Oleh:
2017
BAB I
PERSIAPAN
Desember
No. Nama Kegiatan November (2017) (2017)
16 21 23 27 28 4 5
Persiapan
Pengumpulan Data
5. Desk study
6. Kunjungan lapangan
Pelaksanaan Tahap 3
7. Penyusunan kesetimbangan
material dan energi
8. Analisis peluang produksi
bersih
9. Mensintesis kegiatan produksi
bersih yang dapat dilakukan
Pelaksanaan Tahap 4
Gambar 2.1 Skema Alat Pertukaran Ion di Laboratorium Pengolahan Air dan Limbah
Industri
Gambar 2.2 Unit Pertukaran Ion Exchange di Laoratorium Pengolahan Air dan Limbah
Industri
2.1 3 Data dari Teknisi
Auditor (A) : Kapan alat ion exchange pertama kali digunakan? Dan diperoleh dari
manakah alat tersebut?
Ibu Nina (B) : Alat ion exchange pertama kali digunakan pada tahun 2010, alat tersebut
diperoleh dari hasil penelitian dosen teknik kimia POLBAN.
A : Adakah penjadwalan rutin untuk perawatan alat ion exchange? Jika ada setiap
berapa waktu dilakukannya?
B : Tidak ada
A : Pernahkah terjadi kerusakan pada alat tersebut? Kapan dilakukan perbaikan? Oleh
siapa alat tersebut diperbaiki?
B : Kerusakan yang sering terjadi adalah kebocoran pada kolom resin, dilakukan perbaikan
saat itu juga terjadi kebocoran, dilakukan oleh mahasiswa. Kerusakan lain pada alat ini
adalah pada bagian pompa peristaltik yang berfungsi mengalirkan aliran keluaran resin
kation ke resin anion.
A : Apa jenis resin atau spesifikasi resin yang digunakan? Berapa banyak jumlah resin
yang digunakan?
B : jenis resin yang digunakan adalah resin siklus H+ dan siklus OH- (spesifikasi tidak diketahui
lebih detail). Resin yang digunakan sebanyak 5 kg untuk tiap kolom.
A : Jumlah resin yang dibeli berapa banyak serta biaya yang dibutuhkan berapa
banyak?
B : Jumlah resin yang dibeli tiap jenisnya sebanyak 5 kg dengan biaya 75.000/kg.
A : Berapa lama jangka waktu penggunaan resin hingga dibeli resin yang baru?
B : Jangka waktu penggunaan resin biasanya selama 3 tahun saat resin sudah jenuh.
A : Apabila resin diganti maka bagaimana perlakuan untuk resin sebelumnya? Apakah
ada perlakuan khusus?
B : Resin bekas yang telah diganti ditampung di dalam karung.
A : Apakah ada instruksi dari teknisi untuk memanfaatkan air demin yang dihasilkan?
B : tidak ada instruksi.
A : Bagaimana saran untuk masalah resin overflow saat proses backwash dilakukan?
B : Dipasang semaacam perangkap resin seperti saringan.
2.1.4 Hasil Kuisioner Praktikan 2-3C X dibuang 100
3-3A X dibuang 20
1-3B X dibuang 1
2-3B X dibuang 1
4-3B X dibuang 20
6-3B X dibuang 1
7-3B X dibuang 50
Tabel 2.2 Parameter air sebelum dan sesudah proses hasil praktikum kelas 3A – D3 Teknik
Kimia
Kel DHL/pH sebelum proses DHL/pH sesudah Kekeruhan effluent
pertukaran ion proses ion proses backwash (NTU)
Tabel 2.3 Parameter air sebelum dan sesudah proses hasil praktikum kelas 3B – D3 Teknik
Kimia
Kel DHL/pH sebelum proses DHL/pH sesudah Kekeruhan effluent proses
pertukaran ion proses ion backwash (NTU)
0.312
6 60 16.210 28.95
mS/cm
40.4
4 60 20.18 34.3
µS/cm
45.5
3 60 17.47 30.9
µS/cm
0.397
8 90 23.7 45
mS/cm
45.5
3 60 17.47 30.9
µS/cm
Tabel 2.7 Kebutuhan Air untuk praktikum RO – Kelas C
Waktu DHL Air yang diperoleh
3 150 - 112.5
0.334
8 120 124.48
mS/cm
0.303
6 45 19.3 9.075
µS/cm
Kunjungan lapangan dilakukan untuk mengetahui secara langsung gambaran riil proses
yang terjadi di laboratorium. Dengan dilakukannya wawancara ini diharapkan data yang
diperoleh dapat mendukung kegiatan audit yang akan dilakukan. Adapun beberapa narasumber
adalah sebagai berikut.
a. Teknisi Laboratorium Teknik Kimia
Gambar 2.3 Wawancara dengan Teknisi Laboratorium Pengolahan Air dan Limbah Industri
2.1.1 Wawancara dengan Teknisi Laboratorium Pengolahan Air dan Limbah Industri
Air
PROSES Effluent
Air Umpan
DHL : DHL :
Air
Air influent Effluent
PROSES BACKWASH
Volume : Volume : L
70,587 L 69,587 L
Kekeruhan
Kekeruhan :Kekeruhan
: :
Adanya perbedaan volume air pada masukan dan keluaran pada unit pertukaran ion adalah
karena adanya ceceran yang terjadi selama praktikum berlangsung selain perbedaan volume,
perbedaan parameter air sebelum dan sesudah proses adalah menunjukan efisiensi dari proses.
Selain dari kelompok 5, berikut ini adalah data neraca material dan parameter air dari 6
kelompok lainnya, kelas 3A – 3C D3 Teknik Kimia dan perlakuan terhadap air demin yang
dihasilkan.
Tabel 3.1 Neraca material hasil praktikum kelas 3A – 3C D3 Teknik Kimia
Volume Volume Volume Volume Volume
air air air Volume effluent air
Influent effluent effluent air sebelum demin
Volume
(proses (proses sebelum effluent proses (L) Perlakuan
air umpan
backwash backwash proses proses (L) terhadap
Kel. (proses
kolom kolom backwash pertukaran air demin
pertukaran
resin resin (L) ion
ion) (L)
anion + anion + (L)
kation) kation)
(L) (L)
1. 65,08 147,4 53,4 10,68 128,1 18,3 54,9 Dibuang
Berdasarkan Tabel 3.1 menunjukkan bahwa setiap kelompok pada tiap kelas
membuang air demin hasil praktikum Ion Exchange. Meskipun air demin ini tidak
berbahaya bagi lingkungan seperti yang ditunjukkan pada lampiran (…), Tetapi akan lebih
baik jika air demin tersebut dimanfaatkan untuk praktikum modul Reverse Osmosis.
Mengingat bahwa air demin yang dihasilkan memiliki karakteristik yang lebih baik dari
air tanah sehingga penggunaannya pada unit Reverse Osmosis akan lebih baik. Hal ini pun
akan memberikan penghematan air terhadap praktikum.
b. Penambahan Resin Trap
Selama proses backwash terdapat resin yang terbawa aliran keluar kolom, hal
tersebut dikarenakan tidak adanya penahan resin pada kolom . Alasan penambahan resin
trap ini karena resin yang terbawa keluar kolom saat proses backwash cukup banyak
terlebih pada resin anion yang memiliki massa jenis yang lebih rendah dari resin kation.
c. Minimalisasi Kebocoran Pada Unit Ion Exchange
• Penambahan seal pada tutup kolom resin
Selama proses backwash, saat beroperasi sering terjadi kebocoran dari tutup kolom
sehingga perlu ditambahkan seal untuk mencegah kebocoran.
• Penambahan pompa peristaltic
Pada proses pertukaran ion, pengaturan laju alir sulit dilakukan karena kurangnya gaya
dorong dari effluent kolom resin kation sehingga air tertahan di kolom resin kation,
saat pengaturan aliran sering terjadi ceceran. Oleh sebab itu penambahan pompa selain
penghematan air, waktu pun tidak banyak terbuang.
d. Penambahan Utilitas Penunjang
Utilitas yang dimaksud berupa pompa peristaltik, alat ukur parameter DHL (Daya
Hantar Listrik), pH, dan alat ukur laju alir. Tujuan dari penambahan ini adalah untuk
meningkatkan kualitas dari praktikum. Penambahan pompa peristaltik pada unit
Pertukaran Ion adalah sebagai pemberi gaya dorong aliran keluaran resin kation untuk
menuju masukan kolom resin anion sebab berdasarkan praktikum yang telah dilakukan
air keluaran kolom resin kation sulit untuk menuju masukan kolom resin anion karena
harus mengalir secara vertikal sehingga waktu praktikum dan air terbuang untuk
menyesuaikan laju alir proses pertukaran ion selain itu kegiatan mengatur laju alir tersebut
dapat menimbulkan ceceran. Begitupun juga untuk penambahan alat ukur pH, DHL, dan
laju alir, dengan adanya alat ukur yang mumpuni data yang diperoleh dari praktikum akan
lebih valid karena tanpa alat ukur yang mumpuni akan sulit untuk menentukan efisiensi
dari proses pertukaran ion, khusus untuk penambahan flowmeter, manfaat lain yang
diperoleh adalah menghemat waktu serta air yang terbuang untuk mengatur laju alir untuk
proses.
1) Proses
Tabel 4.1 Evaluasi kelayakan teknis bagian proses
No. Kriteria Proses Analisis
2) Bahan
Tabel 4.2 Evaluasi kelayakan teknis bagian bahan
No. Kriteria Bahan Analisis
Pemanggilan tenaga ahli dari luar Tidak diperlukan karena pemasangan resin trap
3.
untuk penerapan opsi dapat dilakukan oleh teknisi
Kemungkinan kegagalan dalam Kegagalan dapat terjadi apabila resin trap tidak
4.
penerapan opsi terpasang dengan baik
2) Bahan
Tabel 4.4 Evaluasi kelayakan teknis bagian bahan
No. Kriteria Bahan Analisis
Pemanggilan tenaga ahli dari luar Tidak diperlukan karena penambahan seal pada
3.
untuk penerapan opsi tutup kolom resin dapat dilakukan oleh teknisi
2) Bahan
Tabel 4.6 Evaluasi kelayakan teknis bagian bahan
No. Kriteria Bahan Analisis
Termasuk ke dalam bahan Bahan dari seal yang digunakan tidak termasuk
1.
berbahaya dan beracun ke dalam bahan berbahaya dan beracun karena
berasal dari polimer serta tidak menimbulkan
kontaminasi pada air keluaran.
Pemanggilan tenaga ahli dari luar Tidak diperlukan karena penambahan pompa
3.
untuk penerapan opsi peristaltik dapat dilakukan oleh teknisi
a. Flow Meter
1) Proses
Tabel 4.9 Evaluasi kelayakan teknis bagian proses
No. Kriteria Proses Analisis
Pemanggilan tenaga ahli dari luar Tidak diperlukan karena penambahan pompa
3.
untuk penerapan opsi peristaltik dapat dilakukan oleh teknisi
2) Bahan
Tabel 4.12 Evaluasi kelayakan teknis bagian bahan
No. Kriteria Bahan Analisis
Berdasarkan Tabel 3.1 menunjukkan bahwa setiap kelompok dalam tiap kelas membuang
air hasil praktikum Ion Exchange. Air yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dari air
tanah sehingga akan lebih baik jika air tersebut dimanfaatkan untuk unit lain (Reverse Osmosis).
Hal ini akan memberikan penghematan terhadap penggunaan air. Berikut ini adalah data
penghematan yang didapat jika air demin hasil praktikum tersebut dimanfaatkan untuk unit
Reverse Osmosis.
• Harga air PDAM/m3 = Rp. 3.300
• Kebutuhan air untuk praktikum Pertukaran Ion selama 1 tahun = 12,661 m3
• Air yang dapat dimanfaatkan selama 1 tahun untuk 4 kelas = 8,14 m3
• Air yang dibutuhkan untuk praktikum Reverse Osmosis selama 1 tahun untuk 4 kelas= 5 m3
• Penghematan materi (uang) = Rp. 27.000
Sehingga pemanfaatan air hasil praktikum pertukaran ion dapat mengurangi biaya
pembelian air untuk praktikum Ion Exchange sebesar Rp. 27.000,-
4.2.2 Penambahan Resin Trap
Pada unit Pertukaran Ion yang digunakan saat ini pada saat proses backwash terdapat
banyak resin overflow keluar kolom sehingga perlu ditambahkan resin trap untuk mengurangi
resin overflow tersebut. Berikut adalah data yang didapat jika dilakukan penambahan resin trap.
• Harga resin trap/2 kolom = Rp. 60.000
• Harga resin/kg = Rp. 75.000
4.2.3 Minimalisasi Kebocoran Pada Unit Ion Exchange
a. Penambahan flowmeter
Pada proses pertukaran ion pengaturan laju alir proses dilakukan cukup lama karena
tidak ada penunjuk laju alir, hal tersebut akan membuang-buang air dan waktu.
• Harga flowmeter : Rp. 150.000
b. Penambahan konduktometer
Pada proses pertukaran ion terdapat kendala pada alat ukur DHL yang digunakan
untuk mengukur sampel sehingga data yang diperoleh tidak akurat. Maka perlu
ditambahkan alat ukur yang lebih mumpuni untuk memenuhi standar.
• Harga konduktometer : Rp. 3.600.000,-
c. Penambahan pH meter
Pada proses pertukaran ion terdapat kendala pada alat ukur pH meter yang
digunakan untuk mengukur sampel sehingga data yang diperoleh tidak akurat. Maka perlu
ditambahkan alat ukur yang lebih mumpuni untuk memenuhi standar. Data yang
diperoleh jika dilakukan penambahan pH meter. pH meter sudah terintegrasi dengan
konduktometer.
Berdasarkan perhitungan (terlampir), besarnya suku bunga yang diperoleh dari penerapan
produksi bersih sebesar 0.5 %. Nilai tersebut masih di bawah nilai suku bunga bank ataupun
deposito. Namun, apabila dianalisis penambahan beberapa komponen alat dapat mengefektifkan
waktu praktikum serta memenuhi standar operasi unit Ion Exchange.
4.3 Rekomendasi
Hasil akhir dari proses audit ini sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai pada BAB I,
maka satuan tugas audit produksi bersih merekomendasi beberapa hal berikut.
Tabel 4.15 Rekomendasi 1 produksi bersih
Komitmen dan Kebijakan Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA)