TINJAUAN PUSTAKA
Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau komponen
yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah
melalui proses pemisahan. Bagian terbesar dari penetuan secara analisis gravimetri meliputi
transformasi unsur atau radikal kesenyawaan murni stabil yang dapat segera diubah menjadi
bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Metode gravimetrik memakan waktu yang cukup
lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat
digunakan (Khopkar, 1990).
Analisis gravimetri merupakan salah satu bagian dari kimia analitik. Langkah
pengukuran pada cara gravimetri adalah pengukuran berat, analit secara fisik dipisahkan dari
semua komponen lainnya maupun dari pelarutnya. Pengendapan merupakan teknik yang secara
luas digunakan untuk memisahkan analit dari gangguan-gangguan (Underwood, 1981).
Menghitung persentasi dari berat suatu analit dalam analisis gravimetri digunakan rumus :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖
% 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡 = × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Metode Gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stoikiometri reaksi
pengendapan, yang secara umum dinyatakan dengan persamaan:
𝑎𝐴 + 𝑝𝑃 → 𝐴𝑎 𝑃𝑝
“a” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), “p” adalah koefisien reaksi setara dari
reaktan pengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi yang
tergolong sulit larut (mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah proses
pencucian dan pengeringan. Penambahan reaktan pengendap P umumnya dilakukan secara
berlebih agar dicapai pengendapan yang sempurna (Ibnu, 2004).
Penetapan jumlah sampel metode gravimetri dilakukan melalui perhitungan berat
sehingga produk harus dalam bentuk padatan (solid). Pemisahan dapat dilakukan dengan cara :
Pembentukkan endapan yg sukar larut, lalu endapan disaring, dicuci, dikeringkan atau
dipijar kemudian ditimbang.
Penggunaan sifat volatilitas dan zat yang akan ditentukan diperoleh dengan cara
penyulingan. Hasil reaksi ditampung kemudian ditimbang atau berkurangnya berat
cuplikan karena penyulingan dapat diukur.
Pengendapan logam yang murni pada katoda secara elektrolisis.
Syarat berikut ini harus dipenuhi agar metode gravvimetri berhasil :
Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang tak
terendapkan secara analitis tak dapat dideteksi (biasanya 0,1 mg atau kurang dalam
menetapkan penyusun utama dari suatu makro).
Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan hendaknya murni
atau sangat hampir murni. Bila tidak, maka akan diperoleh hasil yang kurang akurat atau
galat.
Endapan harus dapat diubah menjadi suatu senyawa dalam keadaan stoikiometrik
misalnya dengan cara pemijaran.
Selain itu, ada dua hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan suatu faktor gravimetri :
Berat molekul (atau berat atom) analit berada pada pembilang, sedangkan berat zat yang
ditimbang pada pembagi.
Banyaknya molekul atau atom yang muncul dalam pembilang dan pembagi haruslah
ekuivalen secara kimia.
Pemisahan hingga tercapainya endapan murni dilakukan dengan metode sebagai berikut:
Mekanisme Pembentukan Endapan
Endapan dapat dibentuk ketika larutan sudah lewat jenuh. Tahap pembentukan
endapan adalah sebagai berikut:
Pembentukan
Pengelompokan Pertumbuhan Inti Partikel Endapan
Parikel yang
Ion Endapan yang Mikroskopik
Sangat kecil
Gravimetri dapat digunakan untuk menentukan hampir semua anion dan kation anorganik
serta zat-zat netral seperti air, belerang dioksida, karbon dioksida, isodium, dan berbagai jenis
senyawa organik. Misalnya penentuan kadar laktosa dalam susu, salisilat dalam sediaan obat,
fenolftalein dalam obat pencahar, nikotina dalam pestisida, kolesterol dalam biji-bijian, dan
benzaldehida dalam buah-buahan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu,Sodiq. 2004. Kimia Analitik. JICA : Malang
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press : Jakarta.
Underwood, A.L, dan Day, R.A., 1981, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga : Jakarta.