Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN AUDIT PRODUKSI BERSIH

UNIT ION EXCHANGE


DI LABORATORIUM PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH INDUSTRI
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Teknik Produksi Bersih

Dosen Pembimbing : Ir. Emma Hermawati Muhari, MT

Oleh:

Nama : 1. Muhammad Januar Ramadhan NIM. 151411049

2. Tantri Prasetyani NIM. 151411061

Kelas : 3B – D3 Teknik Kimia

Tanggal Penyerahan : 12 Desember 2017

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2017
BAB I
PERSIAPAN

1.1 Komitmen Pihak Manajemen


Komitmen dilakukan antara satuan tugas program audit dengan Ketua Laboratorium
Pengolahan Air dan Limbah Industri. (terlampir)

1.2 Susunan Organisasi Satuan Tugas Program Audit


1.2.1 Pelaksana
a. Ketua Tim Satuan Tugas Audit : Muhammad Januar Ramadhan (151411049)
b. Anggota Tim Satuan Tugas Audit : Tantri Prasetyani (151411061)
1.2.2 Form Tim Satuan Tugas Audit Produksi Bersih
Tabel 1.11. Satuan tugas audit beserta tanggung jawabnya
No. Jabatan Nama NIM Tanggung Jawab

1. Ketua Tim Muhammad Januar 151411049 • Melakukan koordinasi dengan


Ramadhan pihak kepala Laboratorium
Teknik
• Memantau kinerja anggota
dalam pelaksanaan audit
produksi bersih
• Bertanggung jawab terhadap
hasil dan solusi dari peluang
yang direkomendasikan
• Melalukan pengumpulan data
penggunaan air kelas 3A , 3B,
dan 3C selama praktikum Ion
Exchange pada proses
backwash.(4 kelompok
praktikum )
• Melakukan perekapan data
penggunaan air pada proses
backwash.
• Melakukan wawancara dengan
teknisi.
• Menganalisis neraca massa pada
penggunaan air.
• Menganalisis peluang produksi
bersih yang dapat dilakukan.
• Memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan dari solusi yang
diterapkan
2. Anggota-1 Tantri Prasetyani 151411061 • Melalukan pengumpulan data
penggunaan air kelas 3A , 3B,
dan 3C selama praktikum Ion
Exchange pada proses in
service.
• Melakukan perekapan data
penggunaan air pada proses
backwash.
• Melakukan wawancara dengan
praktikan.
• Menganalisis neraca massa pada
penggunaan air.
• Menganilisis peluang produksi
bersih yang dapat dilakukan.

1.3 Tujuan Program Audit Secara Keseluruhan


Tujuan dilaksanakannya audit produksi bersih di alat ion exchange Laboratorium
Pengolahan Limbah Industri Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung yaitu:
• Meminimalisasi resin yang terbawa keluar sebanyak 100% untuk 1 tahun
praktikum.
• Meminimalisasi kebocoran air hingga 60% untuk 1 tahun praktikum.

1.4 Ruang Lingkup


1.4.1 Audit Terhadap Manajeman Produksi Bersih
Kebijakan atau peraturan dari pihak kepala Laboratorium Pengolahan Air dan Limbah
Industri mengenai produksi bersih
1.4.2 Audit Terhadap Produksi Bersih
a. Air yang digunakan
b. Resin yang digunakan
c. Peralatan

1.5 Pelaksaan dan Penetapan Rencana Kerja Produksi Bersih


1.5.1 Waktu Pelaksanaan
Proses audit produksi bersih di Laboratorium Pengolahan Air dan Limbah Industri,
Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung dilaksanakan pada bulan November
dan Desember tahun 2017 serta bulan Januari tahun 2017.
1.5.2 Penetapan
Tabel 1.2 Rencana Kerja
Waktu Kegiatan

Desember
No. Nama Kegiatan November (2017) (2017)

16 21 23 27 28 4 5

Persiapan

1. Pembuatan komitmen pihak


kepala Laboratorium Teknik
2. Pembentukan Satuan Tugas

3. Penyusunan ruang lingkup


dan tujuan
4. Penyusunan rencana kerja

Pengumpulan Data

5. Desk study

6. Kunjungan lapangan

Pelaksanaan Tahap 3

7. Penyusunan kesetimbangan
material dan energi
8. Analisis peluang produksi
bersih
9. Mensintesis kegiatan produksi
bersih yang dapat dilakukan
Pelaksanaan Tahap 4

10. Evaluasi kelayakan teknis dan


ekonims direkomendasikan
11. Rekomendasi
BAB II
ASSESSMENT

2.1 Desk Study


Desk study ini merupakan tahap pengumpulan data berbagai aspek yang terkait dengan
produksi bersih Ion Exchange. Aspek tersebut dapat mendukung dan menunjang penerapan
produksi bersih di Laboratorium Pengolahan Limbah Industri. Informasi mengenai data
berbagai aspek tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber, di antaranya adalah :
a. Teknisi Laboratorium Pengolahan Limbah Industri
b. Laporan praktikum Pengolahan Limbah Industri modul Ion Exchange dan kuisioner
oleh praktikan.

Beberapa aspek yang ditinjau adalah sebagai berikut :


1) Aspek Umum
• Tata tertib laboratorium
2) Aspek Proses/Teknis
• Skema alat dan diagram alir proses
3) Aspek Produk dan Bahan
• Jenis, volume, dan kandungan air umpan.
• Jenis, volume, dan kandungan air effluent.
• Jenis, volume resin yang digunakan.
4) Aspek Ekonomis
• Biaya operasi.
5) Aspek Lingkungan Hidup
• Daftar limbah yang dihasilkan
• Hasil analisa limbah
2.1.1 Tata Tertib Laboratorium Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

TATA TERTIB PESERTA LABORATORIUM PENGOLAHAN AIR DAN


LIMBAH INDUSTRI (PLI)

1) Peserta praktikum (praktikan) wajib hadir sesuai jadwal tepat.


2) Keterlambatan yang diijinkan maksimum 15 menit.
3) Praktikan wajib menggunakan jas lab, dan alat-alat keselamatan kerja.
4) Peserta wajib mematuhi tata tertib yang berlaku di laboratorium (tidak diperkenankan
membawa makanan/minuman, memakai sandal, bercanda, memaki, merokok,
menyembunyikan radio/tape/CD, mematikan handphone, bagi wanita rambut diikat)
5) Sebelum praktikum peserta harus siap dengan yang akan dikerjakan. Jika belum siap,
pembimbing dapat tidak mengijinkan yang brsangkutan mengikuti praktikum, dan
tidak ada susulan.
6) Setiap mahasiswa (perorangan) wajib membuat jurnal terlebih dahulu yang berisi
tujuan praktikum, dasar teori, cara kerja, dan tabel data.
7) Data yang diperoleh selama praktikum harus diserahkan kepada pembimbing pada saat
praktikum berakhir.
8) Laporan diserahkan paling lama 3 hari setelah praktikum.
9) Keterlambatan penyerahan laporan, nilainya akan dipotong 20% perhari (kecuali ijin
dari pembimbing)
10) Bentuk laporan adalah berisi jurnal, data hasil pengamatan, pembahasan dan
kesimpulan.
11) Pada pertengahan praktikum dan pembicaraan laporan Bersama pembimbing, jika
tidak melakukan pembicaraan laporan dengan alasan apapun, dianggap tidak membuat
laporan, dan nilai laporan dianggap nol.
12) Selama di laboratorium tidak diperkenankan menggunakan atau memindahkan sarana
peralatan yang ada di dalam laboratorium tanpa seijin Ketua Laboratorium atau teknisi
yang bertanggung jawab.
13) Tidak diperkenankan menggunakan peralatan tanpa ijin atau diawasi teknisi.
14) Pada saat menggunakan alat di laboratorium harus mematuhi SOP yang ada.
15) Praktikan yang menggunakan alat di laboratorium wajib mengisi log book yang
tersedia di samping alat.
16) Apabila merusakkan atau memecahkan peralatan, praktikan wajib melaporkan
kepada teknisi.
17) Gunakan air, listrik dan gas seperlunya.
2.1.2 Skema Alat dan Diagram Proses

Gambar 2.1 Skema Alat Pertukaran Ion di Laboratorium Pengolahan Air dan Limbah
Industri
Gambar 2.2 Unit Pertukaran Ion Exchange di Laoratorium Pengolahan Air dan Limbah
Industri
2.1 3 Data dari Teknisi

Auditor (A) : Kapan alat ion exchange pertama kali digunakan? Dan diperoleh dari
manakah alat tersebut?
Ibu Nina (B) : Alat ion exchange pertama kali digunakan pada tahun 2010, alat tersebut
diperoleh dari hasil penelitian dosen teknik kimia POLBAN.

A : Adakah penjadwalan rutin untuk perawatan alat ion exchange? Jika ada setiap
berapa waktu dilakukannya?
B : Tidak ada

A : Pernahkah terjadi kerusakan pada alat tersebut? Kapan dilakukan perbaikan? Oleh
siapa alat tersebut diperbaiki?
B : Kerusakan yang sering terjadi adalah kebocoran pada kolom resin, dilakukan perbaikan
saat itu juga terjadi kebocoran, dilakukan oleh mahasiswa. Kerusakan lain pada alat ini
adalah pada bagian pompa peristaltik yang berfungsi mengalirkan aliran keluaran resin
kation ke resin anion.

A : Apa jenis resin atau spesifikasi resin yang digunakan? Berapa banyak jumlah resin
yang digunakan?
B : jenis resin yang digunakan adalah resin siklus H+ dan siklus OH- (spesifikasi tidak diketahui
lebih detail). Resin yang digunakan sebanyak 5 kg untuk tiap kolom.

A : Dari manakah sumber resin yang digunakan untuk praktikum?


B : Resin diperoleh dari toko Bratachem Bandung.

A : Jumlah resin yang dibeli berapa banyak serta biaya yang dibutuhkan berapa
banyak?
B : Jumlah resin yang dibeli tiap jenisnya sebanyak 5 kg dengan biaya 75.000/kg.

A : Kapan pembelian resin tersebut dilaksanakan?


B : Resin biasanya dibeli pada akhir tahun.

A : Berapa lama jangka waktu penggunaan resin hingga dibeli resin yang baru?
B : Jangka waktu penggunaan resin biasanya selama 3 tahun saat resin sudah jenuh.

A : Apabila resin diganti maka bagaimana perlakuan untuk resin sebelumnya? Apakah
ada perlakuan khusus?
B : Resin bekas yang telah diganti ditampung di dalam karung.

A : Darimanakah sumber air yang digunakan saat praktikum?


B : Air yang digunakan meerupakan air tanah di area kampus POLBAN dan terkadang
ditambah air PDAM jika tidak cukup.

A : Apakah ada instruksi dari teknisi untuk memanfaatkan air demin yang dihasilkan?
B : tidak ada instruksi.

A : Apakah ada perawatan terhadap resin yang digunakan?


B : perawatan yang dilakukan adalah regenerasi resin, resin kation dengan HCl sedangkan
anion dengan NaOH dengan konsentrasi 6N. regenerasi dilakukan satu hari, dilakukan
secara perlahan dengan diteteskan.

A : Bagaimana saran untuk masalah resin overflow saat proses backwash dilakukan?
B : Dipasang semaacam perangkap resin seperti saringan.
2.1.4 Hasil Kuisioner Praktikan 2-3C X dibuang 100

Kuisioner disebar untuk 5-3C X dibuang 10


perwakilan tiap kelompok praktikum
dari kelas 3A-3C Teknik Kimia. Berikut 6-3C X dibuang 350
hasil kisioner
8-3C X dibuang 2

Tabel 2.1 Data kuisioner terhadap


praktikan
Keterangan:
Kelompok- 1 3
1. Adakah kebocoran ketika praktikum?
2
Kelas Ya Tidak (gram) 2. Apa yang dilakukan untuk air effluent /
aquademin yang dihasilkan? Dibuang ?
4-3A X dibuang 2
Atau ada perlakuan lain?
5-3A X dibuang 5-10 3. Apa ada resin yang terbawa keluar
ketika backwash? Seberapa banyak?
6-3A X dibuang 2

3-3A X dibuang 20

1-3B X dibuang 1

2-3B X dibuang 1

3-3B X dibuang 250

4-3B X dibuang 20

5-3B X dibuang 500

6-3B X dibuang 1

7-3B X dibuang 50

1-3C X dibuang 500


2.1.5 Data Praktikum Ion Exchange

Data ini diperoleh dari kelompok praktikum dari kelas 3A-3C

Tabel 2.2 Parameter air sebelum dan sesudah proses hasil praktikum kelas 3A – D3 Teknik
Kimia
Kel DHL/pH sebelum proses DHL/pH sesudah Kekeruhan effluent
pertukaran ion proses ion proses backwash (NTU)

Awal Anion Kation

5 Tidak dilakukan in service Tidak dilakukan 1.9 2.29 2.4


in service

3 32.7 µS/cm / 6.88 21.5/6.74 2.06 1.79

4 0.312 mS/cm / 6.25 0.1975 mS/6.925 1.82 2.03

6 0.302 mS/6.89 0.104/6.34 2.89 1.83

Tabel 2.3 Parameter air sebelum dan sesudah proses hasil praktikum kelas 3B – D3 Teknik
Kimia
Kel DHL/pH sebelum proses DHL/pH sesudah Kekeruhan effluent proses
pertukaran ion proses ion backwash (NTU)

Awal Anion Kation

1 0.319µS / 6.74 0.209µS/6.79 2.17 1.65 1.64

2 0.257 µS / 6.72 0.149/6.75 - - 2.38

3 0.298mS / 6.75 0.166/6.5 227ppm 4.09 4

4 0.413µm / 6.73 0.270/6.41 - 1.81 -


Tabel 2.4 Parameter air sebelum dan sesudah proses hasil praktikum kelas 3C – D3 Teknik
Kimia
Kel DHL/pH sebelum proses DHL/pH sesudah Kekeruhan effluent
pertukaran ion proses ion proses backwash (NTU)

Awal Anion Kation

1 42.6 µS/cm / 6.62 23.4/6.01 2.10 1.98 2.00

2 278mS /cm / 7 177/7 2.06 2.18 2.06

8 37.4µS/cm / 6 24.5/6 3.38 4.39 4.12

7 37.4µS/cm / 6 37.2/5 2.92 3.22 2.78


2.1.6 Data Praktikum Reverse Osmosis

Data ini diperoleh dari kelompok praktikum dari kelas 3A-3C

Tabel 2.5 Kebutuhan Air untuk praktikum RO – Kelas A


Waktu DHL Air yang diperoleh

Kelompok operasi umpan (Liter)

(menit) Permeat Konsentrat

0.312
6 60 16.210 28.95
mS/cm

40.4
4 60 20.18 34.3
µS/cm

45.5
3 60 17.47 30.9
µS/cm

Tabel 2.6 Kebutuhan Air untuk praktikum RO – Kelas B


Waktu DHL Air yang diperoleh

Kelompok operasi umpan (Liter)

(menit) Permeat Konsentrat

0.397
8 90 23.7 45
mS/cm

1 105 407 µS/cm 81.7

45.5
3 60 17.47 30.9
µS/cm
Tabel 2.7 Kebutuhan Air untuk praktikum RO – Kelas C
Waktu DHL Air yang diperoleh

Kelompok operasi umpan (Liter)

(menit) Permeat Konsentrat

3 150 - 112.5

0.334
8 120 124.48
mS/cm

0.303
6 45 19.3 9.075
µS/cm

5 120 - 32.67 56.19


2.2 Kunjungan Lapangan

Kunjungan lapangan dilakukan untuk mengetahui secara langsung gambaran riil proses
yang terjadi di laboratorium. Dengan dilakukannya wawancara ini diharapkan data yang
diperoleh dapat mendukung kegiatan audit yang akan dilakukan. Adapun beberapa narasumber
adalah sebagai berikut.
a. Teknisi Laboratorium Teknik Kimia

Gambar 2.3 Wawancara dengan Teknisi Laboratorium Pengolahan Air dan Limbah Industri

b. Dosen pembimbing praktikum modul Pertukaran Ion

Gambar 2.4 Wawancara dengan dosen Pembimbing Praktikum Pertukaran Ion


c. Mahasiswa Teknik Kimia angkatan 2015 yang sudah praktikum modul Pertukaran Ion dan
Reverse Osmosis

2.1.1 Wawancara dengan Teknisi Laboratorium Pengolahan Air dan Limbah Industri

A : Bagaimana tanggapan mengenai masalah kebocoran alat?


B : Kebocoran sulit diperbaki karena kurangnya dana.

2.1.2 Wawancara dengan Dosen Pembimbing Praktikum Pertukaran Ion di Laboratorium


Pengolahan Air dan Limbah Industri

A : Apakah ada keluhan saat praktikum?


B : Basic sains mahasiswa kurang, softskill kurang. Untuk segi alat yang digunakan adalah kurang
akuratnya alat ukur.
A : Apakah ada instruksi untuk memanfaatkan air demin yang dihasilkan?
B : Ada, untuk air baku unit reverse osmosis.
A : Apakah saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan efisiensi alat?
B : Pengadaan alat ukur yang mumpuni, pengadaan pompa untuk mengalirkan air dari keluaran
resin kation dan anion, dan waktu sampling yang tepat.
BAB III
KESETIMBANGAN MATERIAL DAN ENERGI

3.1 Neraca Material

Air Umpan PROSES Air Demin


PERTUKARAN ION

Air non-demin dan


ceceran

Gambar 3.1 Neraca material proses pertukaran ion

Air PROSES Effluent


BACKWASH

Ceceran dan air


sebelum proses

Gambar 3.2 Neraca material proses backwash

3.2 Kebutuhan Energi


Proses pertukaran ion dan backwash tidak memerlukan energi listrik.
3.3 Kesetimbangan Material

Air
PROSES Effluent
Air Umpan

Volume : PERTUKARAN ION Volume :


127,24 L 126,24 L

DHL : DHL :

Gambar 3.3 Neraca material proses pertukaran ion

Air
Air influent Effluent
PROSES BACKWASH
Volume : Volume : L
70,587 L 69,587 L
Kekeruhan
Kekeruhan :Kekeruhan
: :

Gambar 3.4 Neraca material proses backwash

Adanya perbedaan volume air pada masukan dan keluaran pada unit pertukaran ion adalah
karena adanya ceceran yang terjadi selama praktikum berlangsung selain perbedaan volume,
perbedaan parameter air sebelum dan sesudah proses adalah menunjukan efisiensi dari proses.
Selain dari kelompok 5, berikut ini adalah data neraca material dan parameter air dari 6
kelompok lainnya, kelas 3A – 3C D3 Teknik Kimia dan perlakuan terhadap air demin yang
dihasilkan.
Tabel 3.1 Neraca material hasil praktikum kelas 3A – 3C D3 Teknik Kimia
Volume Volume Volume Volume Volume
air air air Volume effluent air
Influent effluent effluent air sebelum demin
Volume
(proses (proses sebelum effluent proses (L) Perlakuan
air umpan
backwash backwash proses proses (L) terhadap
Kel. (proses
kolom kolom backwash pertukaran air demin
pertukaran
resin resin (L) ion
ion) (L)
anion + anion + (L)
kation) kation)
(L) (L)
1. 65,08 147,4 53,4 10,68 128,1 18,3 54,9 Dibuang

2. 32,48 122,8 26,23 5,246 101,5 20,3 14,5 Dibuang


(tanpa (10
anion) menit)
2 113,2 10,264 99 (15 13,2 8,106 1,158 3,474 Dibuang
(3C) menit)
3 67,24 9,4 55,2 11,04 7,2 (60 1,2 2,4 (20 Dibuang
(3A) menit) menit)
8 79,446 107,08 65,376 13,07 92,82 13,26 39,78 Dibuang
(3C)
1 46 19,94 37,5 7,5 15,78 (50 3,156 3,156 Dibuang
(3A) (tanpa min)
anion)
4 52 16,6 45 (tanpa 9 13,65 1,95 5,85 Dibuang
(3A) anion)
3.4 Sintesis

3.4.1 Alternatif Opsi Produksi Bersih

a. Pemanfaatan Air Hasil Praktikum

Berdasarkan Tabel 3.1 menunjukkan bahwa setiap kelompok pada tiap kelas
membuang air demin hasil praktikum Ion Exchange. Meskipun air demin ini tidak
berbahaya bagi lingkungan seperti yang ditunjukkan pada lampiran (…), Tetapi akan lebih
baik jika air demin tersebut dimanfaatkan untuk praktikum modul Reverse Osmosis.
Mengingat bahwa air demin yang dihasilkan memiliki karakteristik yang lebih baik dari
air tanah sehingga penggunaannya pada unit Reverse Osmosis akan lebih baik. Hal ini pun
akan memberikan penghematan air terhadap praktikum.
b. Penambahan Resin Trap
Selama proses backwash terdapat resin yang terbawa aliran keluar kolom, hal
tersebut dikarenakan tidak adanya penahan resin pada kolom . Alasan penambahan resin
trap ini karena resin yang terbawa keluar kolom saat proses backwash cukup banyak
terlebih pada resin anion yang memiliki massa jenis yang lebih rendah dari resin kation.
c. Minimalisasi Kebocoran Pada Unit Ion Exchange
• Penambahan seal pada tutup kolom resin
Selama proses backwash, saat beroperasi sering terjadi kebocoran dari tutup kolom
sehingga perlu ditambahkan seal untuk mencegah kebocoran.
• Penambahan pompa peristaltic
Pada proses pertukaran ion, pengaturan laju alir sulit dilakukan karena kurangnya gaya
dorong dari effluent kolom resin kation sehingga air tertahan di kolom resin kation,
saat pengaturan aliran sering terjadi ceceran. Oleh sebab itu penambahan pompa selain
penghematan air, waktu pun tidak banyak terbuang.
d. Penambahan Utilitas Penunjang

Utilitas yang dimaksud berupa pompa peristaltik, alat ukur parameter DHL (Daya
Hantar Listrik), pH, dan alat ukur laju alir. Tujuan dari penambahan ini adalah untuk
meningkatkan kualitas dari praktikum. Penambahan pompa peristaltik pada unit
Pertukaran Ion adalah sebagai pemberi gaya dorong aliran keluaran resin kation untuk
menuju masukan kolom resin anion sebab berdasarkan praktikum yang telah dilakukan
air keluaran kolom resin kation sulit untuk menuju masukan kolom resin anion karena
harus mengalir secara vertikal sehingga waktu praktikum dan air terbuang untuk
menyesuaikan laju alir proses pertukaran ion selain itu kegiatan mengatur laju alir tersebut
dapat menimbulkan ceceran. Begitupun juga untuk penambahan alat ukur pH, DHL, dan
laju alir, dengan adanya alat ukur yang mumpuni data yang diperoleh dari praktikum akan
lebih valid karena tanpa alat ukur yang mumpuni akan sulit untuk menentukan efisiensi
dari proses pertukaran ion, khusus untuk penambahan flowmeter, manfaat lain yang
diperoleh adalah menghemat waktu serta air yang terbuang untuk mengatur laju alir untuk
proses.

3.2.2 Langkah Penerapan Produksi Bersih

a. Pemanfaatan Air Hasil Praktikum


Air demin hasil praktikum ditampung di sebuah wadah untuk digunakan pada unit RO
b. Penambahan Resin Trap
• Pembelian kain katun dengan panjang 23 cm lebar 13 cm sebanyak 2 buah
• Pemasangan oleh teknisi.
c. Minimalisasi Kebocoran Pada Unit Ion Exchange
• Pembelian seal berbahan polimer
• Pemasangan seal pada tutup kolom resin anion dan kation
• Pembelian pompa peristaltik dengan daya terendah
• Pemasangan pompa peristaltic
• Pemasangan seal serta pompa dilakukan oleh teknisi
d. Penambahan Utilitas Penunjang
• Pembelian alat ukur pH, DHL, dan flowmeter
• Pembelian pompa peristaltic dengan daya kecil
• Pemasangan pompa dan flowmeter oleh teknisi.
• Pembelian kain katun dengan panjang 23 cm lebar 13 cm.
• Pemasangan oleh teknisi.
BAB IV

EVALUASI TEKNIS, KEUANGAN DAN REKOMENDASI

4.1 Evaluasi Kelayakan Teknis

4.1.1 Pemanfaatan Air Hasil Praktikum

1) Proses
Tabel 4.1 Evaluasi kelayakan teknis bagian proses
No. Kriteria Proses Analisis

Kapasitas utilitas tetap sama karena tidak ada


perubahan proses serta jumlah umpan air masuk
1. Kapasitas utilitas
hanya jenis umpan yang berubah dari air tanah
menjadi air demin.

Tidak akan ada masalah lingkungan karena hasil


Masalah lingkungan yang praktikum merupakan air demin yang lebih
2.
mungkin muncul murni dan digunakan untuk kebutuhan air
praktikum lainnya.

Tidak diperlukan pemanggilan tenaga ahli dari


Pemanggilan tenaga ahli dari luar
3. luar untuk penerapan opsi, hanya diperlukan
untuk penerapan opsi
pencerdasan dan komitmen untuk praktikan

Kemungkinan kegagalan dalam Pengaliran umpan ke alat Reverse Osmosis


4.
penerapan opsi cukup sulit karena tidak berasal dari kran

Tidak terdapat kendala selama proses


5. Kendala Operasi berlangsung karena tidak menggangu operasi
yang sedang berjalan.

Sistem yang digunakan aman untuk para


6. Keamanan Sistem praktikan karena menggunakan teknologi
sederhana

Masih tersedia tempat untuk utilitas penunjang


7. Ketersediaan tempat lainnya karena teknologi yang digunakan tidak
memperlukan lahan atau tempat yang luas
Prosedur operasi yang dilaksanakan sesuai
8. Kesesuaian Prosedur Operasi
karena tidak terdapat perubahan prosedur

2) Bahan
Tabel 4.2 Evaluasi kelayakan teknis bagian bahan
No. Kriteria Bahan Analisis

Bahan yang digunakan tidak termasuk ke dalam


Termasuk ke dalam bahan
1. bahan berbahaya dan beracun (keterangan bahan
berbahaya dan beracun
terlampir)

Air demin hasil proses Ion exchange tergolong


2. Daur ulang tidak berbahaya serta dari segi kualitas lebih baik
apabila dimanfaatkan sebagai umpan alat RO

Karena bahan yang digunakan adalah air tanah


3. Ketersediaan bahan
maka ketersediaan bahan cukup terjamin

4.1.2 Penambahan Resin Trap


1) Proses
Tabel 4.3 Evaluasi kelayakan teknis bagian proses
No. Kriteria Proses Analisis

Kapasitas utilitas tetap sama karena tidak ada


1. Kapasitas utilitas perubahan proses maupun bahan, hanya berupa
penambahan komponen saja

Tidak menimbulkan masalah lingkungan baru


karena penggunaan resin trap tidak mengubah
2. Masalah lingkungan yang muncul
prosedur pratikum dan tidak menghasilkan
limbah

Pemanggilan tenaga ahli dari luar Tidak diperlukan karena pemasangan resin trap
3.
untuk penerapan opsi dapat dilakukan oleh teknisi

Kemungkinan kegagalan dalam Kegagalan dapat terjadi apabila resin trap tidak
4.
penerapan opsi terpasang dengan baik

5. Kendala Operasi Kendala yang mungkin terjadi diprediksi pada


saat backwash, pengotor yang seharusnya
terbawa keluar kolom justru akan tertahan pada
resin trap.

Kolom resin yang dipasang resin trap aman untuk


6. Keamanan sistem
digunakan praktikan.

Pemasangan resin trap ini memungkinkan untuk


7. Ketersediaan tempat dipasang pada bagian atas kolom pada penutup
kolom karena terdapat tempat yang tersedia.

Pemasangan resin trap tidak merubah prosedur


8. Kesesuaian prosedur operasi
operasi yang telah ada.

2) Bahan
Tabel 4.4 Evaluasi kelayakan teknis bagian bahan
No. Kriteria Bahan Analisis

Bahan dari resin trap yang digunakan tidak


Termasuk ke dalam bahan
1. termasuk bahan berbahaya karena hanya berupa
berbahaya dan beracun
kain katun.

Bahan dari resin trap dapat didaur ulang atau


2. Daur ulang digunakan kembali dengan mencucinya sampai
bersih.

Bahan dari resin trap mudah dicari secara


3. Ketersediaan bahan
komersil.
4.1.3 Minimalisasi Kebocoran Pada Unit Ion Exchange

a. Penambahan Seal Pada Tutup Kolom Resin


1) Proses
Tabel 4.5 Evaluasi kelayakan teknis bagian proses
No. Kriteria Proses Analisis

Kapasitas utilitas tetap sama karena tidak ada


1. Kapasitas utilitas perubahan proses maupun bahan, hanya berupa
penambahan komponen saja

2. Masalah lingkungan yang muncul Tidak menimbulkan masalah lingkungan

Pemanggilan tenaga ahli dari luar Tidak diperlukan karena penambahan seal pada
3.
untuk penerapan opsi tutup kolom resin dapat dilakukan oleh teknisi

Kemungkinan kegagalan dalam Kegagalan dapat terjadi apabila pemasangan seal


4.
penerapan opsi tidak tepat sehingga masih terjadi kebocoran

Tidak terdapat kendala operasi karena


5. Kendala Operasi pemasangan seal tidak mengganggu operasi yang
sedang berjalan

Tutup kolom resin yang dipasang seal tidak


6. Keamanan sistem berbahaya sehingga aman bagi praktikan ketika
proses praktikum berlangsung

Pemasangan seal ini memungkinkan untuk


7. Ketersediaan tempat dipasang pada bagian penutup kolom karena
terdapat tempat yang tersedia.

Pemasangan seal tidak merubah prosedur operasi


8. Kesesuaian prosedur operasi
yang telah ada.

2) Bahan
Tabel 4.6 Evaluasi kelayakan teknis bagian bahan
No. Kriteria Bahan Analisis

Termasuk ke dalam bahan Bahan dari seal yang digunakan tidak termasuk
1.
berbahaya dan beracun ke dalam bahan berbahaya dan beracun karena
berasal dari polimer serta tidak menimbulkan
kontaminasi pada air keluaran.

Bahan yang digunakan tidak mungkin di daur


2. Daur ulang ulang untuk proses yang lain karena merupakan
bahan habis.

3. Ketersediaan bahan Bahan dari seal mudah dicari secara komersil.

b. Penambahan Pompa Peristaltik


1) Proses
Tabel 4.7 Evaluasi kelayakan teknis bagian proses
No. Kriteria Proses Analisis

Kapasitas utilitas tetap sama karena tidak ada


1. Kapasitas utilitas perubahan proses maupun bahan, hanya berupa
penambahan komponen saja

2. Masalah lingkungan yang muncul Tidak menimbulkan masalah lingkungan

Pemanggilan tenaga ahli dari luar Tidak diperlukan karena penambahan pompa
3.
untuk penerapan opsi peristaltik dapat dilakukan oleh teknisi

Kemungkinan kegagalan dalam Kemungkinan kegagalan tidak terjadi


4.
penerapan opsi

Tidak terdapat kendala operasi karena


5. Kendala Operasi pemasangan pompa tidak mengganggu operasi
yang sedang berjalan

Pemasangan pompa pada alat Ion Exchange tidak


6. Keamanan sistem berbahaya sehingga aman bagi praktikan ketika
proses praktikum berlangsung

Penambahan pompa ini memungkinkan untuk


7. Ketersediaan tempat dipasang antara kolom resin karena terdapat
tempat yang tersedia.

Pemasangan pompa tidak merubah prosedur


8. Kesesuaian prosedur operasi
operasi yang telah ada.
2) Bahan
Tabel 4.8 Evaluasi kelayakan teknis bagian bahan
No. Kriteria Bahan Analisis

Pompa peristaltic yang digunakan mudah dicari


1. Ketersediaan Alat
secara komersial

4.1.4 Penambahan Utilitas Penunjang

a. Flow Meter
1) Proses
Tabel 4.9 Evaluasi kelayakan teknis bagian proses
No. Kriteria Proses Analisis

Kapasitas utilitas tetap sama karena tidak ada


1. Kapasitas utilitas perubahan proses maupun bahan, hanya berupa
penambahan komponen saja

2. Masalah lingkungan yang muncul Tidak menimbulkan masalah lingkungan

Pemanggilan tenaga ahli dari luar Tidak diperlukan karena penambahan pompa
3.
untuk penerapan opsi peristaltik dapat dilakukan oleh teknisi

Kemungkinan kegagalan dalam Kemungkinan kegagalan tidak terjadi


4.
penerapan opsi

Tidak terdapat kendala operasi karena


5. Kendala Operasi pemasangan tidak mengganggu operasi yang
sedang berjalan

Pemasangan flowmeter pada alat Ion Exchange


6. Keamanan sistem tidak berbahaya sehingga aman bagi praktikan
ketika proses praktikum berlangsung

Penambahan flowmeter ini memungkinkan untuk


7. Ketersediaan tempat dipasang antara kolom resin karena terdapat
tempat yang tersedia.

Pemasangan pompa tidak merubah prosedur


8. Kesesuaian prosedur operasi
operasi yang telah ada.
2) Bahan
Tabel 4.10 Evaluasi kelayakan teknis bagian bahan
No. Kriteria Bahan Analisis

Flowmeter yang digunakan mudah dicari secara


1. Ketersediaan Alat
komersial
b. Konduktometer
1) Proses
Tabel 4.11 Evaluasi kelayakan teknis bagian proses
No. Kriteria Proses Analisis

Kapasitas utilitas tetap sama karena tidak ada


1. Kapasitas utilitas perubahan proses maupun bahan, hanya berupa
penambahan komponen saja

2. Masalah lingkungan yang muncul Tidak menimbulkan masalah lingkungan

Tidak diperlukan karena penggunaan


Pemanggilan tenaga ahli dari luar
3. konduktometer tidak serangkaian dengan alat Ion
untuk penerapan opsi
Exchange serta dapat dioperasikan oleh praktikan

Kemungkinan kegagalan pengukuran dapat


Kemungkinan kegagalan dalam
4. terjadi apabila alat tidak dikalibrasi terlebih
penerapan opsi
dahulu

Tidak terdapat kendala operasi karena


5. Kendala Operasi penggunaan konduktometer tidak mengganggu
operasi yang sedang berjalan

Penggunaan konduktometer untuk pengukuran


6. Keamanan sistem tidak berbahaya sehingga aman bagi praktikan
ketika proses praktikum berlangsung

Penggunaan konduktometer untuk pengukuran


7. Ketersediaan tempat tidak memerlukan tempat yang terlalu besar
sehingga masih terdapat ketersediaan tempat

Penggunaan konduktometer tidak merubah


8. Kesesuaian prosedur operasi
prosedur operasi yang telah ada.

2) Bahan
Tabel 4.12 Evaluasi kelayakan teknis bagian bahan
No. Kriteria Bahan Analisis

Alat konduktometer yang digunakan mudah


1. Ketersediaan Alat
dicari secara komersial
c. pH meter
1) Proses
Tabel 4.13 Evaluasi kelayakan teknis bagian proses
No. Kriteria Proses Analisis

Kapasitas utilitas tetap sama karena tidak ada


1. Kapasitas utilitas perubahan proses maupun bahan, hanya berupa
penambahan komponen saja

2. Masalah lingkungan yang muncul Tidak menimbulkan masalah lingkungan

Tidak diperlukan karena penggunaan pH meter


Pemanggilan tenaga ahli dari luar
3. tidak serangkaian dengan alat Ion Exchange serta
untuk penerapan opsi
dapat dioperasikan oleh praktikan

Kemungkinan kegagalan pengukuran dapat


Kemungkinan kegagalan dalam
4. terjadi apabila alat tidak dikalibrasi terlebih
penerapan opsi
dahulu

Tidak terdapat kendala operasi karena


5. Kendala Operasi penggunaan pH meter tidak mengganggu operasi
yang sedang berjalan

Penggunaan pH meter untuk pengukuran tidak


6. Keamanan sistem berbahaya sehingga aman bagi praktikan ketika
proses praktikum berlangsung

Penggunaan pH meter untuk pengukuran tidak


7. Ketersediaan tempat memerlukan tempat yang terlalu besar sehingga
masih terdapat ketersediaan tempat

Penggunaan pH meter tidak merubah prosedur


8. Kesesuaian prosedur operasi
operasi yang telah ada.
2) Bahan
Tabel 4.14 Evaluasi kelayakan teknis bagian bahan
No. Kriteria Bahan Analisis

Alat pH meter yang digunakan mudah dicari


1. Ketersediaan Alat
secara komersial
4.2 Evaluasi Kelayakan Ekonomis

4.2.1 Pemanfaatan Air Hasil Praktikum

Berdasarkan Tabel 3.1 menunjukkan bahwa setiap kelompok dalam tiap kelas membuang
air hasil praktikum Ion Exchange. Air yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dari air
tanah sehingga akan lebih baik jika air tersebut dimanfaatkan untuk unit lain (Reverse Osmosis).
Hal ini akan memberikan penghematan terhadap penggunaan air. Berikut ini adalah data
penghematan yang didapat jika air demin hasil praktikum tersebut dimanfaatkan untuk unit
Reverse Osmosis.
• Harga air PDAM/m3 = Rp. 3.300
• Kebutuhan air untuk praktikum Pertukaran Ion selama 1 tahun = 12,661 m3
• Air yang dapat dimanfaatkan selama 1 tahun untuk 4 kelas = 8,14 m3
• Air yang dibutuhkan untuk praktikum Reverse Osmosis selama 1 tahun untuk 4 kelas= 5 m3
• Penghematan materi (uang) = Rp. 27.000

Sehingga pemanfaatan air hasil praktikum pertukaran ion dapat mengurangi biaya
pembelian air untuk praktikum Ion Exchange sebesar Rp. 27.000,-
4.2.2 Penambahan Resin Trap

Pada unit Pertukaran Ion yang digunakan saat ini pada saat proses backwash terdapat
banyak resin overflow keluar kolom sehingga perlu ditambahkan resin trap untuk mengurangi
resin overflow tersebut. Berikut adalah data yang didapat jika dilakukan penambahan resin trap.
• Harga resin trap/2 kolom = Rp. 60.000
• Harga resin/kg = Rp. 75.000
4.2.3 Minimalisasi Kebocoran Pada Unit Ion Exchange

a. Penambahan seal pada tutup kolom resin


Pada unit Pertukaran Ion yang digunakan saat beroperasi sering terjadi kebocoran
dari tutup kolom sehingga perlu ditambahkan seal untuk mencegah kebocoran.
• Harga seal : Rp. 5000
b. Penambahan pompa peristaltic
Pada proses pertukaran ion, mengatur laju alir proses sulit sehingga memerlukan
waktu yang lama. Oleh sebab itu penambahan pompa selain penghematan air, waktu pun
tidak banyak terbuang.
• Harga pompa peristaltik : Rp. 1.400.000
4.2.4 Penambahan Utilitas Penunjang

a. Penambahan flowmeter
Pada proses pertukaran ion pengaturan laju alir proses dilakukan cukup lama karena
tidak ada penunjuk laju alir, hal tersebut akan membuang-buang air dan waktu.
• Harga flowmeter : Rp. 150.000
b. Penambahan konduktometer
Pada proses pertukaran ion terdapat kendala pada alat ukur DHL yang digunakan
untuk mengukur sampel sehingga data yang diperoleh tidak akurat. Maka perlu
ditambahkan alat ukur yang lebih mumpuni untuk memenuhi standar.
• Harga konduktometer : Rp. 3.600.000,-
c. Penambahan pH meter
Pada proses pertukaran ion terdapat kendala pada alat ukur pH meter yang
digunakan untuk mengukur sampel sehingga data yang diperoleh tidak akurat. Maka perlu
ditambahkan alat ukur yang lebih mumpuni untuk memenuhi standar. Data yang
diperoleh jika dilakukan penambahan pH meter. pH meter sudah terintegrasi dengan
konduktometer.

4.2.5 Suku Bunga

Berdasarkan perhitungan (terlampir), besarnya suku bunga yang diperoleh dari penerapan
produksi bersih sebesar 0.5 %. Nilai tersebut masih di bawah nilai suku bunga bank ataupun
deposito. Namun, apabila dianalisis penambahan beberapa komponen alat dapat mengefektifkan
waktu praktikum serta memenuhi standar operasi unit Ion Exchange.
4.3 Rekomendasi

Hasil akhir dari proses audit ini sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai pada BAB I,
maka satuan tugas audit produksi bersih merekomendasi beberapa hal berikut.
Tabel 4.15 Rekomendasi 1 produksi bersih
Komitmen dan Kebijakan Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA)

Tujuan Pemanfaatan kembali produk hasil praktikum filter testing unit

Sasaran Penghematan terhadap pembelian bahan baku 6 bulan


sampai 80% pertama

Program Produksi Bersih Penggunaan kembali limbah

Tindakan • Melakukan pengeringan dan penumbukan cake hasil


praktikum oleh kelompok yang bersangkutan
• Bahan baku (CaCO3) praktikum bisa dari hasil praktikum
kelompok sebelumnya

Tabel 4.16 Rekomendasi 2 produksi bersih


Komitmen dan Kebijakan Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA)

Tujuan Mengurangi ceceran

Sasaran Meminimalisasi ceceran dari bahan baku hingga 2 minggu


60% pertama

Program Produksi Bersih Penambahan peralatan

Tindakan Melengkapi sekrup yang hilang pada bagian tutup tangki


filtrasi

Tabel 4.17 Rekomendasi 1 produksi bersih


Komitmen dan Kebijakan Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA)

Tujuan Pemanfaatan kembali produk hasil praktikum ion exchange

Sasaran Penghematan terhadap penggunaan air sebagai 1


bahan baku praktikum reverse osmosis sampai semester
100% praktikum
Program Produksi Bersih Penggunaan kembali produk praktikum

Tindakan • Air demin hasil praktikum ditampung di sebuah wadah untuk


digunakan pada unit RO

Tabel 4.18 Rekomendasi 2 produksi bersih


Komitmen dan Kebijakan Penambahan utilitas

Tujuan Mencegah resin yang terbawa keluar aliran backwash

Sasaran Mengurangi terbawanya resin pada keluaran 1 semester


aliran backwash sebanyak 50 % praktikum

Program Produksi Bersih Penambahan peralatan

Tindakan • Pembelian kain katun dengan panjang 23 cm dan lebar 13


cm
• Pemasangan oleh teknisi

Tabel 4.19 Rekomendasi 3 produksi bersih


Komitmen dan Kebijakan Penambahan utilitas

Tujuan Mencegah kebocoran pada unit ion exchange

Sasaran Mengurangi kebocoran sebanyak 60 % 1 semester


praktikum

Program Produksi Bersih Penambahan peralatan

Tindakan • Pembelian seal berbahan polimer


• Pemasangan seal pada tutup kolom resin anion dan kation
• Pembelian pompa peristaltik dengan daya terendah
• Pemasangan pompa peristaltik
• Pemasangan seal serta pompa dilakukan oleh teknisi

Tabel 4.20 Rekomendasi 4 produksi bersih


Komitmen dan Kebijakan Penambahan utilitas

Tujuan Mencegah kebocoran pada unit ion exchange

Sasaran Mengurangi kebocoran sebanyak 60 % 1 semester


praktikum
Program Produksi Bersih Penambahan peralatan

Tindakan • Pembelian flow meter


• Pembelian konduktometer
• Pembelian pH meter
• Pemasangan flow meter oleh teknisi

Anda mungkin juga menyukai