Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang cukup besar di antara
negara-negara lainnya di wilayah Asia dan menempati posisi keempat di dunia dengan
jumlah penduduk mencapai lebih dari 262 juta jiwa. Jumlah tersebut masih dapat terus
bertambah dari waktu ke waktu. Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, tentu
saja hal ini juga menyebabkan bertambahnya setiap kebutuhan yang ada, mulai dari
ketersediaan bahan pokok, lahan, hingga layanan publik. Sebagai contoh, layanan publik
yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat adalah jalan raya dan juga transportasi umum, baik
yang berupa bus kota maupun kereta. Namun, ketersediaan jalan raya tidak sebanding
dengan bertambahnya pengendara bermotor maupun moda transportasi lainnya. Hal ini
disebabkan karena daya dukung lahan yang tersedia semakin berkurang sehingga tidak
dapat menambah ataupun melebarkan jalan raya yang ada. Salah satu akibatnya adalah
kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di kota-kota besar di Indonesia, seperti DKI Jakarta
misalnya.
Jika DKI Jakarta dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia, maka
kemacetan di DKI Jakarta dapat digolongkan menjadi yang sangat parah, karena kemacetan
tersebut seringkali menyebabkan kendaraan sama sekali tidak bisa berjalan akibat padatnya
lalu lintas. Untuk itu, salah satu cara yang dilakukan agar dapat mengurangi kemacetan di
wilayah DKI Jakarta adalah dengan proyek pembangunan transportasi masal MRT dan LRT.
MRT (Mass Rapid Transit) sendiri adalah jenis kereta yang bisa mengangkut massa dalam
jumlah yang besar. MRT ini diperkirakan bisa mengangkut sekitar 2000 orang di setiap
rangkaian yang terdiri dari 8 - 10 kereta. Sedangkan LRT (Light Rapid Transit) memiliki daya
tampung yang lebih kecil daripada MRT, yaitu sekitar 628 penumpang dari setiap rangkaian
kereta yang terdiri dari maksimal 3 kereta.
Selain proyek pembangunan MRT dan LRT, Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat mulai melaksanakan pembangunan hunian vertikal berbasis TOD yang
dimaksudkan sebagai salah satu solusi terhadap permasalahan perumahan dan kemacetan
yang ada. TOD (Transit Oriented Development) sendiri merupakan konsep pembangunan
yang berfokus di sekitar layanan transportasi umum dimana pembangunan ini
mengintegrasikan hunian, kantor, atau pusat-pusat aktivitas perkotaan dengan berbagai hal
yang mudah ditempuh dengan berjalan kaki, serta tak jauh dari transportasi umum
berkualitas sehingga memudahkan pengguna transportasi umum untuk berpindah-pindah
jalur, dan berganti moda transportasi sesuai kebutuhan. Inovasi ini juga mengoptimalkan
peruntukan ruang terbuka hijau.
Salah satu contoh pembangunan yang menerapkan konsep TOD adalah proyek
rumah susun sederhana milik (Rusunami) di Stasiun Pondok Cina, Depok, Jawa Barat.
Pembangunan Rusunami dengan konsep TOD di Pondok Cina, Depok ini merupakan proyek
kedua yang terdiri dari empat menara (tower), sebanyak 3.693 unit di atas lahan seluas
27.706 m2. TOD Depok juga memiliki konektivitas dengan pusat pendidikan dan pusat
kegiatan utama di Depok. Bahkan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam sambutannya
pada groundbreaking proyek rumah susun sederhana milik (Rusunami) TOD di Stasiun
Pondok Cina, Depok, Jawa Barat juga menjelaskan pemerintah telah mengusung Program
Satu Juta Rumah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sejalan dengan konsep TOD.
Untuk itu, bangunan rumah susun yang dibangun haruslah didesain sedemikian rupa
sehingga memberikan kenyamanan bagi para penghuninya. Namun, selama ini rumah susun
kurang digemari karena aspek kenyamanan tersebut yang dinilai masih kurang tepenuhi.
Oleh karena itu, rumah susun yang akan dibangun tersebut haruslah memiliki fasilitas yag
memadahi, desain arsitektural yang indah, dan tetap ramah lingkungan.
Berangkat dari beberapa permasalahan di atas, perlu diadakan suatu kompetisi yang
dapat mewadahi mahasiswa untuk menyalurkan kreativitas dan mengaplikasikan ilmunya
menjadi suatu karya yang bersifat aplikatif agar dapat membantu memecahkan
permasalahan tersebut. Atas pertimbangan tersebut, EcoHouse Design Competition IX pada
tahun 2018 ini pun hadir demi melanjutkan dan meningkatkan apa yang telah diraih pada
EcoHouse Design Competition sebelum-sebelumnya, bukan hanya untuk kepentingan
pengembangan diri mahasiswa semata, namun juga demi kepentingan masyarakat luas dan
peningkatan kepedulian terhadap green living.
TENTANG LOMBA
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
2. Mampu menciptakan bangunan berbasis TOD sebagai salah satu cara mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi dengan memperhatikan aspek lingkungan,
kenyamanan, kesehatan, dan estetika, serta terintegrasi dengan fasilitas pendukung
lainnya.
3. Melakukan sosialisasi secara tidak langsung pada kalangan akademik khususnya dan
masyarakat pada umumnya mengenai perlunya bangunan berbasis TOD sebagai
salah satu cara mengurangi kemacetan.
4. Memberikan ide-ide baru mengenai bangunan berbasis TOD yang optimal dan
mungkin untuk diterapkan.
SIFAT LOMBA
Catatan : Hasil karya berupa satu jilid karya dan satu keping CD/DVD diterima panitia paling
lambat tanggal 14 Maret 2018.
KETENTUAN UMUM
1. Gagasan desain adalah karya asli peserta dan belum pernah diperlombakan
maupun dipublikasikan (dengan menandatangani surat pernyataan bermaterai Rp
6.000,00).
2. Karya yang diterima (CD dan hard copy) akan menjadi hak milik panitia dan tidak
dikembalikan.
3. Panitia tidak bertanggung jawab atas segala tindakan hukum yang muncul dari hasil
karya peserta yang dilombakan ataupun sebagai dampak dari keikutsertaan peserta
pada lomba ini.
5. Keputusan dewan juri adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
KRITERIA PESERTA
1. Peserta adalah mahasiswa D3 atau D4 atau S1 dari perguruan tinggi negeri maupun
swasta se-Indonesia yang masih tercatat aktif sebagai mahasiswa hingga tanggal 2
Mei 2018 (Final EcoHouse Design Competition IX ).
3. Peserta dapat terdiri dari mahasiswa D3, D4 atau S1 maupun kombinasinya selama
masih berasal dari perguruan tinggi yang sama.
5. Satu kelompok peserta boleh terdiri dari mahasiswa dari jurusan yang berbeda
selama masih berasal dari perguruan tinggi yang sama.
6. Setiap tim wajib berisikan minimal 1 (satu) orang anggota dari prodi Teknik Sipil.
7. Anggota tim diperbolehkan berasal dari semua jurusan dengan ketua tim berasal
dari jurusan Teknik Sipil atau Teknik Arsitektur.
8. Peserta yang tidak ber-tim (individu) harus berasal dari prodi Teknik Sipil atau
Teknik Arsitektur.
KETENTUAN PENDAFTARAN
PERSYARATAN KOMPETISI
1. Karya adalah karya orisinil peserta yang memiliki seluruh hak kekayaan intelektual.
Setiap pelanggaran atas hak kekayaan intelektual orang lain akan diproses secara
hukum. Karya peserta harus dapat dipertanggungjawabkan keasliannya.
2. Setiap karya yang disertakan dalam lomba harus belum pernah diperlombakan dan
dipublikasikan untuk keperluan yang bersifat komersial serta harus bebas dari setiap
kontrak atau ikatan lain yang membatasi peserta dan penyelenggara untuk
melakukan publikasi karya tersebut pada media yang berhubungan dengan
perlombaan ini.
3. Panitia tidak bertanggung jawab apabila ada klaim dari pihak lain atas ketidak-
orisinil-an karya peserta.
4. Karya yang dilombakan harus sesuai dengan tema lomba dan memenuhi kriteria
perlombaan.
5. Jumlah karya yang diikutsertakan oleh setiap tim yang akan dilombakan maksimal 1
karya.
6. Keikutsertaan peserta dalam lomba, peserta dianggap telah menerima dan
menyetujui seluruh persyaratan lomba.
− Perencaanan pembangunan rusun dapat memilih salah satu lokasi stasiun yang
lahannya akan dibuat kawasan Transit Oriented Development (TOD) oleh
Kementrian PUPR, untuk diambil data kontur tempat direncanakannya
pembangunan rumah susun.
− Lokasi tapak harap dicantumkan dalam peta yang nantinya peserta lampirkan.
− Kondisi tanah di lokasi pembangunan dianggap cukup stabil dengan jenis tanah
lempung kepasiran.
− Bangunan rumah susun beserta sarana pendukungnya seperti taman, pos keamanan,
parkir dan lain-lain terletak di lokasi yang bebas ditentukan oleh peserta bedasarkan
poin kedua seluas ±10000 m2.
− Rumah susun terdiri dari sejumlah unit kamar yang dapat ditentukan sendiri oleh
peserta, setiap unit kamar dimungkinkan dapat dihuni 4 orang secara layak.
− Rancangan berupa detail rancangan bangunan beserta sarana pendukung dalam satu
ruang lingkup, detail rancangan denah lantai, dan detail rancangan unit kamar.
− Pengadaan fasilitas lain yang mampu menunjang penghuni bangunan bebas sesuai
inovasi peserta dan berhubungan dengan fasilitas yang dibutuhkan rumah susun
dalam kawasan TOD.
− Perencanaan bangunan rumah susun didasarkan pada kriteria bangunan hijau yang
sesuai standart bangunan gedung yang ada dalam peraturan yang berlaku di
Indonesia.
Dalam lomba Eco House Design Competition IX ini peserta dituntut kreatifitasnya
dalam membuat bagan alir pelaksanaan pembangunan disertai penjelasan-
penjelasan tentang inovasi, teknologi dan komponen struktural seperti apa yang
digunakan dalam pelaksaan pembangunan tersebut beserta keunggulannya,
sehingga dengan diterapkannya inovasi, teknologi dan komponen struktural itu
penggunaan bahan material menjadi efisien (tidak ada/sedikit material terbuang
karena berlebihan) dan juga pengunaan energi dari alat berat maupun manusia
seminimal mungkin. Selain itu penggunaan green material pun sangat diutamakan
dalam pelaksaan pembangunan.
Penataan ruang terbuka hijau disekitar rumah susun dengan lahan yang tersedia
disertai fasilitas-fasilitas penunjang yang disediakan, diharapkan dapat menunjang
interaksi sosial, budaya, kerohanian, kenyamanan dan keamanan penghuninya.
Catatan : penyelesaian secara desain untuk limbah padat dan cair terbatas pada
limbah organik, karena limbah non-organik memerlukan fasilitas khusus untuk
proses pengolahannya. Untuk itu diperlukan juga pemisahan limbah organik
dengan limbah non - organik.
Karena rumah susun terletak dalam kawasan padat yang sedikit resapan air,
peserta diharapkan dapat mendesain sistem drainase dan saluran air hujan yang
memadai sehingga bangunan dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Selain itu
air hujan dapat pula dipanen (rainwater harvesting) dan dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan lainnya. Adanya inovasi dalam bidang pemanfaatan air hujan ini
penting dalam aspek lingkungan bangunan dalam mewujudkan suatu bangunan.
TEKNIK PENYAJIAN HASIL KARYA
1. Gambar
− Gambar kerja dibuat dengan menggunakan software CAD, dan dicetak sesuai
dengan ketentuan dalam tabel di bawah.
− Kertas yang digunakan adalah kertas ukuran A3 (420 mm x 294 mm) dengan HVS
100gr, dan wajib dijilid spiral.
− Urutan gambar dalam buku karya sesuai dengan urutan yang telah ditentukan.
Bangunan lain yang dirancang oleh peserta untuk menunjang aktivitas warga yang
tinggal di rusun tidak perlu disajikan dalam bentuk gambar teknik hasil CAD.
2. Tulisan
− Seluruh gambar dan dokumen rancangan diserahkan dalam format digital dalam
satu keping CD/DVD.
− Seluruh gambar harus dicetak di kertas dengan jenis & ukuran yang telah ditentukan.
− Pemberian Logo Universitas, indentitas kelompok dan peserta HANYA di cover buku
karya saja, tidak perlu di lembar lain.
− Isi setiap CD/DVD disusun dalam folder “FILE LOMBA”, yang berisi :
● Soft copy konsep rancangan dan estimasi biaya bangunan ukuran A3 dalam
format *.doc; *docx; atau *.pdf.
− Untuk menghindari kerusakan, CD/DVD harus dikemas dalam pelindung yang kuat,
bukan berupa pelindung plastik biasa atau kertas. Panitia tidak bertanggung jawab
atas segala kerusakan yang terjadi pada saat pengiriman.
− Gambar print-out dan CD/DVD karya lomba dimasukkan ke dalam amplop disertai
Surat Pernyataan Penyerahan Karya Desain yang sudah ditandatangani di atas
materai Rp 6.000,00. Formulir Surat pernyataan bisa didownload di
www.civilinaction.com tanggal 29 Januari 2018.
− Hasil karya berupa satu jilid karya dan satu keping CD/DVD diterima panitia paling
lambat tanggal 14 Maret 2018.
3. Maket
Khusus untuk 5 nominator terbaik hasil penjurian tahap pertama wajib mengumpulkan
maket dengan ketentuan sebagai berikut:
− Lansekap (alas maket) untuk bagunan kawasan secara keseluruhan dan disajikan
dengan ukuran maksimal 60x80 cm2.
− Maket dikumpulkan saat technical meeting yang diselenggarakan pada tanggal 1 Mei
2018.
− Bagian maket diberi label identitas kelompok peserta seperti di bawah ini:
1. Bidang Lingkungan
2. Bidang Transportasi
3. Bidang Konstruksi
4. Bidang Arsitektur
− Penjurian akan menghasilkan 5 nominator dengan nilai tertinggi dan hasil penjurian
akan diumumkan tanggal 6 April 2018 di website www.civilinaction.id dan akan
dihubungi langsung oleh panitia.
− Kelima nominator ini akan dipanggil untuk Technical meeting pada hari Selasa, 1 Mei
2018 guna memperlancar proses di acara EcoHouse Design Competition IX.
− Kelima nominator ini akan dipanggil untuk presentasi di Yogyakarta pada Hari Rabu
tanggal 2 Mei 2018 di hadapan para juri, audience dan peserta EcoHouse Design
Competition IX lainnya.
− Kelima nominator wajib mematuhi dan mengikuti timeline yang sudah disiapkan
oleh panitia
− Pemenang lomba akan diumumkan pada tanggal 3 Mei 2018 bersamaan dengan
pengumuman pemenang lomba International Roof Truss Design Competition dan
Lomba Karya Tulis Ilmiah VIII.
− Hasil keputusan juri adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
PENGHARGAAN
− Peserta yang tidak lolos sebagai finalis akan mendapatkan sertifikat keikutsertaan
lomba yang akan dikirimkan ke alamat perguruan tinggi masing-masing sesuai
dengan yang tercantum di formulir pendaftaran.
− Hadiah bagi pemenang lomba diberikan secara langsung atau dikirim via Pos atau
Transfer Bank setelah berakhirnya presentasi pemenang lomba.
INFORMASI DAN KETERANGAN
Contact Person :