Alga Hijau
Alga Hijau
OLEH:
KELOMPOK 6
ANGGOTA
IPA 2015 A
JURUSAN IPA
2016
i
DAFTAR ISI
A. Latarbelakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................................2
A. Kesimpulan ..................................................................................................27
B. Saran............................................................................................................27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana siklus hidup masing-masing anggota Chlorophycophyta?.
2. Bagaimana perbandingan cara reproduksi seksual pada Chlorophycophyta?
3. Bagaimana penentuan tipe siklus hidup contoh-contoh Chlorophycophyta?
4. Bagaimana identifikasi specimen yang termasuk Chlorophycophyta pada
tingkat marga?.
5. Bagaimana deskripsi ciri-ciri utama spesimen Chlorophycophyta?
1
C. Tujuan
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Devinisi Chlorophyta
Divisi Chlorophyta, alga ini merupakan kelompok alga terbesar dan yang paling
beragam karena ada yang bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. warna hijau dari
klorofil a dan b yang sama dalam proporsi sebagai 'tinggi' tanaman serta c klorofil
tetapi dilaporkan terdapat di beberapa prasinophyceae; U-karoten, dan berbagai
karakteristik xanthophylls. Hasil asimilasi berupa amilum yang tersusun dalam
kloroplas, kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok,
seperti busa, seperti jala, dan seperti bintang, penyusunnya sama seperti pada
tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilase dan amilopektin. Alga berperan sebagai
produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air terutama yang
tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun pitoplankton.
Sebagian fitolankton adalah alga hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya aktif
melakukan fotosintesis sehingga alga hijau merupakan produsen utama dalam
ekosistem perairan.
Chlorella, salah satu anggota dari chlorophyceae memiliki nilai gizi sangat
tinggi dibandingkan dengan jenis jasad lainnya. Ukuran tubuhnya mikroskopis, bentuk
bulat, serta berkembangbiak dengan pembelahan sel, di dalam sel chlorella masih
memiliki chlorelin yaitu semacam antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri. Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Peranannya bagi
kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme di
laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat-obatan, bahan kosmetik
dan bahan makanan. Serbuk Chlorella dalam industri obat-obatan dimasukkan dalam
kapsul dan dijual sebagai suplemen makanan dikenal dengan “Sun Chlorella”.
Pengembangannya saat ini di kolam-kolam (contohnya di Pasuruan).
Beberapa anggota atau bagian yang bergabung dalam devisi chlorophyta
mempunyai persamaan pigmen, tempat penyimpanan dan susunan kloroplas. Menurut
Levavaseur (1989), menyatakan bahwa pigmen-pigmen fotosintesis alga hijau
berklarofil a dan b dan mengandung siphonaxanthin atau lutein. Dan tempat
penyimpanan cadangan makanan biasanya berupa pati.
3
B. Struktur Chlorophyta
Struktur tubuh bervariasi baik dalam ukuran, bentuk maupun susunanya. Untuk
mencakup sejumlah besar variasi tersebut, maka alga hijau dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
Sel tunggal (uniseluler) dan motil (ex:Chlamydomonas)
Sel tunggal uniseluler dan non motil (ex:Chlorella)
Sel senobium (koloni yanh mempunyai jumlah sel tertentu sehingga mempunyai
bentuk yang relatif tetap)
Koloni tak baraturan (ex:tetraspora)
Filamen (ada yang bercabang dan tidak bercabang)
Heterotrikus (filamen barcabang bentuknya terbagi menjadi prostate dan erect)
Foliaceus atau parenkimatis (filamen yang pembelahan sel vegetatif terjadi lebih
dari satu bidang.
Tubular (talus yang memiliki banyak inti tanpa sekat melintang)
4
Bentuk cakram ( ex:Chara)
Bentuk anyaman (ex:Oedogonium)
Bentuk spiral (ex:Spyrogyra)
Bentuk bintang (ex:Zygnema)
Bentuk lembaran
5
dari tiap flagella disebut blepharoplas. Tiap flagella terdiri dari axonema yang
tersusun oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat dua
singlet mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9+2. Flagella
tersebut dikelilingi oleh selubung plasma.
b. Pergerakan dengan sekresi lender
Dalam monografi tentang desmid, ditunjukkan terjadi pergerakan pada
desmid di permukaan lumpur dalam laboratorium. Pergerakan tersebut disebabkan
oleh adanya stimulus cahaya yang diduga oleh adanya sekresi lendir melalui porus
dinding sel pada bagian apikal dari sel. Selama pergerakan kedepan bagian kutub
berayun dari satu sisi ke sisi lain sehingga lendir bagian belakang seperti
berkelok-kelok.
6. Flagella
Pada umumnya sel alga hijau baik sel vegetatif maupun sel generatif dijumpai
adanya alat gerak. Flagella pada kelas chorophyceae selalu bertipe whiplash
(akronomatik) dan sama panjang (isokon), kecuali pada bangsa Oedogoniales
memiliki type stefanokon. Flagella dihubumgkan dengan struktur sel yang sangat
halus disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap flagella
disebut blephoroplas. Granula tersebut masing-masing dihubungkan oleh benang yang
letaknya melintang disebut paradesmosa. Risoplas merupakan benang tegak dan lurus
menghubungkan salah satu dari granula (blepharoplas) dengan struktur intranuklear
dari inti disebut sentrosom.
C. Perkembangbiakan Chlorophyta
Perkembangbiakan secara seksual banyak dijumpai yaitu, isogami, anisogami,
dan oogami. Meiosis dapat terjadi pada zigot yag berkecambah atau pada waktu
pembentukan spora dan gamet. Daur hidup yang umum dijumpai adalah tipe
haplontik, meskipun beberapa jenis termasuk tipe diplohaplotik.
Isogami merupakan perkembangbiakan secara seksual yang paling sederhana
dan menunjukkan ke arah anisogami, pada tipe anisogami masing-masing jenis
merupakan sel bebas dengan ukuran tidak sama, sedangkan yang lebih maju lagi yaitu
tipe oogami. Pada tipe oogami masing-masing jenis telah menunjukkan perbedaan
baik jenis maupun ukurannya.
6
Perkembangbiakan secara aseksual dengan cara membentuk sel khusus yang
mampu berkembang menjadi individu baru tanpa terjadinya peleburan sel kelamin.
Pada umumnya terjadi dengan peleburan spora, oleh karena itu disebut
perkembangbiakan secara sporik. Zoospora dibentuk oleh sel vegetatif, tetapi beberapa
tumbuhan terbentuk dalam sel khusus yang disebut sporangia. Zoospora setelah
periode berenang beberapa waktu berhenti pada substrat yang sesuai, umumnya
dengan ujung anterior, flagella dilepaskan dan terbentuk dinding. Selama proses ini
alga mensekresikan lendir yang berfungsi untuk mempertahankan diri.
Perkembangbiakan secara seksual banyak dijumpai yaitu, isogami, anisogami,
dan oogami. Meiosis dapat terjadi pada zigot yag berkecambah atau pada waktu
pembentukan spora dan gamet. Daur hidup yang umum dijumpai adalah tipe
haplontik, meskipun beberapa jenis termasuk tipe diplohaplotik. Isogami merupakan
perkembangbiakan secara seksual yang paling sederhana dan menunjukkan ke arah
anisogami, pada tipe anisogami masing-masing jenis merupakan sel bebas dengan
ukuran tidak sama, sedangkan yang lebih maju lagi yaitu tipe oogami. Pada tipe
oogami masing-masing jenis telah menunjukkan perbedaan baik jenis maupun
ukurannya.
Perkembangbiakan secara aseksual dengan cara membentuk sel khusus yang
mampu berkembang menjadi individu baru tanpa terjadinya peleburan sel kelamin.
Pada umumnya terjadi dengan peleburan spora, oleh karena itu disebut
perkembangbiakan secara sporik. Zoospora dibentuk oleh sel vegetatif, tetapi beberapa
tumbuhan terbentuk dalam sel khusus yang disebut sporangia. Zoospora setelah
periode berenang beberapa waktu berhenti pada substrat yang sesuai, umumnya
dengan ujung anterior, flagella dilepaskan dan terbentuk dinding. Selama proses ini
alga mensekresikan lendir yang berfungsi untuk mempertahankan diri. Macam-macam
perkembangbiakan pada alga hijau, yaitu:
1. Secara vegetatif
Secara vegetatif perkembangbiakan dilakukan dengan cara fragmentasi
tubuhnya dan pembelahan sel, serta pembentukan sporik yaitu dengan membentuk
Aplanospora, yaitu spora yang tidak dapat bergerak, contoh: chlamydomonas
Planospora, yaitu spora yang dapat bergerak Autospora yang berasal dari aplanospora,
7
contoh: chlorella, chlamydomonas. Autokoloni yang berasal dari aplanospora, contoh:
scenedesmus, pediastrum, dan crucigenia.
2. Secara aseksual
Secara aseksual yaitu dengan pembentukan zoospora, aplanospora, hipnospora,
autospora, dan konjugasi. Konjugasi, yaitu sel protoplas tumbuhan I ke tumbuhan II.
Contoh: spyrogira. Prosesnya, filament saling mendekat kemudian sama-sama
membentuk tonjolan kecil, selanjutnya membentuk papilla, kemudian ke dua dinding
papilla melebur hingga membentuk saluran, dilanjutkan dengan gamet jantan masuk
ke sel betina melalui saluran itu. Konjugasi ada 3 yaitu:
a. Konjugasi bentuk tangga (skalariform), yaitu pertemuan 2 protoplas di saluran
konjugasi. Contoh: spyrogira.
b. Konjugasi bentuk lateral, yaitu perkawinan antara 2 protoplas yang saling
berlekatan yang berasal dari satu filament. Contoh: zygnema
c. Konjugasi silang yaitu perkawinan antara 2 protoplas yang tanpa saluran
konjugasi. Contoh: mougeotia dan zygnema
3. Secara seksual
Secara seksual: isogami, Anisogami, oogami, aplanogami. Isogami yaitu:
gamet yang bentuk dan ukurannya sama (belum dapat dibedakan mana jantan dan
betina). Contoh: gonium, ulva. Anisogami : gamet yang bentuk dan ukurannya tidak
sama (gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama). Contoh: codium, bryopsis.
Oogami yaitu jenis anisogami dengan gamet jantan yang aktif (gametangium
oogonium, dan gametangium spermatid). Contoh: volvox dan oedogonium.
Berdasarkan sel gamet, perkembangbiakan dibedakan menjadi:
a. Heterotalik, yaitu perkembangbiakan yang berasal dari dua talus yang berbeda.
Contoh: spyrogira.
b. Homotalik, yaitu perkembangbiakan yang berasal dari satu talus. Contoh:
zygnema
Menurut smith (1955) kelas chlorophyceae terdiri dari 10 bangsa yaitu:
volvocales, tetrasporales, schizogonales, chlorococales, ulotrichales, oedogonales,
ulvales, shiponales, shiponocladales, dan zignematales. Sedangkan menurut mattox
dan stewart (1984), membagi chlorophyta dalam 5 kelas yaitu: mikromonadophyceae,
8
charophyceae, ulvophyceae, pleurastrophyceae, dan chlorophyceae. Kelas
chlorophyceae sendiri terbagi dalam 9 bangsa, yaitu:
1. Volvocales, sel-sel flagellate dan berkoloni, dinding sel glikoprotein
2. Tetrasporales, aggregasi palmolloid dan berkoloni, flagellta non motil, sel-sel
dengan vacuoles contractile, tubuh basal dan bentuk mata, dinding glikoprotein.
3. Chlorococcales, sel-sel non motil, aggregasi dan berkolon, sel-selnya tanpa vakuola
kontraktil, pembagiannya hanya menyatu dengan bentuk pada tahap reproduksi
saja.
4. Ulotrichales, filament talus dengan uninukleat sel
5. Ulvales, parenkim sel.
6. Oedogoniales, filament-filamen bercabang dan tidak bercabang dengan sel-sel
uninukleat, pembagian sel-sel termasuk pembentukan lingkaran stephanokontous
zoospore dan sperma.
7. Cladoporales, alga multiseluler dengan sel-sel multinukleat, filament atau sacsate
thali.
8. Caulerpales, sel berkomposisi dengan talus, siphonaxantin, dinding selulosa,
mannans atau xylan.
9. Dasicladales, talus sel tunggal dengan simetri radial, gamet terbentuk pada sebuah
cyst, dinding mennans.
Clorophyta juga bervariasi dalam sejarah kehidupan mereka. Ada tiga dasar
susunan yang bergantung ketika terjadi miosis. Pada keadaan yang primitif, sel
vegetatif adalah haploid dan zigot yang satu adalah bentuk tingkatan yang tidak aktif
dalam merespon pada kondisi yang menegangkan. Miosis terjadi ketika zigot
berkecambah. Tipe kedua dalam sejarah kehidupan yaitu terjadinya pergantian
generasi, sebagai gantinya zigot mengalami miosis, ini dibagi mitotacally, dalam
sebuah bentuk diploid talus, miosis terjadi selama formasi berdaya membiakkan sel.
Hasil spora memberikan peningkatan pada haploid talus, jadi ada pergantian antara
perbedaan fase haploid dan diploid vegetatif.
Kedua fase mungkin mirip dalam rupa dan dapat dibedakan hanya dengan
kepastian jumlah kromosom atau tipe daya membiakkan sel dibentuk. Dalam hal ini
generasi adalah isomorphic. Dalam pergantian generasi heteromorphic, fase haploid
dan diploid jelas beda dalam rupa. Akhirnya tipe ketiga dalam sejarah kehidupan
9
adalah sedikit ganggang hijau. Ini mula-mulanya dari pergantian generasi dengan
perubahan miosis pada waktu formasi gamet. Zigot dihasilkan dari peleburan
memperkembangkan gamet pada sebuah diploid talus yang baru. Gamet adalah satu-
satunya sel haploid.
D. Habitat Chrysophyta
Chrysophyta biasanya hidup di air tawar, air laut, air payau tanah – tanah yang
basah , ada pula yang hidup di tempat – tempat kering. Pada umumnya melekat pada
batuan, dan seringkali muncul kepermukaan apabila air surut merupakan suatu
penyusun plankton atau sebagai bentos. Yang bersel besar ada yang hidup di air laut,
terutama dekat pantai. Ada jenis chlorophyceae yang hidup pada tanah-tanah yang
basah. Bahkan diantaranya ada yang tahan akan kekeringan. Sebagian lainnya hidup
bersimbiosis dengan lichenes, dan ada yang intraseluler pada binatang rendah.
Sebagian yang hidup di laut merupakan makroalga seperti Ulvales dan siphonales.
Chlorophyta yang hidup di air tawar memiliki sifat kosmopolit, terutama yang
hidup di tempat yang terkena cahaya matahari langsung seperti kolam, danau dan
genangan air hujan, sungai atau selokan. Alga hijau juga ditemukan dilingkungan semi
akuatik yaitu pada batu-batuan dan kulit batang pohon yang lembab (protococcus dan
trentepotia. Beberapa anggotanya hidup di air yang mengapung atau melayang.
Beberapa jenis ada yang hidup melekat pada tumbuhan atau hewan.
10
Ordo : Volvocales
Family : Chlamydomonadaceae
Genus : Chlamydomonas
c. Morfologi
Alga uniseluler motil.
Umumnya oval.
Selulosa your dinding.
Dua anterior dimasukkan flagela whiplash. Flagela berasal dari granula basal
yang terletak di wilayah papillate atau non-papillate anterior sitoplasma. Flagel
menunjukkan khas susunan 9 +2 komponen fibril.
Vakuola kontraktil ditemukan di dekat basis flagela.
Cangkir menonjol atau kloroplas berbentuk mangkuk hadir. Kloroplas berisi
band terdiri dari sejumlah variabel dari tilakoid fotosintesis yang tidak diatur
dalam Grana-seperti struktur.
Pyrenoid dengan selubung pati hadir di ujung posterior dari kloroplas.
Tempat mata hadir di bagian anterior kloroplas. Ini terdiri dari dua atau tiga,
baris kurang lebih paralel tetesan lemak linear diatur.
d. Perkembangbiakan
Chlamydomonas dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual.
Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan cara membentuk zoospora melalui
pembelahan inti secara mitosis, sementara reproduksi seksualnya dimulai dengan
membelahnya sel dan kemudian menghasilkan gamet jantan atau gamet betina. Kedua
jenis gamet tersebut akan dihasilkan dengan bentuk yang dan ukuran yang sama.
Kedua gamet tersebut akan membentuk zigot yang dinding selnya tebal atau
zigospora. Zigospora tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Setelah
terbentuk Zigospora, dinding tebal zigospora akan pecah dan keluar zoospora.
Zoospora akan melakukan pembelahan meiosis untuk membentuk sel anak
Chlamydomonas.
Chlamydomonas merupakan sel haploid berflagela. Selama reproduksi seksual,
sel tersebut akan melakukan tiga kali pembelahan mitosis dan membentuk 2-8 sel
haploid berflagela
11
2. Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak
a. Hydrodictyon
Hydrodictyon banyak ditemukan di dalam air tawar dan koloninya berbentuk
seperti jala. Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang.
Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan fragmentasi. Fragmentasi dilakukan dengan
cara melepas sebagian koloninya dan membentuk koloni baru. Sedangkan reproduksi
generatif dengan konjugasi.
12
1) Volvox tumbuh baik di badan air eutrofik yang menyediakan segala nutrisi bagi
pertumbuhannya.
2) Setiap sel dalam koloni Volvox memiliki dua flagela. Organisme ini memiliki
sepasang vakuola kontraktil beserta kloroplas yang berbentuk seperti cangkir.
4. Chlorophyta berbentuk benang
a. Spyrogyra
Ganggang ini didapatkan di sekitar kita yaitu di perairan. Bentuk tubuh seperti benang,
dalam tiap sel terdapat kloroplas berbentuk spiral dan sebuah inti. Reproduksi
vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi.
1. Klasifikasi
Domain : Eukaryote (unranked): Archaeplastida
Kingdom : Protista (unranked): Streptophyta
Divisio : Chlorophyta
Clas : Chlorophyceae
Ordo : Zygnematales
Famili : Zygnemataceae
Genus : Spirogyra
Spesies : Spirogyra sp.
2. Habitat
Di air tawar, kloroplas seperti pita spiral dan sebuah inti ditemukan di kolan air
tawaryang jernih dalam massa yang sangat besar, biasanya hidup melayang di
permukaan air (planktofit). Talus pada spirogyra merupakan filament tidak bercabang.
3. Ciri-ciri
Koloni spirogyra berbentuk benang, panjang sel sampai beberapa kali lebarnya,
dinding lateral sel terdiri dari tiga lapis (lapisan terluar dari pektose dan dua lapisan
dalam dari selulose. Pada beberapa species, lapisan pektose tipis, tapi kebanyakan
tebal, yaitu 10-15 mikron. Dinding transversal tersusun dari 3 lapis: yang tengah
lamella dari pektose, dan dua lapisa di kiridan kanan lamella tersusun dari selulose.
Tiap sel spirogyra mengandung sebutir kloroplas yang umumnya berukuran besar dan
terikat dalan sitoplasmatepat di dalam dinding sel. Plastid ini memiliki bentuk
menyerupai pita, berpilin dari pangkal hingga ke ujung sel (spiral).
4. Cara perkembangbiakan
13
Spirogyra dapat bereproduksi baik secara aseksual dan seksual.
Perkembangbiakan aseksual dengan fragmentasi membentuk aplanosprora, akinet dan
partenospora. Perkembangbiakan seksual secar konjugasi lateral dan konjungasi
scalar.
5. Manfaat
a. Spirogyra merupakan fitoplankton sebagai makanan ikan, daerah yang kaya
plankton merupakan perairan yang kaya ikan.
b. Merupakan produsen primer, sebagai penyedia bahan organic dan oksigen bagi
hewan-hewan air yang membentuk ekosistem perairan.
c. Sebagai penghasil enzin glikosidase
b. Oedogonium
Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air tawar dan melekat di dasar
perairan. Reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah
zoospora yang berflagela banyak. Reproduksi generatif adalah salah satu benang
membentuk alat kelamin jantan (antiridium) dan menghasilkan gamet jantan
(spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat kelamin betina yang disebut
Oogonium. Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum). Sperma tozoid
membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk individu
1. Klasifikasi
Divisio : Chlorophyta
Klas : Chlorophyceae
Ordo : Oedogoniales
Famili : Oedoniaceae
Genus : Oedogonium
Spesies : Oedogonium sp.
2. Karakteristik
Koloni bentuk filament tidak bercabang
Sel basal termodifikasi menjadi semacam batil penghisap untuk menempel pada
subtrat.
3. Habitat
14
Oedogonium banyak ditemukan pada perairan yang permanen seperti kolam
atau kubangan air, jarang pada air yang mengalir deras. Filament ada yamng melayang
atau epifit( menempel) pada daun atau batang tanaman air.
c. Zygnema
1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Division : Charophyta
Class : Zygnematophyceae
Ordo : Zygnematales
Family : Zygnemataceae
Genus : Zygnema
2. Habitat
Ditemukan hanya di air tawar atau sub-aerial habitat. Spesies biasanya ada
sebagai tikar mengambang di air yang tergenang di selokan dan kolam, tetapi beberapa
juga tumbuh di air yang bergerak, melampirkan diri untuk substrat dengan rhizoid-
seperti proyeksi sel basal filamen. Spesies tikar naik ke permukaan di awal musim
semi, tumbuh cepat melalui musim panas, menghilang pada akhir musim panas.
3. Ciri- cirri
Zygnema adalah sebuah keluarga berfilamen atau uniseluler , uniseriate
(bercabang) ganggang hijau, filamen bercabang yang terdiri dari sel-sel silinder dalam
selubung lendir. Setiap sel memiliki dua kloroplas stellata, masing-masing dengan
pyrenoid pusat besar. Inti terletak dalam sitoplasma jembatan yang menghubungkan
dua kloroplas. Sel-sel basal sesekali mengembangkan pertumbuhan rhizoidal untuk
lampiran di perairan yang bergolak.
4. Cara perkembangbiakan
Zygnema memiliki perkembangbiakan yang sama dengan spirogyra yakni dapat
bereproduksi baik secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan aseksual dengan
fragmentasi membentuk aplanosprora, akinet dan partenospora. Perkembangbiakan
seksual secar konjugasi lateral dan konjungasi scalar.
5. Manfaat
a. Spirogyra merupakan fitoplankton sebagai makanan ikan, daerah yang kaya
plankton merupakan perairan yang kaya ikan.
15
b. Merupakan produsen primer, sebagai penyedia bahan organic dan oksigen bagi
hewan-hewan air yang membentuk ekosistem perairan.
c. Sebagai penghasil enzin glikosidase
d. Scenedesmus
1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Cholococcales
Famili : Scenedesmaceae
Genus : Scenedesmus
Species : Scenedesmus dimorphus
2. Habitat
Scenedesmus sp. biasanya hidup di air tawar, air laut, air payau, tanah – tanah
yang basah , ada pula yang hidup di tempat – tempat kering. Pada umumnya melekat
pada batuan, dan seringkali muncul kepermukaan apabila air surut, merupakan suatu
penyusun plankton atau sebagai bentos. Yang bersel besar ada yang hidup di air laut,
terutama dekat pantai. Ada jenis chlorophyceae yang hidup pada tanah-tanah yang
basah. Bahkan diantaranya ada yang tahan akan kekeringan. Sebagian lainnya hidup
bersimbiosis dengan lichenes, dan ada yang intraseluler pada binatang rendah.
Sebagian yang hidup di laut merupakan makroalga seperti Ulvales dan siphonales.
3. Reproduksi
Scenedesmus sp. dapat melakukan reproduksi aseksual maupun seksual.
Reproduksi aseksual terjadi melalui pembentukan autokoloni, yaitu setiap sel induk
membentuk koloni anakan yang dilepaskan melalui sel induk yang pecah terlebih
dahulu. Beberapa spesies Scenedesmus dapat melakukan reproduksi seksual dengan
pembentukan zoospora biflagel dan isogami. Karbohidrat, protein, dan lemak bila
diuraikan menjadi monomer-monomer penyusunnya, pada akhirnya akan menjadi
asetil KoA. Selanjutnya, asetil KoA masuk ke dalam siklus Krebs, dilanjutkan dengan
rantai transpor elektron yang akan menghasilkan ATP. Energi yang terkandung dalam
ATP tersebut digunakan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel Scenedesmus.
16
4. Kegunaan
Scenedesmus sp. berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis
alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak
aktif merupakan penyusun pitoplankton. Sebagian fitolankton adalah alga hijau,
pigmen klorofil yang dimilikinya aktif melakukan fotosintesis sehingga alga hijau
merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan. Peranan Scenedesmus sp. bagi
kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme di
laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat-obatan, bahan kosmetik
dan bahan makanan.
Scenedesmus sp. mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu: Produsen primer (penyedia oksigen), Sebagai alternatif bahan pangan bagi
astronot, terutama spesies chlorella (karena kandungan chlorelinnya banyak
mengandung vitamin E), Sumber pakan alami bagi ikan dan organism air lain
(terutama benih), Beberapa diantaranya dibudidayakan sebagai sumber pakan dip anti
pembenihan ikan, contoh: chlorella, dunaliella, tetraselmis, dan scenedesmus. Jenis
tertentu dimanfatkan sebagai suplemen makanan bagi manusia dan sebagai pengawet
makanan, Twtraselmis dan chlorella dikenal sebagai probiotik.
17
d. Chara
Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Bentuk talus
seperti tumbuhan tinggi, menyerupai batang, yang beruas-ruas dan bercabang-cabang,
berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula dan globula. Di dalam nukula terdapat
arkegonium dan menghasilkan ovum. Di dalam globula terdapat anteridium yang
memproduksi spermatozoid. Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan
zigospora yang berdinding sel. Pada reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara
fragmentasi.
18
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat :
1. Mikroskop listrik 1 buah
2. Kaca benda 2 buah
3. Kaca penutup 2 buah
4. Pipet 2 buah
Bahan :
1. Air kos Secukupnya
2. Air danau Secukupnya
3. Air kenjeran Secukupnya
4. Air sawah Secukupnya
5. Air got Secukupnya
B. Rancangan percobaan
C. Langkah percobaan
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Koleksi alga hijau dari berbagaai
habitat ke dalam botol yang sudah disiapkan. Ambil beberapa tetes air yang sudah
disiapkan, kemudian teteskan ke atas kaca benda beberapa tetes menggunakan
pipet, lalu tutup dengan kaca penutup, pastikan tidak ada gelembung di dalamnya.
Kemudian amati dan temukan spesies alga hijau dengan menggunakan mikroskop.
Sebelum mengamati pastikan harus mengetahui ciri – ciri dan jenis alga hijau agar
dapat dengan mudah mengidentifikasinya dan membandingkan ciri – cirinya
dengan spesimen yang lainnya.
Setelah menemukan spesimen alga hijau dan sudah merasa yakin dengan
mengidentifikasinya dengan daftar rujukan yang sudah disiapkan, maka gambar
spesimen tersebut. Selanjutnya tentukan ciri – ciri khasnya dan identifikasi nama
marga dan famili. Dari kegiatan ini, setidaknya temukan 5 macam spesimennya
D. Variabel Percobaan
Variabel Manipulasi : Air kos, air sawah, air danau, air kenjeran, dan air got.
20
E. Definisi Operasional Variabel
Variabel Manipulasi : Meneteskan air pada gelas benda meliputi air kamar
mandi, air sawah, air danau, air kenjeran, dan air got.
Variabel Kontrol : Menggunakan perbesaran lensa okuler yang tetap yaitu 5x,
menggunakan larutan alkohol pada untuk membersihkan
gelas benda dan gelas penutup.
Variabel Respon : Mengamati jenis – jenis alga hijau yang ada dalam tetesan
air tersebut.
21
BAB IV
A. DATA
NO. FOTO GAMBAR KETERANGAN
1. Perbesaran :
4 x 10 = 40 X
Nama Spesies :
Volvox
Habitat : Air
Sawah
Volvox
2. Perbesaran :
4 x 10 = 40 X
Nama Spesies :
Zygnema
Habitat : Air
Danau
Zygnema
3. Perbesaran:
10x10= 100 X
Nama Spesies :
Scendesmus
cendesmus
22
4. 10x10= 100 X
Nama Spesies :
Derbesia
Derbesia
5. Perbesaran:
10x10= 100 X
Nama Spesies :
Oedogonium
Habitat : Air
Danau
Oedogonium
B. ANALISIS
Pada praktikum yang telah kita lakukan pada tanggal 21 April 2016 dan pada
tanggal 28 April 2016 tentang Alga Eukariotik : Alga Hijau, dapat diperoleh data
sebagai berikut: Pada pengamatan yang pertama, kami mengambil air sawah untuk
dijadikan spesimen, lalu kita amati menggunakan mikroskop elektron dengan
perbesaran 40 X. Setelah kita amati selama beberapa menit, kita menemukan salah
satu spesies alga hijau yaitu Volvox. Pada pengamatan yang kedua, kami mengambil
spesimennya dari air danau, lalu kita amati dengan menggunakan mikroskop
elektron dengan perbesaran 40 X. Setelah kita amati selama beberapa menit, kita
menemukan salah satu spesies alga hijau yaitu Zygnema. Kemudian pengamatan
selanjutnya, kami tetap menggunakan air laut akan tetapi air laut yang kami gunakan
merupakan air laut yang ada di pantai kenjeran. . Lalu kita amati menggunakan
23
mikroskop elektron dengan perbesaran 100 X. Setelah kita amati selama beberapa
menit, kami menemukan spesies alga hijau yaitu Scendesmus dan Derbesia. Kedua
alga tersebut ditemukan pada pengamatan yang berbeda-beda akan tetapi air yang
digunakan sama yaitu air laut kenjeran. Jadi, setelah menemukan Scendesmus,
Spesimen yang ada di preparat dibersihkan terlebih dahulu kemudian diganti dengan
air yang baru akan tetapi tetap menggunakan air laut kenjeran. Setelah kita amati
dan menemukan alga hijau yaitu Derbesia. Pada pengamatan yang kelima, kami
mengambil spesimennya dari air danau, lalu kita amati dengan menggunakan
mikroskop elektron dengan perbesaran 100 X. Setelah kita amati selama beberapa
menit, kita menemukan salah satu spesies alga hijau yaitu Oedogonium. Jadi, pada
praktikum tentang alga hijau, kelompok kami hanya menemukan 5 alga hijau.
C. PEMBAHASAN
Chlorophyta adalah alga yang bewarna hijau karena memiliki pigmen dominan
klorofil a dan klorofil b, serta pigmen tambahan karoten (kuning kemerahan) dan
xantofil (kuning). Klorofil b adalah jenis klorofil yang terdapat pada tumbuhan dan
tidak dimiliki oleh ganggang lain, kecuali Chlorophyta dan Euglenophyta.
Chlorophyta memiliki dinding sel dan selulosa. Cadangan makanannya disimpan
dalam bentuk amilum, protein, dan minyak. Struktur tubuhnya ada yang bersel satu,
ada juga yang berupa koloni, benang, lembaran atau tabung. Cara hidupnya bebas
dan sebagai epifit atau endofit dalam tumbuhan atau hewan lain. Habitatnya ada di
darat, tempat yang lembab, di air tawar maupun air laut.
Spesies pertama yang kami temukan yaitu Volvox. Volvox adalah salahsatu
spesies ganggang hijau yang berbentuk koloni. Koloni volvox berbentuk
menyerupai bola. Pada sel-sel vegetative bagian tepi berflagel dua. Koloni sel
tersebut dihubungkan satu dengan yang lain melalui benang-benang sitoplasma.
Volvox hidup di air tawar misalnya di sawah atau di kolam. Sedangkan, spesies
yang telah kami temukan sudah menunjukkan ciri tersebut yaitu berbentuk
24
menyerupai bola, dan di temukan di air tawar yaitu air sawah. Maka dari itu kami
dapat menyimpulkan bahwa spesies yang kami temukan adalah Volvox.
Spesies ketiga yang kami temukan yaitu Scendesmus. Scendesmus adalah salah
satu spesies ganggang hijau yang berbentuk koloni, koloni yang paling sering ada
dua atau empat sel. Spesies ini memiliki flagel yang dapat bergerak sedikit, bentuk
flagel isokontae, jumlah dan letak sangat bervariasi (apikal, subapikal, lateral).
Sedangkan, spesies yang kami temukan berbentuk koloni dan ada flagelnya, akan
tetapi kita tidak dapat melihat bahwa itu bisa bergerak. Dan dari ciri tersebut kami
dapat menyimpulkan bahwa spesies tersebut adalah Scendesmus.
Spesies yang keempat yang kami temukan yaitu Derbesia. Derbesia memiliki
ciri-ciri yaitu berbentuk filamen dan pada tubuhnya terdapat seperti gelembung
yang menonjol keluar yang bewarna hijau kehitaman. Derbesia banyak di temukan
pada tempat-tempat yang mengandung banyak air seperti pada air laut. Sedangkan
spesies yang kami temukan memiliki ciri-ciri yaitu berbentuk filamen, dan ada
gelembung yang bewarna hijau tua pada bagian tubuhnya. Spesies ini juga kami
temukan pada air laut kenjeran. Jadi, kami yakin bahwa spesies yang kami temukan
adalah Derbisia.
25
Spesies yang kelima yang kami temukan yaitu Oedogonium. Oedogonium
merupakan ganggang hijau berbentuk benang-benang yang berhubungan seperti
jala. Banyak ditemukan di air tawar, lebih banyak hidup menempel pada batu-batu
daripada di dasar. Reproduksi aseksualnya dengan cara membentuk zoospora. Dan
reproduksi seksualnya dengan oogami, yaitu perkawinan antara sel telur yang
dihasilkan dalam oogonium dan spermatozoid yang dihasilkan oleh anteridium.
Sedangkan yang kami temukan adalah spesies yang berbentuk seperti benang, tidak
bercabang, bewarna hijau dan kami temukan pada air danau, akan tetapi kami yakin
bahwa itu adalah Oedogonium karena struktur tubuhnya.
26
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada praktikum yang telah kami lakukan tentang alga hijau. Ada 5 alga hijau
yang sudah kami temukan pada tempat yang berbeda-beda. Pada sampel air yang
telah dibawa yaitu air sawah, air danau, dan air laut. Pada air sawah ditemukan
Volvox, pada air danau ditemukan Zygnema dan Oedogonium, dan pada air laut
ditemukan Scendesmus dan Derbesia. Volvox yang kami temukan memiliki ciri
berbentuk menyerupai bola. Zygnema memiliki ciri-ciri yaitu berbentuk filament.
Scendesmus memiliki ciri berbentuk koloni dan ada flagelnya, akan tetapi kita tidak
dapat melihat bahwa itu bisa bergerak. Derbesia memiliki ciri-ciri yaitu berbentuk
filamen, dan ada gelembung yang bewarna hijau tua pada bagian tubuhnya.
Oedogonium memiliki ciri berbentuk seperti benang, tidak bercabang dan bewarna
hijau.
B. SARAN
Dalam praktikum tentang alga penggunaan alat dan bahan haruslah steril.
Selain itu, ketika melakukan praktikum seharusnya kita melihat dengan perbesaran
yang berbeda agar specimen yang diamati dapat terlihat dengan jelas.
27
DAFTAR PUSTAKA
28