependennya menggunakan

bilangan biner (angka 1 atau 0) atau variable dummy dan variabel independennya

kombinasi antara metrik dan non metrik. .Analisis regresi logisitk tidak

memerlukan asumsi normalitas pada data data variabel bebasnya. Meskipun

demikian, model logistik memerlukan asumsi kecocokan model (goodness of fit).

Analisis regresi logistik digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel audit

tenure, kondisi keuangan perusahaan, kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Model regresi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

OGC= α + β1 TEN + β2ZSCORE + β3KAP + β4GROWTH + е

Keterangan :

OGC = Opini going concern (variabel dummy), 1 jika opini going

concern, 0 jika non going concern.

TEN = lama perikatan auditee dengan KAP

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
46

ZSCORE = kondisi keuangan perusahaan dengan menggunakan Revised

Altman Z Score

KAP = Kualitas Audit (variabel dummy), 1 jika diaudit KAP Big Four,

0 jika KAP non Big Four .

GROWTH = Pertumbuhan perusahaan dengan menggunakan rasio penjualan

е = error item

α = Konstanta

β1 – β4 =Koefisien regresi

3.6.2.1 Menilai Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow Goodness of Fit Test. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow

Goodness of Fit lebih besar daripada 0.05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak

dan berarti model mampu mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat

dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali,

2006).

3.6.2.2 Uji Akurasi Model

Uji ini digunakan untuk memperoleh informasi seberapa tepat model ini

dapat melakukan prediksi terhadap hasil suatu penelitian. Jika semakin tinggi nilai

persentasenya maka semakin tinggi tingkat akurasi model.

3.6.2.3 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipoteisikan telah fit

atau tidak dengan data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah :

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
47

H1 : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini, agar model fit dengan data maka H0 harus diterima. Statistik

yang digunakan berdasarkan Likelihood. Likelihood L dari model adalah

probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input.

Adanya pengurangan nilai antara nilai awal -2LogL (inital -2Logl, finction)

dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang

dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006). Log likelihood pada regresi

logistik mirip dengan pengertian “Sum of Square Error” pada model regresi,

sehingga penurunan Log likelihood menunjukkan model regresi semakin baik.

3.6.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis - hipotesis penelitian dengan persamaan

model regresi dapat dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi β yaitu

sebesar 5%. Jika nilainya lebih kecil dari tingkat signifikansi tersebut maka ada

pengaruh masing-masing variabel incependen tehadap variabel dependen (uji t).

Persamaan model regresi juga diuji bersama-sama, jika nilainya lebih kecil dari

tingkat signifikansi 5% maka model regresi tersebut bisa memprediksi variasi

variabel dependen.

a. Uji-t

Uji t (t-test) digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna

menunjukkan pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel

dependen. Uji t digunakan untuk pengujian secara satu per satu pengaruh dari

masing-masing variabel dependen. Dalam hal ini variabel independennya: Audit

Tenure, Kondisi Keuangan Perusahaan, Kualitas Audit, dan Pertumbuhan

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
48

Perusahaan. Sedangkan variabel dependennya adalah penerimaan opini going

concern.

Hipotesis 1 menyatakan bahwa semakin lama audit tenure maka semakin

kecil kemungkinan terjadinya penerimaan opini going concern. Jika dinyatakan

secara matematis akan nampak sebagai berikut:

H1.0 : β1 ≥ 0 semakin lama audit tenure maka tidak akan menyebabkan semakin

kecil kemungkinan terjadinya penerimaan opini going concern

H1.a: β1 < 0 semakin lama audit tenure maka akan semakin semakin kecil

kemungkinan terjadinya penerimaan opini going concern

Hipotesis nul ditolak jika ternyata β1 lebih besar dari nol, nilai signifikansi β1

seharusnya lebih kecil dari 5%.

Hipotesis 2 menyatakan bahwa semakin baik kondisi keuangan perusahaan

maka semakin kecil kemungkinan terjadinya penerimaan opini going concern.

Jika dinyatakan secara matematis akan nampak sebagai berikut:

H2.0 : β2 ≥ 0 semakin baik kondisi keuangan perusahaan maka tidak akan

menyebabkan semakin kecil kemungkinan terjadinya penerimaan

opini going concern

H2.a: β2 < 0 semakin baik kondisi keuangan perusahaan maka akan

semakin semakin kecil kemungkinan terjadinya penerimaan

opini going concern

Hipotesis nul ditolak jika ternyata β2 lebih besar dari nol, nilai signifikansi β2

seharusnya lebih kecil dari 5%.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
49

Hipotesis 3 menyatakan bahwa semakin baik kualitas audit maka semakin

besar kemungkinan terjadinya penerimaan opini going concern. Jika dinyatakan

secara matematis maka:

H3.0 : β3 < 0 semakin baik kualitas audit maka tidak akan menyebabkan

semakin besar kemungkinan terjadinya penerimaan opini going

concern

H3.a: β3 ≥ 0 semakin baik kualitas audit maka semakin besar kemungkinan

terjadinya penerimaan opini going concern.

Hipotesis nul ditolak jika ternyata β3 lebih kecil dari nol, nilai signifikansi β3

seharusnya lebih kecil dari 5%.

Hipotesis 4 menyatakan bahwa semakin baik pertumbuhan perusahaan

maka semakin kecil kemungkinan terjadinya penerimaan opini going concern.

Jika dinyatakan secara matematis akan nampak sebagai berikut:

H4.0 : β4 ≥ 0 semakin baik pertumbuhan perusahaan maka tidak akan

menyebabkan semakin kecil kemungkinan terjadinya penerimaan

opini going concern

H4.a: β4 < 0 semakin baik pertumbuhan perusahaan maka akan semakin

semakin kecil kemungkinan terjadinya penerimaan opini going

concern

Hipotesis nul ditolak jika ternyata β4 lebih besar dari nol, nilai signifikansi β4

seharusnya lebih kecil dari 5%.

b. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
50

Nagelkerke R Square merupakan pengujian yang dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan dan

mempengaruhi variabel dependen. Nilai Nagelkerke R Square bervariasi antara

1 (satu) sampai dengan 0 (nol). Jika nilai semakin mendekati 1 maka model

dianggap semakin goodness of fit, sementara jika semakin mendekati 0 maka

model dianggap tidak goodness of fit (Ghozali, 2006).

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian akan menggambarkan hasil yang didapat dari

analisis penelitian mengenai perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian

ini. Dengan menggunakan analisis statistik deskriptif untuk mengetahui

penyebaran karakteristik data secara umum. Penelitian ini menggunakan variabel–

variabel independen yang memiliki skala interval dan skala biner. Audit Tenure,

kondisi keuangan perusahaan dan pertumbuhan peruahaan adalah variabel yang

memiliki skala interval, sedangkan sisanya opini going concern, dan kualitas audit

memiliki skala biner. Untuk mendeskripsikan variabel–variabel tersebut, akan

ditampilkan tabel berikut.

Tabel 4.1
Deskripsi Variabel Penelitian Audit Tenure (TEN), Kondisi Keuangan
(ZSCORE) dan Pertumbuhan Perusahaan (GROWTH)

VARIABEL MIN MAX MEAN


Audit Tenure (TEN) 1 5 0,56
Kondisi Keuangan (ZSCORE) -5,320 5,250 0,249
Pertumbuhan Perusahaan (GROWTH) -0,915 2,990 0,070
Sumber: lampiran 4

Berdasarkan tabel 4.1 terdapat variabel audit tenure (TEN) yang

menunjukkan lamanya jangka waktu perikatan auditor dengan klien. Dapat dilihat

bahwa pada tahun 2009-2013 masa perikatan tercepat antara auditor dengan

kliennya adalah 1 tahun sedangkan yang paling lama adalah 5 tahun. Sedangkan

rata- rata masa perikatan kedua pihak adalah 0,56 tahun. Hal ini menunjukkan

51
SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO
KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
52

bahwa rata – rata perusahaan yang listing di BEI sudah mematuhi peraturan yang

mengatur tentang audit tenure telah dijelaskan dalam Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 yaitu masa

perikatan untuk sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) paling lama 5 tahun

berturut-turut.

Sedangkan untuk variabel kondisi keuangan perusahaan (ZSCORE) yang

dihitung dan diukur dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan revised

Altman, kondisi keuangan yang terburuk adalah sebesar -5,320 yang dialami oleh

Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) dan untuk kondisi keuangan perusahaan yang

terbaik adalah sebesar 5,250 yang dialami oleh Intanwijaya Internasional Tbk

(INCI). Rata – rata kondisi keuangan perusahaan adalah sebesar 0,249. Disini

dapat terlihat bahwa rata-rata kondisi keungan perusahaan yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini memiliki kondisi keuagan yang kurang baik.

Variabel pertumbuhan perusahaan (GROWTH) diukur dengan

menggunakan rasio penjualan. Untuk pertumbuhan perusahaan terbaik yaitu

sebesar 2,990 dimiliki oleh PT Davomas Abadi Tbk (DAVO) Sedangkan

pertumbuhan perusahaan terburuk dimiliki oleh PT Siwani Makmur Tbk (SIMA)

yaitu sebesar -0,915. Sedangkan rata – rata pertumbuhan perusahaan pada

perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 0,070.

Untuk mendeskripsikan vaiabel – variabel dengan skala biner,maka akan

ditampilkan tabel berikut:

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
53

Tabel 4.2
Deskripsi Variabel Penelitian Opini Going Concern (OGC) dan Kualitas
Audit (KAP)

presentase frekuensi
Variabel total
1 0 1 0
Opini Going Concern
56,1 43,9 46 36 82
(OGC)
Kualitas Audit (KAP) 40,2 59,8 33 49 82
Sumber : lampiran 4

Dari tabel diatas dapat diambil beberapa informasi mengenai variabel –

variabel yang dipakai. Perusahaan yang menerima opini audit going concern

adalah sejumlah 46 perusahaan, sedangkan yang menerima selain opini going

concern adalah sejumlah 36 perusahaan.

Untuk variabel kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran kantor

akuntan publik (KAP) perusahaan yang memakai jasa KAP yang berafiliasi

dengan Big Four sejumah 33 perusahaan sedangkan yang memakai jasa KAP

non-Big Four sejumlah 49 perusahaan.

4.2. Pengujian Asumsi Dasar

Regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas pada variabel

bebasnya. Meskipun demikian, model logistik memerlukan asumsi kecocokan

model (goodness of fit), sebeb jika tidak terpenuhi, maka analisis lebih lanjut tidak

dapat dilakukan.

4.2.1. Uji Kelayakan Model

Salah satu cara untuk menguji kecocokan model yang berbentuk logistik

dapat menggunakan pengujian Hosmer-Lemeshow. Pengujian kecocokan model

ini menjadi penting sebab bila model diketahui tidak fit, maka analisis untuk

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
54

selanjutnya menjadi tidak dapat dilakukan. Jika nilai Hosmer and lemeshow’s

goodness of fit test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka Ho ditolak, yang

berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara model dengan nilai

observasinya. Jika nilai Hosmer and lemeshow’s goodness of fit test lebih besar

dari 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi

nilai observasinya atau dengan kata lain model dapat diterima karena sesuai

dengan data observasinya. Hasil pengujian Hosmer Lemeshow ditunjukkan pada

Tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3
Hasil Uji Kecocokan Model Hosmer-Lemeshow

Step Chi‐square df Sig.

1 3.555 8 0.859

Sumber: lampiran 5

Pada Tabel 4.3 diatas, kita dapat melihat nilai signifikansi dari hasil pengujian

yakni 0,859 yang bahwa Ho tidak dapat ditolak (diterima), model regresi layak

digunakan. Artinya, model yang dikembangkan dinilai cocok atau fit dan mampu

menjelaskan data empiris secara tepat. Model ini dapat disimpulkan adalah model

yang tepat atau cocok dalam menguji hipotesis, karena tidak ada perbedaan yang

nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.

4.2.2. Uji Akurasi Model

Uji akurasi model digunakan untuk mengetahui seberapa tepat model ini

dapat melakukan prediksi terhadap hasil penelitian. Semakin tinggi nilainya, maka

semakin tinggi tingkat keakurasian model. Dengan menggunakan software SPSS,

Tabel 4.4 berikut ini akan menyajikan hasil uji akurasi model.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
55

Tabel 4.4

Hasil Uji Akurasi Model (Classification Table)

Predicted

Observed GC Percentage

NGC GC Correct

NGC 34 2 94.4
GC
GC 2 44 95.7
Step 1
Overall Percentage 95.1

Sumber: lampiran 5

Dari Tabel 4.4 tersebut, terlihat bahwa dari 36 data perusahaan yang diprediksi

mendapatkan opini lain selain opini audit going concern (diberi label “NGC”),

tepat diprediksi 34 data, atau dengan tingkat akurasi 94,4%. Di sisi lain, dari 46

data perusahaan yang diprediksi mendapatkan opini going concern, tepat

diprediksi 44 data atau dengan tingkat keakuratan 95,7%. Secara keseluruhan,

model ini mampu memprediksi secara tepat 95,1% dari seluruh data yang ada. Ini

berarti ada sekitar 4,9% kemungkinan model ini tidak mampu memprediksi hasil

secara tepat. Hasil uji akurasi model ini dikatakan cukup baik dan akurat dalam

melakukan prediksi terhadap hasil.

4.2.3. Uji Keseluruhan Model (Overall Model fit)

Langkah selanjutnya adalah menguji keseluruhan model (overall model

fit). Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah model fit dengan data baik

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
56

sebelum maupun sesudah dilakukan penambahan variabel independen kedalam

model. Pengujian dilakukan dengan membendingkan nilai antara -2 log likehood

(-2LL) awal (Block 0 = Begining Block) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL)

akhir (Block 1 : Method = Enter). Adaanya pengurangan nilai antara -2LL. Awal

dengan -2LL pada langkah berikutnya menunjukan bahwa model fit dengan data

(Ghozali, 2006).

Hipotesis untuk menilai model fit adalah sebagai berikut:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data.

HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.

Berikut ditampilkan hasil pengujian keseluruhan model baik sebelum maupun

sesudah dilakukan penambahan variabel independen :

Tabel 4.5
Perbandingan Nilai -2LL awal dengan -2LL akhir

112.454
-2LL awal (Block Number = 0)
25.693
-2LL akhir (Block Number = 1)
Sumber: lampiran 5

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa nilai -2 LL awal adalah sebesar 112,454 dan nilai -

2 LL akhir adalah sebesar 25,693. Hal ini menunjukkan adanya pengurangan nilai

-2LL awal terhadap nilai -2LL tahap selanjutnya yang mengindikasikan bahwa

model fit dengan data, oleh karena itu H0 diterima.

4.3 Analisis Model dan Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis regresi linear berganda

dengan menggunakan softwere SPSS 18.0 for windows. Untuk meneliti dan

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
57

menguji hipotesis dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan opini

audit going concern.

4.3.1. Analisis Regresi Logistik

Analisis Regresi logistik digunakan untuk menunjukan perhitungan

persamaan regresi antara audit tenure, kondisi keuangan perusahaan, kualitas

audit dan pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going

concern. Hasil analisisnya akan ditampilkan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 4.6

Hasil Model Regresi

Variabel Koefisien Std.Error


Konstanta 5.742 1.752
TEN -0.823 0.514
ZSCORE -6.208 1.820
KAP -0.820 1.239
GROWT6 0.136 1.127
Sumber : lampiran 5

Berdasarkan tabel 4.6 maka dibuat model persamaan sebagai berikut:

OGC = 5,742 – 0,823TEN – 6,208ZSCORE – 0,820KAP + 0,136GROWTH +

Penjelasan untuk tiap variabel dari persamaan regresi tersebut adalah:

1. Konstanta sebesar 5,742 yang menyatakan jika nilai – nilai dari tiap variabel

adalah 0 maka penerimaan opini audit going concern pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 5,724

2. Koefisien regresi TEN adalah -0,823 artinya jika audit tenure bertambah 1

tahun maka akan mengurangi probabilitas penerimaan opini audit going

concern sebesar 0,823. Sesuai dengan teori yang telah disebutkan yaitu jika

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
58

semakin lama audit tenure maka akan semakin kecil kemungkinan menerima

opini going concern.

3. Koefisien regresi ZSCORE adalah -6,208 artinya jika kondisi keuangan

perusahaan semakin baik, maka akan mengurangi probabilitas penerimaan

opini audit going concern sebesar 6,208. Begitu juga sebaliknya jika kondisi

keuangan perusahaan semakin memburuk akan meningkatkan probabilitas

penerimaan opini audit going concern asal variabel yang lain konstan. Sesuai

dengan teori yang telah disebutkan yaitu jika semakin baik kondisi perusahaan

maka akan semakin kecil kemungkinan menerima opini going concern.

4. Koefisien regresi KAP adalah -0,820 artinya jika perusahaan diaudit oleh KAP

Big Four maka akan mengurangi kemungkinan menerima opini going concern

sebesar 0,820, namun begitu juga sebaliknya jika diaudit dengan KAP Non-Big

Four maka akan meningkatkan probabilitas penerimaan opini audit going

concern dimana variabel independen yang lain adalah konstan. Hal ini tidak

sesuai dengan teori yang telah disebutkan yaitu jika perusahaan diaudit oleh

KAP Big Four maka meningkatkan probabilitas penerimaan opini audit going

concern.

5. Koefisien regresi GROWTH adalah 0,136 artinya jika rasio penjualan

perusahaan mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan meningkatkan

probabilitas penerimaan opini audit going concern sebesar 0,136. Jika rasio

penjualan perusahaan mengalami penurunan sebesar 1% maka akan

mengurangi probabilitas penerimaan opini audit going concern asalkan

variabel independen yang lain konstan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
59

menyebutkan jika pertumbuhan perusahaan semakin baik maka maka akan

mengurangi probabilitas penerimaan opini audit going concern.

4.3.2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t untuk mengetahui

pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen baik secara

simultan maupun parsial. Pengujian hipotesis pada penellitian ini menggunakan

analisis regresi logistik dengan menggunakan uji-t dan koefisien determinasi.

a. Uji-t

Uji-t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna menunjukkan

pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel dependen.

Sebuah varaibel independen dinyatakan sigifikan jika mempunyai nilai

signifikansi dibawah 10 %, 5%, dan 1%. Berikut hasil uji-t:

Tabel 4.7
Hasil uji-t
Variabel t-hitung signifikansi Keterangan

Audit Tenure (TEN) 2.565 0,109 Tidak signifikan

Kondisi Keuangan (ZSCORE) 11.640 0,001 Signifikan

Kualitas Audit (KAP) 0.438 0,508 Tidak signifikan

Pertumbuhan Perusahaan 0.015 0,904 Tidak signifikan


(GROWTH)
Sumber : lampiran 5

Berdasarkan hasil uji-t diatas,maka dapat diidentifikasi pengaruh dari masing-

masing variabel independen sebagai berikut:

1. Hipotesis H1 (TEN) memperlihatkan bahwa audit tenure tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap terhadap penerimaan opini audit going concern.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
60

Tabel 4.7 menunjukkan tingkat signifikansi dari TEN sebesar 0,109 yang tidak

signifikan pada tingkat kesalahan 0,1 (10%). Sehingga semakin lama audit

tenure tidak memiliki pengaruh untuk semakin kecil kemungkinan terjadinya

penerimaan opini going concern.

2. Hipotesis H2 (ZSCORE) memperlihatkan bahwa kondisi keuangan perusahaan

memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap penerimaan opini audit going

concern.Tabel 4.7 menunjukkan tingkat signifikansi dari ZSCORE sebesar

0,001 yang tidak signifikan pada tingkat kesalahan 0,01 (1%) tetapi signifikan

pada tingkat kesalahan 0,05(5%). Sehingga jika semakin baik kondisi

keuangan perusahaan maka semakin kecil kemungkinan terjadinya penerimaan

opini going concern.

3. Hipotesis H3 (KAP) memperlihatkan bahwa ukuran KAP memiliki pengaruh

signifikan terhadap terhadap penerimaan opini audit going concern. Tabel 4.7

menunjukkan tingkat signifikansi dari KAP sebesar 0,508 yang tidak signifikan

pada tingkat kesalahan 0,1 (10%). Sehingga jika perusahaan diaudit oleh KAP

Big Four tidak memiliki pengaruh untuk menyebabkan semakin besar

kemungkinan terjadinya penerimaan opini going concern.

4. Hipotesis H4 (GROWTH) memperlihatkan bahwa pertumbuhan perusahaan

memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap penerimaan opini audit going

concern. Tabel 4.7 menunjukkan tingkat signifikansi dari INDUS sebesar

0,904 yang tidak signifikan pada tingkat kesalahan 0,1 (10%). Sehingga jika

semakin baik pertumbuhan perusahaan maka tidak memiliki pengaruh yang

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
61

menyebabkan semakin kecil kemungkinan terjadinya penerimaan opini going

concern.

b. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

variabilitas variabel-variabel independen mampu memperjelas variabilitas

variabel dependen. Besarnya nilai koefesien determinasi pada model regresi

logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R

Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresi berganda

(Ghozali, 2006). Nilai ini didapat dengan cara membagi nilai Cox & Snell R

Square dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke R Square dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Nilai Nagelkerke R Square

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 25.693a 0.653 0.875

Sumber : lampiran 5

Tabel 4.8 diatas menunjukkan nilai Nagelkerke R-square yang cukup

tinggi yakni 0,875. Ini dapat diinterpretasikan bahwa kemungkinan 87,5% dari

variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independennya.

Namun, masih terdapat kemungkinan sekitar 12,5% bahwa ada variabel

independen lain yang memengaruhi variabel dependen yang tidak dimasukkan

dalam model ini.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
62

4.4. Pembahasan Hipotesis

4.4.1. Pengaruh Audit Tenure terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern

Berdasarkan hasil uji hipotesis H1 disebutkan bahwa variabel audit tenure

tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini

disebabkan tingkat signifikansinya sebesar 0,109 yang tidak signifikan pada

tingkat 0,1 (10%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sari (2012) dan

Ardiani et al. (2012). Dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa masa

perikatan yang lama maupun yang singkat tidak mempengaruhi auditor dalam

memberikan opini audit going concern. Menurut Ardiani et al. (2012),

independensi auditor tidak terganggu dengan lamanya perikatan yang terjadi

antara auditor dengan kliennya. Auditor akan tetap mengeluarkan opini audit

going concern kepada perusahaan yang diragukan kemampuannya untuk

mempertahankan kelangsungan hidup usaha tanpa memedulikan kehilangan fee

audit yang akan diterima di masa mendatang. Hal ini tidak didukung penelitian

yang dilakukan oleh Arsianto and Rahardjo (2013) yang sejalan dengan konsep

audit tenure dimana semakin lama masa perikatan perusahaan dengan KAP akan

berpotensi mengurangi tingkat independensi KAP dalam memberikan opini atas

laporan keuangan yang diauditnya. Dengan masa perikatan perusahaan dengan

KAP yang lama maka dapat memunculkan kesan bahwa KAP akan dapat terbawa

oleh informasi yang diberikan oleh perusahaan dengan mengurangi tingkat

objektivitasnya dalam melakukan proses audit.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
63

4.4.2. Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini

Audit Going Concern

Berdasarkan hasil uji hipotesis H2 disebutkan bahwa variabel kondisi

keuangan perusahaan signifikan terhadap penerimaan opini going concern. Hal ini

disebabkan tingkat signifikansinya sebesar 0,001 yang tidak signifikan pada

tingkat 0,01 (1%) tetapi signifikan pada tingkat 0,05 (5%). Dalam penelitian ini

mengindikasikan bahwa kondisi perusahaan yang baik maupun buruk

mempengaruhi auditor dalam memberikan opini audit going concern jika berada

pada tingkat kesalahan sebesar 0,05 (5%) dan 0,1 (10%). Hasil ini menunjukkan

bahwa kondisi keuangan yang buruk adalah alasan utama bagi auditor untuk

memberikan opini audit going concern. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian Setyarno et al. (2006), Ramadhany (2004) dan Fanny and Saputra

(2005). Menurut Setyarno et al. (2006), auditor hampir tidak pernah

mengeluarkan opini going concern pada perusahaan yang tidak mengalami

kesulitan keuangan (financial distress). Namun hal ini tidak didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2012), Santosa and Wedari (2007) dan

Ardiani et al. (2012). Menurut Ardiani et al. (2012) kondisi keuangan tidak

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Tidak

berpengaruhnya variabel kondisi keuangan terhadap penerimaan opini audit going

concern disebabkan auditor tidak hanya mempertimbangkan dari rasio keuangan

perusahaan saja, tetapi auditor juga mempertimbangkan kondisi perekonomian

pada saat itu.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
64

4.4.3. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern

Berdasarkan hasil uji hipotesis H3 disebutkan bahwa variabel ukuran KAP

tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini

disebabkan tingkat signifikansinya sebesar 0,508 yang tidak signifikan pada

tingkat 0,1 (10%). Penelitian ini sesuai dengan penelitian Kartika (2012) dan

Setyarno et al. (2006). Kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran KAP tidak

memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. (Kartika,

2012) menyebutkan bahwa reputasi sebuah Kantor Akuntan Publik tidak

mempengaruhi besar kecilnya kemungkinan KAP tersebut untuk mengeluarkan

opini audit going concern. Apabila memang perusahaan tersebut mengalami

keraguan akan kelangsungan hidupnya, maka opini yang akan diterimanya adalah

opini audit going concern, tanpa memandang apakah auditor-nya tergolong dalam

big four atau non big four.

4.4.4. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini

Audit Going Concern

Berdasarkan hasil uji hipotesis H4 disebutkan bahwa variabel pertumbuhan

perusahaan tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal

ini disebabkan tingkat signifikansinya sebesar 0,904 yang tidak signifikan pada

tingkat 0,1 (10%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan

tidak memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini

sesuai dengan penelitian Setyarno et al. (2006) dan Fanny and Saputra (2005)

menemukan bukti empiris bahwa rasio pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
65

signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

Penelitian ini memberikan tambahan bukti empiris bahwa rasio pertumbuhan yang

lain yaitu rasio pertumbuhan penjualan yang positif tidak bisa menjamin auditee

untuk tidak menerima opini audit going concern. Tetapi hasil ini tidak didukung

penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2012) yang menyebutkan bahwa

pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going

concern karena pertumbuhan asset perusahaan menunjukkan kekuatan perusahaan

dalam industri dan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan kelangsungan usahanya.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB 5

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan haasil dari pengujian terkait pengaruh audit tenure, kondisi

keuangan perusahaan, kualitas audit, dan pertumbuhan perusahaan terhadap

penerimaan opini audit going concern, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Variabel audit tenure tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit

going concern. Hasil hubungan tersebut menunjukkan bahwa hipotesis (H1)

ditolak. Semakin lama audit tenure maka tidak akan menyebabkan semakin kecil

kemungkinan klien untuk menerima opini audit going concern. Lamanya

keterikatan auditor dengan klien tidak mempengaruhi independensi auditor dalam

memberikan opini. Auditor akan tetap memberikan opini audit going concern jika

timbul keraguan atas kelangsungan usaha yang dialami oleh klien walaupun

auditor tersebut sudah mengaudit klien yang sama di tahun-tahun sebelumnya.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa audit tenure tidak memiliki pengaruh

yang signifikan dalam penerimaan opini audit going concern.

2. Variabel kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern. Hasil hubungan tersebut menyatakan bahwa hipotesis

(H2) diterima. Semakin baik kondisi keuangan perusahaan maka akan semakin

kecil kemungkinan terjadinya penerimaan opini audit going concen pada klien.

Kondisi keuangan perusahaan dapat menunjukkan ada atau tidaknya masalah

kelangsungan usaha yang dialami oleh klien. Kondisi keuangan perusahaan yang

66
SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO
KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
67

buruk dapat meningkatkan keraguan auditor terhadap kliennya sehingga auditor

akan memberikan opini audit going concern pada kliennya. Dari pembahasan dan

analisis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi

keuangan perushaan memiliki pengaruh yang signifikan dalam penerimaan opini

audit going concern.

3. Variabel kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan

opini audit going concern. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis (H3) ditolak.

Semakin baik kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran KAP tidak akan

menyebabkan semakin besar kemungkinan terjadinya penerimaan opini audit

going cocncern. KAP big four maupun KAP non big four akan tetap

mempertahankan kualitas auditnya agar reputasinya tetap terjaga. KAP non big

four akan tetap memberikan opini audit going concern jika mereka menemukan

keraguan pada kelangsungan usaha klien. Dalam penelitian ini dapat terlihat

bahwa KAP big four maupun KAP non big four dapat menjaga dengan baik

independensi mereka dalam mengeluarkan suatu opini. jadi dapat ditarik

kesimpulan bahwa kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan

opini audit going cocncern.

4. Variabel pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan rasio

penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going

cocncern. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis (H4) ditolak. Semakin baik

pertumbuhan perusahaan, maka tidak akan menyebabkan semakin kecil

kemungkinan terjadinya penerimaan opini audit going concern pada klien. Hal ini

disebabkan rasio penjualan yang menurun belum tentu mencerminkan perusahaan

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
68

mengalami masalah dalam kelangsungan usahanya. Jadi dapat ditarik kesimpulan

bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap

penerimaan opini audit going concern.

5.2. Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kesulitan penulis dalam

pencarian data laporan keuangan yang diterbitkan sebelum tahun 2009 untuk

pengukuran variabel audit tenure.

5.3. Saran

Saran yang dapat diberikan terhadap penelitian selanjutnya adalah:

1. Menggunakan periode sampel penelitian yang berbeda atau jenis industri

yang berbeda.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk memperpanjang jumlah tahun

pengamatan untuk dapat melihat kecenderungan penerimaan opini audit

going concern oleh auditor dalam jangka panjang

3. Memperluas variabel bebas dalam penelitian selain yang digunakan pada

penelitian ini, seperti opini tahun sebelumnya, ukuran perusahaan,

disclosure, debt default, opinion shopping dan lain sebagainya untuk

mengatahui faktor – faktor lain yang mempengaruhi penerimaan opini

audit going concern.

4. Menggunakan rasio keuangan yang lain sehingga hasil penelitian akan

lebih bisa memprediksi penerimaan opini audit going concern dengan

lebih tepat

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
69

Menggunakan proksi selain ukuran KAP untuk mengukur kualitas audit.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR PUSTAKA

Ardiani, N., Nur, E., & Azlina, N. (2012). Pengaruh Audit Tenure, Disclosure,
Ukuran KAP, Debt Default, Opinion Shopping dan Kondisi Keangan
Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Real
Estate dan Property di BEI. Jurnal Ekonomi, Vol 20, No 4.
Arsianto, M. R., & Rahardjo, S. N. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penerimaan Opini Audit Going Concern. Diponegoro Journal of
Accounting, Vol 2, No 3, Hal 1.
Astria, T. (2011). Analisis Pengaruh Audit Tenure, Struktur Corporate
Governance dan Ukuran KAP Terhadap Integritas Laporan Keuangan.
De Angelo. (1981). Auditor independence, “Low Balling”, and Disclosure
Regulation. Journal of Accounting and Economics, p.113-127.
Dewayanto, T. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan
Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Fokus Ekonomi, Vol. 6 No. 1, h 81 - 104.
Fanny, M., & Saputra. (2005). Opini Audit Going Concern : Kajian Berdasarkan
Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi
Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta).
Simposium Nasional Akuntansi VIII, h 966-978.
Foroghi, D. (2012). Audit Firm Size and Going-Concern Reporting Accuracy.
Interdiciplinary Journal of Contemporary Research in Business, VOL 3,
NO 9.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hangoluan, B. (2014). Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Ukuran


Perusahaan, Opinion Shopping, dan Audit Client Tenure terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern.
Haron, H., Hartadi, B., Ansari, M., & Ismail, I. (2009). Factor Influencing
Auditors Going Concern Opinion. Asian Academy of Management
Journal, Vol. 14, No. 1(January 2009), 1–19.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta.
Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta. Salemba Empat.
Januarti, I. (2009). Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,
Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern (Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Universitas Diponegoro.
Kartika, A. (2012). Pengaruh Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Terhadap
Penerimaan Opini Going Concern. Dinamika Akuntansi, Keuangan dan
Perbankan, Vol. 1, No. 1, Hal: 25 – 40.
Knechel, W. R., & Vanstraelen, A. (2007). The Relationship between Auditor
Tenure and Audit Quality Implied by Going Concern Opinions. Audititng:
A Journal of Practice & Theory, Vol. 26, No. 1(May 2007), pp. 113–131.

70
SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO
KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
71

Lennox, C. S. (2009). Going-concern Opinions in Failing Companies: Auditor


Dependence and Opinion Shopping. Economics Dept., University of
Bristol.
Noverio, R. (2011). Analisis Pengaruh Kualitas Auditor, Likuiditas, Profitabilitas
dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI.
Parasetya, M. T. (2011). Pengaruh Penerimaan Opini Audit Going Concern
(GCO), Profitabilitas dan Resiko Keuangan Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Petronela, T. (2004). Pertimbangan Going Concern Perusahaan Dalam Pemberian
Opini Audit. Jurnal Balance, h 47-55.
Praptitorini, M. D., & Januarti, I. (2007). Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt
Default dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going
Concern. Simposium Nasional Akuntansi X Makassar.
Ramadhany, A. (2004). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan
Opini Going Concern Pada Perusahaan Menufaktur Yang Mengalami
Financial Distress Di Bursa Efek Jakarta.
Ryu, T. G., & Roh, C.-Y. (2007). The Auditor’s Going-Concern Opinion
Decision. International Journal of Business and Economics, Vol. 6, No. 2,
p 89-101.
Santosa, A. F., & Wedari, L. K. (2007). Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi
& Auditing Indonesia, Vol.11 No.2 h 141-151.
Sari, K. (2012). Analisis Pengaruh Audit Tenure, Reputasi KAP, Disclosure,
Ukuran Perusahaan dan Likuiditasn Terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing
di BEI tahun 2005 – 2010).
Setyarno, E. B., Januarti, I., & Faisal. (2006). Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi
Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Opini Audit Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi 9
Padang.
Stevanus. (2013). Pengaruh Audit Tenure dan Reputasi KAP Terhadap Penerbitan
Opini Going Concern.

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO


KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

Anda mungkin juga menyukai