SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM
MEMPEROLEH GELAR SARJANA AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DIAJUKAN OLEH
DIA.TUKAN OLEII
IIERDYAN BIMO PRAKOSO
llIM:041113173
q-f^ -1"
Dr. H. Zaepal Fanani. SE.. MSA.. Ak.. CA rAlrccAl.9'or
p 'l/f
- ?,otr
Drs. AGUS WIDODO lVL. M.Si.. Ak. CMd TANGGAL.. a
il
d
H-'
SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, HERDYAN BIMO PRAKOSO
KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
L Skripsi saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri, dan
bukan hasil karya orang lain dengan mengatas namakan saya, serta bukan
merupakan hasil peniruan atau penjiplakan (plagiarism) dari karya orang
lain. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik
baik di Universitas Airlangga, maupun di perguruan tinggr lainnya.
Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dengan disebutkan rurma pengarang dan
dicanturnkan dalam daftar kepustakaan.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila
dikemudian hari terdapat penylmpangan dan ketidakbenaran dalam
pernyakan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa
pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis Skripsi ini, serta
IV
SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, HERDYAN BIMO PRAKOSO
KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh audit
terhadap penirimaan opini audit going concern pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Periode 2009 – 2013”. Skripsi ini disusun dalam rangka
arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan kali
1. Prof. Dr. H. Muslich Anshori, SE., M.Sc., Ak., selaku Dekan Fakultas
2. Drs. Agus Widodo M., M.Si., Ak., CMA., selaku Ketua Program Studi
3. Dr. H. Zaenal Fanani, SE., MSA., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing dan
Dosen Wali yang senantiasa meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam
4. Dr. H. Widi Hidayat, SE., Msi., Ak., selaku dosen wali yang telah
perkuliahan.
setara dibalas dengan balasan apapun. Penulis dedikasikan skripsi ini dan
perjuangan selama masa studi untuk mereka, orang tua tercinta yang tidak
dengan baik
awal penulisan hingga akhir serta menghibur apabila saya sudah mulai
lelah.
memberi semangat dan motivasi agar penulisan skripsi ini cepat selesai
10. Keluarga magang KAP JCS-Mbak Lina, Mbak Ika, Faizal, Pradita, Nitami
dan Arif yang sudah memberikan semangat dan doa. Terimakasih juga
tak ternilai.
vi
11. Teman-teman kuliah dan liburan khususnya geng ‘ganteng mah bebas’-
Batak, Angga, Ucup, Tama, Apoy, Fahmi, Dodi, Ninis, Vivi, Dina.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
dan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, oleh karena itu kritik dan saran
sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai
Surabaya, ....................
Penulis
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... v
ABSTRACT....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xv
concern .................................................................................................... 18
Concern ............................................................................................... 28
Concern............................................................................................... 31
xi
xii
5.2 Keterbatasan.................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 70
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Pertumbuhan Perusahaan...................................................................... 49
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Opini Going Concern dan Kualitas Audit ............. 53
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
Setelah terjadinya krisis moneter dan krisis ekonomi dan politik pada
gulung tikar dan tidak bisa meneruskan kelangsungan usahanya. Tidak hanya
berukuran besar pun banyak yang akhirnya tidak dapat melanjutkan usahanya.
penugasan tahun 1998. Auditor tidak dapat lagi hanya mengandalkan pandangan
manajemen bahwa segalanya dalam kondisi yang baik. Penilaian going concern
apakah perusahaan akan mendapatkan opini audit going concern atau tidak,
Oleh karena itu, investor sangat mengandalkan peran auditor dalam memberikan
informasi laporan keuangan yang tepat dan akurat (Fanny & Saputra, 2005).
1
SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO
KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
2
kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu kurang dari satu
tahun sejak tanggal laporan audit (SPAP, 2001). Auditor harus mengungkapkan
2009).
posisi dan kinerja keuangan serta arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian
Laporan keuangan yang disusun harus dapat dengan mudah dipahami, relevan,
Oleh karena itu diperlukankan pihak independen yaitu auditor yang memiliki
tugas untuk menilai keandalan serta kewajaran dari laporan keuangan perusahaan.
Penilaian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bukti apakah laporan
keuangan lainnya akan lebih mudah percaya pada data-data perusahaan apabila
pernytaannya melalui opini audit, opini wajar tanpa pengecualian dari auditor
diaudit bebas dari salah saji material. Auditor memiliki peran diperlukan untuk
menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor, para pemakai
laporan keuangan dapat mengambil keputusan dengan benar dan tepat sesuai
Opini audit going concern merupakan opini audit yang diterbitkan oleh
auditor yakin bahwa terdapat keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan, maka
usahanya, maka auditor akan memberikan opini audit non going concern.
telah dilakukan oleh beberapa peneliti lain sebelumnya yaitu Setyarno et al.
(2006), Knechel and Vanstraelen (2007), Praptitorini and Januarti (2007), Ryu
and Roh (2007), Haron et al. (2009), Lennox (2009), Kartika (2012), Foroghi
ketika perikatan audit antara auditor dengan klien terlalu lama. Semakin lama
disebabkan oleh hubungan perikatan yang terjalin cukup lama antara auditor
yang dihasilkan. Tingkat kualitas audit dapat dinilai dari opini audit going
concern yang diterbitkan oleh auditor. Di dalam penelitian Ardiani et al. (2012)
tidak ditemukannya pengaruh audit tenure terhadap penerimaan opini audit going
concern. hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa independensi auditor tidak
kliennya. Auditor akan tetap memberikan opini audit going concern kepada
audit yang akan diterima di masa mendatang. Namun penelitian Arsianto and
Rahardjo (2013) memiliki hasil yang menyatakan bahwa audit tenure memiliki
pengaruh negatif yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Artinya bahwa perusahaan yang memiliki masa perikatan dengan auditor yang
cukup lama akan memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk menerima opini
audit going concern. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang memiliki perikatan
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya di masa yang akan datang, hal ini
akan mempengaruhi opini audit yang dikeluarkan oleh auditor. Hasil penelitian
opini audit going concern. Kondisi keuangan yang tinggi atau baik tidak
menjamin bahwa entitas akan terhindar dari penerimaan opini audit going
memberikan opini audit going concern maupun opini audit non going concern.
Namun penelitian Setyarno et al. (2006) memiliki hasil bahwa kondisi keuangan
audit going concern. Auditor hampir tidak pernah memberikan opini going
concern pada entitas yang tidak mengalami kondisi keuangan yang sulit (financial
memberikan opini audit going concern jika klien mengalami masalah mengenai
kelangsungan usahanya. Dalam hal ini Ukuran Kantor Akuntan Publik akan
menjadi proksi dalam menilai kualitas audit. Di dalam penelitian Setyarno et al.
(2006) dapat disimpulkan bahwa kualitas audit tidak memiliki pengaruh terhadap
opini audit going concern. Walaupun variabel kualitas audit tidak berpengaruh
signifikan tetapi tanda dari nilai koefisiennya telah sesuai dengan hipotesis yang
diajukan (positif). Hasil ini diperkuat oleh Kartika (2012) yang menyebutkan
concern. Namun berbeda dengan hasil penelitian dari Praptitorini and Januarti
opini audit going concern. KAP yang memiliki kualitas lebih tinggi cenderung
akan memberikan opini audit going concern apabila terdapat masalah pada klien
yang terus meningkat dari tahun ke tahun akan memberi peluang perusahaan
hidupnya. Berbeda dengan hasil penelitian dari Setyarno et al. (2006) yang
terhadap opini audit going concern. Rasio pertumbuhan penjualan yang positif
belum bisa menjamin perusahaan untuk tidak menerima opini audit going
concern.
apakah kondisi finansial perusahaan, audit tenure, kualitas audit dan pertumbuhan
berbagai kasus penerimaan opini audit going concern yang tidak tepat pada suatu
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, maka penulis tertarik
penerimaan opini audit going concern dalam suatu perusahaan dengan judul
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah audit tenure, kondisi
Beberapa manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai sarana
2. Praktis
penerimaan opini audit going concern sehingga dapat menjadi dasar maupun
selain itu bagi auditor dapat menjadi acuan dan dasar dalam menilai kualitas
mempertahankan daya saing di masa mendatang, serta bagi para investor untuk
yang tepat.
3. Akademisi
concern dan juga sebagai referensi bagi peneliti lain untuk mengembangkan
Pembahasan dalam skripsi ini akan dibagi dalam lima bab dengan
BAB 1: PENDAHULUAN
hipotesis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya (principal) dan manajer
(agent) sebagai pihak yang mengatur penggunaan dan sebagai pengendali sumber
disebut asimetri informasi. Salah satu informasi yang dimiliki oleh manajer ialah
keuangan perusahaan.
yang terjadi antara pihak internal perusahaan dengan pihak eksternal perusahaan.
Asimetri informasi akan menyebabkan pihak ketiga dalam hal ini adalah auditor
(Hangoluan, 2014).
12
SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO
KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
13
Informasi yang ada pada perusahaan lebih banyak diketahui oleh agent
orang yang rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Agent
memanipulasi laporan keuangan. Oleh karena itu diperlukan pihak ketiga yang
untuk menilai laporan keuangan yang disediakan oleh agent tentang wajar atau
usahanya, auditor harus memberikan opini atas perusahaan tersebut. Opini yang
dikeluarkan auditor harus memiliki kualitas tinggi yang ditandai dengan semakin
laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi yang berisi hal apa saja yang sudah
konservatisme yang menghasilkan laba yang memiliki kualitas lebih baik karena
dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva
nilai perusahaan merupakan sinyal positif yang dapat memberi pengaruh pada
opini investor dan kreditor atau pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan.
bagi investor dan kreditur yang berguna untuk mengambil keputusan (Dewayanto,
2011). Pada saat informasi telah disajikan kepada publik, pelaku pasar akan
adalah salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara
rasional tidak akan memilih auditor berkualitas tinggi dan membayar fee yang
diasumsikan dengan anggapan bahwa auditor yang memiliki kualitas tinggi akan
audit merujuk pada teori akuntansi keprilakuan, yakni teori atribusi. Teori atribusi
adalah teori yang memberi penjelasan tentang perilaku seseorang dan mengacu
pada bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku pada orang lain atau
diri sendiri (Hangoluan, 2014). Perilaku seseorang dapat disebabkan oleh dua
faktor yaitu, kekuatan yang bersifat internal dan eksternal. Perilaku yang
ditimbulkam oleh kekuatan yang bersifat internal tersebut dipercaya berasal dari
dalam pribadi individu itu sendiri. Contoh dari kekuatan internal adalah
kekuatan yang bersifat eksternal merupakan hasil dari tekanan pada situasi atau
(Hangoluan, 2014).
pada teori atribusi, (Hangoluan, 2014) menjelaskan terdapat tiga peran perilaku :
a. Perbedaan (Distinctiveness)
b. Konsensus (Consensus)
lain pada situasi yang sama. Jika setiap individu menghadapi situasi yang sama
dan menanggapi situasi tersebut dengan cara yang sama, maka dapat ditarik
c. Konsistensi (Consistency)
inilah yang dapat membuat seorang auditor bertindak secara independen atau
Kecenderungan pemberian opini audit pada perusahaan bisa saja dipengaruhi oleh
kekuatan internal dari auditor itu sendiri, misalnya pengetahuan terhadap situasi
dan kondisi yang terjadi pada entitas yang menyebabkan auditor memberikan
bagi auditor dapat berupa tekanan atau tuntutan dari pihak-pihak yang memiliki
usaha akan menjalankan terus operasinya dalam jangka waktu yang cukup lama
berhenti (Noverio, 2011). Dengan adanya going concern maka suatu badan usaha
panjang, tidak akan dilikuidasi (untuk perusahaan perbankan) dalam jangka waktu
pendek.
selama tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan.
hidup suatu usaha yaitu berhubungan dengan ketidakmampuan suatu usaha dalam
memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo dengan tidak melakukan penjualan
memutuskan apakah mereka yakin bahwa perusahaan klien akan bisa bertahan di
masa yang akan datang (Januarti, 2009). Keragu-raguan yang tinggi mengenai
paragraf penjelas (atau bahasa penjelas lainnya) dalam laporan audit, walaupun
a. Kerugian usaha dalam jumlah besar yang terjadi secara berulang atau
seperti gempa bumi atau banjir atau terjadi masalah yang tidak biasa.
d. Perkara pengadilan, gugatan hukum atau masalah serupa yang telah terjadi dan
mempertahankan perusahaannya.
3) Modifikasi laporan audit bentuk baku jika kondisi ekonomi yang buruk
kelangsungan hidupnya.
Going Concern
concerm dalam penelitian ini telah dilakukan dalam beberapa penelitian terdahulu,
tetapi tidak semua faktor dari peneletian yang pernah dilakukan digunakan
sebagai variabel pada penelitian ini. Dalam penelitian ini ada 4 faktor yang
Audit tenure adalah masa perikatan dari Kantor Akuntan Publik (KAP)
dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Peraturan yang mengatur tentang
baik maupun dampak buruk. Rotasi auditor dapat meningkatkan kualitas audit dan
kehilangan klien jika auditor tidak menyetujui pilihan pelaporan keuangan yang
sebagai suatu ancaman bagi independensi auditor (Astria, 2011). Perhatian IFAC
yang utama adalah kekerabatan yang berlebihan itu dapat mengakibatkan keragu-
menunjukkan bahwa auditor dengan masa perikatan yang lama akan mengurangi
dapat menghindari pemberian opini audit going concern. Hasil ini diperkuat oleh
penelitian Arsianto and Rahardjo (2013) memiliki hasil bahwa audit tenure
memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going
concern. Artinya bahwa perusahaan yang memiliki masa perikatan dengan Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang semakin lama akan mendapatkan kemungkinan yang
lebih kecil untuk menerima opini audit going concern. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan dengan lama perikatan yang panjang dengan Kantor Akuntan
concern.
mengelola perusahaan agar dapat tetap beroperasi. Ketika suatu entitas mengalami
masa mendatang, hal ini akan berpengaruh pada opini audit yang diberikan oleh
auditor. Jika perusahaan tidak mengalami masalah keuangan maka auditor akan
2004).
Setyarno et al. (2006) juga memperoleh bukti bahwa model prediksi kebangkrutan
distress) (Setyarno et al., 2006). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang
auditor. Sampai dengan saat ini, model Z Score ini masih lebih banyak digunakan
oleh para peneliti, praktisi, serta para akademisi di bidang akuntansi dibandingkan
akan semakin besar. Setyarno et al. (2006) berpendapat bahwa untuk mendeteksi
kesalahan atau pelanggaran tersebut, ada dua hal yang berpengaruh, yakni peluang
dalam menemukan suatu kesalahan, dan juga kemauan atau keinginan dari auditor
keuangan harus didukung oleh sikap independensi dari auditor itu sendiri.
Salah satu indikator yang dipercaya publik terkait kualitas audit suatu
KAP adalah reputasi/nama besar KAP tersebut di masyarakat. Salah satu pencetus
pertama penggunaan ukuran KAP sebagai proksi utama dalam mengukur kualitas
mengungkap adanya hubungan yang positif antara kualitas audit dengan ukuran
KAP. Diperkuat dengan hasil penelitian dari Praptitorini and Januarti (2007) yang
audit going concern. KAP yang memiliki kualitas lebih tinggi cenderung akan
(Setyarno et al., 2006). Perusahaan yang memilki pertumbuhan laba yang tinggi
kebangkrutan merupakan salah satu acuan bagi auditor untuk memberikan opini
yang negatif akan makin tinggi kecenderungan untuk menerima opini going
concern. Hal ini diperkuat oleh hasil Penelitian Kartika (2012) yang menyatakan
kualitas audit, dan opinion shopping, opini audit tahun sebelumnya dan
2. Penelitian Praptitorini and Januarti (2007) menguji tentang kualitas audit, debt
default, dan opinion shopping terhadap opini audit going concern pada
opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
kondisi keuangan dan laporan audit tahun sebelumnya berpengaruh pada opini
audit tenure, ukuran perusahaan dan opini audit tahun lalu terhadap opini
menunukkan bahwa audit tenure, ukuran perusahaan dan opini audit tahun
lalu berpengaruh terhadap opini audit going concern. Sedangkan reputasi KAP
dan disclosure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going
concern.
5. Penelitian Ardiani et al. (2012) menguji audit tenure, disclosure, ukuran KAP,
debt default, opinion shopping, dan kondisi keuangan terhadap opini audit
going concern pada perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek
faktor yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit
going concern adalah audit tenure, opinion shopping dan kondisi keuangan.
ukuran KAP yang berukuran besar tidak memiliki ketepatan yang lebih baik
opini audit going concern pada perusahaan yang mengalami financial distress
terhadap opini going concern pada perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek
concern.
10. Penelitian Ryu and Roh (2007) menguji ukuran KAP terhadap opini going
concern pada perusahaan yang mengalami financial distress pada tahun 1997-
yang berukuran besar tidak memiliki ketepatan yang lebih baik dibandingkan
karena unit analisis dalam teori agensi adalah keterikatan yang mendasari
hubungan antara principal dan agent, maka diperlukan adanya keterikatan yang
efisien sebagai dasar dari hubungan antara principal dan agent tersebut. Principal
memberi motivasi kepada agent dengan merancang suatu keterikatan yang dapat
dikatakan efisien ketika agent dan principal memiliki informasi yang sama,
artinya memiliki kualitas dan kuantitas informasi yang simetris sehingga tidak ada
pihak.
principal dan agent, pihak principal melakukan pengawasan pada agent dengan
menugaskan pihak ketiga yaitu auditor. Auditor bertugas untuk mengevaluasi dan
Masalah timbul ketika perikatan antara auditor dengan klien terlalu lama.
dapat disebabkan hubungan perikatan yang terjalin lama antara auditor dengan
klien. Independensi auditor akan memiliki pengaruh pada tingkat kualitas audit
yang diberikan. Tingkat kualitas audit dapat diukur dari opini audit going concern
going concern juga semakin kecil. Selain itu ketika keterikatan antara auditor
dengan klien telah terjalin cukup lama maka akan menimbulkan pemahaman lebih
atas kondisi perusahaan yang menyebabkan auditor akan lebih mudah dalam
mendeteksi dan mengungkap masalah going concern. Ardiani et al. (2012) juga
terhadap penerimaan opini audit going concern. Semakin lama hubungan auditor
dengan klien, maka semakin kecil peluang perusahaan untuk menerima opini
Concern
mempertahankan kelangsungan hidupya di masa yang akan datang, hal ini akan
berdampak pada opini audit yang diberikan oleh auditor. Jika perusahaan tidak
memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang tidak mengalami
concern.
H2: Semakin baik kondisi keuangan perusahaan maka semakin kecil kemungkinan
keuangan yang berguna bagi pemakai laporan keuangan. Reputasi kantor akuntan
demikian mereka akan berusaha untuk memberikan kualitas audit yang baik.
self-interest maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai pihak yang
menengahi hubungan antara principal dan agent sangat diperlukan, dalam hal ini
perspective). Kantor akuntan publik yang berukuran kecil lebih peduli kepada
terhadap klien tertentu. Kantor akuntan publik yang berukuran besar cenderung
ekonomi lebih kecil dibandingkan kantor akuntan publik yang berukuran kecil.
Kantor akuntan publik yang berukuran besar cenderung kurang merespon tekanan
dari klien untuk memperlancar pelaporan dan cenderung tidak mau berkompromi
atas kualitas audit. Dalam situasi seperti tersebut, terdapat hubungan positif antara
ukuran kantor akuntan publik dan kualitas audit. Perspektif kedua yaitu perspektif
auditor berukuran besar seperti kantor akuntan publiik Big 4 memiliki tanggung
jawab untuk memberikan jasa audit dengan kualitas yang sama dengan kantor-
kantor lokal (afiliasi) dengan ukuran yang berbeda dan berlokasi di berbagai
mereka terancam, salah satunya dalam pemberian opini audit going concern
kepada klien. Keputusan pemberian opini audit going concern dipengaruhi oleh
independensi auditor terhadap klien. Auditor yang tidak ingin kehilangan reputasi
yang mereka miliki akan memilih untuk tetap menjaga independensi mereka,
reputasi akan memberikan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan
auditor yang tidak memiliki reputasi. Hal tersebut menjadi sesuatu yang harus
pada perusahaan klien yang tidak diungkapkan oleh auditor, maka hal tersebut
dapat merusak reputasi mereka. Klien biasanya memiliki pandangan bahwa KAP
berukuran besar dan memiliki afiliasi dengan KAP internasional memiliki kualitas
audit yang jauh lebih baik dibandingkan dengan KAP yang berukuran kecil.
dibandingkan pada auditor skala dengan kecil. Auditor dengan skala besar juga
ada karena mereka lebih kuat menghadapi resiko proses pengadilan. Pendapat
tersebut menjelaskan bahwa auditor dengan skala besar cenderung atau memiliki
opini audit going concern. KAP yang memiliki kualitas lebih tinggi lebih
H3: Semakin baik kualitas audit maka semakin besar kemungkinan terjadinya
Concern
tinjauan pustaka yang membangun konsep setiap variabel penelitian ini, maka
Gambar 2.1
Kerangka konseptual
ܪସ= Pertumbuhan
Perusahaan (-)
BAB 3
METODE PENELITIAN
penelitian, analisis data bersifat statistik atau kuantitatif, bertujuan untuk menguji
memiliki hubungan kausal yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat yang
variabel yang akan diteliti adalah audit tenure, kondisi keuangan perusahaan,
dependen.
variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas
opini audit going concern. Variabel opini audit going concern dilambangkan
dengan OGC
34
SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO
KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
35
penelitian ini:
penerimaan opini going concern. Opini audit modifikasi mengenai going concern
perusahaan dalam menjalankan operasinya pada kurun waktu yang pantas, tidak
lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (SPAP,
2011). Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Opini going
concern (GCO) diberi angka 1 sedangkan opini audit non going concern (NGCO)
diberi angka 0.
1. Audit Tenure
perikatan audit pada perusahaan yang sama (Hangoluan, 2014). Ketika auditor
memiliki keterikatan yang lama dengan kliennya, akan membuat auditor secara
tidak langsung lebih memahami kondisi keuangan yang dihadapi klien dan lebih
pada perusahaan klien tersebut (Hangoluan, 2014). Perikatan audit yang lama juga
auditor tidak memberikan opini audit going concern. Cara pengukuran variabel
audit client tenure adalah dengan menghitung jumlah tahun perikatan audit antara
2. Kondisi Keuangan
utuh atas keuangan perusahaan selama periode atau kurun waktu tertentu
adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan posisi
prediksi kebangkrutan revised Altman, yang terkenal dengan istilah Z score yang
merupakan suatu formula atau rumus yang dikembangkan oleh Altman untuk
Dimana :
Z5 = sales/total sales
data pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dikalikan dengan
keuangan perusahaan. Z score ini adalah formula yang sangat menarik karena
ukuran perusahaan. Meskipun kondisi sebuah perusahaan sangat baik, tetapi jika Z
kebangkrutan.
sebagai berikut:
kerja bersih dari keseluruhan total aset yang dimilikinya. Rasio dihitung dengan
membagi modal kerja bersih dengan total aset. Modal kerja bersih diperoleh
dengan cara aset lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Modal kerja bersih
jangka pendeknya karena tidak adanya aset lancar yang cukup untuk menutupi
kewajibannya.
ditahan dari total aset perusahaan. Laba ditahan adalah laba yang tidak dibagikan
kepada para pemegang saham atau dengan kata lain laba ditahan ditunjukkan oleh
berapa banyak income perusahaan dalam bentuk dividen yang tidak dibayarkan
kepada para pemegang saham. Laba ditahan terjadi karena pemegang saham biasa
memberi izin kepada perusahaan untuk menginvestasikan kembali laba yang tidak
dalam neraca bukan merupakan kas dan tidak tersedia untuk pembayaran dividen
kewajiban-kewajiban dari nilai buku modal sendiri (saham biasa). Nilai buku
ekuitas sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang
beredar dengan harga per book saham biasa. Nilai buku hutang diperoleh dengan
yang cukup dibandingkan investasi dalam total asetnya. Rasio ini menggambarkan
melihat zone of ignorance yaitu daerah nilai Z, dimana dikategorikan dalam tabel
berikut :
Tabel 3.1
Kriteria Nilai Z
Tidak bangkrut/sehat > 2.99
Berdasarkan Tabel 3.1, jika nilai Z perusahaan yang diteliti lebih besar
dari 2.99 maka perusahaan tersebut dikategorikan sebagai perusahaan yang tidak
memiliki risiko terhadap kebangkrutan dan jika lebih kecil dari 1.81 maka
Sedangkan apabila nilai Z berada di antara 1.81 sampai dengan 2.99 maka
3. Kualitas audit
akuntansi kliennya (Setyarno et al., 2006). Kualitas audit pada penelitian ini
dan kepercayaan publik yang didapatkan oleh auditor atas nama besar yang
dimiliki auditor tersebut. Dalam penelitian ini reputasi auditor diproksikan dengan
ukuran kantor akuntan publik (KAP) yang menggunakan variabel dummy. Jika
KAP termasuk dalam kategori The Big Four Auditors, akan diberi angka 1,
sedangkan jika tidaktermasuk kategori The Big Four Auditors, akan diberi angka
0.
Adapun KAP Big Four yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
4. Pertumbuhan Perusahaan
݆݈ܲ݁݊݊ܽܽݑ௧ − ݆݈ܲ݁݊݊ܽܽݑ௧ିଵ
ܲ݁ݑܾ ݉ݑݐݎℎ݆ܽ݊ܲ݁݊=݈݊ܽܽݑ
݆݈ܲ݁݊݊ܽܽݑ௧ିଵ
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, dan
sumber data dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder untuk tujuan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013
yang telah diaudit oleh auditor independen. Penelitian ini juga dilakukan dengan
literatur dan publikasi baik berupa buku maupun jurnal penelitian sebelumnya
3.5.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
penelitian ini populasi yang ditentukan oleh penulis adalah seluruh perusahaan
Tabel 3.2
Jumlah Populasi Tahun 2009-2013
Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
125 129 131 138 140
Sumber: Data Diolah, 2015.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sampling jenuh (sensus) yaitu
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang,
atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat
auditor dan opini auditor atas laporan keuangan perusahaan periode 2009-
2013.
Tabel 3.3
Kerangka Sampel
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
untuk menganalisis hipotesis, dan beberapa alat analisis lainnya. Analisis data
dihasilkan olahan data dalam bentuk tabel, grafik, serta kesimpulan yang
basis Windows (Ghozali, 2006). Teknik analisis data yang digunakan dalam
maksimum, dan deviasi standar. Mean adalah nilai rata-rata dari setiap variabel
penelitian yang digunakan dalam suatu penelitian. Minimum adalah nilai paling
rendah dari setiap variabel dalam suatu penelitian. Maksimum adalah nilai paling
tinggi dari setiap variabel dalam suatu penelitian. Deviasi standar digunakan
untuk mengetahui besarnya variasi dari data-data yang digunakan terhadap nilai
bilangan biner (angka 1 atau 0) atau variable dummy dan variabel independennya
kombinasi antara metrik dan non metrik. .Analisis regresi logisitk tidak
Model regresi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Altman Z Score
KAP = Kualitas Audit (variabel dummy), 1 jika diaudit KAP Big Four,
е = error item
α = Konstanta
β1 – β4 =Koefisien regresi
Lemeshow Goodness of Fit Test. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow
Goodness of Fit lebih besar daripada 0.05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak
dan berarti model mampu mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat
dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali,
2006).
Uji ini digunakan untuk memperoleh informasi seberapa tepat model ini
dapat melakukan prediksi terhadap hasil suatu penelitian. Jika semakin tinggi nilai
Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipoteisikan telah fit
atau tidak dengan data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah :
Dari hipotesis ini, agar model fit dengan data maka H0 harus diterima. Statistik
Adanya pengurangan nilai antara nilai awal -2LogL (inital -2Logl, finction)
dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang
dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006). Log likelihood pada regresi
logistik mirip dengan pengertian “Sum of Square Error” pada model regresi,
sebesar 5%. Jika nilainya lebih kecil dari tingkat signifikansi tersebut maka ada
Persamaan model regresi juga diuji bersama-sama, jika nilainya lebih kecil dari
variabel dependen.
a. Uji-t
dependen. Uji t digunakan untuk pengujian secara satu per satu pengaruh dari
concern.
H1.0 : β1 ≥ 0 semakin lama audit tenure maka tidak akan menyebabkan semakin
H1.a: β1 < 0 semakin lama audit tenure maka akan semakin semakin kecil
Hipotesis nul ditolak jika ternyata β1 lebih besar dari nol, nilai signifikansi β1
Hipotesis nul ditolak jika ternyata β2 lebih besar dari nol, nilai signifikansi β2
H3.0 : β3 < 0 semakin baik kualitas audit maka tidak akan menyebabkan
concern
Hipotesis nul ditolak jika ternyata β3 lebih kecil dari nol, nilai signifikansi β3
concern
Hipotesis nul ditolak jika ternyata β4 lebih besar dari nol, nilai signifikansi β4
1 (satu) sampai dengan 0 (nol). Jika nilai semakin mendekati 1 maka model
BAB 4
variabel independen yang memiliki skala interval dan skala biner. Audit Tenure,
memiliki skala interval, sedangkan sisanya opini going concern, dan kualitas audit
Tabel 4.1
Deskripsi Variabel Penelitian Audit Tenure (TEN), Kondisi Keuangan
(ZSCORE) dan Pertumbuhan Perusahaan (GROWTH)
menunjukkan lamanya jangka waktu perikatan auditor dengan klien. Dapat dilihat
bahwa pada tahun 2009-2013 masa perikatan tercepat antara auditor dengan
kliennya adalah 1 tahun sedangkan yang paling lama adalah 5 tahun. Sedangkan
rata- rata masa perikatan kedua pihak adalah 0,56 tahun. Hal ini menunjukkan
51
SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO
KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
52
bahwa rata – rata perusahaan yang listing di BEI sudah mematuhi peraturan yang
perikatan untuk sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) paling lama 5 tahun
berturut-turut.
Altman, kondisi keuangan yang terburuk adalah sebesar -5,320 yang dialami oleh
Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) dan untuk kondisi keuangan perusahaan yang
terbaik adalah sebesar 5,250 yang dialami oleh Intanwijaya Internasional Tbk
(INCI). Rata – rata kondisi keuangan perusahaan adalah sebesar 0,249. Disini
dapat terlihat bahwa rata-rata kondisi keungan perusahaan yang dijadikan sampel
perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 0,070.
Tabel 4.2
Deskripsi Variabel Penelitian Opini Going Concern (OGC) dan Kualitas
Audit (KAP)
presentase frekuensi
Variabel total
1 0 1 0
Opini Going Concern
56,1 43,9 46 36 82
(OGC)
Kualitas Audit (KAP) 40,2 59,8 33 49 82
Sumber : lampiran 4
variabel yang dipakai. Perusahaan yang menerima opini audit going concern
akuntan publik (KAP) perusahaan yang memakai jasa KAP yang berafiliasi
dengan Big Four sejumah 33 perusahaan sedangkan yang memakai jasa KAP
model (goodness of fit), sebeb jika tidak terpenuhi, maka analisis lebih lanjut tidak
dapat dilakukan.
Salah satu cara untuk menguji kecocokan model yang berbentuk logistik
ini menjadi penting sebab bila model diketahui tidak fit, maka analisis untuk
selanjutnya menjadi tidak dapat dilakukan. Jika nilai Hosmer and lemeshow’s
goodness of fit test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka Ho ditolak, yang
observasinya. Jika nilai Hosmer and lemeshow’s goodness of fit test lebih besar
dari 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi
nilai observasinya atau dengan kata lain model dapat diterima karena sesuai
Tabel 4.3
Hasil Uji Kecocokan Model Hosmer-Lemeshow
1 3.555 8 0.859
Sumber: lampiran 5
Pada Tabel 4.3 diatas, kita dapat melihat nilai signifikansi dari hasil pengujian
yakni 0,859 yang bahwa Ho tidak dapat ditolak (diterima), model regresi layak
digunakan. Artinya, model yang dikembangkan dinilai cocok atau fit dan mampu
menjelaskan data empiris secara tepat. Model ini dapat disimpulkan adalah model
yang tepat atau cocok dalam menguji hipotesis, karena tidak ada perbedaan yang
Uji akurasi model digunakan untuk mengetahui seberapa tepat model ini
dapat melakukan prediksi terhadap hasil penelitian. Semakin tinggi nilainya, maka
Tabel 4.4 berikut ini akan menyajikan hasil uji akurasi model.
Tabel 4.4
Predicted
Observed GC Percentage
NGC GC Correct
NGC 34 2 94.4
GC
GC 2 44 95.7
Step 1
Overall Percentage 95.1
Sumber: lampiran 5
Dari Tabel 4.4 tersebut, terlihat bahwa dari 36 data perusahaan yang diprediksi
mendapatkan opini lain selain opini audit going concern (diberi label “NGC”),
tepat diprediksi 34 data, atau dengan tingkat akurasi 94,4%. Di sisi lain, dari 46
model ini mampu memprediksi secara tepat 95,1% dari seluruh data yang ada. Ini
berarti ada sekitar 4,9% kemungkinan model ini tidak mampu memprediksi hasil
secara tepat. Hasil uji akurasi model ini dikatakan cukup baik dan akurat dalam
fit). Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah model fit dengan data baik
(-2LL) awal (Block 0 = Begining Block) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL)
akhir (Block 1 : Method = Enter). Adaanya pengurangan nilai antara -2LL. Awal
dengan -2LL pada langkah berikutnya menunjukan bahwa model fit dengan data
(Ghozali, 2006).
Tabel 4.5
Perbandingan Nilai -2LL awal dengan -2LL akhir
112.454
-2LL awal (Block Number = 0)
25.693
-2LL akhir (Block Number = 1)
Sumber: lampiran 5
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa nilai -2 LL awal adalah sebesar 112,454 dan nilai -
2 LL akhir adalah sebesar 25,693. Hal ini menunjukkan adanya pengurangan nilai
-2LL awal terhadap nilai -2LL tahap selanjutnya yang mengindikasikan bahwa
dengan menggunakan softwere SPSS 18.0 for windows. Untuk meneliti dan
Tabel 4.6
1. Konstanta sebesar 5,742 yang menyatakan jika nilai – nilai dari tiap variabel
2. Koefisien regresi TEN adalah -0,823 artinya jika audit tenure bertambah 1
concern sebesar 0,823. Sesuai dengan teori yang telah disebutkan yaitu jika
semakin lama audit tenure maka akan semakin kecil kemungkinan menerima
opini audit going concern sebesar 6,208. Begitu juga sebaliknya jika kondisi
penerimaan opini audit going concern asal variabel yang lain konstan. Sesuai
dengan teori yang telah disebutkan yaitu jika semakin baik kondisi perusahaan
4. Koefisien regresi KAP adalah -0,820 artinya jika perusahaan diaudit oleh KAP
Big Four maka akan mengurangi kemungkinan menerima opini going concern
sebesar 0,820, namun begitu juga sebaliknya jika diaudit dengan KAP Non-Big
concern dimana variabel independen yang lain adalah konstan. Hal ini tidak
sesuai dengan teori yang telah disebutkan yaitu jika perusahaan diaudit oleh
KAP Big Four maka meningkatkan probabilitas penerimaan opini audit going
concern.
probabilitas penerimaan opini audit going concern sebesar 0,136. Jika rasio
variabel independen yang lain konstan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
a. Uji-t
Tabel 4.7
Hasil uji-t
Variabel t-hitung signifikansi Keterangan
Tabel 4.7 menunjukkan tingkat signifikansi dari TEN sebesar 0,109 yang tidak
signifikan pada tingkat kesalahan 0,1 (10%). Sehingga semakin lama audit
0,001 yang tidak signifikan pada tingkat kesalahan 0,01 (1%) tetapi signifikan
signifikan terhadap terhadap penerimaan opini audit going concern. Tabel 4.7
menunjukkan tingkat signifikansi dari KAP sebesar 0,508 yang tidak signifikan
pada tingkat kesalahan 0,1 (10%). Sehingga jika perusahaan diaudit oleh KAP
0,904 yang tidak signifikan pada tingkat kesalahan 0,1 (10%). Sehingga jika
concern.
(Ghozali, 2006). Nilai ini didapat dengan cara membagi nilai Cox & Snell R
Tabel 4.8
Model Summary
Sumber : lampiran 5
tinggi yakni 0,875. Ini dapat diinterpretasikan bahwa kemungkinan 87,5% dari
Concern
tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini
tingkat 0,1 (10%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sari (2012) dan
perikatan yang lama maupun yang singkat tidak mempengaruhi auditor dalam
antara auditor dengan kliennya. Auditor akan tetap mengeluarkan opini audit
audit yang akan diterima di masa mendatang. Hal ini tidak didukung penelitian
yang dilakukan oleh Arsianto and Rahardjo (2013) yang sejalan dengan konsep
audit tenure dimana semakin lama masa perikatan perusahaan dengan KAP akan
KAP yang lama maka dapat memunculkan kesan bahwa KAP akan dapat terbawa
keuangan perusahaan signifikan terhadap penerimaan opini going concern. Hal ini
tingkat 0,01 (1%) tetapi signifikan pada tingkat 0,05 (5%). Dalam penelitian ini
mempengaruhi auditor dalam memberikan opini audit going concern jika berada
pada tingkat kesalahan sebesar 0,05 (5%) dan 0,1 (10%). Hasil ini menunjukkan
bahwa kondisi keuangan yang buruk adalah alasan utama bagi auditor untuk
memberikan opini audit going concern. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Setyarno et al. (2006), Ramadhany (2004) dan Fanny and Saputra
kesulitan keuangan (financial distress). Namun hal ini tidak didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2012), Santosa and Wedari (2007) dan
Ardiani et al. (2012). Menurut Ardiani et al. (2012) kondisi keuangan tidak
Concern
tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini
tingkat 0,1 (10%). Penelitian ini sesuai dengan penelitian Kartika (2012) dan
Setyarno et al. (2006). Kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran KAP tidak
keraguan akan kelangsungan hidupnya, maka opini yang akan diterimanya adalah
opini audit going concern, tanpa memandang apakah auditor-nya tergolong dalam
perusahaan tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal
ini disebabkan tingkat signifikansinya sebesar 0,904 yang tidak signifikan pada
tidak memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini
sesuai dengan penelitian Setyarno et al. (2006) dan Fanny and Saputra (2005)
Penelitian ini memberikan tambahan bukti empiris bahwa rasio pertumbuhan yang
lain yaitu rasio pertumbuhan penjualan yang positif tidak bisa menjamin auditee
untuk tidak menerima opini audit going concern. Tetapi hasil ini tidak didukung
BAB 5
5.1. Simpulan
penerimaan opini audit going concern, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
ditolak. Semakin lama audit tenure maka tidak akan menyebabkan semakin kecil
memberikan opini. Auditor akan tetap memberikan opini audit going concern jika
timbul keraguan atas kelangsungan usaha yang dialami oleh klien walaupun
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa audit tenure tidak memiliki pengaruh
opini audit going concern. Hasil hubungan tersebut menyatakan bahwa hipotesis
(H2) diterima. Semakin baik kondisi keuangan perusahaan maka akan semakin
kecil kemungkinan terjadinya penerimaan opini audit going concen pada klien.
kelangsungan usaha yang dialami oleh klien. Kondisi keuangan perusahaan yang
66
SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO
KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
67
akan memberikan opini audit going concern pada kliennya. Dari pembahasan dan
analisis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi
opini audit going concern. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis (H3) ditolak.
Semakin baik kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran KAP tidak akan
going cocncern. KAP big four maupun KAP non big four akan tetap
mempertahankan kualitas auditnya agar reputasinya tetap terjaga. KAP non big
four akan tetap memberikan opini audit going concern jika mereka menemukan
keraguan pada kelangsungan usaha klien. Dalam penelitian ini dapat terlihat
bahwa KAP big four maupun KAP non big four dapat menjaga dengan baik
cocncern. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis (H4) ditolak. Semakin baik
kemungkinan terjadinya penerimaan opini audit going concern pada klien. Hal ini
5.2. Keterbatasan
pencarian data laporan keuangan yang diterbitkan sebelum tahun 2009 untuk
5.3. Saran
yang berbeda.
lebih tepat
DAFTAR PUSTAKA
Ardiani, N., Nur, E., & Azlina, N. (2012). Pengaruh Audit Tenure, Disclosure,
Ukuran KAP, Debt Default, Opinion Shopping dan Kondisi Keangan
Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Real
Estate dan Property di BEI. Jurnal Ekonomi, Vol 20, No 4.
Arsianto, M. R., & Rahardjo, S. N. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penerimaan Opini Audit Going Concern. Diponegoro Journal of
Accounting, Vol 2, No 3, Hal 1.
Astria, T. (2011). Analisis Pengaruh Audit Tenure, Struktur Corporate
Governance dan Ukuran KAP Terhadap Integritas Laporan Keuangan.
De Angelo. (1981). Auditor independence, “Low Balling”, and Disclosure
Regulation. Journal of Accounting and Economics, p.113-127.
Dewayanto, T. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan
Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Fokus Ekonomi, Vol. 6 No. 1, h 81 - 104.
Fanny, M., & Saputra. (2005). Opini Audit Going Concern : Kajian Berdasarkan
Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi
Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta).
Simposium Nasional Akuntansi VIII, h 966-978.
Foroghi, D. (2012). Audit Firm Size and Going-Concern Reporting Accuracy.
Interdiciplinary Journal of Contemporary Research in Business, VOL 3,
NO 9.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
70
SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,HERDYAN BIMO PRAKOSO
KUALITAS AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
71