Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PROSES PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN DALAM INGATAN


MANUSIA

ERMAINI
No. Peserta : 19086202710019

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN GURU KELAS


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Otak
merupakan tempat menerima, menyimpan kemudian mengenali informasi yang ada,
artinya otak adalah pusat ingatan manusia (Markowitz dan Jensen, 2002). Di dalam
otak tersimpan berbagai macam informasi. Selama otak dalam keadaan sehat
manusia akan selalu melakukan proses mengingat.
Proses berfikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat
secara langsung bagaimana otak bekerja dan informasi tersebut diolah. Informasi
yang diterima melaui alat indra akan masuk dalam memori otak. Semua informasi
yang kita peroleh terekam di dalam ingatan. Akan tetapi,tidak semua informasi
tersebut dapat bertahan lama dalam ingatan atau hilang karena ada beberapa faktor
yang mempengaruhinya
Mengingat adalah proses aktif yang tidak hanya melibatkan proses
penyimpanan informasi, tetapi juga melibatkan proses menggabungkan dua atau tiga
informasi sekaligus untuk merekonstruksi peristiwa masa lalu. Memori atau ingatan
sangat diperlukan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Disadari atau
tidak, dalam menjalani kehidupannya, memori merupakan salah satu hal yang tidak
dapat dipisahkan dari setiap aktivitas individu. Daya ingat kita tergantung pada jenis
kinerja yang membutuhkan kemampuan tersebut. Dalam melakukan pemrosesan
informasi, memori melibatkan proses penyandian, penyimpanan dan pengambilan
kembali
Berdasarkan pernyataan diatas maka penulis membuat makalah dengan
judul “Proses Pengorganisasian Informasi/Pengetahuan dalam Ingatan Manusia”

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan ingatan ?
2. Apa bentuk tahapan - tahapan dalam mengingat ?
3. Apa saja bentuk tingkatan memori?
4. Apa saja faktor Penyebab terganggunya proses pemunculan informasi?
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari ingatan
2. Untuk mengetahui tahapan - tahapan dalam mengingat
3. Untuk mengetahui jenis tingkatan memori
4. Untuk mengetahui faktor penyebab terganggunya proses pemunculan informasi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ingatan
Menurut Cicero (dalam Rose & Nicholl, 2006: 69) memori adalah
perbendaharaan berharga dan menyimpan segala sesuatu. Bimo Walgito (2004: 145)
menyatakan bahwa ingatan berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang telah
lalu, dapat dikatakan bahwa apa yang diingat merupakan hal yang pernah dialami dan
dipersepsi. Mengingat adalah proses memanggil kembali informasi yang telah
tersimpan sebagai long term memory (LTM) ke dalam short term memory (STM).
Sementara Suryabrata (2006: 44) mengatakan bahwa ingatan diartikan sebagai
kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksikan kesan-kesan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa daya ingat atau ingatan
merupakan kemampuan otak untuk menangkap atau memasukkan, menyimpan, dan
menimbulkan kembali informasi yang pernah dilihat maupun yang dialaminya.

B. Tahapan-Tahapan dalam Mengingat


Walgito (2004), yang menjelaskan bahwa ada tiga tahapan mengingat, yaitu
mulai dari memasukkan informasi (learning), menyimpan (retention), menimbulkan
kembali (remembering).
1. Memasukkan Pesan Dalam Ingatan (Encoding)
Proses Encoding yaitu pengkodean terhadap apa yang dipersepsi dengan
cara mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu
yang sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme). Jadi encoding
merupakan suatu proses mengubah suatu informasi ke dalam bentuk yang dapat
diproses dan digunakan otak kita. Proses pengubahan informasi ini dapat terjadi
dengan dua cara, yaitu:
(1) Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh inderanya dimasukkan
dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya.
(2) Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan
pengetahuan ke dalam ingatannya.
2. Menyimpan (Storage)
Fungsi penyimpanan yaitu mempertahankan informasi tersebut selama mungkin.
Sesuatu yang telah dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak
(traces) dan bisa ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut
dengan memory traces. Walaupun disimpan namun jika tidak sering digunakan
maka memory traces tersebut bisa sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan juga
hilang, dan ini yang disebut dengan kelupaan.
3. Menimbulkan Kembali (Retrival)
Fungsi ketiga yaitu berkaitan dengan menimbulkan kembali hal hal yang disimpan
dalam ingatan. Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan
menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali bila
dibutuhkan. Mekanisme dalam proses mengingat kembali sangat membantu
organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Cara cara dalam
menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan yaitu:
(1) Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa lalu
tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme.
(2) Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari
melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme.
(3) Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai
informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks.

C. Tingkatan Memori
Berdasarkan jangka waktu daya ingat, memori terbagi atas dua tingkatan yaitu
memori jangka pendek (short tem memory ) dan memori jangka panjang (long term
memory)
1. Memori jangka pendek yaitu memori yang dapat mengingat informasi hanya
beberapa saat, dan beberapa lama kemudian kita akan mengalami kesulitan untuk
mengingat kembali.memori ini memiliki kapsitas yang terbatas walaupun memiliki
peranan yang penting dalam proses memori
2. Memori jangka panjang
Jeanne dalam Indianti, dkk (2008:282) mendefinisikan memori jangka panjang
sebagai tempat pembelajar menyimpan pengtahuan dan keyakinan umum mereka
tentang dunia, hal yang tekah mereka pelajari disekolah, dan ingatan mereka tentang
berbagai peristiwa dalam kehidupan pribadi mereka
Manusia dapat memiliki daya ingat yang kuat karena kemampuan jangka
panjangnya bagus. Mereka dapat memindahkan informasi dari memori jangka
pendek ke memory jangka panjang dengan mengaikat informasi baru dengan
pengetahuan awal yang telah dimilikinya

D. Penyebab terganggunya proses pemunculan informasi


Lupa adalah hilangnya informasi yang telah disimpan dalam memori jangka
panjang. Jenkins dan Dallenbach dalam Ling dan Catling (2012: 70) mengemukan
bahwa lupa dapat disebabkan peristiwa –peristiwa yang terjadi antara belajar dan
pengingatan mencampri kemampuan untuk mengingat dan bukan karena kerusakan
memori.
Seseorang dapat lupa akan suatu
informasi yang pernah diterimanya karena beberapa hal berikut ini.
1. Kerusakan jejak
Kerusakan informasi secara spontan seiring waktu dikarenakan kerusakan dalam
jalur-jalur memori karena kurangnya penggunaan informasi terkait. Peterson dan
Peterson menemukan bahwa semakin lama penundaan antara pengodean dan
penarikan maka akan semakin besar kerusakannya
2. Konsolidasi
Lupa terjadi karena kerusakan atau deteriorasi psikologis yaitu sebab-seba
organis seperti amnesia, penyakit Alzheimer atau usia tua
3. Percampuran
Teori pencampuran mengemukakan bahwa informasi baru dan memori yang
disimpan bersaing sehingga menyebabkan lupa
4. Kegagalan penarikan
Tulving dan Wiseman dalam Ling dan Catling (2012: 70) berpendapat bahwa
ingatan gagal ketika kita tidak memiliki petunjuk yang tepat untuk menariknya.
Sementara Feldman (1999) mengatakan bahwa terganggunya proses
pemunculan informasi disebabkan oleh :
1. Interferensi retroaktif, dimana informasi baru yang masuk mengganggu
proses pemunculan kembali informasi yang telah ada, dan
2. Interferensi proaktif yaitu informasi yang lama yang ada mengganggu proses
pemunculan kembali informasi yang baru masuk
Kadang-kadang seseprang tidak mengingat suatu informasi yang telah
didapat secara keseluruhan dan adanya hanya ingat sebagian saja informasi
tersebut
.

BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas dapat ditarik beberapa
kesimpulan antaranya:
1. Daya ingat atau ingatan merupakan kemampuan otak untuk menangkap atau
memasukkan, menyimpan, dan menimbulkan kembali atas informasi yang pernah
dilihat maupun dialaminya.
2. Ada tiga tahapan mengingat, yaitu mulai dari memasukkan informasi (learning),
menyimpan (retention), menimbulkan kembali (remembering).
3. Berdasarkan jangka waktu daya ingat, memori terbagi atas dua tingkatan yaitu
memori jangka pendek (short tem memory ) dan memori jangka panjang (long term
memory)
4. Proses pemunculan informasi bisa terganggu karena factor kelupaan yang
disebabkan oleh Kerusakan jejak, konsolidasi, percampuran dan kegagalan
penarikan

DAFTAR PUSTAKA

Feldman, R.S. 1999. Understanding Psychology. 5th ed. Boston: McGraw‐


Indianti, wahyu & dkk . 2008. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang. Jakarta : Erlangga.
Ling, Jonathan dan Jonathan Catling. 2012. Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga
Markowitz, K. & Jensen, E. 2002. Otak Sejuta Gigabyte. Bandung: Kaifa.
Rose, Colin & Nicholl, J. Malcolm. (2006). Accelerated Learning (For The 21st Century).
Penerjemah: Dedy Ahimsa. Bandung: Penerbit Nuansa
Suryabrata, Sumadi. 2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum Edisi IV. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai